• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISW A OLEH: TIM PENYUSUN. STMIK lianda Y ANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN SANKSI MAHASISW A OLEH: TIM PENYUSUN. STMIK lianda Y ANI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN

ETIKA, TATA TERTIB, SISTEM PENGHARGAAN DAN

SANKSI MAHASISW A

OLEH:

TIM

PENYUSUN

STMIK

lIANDA

Y ANI

2016

(3)

KATA PENGANTAR

Sekolah Tinggi

Manajemen Informatika dan

Komputer (STMIK) Handayani

sebagai

salah satu perguruan tinggi di bawah

naungan Yayasan Pendidikan

Handayani

Makassar yang mempunyai visi

"Perguruan Tinggi Unggulan dalam

Menghasilkan

Sumber Daya Manusia Technopreneurship

dibidang Teknologi

lnformasi

dan Komputer di ting/cat Nasional tahun

2036"

telah menentukan salah

satu

kebijakan operasionalnya adalah menumbuhkan

dan menata organisasi dan

manajemen

Sekolah Tinggi yang sehat. Organisasi

dan manajemen yang sehat

akan

dicapai apabila didukung oleh peraturan-peraturan

atau ketentuan-ketentuan

yang

berlaku sebagai rambu-rambu yang efektifbagi

civitas akademika.

Oleh karena itu, sebagai rambu-rambu dalam

berorganisasi danmanajemen

yang sehat,

disusunlah pedoman standar etika,

tata tertib, sistem penghargaan dan

sanksi

Mahasiswa STMIK Handayani,

melengkapi aturan-aturan secara formal

yang telah

diterbitkan atau dimiliki

STMIK Handayani. Pedoman ini perlu

menjadi

pegangan Mahasiswa STMIK

Handayani dalam kehidupannya

berorganisasi,

bermasyarakat, bemegara

dan dalam berinteraksi di lingkungan

Sekolah Tinggi.

Kepada

semua

pihak

yang telah membantu dalam penyusunan

dan penerbitan

buku pedoman

ini,

kami mengucapkan terimah kasih.

Makassar, 5 Desember 2016

STMIK Handayani

Ketua,

(4)
(5)

Pasal 14 BAB IX : SANK.SI Pasal 15

···

...

···

...

···

···

..

...

···

... .

... ··· .... ··· ···

···

... .

8 9 9 Pasal 16 ... .... ... .. ... .. ... ... ... ... .. .. .... 9 Pasal 17 ... 9 BAB X : PROSED UR PENJA TUHAN SANKS! ... 9

Pasal 18 ... . Pasal 19 ... . Pasal 20 ... . Pasal 21 ... . Pasal 22 ... . BAB XI : KETENTUAN PENUTUP ... . Pasal 23 ... . 9 10 10 11 11 12 12

(6)

SURAT

KEPlITUSAN

No: /STMIK-H/SK/XJJ/2016

TENT AN<.;

ETJKA, TATA TERTIB, SISTEM

PENGHARGAAN DAN

SANKSI

MAHASISWA

Ketua STMIK Handayani Menimbang

Mengingat

a. bahwa untuk lancamya kegiatan akademik di kampus Sekolah

Tinggi

Manajemen Informatika dan Komputer

(STMIK)

Handayani diperlukan

suasana

kondusif yang mencenninkan

kehidupan kampus yang tertib~ beretik~ dan budaya

b. akademik;

bahwa selama ini diharapkan kehidupan kampus tertib dan

kondusif untuk berJangsungnya kegiatan pembelajaran dan

interaksi antar civitas akademika yang tercennin dalam

kepedulian lingkungan, tata pergaulan, perilaku dan

penampilan anggota civitas akademika. sehingga tercipta c. budaya tertib dan disiplin;

bahwa telah terjadi pelanggaran terhadap norma-norma yang

bcrlaku di masyarakat dalam lingkungan kampus tetapi belum

d. terdapat aturan yang jelas dan tegas mengenai hal tersebut~

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan

Perguruan Tinggi tentang Etika dan Tata Tertib Pergaulan

Mahasiswa di Kampus.

I. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun

1999 tentang Pendidikan Tinggi;

3. Undang- Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

,

Memperhatikan :

Masukan dari Dosen dan Tenaga Kependidikan serta Sadan Eksekutif Mahasiswa STMIK Handayani

Menetapkan

Peraturan Akademik STMIK Handayani

Peraturan Ketua Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer

(STM IK) Handayani Tentang Etika, Tata Tertih, Si stern

Penghargaan dan

Sanksi

MahasiS\\ a

Sekolah Tinggi Man ~---men

lnformatika clan Komputer (S'IMJK)

Handa,>ttni

'fahun 2016 l )itetaplrnn di ·

1>acla 1tanggul :

5

Desember

2m6

s IM IK I fnncla;Unl

Kclua

,

(7)

BABI

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan

ini

yang dimaksud dengan:

1. Sekolah Tinggi Manaie Inf◄ ik da • • :1 men ormat a

n Komputer Handayani yang selanjutnya

dtsmgkat STMIK Handayani berkedudukan

di .

2

Kampus adalah lokasi tempat mahasiswa

menuntut

ilmu,

tempat kegiatan penalaran,

pengembangan minat dan kreativitas

mahasiswa, dan dalam hal ini yang dimaksud

adalah kampus STMIK Handayani.

3-

Ketua adalah pemimpin perguruan

tinggi yang dalam hal

ini

yang dimaksud adalah

Ketua STMlK Handayani.

4. Etika

adalah pedoman dalam bersikap

dan

berperilaku yang di dalamnya berisi

garis-garis besar nilai moral dan norma

yang mencerminkan masyarakat kampus

yang

ilmiah, edukatif, kreatif,

santun,

dan bermartabat.

5.

Tata

tertib adalah aturan-aturan tentang

hak, kewajiban, pelanggaran,

serta

sanksi

bagi mahasiswa sebagai salah satu

bentuk pelaksanaan etika mahasiswa

STMIK

Handayani.

6.

Sanksi adalah hukuman yang dikenakan

kepada mahasiswa

yang melanggar

Peraturanini.

7.

Pejabat yang berwenang adalah Ketua,

Ka. Prodi

dan

kepala

unit

di lingkungan

Perguruan Tinggi.

8.

Dewan Kehormatan Perguruan Tinggi

adalah pejabat

yang berwenang untuk

memeriksa dan menyidangkan perkara

pelanggaran larangan

etika dan tata tertib

pergaulan mahasiswa di kampus.

9.

Kewajiban adalah segala sesuatu

yang harus dilaksanakan

oleh mahasiswa dalam

rangka mencapai tujuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

IO. Hak

adalah segala sesuatu yang dapat

dimiliki oleh mahasiswa

dalam mencapai

tujuan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

11.

Pelanggaran adalah setiap perbuatan/

tindakan

yang

bertentangan

dengan segala

sesuatu yang

tercantum dalam Peraturan ini.

12 Mahasiswa

adalah peserta didik yang terdaftar

secara

sah

pada

salah satu program

studi yang

diselenggarakan di STMIK Handayani.

.

13. Etika

mahasiswa adalah norma-norma

yang perlu dilaksanakan

oleh settap

mahasiswa

dalam bersikap dan berperilaku

sebagai upaya untuk mengokohkan

visi

dan misi

STMIK

Handayani

serta memperkuat sinergi sosial dan akademik di dalam

lingkungan

kampus.

(8)

Pasal 2

(I) Mahasiswa sebagai anggota civitas akademika harus ikut bertanggungjawab dalam rnengaktualisasikan visi clan misi Perguruan Tinggi.

(2) Dalam upaya mewujudkan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dibutuhkan adanya etika clan tata tertib pergaulan mahasiswa agar mahasiswa mampu berpartisipasi

secara

optimal dan menghindari penyimpangan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial dan agama, yang berakibat pada kurang kondusifnya proses

pembeJajaran.

