• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

33

BAB V

STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG

MAKANAN

Struktur pendapatan adalah komposisi pendapatan rumah tangga dari berbagai aktifitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga. Struktur nafkah ini, dibangun oleh lima sumber nafkah yaitu modal alam, fisik, sumber daya manusia, finansial dan sosial. Sumber nafkah yang dimanfaatkan oleh pedagang makanan terdiri atas: (1) modal alam berupa pemanfaatan lahan yang digunakan dalam menjalankan usaha berdagang makanan seperti public area, lahan sewa atau lahan miliki sendiri; (2) modal fisik berupa wujud fisik bangunan yang digunakan dalam berdagang seperti mendirikan tenda atau bangunan tembok permanen; (3) modal sumber daya manusia berupa pendidikan terakhir yang ditempuh pedagang makanan dan jumlah pegawai yang dipekerjakan dalam menjalankan usaha berdagang; (4) modal finansial berupa uang yang digunakan dalam menjalankan usaha berdagang dalam kurun waktu satu hari; dan (5) modal sosial berupa jumlah mitra kerja yang membantu mengeksistensikan usaha berdagang seperti pemasok bahan, pemodal usaha berdagang dan mitra usaha. Pemanfaatan lima sumber nafkah ini, kemudian mempengaruhi struktur nafkah pedagang makanan di Jalan Babakan. Berikut ini, penjelasan rinci tentang struktur nafkah rumah tangga makanan.

Struktur Pendapatan Berdasarkan Tenaga Kerja yang Dipekerjakan oleh Pedagang Makanan di Jalan Babakan

Jenis usaha berdagang di Jalan Babakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu jenis usaha berdagang yang diusahakan sendiri dan jenis usaha berdagang yang memiliki pegawai. Berdasarkan data primer di lapang menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat 17,1% jenis usaha berdagang yang mempekerjakan dirinya sendiri dan 82,9% jenis usaha berdagang yang memiliki pegawai. Perincian data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Frekuensi dan persentase jumlah usaha berdasarkan tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012

Tenaga Kerja Frekuensi Persentase

Sendiri 6 17,1

memiliki pegawai 29 82,9

Total 35 100,0

Sumber: data primer

Berdasarkan tabel 6, dapat diartikan bahwa jenis usaha yang banyak ditemukan di Jalan Babakan adalah jenis usaha memiliki pegawai. Jenis usaha yang memiliki pegawai mempengaruhi pendapatan per tahun yang diperoleh pedagang makanan, hal ini terbukti pada data primer yang sudah diolah melalui

(2)

34 pend berda diper sedan jenis menu pega yang dirin Berdasar dapatan rum agang yang roleh dari u ngkan usaha ya unjukkan ba awai mempu g diperoleh nya sendiri. Sumb Gam Pend berda menj kama dari berik juta rupiah

ber: data prime mbar 6. Graf resp kerja tahu Pendapa dapatan yan agang, teta jadi seperti ar kos, dist usaha berd kut ini. Rp0 Rp10 Rp20 Rp30 Rp40 Rp50 Rp60 Rp70 Rp80 Rp90 Rp100 juta rupiah penda Penda Pendapa Pendap tangga, rkan grafik mah tangga g diusahaka usaha berda -rata pendap ang memil ahwa pedag unyai pend pedagang m 6, dapat di pedagang m an. Rata-rata agang jenis patan per t liki pegaw gang makan dapatan berd makanan y iketahui bah makanan pe a pendapata usaha send tahun yang wai sebesar

nan yang jen dagang lebi ang jenis u hwa terdapa er tahun be an rumah ta diri sebesar diperoleh r Rp63.000 nis usaha be ih banyak d usaha berda at perbedaa rdasarkan j angga per t r Rp29.000. dari usaha 0.000/tahun erdagangny dari pada p agang memp an rata-rata enis usaha tahun yang .000/tahun, berdagang n. Hal ini a memiliki pendapatan pekerjakan er fik jumlah k ponden peda a yang dip un 2012 atan dari ha ng dikelola d api juga be buruh cuc tributor aya dagang dan se apatan berdaga apatan sampinatan berdagan patan samping penyewaan k komposisi p agang maka ekerjakan o sil berdagan dalam ruma erasal dari ci, tukang p am potong, pendapatan Rp29 Rp8 ndiri (n=6) ang ngan (buruh cu ng an (seperti bu kamar kos, dis

pendapatan anan di Jal oleh pedaga ng kemudia ah tangga in pendapatan pijit, jasa te dan salon. n sampinga uci, tukang pij uruh cuci, tuka stributor ayam rata-rata pe lan Babaka ang makan an dikelola ni tidak han n sampinga enaga ruma Proporsi p an dapat dil memiliki

jit, jasa tenaga ang pijit, jasa t m potong, dan er tahun rum an berdasark an di Jalan dalam rum nya berasal an seperti p ah tangga, p persentase p lihat pada g Rp63 Rp36 pegawai (n=2 a rumah tangg tenaga rumah salon) 29) ga) mah tangga kan tenaga n Babakan, mah tangga. dari usaha pendapatan penyewaan pendapatan grafik 7 di

