1
BULETIN IKLIM
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
EDISI JANUARI 2017
DI TERBITKAN OLEH:
STASIUN METEOROLOGI KLAS 1 DEPATI AMIR – PANGKALPINANG JL. BANDARA DEPATI AMIR
PANGKALAN BARU – BANGKA TENGAH, KEP. BANGKA BELITUNG
PENANGGUNG JAWAB:
REDAKTUR:
EDITOR:
TIM PENGELOLA DATA:
KONTRIBUTOR DATA: DESAIN COVER: PERCETAKAN & DISTRIBUSI:
Mohammad Nurhuda, S.T.
Ahmad Bisri, S.T
Nur Setiawan, S.Si
Aflah Yuliarti, S.Tr
Evi Diana Prihatiningsih, A.Md
Akhmad Fadholi, S.ST
Irlando Kusumo, S.Tr
Muhammad Nurwahyudi, S.Tr
Tri Yulianto, S.Kom
Rizky Adzani, S.ST
Anggun Rahmania, S.Tr
Omar Mukhtar, A.Md.
Bimo Satria Nugroho
Presli P. Simanjutak
Hesty Yuliana, S.Kom
Aqil Ihsan, S.Kom
Hermansjah,S.Kom
Ivan Frediyoki
Susanto
Eka Febriansyah, SE
WEBSITE & EMAIL:
www.stametpangkalpinang.com
i
KATA PENGANTAR
Analisis Hujan Bulan Desember 2016 dan Prakiraan hujan bulan Februari, Maret dan April 2017 disusun berdasarkan hasil analisis data hujan yang diterima dari stasiun dan pos pengamatan curah hujan yang ada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung serta unsur cuaca lainnya dengan memperhatikan kondisi fisis dan dinamika atmosfer yang sedang berlangsung yang cenderung dapat mempengaruhi iklim di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Disamping itu dalam buletin ini juga disampaikan beberapa informasi meteorologi lainnya, antara lain tentang banyaknya hari hujan, monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, Informasi tingkat kekeringan dan kejadian ekstrim yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Mengingat ketepatan hasil Analisis dan Prakiraan curah hujan ini sangat tergantung dari data yang masuk, maka diharapkan Stasiun Kerjasama maupun Pos-Pos Hujan dapat menyampaikan data hasil pengamatan secara tepat waktu ke Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang.
Mudah-mudahan dengan diterbitkannya hasil Analisis dan Prakiraan Hujan di Kepulauan Bangka Belitung ini dapat lebih bermanfaat bagi para pembuat keputusan maupun masyarakat pada umumnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada instansi, stasiun kerja sama dan semua pihak yang telah membantu penyusunan terbitan ini.
Pangkalpinang, 16 Januari 2017
KEPALA STASIUN
METEOROLOGIKLAS I
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iii
PENGERTIAN ... 1
I. RINGKASAN ... 3
II. ANALISIS HUJAN BULAN DESEMBER 2016 ... 5
A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN DESEMBER 2016 ... 5
B. ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN DESEMBER 2016 ... 6
C. INFORMASI CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN DESEMBER 2016 ... 7
III. PRAKIRAAN HUJAN BULAN FEBRUARI, MARET DAN APRIL 2017 ... 8
A. PRAKIRAAN HUJAN BULAN FEBRUARI 2017 ... 8
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2017 ... 8
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Februari 2017 ... 9
B. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MARET 2017 ... 10
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2017 ... 10
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2017 ... 11
C. PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL 2017 ... 12
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2017 ... 12
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2017 ... 13
IV. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DESEMBER 2016 ... 15
A. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 15 V. EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN ... 16
VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 JANUARI 2017) ... 18
VII. INFORMASI TINGKAT KEKERINGAN DENGAN METODE SPI ... 19
A. MONITORING TINGKAT KEKERINGAN BULAN NOVEMBER 2016 ... 19
B. PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN BULAN FEBRUARI 2017 ... 21
VIII. PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI KOTA PANGKALPINANG BULAN DESEMBER 2016 ... 24
A. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA ... 24
1. METODE WIND ROSE ... 24
2. DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN ... 24
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anomali suhu muka laut dasarian 1 Januari 2017 ... 3
Gambar 2. Prediksi indeks Di Pole Mode ... 4
Gambar 3. Peta distribusi curah hujan bulan Desember 2016 ... 5
Gambar 4. Peta distribusi sifat hujan bulan Desember 2016 ... 6
