• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar matematika mengenai operasi bilangan dengan menggunakan metode permainan pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar matematika mengenai operasi bilangan dengan menggunakan metode permainan pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan - USD Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

iv

™ Kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah berhasil melakukan apa yang orang

katakan bahwa kamu tak akan mampu melakukannya. (Anonim)

™ Gunung-gunung dan jurang-jurang dalam tak mungkin berhasil kau lalui

hanya dengan lompatan-lompatan kecil. (Anonim)

™ Hidup bagaikan alunan musik, yang lebih dibangun dengan jiwa dan rasa dari

(6)

v Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Siswa-siswi kelas I SD Marsudirini Muntilan.

2. Segenap pembaca, semoga dapat menambah wawasan untuk penelitian

(7)
(8)

vii

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran Matematika mengenai operasi bilangan dengan metode permainan. Penelitian ini berguna bagi guru, untuk meningkatkan prestasi belajar di kelas. Bagi siswa sangat berpengaruk dalam hal memahami pokok bahasan operasi bilangan. Dan bagi sekolah, untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan metode permainan. Metode permainan dirasa cocok untuk dunia anak, khususnya anak kelas I. Dengan bermain bersama teman sebaya diharapkan mereka dapat menemukan dunianya untuk mulai bersosialisasi mengenal orang lain. Langkah–langkah permainan ini diawali dengan menukarkan kartu piluhan dan satuan. Kertas puluhan dan satuan dipilih warna yang berbeda. Siswa membawa minimal 10 katu puluhan dan 20 kartu satuan. Satu kartu puluhan harus ditukar dengan sepuluh kartu satuan.

Metode permainan menukarkan kartu puluhan dengan kartu satuan tersebut sungguh amat bermanfaat, khususnya bagi siswa kelas I SD Marsudirini yang baru pertama kali menghitung bilangan, khususnya dalam hal pengurangan dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari bilangan pengurangnya.

Metode bermain dianggap paling cocok, untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas I SD. Peningkatan prestasi dapat dilihat dari kenaikan ketuntasan. Keadaan kondisi awal dari 27 siswa tuntas 5 siswa ( 18,51%). Sedangkan di siklus ke II sudah meningkat. Keadaan ketuntasan setelah siklus ke II dari 27 siswa tuntas 26 siswa (96,29%). Untuk memunculkan hal-hal yang berguna tersebut diperlukan pendampingan dari orang yang lebih dewasa yang dapat memfasilitasi kegiatan bermain sehingga anak dapat belajar mengerti fungsi dan arti bermain.

(9)
(10)

viii

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi penelitian tindakan kelas yang

berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Mengenai Operasi Bilangan

dengan Menggunakan Media Permainan pada Siswa Kelas I SD Marsudirini

Muntilan dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima

kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas kesempatan yang telah

diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan hingga

tuntas.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, SS, BST, M.A, sebagai Kepala

Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan

perkuliahan hingga tuntas.

3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A., sebagai Koordinator PSKGJ, atas

kesabarannyadalam mendampingi serta membimbing penulis saat belajar.

4. Para dosen pengajar, yang telah memberi teladan dan wacana yang

semakin menguatkan penulis untuk terus belajar.

5. Ibu Dra, Haniek Sri Pratini, M. Pd., sebagai dosen pembimbing atas

kesediaannya meluangkan waktu untuk mendampingi serta membimbing

(11)

ix telah memberi ijin studi untuk penulis.

7. Sr. M. Rachel, OSF, selaku kepala sekolah SD Marsudirini Muntilan,

atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk menempuh Studi.

8. Seluruh Dewan Guru SD Marsudirini Muntilan yang telah memberikan

dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

9. Teman-teman guru yang ikut PPKHB khususnya kelompok Muntilan

10.Orang tuaku, walaupun saat itu sedang sakit tetap memberi restu agar

penulis terus maju, tapi akhirnya Tuhan berkehendak lain.

11.Adik-adikku yang penuh pengertian sebagai sumber semangat dalam

menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas ini.

12.Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi penelitian tindakan kelas ini

masih jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan. Maka penulis dengan

senang hati menerima masukan yang berupa kritik maupun saran yang bersifat

membangun sehingga penulisan-penulisan selanjutnya lebih meningkat.

Penulis berharap semoga skripsi penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi

pihak yang membutuhkan terutama sebagai inovasi dalam bidang pendidikan.

Yogyakarta,17 Nopember 2012

(12)

x

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN………..ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

MOTTO………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

ABSTRAK ………...vii

KATA PENGANTAR ……….viii

DAFTAR ISI ………x

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………1

B. Pembatasan Masalah ……….5

C. Rumusan Masalah ……….5

D. Pemecahan Masalah ………..5

E. Batasan Pengertian ………6

F. Tujuan Penelitian ………..6

(13)

xi

A. Kajian / Landasan Teori ……… 9

1. Prestasi Belajar………9

2. Matematika ………11

3. Operasi Bilangan ………...14

4. Metode Permainan ……….14

B. Penelitian Yang Relevan ……….. 16

C. Kerangka Pikir ………...18

D. Hipotesis Tindakan ……….. 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………. 20

B. Setting Penelitian ……… 21

C. Rencana Tindakan ………... 25

D. Pengumpulan Data dan Instrumen ……….. …………32

E. Analisis Data ………...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Penelitian ……… 36

B. Hasil Penelitian ……… 36

C. Pembahasan ………48

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan ………..51

B. Saran ………51

DAFTAR PUSTAKA ………....54

(14)

xii

Lapmpiran halaman

1. Silabus ……… 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Sklus I) ………59

3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ……… 66

4. Lembar Evaluasi Siklus I……… 68

5. Lembar Penilaian Siklus I ……….. 71

6. Kisi-kisi Siklus I ……….73

7. Kunci Jawaban Siklus I ………..74

8. Silabus Siklus II ………. 75

9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ……….77

10.Lembar Kerja Siswa Siklus II ……… 83

11.Lembar Evaluasi Siklus II ………. 85

12.Lembar Penilaian Siklus II ……… 88

13.Kisi-kisi Siklus II ……….. 89

(15)

xiii

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ………... 22

3.2 Tabel Indikator Keberhasilan ………. 34

3.3 Tabel Kriteria Keberhasilan ………34

4.1 Tabel Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I ………. 38

4.2 Tabel Persentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I ……….. 39

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Gambar Desain Penelitian ……….. 23

4.1 Grafik Perbandingan Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I ……….. 39

4.2 Grafik Persentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I ………. 40

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran penting bagi siswa

Sekolah Dasar. Namun bagi siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan, Matematika

merupakan momok (dianggap sulit) sehingga mereka merasa takut dan raut

mukanya menunjukkan wajah yang kurang ceria dalam menghadapi palajaran

Matematika. Dalam benak mereka sudah tergambar bahwa pelajaran Matematika

itu sulit. Bahkan menurut cerita orang tua ada yang rewel saat akan berangkat

sekolah karena ada pelajaran Matematika. Ada pula yang ijin ke belakang bila

disuruh mengerjakan soal latihan. Matematika sepertinya sudah menjadi ikon

pelajaran paling sulit dan menjemukan. Pendek kata mereka kurang antusias,

lebih-lebih dalam hal operasi bilangan khususnya dalam hal pengurangan sampai

dengan bilangan seratus dan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari

satuan bilangan pengurangnya. Selama ini nilai rata-rata pencapaian selalu di

bawah standar (75). Padahal proses pembelajaran dapat dikatakan baik apabila

tujuan pembelajaran yang akan dicapai (indikator) dapat tercapai dan nilai

rata-rata siswa di atas standar yang ditentukan atau di atas KKM.

