DASAR TEORI
2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular
Dalam sistem komunikasi wireless seluler (baik fixed maupun mobile) daerah layanan (coverage) akan dibagi-bagi menjadi daerah-daerah dengan cakupan yang lebih kecil atau biasa yang disebut dengan cell, dengan menara transmiter yang relatif lebih rendah dan daya pancar rendah sehingga akan relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sistem komunikasi generasi sebelumnya.
Hal yang mendasari teknologi wireless adalah terbatasnya frekuensi yang ada dan efisiensi frekuensi, dalam artian untuk frekuensi yang sama bisa digunakan kembali untuk jarak tertentu (frequency reuse). Gambar 2.1 adalah menunjukkan topologi jaringan terdahalu (IMTS), sehingga daya pancarnya harus tinggi, karena daerah cakupannya juga besar.
Gambar 2.1 Topologi Jaringan IMTS
Gambar 2.2 adalah menunjukkan topologi pada jaringan selular. Pada topologi ini daya pancarnya relatif rendah karena daerah cakupannya juga kecil, dan pada topologi ini dikenal istilah frequency reuse dan handoff.
Konsep frequency reuse adalah konsep yang memungkinkan penggunaan frekuensi yang sama pada sel yang berbeda, dan harus diluar jangkauan interferensinya. Sedangkan, Handoff adalah konsep yang memungkinkan user pindah dari satu sel ke sel yang lain tanpa adanya pemutusan hubungan, terjadinya pemindahan frekuensi /kanal yang digunakan secara otomatis dilakukan oleh sistem tanpa campur tangan dari user.
Pada sistem CDMA konsep frequency reuse tidak diutamakan melainkan menggunakan konsep PN reuse. CDMA menggungakan konsep clustering untuk perencanaan kode PN, hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya aliasing antar kode dalam satu sel. Dimana untuk satu cluster CDMA , Kcdma = 1 , artinya
frequency yang diterapkan dalam satu sel sama..
2.2 CDMA 2000-1X
Code Division Multiple Access (CDMA) adalah teknologi berbasis spread spectrum yang mengijinkan banyak user menempati kanal radio yang sama pada
waktu yang bersamaan. Diterapkan pada sistem IS-95, J-STD-008 dan lain-lain. CDMA merupakan teknologi multiple access yang membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya menggunakan kode-kode khusus ( kode unik ) dalam lebar pita frekuensi yang ditentukan, dan cross korelasi antar kode sangat kecil. Setiap data yang akan dipancarkan terlebih dahulu akan ditebar (spreading) dengan mengunakan kode spreading, sehingga memungkinkan adanya multiple
access.
Sistem CDMA merupakan pengembangan dari dua sistem multiple access sebelumnya. CDMA memiliki konsep multiple access yang berbeda dengan Time
Division Multiple Access (TDMA) dan Frequency Division Multiple Access
(FDMA) karena sistem ini memanfaatkan kode-kode digital yang spesifik untuk membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya.
Jaringan sistem CDMA memiliki kelebihan yang sangat penting dibandingkan dengan jaringan sistem yang lainnya.
1. Cakupan yang luas
pada sistem CDMA, tetapi pada sistem GSM dibutuhkan 200 BTS. Jumlah BTS yang lebih sedikit untuk area cakupan yang sama berarti pengurangan investasi peralatan yang besar bagi operator.
2. Kapasitas yang besar
Pada penggunaan spectrum yang sama kapasitas CDMA lebih besar 4-5 kali dari GSM atau 10 kali dari teknologi yang masih menggunakan jaringan analog.
3. Kualitas suara yang tinggi
Sistem CDMA menjamin kualitas suara yang tinggi. Noise chip dapat secara dinamik mengatur kecepatan transmisi data dan memilih sebuah level yang berbeda untuk transmisi berdasarkan pada batas tingkatan yang sesuai.