Pasal 3

Etika dan tata tertib pergaulan mahasiswa di dalam kampus perlu diaktualisasikan dalam rangka mendukung terciptanya tradisi akademik dan integritas kepribadian

mahasiswa Perguruan Tinggi yang bersumber pada kaedah moral yang Juhur.

BAB II

AZAS PENERAPANETIKADANTATA TERTIBPERGAULANMAHASISWA

PasaJ4

Penerapan etika dan tata tertib pergaulan mahasiswa berdasarkan pada azas:

a tanggung jawab; b. c. d. e. f. partisipasi; keadilan; kedamaian; kesantunan; dan manfaat BABID

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 5

!1,n dan tata tertib pergaulan mahasiswa di kampus adalah sebagai

(I) Maksud adanya etl.l\.(1 b b · mahasiswa dalam bersikap dan berpenlaku . . d" 1 pedoman dan ram.bu-ram u ag1

kampus. · . d" k dal h·

. . dan tata tertib pergaulan mahas1swa 1 ampus a a . . .

(2) TuJuan etika b ika dan berperilaku sesuai dengan rula1 moral dan

A mahasiswa mampu ers P . ~+

a gar . kat kampus yang ilmiah, edukattf, kreatu.,

norma yang mencerminkan masyara

santun, dan bermartabat.

Melindungi hak-hak seluruh mahasiswa;

b. kam yang kondusif.

c. Menjaga suasana pus . 1

. b daya manusia yang berkuahtas unggu . d MewuJudkan sum er

(9)

BABIV

SIKAP DAN PERILAKU

Pasal 6

(l) M~asiswa harus memiliki sikap hidup yang religius,

jujur, optimis, aktif, kreatif, rastonal, mampu berpikir kritis, rendah hati, sopan,

mengutamakan kejujuran

akademik, mampu menghargai waktu, dan terbuka terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

(2) Mahasiswa harus mampu menunjukkan sikap sesuai

dengan martabat keilmuan yang

disandangnya yakni bergaul, bertegur sapa, dan

bertutur kata dengan sopan, wajar, simpa~ edukatif, bermakna, dan sesuai dengan norma

moral yang berlaku; (3) Mahasiswa sebagai insan yang terdidik

harus mampu mengembangkan iklim

penciptaan karya ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni yang mencerminkan

kejemihan hati nurani, bemuansa pengabdian

kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan

mendorong pada kualitas hidup kemanusiaan;

(4) Mahasiswa harus mampu merancang, melaksanakan,

dan menyelesaikan studinya

dengan baik sesuai peraturan akademik yang berlaku;

(5) Mahasiswa harus mampu berperan aktif

dalam mewujudkan kehidupan kampus

yang aman, nyaman, bersih, tertib, dan kondusif;

(6) Mahasiswa mampu bertanggung jawab secara

moral, spiritual, dan sosial untuk

mengamalkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang

telah dipelajarinya untuk

kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara;

(l) Mahasiswa harus mampu mencenninkan

sikap sebagai kaum terpelajar dengan bertata rias secara wajar, berpakaian yang bersih,

rapi, sopan, serasi sesuai dengan konteks keperluan;

(8) Mahasiswa sebagai manusia yang sadar

diri dan sadar lingkungan hams selalu

mampu menjaga keutuhan, ketertiban, kebersihan,

keindahan, dan ketenangan

kampus.

. .

{9) Mahasiswa dalam konteks kehidupan kampus harus

mampu mengaktuahsasikan sikap berdisiplin dalam sistem perkuliahan, sistem

peraturan akademik, prosedur

administrasi, agar sistem manajemen perkuliahan

berlangsung lancar dan teratur.

(10)

BABV

FUNGSI ETIKA DAN TATA TERTIB

PERGAULAN MAHASISWA

Pasal

7

Fungsi etika clan tata tertib pergaulan mahasiswa

di kampus adalah:

a. Sebagai aturan atau petunjuk mengenai hak, kewajiban, pelanggar~ dan sanksi

yang berlaku bagi mahasiswa;

b. Sebagai pedoman penegak:an peraturan

dan ketertiban di kampus.

