• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. semua kebutuhan keuangan.perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Tyas M eliyanti Utami, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang sangat berperan dalam perekonomian di suatu negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Bagi masyarakat di negara-negara maju bank sudah menjadi mitra dalam memenuhi semua kebutuhan keuangan .Perekonomian suatu negara sudah sangat bergantung dengan bank. Sedangkan di Indonesia sendiri bank sangat berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar pula peranan perbankan dalam negara tersebut. Artinya keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakat suatu negara.

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana serta sebagai lembaga yang memiliki fungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran kebijakan moneter dan pencapaian kestabilan sistem keuangan,

sehingga diperlukan bank yang berkinerja baik, transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan. Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

(2)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di Indonesia terdapat dua macam bank yang dibedakan berdasarkan transaksinya, yaitu bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta nasional non devisa. Bank umum swasta nasional devisa adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan memperoleh surat izin dari bank Indonesia dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas, baik transaksi ekspo-impor maupun jasa-jasa valas lainnya, sedangkan bank umum nasional non devisa adalah bank yang hanya dapat melayani transaksi-transaksi di dalam negeri (domestic) (Malayu Hasibuan, 2007).

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Devisa dan Non Devisa

Kelompok Bank 2010 2011 2012

Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) – Devisa Jumlah Bank Jumlah Kantor 36 6608 36 7209 36 7647 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) – Non

Devisa Jumlah Bank Jumlah Kantor 31 1131 30 1288 30 1447 Sumber: LPP 2012 (www.bi.go.id)

Dengan melihat data diatas penelitian ini mengambil bank umum swasta nasional devisa karena perkembangan bank umum devisa di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari pada bank umum swasta nasional non devisa yaitu mulai dari penambahan total asset, jumlah bank, jaringan kantor. Jumlah bank pada masing-masing kelompok bank pada tahun

(3)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

2012 tidak begitu mengalami perubahan bila dibandingkan dengan tahun 2011. Namun jumlah terbesar masih dimiliki oleh bank umum swasta nasional devisa.Lalu dari asset perbankan pada tahun 2012, total asset terbesar masih dimiliki oleh kelompok BUSN Devisa yaitu mencapai 38,44% dari keseluruhan total asset perbankan. Sedangkan pada BUSN Non Devisa hanya sekitar 2,25% dari total keseluruhan asset perbankan (Sumber: LPPS 2012 (www.bi.go.id)).

Dengan perkembangan bank devisa tersebut apakah bank devisa juga mampu mempertahankan kinerja keuangannya secara maksimal dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia atau justru malah mengalami penurunan dan bahkan bisa dikategorikan bank yang tidak sehat. Untuk mengetahui kinerja bank sehat atau tidaknya biasanya dapat diukur dari kinerja keuangan (finansial) dan kinerja nonkeuangan (nonfinansial).“Variabel kinerja fnansial terdiri dari Asset Management Ratio, Profitability Ratio, Liquidity Ratio, dan Business Growth” Wibisono (2006:92).Namun, dalam penelitian ini hal yang dilakukan adalah melakukan analisis pada kinerja keuangan.Berdasarkan kinerja keuangan, BUSN Devisa melakukan salah satu analisis, yaitu profitabilitas.

Selain melakukan analisis kinerja keuangan BUSN Devisa melakukan berdasarkan pada penilaian tingkat kesehatan bank.Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan Standar Bank Indonesia (Riyadi, 2004:149).Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat diukur dengan berbagai metode. Penilaian kesehatan akan berpengaruh terhadap kemampuan bank dan loyalitas nasabah terhadap bank yang

(4)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

bersangkutan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan bank adalah

dengan menggunakan metode CAMEL (Capital, Asset Quality, Management,

Earning, Liquidity and Sensitivity to Market Risk). Dengan pengelolaan perbankan menggunakan berbagai analisis diharapkan dapat memberikan keuntungan yaitu diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas bank.