Siswa yang duduk di kelas I SD adalah siswa yang berada pada rentang

usia dini. Mereka baru saja belajar dari sekolah Taman Kanak-kanak, masih

(18)

perkembangan yang sangat penting bagi kehidupan seorang siswa. Setiap siswa

memiliki sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman

terhadap obyek yang ada di lingkungannya.

Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi

(menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan

akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk

menafsirkan obyek). Belajar diartikan sebagai proses interaksi diri siswa dengan

lingkungannya. Siswa belajar dari hal-hal yang konkret, yakni yang dapat dilihat,

didengar, dibaui, dan diraba. Belajar dari yang sederhana meningkat ke yang

kompleks, dari yang mudah meningkat ke hal yang sulit.

Berdasarkan pengamatan peneliti, seharusnya nilai Matematika

siswa-siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan dapat mencapai di atas standar atau di

atas KKM karena:

1. Pada umumnya siswa yang masuk di SD Marsudirini Muntilan sudah

melewati sekolah Taman Kanak-kanak.

2. Orang tua berpendidikan, banyak yang sarjana, walaupun masih ada

beberapa yang lulus SLTA.

3. Orang tua memperhatikan/mendampingi belajar siswa di rumah, bahkan ada

yang memberikan tambahan pelajaran dengan les privat di rumah.

4. Gizi siswa SD Marsudirini Muntilan tercukupi.

5. Siswa SD Marsudirini banyak yang tinggal di lingkungan perkotaan,

(19)

Tetapi mengapa mereka kurang antusias terhadap mata pelajaran

Matematika, khususnya dalam hal pengurangan sampai dengan bilangan seratus

(100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan

pengurangnya. Banyak juga faktor yang menyebabkan kesulitan bagi siswa kelas

I SD Marsudirini Muntilan dalam mengoperasikan bilangan khususnya

pengurangan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Penguasaan konsep tentang operasi bilangan masih lemah, karena masih

menghitung dengan menggunakan jari.

2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena sudah dibayangi

dengan pikiran bahwa Matematika itu sulit.

3. Mereka berasal dari bermacam-macam keluarga yang tentunya cara

mengajarkannya juga berbeda-beda.

4. Siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan belum semuanya dapat menerima

cara yang berbeda. Jika ada cara yang berbeda dianggap salah.

5. Guru les privatnya juga mengajarkan cara yang dipandang mudah diterima

bagi siswa, padahal dalam satu kelas klasikal juga macam-macam guru les.

6. Rasa egois siswa yang masih tinggi, sehingga mereka hanya berpikir

pendapatnyalah yang paling benar.

7. Guru kurang menggunakan metode yang menarik, dan harus menyelesaikan

bahan pelajaran yang banyak, sedangkan waktu yang tersedia kurang

(20)

8. Biasanya untuk pelajaran Matematika guru banyak memberi latihan dan

tugas, tapi tidak dapat melihat cara-cara siswa mengoperasikan yang

berbeda.

9. Guru kurang telaten dalam mendampingi siswa, untuk menemukan cara

pengurangan yang mudah diterima bagi siswa, dengan macam-macam cara

yang diperoleh siswa dari keluarga.

Terkait dengan masalah yang ada di kelas I jenjang Sekolah Dasar

khususnya, SD Marsudirini Muntilan, terutama dalam hal mengoperasikan

pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang

dikurangi lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya, masih di bawah

rata-rata standar atau di bawah KKM, maka kami berencana meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dalam hal

mengoperasikan bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan

bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode permainan.

Maka diharapkan dengan menggunakan metode permainan ini, siswa

akan lebih bersemangat, bergairah dan mampu meningkatkan prestasi belajar

siswa. Sehingga siswa-siswa kelas satu SD Marsudirini Muntilan tetap senang

(21)

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan yang akan dibahas,

meliputi sebagai berikut:

1. Penelitian dibatasi hanya pada siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan tahun

pelajaran 2011/2012.

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada mata pelajaran Matematika tentang

pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari dari

satuan bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode permainan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas, maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana metode permainan

dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai pengoperasian bilangan dalam

mata pelajaran Matematika khususnya di kelas I SD Marsudirini Muntilan.

D. Pemecahan Masalah

Pada penelitian ini disusun kreasi belajar/tindakan bahwa dengan metode

permainan dapat meningkatkan semangat dan prestasi belajar siswa pada

pelajaran Matematika mengenai pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan

sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi

lebih kecil dari dari satuan bilangan pengurangnya dalam mata pelajaran

(22)

E. Batasan Pengertian

1. Prestasi belajar adalah proses peningkatan yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.

2. Matematika adalah bahasa khusus yang menggunakan angka dan simbol

untuk mempelajari hubungan antar kuantitas.

3. Operasi bilangan adalah metode menggabungkan bilangan-bilangan dengan

menjumlah, mengurang, mengalikan, dan membagi.

4. Metode permainan adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan

terencana disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau

menjelaskan bahan pelajaran serta digunakan siswa untuk dapat terlibat

langsung dalam pembelajaran Matematika

5. Siswa kelas I SD adalah manusia yang masih sangat muda, yang belajar di

sekolah untuk dibentuk menjadi manusia dewasa dan mendapat kesempatan

untuk bertumbuh wajar sesuai bakat dan kemampuannya.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

Kelas I SD Marsudirini Muntilan Tahun Ajaran 2011/2012 dalam pelajaran

Matematika mengenai operasi bilangan dengan metode permainan dalam

(23)

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis:

Manfaat penelitian ini adalah dapat memberi wawasan mengenai

pembelajaran dengan menggunakan metode permainan yang dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pelajaran Matematika.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Guru:

1) Guru menyadari metode permainan dalam pembelajaran dapat

memperbaiki dan meningkatkan prestasi pembelajaran di kelas.

2) Guru dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi

oleh siswa dalam menerima pelajaran dengan menggunakan metode

permainan.

3) Guru terbiasa menggunakan metode permainan dalam pembelajaran

untuk meningkatkan gairah siswa dalam belajar.

4) Guru menyadari untuk selalu berkreasi dalam pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

5) Guru dapat merasakan efektifitas pembelajaran dengan metode

perminan dengan melihat hasil/nilai yang diperoleh siswa.

6) Guru juga ikut bersemangat bila melihat siswa yang penuh

(24)

7) Guru terbiasa mengadakan penelitian kecil yang tentunya akan

sangat bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran serta karier guru itu

sendiri.

b. Bagi Siswa:

1) Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa yang bermasalah

di kelas tersebut dalam memahami pokok bahasan penjumlahan dan

pengurangan dalam pelajaran Matematika.

