• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI SKRIPSI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

JEMAAT GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA TERESIA JAMBI

1964-2010

SKRIPSI

OLEH :

LUSYANA CRISTINA MANIHURUK I1A113028

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS JAMBI 2017

(2)

ABSTRAK

Cristina Lusyana, 2017, Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi 1964-2010. Skripsi, Program Studi Ilmu Sejarah, FIB Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Dr. Supian, S.Ag., M.Ag, (2) Apdelmi, S.Pd., M.Pd.

Skripsi ini berjudul Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi 1964-2010. Latar belakang penelitian mengenai kajian ini muncul sebagai bentuk ketertarikan penulis terhadap Gereja Katolik dan jemaat yang multikultur. Masalah yang dibahas pada skripsi ini adalah „bagaimana Jemaat Katolik baik dalam Lingkup Jemaat maupun diluar Jemaat Katolik Paroki Santa Teresia Jambi?, bagaimana kegiatan jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi?, dan bagaimana keberagaman budaya dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi ?

Kegiatan jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi pada awalnya bisa dikatakan belum begitu banyak, seiring berjalannya waktu kegiatan jemaat semakin bertambah dan organisasi-organisasi pun mulai didirikan untuk memberi wadah dari tiap kegiatan yang jemaat lakukan di Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Fokus penelitian ini di tekankan pada semua yang berkaitan mengenai jemaat, baik dari kegiatan, organisasi, sosial, dan budaya pada jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah yang menggunakan sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber primer adalah Buku-buku yang berkaitan mengenai Gereja Katolik itu sendiri, wawancara dan foto-foto yang mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang

berkaitan dengan penelitian ini. Sementara sumber-sumber sekunder

menggunakan jurnal, skripsi, dan internet.

(3)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai konteks sejarah agama Katolik, sejarah gereja1

Katolik bermula dari kedatangan bangsa Portugis ke Kepulauan Maluku yang kaya akan rempah-rempah. Bangsa Portugis yang datang ke Maluku tersebut

bukan hanya para saudagar dan serdadu, namun pula para Imam2 Katolik. Salah

satu Imam Katolik itu ialah Santo Fransiskus Xaverius.

Pada tahun 1546 hingga 1547, Santo Fransiskus Xaverius mengunjungi pulau Ambon, Saparua, dan Ternate untuk membabtis beberapa ribu penduduk setempat sebagai penganut Katolik. Sebelumnya yakni pada tahun 1534, saudagar Portugis yang bernama Gonzalo Veloso telah membaptis Kolano (kepala

kampung Maluku) bersama warganya sebagai penganut Katolik.3

Fransiskus banyak memberikan perhatian kepada kaum kecil di Maluku, membuka sekolah-sekolah bagi kaum pribumi sehingga banyak penduduk kampung menaruh perhatian, peduli, dan mulai santun padanya. Dari sinilah banyak penduduk yang berkeinginan untuk dibaptis oleh Santo Fransiskus Xaverius. Karya Fransiskus ini kemudian dilanjutkan oleh sejumlah missioner

1 Gereja memiliki dua arti, yaitu sebagai gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan

upacara agama Kristen (Katolik dan Protestan) dan sebagai sebuah badan atau organisasi umat Kristen yang memiliki kesamaan kepercayaan, ajaran, dan tata cara dalam peribadatan seperti Islam, Kristen (Katolik dan Protestan), Budha, Hindu dan Konghucu. Dimana masing – masing dari kepercayaan tersebut memiliki tempat ibadah sendiri yaitu ; Masjid, Gereja, Vihara, Pura, dan Klenteng. Dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa gereja bukan sekedar tempat untuk berkumpul umat atau sebuah badan organisasi tetapi juga sebagai rumah Tuhan sehingga jemaat dapat melakukan proses peribadatan pada bangunan tersebut (Denny Prabawa, Arsitektur

Latarbelakang Penerapan Kompleks Gereja Lama di Kalibawang, Kulon Progo, DIY, Skripsi,

(Yogyakarta : FIB UGM), 2015, Hlm 3

2

Imam adalah pemimpin upacara-upacara gereja atau yang mempersembahkan korban Misa; Paus, Uskup, Pastor.