BAB VI

BAK DAN KEWAJIBAN MAHASISWA

Pasal 8

Bak

Mahasiswa

Setiap mahasiswa memi1iki hak :

a.

Memperoleh pendidikan dan pengajaran

pada program studi sesuai dengan

persyaratan dan peraturan yang berlaku;

b. Mengemukakan pendapat atau ide tanpa

mengganggu hak orang lain dan

ketertiban umum.

c. Memperoleh informasi yang benar tentang

prestasi akademiknya;

d. Memperoleh bimbingan dosen dalam

pelaksanaan studi, penelitian, pengabdian

kepada masyarakat, dan penulisan karya ilmiah;

e. Memperoleh bantuan dan perlindungan

hukum dalam hal memperoleh ancaman

dan atau terganggu haknya sebagai mahasiswa;

f.

Menggunakan kebebasan mimbar akademik

secara bertanggungjawab untuk

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni (IPTEKS);

g. Memperoleh pelayanan yang baik di

bidang akademik, administrasi, dan

kemahasiswaan;

h. Mengajukan dan mendapatkan beasiswa

bagi kemajuan studinya sesuai

ketentuan clan persyaratan yang berlaku;

i. Memanfaatkan fasilitas STMIK Handayani

dalam rangka kelancaran kegiatan

akademik;

J.

Memperoleh penghargaan dari STMIK

Handayani atas prestasi yang dicapai

sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

k. Mengikuti kegiatan organisasi kemahasiswaan

yang tidak dilarang di STMIK

Handayani .

(11)

Pasal 9

Kewajiban Mabasiswa Setiap mahasiswa memiliki kewajiban:

a Menyelesaikan studinya sesuai beban studi sesuai ketentuan akademik yang berlaku;

b. Mengikuti perkuliahan, praktikum dan menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan sesuai ketentuan yang telah disepakati bersama dosen;

c. Memelihara suasana akademik di kampus, menjunjung tinggi almamater dan menjaga kewibawaan serta memelihara nama baik Perguruan Tinggi ;

d Menjaga netralitas Perguruan Tinggi dari kegiatan politik praktis; e. Menghargai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

£ Memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, dan keamanan dalam kampus, tidak menyalahgunakan fasilitas kampus untuk kepentingan pribadi atau kelompok yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan kegiatan akademik dan kemahasiswaan;

g. Mematuhi dan memahami pelaksanaan segala peraturan akademik yang berlaku di Perguruan Tinggi;

h. Berbusana yang sopan, bertata rias secara wajar, sopan serta tidak bertentangan dengan norma agama dan tata susila;

i. Menempatkan kendaraan pada tempat yang telah ditentukan; J· Mematuhi segala peraturan yang terdapat di kampus.

k. Menghormati dan tidak melanggar hak orang lain.

BABVII

PEMBERIAN PENGBARGAAN

&

PELAKSANAANY A

Pasal 10

d d.b ikan kepada sivitas akademika atas dasar prestasi kerja, Penghargaan atau

awa~

1 er

. . d aha yang membawa harum nama almamater, atau

basil kerja (kinerJa), an us .

. d"t uh tanpa cacat/ cela selama IO, 20, 30 tahun atau lebih.

pengalaman kerJa yang 1 emp . .

kata-kata (Jisan ), pemberian sertifikat, p1agam, dan atau Penghargaa dapat berupa

berbentuk barang.

Pasal 11

d.b . "kan bergantung kepada berbagai kriteria, antara lian jeni s

Jenis penghargaan yang 1 en . •

. . . d bentuk lain yang sangat menguntungkan bag1 kemaJuan pengabd1an, prestast, Jasa, an

Perguruan Tinggi. Jenis penghargaan dapat berupa:

(12)

l) Puj ian secara lisan;

2) Ucapan terima kasih;

3) Sertifikat keberhasilan;

4) Suratpenghargaan;

5) Hadiah berupa barang/ cindera mata;

6) Peningkatan fasilitas;

7) Pembebasan SPP;

Pasal 12

Pelaksanaan Pemberian Penghargaan

Setiap mahasiswa berhak mendapat penghargan bila berprestasi dan membawa nama

baik jurusan/ Perguruan Tinggi. Dalam hal pemberian penghargaan akan dilibatkan

pihak yang berwenang memberi penghargaan dan proses pemberian penghargaan. Pihak

yang berwenang memberi penghargaan adalah:

a Ketua jurusan yang bersangkutan, bila sifatnya intern atau dalam lingkup

kecil.

h Ketua STMIK, bila sifatnya lebih luas dan membawa nama Perguruan

Tinggi atau yang diusulkan oleh jurusan.