2) Bagi siswa yang lain penelitian ini bermanfaat karena siswa lebih

tertarik dan dapat lebih cepat memahami pokok bahasan

penjumlahan dan pengurangan dalam pelajaran Matematika

3) Secara berangsur-angsur siswa belajar untuk mencintai pelajaran

Matematika yang dianggapnya sebagai pelajaran paling sulit.

4) Bila siswa sudah mencintai pelajaran, diharapkan akan pergi ke

sekolah dengan gembira dan penuh semangat.

c. Bagi Sekolah:

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi :

1) Sekolah tentunya untuk meningkatkan proses pembelajaran.

2) Sekolah dalam rangka perbaikan-perbaikan pembelajaran.

3) Sekolah agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian/Landasan Teori

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan

belajar Masing-masing memiliki arti tersendiri. Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2008:1101) menyatakan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,

dikerjakan).

Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan

tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan

nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar dalam berbagai

dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas

lagi dalam bergai aspek kehidupan atau pengalaman yang

terorganisasi.

Belajar bukan hanya mengingat, melainkan lebih luas

dari pada itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan penguasaan

hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Menurut Tabrani Rusyan dan Yani Daryani (1992:132)

belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

(26)

menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan

lingkungan.

Moh Surya (1977:99) menyatakan bahwa belajar dapat diartikan

sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan M. Sobry Sutikno (2010:71) mengemukakan, belajar

merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hilgart dan Bower (2007:105) dalam bukunya Theories

of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, menyatakan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

suatu situasi.

Belajar menurut Darsono (2001:4) adalah suatu aktivitas mental

(27)

yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan, peningkatan

prestasi yang disebut sebagai hasil belajar.

Dari beberapa pengertian di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh

siswa dalam kegiatan belajar, dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa

dalam setiap mata pelajaran.

2. Matematika

Pengertian matematika menurut Janice Van Cleave (2003:23),

Matematika adalah: (1) bahasa khusus yang menggunakan angka-angka

dan simbol-simbol untuk mempelajari hubungan antara kuantitas, (2)

suatu bahan kajian yang obyeknya abstrak dan dibangun melalui proses

penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep di dalam matematika

yang bersifat sangat kuat dan jelas.

Romberg (1992:17) mengarahkan hasil penelaahnya tentang

matematika kepada 3 sasaran utama yaitu :

a. Para sosiolog, psikolog, pelaksana administrasi sekolah dan

penyusunan kurikulum memandang bahwa matematika merupakan

(28)

b. Selama kurun waktu dua decade terakhir ini matematika dipandang

sebagai suatu usaha atau kajian ulang terhadap matematika itu sendiri.

c. Matematika dipandang sebagai suatu bahasa , struktur logika batang

tubuh dan ruang, rangkaian matematika untuk menarik kesimpulan

ilmu terhadap dunia fisik sebagai aktifitas intelektual.

Standar kompetensi tingkat SD/MI (Depdiknas 2008:134)

Matematika merupakan Ilmu universal yang mendasari

perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan

pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan,

aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua

peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerja sama

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek

abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu

kebenaran konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran

sebelumnya sudah diterima sehingga keterkaitan antar konsep dalam

(29)

Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh

siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal

pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran

deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh

siswa.

Tujuan Matematika:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes,

akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran dalam pola dan sifat, melakukan

manipilasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat

dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

(30)

3. Operasi Bilangan

Menurut Ervina Yudha (2003:13) operasi bilangan adalah

metode menggabungkan bilangan-bilangan dengan menjumlah,

mengurang mengalikan dan membagi

a. Operasi bilangan sederhana adalah operasi hitung bilangan yang

hanya mengandung satu macam operasi yaitu penjumlahan atau

pengurangan dan bilangan tersebut maksimal 100.

b. Kemampuan siswa melakukan operasi hitung sederhana adalah skor

yang diperoleh siswa dari ulangan operasi hitung bilangan

sederhana maksimal 100.

4. Metode Permainan

Thoifuri (2008:55) menyatakan metode permainan adalah cara

untuk membantu siswa lebih cepat mengetahui, memahami dan upaya

terampil dalam mempelajari bidang studi tertentu.

Dinje Borman Rumupuk (1998:77) berpendapat bahwa setiap

alat baik hardware maupun software yang digunakan sebagai

komunikasi, dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses

belajar mengajar.

Syaiful Bahri Djamarah (2005:34) berpendapat bahwa:

a. Metode permainan adalah salah satu cara yang dapat dijadikan

(31)

b. Faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan demi

pencapaian tujuan pendidikan tertentu.suatu perbuatan dan situasi.

c. Suatu perbuatan dan situasi yang sengaja diciptakan untuk

mencapai suatu tujuan yang bernilai edukatif. Perbuatan dan situasi

ini ditujukan kepada anak, agar anak mengikuti apa yang telah

dibuat.

Menurut Martin Handoko dan Theo Riyanto (2006:5)

permainan adalah salah satu cara agar untuk membuat suatu pertemuan

dalam hal ini pembelajaran menjadi segar dan hangat. Adapun tujuan

permaian anatara lain: (1) siswa senang dalam mengikuti kegiatan

belajar, sehingga tidak merasa lelah dan bosan; (2) tujuan dapat

tercapai secara lebih optimal karena siswa terlibat secara aktif.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa metode permainan

adalah salah satu cara yang dapat membangkitkan minat belajar siswa

dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dalam suatu

permainan tidak harus mahal yang penting dapat merangsang siswa

untuk belajar, maka penulis menggunakan metode permainan yang

dapat digunakan sebagai fasilitatot dalam bejajar sambil bermain yaitu

kartu domino yang dibuat dari kertas lipat. Sebagai pengganti ketas

dapat digunakan sedotan, manik-maik, atau benda lain yang mudah

(32)

B. Penelitian Yang Relevan

Pada bagian ini, dijelaskan contoh penelitian yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut:

Putra Endi Pertama menulis PTK dengan Judul :

Penggunaan kartu bilangan untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar penjumlahan dua angka pada siswa kelas I SDN

Turupinggir II Megaluh Jombang. Berdasarkan hasil penelitiannya

dia menyarankan untuk menggunakan permainan kartu bilangan

sebagai salah satu pembelajaran alternative khususnya pada materi

penjumlahan bilangan dua angka. Namun, perlu dipertimbangkan

juga mengenai manajemen waktu dan pengelolaan kelas dengan

baik. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa :

a. Penerapan pembelajaran menggunakan permainan kartu

bilangan pada materi penjumlahan bilangan dua angka

dilaksanakan dengan sangat baik

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran juga sudah sangat baik dan

mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan peningkatan

rata-rata skor aktivitas siswa dari siklus I dengan presentase

67,67% ke siklus II dengan presentase 85,67%.

