• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Agustus 2004 dengan no C HT th 2004.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Agustus 2004 dengan no C HT th 2004."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Mercubuana 49 BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Ulasan Subyek Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Subafood Pangan Jaya berdiri pada tanggal 17 Juni 2005, dengan Akte Notaris Imas Fatimah no. 42 di Jakarta dan sudah di sahkan oleh menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia sejak tanggal 09 Agustus 2004 dengan no C.17065 HT 01.01 th 2004. Dan memulai aktivitas produksi pada awal april 2005.

PT Subafood Pangan Jaya adalah industri berbasiskan jagung dengan spesialisasi pada produk bihun jagung. Produk yang diproduksi antara lain sampai dengan saat ini adalah bihun, sohun dan mie yang terbuat dari pati jagung ( Corn starch ). Perusahaan ini merupakan produsen yang pertama kalinya di Indonesia yang memproduksi bihun, sohun dan mie dengan bahan dasar pati Jagung.

(2)

Universitas Mercubuana

Pada awal proses produksinya PT subafood pangan jaya bekerja sama dengan pihak pabrikan mesin dari china untuk melakukan proses trial produksi selama periode Maret – Juli 2005, kemudian pada perkembangan selanjutnya secara mandiri PT Subafood Pangan Jaya mengeluarkan Produk barunya dengan Merk dagang Bihun Jagung dan melepaskannya ke pasar sekitar bulan Agustus 2005. Dan dimulai dari saat itu bisnis perusahaan terus berkembang sampai dengan saat ini dengan beberapa merk dagang andalannya yang cukup menguasai pasar bihun jagung di Indonesia.

Seiring terus berkembangnya kemampuan produksi perusahaan maka dilakukan perluasan pasar yang terus menerus. Perkembangan pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Grafik 4.1 Grafik perkembangan penjualan (Ton), PT Subafood Pangan Jaya dari tahun 2006 s.d 2010 ( Sumber data sekunder PT Subafood

2,105.00 5,456.00 7,435.00 9,782.55 12,434.68 0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 2006 2007 2008 2009 2010

(3)

Universitas Mercubuana

4.1.2 Lokasi Perusahaan

PT Subafood Pangan Jaya Tangerang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6, bila ditinjau dari segi administrasi berada diwilayah Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Banten. Adapun alasan mengapa Cijantra dipilih sebagai lokasi didirikannya perusahaan adalah sebagai berikut :

a) Segi Teknis

1. Letak geografis yang baik yang memiliki jalan raya bersimpangan ke Serang & Jakarta serta cukup dekat dengan akses jalan Tol sehingga mempermudah pada saat pendistribusiaan produk ke berbagai daerah.

2. Kepadatan penduduk dan kurangnya lapangan pekerjaan di daerah sekitarnya memudahkan perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja.

3. Hawa dan ketinggian letak yang tidak membawa pengaruh buruk bagi operasional dan produksi perusahaan.

b) Segi Sosial

1. Mengurangi pengangguran.

2. Memberikan lapangan pekerjaan sebagai ganti tempat mencari nafkah kepada pemilik tanah.

(4)

Universitas Mercubuana

c) Segi Ekonomi

1. Memperkuat usaha dalam bidang diversifikasi pangan dari bahan beras serta terigu,

2. Memperkecil jumlah impor bahan pangan

3. Pemasaran hasil produksi dalam jaringan yang luas

4.1.3 Visi, Misi dan Budaya Perusahaan a. Visi

“ Menjadi industri pangan kelas dunia dengan sumber daya lokal untuk mencapai kemakmuran nasional.”

b. Misi

“Mengutamakan pengolahan sumber pangan lokal yang bisa diproduksi lewat industri secara massal dengan kualitas baik dan sehat.”

c. Strategi

“Innovatif dan kreatif dalam semangat kebersamaan dan saling menghormati untuk menciptakan produk-produk pangan yang sehat dan disukai.”