Gambar 5. Peta prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 ... 8
Gambar 6. Peta prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 ... 9
Gambar 7. Peta prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 ... 10
Gambar 8. Peta prakiraan sifat hujan buan Maret 2017 ... 11
Gambar 9. Peta prakiraan curah hujan bulan April 2017 ... 12
Gambar 10. Peta sifat curah hujan bulan April 2017 ... 13
Gambar 11. Grafik FDRS Pangkal Pinang 1 sampai dengan 31 Desember Tahun 2016 ... 17
Gambar 12. Peta monitoring hari tanpa hujan berturut-turut Prop. Bangka Belitung ... 18
Gambar 13. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 Bulanan Provinsi Kep. Bangka Belitung Oktober - Desember 2016 ... 19
Gambar 14. Prakiraan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI) 3 bulanan Desember 2016 – Februari 2017 ... 21
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis distribusi curah hujan bulan Desember 2016 ... 5Tabel 2. Analisis sifat hujan bulan Desember 2016 ... 7
Tabel 3. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Bangka Desember 2016 .... 7
Tabel 4. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Belitung Desember 2016 .... 7
Tabel 5. Prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 ... 8
Tabel 6. Prakiraan sifat hujan bulan Februari 2017 ... 9
Tabel 7. Prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 ... 10
Tabel 8. Prakiraan sifat hujan bulan Maret 2017 ... 11
Tabel 9. Prakiraan curah hujan bualn April 2017 ... 12
Tabel 10. Prakiraan sifat hujan bulan April 2017 ... 14
Tabel 11. Informasi jumlah hari hujan bulan Desember 2016 ... 15
Tabel 12. Monitoring hari tanpa hujan wilayah Prop. Bangka Belitung ... 18
Tabel 13. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI ... 19
Tabel 14. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI ... 20
Tabel 15. Prakiraan Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Desember 2016 - Februari 2017 ... 22
Tabel 16. PrakiraanTingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Desember 2016 - Februari 2017 ... 23
1
PENGERTIAN
1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat disuatu tempat dalam waktu yang
relatif singkat, Iklim mengandung pengertian kebiasaan cuaca atau ciri kecuacaan yang terjadi di suatu tempat atau suatu daerah, sedangkan Musim adalah selang waktu dengan cuaca yang paling sering terjadi atau mencolok. Hujan adalah butir-butir air atau kristal es yang keluar dari awan yang sampai ke permukaan bumi.
2. Sifat Hujan :
Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan, dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat, sehingga jika sifat hujan Atas Normal bukan berarti jumlah curah hujan yang melimpah ataupun sebaliknya jika sifat hujan Bawah Normal bukan berarti tidak ada hujan.
Sifat hujan dibagi menjadi tiga kriteria yaitu :
a. Atas Normal ( AN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya > 115 %.
b. Normal ( N ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya antara 85 – 115 %.
c. Bawah Normal ( BN ) jika nilai perbandingan jumlah curah hujan selama 1 bulan terhadap rata ratanya < 85 %.
3. Normal curah hujan :
a. Rata-rata curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan dengan periode minimal 10 tahun.
b. Normal curah hujan bulanan: nilai rata rata curah hujan masing masing bulan selama 30 tahun.
4. Musim hujan
Suatu zona musim dikatakan masuk musim hujan jika dalam 10 hari atau satu dasarian jumlah curah hujannya mencapai lebih dari 50 mm dan diikuti oleh dasarian berikutnya atau dengan kata lain, dalam satu bulan jumlah curah hujannya sudah mencapai 150 mm.
5. Dasarian
a. Dasarian adalah masa selama 10 ( sepuluh ) hari
b. Dalam satu bulan dibagi menjadi 3 ( tiga ) dasarian yaitu : Dasarian I: masa dari tanggal 1 sampai dengan 10 Dasarian II: masa dari tanggal 11 sampai dengan 20
Dasarian III: masa dari tanggal 21 sampai dengan akhir bulan Contoh:
Awal musim hujan berkisar antara AprilI –April III Artinya = Tanggal 01 April sampai dengan 30 April
2
6. Kriteria Intensitas Curah Hujan
a. Hujan sangat ringan intensitasnya < 5 mm dalam 24 jam b. Hujan ringan intensitasnya 5 – 20 mm dalam 24 jam c. Hujan sedang intensitasnya 20 – 50 mm dalam 24 jam d. Hujan lebat intensitasnya 50 – 100 mm dalam 24 jam e. Hujan sangat lebat intensitasnya > 100 mm dalam 24 jam
7. Anomali
Adalah penyimpangan suatu nilai terhadap nilai rata-ratanya.