Dengan profitabilitas yang tinggi maka bank akan terus beroperasi dan dapat terus berkembang. Menurut Hasibuan (2007:99), “Pendapatan bank mutlak harus ada, untuk menjamin kontinuitas bank yang bersangkutan”. Dengan meningkatkan profitabilitas bank merupakan salah satu cara agar bank dapat terus bertahan dan dapat berkompetisi dengan perkembangan bank yang semakin maju. Lalu seperti yang dikemukakan oleh Malayu Hasibuan (2007:100) berikut ini: “Profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.Profitabilitas pada dasarnya adalah laba (rupiah) yang dinyatakan dalam persentase profit”.

Tingkat profitabilitas merupakan indikator utama dalam penilaian kinerja suatu bank yang salah satunya dapat diketahui melalui tingkat kemampuan asset dalam menghasilkan laba (Return On Assets/ROA). ROA menjadikan ukuran utama dari Bank Indonesia dalam menilai profitabilitas suatu bank. Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas bila diukur dengan aset karena sebagian besar aset diperoleh dari dana simpanan masyarakat yang memerlukan adanya jaminan keamanan atas penyertaan mereka sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat terelihara. Hal tersebut sejalan dengan

(5)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

Dendawijaya (2009:119) bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On Assets (ROA) dan tidak memasukkan unsur Return On Equity (ROE).

ROA penting untuk bank hal ini karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2009:118).

Bank Devisa yang terdaftar pada Bank Indonesia terdapat 36 bank. Dalam penelitian ini hanya mengambil lima bank devisa saja sebagai perbandingan Return On Asset (ROA). Pengambilan lima bank devisa ini berdasarkan pada jumlah total asset yang tidak jauh berbeda yaitu antara 50 triliun sampai dengan 150 triliun. Bank mana yang mengalami penurunan secara signifikan bahwa bank tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berikut data perkembangan Return On Asset (ROA) pada lima bank umum swasta nasional devisa periode 2009-2013

Tabel 1.2

Perbandingan Return On Asset (ROA) Bank Devisa di Indonesia

Periode 2009-2013

Bank 2009 2010 2011 2012 2013 Presentase Rata-rata

Mega 1,77 2,45 2,29 2,74 1,14 -58,40% 2,08 Bukopin 1,46 1,62 1,87 1,83 1,75 -4,38% 1,71 Panin 1,60 1,16 2,02 1,96 1,85 -5,61% 1,72 OCBC NISP 1,79 1,29 1,91 1,29 1,81 40,31% 1,62 Permata 1,4 1,96 1,66 1,70 1,55 -8,82% 1,65

(6)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa bank yang diambil adalah sebagai contoh-contoh bank devisa yang ada di Indonesia. Maka dapat dilihat perkembangan ROA pada bank devisa mengalami fluktuatif. Namun dapat dilihat bahwa PT Bank Mega, Tbk merupakan bank devisa yang mengalami penurunan yang sangat signifikan mencapai 58,40%. Hal tersebut menjadi hal yang kurang baik bagi bank dan harus diperbaiki apabila tidak segera diperbaiki dan mengalami penurunan terus maka PT Bank Mega, Tbk dapat dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat.

Tingkat profitabilias pada PT Bank Mega, Tbk setiap tahunnya mengalami fluktiatif namun cenderung mengalami penurunan menjadi masalah yang harus diatasi oleh Bank tersebut, penurunan ini ditandai denga penurunan ROA pada tahun 2013 yaitu mencapai -58,40%. Jika profitabilitas PT Bank Mega, Tbk yang terus mengalami penurunan ini tidak segera dicarikan solusinya maka tingkat kepercayaan nasabah akan menurun.

Kinerja bank Mega dapat dilihat dari kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan ROA. Bank Mega dalam hal profitabilitasnya terus mengalami peningkatan hanya pada tahun 2011 dan 2013 saja yang mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2013 bank Mega mengalami penurunan yang sangat signifikan hal ini disebabkan oleh faktor eksternal berupa penurunan nilai asset surat berharga yang dimilki oleh perseroan sesuai dengan harga pasar pada penutupan terakhir dan meningkatnya kredit, kredit mulai tumbuh sejak April 2013. Outstanding kredit telah melampui posisi Desember

(7)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

2012. Pertumbuhan portofolio kredit ini ditopan oleh pertumbuhan bisnis korporasi, kartu kredit dan KUM serta penurunan portofolio KUK yang

disebabkan kriteria dan proses kredit yang lebih ketat (Sumber:

http://www.antaranews.com/berita/423655/laba-bank- mega-turun-5961-persen). Berhubungan dengan hal di atas berikut ini disajikan tabel ROA PT. Bank Mega, Tbk periode 2009-2013.

