Kesmas
r*-'
Kesmas
fumal
Kesehatan
Masyarakat Nasional
""t"-"
i *
DAFTAR
ISI
Hlitorial
Hari Tuberkulosis Dunia. Nasrin KodimArtikel
Telaahan
Sprinkles; Strategi Baru Pengendalian Defisiensi Zat Besi dan Anemiapada Bayi dan Anak di Negara
Berkembang
.. 195-200 Helwiah UmniyatiArtikel
Penelitian
Peningkatan Peran Posyandu Partisipatif melalui Pendampingan dan PelatihanUpaya Pemantauan Pertumbuhan dan Masalah Gizi Balita
di Bone, Sulawesi
Selatan...
..201-205Aminuddin, Andi Zulkifli, Nurhaedar Djafar
Lingkungan Fisik dan Angka Kuman Udara Ruangan di Rumah Sakit Umum
Haii Makassar, Sulawesi
Selatan...
206-2ll
M. Tahir Abdulluh, Buraerah Abdul HakimProfil Lipid Peroksidasi
Lipi{
dan Status Inflamatif Wanita PenderitaSindrom
Metabolik....
212-217Hery Winarsi, Siwi PM. Wijayanti, Agus Punuanto
Program Keluarga Harapan dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Preventif...
2tB-226Budi Hidayat, Hendratno Tuhiman, Rudy Prawiradinata, Punglcy Sumadi Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis
Bayi
Prematur...
227-233Deswita, Besral, Yeni Rustina
Tuberkulosis Paru di Palembang, Sumatera
Selatan...
..234-240Hery Unita Versitaria, Haryoto Kusnoputranto
Berdasarkan Keputusan Direktur fenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor: 83/DIKTI/Kep/2009 tanggal 6 fuli 2009, Kesmas diakui sebagai jurnal ilmiah nasional terakreditasi
S. The sprinkles ized Coalition and pre-bd inuit in-f
r.,
*o*
L pLos ttl"a.Peningkatan Peran Posyandu
Partisipatif
melalui
Pendampingan dan Pelatihan Upaya Pemantauan
Pertumbuhan
dan Masalah
Gizi
Balita
di
Bone, Sulawesi
Selatan
Improving Participative
Posyandu Role
through
Assistanship and
Training
on
Monitoring
the
Growth
and
Nutrition
Problems
of
Children
Under
Five
Years
of Age
in
Bone
District,
South Sulawesi
Aminuddin* Andi Zulkifli** Nurhaedar Djafar*
tagram Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, **Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan
}{rslarakat Universitas Hasanuddin
5d(
(Maan
posyandu dalam mendukung program kesehatan, khususnyaryan
kesehatan ibu dan anak, belum seperti yang diharapkan karenaw':imi
masyarakat yang rendah dalam perencanaan, pengelolaan, danme(sanaan program posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk nwrn6xafran partisipasi masyarakat dalam program posyandu, khususnya
@
remantau pertumbuhan dan perkembangan serta masalah gizi anakmrm-r cendampingan dan pelatihan learning organization (LO). Metode
rum er<sperimen (desain pre-po st test treatment-control) digunakan untuk
rrunrtrrdhgkan posyandu yang didampingi dan dilatih dengan posyandu
rormn irug tidak didampingidan tidak dilatih) memakai uji Chi Square dan
nilE rar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan dan pelati'
mr
-:
snpengaruhi posyandu, terutama terhadap kinerja kader. Namun,umr
€der yang terdaftar di posyandu, ibu balita, dan pelayananimu-m
icdr terpengaruh. Disimpulkan bahwa posyandu partisipatif dapatFTdfirrE surveilans pertumbuhan dan perkembangan anak.