8. Penyempurnaan Istilah Informasi Iklim
Sesuai dengan Surat Edaran Kepala BMKG no. UM.205./A.11/KB/BMKG-2010. Tentang Penyempurnaan Penggunaan Istilah Dalam Informasi Iklim / Hujan.
a. Istilah Evaluasi pada Tabel atau Bab dan Sub Bab disempurnakan menjadi Analisis. b. Istilah Prakiraan Curah hujan pada Tabel atau Bab dan Sub Bab adalah tetap
Prakiraan.
c. Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi Curah Hujan disempurnakan menjadi Peta Distribusi Curah Hujan.
Istilah Evaluasi pada Peta Evaluasi sifat hujan disempurnakan menjadi Peta Analisis Sifat Hujan.
9. Standardized Precipitation Index (SPI)
Adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya, dalam suatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metoda statistik probabilistik distribusi gamma. Berdasarkan nilai SPI ditentukan tingkat kekeringan dan kebasahan dengan kategori sebagai berikut :
a. Tingkat Kekeringan :
1) Sangat Kering : Jika nilai SPI ≤ -2,00
2) Kering : Jika nilai SPI – 1,50 s/d -1,99 3) Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 b. Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 c. Tingkat Kebasahan :
1) Sangat Basah : Jika nilai SPI ≥ 2,00 2) Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 3) Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49
10. Kekeringan Meteorologis
Adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dst).
11.
Curah Hujan Tiga BulananAdalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.
3
I.
RINGKASAN
1.
Suhu muka laut perairan IndonesiaJanuari - Februari 2017 umumnya SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi masihrelatif hangat (Anomali Positif) terutama dibagian barat perairan Indonesia. Suplai uap air signifikan dibagian timur perairan Indonesia. Februari - April 2017 umumnya SST perairan Indonesia dan sekitarnya diprediksi masih relatif hangat (Anomali Positif) namun bagian barat perairan Indonesia mulai terjadi peluruhan mengarah ke normal. Mei - Juni 2017, perairan Indonesia diprediksi sebagian besar ke kondisi normal. Pola Anomali SST Negatif diwilayah Nino 3.4 bertahan sampai bulan Mei 2017.
Gambar 1. Anomali suhu muka laut dasarian 1 Januari 2017
2.
ENSO (El Nino-Southern Oscillation )Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO), merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer yang terjadi di Samudra Pasifik tropis.
Fenomena La Nina dapat menyebabkan meningkatnya curah hujan secara drastis, bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup hangat. Namun bila kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya curah hujan secara signifikan di Indonesia.
Fenomena ENSO (El Nino Southern Oscillation) diprediksi berada pada kondisi La Nina
Lemah pada bulan Desember 2016 – Maret 2017 dan pada bulan Maret – Mei 2017
4
3. Dipole Mode
India OceanDipole Mode (IODM) atau yang lebih dikenal Dipole Mode didefinisikan
sebagai interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia di sekitar khatulistiwa yang ditandai dengan gejala akan memanasnya suhu permukaan laut (SPL) dari di sepanjang Ekuator Samudera Hindia, khususnya sebelah selatan India yang diiringi dengan menurunnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia di wilayah pantai barat Sumatera (Saji dan Yamagata, 2001).
Gambar 2. Prediksi indeks Di Pole Mode
Jika nilai IODM positif, pada umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai IODM negatif, dapat menyebabkan adanya penambahan curah hujan di Indonesia bagian barat.
Indeks Dipole Mode (IODM) berada pada kondisi normal pada Desember 2016 sehingga mengindikasikan bahwa penambahan uap air dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan. Kondisi Dipole Mode yang Normal juga diprediksi masih akan bertahan hingga Mei 2017.
5
II. ANALISIS HUJAN BULAN DESEMBER 2016
A. ANALISIS CURAH HUJAN BULAN DESEMBER 2016
Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis curah hujan Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 3. Peta distribusi curah hujan bulan Desember 2016 Tabel 1. Analisis distribusi curah hujan bulan Desember 2016
CURAH HUJAN
(mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-21 – 50
-51 – 100
Sebagian Kecil Kab. Bangka Selatan bagian Barat Daya101 – 150
Sebagian Kab. Bangka Selatan bagian Barat, Barat Laut,Utara, Tengah dan Barat Daya
151 – 200
Sebagian Kecil Kab. Bangka Induk (Bagian Tengah dan Tenggara), Kab. Belitung Timur (Bagian Timur dan Tenggara). Sebagian Kota Pangkalpinang (Bagian Utara, Barat, Tengah dan Selatan), Kab. Bangka Tengah (Bagian
Utara, Tengah, Tenggara dan Selatan). Sebagian Besar Kab. Bangka Selatan (Bagian Utara, Tengah, Timur dan
6
201 – 300
Sebagian Kecil Kab. Bangka Barat (Bagian Utara, Barat Daya, Timur dan Tenggara), Kab. Bangka Selatan (Bagian
Timur Laut, Tenggara dan Selatan). Sebagian Besar Kab. Bangka Induk (Bagian Utara, Timur, Tengah Barat, dan
Selatan), Kab. Bangka Tengah (Bagian Utara, Barat, Timur Laut, Timur, Tengah, dan Tenggara), Kab. Belitung
(Bagian Utara, Barat Laut, Tengah, Timur dan Selatan), Kab. Belitung Timur (Bagian Utara, Barat, Tengah, Timur,
dan Selatan)
301 – 400
Sebagian Besar Kab. Bangka Barat (Bagian Utara, Barat, Timur, Tenggara dan Selatan). Sebagian Kab. Bangka
Induk (Bagian Utara, Barat, Timur dan Tenggara). Sebagian Kecil Kab. Bangka Tengah (Bagian Timur dan
Tenggara), Kab. Belitung (Bagian Utara, Tengah dan Selatan), kab Belitung Timur (Bagian Utara dan Tengah).