(3)

35 35

Grafik 7 di bawah ini, merupakan data primer yang sudah diolah microsoft

office excel 2007, dari data tersebut menunjukkan bahwa pada rumah tangga yang

jenis usaha berdagang yang mempekerjakan diri sendiri mempunyai proporsi persentase pendapatan yang dikelola oleh rumah tangga berasal dari berdagang adalah 78,51% dan dari pendapatan sampingan adalah 21,49%, sedangkan pada rumah tangga yang jenis usaha berdagang yang mempekerjakan pegawai mempunyai proporsi persentase pendapatan yang dikelola oleh rumah tangga berasal dari berdagang adalah 63,50% dan dari pendapatan sampingan adalah 36,50%.

Sumber: data primer

78.51 63.50 21.49 36.50 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

sendiri (n=6) memiliki pegawai (n=29) pendapatan berdagang

Pendapatan sampingan (buruh cuci, tukang pijit, jasa tenaga rumah tangga) Pendapatan sampingan (seperti buruh cuci, tukang pijit, jasa tenaga rumah tangga, penyewaan kamar kos, distributor ayam potong, dan salon)

pendapatan berdagang

Gambar 7. Grafik persentase komposisi pendapatan rata-rata per tahun rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012

Dari data grafik 7 tersebut menunjukkan bahwa pendapatan total rumah tangga yang diperoleh masing-masing rumah tangga yang memiliki jenis usaha berdagang makanan mempekerjakan diri sendiri atau memiliki pegawai, menunjukkan proporsi persentase pendapatan dari berdagang lebih besar dari pada pendapatan sampingan. Hal itu, dapat diartikan bahwa rumah tangga dengan jenis usaha berdagang makanan yang mempekerjakan diri sendiri dan jenis usaha berdagang makanan yang mempekerjakan pegawai sama-sama menggantungkan pendapatan rumah tangga dari sektor berdagang. Hal ini karena responden mempunyai pekerjaan utama sebagai pedagang makanan.

(4)

36 Sttruktur Pen dapa Rp41 dan diper seper distri kateg tahun golon yang juga per t pend Sumb Gam juta ru p ia h Pendapata at digolong 1.401.390,5 tinggi (≥Rp roleh dari p rti buruh cu ibutor ayam gori struktu n. Berdasar ngan tingka g berasal dar menunjukk tahun, terny dapatan yang

ber: data prim mbar 8. Jum res tin Rp0 Rp50 Rp100 Rp150 Rp200 Rp250 jp Pendapa Pendapa Pendapat Pendapa tangga, p

ndapatan BBerdasarkaan Tingkat Pendapataan Rumah Tangga

an yang dip gkan menj 53), sedang Rp134.334.1 pendapatan uci, tukang m potong, ur pendapat peroleh rum jadi tiga (antara Rp 52,30). Sem usaha berd pijit, jasa te dan salon tan berdasa mah tangga tingkatan p41.401.390 mentara itu dagang mak enaga ruma n. Berikut rkan tingka a pedagang yaitu pen 0,53 sampa u, pendapat kanan dan p ah tangga, p ini gambar at pendapat g makanan ndapatan r ai Rp134.3 tan rumah pendapatan penyewaan k r yang me tan rumah t per tahun rendah (≤ 34.152,30) tangga ini sampingan kamar kos, enunjukkan tangga per rkan gamba at pendapata ri pendapata kan bahwa p yata pendap g diperoleh mer mlah komp sponden ped ngkat pendap ar 8 di baw an rumah ta an berdagan pada setiap patan berda selama satu Rp22.4 Rp5.1 Rendah (n atan berdagan atan sampinga tan berdagang atan sampingan penyewaan ka posisi pend dagang mak patan dalam

wah ini, men angga maka ng dan pend golongan t agang meny u tahun. nunjukkan b a semakin ti dapatan sam tingkat pend yumbang le bahwa sema inggi pula p mpingan. Da dapatan rum ebih besar akin tinggi pendapatan ata tersebut mah tangga pada total 45 16 n=11) ng an (buruh cuc g n (seperti buru amar kos, distr

dapatan rata kanan di Jal m per juta ru Rp54.2 Rp17.0 Sedang (n i, tukang pijit uh cuci, tukan ributor ayam p a-rata per an Babakan upiah, tahun 24 09 n=18) , jasa tenaga r ng pijit, jasa te potong, dan sa Rp121 tahun rum n berdasarka n 2012 Rp127 Tinggi (n rumah tangga) enaga rumah alon) 1 7 =6) ) mah tangga an kategori

(5)

37 Gambar 8 menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan pendapatan sampingan dan pendapatan berdagang makanan pada setiap golongan tingkat pendapatan rumah tangga. Hal ini diakibatkan perbedaan akses pedagang makanan dan anggota rumah tangganya untuk memanfaatkan sumber nafkah yang ada.