3 Djenar Respati, Sejarah Agama-Agama di Indonesia, Araska, Yogyakarta, 2014, hal.

(4)

lain. Menjelang akhir abad XVI terdapat sekitar 30.000 umat katolik diantara

jumlah penduduk yang diperkirakan sekitar 150.000 di Maluku.4

Penyebaran agama Katolik dilakukan oleh orang-orang Portugis, bangsa tersebut sangat giat dalam menyebarluaskan agama Katolik, karena penyebaran Agama Katolik mereka anggap sebagai suatu tugas suci. Pastor maupun Pendeta dikala itu sangat menjaga dan memelihara keselamatan rohani, karena dianggap tugas Pastor atau Pendeta ialah mengemban tugas suci dan menyebarkan Agama Katolik.

Gereja Katolik hadir pada abad ke 16 di dua daerah di Sumatera: Aceh di utara dan Bengkulu di tenggara. Ketika orang Portugis menaklukkan Malaka pada tahun 1511, mulai terjadi kontak dagang antara orang-orang Portugis dengan orang-orang Aceh, yang sebelumnya menolak kedatangan mereka. Rupanya hubungan antara orang Portugis dengan orang Aceh tidaklah selalu buruk dan tegang. Suatu ketika orang Aceh mengijinkan orang Portugis memasuki daerah Aceh. Mereka tinggal di daerah pesisir. Kebutuhan rohani orang Portugis itu mengawali berdirinya Gereja dan menghadirkan iman di Sumatera bagian utara.

Pada awal tahun 1685 orang lnggris tiba di Sumatera, dan pada tahun 1711 mereka membangun pangkalan di Bantal dan Muko-muko, di bagian utara Bengkulu. Pemimpin orang Inggeris memohon para misionaris dari Imam-imam Theatin datang ke Bengkulu untuk memelihara hidup rohani para pedagang, serdadu, dan para pelaut Inggris di sana.

4

Chrismes Elisabet Manik, Inkulturasi Musik Batak Toba Dalam Ordinarium Pada

Perayaan Misa Gereja Katolik Santo Antonius Hayam Wuruk Medan: Analisis Struktur Musikal Dan Tekstual, Universitas Sumatera Utara, Skripsi (Medan : FIB, 2013), Hlm. 27

(5)

Dengan kehadiran Gereja Katolik di dua daerah itu, mulailah sejarah baru Gereja Katolik di Pulau Sumatera, yang tumbuh dan berkembang sampai saat ini. Sampai pada penghujung abad ke-19, seluruh Nusantara merupakan wilayah misi

Ordo Serikat Yesus ( SJ ) di bawah pimpinan Vikariat Apostolik5 Batavia. Baru

pada awal abad ke20, terjadi pembagian wilayah misi di Indonesia. Tahun 1902 Imam-imam menerima tanggung jawab karya misi di bagian timur Nusantara. Menyusul pada tahun 1905, Ordo Kapusin Belanda mengambil alih Borneo (Kalimantan) sebagai daerah misi mereka.

Enam tahun kemudian, yakni pada tahun 1911, seluruh Sumatera juga menjadi wilayah misi Ordo Kapusin Belanda. Tanggal 30 Juni 1911, wilayah

Sumatera didirikan menjadi Prefektur Apostolik6 Sumatera, yang berkedudukan di

Padang. Pada tahun 1912, Misionaris7 Kapusin tiba di Sumatera untuk

menggantikan para Misionaris Yesuit. Pada tanggal 24 Mei 1912, P. Liberatus

Cluts OFM Cap diangkat menjadi Prefek Apostolik8 Sumatera. Tahun 1921 beliau

mangkat secara tiba-tiba di atas kapal, dalam perjalanan dari Padang untuk kunjungan umat menuju Bengkulu. Beliau digantikan oleh Mgr. Mathias Brans sebagai Prefek Apostolik.

5

Vikariat apostolik adalah bentuk yurisdiksi teritorial Gereja Katolik di daerah yang belum dibentuk keuskupan. status wilayah yang lebih berkembang dibandingkan dengan status prefektur apostolik tetapi masih di bawah status keuskupan.