401 – 500
Sebagian Kecil Kab bangka Barat bagian Barat Laut, Kab.Bangka Induk (Bagian Barat laut, Utara dan Tengah).
> 500
Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian Tengah.B. ANALISIS SIFAT HUJAN BULAN DESEMBER 2016
Berdasarkan data curah hujan bulan Desember 2016 yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Kepulauan Bangka Belitung maka analisis sifat hujan bulan Desember 2016 adalah sebagai berikut:
7
Tabel 2. Analisis sifat hujan bulan Desember 2016
SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
BAWAH NORMAL
Seluruh Kab. Bangka Barat, Kota Pangkalpinang, Kab. Bangka Tengah, Kab. Bangka selatan, Kab Belitung dan Kab. Belitung Timur. Sebagian besar Kab. Bangka Induk bagian Utara, Barat dan Selatan,
NORMAL
Sebagian kecil Kab. Bangka Induk bagian timurATAS NORMAL
-
C. INFORMASI CURAH HUJAN EKSTRIM HARIAN DESEMBER 2016
Tabel 3. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Bangka Desember 2016
KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT
(51 – 100 mm/Hari)
Jebus, Telak, Parit Tiga, Dendang, Simpang Tritip,
Mayang, Kelapa, Tempilang, Pemali, Pugul, Rukam,
Celuak, Penyak, Lubuk, Cambai, Payung
CURAH HUJAN SANGAT
LEBAT (> 100 mm/Hari)
Bukit Ketok
Tabel 4. Analisis kejadian curah hujan Lebat dan sangat lebat di Belitung Desember 2016
KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
CURAH HUJAN LEBAT
(51 – 100 mm/Hari)
Stamet Buluh Tumbang, BPP Perawas, Sijuk, Tanjung
Binga, Pangkallalang, Membalong, Cerucuk, Ibul,
Badau, Tungkusan, Bukit Indah, Pegantungan,
Simpang Rengiang
CURAH HUJAN SANGAT
8
III. PRAKIRAAN HUJAN BULAN FEBRUARI, MARET DAN
APRIL 2017
A.
PRAKIRAAN HUJAN BULAN FEBRUARI 2017
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Februari 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
Gambar 5. Peta prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 Tabel 5. Prakiraan curah hujan bulan Februari 2017
CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
Sebagian
101 – 150
Sebagian Kab. Bangka Induk bagian timur,
Pangkalpinang, sebagian besar Kab. Bangka Tengah
bagian selatan dan tengah, sebagian Kab. Bangka
Selatan bagian utara
151 – 200
Sebagian besar Kab. Bangka barat bagian barat,
9
kecil Kab. Bangka Tengah bagian tengah, seluruh
Pulau Belitung.
201 – 300
301 – 400
401 – 500
-
> 500
-
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Februari 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
Gambar 6. Peta prakiraan curah hujan bulan Februari 2017 Tabel 6. Prakiraan sifat hujan bulan Februari 2017
SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
BAWAH NORMAL Sebagian Kab. Bangka Selatan bagian selatan
NORMAL
Sebagian kecil Kab Bangka Barat bagian barat, sebagian besar Kab. Bangka Tengah bagian utara, sebagian Kab.
Bangka Selatan bagian utara, sebagian Kab. Belitung Bagian barat, sebagian Kab. Belitung Timur bagian
10
ATAS NORMAL
Sebagian besar Kab. Bangka Barat, Seluruh Kab. Bangka Induk, Pangkalpinang, sebagian Kab. Belitung bagian timur, sebagian Kab. Belitung Timur bagian utara
B.
PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN MARET 2017
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
Gambar 7. Peta prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 Tabel 7. Prakiraan curah hujan bulan Maret 2017
CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
51 – 100
-
101 – 150
-
151 – 200
Sebagian Kab. Bangka Induk (Bagian Tengah dan Utara), Sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian Tengah, Kab. Bangka Selatan (Bagian Timur, Tenggara
11
201 – 300
Seluruh Kab. Bangka Barat, Kota Pangkalpinang, Kab. Belitung, Kab Belitung Timur, Sebagian Kab. Bangka
Induk (Bagian Tengah, Barat, Timur dan Selatan), Sebagian Besar Kab Bangka Tengah (Bagian Utara, Timur, Barat, Tenggara dan Sealatan), Kab. Bangka Selatan (Bagian Utara, Barat, Barat Daya dan Tengah.
301 – 400
-
401 – 500
-
> 500
-
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan Maret 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
Gambar 8. Peta prakiraan sifat hujan buan Maret 2017 Tabel 8. Prakiraan sifat hujan bulan Maret 2017
SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
12
NORMAL
Seluruh Kota Pangkalpinang, Kab. Bangka Selatan dan Kab. Bangka Tengah, Sebagian besar Kab. Bangka Barat (Bagian Barat, Timur, dan Selatan), Kab. Bangka
Induk (Bagian Barat, Utara, Timur, Tenggara dan Selatan), Sebagian Kab. Belitung (Bagian Selatan, Barat
dan Timur), Kab. Belitung Timur (Bagian Barat, Tengah, Timur dan Selatan)
ATAS NORMAL
Sebagian Kecil Kab. Bangka Barat (Bagian Barat Laut dan Utara), Kab. Bangka Induk (Bagian Timur Laut dan
Tengah), Sebagian Kab Belitung (Bagian Utara, Timur Laut dan Timur), Kab Belitung Timur (Bagian Utara,
Barat, Timur dan Tengah.
C.
PRAKIRAAN CURAH HUJAN BULAN APRIL 2017
1. Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan April 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
Gambar 9. Peta prakiraan curah hujan bulan April 2017 Tabel 9. Prakiraan curah hujan bualn April 2017
CURAH HUJAN (mm)
KABUPATEN / DAERAH
0 – 20
-
21 – 50
-
13
101 – 150
-
151 – 200
Sebagian Kab. Bangka Induk (Bagian Timur), Sebagian kecil Kab. Bangka Tengah bagian Timur, Sebagian Kab. Bangka Selatan (Bagian Tengah dan
Selatan).
201 – 300
Seluruh Kab. Bangka Barat, Kab. Bangka ( Bagian Utara, Tengah dan Selatan), PangkalPinang, Sebagian Besar Kab. Bangka Tengah ( Bagian Utara, Tengah dan Selatan), Sebagian Kab. Bangka Selatan (Bagian Utara dan Barat), Seluruh Kab. Belitung dan
Belitung Timur
301 – 400
-
401 – 500
-
> 500
-
2. Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2017
Berdasarkan hasil perhitungan dan dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka prakiraan curah hujan bulan April 2017 Provinsi Kep. Bangka Belitung disajikan sebagai berikut :
14
Tabel 10. Prakiraan sifat hujan bulan April 2017
SIFAT HUJAN
KABUPATEN / DAERAH
BAWAH NORMAL
Sebagian Kab. Bangka Barat (Bagian barat), Sebagian Kab. Bangka Tengah (Bagian Utara), Seluruh Kab. Bangka Selatan, Sebagian Kab. Belitung Timur (Bagian
selatan)
NORMAL
Sebagian Kab. Bangka Barat (Bagian Utara dan Timur), Seluruh Kab. Bangka Induk, Seluruh Kota
Pangkalpinang, Seluruh Kab. Belitung, Sebagian Kab. Belitung Timur (Bagian Utara dan Tengah)
15
IV. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DESEMBER 2016
A. INFORMASI JUMLAH HARI HUJAN DI PROV. KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
Tabel 11. Informasi jumlah hari hujan bulan Desember 2016
KRITERIA
KABUPATEN / DAERAH
> 20 hari
Jebus, Parit Tiga, Bukit Ketok, Pemali, Celuak, Penyak,
Lubuk Besar, Sungai Selan, Lalang, Air Asam, Dendang
Beltim
10 - 20 hari
Dendang, Simpang Teritip, Mayang, Kundi, Muntok,
Kelapa, Tempilang, Sungailiat, Pugul, Bakam, Kace,
Rukam, Stamet Pangkalpinang, Koba, Cambai, Mangkol,
Air Gegas, Rias, Stamet Buluh Tumbang, Perawas BPP,
Sijuk, Tanjung Binga, PangkalLalang, Membalong,
Cerucuk, Air Saga, Perawas, Ibul, Badau, Tungkusan, Bukit
Indah, Pegantungan, Damar, Simpang Rengiang, Simpang
Pesak, Gantung
16
V.