d. Kebijakan Mutu

a) Peduli terhadap keinginan pelanggan, b) Pemberdayaan sumberdaya,

(5)

Universitas Mercubuana

c) Peningkatan perbaikan berkesinambungan sistem manajemen mutu dan HACCP,

d) Peduli keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja serta keamanan makanan.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu perusahan agar terjadi koordinasi yang sempurna maka dibentuk struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu jenjang urut-urutan pengaturan di dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan struktur organisasi yang baik, maka tanggung jawab dan tugas dari masing-masing departemen difokuskan, sehingga akan memudahkan tercapainya tujuan yang diinginkan. Selain itu juga dilakukan restrukturisasi yang kuat, supel, efisien, perampingan organisasi, dan penggabungan tugas sehingga dapat lebih efisien dan efektif.

Untuk mempermudah proses produksi dan mempermudah adanya koordinasi dalam pelaksanaan tugas, maka PT Subafood Pangan Jaya membentuk tata kerja yang merupakan suatu jenjang dari urutan pekerjaan yang berisikan tugas dan wewenang serta pangkat dan jabatan dari masing-masing departemen, seksi, dan urusan, yaitu sebagai berikut : A. Departemen pelaksana Proses operasional Produksi dan Logistik, yang dipimpin oleh seorang General Manager, dengan tugas

(6)

Universitas Mercubuana

untuk mengatur dan melaksanakan proses produksi sesuai dengan order, serta melakukan pengontrolan dan pessiapan terhadap penyimpanan bahan baku dan barang jadi serta

pengiriman barang ke distributor, Departemen ini membawahi : 1) Divisi Produksi & Engineering, yang dipimpin oleh

seorang manager. Bertugas untuk mengontrol proses kerja bahan baku hingga menjadi bahan jadi serta persiapan semua kebutuhan peralatan,

2) Divisi Logistik, dipimpin oleh seorang manager. Bertugas mengatur perencanaan bahan baku, produksi serta penanganan inventory.

B. Departemen Keuangan, Accounting & Purchasing, yang dipimpin oleh seorang General Manager. Departemen ini membawahi :

1) Divisi Keuangan dan accounting, bertugas untuk melakukan pelaporan terhadap transaksi keuangan serta pengaturan ketersediaan dan untuk kebutuhan operasional perusahaan,

2) Divisi Teknologi Informasi, dipimpin oleh seorang Manager. Tugas utama divisi Teknologi Informasi adalah menyediakan dan merawat segala macam perangkat

(7)

Universitas Mercubuana

teknologi informasi untuk menunjang keakuratan dan kecepatan manajemen informasi,

3) Divisi Purchasing, bertugas untuk melakukan penyediaan segala kebutuhan operasi perusahaan berdasarkan order dari masing-masing Departemen,

C. Departemen Marketing, dipimpin oleh seorang General Manager Marketing. Tugas utamanya adalah untuk melakukan proses distribusi, penjualan sampai dengan pengaturan promosi product. Dalam melaksanakan tugas hariannya General Manager akan dibatu oleh seorang Manager yang ditempatkan di saru region tertentu.

D. Departemen HR & GA, dipimpin oleh seorang General Manager, bertugas mengatur dan mengawasi ketenagakerjaan di dalam perusahaan serta mengatur dan mengawasi kegiatan umum, pendidikan, dan pelatihan.

E. Departemen Kualitas dan development, dipimpin seorang manager yang bertugas untuk melakukan control terhadap kualitas bahan baku, proses produksi sampai dengan pengiriman barang serta melakukan control terhadap barang bermasalah yang ada di pasaran. Disamping itu bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pembuatan produk baru.