6 Prefektur apostolik adalah daerah misi di mana Gereja Katolik belum berkembang. 7 Misionaris merupakan orang yang dikirim ke suatu tempat untuk menyebarkan agama

Kristen atau Katolik. Pada tahun 1941 Jepang telah menghancurkan armada kapal Amerika Serikat dengan membom pelabuhan Pearl Harbour, kemudian kekaisaran Jepang menghancurkan Kekaisaran Belanda di tahun 1942 dengan menguasai kepulaan Indonesia dan seluruh kekayaannya. Sehingga misionaris yang berkebangsaan Belanda ditanah air pada masa penjajahan Jepang banyak yang ditahan dan diasingkan ketempat terpencil.

8 Prefek Apostolik merupakan Seorang Imam Misionaris di daerah misi yang ditunjuk

(6)

Beranjak dari persebaran Gereja Katolik yang didirikan di wilayah Sumatera, semakin bertambah banyaknya jemaat Katolik di Jambi, maka

didirikanlah Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.9 Gereja Katolik Paroki10

Santa11 Teresia12 Jambi merupakan gereja Katolik pertama yang berada di Jambi.

Pada Desember 1932 dilakukanlah pembelian 3 buah rumah di Jalan Taman (sekarang Jalan Sutomo). Rumah panggung yang terbuat dari papan itu dulunya merupakan tempat tinggal para KNIL Belanda. Rumah ini kemudian menjadi pos

tetap pelayanan di Jambi sebagai stasi13 sampai awal tahun 1935. Pada tanggal 16

Januari 1935 Jambi resmi menjadi Paroki,14 dengan Pastor Paroki pertama adalah

9 Gereja Katolik adalah tempat peribadatan jemaat Katolik sejak dulunya, gereja Katolik

dijadikan sebagai wadah rohani jemaat Katolik dengan bentuk peribadatan yang dilakukan pada umumnya hari minggu atau sering disebut dengan misa kudus.Dengan jemaat yang bertambah banyak, didirikanlah paroki di suatu wilayah.

10 Paroki adalah Komunitas kaum beriman Kristiani tertentu yang dibentuk secara tetap

dalam Gereja Partikular yang reksa Pastoralnya dibawah otoritas Uskup dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.

11

Santa adalah nama Orang Kudus, yang di peruntukkan untuk seorang perempuan, sedangkan untuk laki-laki disebut dengan Santo.

12 Teresia adalah seorang gadis kecil yang menjadi biarawati berkat izin dari Paus. Ia

adalah gadis yang sangat sabar dan lemah lembut, ia selalu mengasihi orang lain karena ia menganggap seperti mengasihi Tuhan. Sebelum Teresia meninggal ia mengatakan, bahwa dari surga ia akan berbuat baik bagi dunia, dan ia menepatinya. Semua orang dari seluruh dunia yang memohon bantuan Teresia untuk mendoakan mereka kepada Tuhan memperoleh jawaban atas doa mereka. Nama Teresia dijadikan nama pelindung karena Teresia sangat mengasihi Tuhan dan dianggap orang banyak merupakan gadis yang memiliki cinta kasih begitu besar kepada Tuhan maupun orang lain.(Panitia Peringatan 75 Tahun paroki Santa Teresia, Bertolak ke Tempat yang

Dalam, Jambi, 2010, hlm 4).

13 Stasi adalah istilah kewilayahan dalam Gereja Katolik. Stasi berada di dalam Paroki,

pada stasi tidak selalu terdapat pastor di kapel atau gereja yang terdapat di stasi tersebut.

14 Paroki adalah komunitas kaum beriman kristiani tertentu yang dibentuki secara tetap

dalam Gereja partikular, yang reksa pastoralnya, di bawah otoritas Uskup diosesan, dipercayakan kepada Pastor Paroki sebagai gembalanya sendiri.

(7)

Pastor Van Oort SCJ15. Pada masa itu, jumlah jemaat Katolik di Jambi sekitar 30

orang.16

Penduduk di Kota Jambi dikenal dengan penduduk yang agamis. Dengan kata lain berbagai segi kehidupan termasuk sikap dan perilaku penduduk, mencerminkan pandangan masing-masing mengenai keagamaan. Diketahui penduduk di Kota Jambi secara mayoritas ialah memeluk agama Islam, akan tetapi itu semua tidak menyurutkan perkembangan agama Katolik yang semakin pesat pada tiap tahunnya di Kota Jambi. Meskipun memiliki latar belakang agama yang berbeda yang dipercayai oleh beragam suku etnis penduduk di Kota Jambi. Namun kehidupan sosial dan budaya penduduk serta antar agama berjalan dengan baik.