c. Hasil belajar siswa sudah baik dan mengalami peningkatan dari

(33)

kelas pra tindakan dengan nilai 63,60 meningkat menjadi 71,60

pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 84,80

Achmad Chusairi dalam PTKnya yang berjudul :

Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan ketrampilan

siswa dalam menjumlahkan bilangan bulat melalui penggunaan

pita garis bilangan dan tangga garis bilangan. Dia menarik

kesimpulan sebagai berikut :

a. Pembelajaran menjumlahkan bilangan bulat dengan

menggunakan alat peraga pita garis bilangan dan tangga

garis bilangan memudahkan siswa menyerap materi

pelajaran

b. Penggunaan media yang tepat pelajaran yang tepat, akan

mendorong minat siswa dalam belajar

c. Penggunaan alat peraga garis bilangan dan tangga garis

bilangan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa.

d. Tingkat ketuntasan siswa meningkat dari 48% pada siklus I

setelah dilakukan perbaikan pembelajaran meningkat

menjadi 57% pada siklus II dan 82% pada siklus III

Relevansi dengan penelitian ini adalah : menggunakan metode

permainan. Metode permainan ini dirasa tepat untuk dapat

meningkatkan prestasi belajar Matematika mengenai operasi bilangan

(34)

menggunakan benda konkret. Benda yang digunakan peneliti mudah

didapat dan bersifat ringan anatara lain : kartu bilangan dan pita garis

bilangan. Kedua peletian diatas sama-sama mengambil pokok bahasan

operasi bilangan. Peneliti berkesimpulan bahwa dalam proses

pembelajaran di kelas I, hendaknya menggunakan metode permainan.

Siswa kelas I SD akan lebih mudah memahami materi sambil bermain,

sehingga proses pembelajaran tidak membosankan.

C. Kerangka Berpikir

Hasil perolehan rata-rata nilai siswa kelas I SD Marsudirini

Muntilan, masih dibawah standar KKM. Khususnya dalam hal

mengoperasikan pengurangan sampai dengan bilangan seratus

(100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari

satuan bilangan pengurangnya.

Peneliti berencana meningkatkan prestasi belajar siswa

dalam pembelajaran Matematika dalam hal mengoperasikan

bilangan khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus

(100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari

satuan bilangan pengurangnya, dengan menggunakan metode

permainan. Peneliti menggunakan alat yang telah dipersiapkan

dalam pembelajaran Matematika. Alat tersebut berupa kertas lipat

(35)

puluhan dan satuan dipilih warna yang berbeda. Diharapkan siswa

dapat mempraktekkan cara menghitung dengan benda yang

konkret, dan mempraktekannya sendiri sambil bermain. Metode

permainan ini diharapkan dapat membantu siswa dalam

mempelajari materi pelajaran tentang operasi bilangan.

Metode permainan ini diharapkan dapat melibatkan siswa

untuk aktif dalam kegiatan belajar. Cara seperti ini akan

membekas bagi siswa, dan siswa dapat meneruskan materi ini

sambil bermain, untuk meningkatkan prestasi belajar.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dengan menggunakan metode permainan, dalam pembelajaran

Matematika mengenai operasi bilangan, khususnya pengurangan

sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang

dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya dapat

meningkatkan prestasi siswa kelas I SD Marsudirini di Muntilan th

(36)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penilitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas.

Dalam konteks tujuan penelitian kelas ini, secara rinci Suhardjono

(2007:61) mengemukakan sebagai berikut :

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil

pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi

masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas

3. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga

kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan

sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan

perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara

berkelanjutan.

Mengacu pada tujuan penelitian tindakan kelas tersebut, akan

diperoleh hasil yang mencakup :

1. Perbaikan dan peningkatan kualitas kinerja belajar siswa.

2. Perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di

(37)

3. Perbaikan dan peningkatan kualitas penggunaan media, alat

bantu belajar, alat peraga dan sumber belajar lainnya.

4. Perbaikan dan peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi

yang digunakan untuk mengukur proses pembelajaran dan hasil

siswa.

5. Perbaikan dan peningkatan kualitas upaya-upaya pemecahan

masalah-masalah pendidikan siswa

6. Perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Marsudirini,

Jalan Kartini no: 14 – 16 Muntilan, Kabupaten Magelang. Letak

yang begitu strategis karena mudah dijangkau, ada di tengah

kota, walaupun tidak seramai kota besar, transportasi mudah dan

tidak terlalu ramai.

2. Subyek Penelitian

Penelitian ini diadakan di kelas I SD Marsudirini Tahun

Pelajaram 2011/2012. Jumlah siswa 27 anak, yang terdiri dari 15

siswa laki-laki, 12 siswa perempuan. Orang tua dari anak-anak

(38)

merupakan pelajaran paling penting untuk gambaran masa

depan.

3. Obyek Penelitian

Peningkatan Prestasi belajar matematika mengenai

pemahaman operasi bilangan khususnya pengurangan sampai

dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang

dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Pengumpulan data

pada bulan April 2012, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan AprMei Jun jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Peb

a. Pengumpulan Data

b. Observasi

c. Ijin

Pengambilan Data

d. Pengambilan Data

(39)

f. Penyusunan Laporan g. Persiapan

Ujian

h Ujian skripsi

h. Revisi Laporan Sekripsi

5. Desain Penelitian :

Penelitian ini direncanakan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari

2 jam pelajaran, seperti tampak pada gambar

Siklus I Siklus II

Gambar rangkaian langkah-langkah PTK ( Sumber Kasbolah, Kashani 2001:10)

1. perencanaan 1. Perencanaan

4. Refleksi

3. Observasi 4. Refleksi

3. Observasi

(40)

Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti

membuat rencana perbaikan pembelajaran beserta skenario

tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario mencakup

langkah-langkah yang akan dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan

tidakan perbaikan. Peneliti juga menyiapkan berbagai bahan

seperti tugas dan bahan belajar yang dibuat sesuai hipotesis

yang dipilih, alat peraga dan buku referensi yang relevan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanan perbaikan pembelajaran ini berdasarkan

rencana yeng telah dibuat dan disimulasikan meliputi :

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir

c. Observasi

Observasi tindakan perbaikan ini dilakukan dengan

menggunakan lembar pengamatan. Hasil dari pengamatan

tersebut menjadi salah satu acuan tindakan perbaikan pada

siklus selanjutnya.

d. Refleksi

Setiap selesai melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran,

peneliti melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan.

(41)

Yang menjadi bahan refleksi antara lain : nilai hasil uji

kompetensi, hasil pengamatan, dan minat belajar siswa selama

proses perbaikan berlangsung.

Setelah keempat langkah perbaikan pembelajaran tersebut

dilakukan, maka refleksi terhadap tindakan yang dilakukan

akan digunakan kembali untuk merevisis rencana berikutnya.

Jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil

memecahkan masalah, maka tindakan perbaikan pembelajaran

akan dilakukan kembali melalui tahapan tersebut di atas.

Demikian tindakan tersebut akan dilakukan sampai

memperoleh hasil yang ditetapkan.