(8)

Universitas Mercubuana

4.1.5 Jam Kerja Perusahaan

Untuk menunjang tata kerja pada umumnya dan kelancaran proses produksi maka pihak perusahaan memberlakukan peraturan bagi seluruh karyawan dalam pembagian jam kerja. Pembagian jam kerja pada PT Subafood Pangan Jaya Tangerang dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Karyawan Kantor

Hari Senin sampai Jumat Jam 08.00 – 17.00 WIB Istirahat Jam 12.00 – 13.00 WIB

2. Karyawan Pabrik

Untuk karyawan pabrik jam kerja dibagi dalam3 shift, yaitu : a. Pagi Jam 07.00 – 15.00 WIB

b. Siang Jam 15.00 – 23.00 WIB c. Malam Jam 23.00 – 07.00 WIB

4.1.6 Kegiatan Produksi dan Pemasaran Perusahaan a. Hasil dan Kapasitas Produksi

Hasil Proses produksi PT Subafood Pangan Jaya dapat digolongkan pada produk Customer Goods, yaitu produk yang langsung dapat dikonsumsi oleh konsumen tanpa melalui proses manufacturing tambahan. Jadi yang menjadi titik berat dalam proses pengembangan kualitas dari produk adalah konsumen langsung yang menikmati hasil produksi.

(9)

Universitas Mercubuana

PT Subafood Pangan Jaya menjalankan proses pengembangan produknya dengan metode diversifikasi produk yaitu proses pengembangan produk dengan cara memperbanyak atau memperkaya ragam produk sehingga mampu memberikan berbagai macam pilihan bagi konsumen. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas pasar dengan menjangkau segmen pasar yeng beragam dan luas tergantung pada kebutuhan dan kemampuan konsumen pada waktu dan tempat tertentu.

Secara umum produk yang dihasilkan oleh PT Subafood Pangan Jaya Tangerang terdiri dari beberapa macam dan masing-masing memiliki beberapa merk dagang tersendiri. Berikut ini adalah beberapa spesifikasi produk yang dihasilkanoleh PT Subafood Pangan Jaya :

i) Bihun Jagung Olahan, adalah bihun jagung yang diproduksi tanpa tambahan bumbu sehingga konsumen harus membuat tambahan bumbu sesuai selera pribadi saat proses masak bihun. Ada beberapa merk bihun jagung olahan yang diproduksi oleh PT Subafood Pangan Jaya, yaitu :

a) Bihun Jagung “ Tanam Jagung 320 gr” • Berat Bersih : 320 gr, 4 keping • Kemasan : 1 Bal ( 10 Pack ) • Pasar : Pasar Tradisional

(10)

Universitas Mercubuana

b) Bihun Jagung “ Tanam Jagung 160 gr” • Berat Bersih : 160 gr, 2 keping • Kemasan : 1 Bal ( 20 Pack ) • Pasar : Pasar Tradisional c) Bihun Jagung “ Tanam Jagung 80 gr”

• Berat Bersih : 80 gr, 2 keping • Kemasan : 1 Karton ( 40 Pack ) • Pasar : Pasar Tradisional d) Bihun Jagung “ Pilihan Bunda 500 gr”

• Berat Bersih : 500 gr, 4 keping • Kemasan : 1 Karton ( 12 Pack ) • Pasar : Pasar Modern e) Bihun Jagung “ Pilihan Bunda 250 gr”

• Berat Bersih : 250 gr, 2 keping • Kemasan : 1 Karton ( 12 Pack ) • Pasar : Pasar Modern

ii) Bihun Jagung Instan, adalah bihun jagung yang diproduksi dengan tambahan bumbu sehingga konsumen bisa langsung memasak produk secara cepat dengan menggunakan bumbu yang sudah disediakan. Bihun jagung instan yang dihasilkan

(11)

Universitas Mercubuana

oleh PT Subafood Pangan dipasarkan dengan merk Subahoon dan tersediadengan tiga varian rasa yaitu rasa goreng spesial, rasa ayam bawang dan rasa soto spesial. Dipasarkan dalam kemasan karton ( 40 pack ) dengan berat 70 gr / pack. Produk bihun jagung instan dipasarkan baik di pasar tradisional maupun pasar modern.

