• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-IHSAN PUTRI BANJARMASIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-IHSAN PUTRI BANJARMASIN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

82

BAB IV

MAKNA ISTIGHATSAH DALAM KEHIDUPAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-IHSAN PUTRI BANJARMASIN

A. Latar Belakang Pengamalan Ayat-ayat al-Qur`an Sebagai Amalan Dalam Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Islam adalah sebagai agama yang rahmâtan lil `alamîn dan al-Qur`an sebagai kitab sucinya. Sebagai seorang muslim dan berada di daerah yang mayoritas beragama Islam, tentu tidak akan lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur`an. Misal saja keseharian yang dilalui, baik sengaja maupun tidak tentu akan terlihat bagaimana masyarakat berinteraksi dengan Qur`an. Dan tentu saja al-Qur`an tidak akan lepas dari yang namanya sunah dari Nabi Muhammad saw. Nilai-nilai yang ada di dalam al-Qur`an dipraktekkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mayarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam tidak akan lepas dari fenomana living Qur`an baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai salah satu penerapan living Qur`an di dalam masayrakat, Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin melakukan kegiatan amalan istighatsah. Kegiatan amalan istighatsah yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah salah satu bentuk penerapan nilai-nilai al-Qur`an terhadap suatu masyarakat. Mengenai kegiatan amalan istighatsah yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah, kegiatan dalam bentuk bacaan-bacaan yang dikerjakan secara bersama-sama atau berjamaah.

(2)

Amalan istighatsah umumnya berisi ayat-ayat al-Qur`an, asmâ al-Husnâ, shalawat dan dzikir-dzikir dan permohonan orang yang melakukannya. Istighatsah yang berarti meminta pertolongan kepada Allah secara khusus dan dalam keadaan yang sukar dan sulit. Berbeda dari maksud isti`anah yang juga berarti meminta pertolongan kepada Allah, tetapi dalam maksud yang umum.

Adapun ayat-ayat al-Qur`an yang digunakan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah, surat al-Fatihah, surat Maryam ayat 1, surat asy-Syura ayat 1-2, surat Qaf ayat 1-2, surat Yasin ayat 1, surat an-Naml ayat 30-31 dan surat Ali Imran ayat 9. Selain itu ada juga dzikir-dzikir yang berasal dari ayat al-Qur`an, seperti surat Ali Imran ayat 183 dan surat al-Anbiya ayat 87. Ayat-ayat tersebut dipilih sebagai amalan istighatsah karena melihat fadhilah dari ayat-ayat al-Qur`an tersebut dan juga sesuai dengan apa-apa yang dibutuhkan oleh Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin. Selain ayat-ayat dan dzikir dari al-Qur`an tersebut, mereka juga menggunakan bacaan-bacaan dzikir lainnya. Amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan secara rinci akan dijelaskan dalam poin-poin berikut:

1. Surat al-Fatihah

Surat al-Fatihah yang merupakan surat pembuka dalam al-Qur`an yang mana di dalamnya terdapat serangkaian pujian dan doa kepada Allah. Surat al-Fatihah sudah sangat umum digunakan sebagai sebuah pembuka dalam sebuah kegiatan seperti amalan, pembuka majelis, pembuka doa dan lain sebagainya.

(3)

Surat al-Fatihah selain sebagai pembuka al-Qur`an juga dikenal dengan sebutan doa dan obat dari segala penyakit.1 Hal ini dikarenakan fadhilah dan keutamaan dari surat al-Fatihah tersebut.

Dalam surat al-Fatihah terdapat kalimat doa yang berbunyi “Ihdinash-shirâtal-mustaqîm (hingga akhir surat)” kalimat tersebut adalah doa yang mana pada awal surat hingga ayat ke-lima berisikan puji-pujian dan keagungan Allah. Maksudnya memuji dan mengagungkan Allah terlebih dahulu dan kemudian berdoa kepada-Nya, dan ini adalah sebaik-baiknya susunan doa.2

Sudah sangat umum jika al-Fatihah digunakan sebagai permulaan atau pengawalan dari sebuah amalan atau kegiatan. Begitupun dengan amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan.