C. Rencana Tindakan

1. Persiapan

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran pada

setiap siklus peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran

beserta skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skenario

mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan

siswa dalam kegiatan tindakan perbaikan. Langkah-langkah itu

misalnya mengkaji kompetensi dasar dan materi pokoknya,

(42)

menyiapkan berbagai bahan seperti LKS, alat peraga, dan buku

referensi yang relevan.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Siklus I

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti

mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pada

penelitian ini terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus

terdiri atas rencana, pelaksanaan, pengamatan dan

pengumpulan data, refleksi.

1) Rencana Tindakan

a) Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah

peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan

pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas

permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan

pemecahan yang tepat.

b)Merancang pembelajaran dengan menggunakan

mentode permainan.

c) Menyusun lembar observasi sebagai panduan dalam

pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

(43)

2) Pelaksanaan tindakan

a) Kegiatan Awal (10 menit)

ƒ Doa pembukaan

ƒ Kesiapan kelas dilanjutkan menyanyi: Satu Dua

Tiga Empat

b) Kegiatan Inti (50 menit)

ƒSiswa menyebutkan bilangan cacah dari 50 sampai

100.

ƒMenghitung kertas yang berwarna merah kelipatan

puluhan (10).

ƒMenghitung kertas yang berwarna kuning (20).

ƒSecara berpasangan siswa disuruh maju untuk

melakukan perintah yang mengarah ke pengurangan

dengan membawa kertas yang berbeda.

ƒSiswa-siswa melakukan pengurangan dengan

memasangkan bilangan.

ƒSiswa-siswa dibagi berkelompok untuk bermain

domino.

ƒSiswa mengerjakan soal latihan dengan mengisi soal.

c) Kegiatan Akhir (10 menit)

ƒ Mencongak lima soal pengurangan

(44)

ƒ Menulis PR

3) Observasi (Pengumpulan Data)

Penelitian ini dapat terlaksana atas kerjasama antara

peneliti, teman sejawat, pembimbing, kepala sekolah dan

siswa kelas I SD Marsudirini Muntilan. Teman sejawat

mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada

proses pembelajaran dengan menggunakan metode

permainan. Pengamat mencatat semua temuan pada saat

proses pembelajaran.

Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar

ditemukan hal-hal sebagai berikut :

a) Guru memberi motivasi dengan permainan.

b)Guru perlu lebih detail untuk mengamati siswa saat

melaksanakan tugas dari guru.

c) Guru memberikan pertanyaan secara menyeluruh dan

tuntas sebagai suatu kesimpulan.

Dari pengamatan terhadap siswa ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

a) Siswa secara penuh mengikuti/melaksanakan semua

kegiatan dalam pembelajaran.

b)Siswa dapat menjawab semua pertanyaan dalam

(45)

c) Ada 3 siswa belum dapat menggunakan

media/menghitung secara tepat.

Adapun instrumen yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas ini adalah:

a) Lembar observasi

b)Rencana Perbaikan Pembelajaran

c) Lembar tes formatif

d)Analisis hasil ulangan tes formatif

4) Refleksi

Setelah melaksanakan proses perbaikan

pembelajaran siklus pertama pada mata pelajaran

Matematika dengan materi operasi bilangan, khususnya

pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan

bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari satuan

bilangan pengurangnya, maka peneliti dan teman sejawat

akan berdiskusi sebagai refleksi sebagai berikut :

a) Belum semua siswa dapat mengoperasikan bilangan

maksimal 100.

b)Perlu lebih detail dalam mengamati cara siswa

(46)

c) Masih ada sebagian siswa yang belum paham tentang

pengurangan.

d)Masih ada siswa yang belum serius mengikuti proses

pembelajaran.

e) Sebagian siswa kurang fokus/sungguh-sungguh dalam

mengikuti proses pembelajaran (masih sambil

bermain/sibuk dengan kegiatannya sendiri).

Karena masih ada sebagian siswa yang yang belum

paham dalam operasi bilangan maka dilanjutkan ke siklus II

Siklus II

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan Pembelajaran diawali dengan appersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

cara mengurangkan dengan menukar puluhan dan

satuan,

d) Siswa diberi LKS untuk dikerjakan secara

individu

e) Guru menjelaskan cara bermain domino

f) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok

2-3 orang

(47)

h) Siswa mengerjakan soal tes yang sudah

dipersiapkan oleh guru secara individu

2) Pelaksanaan Tindakan

Merealisasikan rencana tindakan butir 1)

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian

mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran pada lembar observasi

b) Memeriksa LKS

c) Memeriksa soal-soal tes hasil kerja siswa

4) Refleksi

a) Mengidentivikasi kendala-kendala yang dihadapi,

kekurangan dan temuan-temuan lain selama

kegiatan pembelajaran

b) Membicarakan dengan teman sejawat tentang

kendala yang dihadapi, kekurangan dan

temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk

merencanakan kegiatan pembelajaran pada temuan

(48)

D. Pengumpulan Data dan Instrumennya

1. Peubah

Operasi bilangan khususnya pengurangan sampai

dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan

yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan

pengurangnya.

2. Indikator :

a. Kognitif

1) Produk

Melakukan pengurangan bilangan dua angka

khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi

lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara

memasangkan kertas yang berbeda warna.

2)Proses

Melakukan pengurangan bilangan dua angka

khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi

lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara

(49)

b. Afektif

Melakukan pengurangan bilangan dua angka

khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi

lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara

bermain domino.

c. Psikomotor

Melakukan pengurangan bilangan dua

angka khususnya pengurangan sampai dengan bilangan

seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi

lebih kecil dari bilangan pengurangnya dengan cara

mengisi titik-titik.

3. Jenis data : kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil ulangan.

4. Cara pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan melakukan ulangan pada setiap

akhir siklus.

5. Instrumen

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu soal

tes mengenai penjumlahan dan pengurangan.

Semua penjelasan tentang pengumpulan data dapat dilihat pada

(50)

Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan

Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrument

Prestasi

E. Analisis Data

1. Kriteria keberhasilan

Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir

yang diharapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan

no Peubah Indikator Kondisi awal

Kondisi pada akhir siklus 1. Prestasi

belajar

Rata- rata siswa dalam mengerjakan soal operasi bilangan

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

48,33

18,51%

80

(51)

2. Langkah-langkah analisis

a. Penyekoran :

Benar : 1

Salah : 0

b. Menghitung jumlah skor setiap siswa

c. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus :

SR = jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa

d. Menghitung persentase ketuntasan

e. Membandingkan tingkat prestasi pada akhir setiap siklus

dengan kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi

(52)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Penelitian

Melihat nilai rata-rata pelajaran Matematika khususnya dalam

hal operasi bilangan masih sangat rendah yaitu 48,33, dan yang tuntas

baru 18,51% dari jumlah siswa. Peneliti mengadakan penelitian

tidakan kelas untuk meningkatkan prestasi siswa. Peneliti

merencanakan nilai rata-rata prestasi siswa meningkat menjadi 80

dengan ketuntasan 90%. Peneliti menggunakan metode permainan

untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika mengenai operasi

bilangan dengan menggunakan metode permaian pada siswa kelas I

SD Marsudirini, Muntilan, Magelang.

B. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan

Prestasi Belajar Matematika Mengenai Operasi Bilangan Dengan

Menggunakan Metode Permainan Pada Siswa Kelas I SD Marsudirini

Muntilan Telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian ini

terbagi menjadi 2 (dua) siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu

rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

(53)

a. Perencanaan

Peneliti mempersiapkan:

1) Kertas lipat dua warna, dipotong kecil-kecil berbentuk persegi

untuk membedakan puluhan dan satuan dan setiap siswa

membawa kertas minimal 20 potongan untuk setiap warna.

2) Kertas lipat dipotong persegi panjang untuk permainan domino,

setiap siswa mempunyai minimal lima kartu.

43 – 17

62

81 – 19

26

3) Perangkat Rencana Pembelajaran meliputi silabus, RPP, LKS,

bahan ajar, soal evaluasi, lembar pengamatan, dan lembar

penilaian.

b. Tindakan/Pelaksanaan

1) Siklus I diadakan dalam dua kali pertemuan (@ 2 jam

pelajaran) yaitu tanggal 14 Mei 2012 dan 10 Mei 2012.

2) Pertemuan pertama membahas tentang cara mengurangkan

bilangan dengan menukar kertas puluhan menjadi satuan.

3) Siswa mengerjakan LKS dengan cara menukar kertas seperti

(54)

4) Siswa mengerjakan LKS yang kedua dengan cara

memasangkan soal dengan memasangkan jawaban dengan

menarik garis.

5) Dalam pertemuan kedua diawali dengan bermain domino,

dalam kelompok, setiap kelompok empat siswa.

6) Mengerjakan lembar evaluasi dan diperoleh data sebagai

berikut:

Tabel 4:2

Perbandingan Pencapaian Prestasi Kondisi Awal dan Siklus I

No Pembelajaran

Rata-rata

Hasil Belajar Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah presen Jumlah presen

1 Awal 48,33 5 18,51% 22 81,49%

2 Siklus I 67,77 15 55,55% 12 44,45%

(55)

Tabel 4:3

Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I

No Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah presen Jumlah presen

1. Studi Awal 5 18,51% 22 81,49%

2. Siklus 1 15 55,55% 12 44,45%

Grafik 3

Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus I 48.33

18.51

81.49

67.77

55.55

44.45

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Nilai rata-rata Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)

awal

(56)

c. Observasi

Guru mengamati selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengamati keaktifan siswa, pada

waktu diskusi, bermain menukar kertas, kerja kelompok,

bermain domino dan mengerjakan lembar evaluasi, untuk

menilai aspek afektif, psikomotorik dan kognitif.

d. Refleksi

1) Selama pembelajaran siklus pertama ini siswa Nampak

antusias, ada kenaikan ketuntasan, tetapi belum

mencapai standar. Seperti terlihat dalam tabel di atas.

2) Saat bermain dominopun masih menggunakan waktu

yang relatif lama, maksudnya waktu yang tersedia 18.51

81.49

55.55

44.45

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)

awal

(57)

dalam jam pelajaran tersebut kurang, banyak siswa

yang masih membawa sisa kartu.

3) Guru memberikan PR agar siswa membuat 3 soal

pengurangan untuk ditanyakan kepada teman-teman di

kelas.

Dari hasil analisis refleksi pada siklus pertama ternyata tingkat

ketuntasan belum sampai pada batas kriteria yang ditetapkan (90%).

Hanya 15 siswa dari 27 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan dan

hanya 10 siswa yang menunjukkan motivasi dalam belajar (37%).

Dari hasil diskusi dengan teman sejawat diketahui, gejala yang

paling umum terjadi pada siswa yang belum tuntas karena mereka

kesulitas dalam memahami konsep pengurangan dan ini umumnya

terjadi pada kelompok siswa yang duduk di barisan depan, karena

pada umumnya siswa yang duduk pada barisan paling depan adalah

siswa yang perlu bantuan dalam memahami konsep baru. Dan juga

siswa yang sering usil kurang memperhatikan. Biasanya siswa yang

sering usil (bermain sendiri saat guru menerangkan) juga kurang minat

dalam belajar. Kelompok inilah yang diindentifikasi termasuk

kelompok yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar.

Untuk mengantifikasi hal tersebut, upaya yang dilakukan pada

siklus kedua dengan mengatur posisi tempat duduk (pindah tempat)

(58)

untuk melakukan permainan domino. Usaha guru yang lain untuk

menambah kecermatan, ketelitian dan kecepatan menghitung adalah

dengan bermain peran sebagai guru kecil. Guru kecil mengajukan 3

pertanyaan (3 soal) kepada teman-temanya.

1. Siklus II

a. Perencanaan

Peneliti mempersiapkan:

1) Kertas lipat dua warna, dipotong kecil-kecil berbentuk persegi

untuk membedakan puluhan dan satuan dan setiap

siswa membawa kertas minimal 20 potongan untuk setiap

warna.

2) Kertas lipat dipotong persegi panjang untuk permainan

domino, setiap siswa mempunyai minimal lima kartu.

65 - 29

49

94 - 45

36

3) Perangkat Rencana Pembelajaran (silabus, RPP, LKS, bahan

ajar, soal evaluasi, lembar pengamatan, dan lembar penilaian).

b. Tindakan

1)Siklus kedua diadakan dalam dua kali pertemuan (@ 2 jam

(59)

2)Pertemuan pertama membahas tentang cara mengurangkan

bilangan dengan menukar kertas puluhan menjadi satuan.

3)Siswa mengerjakan LKS dengan cara menukar kertas seperti

yang telah diajarkan

4)Siswa mengerjakan LKS yang kedua dengan cara

memasangkan soal dengan memasangkan jawaban dengan

menarik garis.

5)Dalam pertemuan kedua diawali dengan bermain domino,

dalam kelompok, setiap kelompok empat siswa.

6)Mengerjakan lembar evaluasi dan diperoleh data sebagai

berikut:

a. Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar hanya ada 5

siswa dari 27 siswa (18,51%) dengan nilai rata-rata

48,33.

b. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 12 siswa

dari 27 siswa (55,55%) dengan nilai rata-rata 67,77.

c. Pada Siklus II, siswa yang tuntas belajar sudah

mencapai 26 siswa (96,29%) dengan nilai rata-rata

88,88.

Sedang siswa yang belum tuntas dalam belajar sebagai berikut:

1. Pada studi awal siswa yang belum tuntas sebanyak 22

(60)

2. pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa

dari 27 siswa (44,45 %)

3. Pada siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa

dari 27 siswa (3,71%)

Setelah dilakukan analisis terhadap tabel di atas, bahwa tingkat

pemahaman siswa terhadap operasi bilangan khususnya pengurangan

sampai dengan bilangan 100, setelah menggunakan media permainan

dalam pembelajaran menunjukkan kenaikan angka ketuntasan yang

sangat signifikan.