llr
Lunci: Learning organization, pemantauan pertumbuhan, pen-oosyandu partisipatifre
lfic
slmce
of posyandu (integrated health post) in supporting healthao$Brr" airularly in mother and child health, has not been as expected
olrn
fl
unnrunity participation in planning, managing, andimplement-q
@rtroJ programs. The present research is aimed at improvingcom-m@ rrrrrcatim in posyandu programs, especially in monitoring children
$ffir
ffi
felopment as well as nutrition problems through assistantshiprnt mnrtr :rganization (LO) training. Aquasi experimental method
(pre-MrE
E{rrent€nfol design) was employed to compare the assistedrmrtr€
rcsyandu with the control (unassisted and untrained) posyan-uu $srE 3l'r So.nre and McNemar tests. The results show thatassistant-ilm mc -0 r*ring influenced the posyandu, particularly to the health
vo-rurrnE sirnnnce. However, the number of health volunteers listed in
the posyandu, children's mother, and immunization service were not influ-enced. lt is concluded that participative posyandu significantly support the children growth and development surveillance.
Key words: Learning organization, assistantship, growth monitoring, par-ticipative posyandu
Pendahuluan
Iumlah anak balita yang mengalami gizi kurang dan
gizi buruk
di
Indonesia masih menjadi masalah.Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, jumlah anak
yang mengalami gizi
buruk
dan gizi kurang adalah 18,4o/o. Beberapa daerah bahkan melebihi angka 4Oo/o,terutama pada
kelompok
pendudukmiskin.l
Di
Kabupaten Bone, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007, terdapat lO,49o/o
anak yang mengalami
gizi buruk
dan gizi kurang.2 Upaya peningkatan gizi keluarga (UPGK) yang populer pada masalalu
dijadikan salah satu acuan yangse-harusnya melibatkan seluruh stakeholders terutama
masyarakat. Disamping
itu,
program
mestinyaberdasarkan
kondisi
lokal
yang ada
sehinggamasyarakat dengan mudah dapat melakukannya. Untuk
itu, kegiatan perbaikan status gizi yang menempatkan
masyarakat sebagai subjek menjadi suatu keharusan.
Salah satu metode yang pernah dikembangkan oleh
pusat
studi
pangangizi
dan
kesehatan (PPGK) Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2002 adalahAlamat Korespondensi: Aminuddin, Program Sutdi Ilmu Gizi FKM Universitas Hasanuddin, lI. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar, Hp.08 1 242 5903 8, e-mail: amin -gzuh@yahoo.co.id
Kesmas, Jumal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. b, No. S, Apil 2011
mengembangkan
tenaga pendamping
dalammeningkatkan kinerja posyandu dan menunjukkan hasil
yang memuaskan berupa peningkatan aktivitas kader
dalam membantu
ibu-ibu
mengenal manfaat kartu menuju sehat (KMS), peningkatan kunjungan ibu keposyandu, penurunan jumlah anak gizi buruk dan glzi kurang, dan peningkatan cakupan vitamin A.3-6
Posyandu yang selama ini menjadi ujung
tombakpe-nanggulangan masalah gizi
di
masyarakat mengalami penurunan fungsi dan kinerja, diduga sekitar 4oo/opos-yandu
tidak lagi
aktif
akibat berbagai penyebab.TDukungan masyarakat dirasakan sangat kurang akibat
keberadaan posyandu dianggap menjadi tanggung jawab
petugas kesehatan. Pandangan yang demikian sangat
bertentangan dengan konsep posyandu yang diharapkan dapat menjadi milik masyarakat. Keberadaan posyandu yang seyogyanya mengemban peran
lini
terdepan bagi pelaksanaan program kesehatan, khususnya program ke-sehatan ibu dan anak (KIA), belum berjalan5sfagaima-na mestinya akibat partisipasi masyarakat dalam
per€n-canaan, pengelolaan, dan pelaksanaan posyandu yang
rendah. Untuk itu, upaya peningkatan peran posyadu
yang partisipatif amat penting dan dapat terwujud iika
berlandaskan pada kebutuhan nyata dan kebutuhan yang diinginkan atau dirasakan oleh masyarakat.s,g
Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan
modifita-si program yang melibatkan partisipasi penuh
masfdra-kat dengan terlebih dahulu mengenali posyandu ymg
diinginkan oleh masyarakat sehingga dapat berfungsi
op
timal. Pertanyaan pada penelitian
ini
adalah 'apakah pendampingan dan pelatihan learning organization(LO)
dapat mendorongpartisipasi
posyandu?'.Selanjutnya "apakah posyandu partisipatif dapat men-dukung surveilans pertumbuhan anak?". Tujuan studi
ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pendampingan dan pelatihan LO terhadap partisipasi kader ibuhlita
dan pelayanan kesehatan, partisipasi ibu balita,pelaya-nan kesehatan dan gizi di posyandu, dan untukm€nge-tahui pengaruh posyandu partisipatif terhadap
survei-lans pertumbuhan anak.