4. Sistem yang aman bagi kesehatan Dalam sistem CDMA menggunakan teknologi kontrol daya yang berbeda, sehingga daya rata-rata menurun dan radiasi lebih rendah dibandingkan dengan sistem GSM, dimana dipastikan sistem tersebut dapat digunakan secara aman.
5. Perencanaan frekuensi yang sederhana dan ekspansi yang mudah Pengguna dapat diidentifikasikan berdasarkan kode sequence yang berbeda, oleh karena itu carrier CDMA yang berbeda dapat digunakan pada cell yang berdekatan dan jaringan dapat dirancang secara fleksibel dan di ekspansi secara mudah.
6. Performansi yang mengagumkan dan tahan terhadap interferensi.
7. Memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini.
CDMA menggunakan 3 macam kode yang digunakan yaitu :
1. Walsh Code (WC)
Walsh Code merupakan pengkodean yg digunakan untuk membedakan
user satu dengan user lainnya dalam satu BTS. 2. Short PN Code (SPC)
Short PN Code digunakan untuk membedakan BTS satu dengan BTS
3. Long PN Code (LPC).
Long PN Code digunakan sebagai identitas handset untuk masalah
keamanan, sifatnya unik, sehingga nomor kode handset di seluruh dunia tidak ada yg sama.
CDMA 2000 1X merupakan evolusi dari IS-95B yang dapat disebarkan dalam existing kanal CDMA dan mencakup peningkatan meliputi :
¾ Kecepatan paket data 144 kbps ¾ Menaikan kapasitas suara 2 kali ¾ Menaikan standby time 2 kali ¾ Perbaikan handoff
2.3 Arsitektur Jaringan CDMA 2000-1X
Konfigurasi jaringan CDMA 2000-1X untuk layanan circuit switched adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan Circuit Switched CDMA 2000-1X Komponen pada konfigurasi jaringan circuit switched CDMA 2000-1X:
1. Mobile Station (MS)
MS adalah perangkat terminal yang digunakan oleh pelanggan untuk proses komunikasi. Pada perangkat ini terdapat Subscriber Transceiver, Control Unit, dan Antena. Pada MS biasanya terdapat Electronic Serial Number (ESN) yaitu berupa suatu nomor yang tersimpan secara permanen di mobile station, fungsinya ESN ini adalah untuk mengidentifikasi MS.
2. Radio Access Network (RAN) ¾ Base Transceiver Station (BTS)
BTS adalah perangkat transceiver yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya yang digunakan oleh pelanggan dan berfungsi juga sebagai interface antara MS dan MSC. RBS terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut: Transceiver, Control, Antena, dan Data Terminal.
¾ Base Station Controller (BSC)
BSC adalah perangkat yang berfungsi untuk mengontrol semua BTS yang berada dalam cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya, serta trafik suara berbasis TDM dari BTS ke MSC atau sebaliknya.
3. Packet Data Serving network (PDSN)
Merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan.
4. Circuit Core Network (CCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : ¾ Mobile Switching Centre (MSC)
MSC adalah perangkat yang berfungsi sebagai interface antara BSC yang berada dalam cakupannya dengan public voice (PSTN) dan jaringan data (ISDN). Elemen-elemennya adalah Switching Unit, Processor (Database
Processor, Switch Processor, dan Coordination Processor), dan Database Unit
¾ Visitor Location Register (VLR)
VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari Mobile Station (MS) yang berada pada area kontrol dan sifatnya resident atau sementara.. Ketika pelanggan melakukan panggilan maka VLR mentransmit semua informasi yang berhubungan dari MSC.
¾ Home Location Register (HLR)
HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch
selama proses registrasi berhasil. HLR berfungsi sebagai penyimpan data – data tetap dari pelanggan dalam MSC itu sendiri.
¾ Short Message Service Centre (SMSC)
SMSC (Short Message Service Center) bertanggung jawab dalam penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat.ISMSC (Intelligent Short Message Service) merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM.
¾ Intelligent Short message Service (ISMSC)
ISMSC merupakan gateway untuk menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM.