Tabel 7. Matriks perbandingan pekerjaan sampingan pada golongan tingkat pendapatan rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012

Contoh kasus

Tingkat pendapatan

Pekerjaan sampingan Keterangan ALK

(49 tahun)

Rendah 1. Istri bekerja sebagai penjual jamu gendong keliling

2. Dua anak bekerja di pabrik garmen

1. Satu unit usaha dagang makanan 2. Mempekerjakan diri sendiri 3. Bertempat di pinggir jalan (mengelilingkan dagangannya) IBR (72 tahun)

1. Istri bekerja sebagai buruh cuci baju.

2. Menantu sebagai tukang ojeg 3. Pak IBR sebagai tukang pijit

panggilan

4. Pak IBR menjadi penjual es ketika bulan puasa

1. Satu unit usaha dagang makanan

2. Mempekerjakan diri sendiri

3. Bertempat di pinggir jalan (menetap di pinggir jalan tanpa mendirikan tenda) UDN

(54 tahun)

Sedang 1. Anak pertama bekerja di usaha sablon

2. Anak kedua bekerja di usaha pengkreditan

3. Anak ketiga membantu Pak UDN berdagang makanan

1. Satu unit usaha dagang makanan 2. Mempekerjakan satu pegawai 3. Di pinggir jalan (mendirikan tenda) ASH (53 tahun)

1. Suami sopir carteran. 2. Anak pertama bekerja di

perusahaan

3. Anak kedua bekerja sebagai staf IPB

4. Ibu ASH menjual buah 5. Ibu ASH menjual pulsa

1. Satu unit usaha dagang makanan 2. Mempekerjakan pegawai 3. Menggunakan lahan sendiri NA (38 tahun)

Tinggi 1. Suami bekerja di perusahaan 2. Ibu NA mempunyai usaha salon 3. Ibu NA mempunyai usaha

penyewaan kamar kos

1. Tiga unit usaha dagang makanan 2. Mempekerjakan

pegawai

3. Menggunakan lahan sendiri dan lahan sewa AHS

(37 tahun)

1. Istri bekerja di usaha makanan 2. Menyewakan sawah di kampung

halaman

3. Pak AHS bekerja sebagai distributor ayam potong

1. Tiga unit usaha dagang makanan 2. Mempekerjakan

pegawai

3. Menggunakan lahan sewa

(6)

38

Berdasarkan gambar 8 di atas menunjukkan bahwa struktur pendapatan pada setiap golongan tingkat pendapatan rumah tangga berbeda, karena sumber nafkah yang diakses oleh anggota rumah tangga berbeda pula, sedangkan tabel matriks 7 menunjukkan bahwa pada rumah tangga yang tergolong dalam tingkat pendapatan tinggi membangun struktur nafkahnya berasal dari sumber nafkah yang secure (seperti bekerja di sektor formal dan mendirikan usaha di lahan sewa atau milik sendiri) dan sumber nafkah yang bisa mendatangkan pendapatan yang besar (seperti penyewaan kamar kos, dan memperbanyak jumlah unit usaha makanan). Oleh karena itu, wajar jika pada rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp247.944.000 per tahun. Sementara itu, pada rumah tangga yang tergolong dalam tingkat pendapatan rendah membangun struktur nafkahnya berasal dari sumber nafkah yang serba terbatas seperti memanfaatkan area publik untuk berdagang makanan dan tidak mempunyai bangunan permanen untuk berdagang makanan. Oleh karena itu, wajar jika pada rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp 27.610.000 per tahun.

Berdasarkan data primer di lapangan menunjukkan bahwa dari 35 responden, terdapat 51,43% rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pendapatan sedang, 31,43% rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pendapatan rendah dan 17,14% rumah tangga pedagang makanan yang tergolong pendapatan tinggi. Untuk mempermudah memahami data primer tersebut maka dibuatlah tabel 8 sebagai berikut.

Tabel 8. Frekuensi dan persentase kategori pendapatan rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012

Kategori Pendapatan Rumah tangga Frekuensi Persentase

Rendah 11 31,43

Sedang 18 51,43

Tinggi 6 17,14

Total 35 100

Sumber: data primer

Berdasarkan data tabel 8 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan tergolong dalam pendapatan sedang. Dari penggolongan pendapatan rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan tersebut, dapat dilihat juga komposisi pendapatan yang berasal dari pendapatan berdagang dan pendapatan pekerjaan sampingan.

Masing-masing kategori tingkat pendapatan rumah tangga mempunyai pekerjaan sampingan yang berbeda-beda. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga yang rendah melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh cuci, tukang pijit, penjual jamu gendong, atau penjual es; pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga yang sedang melakukan pekerjaan sampingan sebagai sopir, penjual buah potong, penjual pulsa, atau pegawai IPB; dan pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga yang tinggi melakukan pekerjaan sampingan sebagai pegawai perusahaan, penyewaan kamar kos, usaha salon, atau distributor ayam potong.