Metode
Penelitian yang tergolong kuasi eksperimen ini
meng-gunakan desain the non randomized pre test-post Est control group design l0 Rancangan penelitian ini
di6a-hakan memenuhi 3 prinsip meliputi randomisasi,
rq>
likasi, dan pembanding untuk mencapai validitas
*s-ternal dan validitas
internal.
Kelompok perlakuanadalah satu posyandu di setiap Desa Wae Kecce, Desa Ujung Lamuru, Desa Bengo, dan Desa Selli Kecamrterr Lappa Riaja (Lapri). Intervensi dilakukan terhadap
ka-der dan tokoh masyarakat (toma), ibu balita, dan dalsm
bentuk pendampingan dan pelatihan LO. Sebagai pem-banding adalah posyandu
di
desa yang sama dengan202
jumlah posyandu juga sama dan tidak diberikan
per-lakuan seperti pada kelompok intervensi. Penelitian ini
dilaksanakan di 4 desa dengan 8 posyandu di Kecamatan
Lappa Riaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Desa intervensi terpilih adalah Desa Wae Kecce, Desa Uju Lamuru, Desa Bengo, dan Desa Selli. Sampel peneli
adalah para pemangku kepentingan (stakeholders)
posyandu, yait1t262ibu balita, toma, 50 kader,262 balita, dan 8 posyandu. Data dikumpulkan oleh
yang sudah dilatih yang dikoordinasikan oleh ppG Universitas Hasanuddin. Kegiatan penelitian dengan pelatihan petugas lapangan sekaligus seba pendamping di Makassar dan kemudian pelatihan
posyandu
di
wilayah penelitian (kantor Camat Riaja).Pengukuran antropometrik dilakukan dengan
menim-bang berat badan (BB) menggunakan balance scale; Infantometer digunakan untuk mengukur tinggi anak yang berusia dibawah 2 tahun dan miootoise anak yang berusia lebih dari 2 tahln. Pengukuran asu
makanan menggunakan recall
24
jam. Data laidikumpulkan melalui wawancara langsung dan kuesi terhadap ibu mencakup pola pengasuhan anak, makan anak, kualitas asupan makanan, morbiditas,
berian imunisasi, kunjungan ke posyandu, dan pola carian pengobatan.l
l
Proporsi keluarga miskin (gakin) di daerah
i
si (4,4o/o) dan daerah kontrol (3,9o/o) terlihat tidak i
berbeda. Proporsi ibu berpendidikan rendah (SMp bawah) di daerah intervensi (60,70/o) ditemukan rel
lebih
besar daripadadi
daerahkontrol
(5O,4o/oProporsi ayah balita yang berpendidikan rendah di rah intervensi (60,70/o) lebih besar daripada di
kontrol (53,5o/o). Di daerah intervensi, 77,Oo/o ibu ta tidak bekerja yang memperoleh imbalan hanya
status sebagai ibu rumah tangga (IRT) yang terlihat
dan di daerah kontrol l},Oo/o. Proporsi kader yang
di posyandu antara daerah intervensi dan daerah rendah daripada di daerah kontrol (8j,5o/o). Di
intervensi, bapak yang bekerja sebagai petani (65,9
lebih besar daripada daerah
kontrol
(45,7o/o) (LiTabel
1).