Gereja Katolik Paroki Santa Teresia memiliki fungsi serta peranan sendiri di tengah-tengah penduduk Kota Jambi diantaranya adalah pertama, sebagai sarana pelayanan-pelayanan ibadah dan sakramen seperti: ibadah kaum wanita, ibadah kaum bapak, ibadah dewasa muda, ibadah remaja, ibadah sekolah minggu, ibadah raya, kursus pendalaman alkitab dan pendidikan umum menara doa.

Kedua, sebagai sarana pembelajaran agama, katekisasi,17 dan khotbah atau juga

pewartaan gambar gembira tentang penderitaan, wafat dan kebangkitan Kristus.

15 SCJ merupakan kepanjangan dari Sacro Corde Jesu. SCJ merupakan gelar bagi seorang

Imam di Gereja Katolik. Pater Leo Yohanes Dehon ialah seorang Imam yang pertama kali mendirikan tarekat religius bernama Imam-Imam Hati Kudus Yesus (SCJ), berdiri pada 28 Juni 1978.

16 Panitia Peringatan 75 Tahun Paroki Santa Teresia Jambi, Bertolak ke Tempat yang

Dalam, Jambi, hlm. 16.

17 Katekisasi merupakan kegiatan pengajaran iman yang membimbing seseorang (atau

beberapa orang) agar ia (atau mereka) melakukan apa yang diajarkan kepadanya yaitu menentukan pilihan iman yang dipercayai yaitu iman Kristen.Dengan kata lain, katekisasi berfungsi sebagai sarana untuk menumbuhkembangkan iman warga dan calon warga jemaat dalam mengikut Kristus sebagai Juruselamat.

(8)

Ketiga, sebagai pewartaan tuntunan umat kristus agar bertindak seperti kristus. Keempat, sebagai sarana pelayanan sosial terhadap orang-orang yang

membutuhkan.18

Pada gereja Katolik, jemaat dihadapkan dengan adanya kewajiban yang sudah seharusnya dijalankan sebagai jemaat. Jemaat gereja tidak hanya hadir ketika beribadah setiap hari minggu saja, ada beberapa kewajiban seperti : mengikuti acara-acara yang diselenggarakan oleh gereja (seperti : gotong royong di sekitar gereja, aksi donor darah, bagi pemuda-pemudi Katolik Paroki Santa Teresia diikutsertakan dalam lomba seperti lomba berkhotbah), seminar mengenai kerohanian (seperti seminar dengan tema: Meningkatkan Minat Orang Muda Katolik (OMK) Hidup Menggereja), mengikuti ibadah doa yang ditentukan oleh gereja (seperti : memperingati Doa Bulan Maria yang diadakan tiap bulan Mei dan Oktober) dan sebagainya. Dapat dikatakan dalam kehidupan gereja sehari-harinya cukup banyak jemaat yang ambil bagian dan selalu ini berkecimpung dalam gereja walaupun memiliki banyak kegiatan, akan tetapi jemaat masih dapat meluangkan waktu untuk mengurusi atau memiliki rasa ingin tahu mengenai gerejanya.

Jemaat Katolik memiliki bermacam-macam etnis seperti: etnis Tionghoa, Jawa, Batak dan Flores. Keempat etnis tersebut merupakan etnis terbesar di gereja Katolik Santa Teresia, akan tetapi etnis yang lebih dominan adalah etnis Tionghoa. Etnis lainnya yang mendukung adalah etnis Flores, Toraja, Nias, Manado dan sebagainya. Beragamnya etnis jemaat yang ada pada gereja Katolik

18 Yakin Marihot Siregar, Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota Jambi

(9)