Pemberian penghargaan dilaksanakan setelah proses berikut:

a Ketua jurusan, sebelum memberikan penghargaan meminta kepada yang

bersangkutan memberikan data sebagai bukti berprestasi atau berjasa baik

berupa sumbangan pemikiran atau karya nyata.

b. Ketua, sebelum memberi penghargaan, meneliti dahulu data yang

diusulkan oleh jurusan

BABVIII

LARANGANDANPENANGANAN

Pasal

13

Larangan

Setiap mahasiswa dilarang untuk : . .

a. Melakukan tindakan plagiat, pemalsuan dokumen, dan kecurangan lam baik sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain.

b. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Perguruan Tinggi ;

(13)

c. Melakukan perbuatan yang tergolong penodaan terhadap agama tertentu.

d. Melakukan perbuatan yang tergolong: pelanggaran seksual, pomografi, pelecehan seksual dan seks bebas di lingkungan Perguruan Tinggi;

e. Melakukan tindakan yang tergolong sebagai perbuatan pidana kekerasan, perjudian, perzinaan, pencemaran nama baik, pencurian, perkelahian, kekerasan fisik dan mental, pengedaran barang-barang terlarang, dan kejahatan berbasis teknologi.

f. Menyimpan dan/atau memperdagangkan dan/atau membawa dan/atau

menggunakan narkotika dan psikotropika;

g. Menyimpan dan/atau memperdagangkan dan/atau membawa dan/atau menggunakan minuman beralkohol;

h. Membawa dan/atau menggunakan senjata api clan senjata tajam ke dalam lingkungan kampus;

i. Merusak fasilitas kampus;

j. Menggunakan fasilitas kampus tanpa izin; k. Mengundang pihak luar tanpa izin;

1. Melakukan penghasutan yang dapat menganggu ketentraman dan pelaksanaan program yang diselenggarakan Perguruan Tinggi ;

m. Berpakaian tidak sopan dan mengandung pelecehan terhadap suku, agama, ras dan golongan tertentu.

n. Bertato permanen maupun sementara dan bertindik di luar kelaziman. o. Melakukan kegiatan politik praktis dan penyebaran ideologi terlarang di

lingkungan Perguruan Tinggi .

Pasal 14 Penanganan

(1) Penanganan terhadap pelanggaran larangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 13

dilakukan oleh pejabat yang berwenang dalam lingkup kerjanya.

(2) Dalam proses penanganan pelanggaran larangan, pelaku pelanggaran larangan berhak melakukan pembelaan;

(3) Perguruan Tinggi berwenang melimpahkan penanganan kasus pelanggaran larangan kepada pihak kepolisian.

(14)

BAB

IX

SANKs1

S · h ·

Pasat 15

et1ap ma as1swa yang melang gar arangan 1 seb .

a sampai dengan huruf h dikenaka . a~a1mana dimaksud

pada Pasal 13 h f

dik

1

n sanks1 pal . uru

e uarkan dari Perguruan Tm· g . mg nngan skorsing

dan 1• be

g1. pa mg rat

S . h .

Pasal 16 et1ap ma as1swa yang melangg 1

. . ar arangan seba · •

1 sarnpa1 dengan huruf o dikenak .