2. Bacaan Istighfar

ِمْيِظَعْلا َهللا ُرِفْغَ تْسَأ

Istighfar adalah bacaan dzikir yang bermakna meminta ampunan kepada Allah. Manfaat dari istighfar adalah diampuninya dosa, sebagai seorang manusia tentu tidak akan luput dari dosa. Oleh karenannya seseorang sangat dianjurkan untuk senantiasa membaca istighfar. Dengan meminta ampun kepada Allah dapat mendekatkan diri kepada-Nya.3 Bertaubat akan menghapuskan dosa-dosa, dan

1 Kementrian Agama Saudi Arabia, Tafsîr al-Muyassar,...1.

2 Furqan Ahmad Ansari, Do`a dan Dzikir Rasulullah saw,...12.

(4)

istighfar adalah media untuk bertaubat jika dilakukan dengan benar dan niat yang sungguh-sungguh.4 3. Shalawat Nariyah

َ تَو ُدَقُعْلا َهِب ُلَحْنُ ت ْيِذَّلا ٍدَّمَحُم اَنِد ِيَس َىلَع اًّماَت اًمَلََس ْم ِلَسَو ًةَلِماَك ًةَلََص ِلَص َّمُهَّللا

ُبَرُكْلا ِهِب ُجِرَفْ ن

ِب ُماَمَغْلا ىَقْسَتْسُيَو ِمْيِتاَوَخْلا ُنْسُحَو ُبِئاَغَّرلا ِهِب ُلاَنُ تَو ُجِئاَوَحْلا ِهِب ىَضْقُ تَو

َو

ِهِلآ َىلَعَو ِمْيِرَكْلا ِهِهْج

ِهِبْحَصَو

ٍسَفَ ن َو ٍةَحْمَل ِ لُك يِف

ِب

َكَل ٍمْوُلْعَم ِلُك ََِدَع

.

Dikatakan bahwa membaca shalawat Nariyah sebanyak 11 kali setelah shalat fardhu dan menjadikan shalawat tersebut sebagai bacaan sehari-hari, maka orang tersebut akan mendapatkan rezeki yang tidak akan berhenti dan akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah. Al-Qurthubi mengatakan bahwa siapa saja yeng membaca shalawat ini sebanyak 141 kali, maka Allah akan membebaskannya dari segala kesusuahan dan kesulitan. Al-Qurthubi dan Ibnu Hajar al-Asqalani mengatakan, jika shalawat ini dibaca sebanyak 4.444 kali dengan bertawassul kepada Nabi Muhammad saw, maka apa yang diinginkannya akan terwujud dan memberikan keberhasilan pada suatu urusan, dan selain itu juga dapat menolak bala.5

Shalawat Nariyah digunakan dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan, adalah sebagai bentuk tawassul kepada Nabi Muhammad saw agar tujuan dari istighatsah terkabulkan.

4 Yusuf al-Qardhawi, at-Taubat ila Allah,...223-224.

(5)

4. Bacaan

مو يَ ق اَب ُّيَح اَي

Wahai Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri.

ُّيِنَغاَي يِفاَكاَي

ُحاَّتَ فاَي

ُقاَّزَراَي

Wahai Yang Maha Mencukupkan, Yang Maha Kaya, Yang Pembuka (Pintu Rahmat), Yang Maha Pemberi Rezeki.

ُناَمحَراَي يِبيِبَحاَي

ُباَّهَواَي

هللااَي

Wahai kekasihku Yang Maha Pengasih, Yang Maha Pemberi Karunia, Wahai Allah.