(7)

39 39

Berikut ini grafik yang menunjukkan persentase komposisi pendapatan rata-rata per tahun yang diperoleh rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan kategori tingkat pendapatan. Berdasarkan gambar 9 di bawah ini menunjukkan bahwa persentase komposisi total pendapatan per tahun pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan rendah adalah 81,30% berasal dari pendapatan berdagang dan 18,70% berasal dari pendapatan sampingan; persentase komposisi total pendapatan pertahun pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan sedang adalah 76,04% berasal dari pendapatan berdagang dan 23,96% berasal dari pendapatan sampingan; sedangkan persentase komposisi total pendapatan per tahun pada rumah tangga pedagang makanan yang tergolong dalam tingkat pendapatan tinggi adalah 51,26% berasal dari pendapatan berdagang dan 48,74% berasal dari pendapatan sampingan.

Sumber: data primer 81.30% 76.04% 51.26% 18.70% 23.96% 48.74% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Rendah (n=11) Sedang (n=18) Tinggi (n=6) Pendapatan berdagang

Pendapatan sampingan (buruh cuci, tukang pijit, jasa tenaga rumah tangga) Pendapatan berdagang

Pendapatan sampingan (seperti buruh cuci, tukang pijit, jasa tenaga rumah tangga, penyewaan kamar kos, distributor ayam potong, dan salon)

Gambar 9. Grafik persentase komposisi pendapatan rata-rata per tahun rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan kategori tingkat pendapatan, tahun 2012

Dari data grafik 9 menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pendapatan yang berasal dari usaha berdagang makanan dan semakin rendah kontribusi pendapatan sampingan. Hal ini terjadi

(8)

40

karena pada rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah mempunyai keterbatasan untuk mengakses pekerjaan sampingan yang layak dan sumber nafkah yang secure, sehingga mereka menggantungkan kehidupannya pada pendapatan berdagang.

Pada grafik 9 juga menunjukkan bahwa semua kategori rumah tangga melakukan pola nafkah ganda, hal ini menunjukkan bahwa pendapatan dari berdagang tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga atau pendapatan berdagang dirasakan kurang stabil dan secure. Pola nafkah ganda yang dilakukan oleh masing-masing golongan rumah tangga mempunyai perbedaan. Pada kategori rumah tangga yang tingkat pendapatannya rendah membangun pola ganda dengan cara suami-istri bekerja di sektor informal yang berlainan jenis misalnya suami bekerja sebagai pedagang makanan sedangkan istri bekerja sebagai penjual jamu gendong (seperti kasus Bapak ALK pada box 1). Pada kategori rumah tangga yang tingkat pendapatannya sedang membangun pola ganda dengan cara suami-istri bekerja sebagai pedagang makanan di sektor informal (seperti kasus Bapak SHD pada box 2). Pada kategori rumah tangga yang tingkat pendapatannya tinggi membangun pola ganda dengan cara suami-istri bekerja di sektor yang berlainan jenis yaitu formal-informal (seperti kasus Ibu RSL pada box 3).

Tingkat Kemiskinan Pedagang Makanan

Garis kemiskinan mempunyai ukuran yang berbeda-beda tergantung madzab siapa yang digunakan dalam mengukur tingkat kemiskinan tersebut, misalnya ukuran garis kemiskinan yang dikemukakan oleh Sajogyo, Badan Pusat Statistik (BPS), dan World Bank. Sementara itu, Kemiskinan dalam pengertian konvensional adalah apabila pendapatan suatu komunitas berada di bawah satu garis kemiskinan (Kurniawan 2004 dikutip Sukandar, Suhanda, Amalia, Khairunnisa 2008: 94). Ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2,00 per orang per hari. Dari ukuran tersebut maka berdasarkan tabel berikut ini dapat dijelaskan tingkat kemiskinan menurut jenis usaha berdagang dan kategori tingkat pendapatan.

Tabel 9 berikut ini merinci pendapatan rumah tangga per tahun, per bulan, dan per hari serta merinci juga pendapatan per kapita anggota rumah tangga pedagang makanan berdasarkan jenis usaha berdagang makanan. Berdasarkan tabel 9 berikut dapat diketahui bahwa pendapatan total per kapita per hari pada anggota rumah tangga yang jenis usaha berdagang mempekerjakan diri sendiri maupun jenis usaha berdagang yang memiliki pegawai sudah berada di atas garis kemiskinan menurut World Bank yaitu $2,00 per kapita per hari atau ± Rp20.000 per kapita per hari.