,Hasil Intervensi
Hasil analisis proporsi terlihat perbedaan jumlah k
der yang terdaftar di posyandu (lOo/o) antaradaerah
i
tervensi dan daerah kontrol. Hasil uji McNemar jukkan bahwa perubahan pre-post test pada daerah
tervensi tidak signifikan karena jumlah kader yang
daftar pada pengukuran awal dan pengukuran
adalah sama dan sudah maksimal (l}O,0o/o). proporsipre-post test di daerah intervensi adalah 40
Aminuddin, Zulkifli& Djalar, peningkatan penn posyandu paftisipatif
Tabel 1. Gambaran Sosial Ekonomi Keluarga lbu Balita
Sosio-ekonomi Kategori Daerahlntervensi DaerahKontrol Status keluarga Pendidikan ibu Pendidikan bapak Pekerjaan ibu Pekerjaan bapak Gakin Bukan gakin SMU keatas SMP kebawah SMU keatas SMP kebawah Bekerja Tidak bekerja Petani Bukan petani 6 4,4 5 3,9 129 95,6 t22 96,1 53 9,3 63 49,6 82 60,7 64 50,4 53 39,3 59 46,5 82 60,7 68 53,5 31 23,0 21 16,5 104 77,O 106 83,5 89 65,9 58 45,7 46 34,1 69 54,3 0,s 10,3 11 6,5 20,2
Tabel 2. Pengaruh Pendamping"n dan LO terhadap partisipasi Kader
Chi Square Tes (p) McNemar Beda Tes (l-2) Beda (I.II)
Kategori pre post
(I) (II) Terdaftar Aktif Pengetahuan Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol 10,0 30,0 20,0 0,0 0,0 40,0 10,0 20,0 0,0 100,0 90,0 50,0 30,0 70,o 30,0 100,0 90,0 90,0 40,o 90,0 30,0 N.s. 0,021 0,185 o,549 o,023 o,344 konstan 1,000 0,006 0,639 o,t14 1,000
test antara daerah intervensi dan kontrol ada_
ah.30,0o/o dengan uji Chi Square yang menun_
lub*,uu.T yang^ signifikan perlakuan "plnJam_
dan pelatihan LO yang diberikan. lerbedaan pe_
m
pengetahuan antara pre test dengan post testrh intervensi (20,0o/o) lebih besariaripada di
kontrol (0,Oo/o). perbedaan pengetahuan fada
membawa anak untuk diimunisasi pada pre_pos, inter_ vensi
di
daerah intervensi dan daerah kontrol adalah2,8o/o.
.
Hasil uji Chi Square untuk imunisasi anak di daerah intervensi menunjukkan nilaip
=
0,09g, tidak mem_perlihatkan pengaruh intervensi yang bermakna ter_ h1dap. partisipasi ibu membawa anak ie-posyandu
un_
tuk diimunisasi. perbedaan pelayanan penyuiuh an gizi sebelum dan setelah perlakuan Oi au"ruirl"tervensi dan
di
daerah kontrol adalah g,9o/o danrn*u-n
g,60/o. Perbedaan antara pre test dan post testii
d,aerah inter_vensi
adalah
B,9o/odan
daerah
kontrol
6,3o/o.fgtulahalnloporsi-yang mendapatkan pelayanan
imu-rusasr setelah perlakuan Tnemberikan indikasi positif
akan semakin meningkatkan
perlinJ;"g*
ibu
terha_ dap infeksi tetanus. Nu-urr,-llr
l
"ii
Ciri Square (p _0,0,32 atau < 0,05) menunjukkan pengaruh intervensi
terhadap peningkatan pelayanan
ir"""i*riAi
posyandusecara signifikan.
Pelayanan Kesehatan lbu
Pemberian zat besi
pre
danpos/ intervensi terlihat mengalami perubahan (3,7o/o).pada daerah kontrol,pro_ porsi.responden yang mendapatkan pelayanan tablet be_ si pada pre test sebesar 94,56/o
*""*u"
-rn;
adi 90,60/oI
rgi M c N e.mar menunjukkan peningkatan penge_Errer oan pre-post test yang signifikan (0,023) intervensi dan pada daerah kontrol yang
ti_
o (0,344). Hasil uji Chi Square..rrunl"ut_ i p = 0, 1 1_4 yang berarti tidak terlihat fr"Uu"gu,
PTli
dengan peningkatan pengetahuan kader'afrrl2 dan Tabel
i).