هللااَي

Ya Allah

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas, ia berkata pernah duduk bersama Rasulullah saw, lantas ada seseorang yang shalat kemudian ia berdoa, “Ya Allah, aku meminta kepada-Mu karena segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, yang banyak memberi karunia, yang menciptakan langit dan bumi, Wahai Allah Yang Maha Mulia dan Penuh Kemulian, Wahai Yang Maha Hidup dan Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Sungguh, ia telah berdoa kepada Allah dengan nama

(6)

yang Agung di mana siapa yang berdoa dengan doa tersebut maka akan diijabah. Dan barang siapa yang meminta menggunakan nama tersebut, maka Allah akan beri.”6

Bacaan-bacaan tersebut adalah bagian dari asmâ husnâ. Fungsi asmâ al-husnâ adalah sebagai media taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Dengan mendekatkan diri dan mengingat Allah akan melahirkan kedekatan kepada Allah, sehingga Allah juga akan melimpahkan rahmat dan ampunan kepada orang tersebut.7

Keutamaan dari asmâ al-husnâ juga disebutkan dalam surat al-A`raf ayat 7, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab 2.

Selain sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah, asmâ al-husnâ juga memiliki banyak keutamaan diantaranya adalah media untuk berdoa kepada Allah. Dengan menyebut nama-nama Allah tersebut menunjukkan keterbatasan manusia (sebagai makhluk ciptaan-Nya) dan menyadari dua hal pokok. Pertama, menyadari bahwa betapa besar dan keagungan yang dimiliki Allah. Kedua, menyadari betapa lemahnya diri sendiri dan kebutuhan kepada-Nya.8

5. Bacaan

6 Abȗ Dawud Sulaymân bin al-Ash`ath as-Sijistani, Sunan Abȋ Dawud, vol. 2, (Beirut:

Maktabah al-`Ashriyah, t.th), 79.

7 Dinik Fitri Rahajeng Pangestuti dan Kristantyo Setiyo Purnomo, “Pengaruh Pengamalan

Dzikir Asmaa-ul Husna Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada Industri Manufaktur Di Yogyakarta Tahun 2016,”...82-83.

8Andrian Firdaus, “Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Dalam Menanamkan

(7)

ليِكَوْلا َمْعِنَو هللا اَنُ بسَح

Abu al-Hasan al-Syadzly dalam bukunya al-Jawahir al-Mushaunah, mengatakan Rsulullah saw bersabda “Apabila terjadi suatu peristiwa yang besar menimpamu, maka ucapkanlah hasbunallâh wa ni`mal wakîl”. Dalam riwayat dari Abdullah bin Amr bin `Ash mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang membaca hasbiyallâh wa ni`mal wakil tiga kali waktu subuh dan tiga kali waktu sore, maka dia akan senantiasa berada dalam naungan Allah, menutupi kekurangannya dan mencukupi kebutuhannya sepanjang dia tidak melakukan dosa besar.” Riwayat dari Khuzaifah al-Yamani mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Apabila seorang hamba mengucapkan hasbiyallâh tujuh kali, maka Allah berfirman “Niscaya akan Aku cukupi, apakah dia benar ataupun dusta.”

Al-Syadzly menguraikan keistimewaan dari bacaan hasbunallâh wa ni`mal wakîl adalah sebagai “Barang siapa yang menginginkan pertolongan dan perlindungan dari Allah dalam berbagai aspek kehidupan dan terhindar dari segala keburukan, ingin dicintai hamba-Nya dan diberikan kekayaan oleh Allah, hendaknya membaca kalimat hasbunallâh wa ni`mal wakîl sebanyak 450 kali sehari semalam.9

Dzikir ini juga disebutkan dalam al-Qur`an, tepatnya Q.S. Ali Imran/3: 173, yang bunyinya:

9 H.M. Athoullah Ahmad, “Eksperimen Ahli Hikmah Terhadap Ayat-Ayat Mujarab,”

(8)

ْسَح اوُلاَقَو اًناَميِإ ْمُهَِاَزَ ف ْمُهْوَشْخاَف ْمُكَل اوُعَمَج ْدَق َساَّنلا َّنِإ ُساَّنلا ُمُهَل َلاَق َنيِذَّلا