Santa Teresia tidak pernah melakukan pembedaan baik dari segi etnis, suku bangsa, pekerjaan maupun sudut pandang lainnya, karena sifat gereja satu atau universal menjadikan jemaat gereja tetap rukun hingga saat ini, dapat juga disebut bahwa jemaat pada Gereja Katolik tidak pernah dan tidak akan pernah terjadi

konflik.19

Jemaat gereja selalu berpatisipasi dengan kegiatan yang dilakukan oleh gereja seperti kegiatan sosial yaitu : mendampingi lansia, melayani keluarga yang sedang sakit maupun yang tidak mampu, melakukan penghijauan bersama Gubernur dan Walikota, bakti sosial berupa (pengobatan yang tidak hanya dilakukan di Kota Jambi melainkan sudah sampai ke banyak Kabupaten), yang biasanya dilakukan dalam rangka hari raya Paskah (Kematian Yesus Kristus), hari raya Natal (Kelahiran Yesus Kristus), perayaan ulang tahun gereja seperti pengobatan orang sakit (pemeriksaan osteoporosis, donor darah, penyuluhan, pengobatan gratis dan sebagainya). Di bidang pendidikan seperti memberikan beasiswa bagi anak-anak kurang mampu, pembinaan remaja putus sekolah,

pencanangan gerakan orang tua asuh, dan sebagainya.20

Gereja Katolik Santa Teresia banyak mendirikan organisasi yang melibatkan jemaatnya, berdasarkan tiap-tiap wilayah yang telah dibagi oleh gereja

seperti OMK,21 Devosi,22 kelompok Kategorial (Legio Maria,23 KKMK,24

19 Wawancara bersama Bapak Indarin Yohansyah, Ketua Dewan Pastoral (DPP) Paroki

Santa Teresia Jambi umur 60 tahun, tanggal 23 Maret 2016 di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi, Pukul 11.00 Wib s.d selesai.

20

Panitia Peringatan 75 Tahun Paroki Santa Teresia Jambi, Bertolak ke Tempat yang

Dalam, Jambi, hlm. 33

21 OMK ialah kepanjang dari Orang Muda Katolik, yang mana pada OMK didalamnya

(10)

Persekutuan Doa, kegiatannya tidak hanya berdoa tetapi didalamnya meliputi :

bernyanyi, berdoa, bakti sosial, pendalaman Alkitab, dan sebagainya ).25

Perekonomian gereja Katolik Santa Teresia atau dana gereja biasanya didapatkan hanya dari umat gereja saja, meliputi dari persembahan gereja, dari acara-acara yang biasanya akan diminta sumbangan pada jemaat, maupun dari iuran rutin yang diberlakukan pada jemaat gereja Katolik Santa Teresia. Dilihat dari jenis pekerjaan pada jemaat sangat beragam, diantaranya wiraswasta, pedagang, guru, dokter, buruh, dan sebagainya. Seperti etnis yang beragam pada gereja Katolik, jenis pekerjaan jemaat pun demikian.

Pada perkembangan jemaat dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup pesat, pada awalnya berdiri gereja tahun 1964 hanya berjumlah ratusan hingga tahun 2010 sudah mencapai 12.000 jemaat, pendataan jemaat dilakukan dengan sensus pada tiap–tiap lingkungan yang sudah terdaftar di gereja Katolik Santa Teresia. Sesuai pendataan diperkirakan jumlah jemaat gereja

mencapai 12 ribuan, pada 12 Wilayah26, 49 Lingkungan27 dan 17 Stasi.28 Jemaat

yang semakin bertambah pada gereja Katolik Paroki Santa Teresia nantinya akan

22

Devosi berasal dari kata latin “Devotio” yang berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, sumpah, cinta bakti. Devosi merupakan praktek pengungkapan iman umat atau jemaat yang spontan dan lebih bebas.Devosi dapat dibawakan secara pribadi ataupun bersama.

23 Legio Maria adalah organisasi kerasulan awam bagi jemaat Katolik, baik pria maupun

wanita, muda maupun tua, yang bertujuan untuk pengudusan diri para anggota-nya melalui doa dan pekerjaan spiritual dalam persatuan dengan Bunda Maria dibawah bimbingan seorang Pastor.

24 KKMK adalah Kelompok Karyawan Muda Katolik, pada KKMK biasanya didalamnya

adalah jemaat yang sudah bekerja dan belum memiliki pasangan.

25

Wawancara dengan pak Sugeng, pengurus sekretariat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi umur 59 tahun, tanggal 23 maret 2016 di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi, Pukul 11.00 Wib s.d selesai.