EVALUASI TINGKAT BAHAYA KEBAKARAN
A. Analisis FDRS (Fire Danger Rating System) bulan Desember 2016
Pangkal Pinang
FFMC merupakan suatu indikator mudah-tidaknya serasah (sampah hutan) terbakar dan
bahan bakar lainnya yang diintegrasikan/dihubungkan dengan pengaruh cuaca pada beberapa hari sebelumnya. Kode ini dipengaruhi oleh 4 unsur cuaca, yaitu : curah hujan, suhu, kelembaban relatif dan kecepatan angin.
Dari grafik indeks FFMC di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Desember 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks FFMC (Indeks bahan bakar halus) pada Level Rendah 13%, level Sedang 35%, pada level Tinggi tercatat 26 %, dan pada level ekstrim tercatat 26 %.
DC merupakan peringkat rata-rata kadar air dari bahan organik di bawah permukaan.
Kode ini merupakan suatu indikator yang sangat berguna dalam penggunaan bahan bakar di hutan pada musim kering, termasuk jumlah kejadian asap pada lapisan bawah dan merupakan indikator terjadinya kabut asap.
Kode ini dipengaruhi oleh 2 unsur cuaca, yaitu : Curah Hujan dan Suhu.
Dari grafik indeks kekeringan (DC) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dapat dilihat bahwa kejadian indeks DCdari tanggal 1 sampai dengan 31 Desember 2016 tercatat 100% pada level Rendah.
FWI merupakan angka peringkat intensitas kebakaran, yang dapat digunakan sebagai
angka indeks secara umum dari sistem peringkat bahaya kebakaran.
Dari grafik indeks cuaca kebakaran (FWI) di Stasiun Meteorologi PangkalPinang dari tanggal 1 sampai dengan 31 Desember 2016 dapat dilihat bahwa persentase kejadian indeks cuaca kebakaran FWI pada level Rendah sebesar 74 %, dan pada level Sedang sebesar 26 %.
17
18
VI. PETA MONITORING HARI TANPA HUJAN
BERTURUT-TURUT (UPDATE 10 JANUARI 2017)
Berikut adalah monitoring hari tanpa hujan berturut – turut, hasil pantauan data pos hujan di
wilayah Bangka Belitung :
Tabel 12. Monitoring hari tanpa hujan wilayah Prop. Bangka Belitung
19
VII. INFORMASI TINGKAT KEKERINGAN DENGAN
METODE SPI
A. MONITORING TINGKAT KEKERINGAN BULAN DESEMBER 2016
Analisis tingkat kekeringan dan kebasahan periode tiga bulanan (Oktober - Desember 2016) menggunakan indeks SPI disajikan dalam Gambar 13. Detail analisis tiap wilayah propinsi dapat dilihat pada tabel 13 dan 14 yang menunjukkan daerah kabupaten dan kota. Hasil analisis didasarkan pada pengamatan curah hujan periode Oktober - Desember 2016 di seluruh wilayah Kep. Bangka Belitung.Gambar 13. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 Bulanan Provinsi Kep. Bangka Belitung Oktober - Desember 2016
Tabel 13. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI
DAERAH
TINGKAT KEKERINGAN SANGAT
KERING KERING AGAK KERING NORMAL
KAB. BANGKA
BARAT - -
Hampir Seluruh Kec. Di Kabupaten
Bangka Barat Kecuali Kec. Jebus
dan Parit Tiga
Kec. Parit Tiga dan Sebagian Kec. Jebus
20 KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA PANGKALPINAN G - - Sebagian Besar Kec. Bakam dan Pudingbesar, Sebagian Kecil Kec. Riau Silip, Pemali, dan Mendo
Barat
Hampir seluruh Kec. Di Kabupaten Bangka Induk Kecuali Kec.
Riau silip, Bakam, Pemali, Puding besar,dan Mendo Barat
KAB. BANGKA
TENGAH - -
Sebagian Kec. Sungaiselan
Hampir Seluruh Kec. Di Kabupaten Bangka Tengah kecuali Kec.