ُهَّللا اَنُ ب

ُليِكَوْلا َمْعِنَو

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul-Nya) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan “Sesugguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kamu kepada mereka.” Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”

Ayat tersebut diturunkan ketika kaum Muslimin mendapatkan sebuah peringatan mengenai serangan besar dari kafir Quraisy di bawah komando Abu Sufyan. Akan tetapi kaum Muslimin ketika mendengar berita itu bukannya mereka merasa takut, melainkan mereka bertambah yakin bahwa Allah akan memenuhi janji-Nya apabila menolong agama Allah, merekapun mengucapkan hasbunallâh wa ni`mal wakîl.10

Cukuplah Allah sebagai wakil, karena hanya Allah yang dapat memenuhi semua harapan manusia. Bisa saja tidak ada jaminan keberhasilan jika diwakilkan kepada selain Allah. Allah Maha Kuasa untuk memenuhi semua harapan yang menjadikan-Nya wakil atas segala harapan.11 Dzikir ini digunakan sebagai amalan istighatsah, karena hanya Allah saja-lah sebaik-baiknya perwakilan yang dapat mengabulkan doa.

6. Bacaan

10 Abî Hasan `Alî bin Ahmad Wahidî an-Naisaburî, Asbâb an-Nuzȗl (Jakarta: Dâr

al-Kutub al-Islâmiyah, 2010), 82.

(9)

َلا

َهَلِإ

َتْنَأ َّلاِإ

َكَناَحْبُس

َنيِمِلاَّظلا َنِم ُتْنُك يِ نِإ

Dzikir ini juga dikenal dengan sebutan dzikir Nabi Yunus atau Dzûn Nûn. Mengenai keutamaan dari dzikir ini, pernah disabdakan oleh Rasulullah saw dalam senuah hadis dari at-Turmudzi yang telah disebutkan dalam bab II.

Doa ini juga disebutkan dalam Q.S. al-Anbiya/21: 87-88, mengenai kisah Nabi Yunus.

ِإ َهَلِإ َلا ْنَأ ِتاَمُلُّظلا يِف ىَِاَنَ ف ِهْيَلَع َرِدْقَ ن ْنَل ْنَأ َّنَظَف اًبِضاَغُم َبَهَذ ْذِإ ِنوُّنلا اَذَو

َّلا

َكَناَحْبُس َتْنَأ

( َنيِمِلاَّظلا َنِم ُتْنُك يِ نِإ

77

( َنيِنِمْؤُمْلا يِجْنُ ن َكِلَذَكَو ِ مَغْلا َنِم ُهاَنْ يَّجَنَو ُهَل اَنْ بَجَتْساَف )

77

)

“Dan (ingatlah kisah) Dzûn Nûn ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya.”Maka Kami telah memperknankan doanya dan menyelematkannya dari kedukaan dan demikian lah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”

Dalam bacaan dzikir tersebut terdapat kalimat tahlil dan tasbih, dan keutamaan dari kalimat itu adalah menyingkirkan perasaan duka dan penyelamat dari segala malapetaka dan musibah. Dan dalam kalimat tersebut menampakkan bahwa betapa kita membutuhkannya pertolongan Allah, dan juga mengakui kesalahan adalah merupakan salah satu sebab dikabulkannya doa. Sebagaimana dzikir yang telah dilantunkan oleh Nabi Yunus, bahwa tidak ada Tuhan selain

(10)

Engkau (Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.12

Dzikir ini digunakan dalam istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan dengan tujuan agar terhindar dari orang-orang yang memiliki niat buruk, menimbulkan rasa rendah diri dihadapan Allah serta terhindar dari sifat sombong.