Tabel 4:5

Perbandingan Pencapaian Prestasi Kondisi Awal dan Siklus Akhir

No Pembelajaran Rata-rata

Hasil Belajar Siswa

Tuntas Tidak Tuntas Jumlah presen Jumlah presen

1 Awal 48,33 5 18,51% 22 81,49%

2 Siklus I 67,77 15 55,55% 12 44,45%

3 Siklus II 88,88 26 96,29% 1 3,71%

Grafik 4:5

(61)

Tabel 4:6

Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus Akhir

No Pembelajaran

Hasil Belajar Siswa

Tuntas Presen

Perbandingan Prosentase Ketuntasan Kondisi Awal dan Siklus Akhir 48.33

Nilai rata-rata Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)

awal

siklus I

(62)

b. Observasi

Guru mengamati selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengamati keaktifan siswa, pada waktu

diskusi, bermain menukar kertas, kerja kelompok, bermain

domino dan mengerjakan lembar evaluasi, untuk menilai aspek

afektif, psikomotorik dan kognitif.

c. Refleksi 18.51

55.55

96.29

81.49

44.45

3.71

0 20 40 60 80 100 120

awal siklus I siklus II

Tuntas (%)

(63)

1)Selama pembelajaran siklus II ini siswa tampak lebih

antusias, dan kenaikan ketuntasan sudah melebihi standar.

2)Pada waktu bermain domino dapat menyelesaikan dengan

cepat sesuai standar waktu yang ditentukan.

3)Guru memberikan tugas di rumah untuk memperlancar cara

mengoperasikan bilangan.

Pada siklus II, setelah dilaksanakan perbaikan

pembelajaran siswa yang tuntas belajar menjadi 26 siswa

dari 27 siswa (96,29%) dengan nilai rata-rata 88,88.

Sedangkan siswa yang menunjukkan motivasi dalam belajar

naik dari 15 siswa menjadi 26 siswa berarti naik 11 siswa

lagi, ini berarti ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar

40,74%, kenaikan motivasi belajar sebesar 40,74% dan

kenaikan rata-rata sebesar 21,11.

Perubahan jumlah anggota kelompok dari 2 siswa

menjadi 4 siswa dan penambahan waktu untuk bermain

domino, serta pekerjaan rumah dari hasil siklus pertama,

juga penambahan alokasi waktu untuk mengerjakan tes

dengan cara memberikan lembar soal kepada setiap siswa

(pengerjaan tes pada siklus pertama dengan menyalin soal

dari papan tulis) hasilnya 26 siswa tuntas dalam belajar dan

(64)

26 siswa dari 27 siswa. Ini berarti perbaikan pembelajaran

sudah berhasil, bahkan sudah melampaui kriteria yang telah

ditentukan, maka upaya perbaikan berakhir pada siklus II.

C. Pembahasan

Pembahasan didasarkan hasil penelitian tampak pada tabel di bawah ini

Rekapitulasi Nilai Evaluasi dari Studi Awal sampai Siklus Akhir

No Nama Siswa KKM

Studi

Awal

Siklus

I

Siklus

II

1. Abi Prasetya 65 65 70 100

2. Abigael Eudia Basuki 65 65 70 100

3. Albert Sebastian S 65 60 60 80

4. Cosmas Seto Adi 65 50 70 100

5. Denzel Christhoper R 65 75 80 100

6. Devon benedict Ch 65 60 80 100

7. Eko Yudiantoro 65 50 60 80

8. Eliana hartono 65 40 70 100

9. Harry Mahardika S 65 65 60 80

10. Joanna Elysia Ardina 65 50 90 100

11. Kiara May Hanjaya 65 30 50 80

(65)

13. Marcella Claresta W 65 60 60 80

14. Margaretha Fiorenza 65 50 70 100

15. Maria Alvina Putri T 65 50 60 80

16. Maria Angela Yuventa 65 30 60 80

17. Maria Veronika Ivana 65 30 50 60

18. Michael Efren K 65 50 60 80

19. Pande made Sabda B 65 50 80 100

20. Raymundus Ade H 65 30 70 100

21. Rena Octavia 65 60 90 100

22. Ridho Sonatha 65 30 50 80

23. Stefano Candra W 65 30 60 100

24. Steven Andrew W 65 30 80 100

25. Thomas Andhanu 65 40 70 80

26. Victoria Audrey P 65 60 80 100

27. Yasinta Mary Aryanti 65 30 50 80

Jumlah 1305 1830 2400

Rata - rata 48,33 67,77 88,88

Tuntas 5 15 26

% 18,51% 55,55% 96,29%

Tidak tuntas 22 12 1

% 81,49% 44,45% 3,71%

(66)

d. Pada sudi awal, siswa yang tuntas belajar hanya ada 5 siswa dari 27

siswa (18,51%) dengan nilai rata-rata 48,33.

e. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 12 siswa dari 27 siswa

(55,55%) dengan nilai rata-rata 67,77.

f. Pada Siklus II, siswa yang tuntas belajar sudah mencapai 26 siswa

(96,29%) dengan nilai rata-rata 88,88.

Sedang siswa yang belum tuntas dalam belajar sebagai berikut:

4. Pada studi awal siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa dari 27

siswa (81,49%)

5. pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa dari 27

siswa (44,45 %)

6. Pada siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa dari 27

siswa (3,71%)

Setelah dilakukan analisis terhadap tabel di atas, bahwa tingkat

pemahaman siswa terhadap operasi bilangan khususnya pengurangan

sampai dengan bilangan 100, setelah menggunakan metode permainan

dalam pembelajaran menunjukkan kenaikan angka ketuntasan yang

(67)

51

B A B V

KESIMPULAN, SARAN, DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada

proses pembelajaran awal, siklus pertama dan siklus kedua dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode permainan

dalam pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan sampai dengan

bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil

dari satuan bilangan pengurangnya mampu meningkatkan prestasi siswa

kelas I SD Marsudirini Muntilan, dalam pengoperasian bilangan dari

rata-rata kondisi awal 48 menjadi 68 dalam siklus I dan mencapai 89 dalam

siklus ke II. Dari ketuntasan 18 % menjadi 56% dalam siklus I dan 96%

dalam siklus II. Berarti dengan menggunakan metode permainan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa mencapai 78 % .

B. Saran

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siswa kelas I SD

Marsudirini di Muntilan dalam mengoperasikan bilangan khususnya

pengurangan sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan

(68)

pengurangnya, peneliti menyadari keterbatasan hasil penulisan ini.

Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan ini.