Pendapatan per kapita setiap anggota rumah tangga yang jenis usaha berdagang mempekerjakan diri sendiri adalah Rp21.434,44 per kapita per hari, sedangkan pendapatan per kapita setiap anggota rumah tangga yang jenis usaha berdagang memiliki pegawai adalah Rp46.424,61 per kapita per hari. Berdasarkan tabel 9 juga menunjukkan bahwa pendapatan dari berdagang juga menyumbang lebih banyak terhadap pendapatan total per kapita per hari pada masing-masing anggota rumah tangga yang berdagang makanan. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa baik pedagang makanan yang mempekerjakan diri sendiri dan yang

(9)

41 memiliki pegawai termasuk berada di atas garis kemiskinan, karena telah berada di atas angka $2,00 per kapita per hari atau ± Rp20.000 per kapita per hari.

Tingkat kemiskinan juga dapat dilihat berdasarkan kategori tingkat pendapatan per kapita per hari. Tabel 10 berikut ini merinci pendapatan rumah tangga per tahun, per bulan, dan per hari serta merinci juga pendapatan per kapita anggota rumah tangga pedagang makanan berdasarkan kategori tingkat pendapatan. Tabel 10 berikut ini merinci pendapatan rumah tangga per tahun, per bulan, dan per hari serta merinci juga pendapatan per kapita anggota rumah tangga pedagang makanan berdasarkan tingkat pendapatan total rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan.

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa pendapatan total per kapita per hari pada kategori tingkat pendapatan rendah sebesar Rp20.510,01 per kapita per hari, pada kategori tingkat pendapatan sedang sebesar Rp52.978,58 per kapita per

hari dan tinggi sebesar Rp184.153,00 per kapita per hari. Berdasarkan data pada tabel 10 tersebut dapat disimpulkan bahwa semua anggota rumah tangga yang tergolong dalam rumah tangga yang tingkat pendapatannya rendah, sedang dan tinggi telah berada di atas garis kemiskinan. Sementara itu, berdasarkan tabel 9 dan 10 dapat disimpulkan secara umum bahwa pedagang makanan baik yang mempekerjakan diri sendiri dan mempekerjakan pegawai sudah berada di atas garis kemiskinan menurut World Bank; serta pedagang makanan yang rumah tangganya tergolong dalam tingkat pendapatan rendah, sedang dan tinggi sudah berada di atas garis kemiskinan menurut World Bank.

(10)

Tabel 9. Jumlah pendapatan rata-rata rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan jenis usaha, tahun 2012

Jenis usaha

Rupiah per tahun per rumah tangga

Rupiah per bulan per rumah tangga

Rupiah per hari per rumah tangga

Rupiah per kapita per hari sendiri (n=6) memiliki pegawai (n=29) sendiri (n=6) memiliki pegawai (n=29) sendiri (n=6) memiliki pegawai (n=29) sendiri (n=6) memiliki pegawai (n=29) Pendapatan berdagang 28.859.333,33 62.506.103,45 2.404.944,44 5.208.841,95 80.164,81 173.628,06 21.434,44 46.424,61 Pendapatan sampingan

(buruh cuci, tukang pijit,

jasa tenaga rumah tangga) 7.900.000 35.935.827,59 658.333,33 2.994.652,29 21.944,44 99.821,74 5.867,49 26.690,30 Total 36.759.333,33 98.441.931,04 3.063.277,77 8.203.494,24 102.109,25 273.449,80 27.301,93 73.114,91

Tabel 10. Jumlah pendapatan rata-rata rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan kategori tingkat pendapatan rumah tangga, tahun 2012

Rupiah per tahun per rumah tangga

Rupiah per bulan per rumah tangga

Rupiah per hari per rumah tangga

Rupiah per kapita per hari Kategori Rendah (n=11) Sedang (n=18) Tinggi (n=6)

Rendah (n=11) Sedang (n=18) Tinggi (n=6) Rendah (n=11) Sedang (n=18) Tinggi (n=6) Rendah (n=11) Sedang (n=18) Tinggi (n=6) Pendapatan berdagang 22.451.045,45 54.239.305,56 127.094.000 1.870.920,45 4.519.942,13 10.591.17 62.364,02 150.664,74 353.039 16.674,87 40.284,69 94.395 Pendapatan sampingan (buruh cuci, tukang pijit, jasa tenaga rumah tangga) 5.163.636,36 17.091.055,56 120.850.000 430.303,03 1.424.254,63 10.070.83 14.343,43 47.475,15 335.694 3.835,14 12.693,89 89.758 Total 27.614.681,81 71.330.361,12 247.944.000 2.301.223,48 5.944.196,76 20.662.00 76.707,45 198.139,89 688.733 20.510,01 52.978,58 184.153 42

(11)