h
3. bulan terakhir, proporsi kunjungan ke pos_J*pf
test dan postlestdi
dalrat
intervensi&b,ih besar daripada di daerah torrtrot yung 1.rr_
wtm
(-3,9o/o). Perbedaan perubahan p.o"porsi foh.nrensi dengan daerah kontrolud^lii
s',+yo.|
ilIcNemar terhadap frekuensi kunjungan ibur posyandu di daerah intervensi terl"ihat
secara bermakna (nilai p = 0,000), sebaliknya di Jae_ memperlihatkan kecenderungan
plrrrr"*un
i
I
Kesmas, Jumal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 5' Apfl 2011
Tabel 5. Pengaruh Interensi terhadaP Partisipasi lbu Balita Partisipasi dan Kategori he
Perilaku lbu Balia G)
Post D€d. l{cNegrar Bds (ID GII) T6t O-2)
Chi Square Test Frekuensi ke posyandu Intervensi 33J 34,8
Kontrol 8,9 ?5,0 Imunisasi anak Inf€rv€nsi 87"1 93'3
Kmtrol 945 97,6 PMT Intervmi 17'8 f6'3 Kmtrol 8,7 5'5
rj
o,mo
5,4-3,9
0,mo 5,9 - 2,8 5,1_r5
_
1,7 -32 o,797 0,484 0,099 o,197 o,746 0,328ffian
hdiditm
rqEnLonrci Idq;Fk'qeid
E tr
m€mbdryae
55Erlt[qfiGsi,
1h&dn
pen5bolfi1
fu
pclnrFa
rr
*$s
ruhni*l
nlntd
Tabel4. Pengaruh PendAingm tlml-o terhadap Pelayanan Kesehatan
E
rft-'+
Hfc
I
H
Pelayanan Keseia' o lba Kategori Pte Post Beda Beda
(D 0I) 0'II) (1'2)
Nilai p Penyuluhan gizi
Pelayanan imunisasi Tablet besi
Pengukuran berat badan
Intewensi Kontrol lntervensi Kontrol Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol ,il
ffi
F
78,5 87,4 8,9 17,5 80,5 71,7 -8,6 82,2 91,1 8,9 2,6 80,5 86,6 6,3 84,4 88,1 3,7 7,6 94,5 90,6 -3,9 83,0 92,6 9,6 10,1 73,2 92,9 79,7 o,052 0,106 o,032 o,177 o,376 o:233 0,016 0,000Tabel 5. Pelaksanaan Pemantauan Perhrmbuhan Anak
Peranan Ibu Bdita Kategori Pre Post Beda Beda
(D (ID G-Ir) (J-21 8,7 26,1 83,0 76,4 75,O 82,5 Chi Squarc Tesr (p) Punya KMS Paham KMS lntervensi Kontrol Intervensi Kontrol 93,3 10,5 78,0 1,6 9t,3 16,3 72,7 -9,8 0,008 o,765 0,001 o,lo2
pada saat post test. Besarnya perubahan negatif tanpa in-iervensi adalah 3,9o/o. Perbedaan proporsi ibu yang mendapatkan pelayanan tablet besi pada daerah inter-vensi dengan daerah kontrol sebesar 7,60/o. Hasil uji Chi Square (p = 0,162 atau > 0,05) menunjukkan pengaruh ir$ervensi pendampingan dan LO yang tidak signifikan
terhadap peningkatan pelayanan pemberian tablet besi di posyandu. Pengukuran berat badan sebelum dan sesudah
periakuan di daerah intervensi (9,60/o) lebih rendah da-ripada
di
daerah kontrol (I9,7o/o), proporsi perbedaantersebut terlihat lebih besar di daerah kontrol. Hasil uji Chi Square
(p =
0,016 atau<
0,05) menunjukkan pengaruh intervensi terhadap peningkatan pelayanan pengukuran berat badan di posyandu (Lihat Tabel 4).Pemantauan Pertumbuhan Anak
Kemampuan posyandu partisipatif dinilai
berdasar-M
kan kemampuan ibu balita karena tokoh utama
yandu adalah ibu balita. Kemampuan ibu balita
hui berdasarkan indikator kepemilikan dan
terhadap KMS. Kepemilikan KMS setelah perlal
meningkat 10,3o/o pada kelompokintervensi dan I pada daerah kontrol. Kepemilikan KMS
di
daerahi
tervensi dan daerah kontrol berbeda secara dengan uji Chi Square (p = 0,008), sedangkan u
daerah kontrol tidak signifikan (p = 0,765)'
pemahaman KMS pada kelompok intervensi se 16,30/o dibandingkan dengan daerah kontrol turun besar 9,8o/o. Hasil