Dari kesimpulan hasil penelitian tersebut peneliti memberikan

saran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah :

a. Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas akan

mendapat manfaat dalam inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah

2. Bagi guru :

a. Gunakan media permainan dalam mengoperasikan bilangan

khususnya pengurangan sampai dengan bilangan seratus

(100) dengan bilangan satuan yang dikurangi lebih kecil dari

dari satuan bilangan pengurangnya.

b. Dalam proses pembelajaran sebaiknya dikondisikan siswa

senang dan tertarik lebih dahulu dengan materi/alat perga

yang kita gunakan

c. Usahakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan

menyenangkan agar siswa benar-benar memahami

(69)

d. Jangan terlalu cepat dalam menjelaskan materi

pembelajaran, serta waktu yang diberikan kepada siswa

dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

3. Bagi Peneliti lain

Pembelajaran dengan menggunakan media permainan

dalam pengoperasian bilangan, khususnya pengurangan

sampai dengan bilangan seratus (100) dengan bilangan satuan

yang dikurangi lebih kecil dari satuan bilangan pengurangnya

mampu meningkatkan prestasi siswa dan kenaikan ketuntasan

maka sekolah yang mempunyai karakteristik relatif sama dapat

menerapkan strategi pembelajaran tersebut untuk

meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar materi yang

(70)

A. Tabrani Rusyan. Yani Daryani S. 1993. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta:

Nine Karya Jaya.

Fr. Y. Kartika Budi. 2008. Buku Kerja Mahasiswa Mata Kuliah Penelitian Tindakan

Kelas

J. Drost, SJ. 2000. Reformasi Pengajaran Salah Asuhan orang Tua? Jakarta:

Grasindo

Muniasari. 2008. Kiat Jitu Belajar Bermutu. Jakarta Nobel Edumedia

Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2008. Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Siswa Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka Cipta

Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang : RaSAIL

Gatot Muhsetyo. 2008. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta Universitas Terbuka

Martin Handoko. Theo Riyanto. 2008. Permainan Penyegar Pertemuan.. Jogyakarta :

Kanisius

Diane Tillman. 2004. Living Values Actities for Children. Jakarta : Grasindo

P. Tumijan. 2006. Matematika untuk SD Kelas I. Jakarta : Grasindo

Canolty Catherine. 2000. 30 Pemainan Matematika. Bandung : Pakar Raya

Wahyudin. 2008. Pengenalan Matematika Dasar. Jakarta : IPA Abong

Sulardi. 2006. Pandai Berhitung Matematika. Jakarta : Erlangga

Sumatno. 2008. Matematika 1. Klaten : CV. Sahabat

(71)

Asrori Muhammad. 2009. Penelitian Tundakan Kelas, Bandung : CV Wacana Prima

Putra, Endi Pertama. 2011 Penggunaan Permainan Kartu Bilangan Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Penjumlahan Bilangan Dua Angka Pada Siswa Kelas I SDN Turupinggir II Megaluh Jombang, Malang : Skripsi (Sarjana)—Uneversitas Negri Malang, S1Program Studi S1

(72)
(73)

Kelas / semester : I / 2

Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100 Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

INDIKATOR MATERI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ALOKASI

WAKTU

PENILAIAN SUMBER BELAJAR

a.Kognitif :

a. Melakukan

penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara

memasangkan kertas yang berbeda warna. b. Melakukan

penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara dua angka sampai 100 dengan cara bermain domino

c.Psikomotorik :

a. Melakukan

penjumlahan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara mengisi titik – titik 3. Bermain domino

4. Mengisi titik - titik

1. Kegiatan inti Eksplorasi

a. Penggalan I

Melakukan penjumlah dengan kertas warna

b. Penggalan II

Melakukan penjumlahan dengan mencari pasangan yang benar c. Penggalan III

Melakukan penjumlahan dengan bermain domino

d. Penggalan ke IV

Melakukan penjumlahan dengan mengisi titik - titik

Elaborasi

1. penilaian terhadap pengetahuan yang

Penilaian Afektif :

penilaian dengan 2. Buku pegangan

(74)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Kelas / semester : I / 2

Kompetensi Dasar : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

INDIKATOR MATERI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ALOKASI

WAKTU

PENILAIAN SUMBER BELAJAR

a.Kognitif :

c. Melakukan

pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara

memasangkan kertas yang berbeda warna. d. Melakukan

pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara dua angka sampai 100 dengan cara bermain domino

c.Psikomotorik :

b. Melakukan

pengurangan bilangan dua angka sampai 100 dengan cara mengisi titik – titik 7. Bermain domino

8. Mengisi titik - titik

2. Kegiatan inti Eksplorasi

i. Penggalan I

Melakukan pengurangan dengan kertas warna

j. Penggalan II

Melakukan pengurangan dengan mencari pasangan yang benar k. Penggalan III

Melakukan pengurangan dengan bermain domino

l. Penggalan ke IV

Melakukan pengurangan dengan mengisi titik - titik

Elaborasi

3. penilaian terhadap pengetahuan yang

Penilaian Afektif :

penilaian dengan 5. Buku pegangan

(75)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Satuan Tingkat Pendidikan : Sekolah Dasar

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : I / 2

Alokasi Waktu : 2 X pertemuan ( a 4 jam pelj )

A. Standar Kompetensi :

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan

B.

Kompetensi Dasar

:

Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 100

C.

Indikator

:

1. Kognitif

a. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna b. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka

sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan

2. Afektif :

Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino

3. Psikomotor :

(76)

D.

Tujuan Pembelajaran ( TP )

Seteleh

selesai

pelajaran

diharapkan anak dapat

1. Kognitif

a. Melakukan penjumlahan, dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kertas yang berbeda warna b. Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka

sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara memasangkan kartu bilangan

2. Afektif :

Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100 Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara bermain domino

3. Psikomotor :

Melakukan penjumlahan dan juga pengurangan bilangan dua angka sampai dengan 100. Satuan bilangan yang dijumlahkan lebih dari 10, dan satuan bilangan yang dikurangi lebih kecil dari pada bilangan pengurangnya, dengan cara mengisi titik – titik

E.

Materi Pembelajaran

:

Melakukan pengurangan bilangan sampai 100 dengan cara :

1. Memasangan kertas yang berbeda warna 2. Memasangkan kartu bilangan

3. Bermain domino 4. Mengisi titik – titik.

F.

Model dan Metode Pembelajaran :

Gambar

Tabel                                                                                                               Halaman
Gambar                                                                                                           Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Gambar rangkaian langkah-langkah PTK ( Sumber Kasbolah, Kashani 2001:10)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) aktivitas metakognisi siswa dengan gaya belajar visual dalam memecahkan masalah matematika pada kelas V SD

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai algoritma greedy dan penggunaannya dalam mencari pohon merentang minimum akan dijelaskan terlebih dahulu beberapa teori dasar

Di pokok perkara, kami memohon seperti kami tadi sampaikan di poin 3-nya di sini, kami mohon kepada Yang Mulia agar mengadili dan memutuskan, mengabulkan permohonan Pemohon

Lebih lanjut, kedua guru sepakat bahwa pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik seperti yang ditunjukkan melalui pelaksanaan perangkat pembelajaran yang

Dipilihnya metode TOPSIS (Technique Order Preference by Similarity to Ideal Solution) didasarkan karena metode ini sangat sesuai untuk menyelesaikan permasalahan

5.1 Pelaksanaan program Desa Maju Inhil Jaya Plus teritegrasi di Desa Danau Pulai Indah dan Desa Karya Tani mencakup 4 (empat) bidang kegiatan, yaitu kegiatan penyelenggaraan

PROFIL STRES AKADEMIK PESERTA DIDIK DILIHAT DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..