26 Wilayah adalah koordinasi dari sejumlah Lingkungan yang berdekatan. 27

Lingkungan adalah sebagian dari paroki yang dibentuk dari sejumlah keluarga dan warga yang tinggal berdekatan. Lingkungan sebaiknya terdiri dari 20 sampai 40 keluarga.

28 Stasi adalah istilah kewilayahan dalam Gereja Katolik. Stasi berada di dalam Paroki,

(11)

terjadi pemekaran Paroki, yang mana pembagian akan dilakukan berdasarkan letak geografis.

Beranjak dari hal tersebut maka Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi tidak semata-mata hanya dipandang sebagai tempat ibadah, namun banyak makna dan nilai historis yang ada di dalamnya. Maka timbul rasa ketertarikan untuk mengangkat “Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi 1964- 2010”

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini akan menjawab beberapa pertanyaan yang diharapkan mengarah dan membatasi penelitian. Pertanyaan-pertanyaan itu, seperti yang disajikan di bawah ini:

1) Bagaimana Jemaat Katolik baik dalam Lingkup Jemaat maupun diluar Jemaat Katolik Paroki Santa Teresia Jambi ?

2) Bagaimana Kegiatan Jemaat Dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi ?

3) Bagaimana Bentuk Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi ?

Sementara itu, rentang waktu penelitian ini adalah dari tahun 1964 sampai 2010. Batasan awal tahun 1964 merupakan tahun dimana diresmikannya gereja Katolik Paroki Santa Teresia menjadi Gereja dengan gedung baru, tepatnya berada di Jalan Raden Mattaher. Tahun 2010 sebagai batasan akhir, dimana pada tahun ini dilakukan pemekaran gereja, yaitu dari Gereja Katolik Paroki Teresia Jambi ke

(12)

Gereja Katolik Kuasi Paroki Santo Gregorius Agung Jambi yang terletak di Jalan Lingkar Barat KM 10 RT 31, Kelurahan Kenali Asam Bawah Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi. Pada pemekaran ini jemaat dibagi berdasarkan letak geografis sehingga memberi sedikit kemudahan akses jalan bagi yang tempat tinggalnya cukup jauh ke Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.

1.3 Ruang Lingkup

Jambi dipilih sebagai ruang lingkup spasial karena di daerah ini untuk pertama kalinya didirikan gereja, yaitu gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, seiring berjalannya waktu mulai banyak didirikan gereja ke daerah-daerah kecil seperti desa-desa yang berada di luar Jambi, mengingat letak gereja yang jauh jika jemaat berada di luar Jambi. Gereja yang didirikan di Jambi sendiri sudah dalam bentuk paroki, paroki disini dalam arti sebagai kepala atau induk gereja terbesar dan gereja yang didirikan di luar Jambi hanya dalam bentuk stasi, stasi disini adalah anak atau gereja yang di bawah naungan paroki Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Penelitian di spesifikkan hanya dalam daerah Kota Jambi karena jika mengambil lingkup yang lebih luas dalam data akan terkendala mengingat masih kurangnya data yang akurat mengenai arsip yang ada di gereja.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menjawab, pertanyaan-pertanyaan pada permasalahan yang tertuang dalam sub-bab sebelumnya. Tujuan dari adanya pertanyaan tersebut ialah:

(13)

1) untuk mengetahui bagaimana jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.

2) untuk melihat dan mempelajari mengenai bagaimana Kegiatan Jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.

3) Untuk menambah wawasan mengenai Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi.

1.5 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian yang digunakan dalam penulisan ini ialah metode sejarah yaitu seperangkat prinsip-prinsip yang sistematis dan aturan-aturan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan menyajikan sistematis dari hasil-hasil keseluruhan prosedur metode sejarah yang dicapai melalui beberapa tahapan yaitu : heuristik, kritik sumber, interpretasi dan

historiografi.29

Sumber yang digunakan dalam penulisan ini berupa arsip lokal, wawancara lisan, dan literatur tertulis. Arsip lokal antara lain arsip dari Gereja berupa buku tulisan Gereja. Buku terbitan gereja ini ditulis langsung oleh panitia pada peringatan ulang tahun Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, buku ini memuat sekilas mengenai perjalanan Gereja selama 75 mulai dari berdirinya hingga ulang tahun ke-75 tahunya. Informasi lain juga didapat dari wawancara lisan terhadap informan yang memiliki hubungan atau terlibat dalam penelitian ini, antara lain Pastor Gereja, Biarawati Gereja, Sekretariat Gereja dan Jemaat Gereja. Selain itu, sumber pendukung mengenai gereja juga didapatkan dari

(14)

perpustakaan Kota Jambi, maupun internet yang banyak memuat mengenai Gereja Katolik.