uji
Chi Square (p=
0,001 atau 0,05 ) menunjukkan pengaruh signifikan posyandutisipatif terhadap peningkatan pemahaman
KMS pada daerah intervensi. Sebaliknya, pada
kontrol pengaruhnya tidak signifikan (p = 0,102) (
sar se-L<
at
mi ahnt
FcmbahasanPendidikan bapak sangat menentukan kemampuan
mengadopsi berbagai informasi penting yang terkait
.Sengan kesejahteraan keluarganya. Pekerjaan ibu rumah mngga memberikan waktu luang yang banyak untuk
mbawa
anak balita ke posyandu untuk penimbangan ,mau mendapatkan pelayanan kesehatan yang lainseper-:i
imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablethesi. dan penyuluhan. Faktor sosio-ekonomi yang
diper-ffiatkan oleh pekerjaan ayah balita yang dominan petani
rt*n pekerjaan ibu balita yang dominan tidak bekerja, pendidikan suami istri yang rendah saling terkait dengan
rktor
kemiskinan. Kondisiini
dapat menentukanke-?*smpuan keluarga dalam mengakses sarana pelayanan **ehatan termasuk posyandu dan selanjutnya akan ber-e&itrat terhadap kesehatan dan secara khusus
pertumbu-ham anak-anak mereka.
Hasil uji Chi Square menunjukkan pengaruh yang ti-t'ak signifikan intervensi terhadap frekuensi ibu balita ke
e'trandu,
walaupun intervensi dapat mendorongpe-r@*atan frekuensi ibu balita ke posyandu. Terlihat
bah-ra
terjadi penurunan di wilayah intervensi dan kontrol,.
.pi penurunan di wilayah kontrol (3,2o/o) terlihat lebih Lmar daripada di daerah intervensi (1,5o/o). Hal tersebutmg{rasilkan
perbedaan pre-post antara daerah inter-nmsi dengan daerah kontrol (I,7o/o) dengan nilaip
={-;ff
l-ang secara statistik tidak bermakna. Perbedaan mcuorsi lebih besar di daerah intervensi (17,5o/o) yangnsrgindikasikan bahwa intervensi membawa
peruba-hnm tetapi secara statistik tidak bermakna (p = 0,052 >
&05 i. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dikemukakan
unfusa intervensi pendampingan dan pelatihan LO telah lrmrtingkatkan pengetahuan kader tentang waktu
sebaik-ilqe pertama kali bayi disusui walaupun secara statistik
ti-fu& =ignifikan.
Feaingkatan yang terjadi di daerah kontrol
disebab-hrd€h
perhatian yang diberikan petugas secara khusus. ftrubahan yang paling besar pada komponen ibu balita dire*h frekuensi kunjungan ke posyandu sebagai akibatLda
yang telah aktif sehingga ibu balita menjadi lebih,mif
ke posyandu. Ada pengaruh yang signifikanan-rc
melandu partisipatif terhadap peningkatankepemi-rm*r
K-\lS pada daerah intervensi. Dapat disimpulkanitjlilrd
posl'andu partisipatif mampu mendorongpeman-@piltumbuhan
anak.IoiTulan
Dmfal disimpulkan adanya pengaruh pendampingan 'dlim I-O trrhadap partisipasi posyandu yang ditunjukkan
'eu
pengarul pendampingan dan pelatihan LO terhadapbhr
hiluli
dalam hal jumlah kader yang terdaftar diAminuddin, Zulkifli & Djafar, Peningkatan Peran Posyandu Partisipatif
posyandu. Pengaruh terhadap ibu balita ditunjukkan oleh perbedaan proporsi, sebagaimana juga terhadap pelayanan kesehatan di posyandu. Pelaksanaan yang signifikan tam-pak pada surveilans (pemantauan) pertumbuhan anak an-tara daerah intervensi dengan daerah kontrol.