Tabel 1.3

Perkembangan Return On Assets (ROA) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013

Tahun ROA (%) Persentase

2009 1,77

2010 2,45 38%

2011 2,29 -6,53%

2012 2,74 19%

2013 1,14 -58,40%

Sumber: Laporan Tahunan PT Bank Mega Tbk Tahun 2009-2013 (data diolah kembali)

Berdasarkan data diatas tingkat perkembangan ROA bank Mega mengalami peningkatan pada tahun 2009 sampai 2010. Pada tahun 2011 ROA mengalami penurunan menjadi 2,29%. Lalu pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan menjadi 2,74%, namun pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 1,14% penurunan ini lumayan drastis sekitar 58,40% dari tahun 2012.

Keadaan ROA yang dibawah standar Bank Indonesia disebabkan karena kurang optimalnya kinerja bank tersebut dalam mengelola penggunaan asetnya untuk menghailkan keuntungan. Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan bank

(8)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

yang semakin menurun. Ketika pertumbuhan bank semakin menurun,

mengakibatkan kesejahteraan investor yang ikut menurun, sehingga ketika kesejahteraan investor semakin menurun maka dapat berdampak pada kehilangan kepercayaan investor untuk berinvestasi di bank tersebut.

Perolehan ROA Bank Mega pada tahun 2012 sebesar 2,74% dan pada tahun 2013 sebesar 1,14%. Bank dikatakan produktif dalam mengelola aktivanya dan dapat menghasilkan laba apabila mempunyai ROA 1,5% . Pada tahun 2013 pendapatan ROA bank Mega hanya sebesar 1,14% yang berarti jauh dari standar, apabila ROA yang diperoleh bank Mega semakin berkurang dan dibawah batas minimum maka bank akan mengalami kerugian.

Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana mayarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah (Teguh Pudjo Muljono, 2001).

Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank.Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam mempengaruhi

bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh keuntungan

(Siamat,2005). Modal bank merupakan faktor penting dalam hal mengembangkan usaha bank. Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan kecukupan modal bank. Tetapi dari banyaknya rasio permodalan, Capital

(9)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memilki tingkat akurasi paling tinggi (Siamat, 2005).

Jika CAR suatu bank telah memenuhi standar Bank Indonesia sebesar 8% maka bahwa bank tersebut telah mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009).

Berikut merupakan data CAR periode tahun 2009-2013 PT. Bank Mega, Tbk

Tabel 1.4

Perkembangan Capital Adequancy Ratio (CAR) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013

Tahun CAR (%) Persentase

2009 18,01

2010 15,03 -16,55%

2011 11,86 -21,09%

2012 16,83 41,90%

2013 15,74 -6,45%

Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 (data diolah kembali)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa CAR yang dimiliki oleh PT. Bank Mega, Tbk pada periode tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi dengan tren yang menurun pada tahun 2010 yaitu dari 18,01% turun menjadi 15,03%. Pada 2011CAR perusahaan turun kembali menjadi 11,86%. Begitu pula pada 2013 kembali mengalami penurunan dari 16,83% menjadi 15,74%.

(10)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

Dengan melihat data diatas CAR yang dimiliki oleh Bank Mega berada pada posisi lebih dari 8% yang menggambarkan bahwa Bank Mega telah mampu memenuhi ketentuan minimum kecukupan modal sesuai dengan standar BI yang bearti bahwa bank Mega telah mampu memenuhi kecukupanmodal. Sebagai lembaga keuangan bank harus melakukan pengendalian jumlah modal guna menjamin operasi dari perusahaan secara efisein dan ekonomis. Apabila modal yang dimilki perusahaan terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal melebihi kebutuhan, sehingga terdapat dana menganggur, tetapi apabila modal yang dimilki terlalu sedikit, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan nasabah. CAR yang meningkat dapat membuat bank meningkatkan profit.Hal ini terjadi karena dengan dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman (Kuncoro dan Suhardjono, 2002:573).