5. Packet Core Network (PCN)
¾ Router
Router berfungsi untuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang terdapat pada jaringan CDMA2000 1x serta bertanggung
jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data dari jaringan internal ke jaringan eksternal atau sebaliknya.Fire Wall berfungsi untuk
mengamankan jaringan terhadap akses dari luar. ¾ Authentication , Authorization and Accounting (AAA)
AAA menyediakan fungsi untuk authentication bertalian denagn PPP dan hubungan mobile IP, melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protokol Remote Access Dial in User Service (RADIUS) AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR.
Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan CDMA Secara Luas 2.4 Karakteristik CDMA 2000-1X
Pada sistem telekomunikasi sumber daya frekuensi sangatlah terbatas, maka diperlukan sistem jamak atau multiple access yaitu CDMA yang salah satu kelebihannya adalah dalam hal penggunaan frekuensi. Pada sistem CDMA user dibedakan dengan kode- kode dengan frekuensi dan waktu yang sama, sehingga penggunaan frekuensi akan lebih efisien.
2.4.1 Pilot Sets
Penentuan kondisi handoff adalah berdasarkan acuan kanal yang diidentifikasikan oleh pilot offset dan penempatan frekuensi, atau yang sering disebut dengan kanal pilot. Pilot diidentifikasikan oleh MS dan dikategorikan menjadi empat grup :
1. Active Set, adalah pilot dari BTS, dimana MS tersebut aktif. BTS menginformasikan isi active set dengan handoff direction message.
2. Candidate Set, adalah pilot dari BTS yang merupakan kandidat untuk menjadi Active set oleh MS. Pilot ini diterima dengan sinyal yang baik (>
3. Neighbor Set, terdiri dari pilot yang tidak termasuk dua kelompok sebelumnya, dan merupakan pilot yang digunakan untuk memberitahukan sel terdekat untuk proses handoff.
4. Remaining Set, terdiri dari keseluruhan pilot dalam sistem kecuali yang terdapat pada active set, candidate set, dan neighbor set.
2.4.2 Search Window
Mobile station menggunakan tiga search window untuk mendeteksi sinyal pilot yang diterima
¾ SRCH_WIN_A
Search window ini diperlukan oleh MS untuk mencari active dan candidate set pilot, nilai pada parameter ini harus ditentukan sesuai dengan delay
propagasinya.
Gambar 2.5 Mekanisme Pencarian Aktif Set oleh Search Window A
Soft handoff terjadi pada daerah a dan b. pada titik A jarak MS dengan base station 1 adalah x km dan berjarak (x + y) km dengan base station 2,
di titik B MS berjarak x km dari base station 1, dan berjarak (x + y) km dari base station 1.
¾ SRCH_WIN_N
Search window ini digunakan untuk mendeteksi pilot neighbor set, nilai
Gambar 2.6 Mekanisme Pencarian Neighbor Set oleh Search Window N ¾ SRCH_WIN_R
Search window ini digunakan untuk mendeteksi pilot remaining set.
Setidaknya search window remaining bernilai maksimal dari search
window neighbor nya.
2.4.3 Hand Off
Handoff adalah mekanisme perpindahan kanal Mobile Station dari satu sel
ke sel lain, tanpa terjadinya pemutusan hubungan. Peristiwa handoff terjadi karena pergerakan MS keluar dari cakupan sel asal dan masuk cakupan sel baru.
2.4.3.1 Mekanisme Hand Off
Prosedur hand off:
1. ketika level daya pilot melebihi T_ADD, MS mengirimkan PSMM (Pilot
Strength Mesurement Message) dan menjadikan pilot ini candidate set.
2. BSC mengirimkan EHDM (Extended Handoff Direction Message) sehingga pilot baru sudah menjadi active set.
3. MS menmbahkan status active set dan mengirimkan HCM (Hand off
Clopletion Message).
4. ketika level daya pilot lebih kecil dari T_DROP, MS memulai timer untuk T_TDROP.