Saran
Dalam rangka membangun partisipasi masyarakat
da-lam pembentukan posyandu partisipatif dapat
disaran-kan pengembangan program pendampingan dan LO se-bagai salah satu cara yang efektif. Namun, untuk jangka
panjang dan keberlanjutan posyandu partisipatif perlu
memperhatikan hal yang bersifad spesifik lokal sehingga diperlukan studi lanjutan.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 nasional. Iakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Profil kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2007. Makassar: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan; 2008.
3. As'ad S. Penanggulangan gizi pada anak. Dalam pelatihan tenaga gizi de-sa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: ppGK
Universitas Hasanuddin; 2002.
4. Dachlan DM. Penelitian partisipatif. Dalam pelatihan tenaga gizi desa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin dan terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: ppGK Universitas Hasanuddin; 2002.
5. Dachlan DM. Kinerja posyandu. Dalam pelatihan tenaga gizi desa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin
dan terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: PPGK Universitas
Hasanuddin; 2002.
6. Thaha A. Membangun partisipasi masyarakat dan kemitraan melalui or-ganisasi pembelajaran, pengalaman dari Pare-pare dan Lombok Barat. Dalam diskusi kebijakan kesehatan tingkat pengambil kebijakan (hight level heath policy discussion/hpds). jakarta: tanggal 19 September 2006.
7. Hadju V. Status gizi anak balita pada keluarga miskin di provinsi Sulawesi Selatan. Medika. 1999: 27 -32.
8. Hadju V. Meniegah gizi buruk melalui posyandu. Harian Fajar. 2000
9. Hadju V. Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan status gizi di Kabupaten Sinjai tahun 1998-2000. Pangan dan Gizi. Masalah program
iniervensi dan teknologi tepat guna. Makassar: PPGK Universitas Hasanuddin; 2000.
10. Thomas |R, Nelson jK. Research methods in physical activity. Human Kinetics Books. 2nd ed. Champaign lllinois; 1990: 297-319.
11. n:Jkifli A. Surveilans pertumbuhan anak melalui posyandu partisipatif yang dibangun dengan pendekatan "leaming organization" (studi kaji
tindak di Kecamatan Kahu dan Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone) [disertasi]. Makassar: PPS Universitas Hasanuddin; 2006.
Pendidikan bapak sangat menentukan kemampuan
ngadopsi berbagai informasi penting yang terkait
hunisasi, pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet kesejahteraan keluarganya. Pekerjaan ibu rumah
memberikan waktu luang yang banyak untuk
bawa anak balita ke posyandu untuk penimbangan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lain
seper-dan penyuluhan. Faktor sosio-ekonomi yang
diper-[an oleh pekerjaan ayah balita yang dominan petani
pekerjaan ibu balita yang dominan tidak bekerja,
suami istri yang rendah saling terkait dengan kemiskinan. Kondisi
ini
dapat menentukanke-keluarga dalam mengakses sarana pelayanan
termasuk posyandu dan selanjutnya akan ber-terhadap kesehatan dan secara khusus pertumbu-mak-anak mereka.
i penurunan di wilayah intervensi dan kontrol,
penurunan di wilayah kontrol (3,2o/o) terlihat lebih daripada di daerah intervensi (I,5o/o). Hal tersebut
perbedaan pre-post antara daerah inter-dengan daerah kontrol (1,,7o/o) dengan nilai
p
=lnng secara statistik tidak bermakna. Perbedaan lebih besar di daerah intervensi (17,5o/o) yang
ikan bahwa intervensi membawa
peruba-hlapi
secara statistik tidak bermaLna (p = 0,052 >Bendasarkan hasil uji tersebut dapat dikemukakan intervensi pendampingan dan pelatihan LO telah
pengetahuan kader tentang waktu
sebaik-kali bayi disusui walaupun secara statistik
ti-yang terjadi di daerah kontrol
disebab-perhatian yang diberikan petugas secara khusus.