43 43

Pengeluaran Rumah Tangga Pedagang Makanan

Pengambilan data pengeluaran responden dibedakan menjadi biaya konsumsi seperti biaya rokok, buah, dan makanan pokok serta biaya konsumsi non pangan seperti biaya pendidikan, sewa rumah, listrik, kesehatan, baju dan pulsa. Jumlah biaya konsumsi dan konsumsi non pangan per tahun disebut sebagai pengeluaran rumah tangga per tahun. Gambar 10 berikut ini menunjukkan rata-rata pengeluaran rumah tangga per tahun menurut tingkat pendapatan rumah tangga pedagang makanan. Berdasarkan gambar 10 menunjukkan bahwa pengeluaran rumah tangga tertinggi adalah Rp117.000.000 per tahun yang dikeluarkan oleh rumah tangga yang tergolong dalam tingkat pendapatan tinggi, kemudian pengeluaran sebesar Rp41.000.000 per tahun dikeluarkan oleh rumah tangga yang tergolong dalam tingkat pendapatan sedang, dan tingkat pengeluaran paling rendah adalah Rp 22.000.000 per tahun yang dikeluarkan oleh rumah tangga yang tergolong dalam tingkat pendapatan rendah. Sebagai contoh Ibu NA (38 tahun) merupakan responden yang mempunyai pendapatan tinggi menyatakan bahwa, “pengeluaran sih banyak seperti pengeluaran untuk bensin mobil dan biaya sekolah anak saya, karena anak saya sekolahnya di sekolah favorit”. Berdasarkan pernyataan Ibu NA tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat pendapatan tinggi maka pengeluaran tinggi, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan yang bersifat mewah (kebutuhan tersier) yaitu bensin mobil pribadi dan sekolah yang favorit.

Rp22 Rp41 Rp117 Rp0 Rp20 Rp40 Rp60 Rp80 Rp100 Rp120 Rp140

rendah (n=11) sedang (n=18) tinggi (n=6)

juta rupiah

rata-rata pengeluaran rumah tangga per tahun Sumber: data primer

Gambar 10. Rata-rata pengeluaran rumah tangga per tahun berdasarkan kategori tingkat pendapatan rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan, tahun 2012

Berdasarkan gambar 10 dapat disimpulkan secara umum bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pengeluaran rumah tangga. Tingginya pengeluaran rumah tangga ini disebabkan daya beli yang tinggi pada suatu barang atau jasa mewah tertentu.

(12)

44 44

Kapasitas Menabung Pedagang Makanan di Sektor Informal

Selisih pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pedagang makanan per tahun disebut sebagai kapasitas menabung (saving capacity). Pendapatan rumah tangga dibangun oleh dua pendapatan yaitu pendapatan dari berdagang dan sampingan. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga rendah mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan gerobak atau tenda yang dibongkar setelah dagangannya habis serta melakukan usaha sampingan berupa menjual jamu gendong, tukang pijit, atau menjual es. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga sedang mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi sopir, pegawai IPB, atau menjual pulsa. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga tinggi mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sendiri atau sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi distributor ayam potong, mendirikan usaha salon, atau menyewakan kamar kos. Gambar 11 berikut ini menunjukkankan perbandingan pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pedagang makanan per tahun.

Rp28 Rp71 Rp248 Rp22 Rp41 Rp117 Rp0 Rp50 Rp100 Rp150 Rp200 Rp250

rendah (n=11) sedang (n=18) tinggi (n=6)

juta

rup

ia

h

pendapatan rumah tangga pengeluaran rumah tangga

Gambar 11. Grafik jumlah pendapatan dan pengeluaran per tahun rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan dalam per juta rupiah menurut kategori tingkat pendapatan, tahun 2012

Berdasarkan gambar 11 menunjukkan bahwa semakin tinggi golongan tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pengeluaran rumah tangga. Semakin tinggi golongan tingkat pendapatan maka semakin tinggi juga selisih

(13)

45 antara pengeluaran dan pendapatan rumah tangga. Selisih ini dapat diartikan sebagai kapasitas menabung. Tabel 11 di bawah ini menunjukkan kapasitas menabung berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga per tahun.

Tabel 11. Jumlah saving capacity rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan menurut kategori tingkat pendapatan, tahun 2012

Kategori rendah (n=11) sedang (n=18) tinggi (n=6)

Pendapatan rumah tangga

per tahun Rp28.000.000 Rp71.000.000 Rp248.000.000 Pengeluaran rumah tangga

per tahun Rp22.000.000 Rp41.000.000 Rp117.000.000

Saving Capacity per tahun Rp6.000.000 Rp30.000.000 Rp131.000.000

Saving Capacity per bulan Rp 500.000 Rp2.500.000 Rp10.900.000

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 11 di atas menunjukkan bahwa pada kategori rumah tangga berpendapatan rendah mempunyai kapasitas menabung (saving capacity) hanya sebesar Rp 500.000 per bulan; sedangkan pada kategori rumah tangga berpendapatan sedang mempunyai kapasitas menabung (saving capacity) sebesar Rp2.500.000 per bulan dan kategori rumah tangga berpendapatan tinggi mempunyai kapasitas menabung (saving capacity) sebesar Rp10.900.000 per bulan. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga rendah mempunyai kapasitas menabung yang rendah karena pendapatan berdagang dilakukan dengan cara berdagang menggunakan gerobak atau tenda yang dibongkar setelah dagangannya habis serta melakukan usaha sampingan berupa menjual jamu gendong, tukang pijit, atau menjual es. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga sedang mempunyai kapasitas menabung yang sedang karena mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi sopir, pegawai IPB, atau menjual pulsa. Sementara itu, pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga tinggi mempunyai kapasitas menabung yang tinggi karena mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sendiri atau sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi distributor ayam potong, mendirikan usaha salon, atau menyewakan kamar kos.