Selain kecukupan modal, yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas penyaluran kredit yang dimana merupakan bagian dari kualitas asset yang hanya memfokuskan pada penilaian penyaluran kredit bank. Dalam kualitas penyaluran kredit indikator yang digunakan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. NPL menggambarkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank (Berlina,2012). NPL yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap kerugian bank. Semakin

(11)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan non lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba yang diperoleh bank (Kasmir, 2006)

Bank Indonesia menetapkan angka maksimum NPL sebesar 5% apabila bank mampu memperoleh rasio NPL dibawah standar maka keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bank akan menghemat uang yang akan diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah (Nazrantika, 2013). Berikut merupakan data NPL periode tahun 2009-2013 PT. Bank Mega, Tbk

Tabel 1.5

Perkembangan Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 Tahun NPL (%) Persentase 2009 1,70 2010 0,90 47,06% 2011 0,98 8,89% 2012 2,09 113,27% 2013 2,17 3,83%

Sumber: Laporan Tahunan PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013 (data diolah kembali)

Berdasarkan data diatas bahwa pada tahun 2010 NPL mengalami penurunan menjadi 0,90% yang pada tahun 2009 sebesar 1,70%. Lalu pada tahun 2011 mengalami peningkatan walaupun hanya sekitar 0.08 menjadi 0,98%. Begitu

(12)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

juga pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 2,09%. Tetapi pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 2,17%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa NPL bank Menga mengalami fluktuatif. Walaupun mengalami kenaikan tetapi NPL bank Mega masih memenuhistandar Bank Indonesia dibawah 5%.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dikemukakan, maka penulis menduga penyebab profitabilitas bank yang menurun karena tingkat kecukupan modal yang menurun dan kualitas penyaluran kredit yang semkain tinggi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengajkan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Kualitas Penyaluran Kredit terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk Periode 2009-2013”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, simpanan deposito dan giri dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit bank juga sebagai salah satu yang mempengaruhi kemajuan suatu Negara.

Di Indonesia terdapat dua macam bank yang dibedakan berdasarkan transaksinya, yaitu bank umum swasta nasional devisa dan bank umum swasta

(13)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

nasional non devisa. Bank umum swasta nasional devisa adalah bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non asing dan memperoleh surat izin dari bank Indonesia dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan dengan valas, baik transaksi ekspo-impor maupun jasa-jasa valas lainnya, sedangkan bank umum nasional non devisa adalah bank yang hanya dapat melayani transaksi-transaksi di dalam negeri (domestic) (Malayu Hasibuan, 2011).

Dalam penelitian ini mengambil bank umum swasta nasional devisa karena perkembangan bank umum devisa di Indonesia terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari pada bank umum swasta nasional non devisa yaitu mulai dari penambahan total asset, jumlah bank, jaringan kantor (Sumber: LPPS 2012 www.bi.go.id). Dengan perkembangan bank devisa tersebut apakah bank devisa juga mampu mempertahankan kinerja keuangannya secara maksimal dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Kinerja perbankan dapat dinilai melalui berbagai macam variable yang diambil dari laporan keuangan.profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja keuangan dan juga merupakan salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana mayarakat dalam memperoleh sumber dana yang murah (Teguh Pudjo Muljono, 2001).

(14)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

Berdasarkan data bahwa bankyang diambil adalah sebagai contoh-contoh bank devisa yang ada di Indonesia. Maka dapat dilihat perkembangan ROA pada bank devisa mengalami fluktuatif. Namun dapat dilihat bahwa Bank Mega merupakan bank devisa yang mengalami penurunan yang sangat signifikan mencapai 58,40%. Hal tersebut menjadi hal yang kurang baik bagi bank dan harus diperbaiki apabila tidak segera diperbaiki dan mengalami penurunan terus maka Bank Mega dapat dikategorikan sebagai bank yang tidak sehat.

Modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam mempengaruhi

bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh keuntungan

(Siamat,2005). Modal bank merupakan faktor penting dalam hal mengembangkan usaha bank.Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan dan

kecukupan modal bank.Tetapi dari banyaknya rasio permodalan, Capital

Adequancy Ratio (CAR) merupakan rasio yang memilki tingkat akurasi paling tinggi (Siamat, 2005).

Selain kecukupan modal, yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas penyaluran kredit yang dimana merupakan bagian dari kualitas asset yang hanya memfokuskan pada penilaian penyaluran kredit bank. Dalam kualitas penyaluran kredit indikator yang digunakan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL).Salah satu indikator untuk mengukur kualitas penyaluran

kredit adalah Non Performing Loan (NPL).NPL merupakan pembiayaan

(15)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

diragukan dan macet. NPL menggambarkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPL maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank (Berlina,2012). Bank Indonesia menetapkan angka maksimumNPL sebesar 5% apabila bank mampu menekan rasio NPL dibawah standar maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bank akan menghemat uang yang akan diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah (Nazrantika, 2013).

Namun dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang diteliti terbatas dan terfokus pada pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Penyaluran Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kecukupan modal pada PT. Bank Mega, Tbk?

2. Bagaimana gambaran kualitas penyaluran kredit pada PT. Bank Mega, Tbk?

3. Bagaimana gambaran profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk?

4. Bagaimana pengaruh kecukupan modal dan kualitas penyaluran kredit

terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk?

5. Bagaimana pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk?

(16)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

6. Bagaimana pengaruh kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapatdisusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran kecukupan modal pada PT. Bank Mega, Tbk.

2. Gambaran kualitas penyaluran kredit pada PT. Bank Mega, Tbk. 3. Gambaran profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk.

4. Pengaruh kecukupan modal dan kualitas penyaluran kredit terhadap

profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk.

5. Pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk.

6. Pengaruh kualitas penyaluran kredit terhadap profitabilitas pada PT. Bank Mega, Tbk.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian yang ingin dicapai adalah:

a. Kegunaan Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen keuangan yang

(17)

Tya s Meliyanti Uta mi, 2014

PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK MEGA, Tbk PERIODE 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perustakaan.upi.edu

profitabilitas. Disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai kecukupan modal, kualitas penyaluran kredit dan profitabilitas.

b. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi tambahan bagi manajemen bank dalam mengelola bank, melakukan

perencanaan dan dalam pengambilan keputusan terkait

kebijakan-kebijakan dalam rangka mempertahankan kecukupan modal, kualitas penyaluran kredit, yang hendak dimiliki sehingga diperoleh profitabilitas yang optimal sebagai wujud tanggung jawab perbankan atas kepercayaan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Bloom, et al., Taxonomy of Educational Objectives, Handbook 1 Cognitive Domain, (New York: David Mckay Company Inc., 1956), p. 6 Hayat, Bahrul & Yusuf, Suhendra.. Tuntutan

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat tersebut ditambahai dengan kata “kifâyatunâ” yang berarti “cukupkanlah kami.” Bisa saja

Soalan yang ditanyakan kepada tiga informan yang juga pengarah filem tersebut berkisar mengenai situasi sebenar industri untuk meneroka permasalahan tenaga modal insan dalam

Seperti halnya Tono dan Tini, Yah juga merupakan tokoh sentral yang mendominasi cerita dlam novel belenggu ini, Yah juga termasuk tokoh penting dalam cerita karena tokoh ini

Aktiviti mendaki gunung bukan perkara asing dalam penglibatan mahasiswa mahasiswi di UTM khususnya. Program yang memperlihatkan pelbagai nilai kerjasama banyak diterapkan

Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dan tidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambah

Pengawasan yang dilakukan Dinas Pendidikan mengenai dana yang bersumber dari sumbangan masyarakat hanya berupa laporan penggunaan dana tersebut pada awal tahun

Pada kecepatan superfisial air dan udara yang rendah, dari sinyal liquid hold-up pada gambar4 (a) terlihat adanya gelembung yang cukuppanjang Pada gambar 4 (b) dengan