yang paling besar pada komponen ibu balita
ftdilensi
kunjungan ke posyandu sebagai akibatq
telah aktif sehingga ibu balita menjadi lebihbposyandu. Ada pengaruh yang signifikan
an-Aminuddin, Zulkifli & Diafar, peningkatan peran posyandu paftisipatif
posyandu. Pengaruh terhadap ibu balita ditunjukkan oleh perbedaan proporsi, sebagaimana juga terhadap pelayanan kesehatan di posyandu. Pelaksanaan yang signifikan tam-pak pada surveilans (pemantauan) pertumbuhan anak
an-tara daerah intervensi dengan daerah kontrol.
Saran
Dalam rangka membangun partisipasi masyarakat
da-lam pembentukan posyandu partisipatif dapat
disaran-kan pengembangan program pendampingan dan LO
se-bagai salah satu cara yang efektif. Namun, untuk jangka
panjang dan keberlanjutan posyandu partisipatif perlu
memperhatikan hal yang bersifat spesifik
lokil
sehingga diperlukan studi lanjutan.Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2008.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan 2007. Makassar: Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Selatan;2O08.
3. As'ad S. Penanggulangan gizi pada anak. Dalam pelatihan tenaga gizi de_
sa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: ppGK
Universitas Hasanuddin; 2002.
4. Dachlan DM. Penelitian partisipatif. Dalam pelatihan tenaga gizi desa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin dan terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: ppGK Universitas Hasanuddin; 2002.
5. Dachlan DM. Kinerja posyandu. Dalam pelatihan tenaga gizi desa dalam rangka pelaksanaan program tenaga gizi pendamping masyarakat miskin
dan terasing di Sulawesi Selatan. Makassar: ppGK Universitas
Hasanuddin; 2002.
6. Thaha A. Membangun partisipasi masyarakat dan kemitraan melalui or_ ganisasi pembelajaran, pengalaman dari pare-pare dan Lombok Barat. Dalam diskusi kebijakan kesehatan tingkat pengambil kebijakan (hight level heath policy discussion/hpds). |akarta: tanggal 1 9 September 2006.
7. Hadju V. Status gizi anak balita pada keluarga miskin di provinsi
Sulawesi Selatan. Medika. 1999 27 -32.
8. Hadju V. Mencegah gizi buruk melalui posyandu. Harian Fajar. 2000
9. Hadju V. Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan status gizi di Kabupaten Sinjai tahun 1998-2000. pangan dan Gizi. Masalah program
intervensi dan teknologi tepat guna. Makassar: ppGK Universitas
Hasanuddin; 2000.
10. Thomas fR, Nelson K. Research methods in physical activity. Human Kinetics Books. 2nd ed. Champaign lllinois; 1990: 2g7-3tg.
ll. ZtrlKfli A. Surveilans pertumbuhan anak melalui posyandu partisipatif yang dibangun dengan pendekatan "leaming organization,, (studi kaji
tindak di Kecamatan Kahu dan Kecamatan patimpeng, Kabupaten Bone) [disertasi]. Makassar: ppS Universitas Hasanuddin; 2006.
Ilasil uji Chi Squure menunjukkan pengaruh yang ti-r*ignifikan intervensi terhadap frekuensi ibu balita ke walaupun intervensi dapat mendorong
pe-frekuensi ibu balita ke posyandu. Terlihat
bah-fu partisipatif terhadap peningkatan
kepemi-pda
daerah intervensi. Dapat disimpulkan partisipatif mampu mendorongpeman-anak.
finimpulkan adanya pengaruh pendampingan partisipasi posyandu yang ditunjukkan pendampingan dan pelatihan LO terhadap
dalam hal jumlah kader yang terdaftar di