Sungai Selan, Simpangkatie, Namang
dan Lubuk Besar
KAB. BANGKA
SELATAN - -
Sebagian Kecil Kec. Simpang Rimba dan Air
Gegas
Hampir Seluruh Kec. Di Kabupaten Bangka
Selatan
KAB. BELITUNG - -
Sebagian Kecil Kec. Sijuk, Tanjung
Pandan, dan Badau
Sebagian Besar Kec. Sijuk, Tanjung Pandan,
Badau dan Sebagian Kecil Kec. Membalong
KAB. BELITUNG
TIMUR - - -
Sebagian Kecil Kec. Kelapa Kampit, Dendang dan Simpang
Renggiang
Tabel 14. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI
DAERAH
TINGKAT KEBASAHAN
AGAK BASAH BASAH SANGAT
BASAH
KAB. BANGKA BARAT - - -
KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA
PANGKALPINANG
- - -
KAB. BANGKA TENGAH
Sebagian Kec. Simpangkatie,
21 KAB. BANGKA
SELATAN
Sebagian Kecil Kec. Kepuluan
Pongok - -
KAB. BELITUNG
Kec. Selat Nasik, Sebagian Besar Kec. Membalong dan
Sebagian Kec. Badau
Sebagian Kec. Membalong Sebagian Kecil Kec. Membalong - KAB. BELITUNG TIMUR
Hampir Seluruh wilayah Kab. Belitung Timur kecuali Kec. Simpang Renggiang, Dendang
Manggar, Kelapa Kampit dan Gantung
- -
B.
PRAKIRAAN TINGKAT KEKERINGAN BULAN FEBRUARI 2017
Prakiraan SPI 3 Bulanan periode Desember 2016 – Februari 2017 menggunakan data prakiraan curah hujan bulan Januari dan Februari 2017 disajikan dalam Gambar 14. Wilayah propinsi yang diprakirakan akan mengalami kondisi kering dapat dilihat pada tabel 15.
Gambar 14. Prakiraan indeks presipitasi terstandarisasi (SPI) 3 bulanan Desember 2016 – Februari 2017
22
Tabel 15. Prakiraan Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Desember 2016 - Februari 2017 DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING NORMAL KAB. BANGKA
BARAT - - Kec. Kelapa
Hampir Seluruh Kecamatan di wilayah Kab. Bangka Barat kecuali Kec. Kelapa KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA PANGKALPINANG
- - -
seluruh kecamatan di wilayah Kab. Bangka Induk dan
Kota Pangkalpinang KAB. BANGKA TENGAH - - - Seluruh Kecamatan di wilayah Kab. Bangka Tengah KAB. BANGKA SELATAN - - - Hampir Seluruh Kecamatan di wilayah Kab. Bangka Selatan kecuali Kec. Toboali dan Tukaksadai KAB. BELITUNG - - - Hampir Seluruh Kecamatan di wilayah Kab. Belitung kecuali Kec. Membalong KAB. BELITUNG TIMUR - - - Seluruh Kecamatan di wilayah Kab. Belitung Timur
23
Tabel 16. PrakiraanTingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan Desember 2016 - Februari 2017
DAERAH
TINGKAT KEBASAHAN
AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH
KAB. BANGKA BARAT - - -
KAB. BANGKA INDUK DAN KOTA PANGKALPINANG - - - KAB. BANGKA TENGAH - - - KAB. BANGKA SELATAN
Kec. Toboali dan
Tukaksadai - -
KAB. BELITUNG - - -
KAB. BELITUNG TIMUR Sebagian Besar Kec.
24
VIII. PENGAMATAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN DI
KOTA PANGKALPINANG BULAN DESEMBER 2016
A. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN RATA-RATA
1.
METODE WIND ROSE
2.
DISTRIBUSI FREKUENSI KECEPATAN ANGIN
WRPLOT View - Lakes Environmental Software
NO. PROYEK :
12.2016
TANGGAL :
09/01/2017
UNIT PELAKSANA TEKNIS : STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG INSTANSI : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KETERANGAN :
<> Arah angin dalam derajat.
<> Nol (0) derajat sebagai arah utara.
<> Arah menerangkan arah datangnya angin (dari).
<> 1 Knots = 1,85 Km/jam
PLOT MAWAR ANGIN:
PENGAMATAN SEBARAN ARAH DAN KECEPATAN ANGIN BULAN DESEMBER 2016 STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG
NORTH SOUTH WEST EAST 9% 18% 27% 36% 45% PERIODE DATA : Start Date: 01/12/2016 - 00:00 End Date: 31/12/2016 - 23:00 WIND SPEED (Knots) >= 22 17 - 21 11 - 17 7 - 11 4 - 7 1 - 4 Calms: 22,18%
RATA2 KEC. ANGIN:
3,17 Knots ANGIN CALM: 22,18% JML. PENGAMATAN : 744 hrs. GAMBAR : Wind Speed Direction (blowing from)
22,2 50,9 15,7 10,8 0,3 0,1 0,0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 %
Frekuensi Sebaran Angin Bulan Desember 2016
Di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang
Wind Class (Knots)
25
Angin memiliki dua parameter pengukuran, yaitu arah angin dan kecepatan angin. Arah angin merupakan arah dari mana datangnya angin. Standar penentuan arah angin adalah dengan menggunakan suatu derajat melingkar sampai 3600 . Titik 00 digunakan
sebagai titik utara, yang biasanya disebut sebagai “titik utara sebenarnya” (True North). Bertambahnya nilai derajat menuju ke 3600 (titik kembali ke 00) berarti berubahnya arah
mengikuti jarum jam. Dengan demikian akan didapatkan 00 dan 3600 sebagai titik utara, 900
sebagai titik timur, 1800 sebagai titik selatan, dan 2700 sebagai titik barat. Arah angin dibagi
menjadi 8 arah mata angin, yaitu: Utara, Timur Laut, Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, dan Barat Laut.