. gaimana dtmaksud pada Pasal 13 huruf an sanks1 palmg be

t

bentuk larangan mengikuti kegiatan akademik. ra penangguhan

sementara dalam

. Pasal

17

Sanks1 sebagaimana dimaksud pad p a asa 1 1 5 dan Pasal 16 da d" penggantian kerugian yang d ·tun· b

1kan

pat 1tambah dengan beban

1 u karena ada l

diatur dalam peraturan · • llll. nya pe anggaran larangan yang

BABX

PROSEDUR PERJATUHAN

SANKSI

Pasal 18

Pemeriksaan Permulaan

(1)

Pemeriksaan terhadap pelanggar

Jarangan

sebagaimana dimaksud pada Pasal

13

dilakukan setelah ada laporan dari korban atau paling sedikit 2 (dua) orang

saksi kepada pejabat yang berwenang di lingkungan kampus.

(2)

Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pejabat yang berwenang dapat melakukan pemeriksaan di tempat terjadinya pelanggaran

atau tempat-tempat

lain yang dicurigai sebagai

tempat

terjadinya pelanggaran dan dapat

memanggil

serta menanyai seseorang untuk dirnintai keterangan atas

terjadinya pelanggaran larangan.

(3)

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan yang diperoleh

setelah melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pejabat yang

berwenang dapat

meJakukan pemanggiJan

dengan surat panggilan secara

tertulis kepada peJaku

pelanggaran untuk dimintai keterangannya.

(4) Berdasarkan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pejabat

yang

berwenang dapat memutuskan untuk menutup perkara atau

mel~jutkan

pemeriksaan perkara pelanggaran Jarangan melalui Tim yang dibentuk

kemud1an.

(15)

{5) Da1am hal pemanggilan sebagaimana dimaks d da

u pa ayat (3) f dak d ..

pelaku pelanggaran, pejabat yang berwenan da

I

nndahkan oleh

panggiJan secara tertuJis kepada pelanouar g bepat mengeluarkan sekali lagi surat

. oo· yang rsangkutan.

(6) Dalam hal surat panggilan sebagaimana dimaks d

u pada ayat (3) s dab d. •

kepada pelanggar sebanyak tiga ka11• berturut

-tu.rut

ttdak .

ct··

dahkan u isampaikan

pejabat yang berwenang membentuk Tim untuk I un oleh pelanggar,

kasus pelanggaran yang bersangkutan. me akukan pemeriksaan terhadap

Pasal 19

Dewan Kehormatan

(1) Dewan Kehonnatan dibentuk di tingkat Peronr11<1n T. o~~ mggi. •

(2) Dewan Kehormatan Perguruan Tinggi dibentuk berdasarkan

STMIK Handayani

(3) Susunan Dewan Kehormatan Perguruan Tinggi terdiri dari:

a Seorang Ketua, dan;

b. 5 (lima) orang anggota.

( 4) Anggota Dewan Kehormatan tingkat Perguruan Tinggi terdiri dari:

a Pembantu Ketua II atau bidang kemahasiswaan-

'

Keputusan Ketua

b. Ketua unit yang bersangkutan di lingkungan Perguruan Tinggi tempat

pelanggaran terjadi;

c. Dua orang anggota senat Perguruan Tinggi ;

d. Ketua program studi yang bersangkutan;

e. Dosen Penasehat Akademik yang bersangkutan.

Pasal 20

Sidang Pelanggaran Larangan

(1) Sidang pelanggaran larangan yang diatur dalam peraturan ini dilakukan oleh Dewan

Kehormatan tingkat pelanggaran yang terjadi.

(2) Sidang pelanggaran larangan yang diatur dalam peraturan ini dimulai paling lama 3

(tiga) hari setelah pejabat yang berwenang mengeluarkan keputusan sebagaimana

dimaksud pada Pasal 18 ayat ( 4) juncto ayat (5).

(3) Selama berlangsungnya sidang atas pelanggaran larangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (I) pelaku pelanggaran dapat mengajukan pembelaannya.

(4) Sidang Dewan Kehormatan berlangsung paling lama 14 (empat belas) hari sejak

tanggal dikeluarkannya keputusan pembentukan Dewan Kehonnatan tersebut.