iii) Sohun Jagung, merupakan produk yang baru di perkenalkan kepada pasar pada bulan Maret 2010. Produk ini memiliki perbedaan dengan bihun jagung yaitu pada bahan baku produksinya yang menggunakan tambahan sagu aren selain pati jagung sebagai bahan dasarnya. Ada dua macam produk sohn jagung yang diproduksi oleh PT Subafood Pangan Jaya, yaitu :

a) Sohun Jagung “ Sounku 150 gr” • Berat Bersih : 150 gr, 2 keping • Kemasan : 1 Bal ( 20 Pack ) b) Sohun Jagung “ Sounku 70 gr”

• Berat Bersih : 70 gr, 2 keping • Kemasan : 1 Karton ( 40 Pack )

Produk Sohun jagung dipasarkan di tradisional dan modern market.

(12)

Universitas Mercubuana

iv) Mie Kering, adalah produk mie yang dihasilkan oleh PT Subafood Pangan Jaya dengan bahan baku utama adalah tepung terigu dengan pati jagung sebagai tambahannya, dipasarkan dalam kemasan karton ( 20 pack / karton ) dengan berat 180 gr, dengan pemasaran ke tradisional maupun modern market.

Dari tahun ke tahun kapasitas produksi PT Subafood Pangan Jaya Tangerang terus mengalami peningkatan yang cukup significant hal ini dapat dilihat dari grafik berikut ini :

Grafik 4.2 Grafik perkembangan produksi (Ton) PT Subafood Pangan Jaya dari tahun 2006 s.d 2010 ( Sumber data sekunder PT Subafood)

2,517.15 5,548.73 8,584.78 10,082.46 12,266.35 0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 1 2 3 4 5

(13)

Universitas Mercubuana

b. Perkembangan Pasar dan distribusi

Seperti yang telah disinggung bahwa nilai penjualan PT Subafood pangan Jaya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan oleh adanya usaha perluasan pasar dan pengembangan jaringan distribusi. Daerah pemasaran produksi PT Subafood Pangan Jaya meliputi area lokal Jabodetabek, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, sebagian Sematera dan Sulawesi. Secara lebih jelas dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 4.3 Prosentase distribusi produk PT Subafood Pangan Jaya tahun 2010 ( sumber data sekunder PT Subafood Pangan Jaya tahun 2010 )

4.1.7 Proses Produksi

Proses produksi yang berlangsung di perusahaan ini pada dasarnya adalah mengubah bahan baku pati jagung menjadi bihun jagung dengan

(14)

Universitas Mercubuana

berbagai merk dagang. Bahan baku utama proses pembuatan bihun jagung adalah sebagai berikut :

1. Pati Jagung ( Corn starch ), Pati jagung dalam perdagangan disebut tepung maizena. Proses pembuatan pati meliputi perendaman, penggilingan kasar, pemisahan lembaga dan endosperm, pemisahan serat kasar dari pati dan gluten, pemisahan gluten dari pati, dan pengeringan pati. Agar kualitas bihun jagung yang dihasilkan baik maka bahan baku pati jagung yang digunakan harus memiliki persyaran sebagai berikut :

a. Kadar air : Maksimal 13 % b. Viskositas : 1500 – 3200 Cps c. Kadar abu : Maksimal 0.07 % d. Whiteness : 88.5 – 90 %

2. Air, penggunaan air dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan air minum. Air yang digunakan untuk proses produksi sebelumnya diolah dahulu dengan mesin RO ( Reverse Osmosis )

Bahan baku pembantu yang digunakan proses produksi Bihun jagung di PT. Subafood pangan Jaya yaitu :

1. Plastik Inner, yaitu plastic berbahan dasar PE food grade yang dipergunakan untuk membungkus barang jadi dalam satu Pack.