Sedangkan standar kecepatan angin secara internasional yang digunakan dalam meteorologi adalah dalam satuan knots. Sebagai perbandingan, 1 Knots memiliki nilai sebesar 1.86 km/jam. Untuk membedakan tingkat kecepatannya, maka kecepatan angin umumnya diklasifikasikan ke dalam 7 kelas, yaitu: calm (0 knot), 1-4 knots, 4-7 knots, 7-11 knots, 11-17 knots, 17-22 knots, dan diatas 22 knots.
Model mawar angin dapat menggambarkan frekuensi arah dan kecepatan angin. Model ini lebih mirip diagram, akan tetapi berbentuk lingkaran. Gambar jari – jari melambangkan arah angin berasal. Sedangkan panjang jari – jarinya melambangkan jumlah frekuensi angin. Warna dari jari – jari windrose dapat menggambarkan interval kecepatan angin.
Adapun hasil dari pengolahan data angin pada bulan Desember 2016 di Stasiun Meteorologi Klas I Pangkalpinang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Arah angin didominasi angin dari Barat sekitar 42 %; dan Barat Daya sekitar 18,5 %. Arah angin terbanyak berikutnya adalah Barat Laut sekitar 9,5 %, Utara 3 %, Timur Laut 2.5 %, dan Tenggara 2.5 %. Arah angin 0 kts (Angin Tenang) sekitar 22 %. Dilihat dari kecepatan anginnya, frekuensi terbanyak adalah angin dengan kecepatan
1 – 4 knots dengan prosentase mencapai 50,9 % diikuti angin calm (teduh / tenang) dengan prosentase mencapai 22,2 %. Kecepatan angin terbanyak ketiga pada interval kecepatan 4 – 7 knots sebesar 15,7 %. Kecepatan angin terbanyak keempat dengan interval 7-11 knots sebesar 10,8 %, terbanyak kelima pada interval 11 – 17 knots sebesar 0,3 %, dan terbanyak keenam pada interval 17 – 21 knots sebesar 0,1 % .
26
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN BULAN NOVEMBER 2016
Curah Hujan CH ANALISIS
Rata - Rata DESEMBER 2016 SIFAT HUJAN
Bulanan (mm) 85% 115% (mm) DESEMBER 2016
I Kab. Bangka Barat
1 Mentok 440 374 506 262 BN
2 Mayang 520 442 598 340 BN
3 Kelapa 519 441 597 243 BN
II Kab. Bangka Induk
1 Sungai Liat 444 377 511 214 BN
III Kota Pangkalpinang
1 Stasiun Meteorologi 337 286 388 162 BN
IV Kab. Bangka Tengah
1 Sungaiselan 314 267 361 225 BN
V Kab. Bangka Selatan
1 Rias 237 201 273 158 BN VI Kab. Belitung 1 Stasiun Meteorologi 417 354 480 244 BN No Stasiun RATA - RATA DESEMBER (mm)
LAMPIRAN 2. DATA INDEKS SPI 3 BULNAN (OKTOBER – DESEMBER 2016) DI
KEP. BANGKA BELITUNG
NO KABUPATEN POS HUJAN INDEKS SPI
1 MAYANG -1,4 2 TELAK -3 KELAPA -1,4 4 BUKIT KETOK -0,2 5 RUKAM -0,3 6 BAKAM -1,5 7 PEMALI
-8 KOTA PANGKALPINANG STAMET PANGKALPINANG -0,5
9 CELUAK 0,5 10 LUBUK 0,4 11 SUNGAI SELAN -1,4 12 PAYUNG -0,7 13 RIAS -0,3 14 AIR GEGAS -1,2 15 TANJUNG PANDAN -1,2 16 MEMBALONG 2,1 17 AIR ASAM 0,4 18 SIMPANG RENGGIANG 1,8 BANGKA BARAT BELITUNG TIMUR BELITUNG BANGKA SELATAN BANGKA TENGAH BANGKA INDUK