Sumber-sumber yang digunakan tersebut ditinjau dari derajat kualitasnya dapat di klasifikasikan menjadi sumber primer, sumber sekunder dan sumber tersier, dalam hal ini secara kualitatif sumber primer tidak harus banyak, tetapi yang penting dalam sumber primer itu mengandung permasalahan pokok mengenai judul yang diteliti.

Semua faktor sejarah yang diperoleh kemudian diberi makna. Selanjutnya dirangkum satu sama lain sehingga menjadi jalinan cerita yang sesuai dengan metode sejarah. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan karya sejarah yang baik, yaitu tidak hanya tergantung pada kemapuan meneliti sumber dan menemukan fakta sejarah, melainkan juga kemampuan imajinasi untuk menguraikan peristiwa sejarah secara terperinci.

1.6 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam suatu kegiatan ataupun penelitian dimaksudkan sebagai telaah pustaka yang berhubungan dengan masalah penelitian.Penelusuran pustaka terutama dimaksudkan sebagai langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian guna memperoleh informasi penelitian yang sejenis, memperdalam kajian teoritis atau memperdalam kajian metodologi. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tinjauan pustaka dapat berfungsi sebagai pendukung, penguat, maupun pembenaran terhadap data yang ditemukan.

Dalam penulisan ini penulis memperoleh buku mengenai Kilas Perjalanan Paroki Santa Teresia Jambi 1935-2010. Buku ini ditulis langsung oleh panitia

(15)

peringatan 75 tahun Paroki Santa Teresia Jambi, yaitu tepatnya pada acara ulang tahun gereja yang ke 75 tahun. Sebagaimana dengan judulnya, buku ini membahas mengenai perjalanan Paroki Santa Teresia Jambi selama 75 tahun.

Penelitian lain tentang Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota

Jambi 1935-2010.30 Penelitian ini ditulis oleh salah seorang mahasiswa dari

Universitas Batanghari, dengan pembahasan mengenai arsitektur atau bentuk bangunan yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Penelitian ini pada masa kolonial dan di akhiri pada masa kontemporer. Dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi perubahan pada bangunan gereja dari mulai dilakukannya pembangunan pada gereja.

Ada pula penelitian mengenai Interaksi Umat Gereja Katolik Santo

Antonio Padua dengan Umat Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal.31 Dalam

tulisan ini membahas mengenai bagaimana interaksi yang terjadi antara umat Gereja Katolik dan Umat Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal, penelitian ini dilakukan oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Karya lain mengenai Signifikansi Pandangan Santo dalam Kehidupan

Beragama Jemaat Gereja Katolik Kota Baru Yogyakarta.32 Dalam penelitian ini

sangat jelas membahas mengenai pandangan Santo dalam Kehidupan Jemaat

30 Yakin Marihot Sormin, Arsitektur Gereja Paroki Santa Teresia di Kota Jambi

1935-2010 (Jambi, 2016).

31

Ilham Pradana, Interaksi Umat Gereja Katolik Santo Antonio Padua dengan Umat

Islam di Kelurahan Kebondalem Kendal (Semarang, 2016).

32 Muhammad Malkan Setiawan, Signifikansi Pandangan Santo dalam Kehidupan

(16)

Katolik Yogyakarta, yang ditulis oleh salah seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tentang Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi 1964-2010, pada masa kontemporer belum pernah dilakukan secara serius dan mendalam oleh peneliti mana pun sehingga penulis merasa tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai jemaat di Gereja Katolik Santa Teresia Jambi.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan satu sama lainnya. Bab I sebagai pengarah atau pengantar kajian ke pokok permasalahan dan metode yang digunakan dalam penelitian. Bab II mengenai Gambaran Umum Penelitian, yang akan menjawab pertanyaan mengenai Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Bab III mengenai Kegiatan jemaat dalam Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, dengan melihat bagaimanakah aktivitas maupun kegiatan yang dilakukan oleh jemaat. Bab IV mengenai Keberagaman Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi. Bab V menjadi penutup dari skripsi ini dan merupakan kesimpulkan, yang berisi data maupun referensi yang banyak sehingga membantu dalam melakukan penelitian tersebut.