5. ketika waktu T_TDROP berakhir, MS mengirimkan informasi ini ke BSC melalui PSMM.
6. BSC mengirimkan EHDM.
7. MS merubah pilot set dari keadaan active set dan mengirimkan HCM.
2.4.3.2 Kategori Hand Off
Hand off dikategorikan berdasarkan kondisi MS saat berkomunikasi, untuk
itu Hand off dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
1. Intersector / Softer Hand off
Terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor dalam satu BTS. Penerima RAKE pada BTS mengkombinasikan transmisi dari kedua diversitas antena dalam satu frame trafik.
2. Intercell / Soft Handoff
Terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua atau tiga sektor dari BTS yang berbeda. BTS yang memiliki kontrol langsung pada MS tersebut dinamakan BTS primer dan yang tidak memiliki kontrol langsung disebut BS sekunder.
Gambar 2.9 Soft Handoff
3. Soft-Softer Handof
Terjadi ketika suatu MS berkomunikasi pada dua sektor dari suatu BTS dan satu sektor dari BTS lainnya. Pada keadaan ini akan terjadi soft
handoff antar sel dan softer handoff dalam satu sel.
Gambar 2.10 Soft-Softer Handoff
Tipe ini menggunakan metode break before make yang berarti harus terjadi pemutusan hubungan dengan kanal trafik lama sebelum terjadi hubungan baru.
Gambar 2.11 Hard Handoff
Pada sistem CDMA2000, jenis handoff yang sering digunakan adalah soft
handoff karena jalur diversitas pada kanal reverse dan forward lebih baik dan
penguatan diversitas akan lebih baik karena daya yang dibutuhkan lebih sedikit, sehingga interferensinya berkurang Selain itu, jika MS menerima bit power
control up dari suatu BTS dan juga menerima bit power control down dari BTS
lainnya, maka MS harus menurunkan daya transmitnya sehingga link komunikasi yang baik dapat dicapai.
2.4.4 Power Control
Agar dapat meningkatkan kualitas sistem maka dibuatlah mekanisme
power control, hampir semua jaringan seluler yang berbasis CDMA, FDMA
maupun TDMA menggunakan mekanisme ini. power control dibutuhkan dalam proses management co-channel interference. Sedangkan pada sistem seluler berbasis DS-CDMA, power control dibutuhkan untuk mengurangi near-far effect pada arah reverse dan othercell interference pada arah forward. Berdasarkan
parameter yang akan diukur, teknik power control dapat diklasifikasikan menjadi tiga metode:
1. Berdasarkan kuat sinyal terima
menurunkan atau menaikkan daya pancar dilakukan berdasarkan hasil perbandingan tersebut.
2. Berdasarkan Signal to Noise Ratio (SNR)
Pada metode ini, hasil perhitungan rasio kuat sinyal terima terhadap noise (SNR) dibandingkan dengan rasio kuat sinyal terima terhadap noise (SNR) yang telah ditentukan. Dimana noise tersebut terdiri dari channel noise dan
multiuser interference.
3. Berdasarkan Bit Error Rate (BER) dan Frame Error Rate (FER)
Bit Error Rate didefinisikan sebagai rata-rata jumlah bit yang salah jika
dibandingkan dengan bit-bit dari persamaan awal. Sedangkan Frame Error
Ratio didefinisikan sebagai rataan kesalahan frame yang diusahakan tidak
lebih dari 2%.
2.4.4.1 Power Control Arah Forward
Untuk arah forward, sistem CDMA 2000-1x menggunakan fast closed
loop power control melalui forward link dedicated channels dengan rate 800 updates per second (setiap 1,25 ms).Tujuan utama fast closed loop power control ini adalah untuk memperbaiki performansi mobile station yang berada di pinggir sel dimana sinyal dari base station semakin lemah sedangkan interferensi dari
base station lain semakin kuat.