(15)

Universitas Mercubuana

Ukuran dan desain dari plastic inner disesuaikan dengan item produk yang diproduksi,

2. Karton box dan plastic outer, berfungsi untuk pembungkusan product bagian luar.

3. Isolasi, sebagai alat perekat pada saat proses packaging.

4. Seasoning, adalah item tambahan untuk product instant berupa bumbu, cabe atau tambahan lain.

Untuk mendapatkan bihun jagung instant ataupun olahan diperlukan tahap tahap proses yang sedikit berbeda. Akan tetapi secara garis besar adalah sama. Tahap proses produksi bihun jagung secara umum di PT Subafood Pangan Jaya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Mixing,

Pada tahapan ini bahan baku berupa Pati Jagung dan air dilakukan proses pencampuran, ada 2 macam proses mixing yang dilakukan yaitu :

a) Mixing Kering, pada proses ini pati jagung akan dilakukan mixing tersendiri dengan tujuan untuk memastikan kondisi bahan tidak menggumpal. Proses Mixing kering dilakukan kurang lebih selama 2 menit, b) Mixing Basah, dalam tahapan ini air mulai ditambahkan

ke dalam adukan pati sehingga kadar air adonan yang terbentu antara 33 – 36% dan dilakukan selama 8 menit.

(16)

Universitas Mercubuana

2. Tahap Steaming,

Setelah dilakukan proses mixing, adonan yang dihasilkan akan dialirkan secara bertahap melalui conveyor dan screw menuju mesin steaming mixer. Di mesin ini dilakukan proses steaming atau pengukusan dengan suhu antara 90 – 95o

3. Tahap Extrusion,

C selama 1,5 menit. Tujuan dari proses ini adalah untuk memasak pati jagung hingga mencapai titik gelatinisasi pati sehingga tercapai kematangan produk bihun yang baik,

Tahap ektrusi merupakan tahapan kritis dalam proses pembuatan bihun jagung, karena selain dilakukan pemadatan adonan di tahap inilah adonan mengalami pembentukan untian. Ada 2 proses pada tahap ekstrusi ini, yaitu :

a) Strap Ekstruder, fungsi dari proses di mesin ini adalah untuk membentuk produk padatan dari hasil mesin steaming yang masih berbentuk butiran. Kemudian akan di pindahkan ke proses berikutnya melalui conveyor, b) Vermicelli Extruder, adalah proses pembentukan

untaian-untaian bihun dari padatan yang sudah dibentuk di mesin sebelumya. Hasil dari proses inilah yang

(17)

Universitas Mercubuana

banyak mempengaruhi bentuk, berat dan kestabilan kualitas produk.

4. Tahap Re-steaming,

Untaian bihun yang sudah mulai terbentuk akan dilakukan pengukusan ulang dengan tujuan untuk membentuk kekompakan bentuk bihun serta memaksimalkan kualitas masakan produk jadi.

5. Tahap Cutting,

Pada tahapan ini dilakukan pemotongan barang setengah jadi secara melintang ataupun memanjang. Hal ini per dilakukan untuk mencapai bentuk bihun keping sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain dilakukan pemotongan di tahapan proses ini juga dilakukan proses control berat secara sampling oleh operator.

6. Tahap Packaging,

Merupakan tahapan terakhir di dalam proses produksi, dimana hasil jadi akan dilakukan penimbangan serta pemilahan untuk kemudian di kemas sesuai dengan spesifikasi produk yang ada.

4.2 Kegiatan Pengendalian Kualitas Produksi di Perusahaan

Untuk mencapai nilai kualitas yang baik perusahaan mengambil beberapa pendekatan kegiatan pengendalian kualitas, yaitu :

(18)

Universitas Mercubuana

1. Pengendalian Kualitas Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan oleh PT Subafood Pangan Jaya berasal dari supplier local, baik bahan baku berupa pati jagung maupun bahan pengemas yang ada. Pengendalian kedatangan bahan baku sudah dimulai ketika dilakukan proses pembelian oleh divisi Purchasing, dimana akan dilakukan seleksi dan evaluasi pemasok secara periodik. Sebelum bahan baku dan bahan pembantu diterima, maka pihak Quality Control akan mengambil sample sebanyak 2% dari total kedatangan barang dan akan dilakukan pemeriksaan mengenai kesesuaian kondisi barang dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