(17)

KESIMPULAN

Ada beberapa temuan yang disimpulkan dari skripsi ini. Pertama, dengan didirikannya Gereja Katolik Paroki Santa Teresia sedikit mengobati akan kerinduan untuk ibadah dan berbicara dengan Tuhan melalui Gereja ini. Pendirian bangunan Gereja Katolik untuk pertama kali di Jambi, sangat di tunggu-tunggu oleh jemaat Katolik itu sendiri.

Cukup panjang perjalanan untuk mendirikan Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi, dengan menunggu adanya misionaris yang akan tiba di Indonesia dan khususnya di Jambi. Berkat motivasi dan dorongan dari Pastor pertama, yaitu Pastor Van Oort Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi dapat berdiri hingga kini dan mampu melakukan pemekaran dengan seiring bertambah banyaknya jemaat Gereja. Jemaat Gereja selalu diharapkan berpartisipasi dalam tiap kegiatan maupun aktivitas yang diselenggarakan oleh Gereja. Tidak terlepas dari itu, Pastor pun ikut berparsitipasi bersama jemaat agar Gereja yang menaungi jemaat saat ini dapat terus berkembang dan melahirkan insan yang baru.

Jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi yang memiliki keberagaman etnis selalu berusaha berjalan berdampingan dengan jemaat dari etnis lain. Dari wawancara yang sudah dilakukan, tidak pernah terjadi konflik antar jemaat maupun dalam lingkup etnis karena jemaat selalu berpegang teguh, bahwa jemaat Katolik adalah jemaat yang universal (bersifat terbuka) sehingga tidak memberi peluang untuk terjadi konflik dengan keterbukaan jemaat.

(18)

Jemaat Gereja Katolik merupakan salah satu jemaat yang terbesar memiliki keberagaman budaya atau kultur, hendaknya semua jemaat Gereja Katolik yang ada di Indonesia dan terlebih lagi jemaat Gereja Katolik Paroki Santa Teresia Jambi dapat selalu hidup berdampingan walaupun memiliki perbedaan dalam segi budaya, akan tetapi selalu diharapkan saling menjaga satu sama lain. Hingga saat ini jemaat Gereja Katolik dapat dipastikan mampu menjaga perbedaan dan harapan kedepannya agar selalu menjalin Cinta Kasih sampai kapanpun.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Patil pada tahun 2011 menyatakan bahwa pemberian ekstrak etanol (70%) daun kemunting tiap hari dapat memproteksi kerusakan hati

Berikut beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan dikaji oleh peneliti, seperti: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Pandu pada tahun 2017 dalam

UMI KULSUM, M.Pd umikulsum.prob@gmail.com KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO KOTA PROBOLINGGO SD S2 Pengawas. 360 9753153 HARTINI, M.Pd tinfaz@gmail.com Kantor Kementerian

dan/atau mempertahankan marjin keuntungan. Value added yang tinggi dari produk akhir, adanya subsidi, serta tingginya rasio konsentrasi dapat mengu- rangi kebutuhan

Memahami metoda untuk memonitor perubahan kinerja reservoir , jenis-jenis pengukuran yang dilakukan, dan mampu menganalisa perubahan tekanan, temperatur reservoir, kinerja

Berdasarkan penampilan secara makroskopis yang mencakup gejala-gejala yang timbul pada bibit nyatoh dan pertumbuhan koloni pada media PDA, pengamatan mikroskopis dengan

1) Performace exsterior dari ketiga objek bengunan tersebut sangat kokoh dan monumental. 2) Hanya mempunyai satu fasade yang di tonjolkan yaitu hanya pada

Dokumen Kelas 370 saya ingin bentuk kelompok lebih dari boleh tidak jumlah kelompok 371 apakah boleh kelompok national logic competition kurang dari tiga orang jumlah kelompok