Dari data tabel 11 dan gambar 11 ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi jumlah pendapatan total yang diperoleh rumah tangga maka kapasitas menabung rumah tangga semakin besar. Secara umum juga dapat disimpulkan bahwa semua kategori tingkat pendapatan rumah tangga pedagang makanan bisa menabung walaupun pada kategori tingkat pendapatan rendah, menabung dalam jumlah yang sedikit.

Kapasitas menabung yang dimiliki oleh pedagang makanan diinvestasikan ke dalam dua bentuk investasi yaitu pertama, investasi berupa barang seperti alat elektonik dan perhiasan. Investasi berbentuk barang ini dilakukan karena barang-barang ini mudah dicairkan ketika para pedagang makanan mengalami krisis finansial. Kedua, investasi berbentuk menyekolahkan anggota keluarga karena pedagang makanan berusaha menaikkan status sosial.

Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga bawah melakukan investasi dengan cara menabung di rumah, membeli alat elektronik, membeli

(14)

46

hewan, dan menabung di bank. Cara investasi tersebut dipilih oleh rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan rendah karena terbatasnya kapaitas menabung yang mereka miliki serta usaha mereka untuk mempermudah dalam pencairan barang ketika masa krisis. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga sedang melakukan investasi berupa menabung di rumah, membeli alat elektronik, membeli hewan, membeli perhiasan, membeli rumah, dan menabung di bank. Cara investasi tersebut dipilih oleh rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan sedang karena mereka berusaha membangun keamanan dan kenyamanan kehidupan rumah tangga serta usaha mereka untuk mempermudah dalam pencairan barang ketika masa krisis. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga tinggi melakukan investasi berupa menabung di rumah, membeli alat elektronik, membeli perhiasan, membeli rumah, sawah/lahan, dan ekspansi usaha. Cara investasi tersebut dipilih oleh rumah tangga yang tergolong pada tingkat pendapatan tinggi karena mereka berusaha mengakumulasi surplus dari ekspansi usaha yang mereka lakukan.

Ikhtisar

Struktur pendapatan adalah komposisi pendapatan rumah tangga dari berbagai aktifitas nafkah yang dilakukan oleh seluruh anggota rumah tangga. Struktur nafkah pada rumah tangga pedagang makanan dibangun oleh lima sumber nafkah yaitu modal alam, fisik, sumber daya manusia, finansial dan sosial. Sumber nafkah yang dimanfaatkan oleh pedagang makanan terdiri atas: (1) modal alam berupa pemanfaatan lahan yang digunakan dalam menjalankan usaha berdagang makanan seperti public area, lahan sewa atau lahan miliki sendiri; (2) modal fisik berupa wujud fisik bangunan yang digunakan dalam berdagang seperti mendirikan tenda atau bangunan tembok permanen; (3) modal sumber daya manusia berupa pendidikan terakhir yang ditempuh pedagang makanan dan jumlah pegawai yang dipekerjakan dalam menjalankan usaha berdagang; (4) modal finansial berupa uang yang digunakan dalam menjalankan usaha berdagang dalam kurun waktu satu hari; dan (5) modal sosial berupa jumlah mitra kerja yang membantu mengeksistensikan usaha berdagang seperti pemasok bahan, pemodal usaha berdagang dan mitra usaha. Pemanfaatan lima sumber nafkah ini, kemudian mempengaruhi struktur nafkah pedagang makanan di Jalan Babakan

Bentuk usaha berdagang makanan yang banyak ditemukan di Jalan Babakan adalah usaha berdagang yang memiliki pegawai. Bentuk usaha berdagang yang memiliki pegawai mempengaruhi pendapatan per tahun yang diperoleh pedagang makanan. Usaha berdagang makanan yang memiliki pegawai mempunyai pendapatan lebih banyak dari pada pendapatan yang diperoleh oleh jenis usaha berdagang yang mempekerjakan dirinya sendiri. Pendapatan dari hasil berdagang kemudian dikelola dalam rumah tangga. Pendapatan yang dikelola dalam rumah tangga ini tidak hanya berasal dari usaha berdagang, tetapi juga berasal dari pendapatan sampingan seperti pendapatan menjadi buruh cuci, tukang pijit, dan pendapatan dari jasa rumah tangga lainnya. Meskipun begitu, rumah tangga dengan jenis usaha berdagang mempekerjakan diri sendiri dan jenis usaha berdagang mempekerjakan pegawai sama-sama menggantungkan pendapatan rumah tangga dari sektor berdagang.