2. Pengedalian Kualitas Proses

Pengendalian proses produksi oleh perusahaan dilakukan dengan menentukan standard operasi kerja serta melaksanakan control sampling secara periodik. Jika terdapat ketidak sesuaian standard maka harus segera ditangani dengan tujuan agar tiddak terjadi kerusakan produk akhir. Adapun kegiatan control yang dilakukan proses produksi adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel pengambilan sample untuk control proses produksi Stasiun Proses Titik Kritis Standard Periode sampling Mixing Kadar air 36 - 38 % 1 Jam

Steaming Suhu 91 - 92 oC 1 Jam

(19)

Universitas Mercubuana

Lanjutan Tabel 4.1 Tabel pengambilan sampling control proses produksi

Stasiun Proses Titik Kritis Standard Periode sampling Drying Suhu Kadar Air 50 – 70oC 8 – 9 % 4 Jam

3. Pengendalian Kualitas Barang Jadi

Dalam Proses Inspeksi kualitas produknya PT Subafood Pangan Jaya menggunakan metode AQL ( Acceptable Quality Level ), yang merupakan salah satu metode pemeriksaan dengan system sampling dengan mempertimbangkan aspek Ratio atau presentase. Department QA ( Quality Assurance ) adalah departemen yang bertanggung jawab dalam proses pemeriksaan dan penggunaan metode AQL. Untuk sementara ini level yang dipakai adalah AQL 1.5, dengan special inspection level S-4. Berikut ini standard pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan kualitas barang jadi :

Tabel 4.2 Standard pemeriksaan kualitas barang jadi

Bagian yang di uji Parameter uji Standard Kepingan Bihun - Warna

- Kualitas Masakan - Berat

- Kadar air

- Kekuningan dan seragam dalam 1 kemasan

- Kenyal dan tidak lengket - Sesuai spesifikasi dengan toleransi + 3%

(20)

Universitas Mercubuana

Lanjutan Tabel 4.2 Standard pemeriksaan kualitas barang jadi Bagian yang di uji Parameter uji Standard Kondisi kemasan - Seal kemasan

- Plastik kemasan - Kode Produksi

- Seal tidak bocor dengan kondisi rapi

- Rapid an tidak sobek - Sesuai dengan tanggal produksi

Jumlah product - jumlah per karton - Sesuai spesifikasi

4.3 Data Jumlah Produksi, Produk Cacat dan Penyebabnya

PT.Subafood Pangan Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan. Hasil Produksi PT Subafood Pangan Jaya adalah Bihun Jagung yang nerupakan produk inovasi pertama di Indonesia dan baru dipasarkan di pasar nasional. Penelitian yang dilakukan disini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pengendalian kualitas yang dilakukan PT Subafood dan Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi perusahaan dalam melakukan pengendalian kualitas dan cara pemecahan masalah tersebut.

Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pada produk bihun jagung dengan merk Cap Tanam Jagung 320 gr/pack. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa produk yang dihasilkan masih berfluktuasi dari waktu ke waktu. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak ditemukannya cacat produk yang ter-Inmonitoring. Beberapa hal mayor dari kecacatan produk ini antara lain adalah gramasi berat produk yang berfluktuasi,

(21)

Universitas Mercubuana

kadar air yang masih sering berada di atas ambang batas serta kualitas packaging yang kurang baik. Dari hasil penelitian yang ada ditemukan bahwa tingkat kecacatan produk masih sangat tinggi dan sulit untuk dikendalikan.

Tabel 4.3 Jumlah Produksi, Produk Cacat Bihun jagung cap Tanam Jagung 320 gr periode Januari s.d April 2011 ( dalam satuan pack)

Pada Tabel 4.3 Dapat diketahui bahwa nilai kecacatan terbesar terjadi pada periode bulan Maret, dengan Prosentase sebesar 1.7609% dan prosentase terendah adalah sebesar 1.6021 % terjadi pada bulan Januari 2011.