Yang berperan aktif dalam metode fast closed loop power control adalah
base station dengan mekanisme power control sebagai berikut, base station secara
periodik menurunkan daya pancarnya, sementara mobile station mengukur frame
error ratio (FER) yang terjadi. Ketika mobile station mendeteksi terjadinya FER
sebesar 1%, maka mobile station meminta base station agar tidak lagi menurunkan daya pancarnya. Biasanya power adjustment command menggunakan skala tetap yaitu sekitar 0,5 dB dan ditransmisikan setiap 1,25 ms.
2.4.4.2 Power control arah Reverse
Ada dua teknik power control yang digunakan pada arah reverse, yaitu:
Pada Reverse Link Open Loop Power Control yang berperan aktif adalah
mobile station. Kontrol daya yang diukur didasarkan pada pengaruh jarak mobile, cell loading, dan lingkungan (fading cepat dan shadowing).
Tujuannya yaitu untuk mengestimasi path loss dan loss akibat fading yang terjadi antara mobile station dan base station serta mengukur daya pancar permulaan kanal akses dari mobile station. Base station harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan Effective Radiation
Power (ERP) suatu cell dan level dari cell loading. Dengan adanya
informasi ini maka dapat diukur daya terima dan perkiraan path loss.
2. Reverse link closed loop power control
Pada Reverse Link Closed Loop Power Control yang berperan aktif adalah
base station, base station mengukur level sinyal yang diterima dari tiap mobile station dan menyediakan umpan balik ke mobile station untuk
mengatur unit daya pancar. Base station mengukur rasio kuat sinyal terima terhadap interferensi (SNR) dan Eb/Io, yang kemudian hasil pengukuran ini dibandingkan dengan nilai yang ditargetkan oleh Power Adjustment
Command (perintah pengaturan daya) sehingga dapat diatur terhadap
threshold. Biasanya perintah pengaturan daya ini berdasarkan analisa menggunakan skala tetap sekitar 0,5 dB namun standarnya 1 dB yang terjadi tiap 1,25 ms (800 kali tiap detik) atau 800 bps. Dengan respon waktu yang lebih cepat ini mekanisme closed loop power control lebih sering dipakai daripada open loop power control. Closed loop power
control ini menyediakan koreksi terhadap open loop power control.
2.5 Parameter hardware 2.5.1 Azimuth Antena
Azimuth adalah pengarahan horizontal antena. Pada antena direksional, azimuth digunakan untuk menentukan arah pancar antena
Gambar 2.12 Pengarahan (Azimuth) antena
Pengarahan antena ditujukan pada area yang trafiknya paling tinggi, arah pancar antena sebaiknya tidak diarahkan langsung pada jalan lurus, sungai dan bangunan dengan tingkat pemantulan yang tinggi
2.5.2 Tilting Antena
Tilting adalah pengaturan kemiringan beamwitdh antena, berfungsi untuk
mengatur radius dari cell. Tilting antena terdiri dari dua yaitu electrical tilting dan
mechanical tilting. Electrical tilting yaitu pengarahan dilakukan dengankendali
perangkat lunak sedangkan mechanical tiling dengan merubah kemiringan antena fisiknya.
Gambar 2.13 Mechanical Tilting
Gambar 2.14 Electrical Tilting Tujuan dari tilting antena yaitu:
1. Untuk mengurangi efek overshoot antena 2. Mencegah pulosi pilot
2.6 Power Link Budget
Perhitungan link budget perangkat BTS (Base Transceiver Station) dan MS
(Mobile Station). Akan menghasilkan suatu nilai MAPL (Maximum Allowable Path Loss) yang merupakan persyaratan maksimal redaman lintasan dan
menentukan kelayakan suatu link propagasi agar komunikasi dari MS ke BTS pada sel yg bersangkutan dapat terjadi dengan baik. Data teknis perangkat sistem
CDMA 2000 1X link arah reverse dan arah forward diperlukan untuk menentukan
sel maksimum akan ditentukan berdasarkan model propagasi Okumura Hata sesuai dengan kondisi morfologi wilayah.