(15)

47 Sementara itu, sebagian besar rumah tangga pedagang makanan di Jalan Babakan tergolong dalam pendapatan sedang. Pada setiap golongan tingkat pendapatan rumah tangga pedagang makanan mempunyai persentase komposisi yang berbeda-beda sumber pendapatan rumah tangga berasal. Semakin tinggi golongan tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pula pendapatan yang berasal dari pendapatan berdagang dan pendapatan sampingan. Pendapatan dari usaha berdagang dan sampingan ini mempengaruhi kapasitas menabung rumah tangga, yang mana semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka semakain tinggi kapasitas menabung yang dimiliki oleh rumah tangga pedagang makanan. Hal ini disebabkan kategori tingkat pendapatan rumah tangga rendah mempunyai kapasitas menabung yang rendah karena pendapatan berdagang dilakukan dengan cara berdagang menggunakan gerobak atau tenda yang dibongkar setelah dagangannya habis serta melakukan usaha sampingan berupa menjual jamu gendong, tukang pijit, atau menjual es. Pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga sedang mempunyai kapasitas menabung yang sedang karena mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi sopir, pegawai IPB, atau menjual pulsa. Sementara itu, pada kategori tingkat pendapatan rumah tangga tinggi mempunyai kapasitas menabung yang tinggi karena mendapatkan pendapatan berdagang dengan cara berdagang menggunakan lahan sendiri atau sewa dengan bangunan permanen serta melakukan usaha sampingan menjadi distributor ayam potong, mendirikan usaha salon, atau menyewakan kamar kos.

Ukuran kemiskinan menurut World Bank adalah USD $2,00 per orang per hari. Pendapatan total per kapita per hari pada anggota rumah tangga yang jenis usaha berdagang mempekerjakan diri sendiri maupun jenis usaha berdagang yang memiliki pegawai sudah berada di atas garis kemiskinan menurut World Bank. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa pedagang makanan yang mempekerjakan diri sendiri dan yang memiliki pegawai termasuk pada tingkat kemiskinan yang rendah.

Sementara itu, semua anggota rumah tangga yang tergolong dalam rumah tangga yang tingkat pendapatannya rendah, sedang dan tinggi telah berada di atas garis kemiskinan. Ukuran garis kemiskinan ini berkaitan erat dengan pengeluaran. Pengeluaran responden dibedakan menjadi biaya konsumsi seperti biaya rokok, buah, dan makan serta biaya non konsumsi seperti biaya pendidikan, sewa rumah, listrik, kesehatan, baju dan pulsa. Rumah tangga pedagang makanan lebih banyak mengeluarkan biaya untuk kebutuhan konsumsi. Pada tingkat pendapatan tinggi maka pengeluaran tinggi, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan yang bersifat mewah (kebutuhan tersier). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan rumah tangga maka semakin tinggi pengeluaran rumah tangga. Tingginya pengeluaran rumah tangga disebabkan daya beli rumah tangga tinggi. Selisih pendapatan dan pengeluaran rumah tangga pedagang makanan per tahun disebut sebagai kapasitas menabung (saving

capacity). Semakin tinggi golongan tingkat pendapatan rumah tangga maka

semakin tinggi pengeluaran rumah tangga. Semakin tinggi jumlah pendapatan total yang diperoleh rumah tangga maka kapasitas menabung rumah tangga akan semakin besar. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semua kategori tingkat

(16)

48

pendapatan rumah tangga pedagang makanan bisa menabung walaupun pada kategori tingkat pendapatan rendah, menabung dalam jumlah yang sedikit.

Gambar

Grafik 7 di bawah ini, merupakan data primer yang sudah diolah microsoft  office excel 2007, dari data tersebut menunjukkan bahwa pada rumah tangga yang  jenis usaha berdagang yang mempekerjakan diri sendiri mempunyai proporsi  persentase pendapatan yang d
Tabel 7. Matriks perbandingan pekerjaan sampingan pada golongan tingkat  pendapatan rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan  Babakan, tahun 2012
Gambar 9. Grafik persentase komposisi pendapatan rata-rata per tahun rumah  tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan  kategori tingkat pendapatan, tahun 2012
Tabel 9. Jumlah pendapatan rata-rata rumah tangga responden pedagang makanan di Jalan Babakan berdasarkan jenis usaha, tahun 2012
+3

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu dalam penyusunan laporan keuangan perlu dilakukan adalah pencatatan yaitu proses menjurnal, Berdasarkan hasil penelitian terdahulu hasil belajar

Pada kesempatan ini peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren

Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh gaya

Dari data tersebut diatas, maka perlu kiranya untuk membuat sebuah penelitian terhadap perusahan ini. Sesuai hasil wawancara sementara dilapangan bahwa pada tahun 2010

[r]

Hasil penelitian menunjukkan karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, panjang malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa,

Hasil penelitian untuk angket no.16 mengenai tanggapan siswa terhadap materi virus yang menjadi menarik dengan penerapan cara belajar kelompok kecil

1) Bagi peneliti dapat mengetahui dan mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sehingga terbiasa melakukan inovasi dalam proses