Berdasarkan data jumlah produk cacat peneliti menampilkan data apa yang menjadi penyebab kerusakan produk akhir jenis Bihun Olahan dilihat pada tabel 4.4

Periode Jumlah Produksi

Jumlah Cacat Prosentase (%) Januari 139876 2241 1.6021 Februari 144505 2415 1.6712 Maret 109887 1935 1.7609 April 103444 1764 1.7053 TOTAL 497712 8355 1.6787

(22)

Universitas Mercubuana

Tabel 4.4 Data jumlah produk cacat berdasarkan penyebabnya ( Sumber data sekunder PT. Subafood Pangan Jaya, Mei 2011)

Keterangan spesifikasi Produk cacat di PT Subafood Pangan Jaya :

a) Cacat Gramasi, adalah spesifikasi barang cacat yang didasarkan pada jumlah gramasi minimum produk tertentu. Dimana setiap item produk ( SKU ) yang diproduksi oleh PT Subafood memiliki rentang toleransi gramasi sebesar + 5% dari gramasi standard.

b) Cacat Kode Produksi, adalah produk yang memiliki kecacatan oleh karena adanya kekurang lengkapan atau rusaknya kode expired date produk. Setiap produk PT Subafood memiliki masa kadaluarsa rata-rata adalah satu tahun dari tanggal produksi

c) Cacat Seal, Adalah kecacatan produk yang diakibatkan adanya kerusakan dari packaging produk terutama pada bagian sealnya

d) Cacat Kelengkapan Produk, adalah produk yang cacat akibat kondisi Packaging ( pembungkus ) tidak standard

BULAN

TOTAL PRODUK

CACAT

GRAMASI SEAL BIHUN

BASAH INNER HPA/HPB HASIL PANEL KODE PRODUK KELENGK APAN 2241 837 513 369 297 105 0 60 60 2415 897 693 393 123 246 0 48 15 1935 861 393 243 57 75 270 36 0 1764 1068 348 171 102 63 0 12 0 8355 3663 1947 1176 579 489 270 156 75 43.84% 23.30% 14.08% 6.93% 5.85% 3.23% 1.87% 0.90% JANUARI FEBRUARI MARET APRIL TOTAL %

(23)

Universitas Mercubuana

e) Cacat kelengkapan produk, adalah ketika produk yang diproduksi mengalami kekurangan kelengkapan spesifikasi produk terutama dari segi jumlah per karton atau balnya

f) Cacat Bihun basah, adalah produk yang melebihi jumlah kadar air maksimum yang telah ditentukan, adapun kadar air produk yang diinginkan adalah di kisaran 10%

g) Cacat HP A/HP B, HP A ( Hancur Patah A ) adalah produk yang rusak dari segi bentuk ataupun mutu masakannya, sedangkan HP B ( Hancur Patah B ) Adalah Produk yang reject akibat dari warna kepingan bihunnya.

h) Cacat Panel adalah kecacatan product akibat produk yang gagal ketika dilakukan uji masak.

Gambar 4.4 Diagram pareto jumlah penyebab reject produk

Sumber : Data sekunder PT Subafood Pangan Jaya Januari s.d April 2011

43.84% 67.15% 81.22% 88.15% 94.00% 97.24% 99.10% 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 0 500 1000 1500 2000 2500

(24)

Universitas Mercubuana

Dari data yang ada dapat diketahui bahwa tingkat cacat terbesar adalah pada cacat gramasi (43.84%), cacat seal ( 23.3% ) serta cacat bihun basah (14.08%), jadi peneliti akan memfokuskan pada tiga penyebab cacat tersebut.

Menurut Prawirosentono ( 2002: 2) Tiga alasan memproduksi produk berkualitas prima adalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas produk yang besar dibanding dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga.

2. Bersifat kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional ternyata bahwa memproduksi barang bermutu tidak secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi produk bermutu rendah.

3. Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen.