Gambar 2.15 Diagram Level Link Budget CDMA 2.6.1 Model Propagasi Okumura Hata
Redaman propagasi yang terjadi antara Base Tranceiver Station dengan
Mobile Station akan mempengaruhi besarnya cakupan area yang dapat dilayani
oleh BTS. Perambatan sinyal pada sistem komunikasi bergerak dapat diklasifikasikan menjadi empat daerah sebagai berikut:
1. Dense Urban
Daerah pusat bisnis yang cukup padat terdiri dari banyak menara dan gedung gedung lebih dari 10 lantai
2. Urban
Daerah perumahan dan kantor dengan gedung 5-9 lantai, hoteldan rumah pada daerah ini pada daerah ini trafik penggunaan telepon sudah sangat tinggi
4. Rural
Daerah terbuka seperti daerah pertanian dan lapangan terbuka dengan wilayah yang cukup luas. Umumnya meliputi daerah pedesaan dengan populasi penduduk yang masih rendah dan kepadatan trafik yang rendah
Perhitungan link budget berdasarkan model Okumura Hata Persamaan pathloss propagasi:
Keterangan :
f = Frekuensi (MHz)
Hb = Tinggi antena Base Station (BS) (m)
Hm = Mobile Station (MS) (m)
D = Jarak antara MS dan BS (Km)
2.6.2 Penetuan radius sel
Untuk menentukan jari jari sel harus ditentukan terlebih dahulu model propagasi yang digunakan sesuai dengan kondisi morfologi daerah. Radius atau sel dapat ditentukan setelah nilai redaman maksimum di peroleh.
Untuk menentukan radius sel dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan: D h h a h f dB
Lpu( )=69.55+26.16log c−13.82log b − ( m)+(44.9−6.55log b)log 4 . 5 )] 28 / ( [log 2 ) ( ) )( (suburban dB =Lpu urban − fc 2− ps L 98 . 40 log 33 . 18 ) (log 78 . 4 ) ( ) )( (rural dB =Lpu urban − fc 2− fc− Lpo MHz f for dB h h a( m) 3.2(log11.75 re) 4.97 c 400 2− ≥ = Urban : Suburban : ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + + − −
=
b m b p h h A h f l kmR
44,9 6,55log ) ( log 82 , 13 log 16 , 26 50 , 6910
[
]
⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − + + + + − −=
b m b h fc h A h f kmR
44,9 6,55log 4 , 5 ) 28 / log( 2 ) ( log 82 , 13 log 90 , 33 30 , 46 5 , 141 210
⎞ ⎛ − − + + + 2+ +Keterangan :
f = Frekuensi (MHz)
Hb = Tinggi antena Base Station (BS) (m)
Hm = Mobile Station (MS) (m)
D = Jarak antara MS dan BS (Km), dimana D = Rkm
2.7 Parameter performansi CDMA
Parameter yang mempengaruhi performansi CDMA meliputi: ¾ Mobile Receive Power
daya terima yang semua sinyal RF pada handphone sesuai dengan carrier bandwidth yang digunakan.
¾ FER (Frame Error Rate)
jumlah dari semua full rate frame error yang diukur dibagian input vocoder penerima dibagi dengan full rate frame.
¾ Ec/Io
rasio rata- rata daya kanal yaitu kanal pilot terhadap total daya sinyal interferensi. Parameter ini menunjukkan kualitas dari pilot dan sangat penting untuk dalam penentuan handoff decision.
¾ Mobile transmit Power
daya transmit RF dari handphone. Tx Power tidak melebihi maximum keluaran dari pesawat telepon.
2.8 Key Performance Indicator (KPI)
KPI merupakan parameter yang menjadi acuan untuk menandakan baik atau buruknya suatu jaringan, parameter CDMA yang termasuk KPI meliputi:
¾ Dropp call
panggilan yang terputus ketika pembicaraan sedang berlangsung ¾ Call success
panggilan yang berhasil dilakukan oleh pelanggan ¾ Blocking