(5) Keputusan yang dikeluarkan Dewan Kehormatan atas perkara pelanggaran larangan

yang diatur dalam peraturan ini dijadikan dasar untuk menjatuhkan sanksi kepada

pelanggar larangan yang bersangkutan.

(16)

K putuS80 yang dikeluarkan Dewan Kehonnatan

be

(6) e rupa keputu

tidaknY& pelaku pelanggaran larangan yang diatur dal san bersatah atau

haJ yang dijadikan dasar pertimbangannya. am peraturan ini beserta

hal-Pasal 21

Putusan Atas Pelanggaran Larangan

(])

rutusan

yang dijatuhkan kepada pelanggar Iarangan y ang d. 1atur dalam pe tur . .

dilakukan oJeh Ketua . ra an

m1

(Z) Pelanggar Iarangan yang dijatuhi putusan . . skorsing ata u penangguhan sementara

dalam bentuk larangan mengikutt kegiatan akademik di· waJ1 · •bka n

untuk

memb

biaya pendidikan yang ditentukan. ayar

(3) Pelan~ar Iarangan yang dijatuhi putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (I) dapat mengaJukan keberatan dengan menunjukkan bukti-bukt· ku

keberatannya.

Pasal 22 Keberatan

1 yang at atas

(1) Setiap mahasiswa yang telah dan/atau sedang menjaJani sanksi, berhak mendapatkan pemulihan hak-hak yang sebelumnya dimiliki melalui pengajuan keberatan.

(2) Setiap mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mengajukan keberatan kepada pejabat yang berwenang dengan menunjukkan:

a.

bahwa terjadi kesalahan dalam keputusan yang telah ditetapkan;

b. bahwa terdapat pemberian sanksi yang tidak sesuai dengan aturan;

c. bukti-bukti baru yang meringankan atau membebaskan dari segala tuduhan.

(3) Pengajuan keberatan dapat dilakukan untuk waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari dihitung sejak tanggal dikeluarkannya Putusan Ketua sebagaimana dimaksud pada pasal 21 ayat (1).

(4)

Atas

pengajuan keberatan beserta bukti-bukti yang diajukan sebagaimana dimaksud pada ayat

(I)

dan

ayat (2) pejabat yang berwenang dapat menerima atau menolak keberatan tersebut.

(5) Dalam hal keberatan ditolak harus disertai dengan dasar pertimbangan penolakannya.

(6) Dalam hal keberatan diterima pejabat yang berwenang mengusulkannnya k:~d~ d'k I k keputusan rehab1htast Ketua dengan dasar pertimbangannya untuk 1 e uar an

kepada mahasiswa yang bersangkutan.

(17)

BABXI

KETENTUAN PENlITUP

Pasal 23

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

12

Ditetapkan : Di Makassar

Pada Tanggal :

5

Desember 2016

STMIK Handayani

Ketua,

Dr, Eng, AgussaJirn, MT.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1.4 maka terjadi fluktasi pada data yang ada, dimana pada tahun 2011 dan 2012 terjadi peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 72,95% naik menjadi 74,09% namun ROA

17025:2005 dan Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen

Berikut adalah grafik fungsi keanggotaan himpunan representasi linear naik dapat dilihat pada Gambar 2.7... Gambar 2.7 Grafik Fungsi Keanggotaan Himpunan Respresentasi Linear

Tingkat pencemaran air paling tinggi terjadi di sub-DAS Ci Kapundung yang berada di wilayah Kota Bandung dan Cimahi serta sub-DAS Ci Tarik yang berada di sisi paling timur dari

Pada pengujian koefisien determinasi (R2), nilai koefisien determinasi menunjukkan 0,283 atau 28,3% yang artinya variabel lingkungan kerja memberikan pengaruh positif sebesar

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul “ANALISA DAN SIMULASI PERBANDINGAN ALGORITMA WESTWOOD DAN ALGORITMA SELECTIVE ACKNOWLEDGMENT OPTION PADA SISTEM

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

kesederajatan dalam keberagaman. Titik penting dari multikulturalisme adalah adanya upaya saling keterbukaan dan saling menerima perbedaan. Dari sejarah yang panjang