Dengan adanya produk cacat yang melebihi batas toleransi pada PT. Subafood Pangan Jaya maka biaya produksi yang dikeluarkan akan lebih tinggi sehingga harga pokok produksi akan menjadi lebih tinggi, dan harga produksi yang tinggi menyebabkan harga jual menjadi tinggi pula. Pada akhirnya produk akan kalah bersaing dengan produk dari perusahaan sejenis yang mempunyai harga jual lebih murah dan kualitas yang lebih baik untuk jenis produk yang sama.

Untuk memahami strategi pengendalian kualitas bagi PT Subafood Pangan Jaya yaitu menurunkan jumlah kerusakan yang terjadi, maka dicoba

(25)

Universitas Mercubuana

untuk mengadopsi metode six sigma dalam menganalisis dan memperbaiki pengendalian kualitas. Metode ini merupakan suatu metode atau cara untuk mencapai kinerja operasi dengan hanya 3, 4 cacat (defect) untuk setiap satu juta aktivitas atau peluang. Untuk mencapai target operasi mencapai six sigma merupakan hal yang sulit, tetapi dicoba untuk menelusuri permasalahan dan mengatasinya. Diharapkan dengan metode ini dapat menurunkan kerusakan yang terjadi, sehingga bisa meningkatkan daya saing PT Subafood Pangan Jaya.

Dengan diterapkannya metode six sigma pada PT. Subafood Pangan Jaya diharapkan dapat membawa perusahaan berada pada tingkat produk cacat terendah bahkan dapat memperkecil lagi sampai pada proses produksi berjalan menuju kesempurnaan (zero defect). Dengan demikian penerapan metode six sigma pada PT. Subafood Pangan Jaya akan meningkatkan keuntungan dan akan mengakibatkan menurunnya biaya yang dikeluarkan. Selain itu, perusahaan dapat tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan dapat meningkatkan posisi pasarnya dalam menghadapi persaingan yang hiperkompetitif.

Gambar

Grafik 4.1 Grafik perkembangan penjualan  (Ton),  PT Subafood Pangan  Jaya dari tahun 2006 s.d 2010 ( Sumber data sekunder PT Subafood
Grafik 4.2 Grafik perkembangan produksi (Ton) PT Subafood Pangan  Jaya dari tahun 2006 s.d 2010 ( Sumber data sekunder PT Subafood)
Grafik 4.3 Prosentase distribusi produk PT Subafood Pangan Jaya tahun  2010 ( sumber data sekunder PT Subafood Pangan Jaya tahun 2010 )
Tabel 4.1 Tabel pengambilan sample untuk control proses produksi  Stasiun Proses  Titik Kritis  Standard  Periode  sampling  Mixing  Kadar air  36 - 38 %  1 Jam
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, dua model kurva dengan nilai koefisien korelasi dan standar error terbaik untuk menduga produksi susu sapi

Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai Pasar Modal pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan perlindungan hukum

Pada proses produksi Tutup kaleng 307, bahan baku utama yang berupa Sheet 307 berbentuk coil dipotong menjadi lembaran lurus sesuai ukuran yang telah ditentukan

Berdasarkan kondisi tersebut pengawas pembina yang memiliki tanggung jawab membina mengadakan supervisi penilaian dengan tehnik supervisi kelompok mata pelajaran yang

Jumlah populasi ternak (AU) tahun 2006 dan 2008 dari target yang telah ditetapkan realisasi melebihi target karena didukung kegiatan pembibitan ternak sapi, pengembangan

Hal ini tentunya menjadi tidak efektif apa- bila dilihat dari komponen-komponen dan indi- kator-indikator kinerja yang ada di dalam instru- men model faktual yang selama ini

Melalui surat ini, disampaikan nama-nama peserta Uji Kompetensi Hibah PSKK Tahun 2021 yang dapat melanjutkan ke Tahap Asesmen (daftar nama terlampir).. Adapun jadwal

dirinya itu berupa objek, situasi, orang lain, aktivitas atau benda yang ada sangkut pautnya terhadap dirinya. Secara sadar berarti bahwa minat harus dipandang sebagai