7. Surat Maryam ayat 1

ٓص ٓع ٰيٰهٓك

Secara arti, ayat tersebut tidak memiliki arti. Sedangkan mengenai tafsirnya, dalam Tafsir al-Azhar dalam sebuah riwayat dari Ibn Abbas dikatakan bahwa hurûfu al-muqatha`ah dalam ayat tersebut adalah potongan-potongan dari nama-nama Allah. Kâf adalah potongan dari nama-nama Allah al-Kabîr (Yang Maha Besar), hâ adalah potongan nama Allah al-Hadî (Yang Maha Memberikan Petunjuk), yâ dan `aîn adalah potongan dari nama Allah al-`Azîz (Yang Maha Kuasa atau Perkasa), shâd adalah potongan dari nama Allah ash-Shâdiq (Yang Maha Benar).

Dalam riwayat oleh Abdullah bin Mas`ud dan beberapa sahabat lainnya menafsirkan ayat ini dengan, Kâf adalah potongan dari nama al-Malik (Yang Maharaja), hâ adalah potongan atau nama dari nama Allah itu sendiri, yâ dan `aîn adalah potongan dari nama Allah al-`Azîz (Yang Maha Kuasa atau Perkasa), shâd adalah potongan dari nama Allah al-Mushawwir (Yang Maha Memberi Bentuk).

12 Muhammad Sulaimân `Abdullâh al-Asyqâr, Zubdatut Tafsîr min Fathil Qadîr (Oman:

(11)

Selain dari kedua sahabat tadi masih ada beberapa tafsir yang serupa, tetapi akhirnya dikembalikan lagi dengan tafsir bahwa Allah yang lebih mengetahui arti dari huruf-huruf tersebut.13

Menurut suatu pendapat yang disebutkan dalam Tafsȋr Ibn Katsȋr, huruf-huruf tersebut yakni al-hurûfu al-muqatha`ah adalah nama-nama Allah Yang Agung. Dan banyak para sahabat yang meriwayatkan seperti itu.14

Dalam Tafsȋr al-Wajiz disebutkan riwayat dari Ibn Mas`ud, bahwa ayat ini dibacakan oleh Ja`far bin Abi Thalib kepada raja Najasi ketika hijrah pertama ke Habasyah. Kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd adalah peringatan untuk orang-orang Arab pada saat itu bahwa tidak ada yang dapat menandingi keindahan al-Qur`an, karena pada saat itu bangsa Arab terkenal dengan syi`ir-syi`ir mereka.15 Kalimat kâf-hâ-yâ-`aîn- shâd dan kalimat-kalimat al-hurûfu al-muqatha`ah lainnya adalah bentuk mukjizat dari al-Qur`an.

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat tersebut ditambahai dengan kata “kifâyatunâ” yang berarti “cukupkanlah kami.” Bisa saja maksud yang diambil dari kalimat kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd adalah untuk menujukkan nama-nama Allah yang Maha Agung dan meminta kecukupan atas apa yang dihajatkan.

8. Surat asy-Syura ayat 1

13 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 6,...4277-4278.

14 Abȗ al-Fidȃ `Ismȃ`ȋl bin `Umar Ibn Katsȋr, Tafsȋr al-Qur`ȃn al-A`zhȋm, vol. 1,...157.

(12)

مٰح

ق س ع

Dalam Tafsir al-Azhar ayat ini hanya ditafsirkan dengan Allah yang lebih mengetahui apa maksud dari ayat al-hurûfu al-muqatha`ah ini.16 Kebanyakan para mufassir mengatakan huruf-huruf ini adalah bagian dari nama-nama Allah Yang Agung, dan sebagai salah satu mukjizat dari al-Qur`an seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Wahbah az-Zuhaili menyebutkan dalam tafsirnya bahwa huruf-huruf ini berfungsi sebagai perhatian pada ayat setelahnya dan menantang orang Arab pada saat itu untuk memnghadirkan atau membuat sesuatu yang serupa dengan al-Qur`an.17

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat tersebut ditambahai dengan kata “himâyatunâ” yang berarti “lindungi kami.”

Mengenai bacaan kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd dan hâ-mîm-`aîn-sîn-qâf, barang siapa yang membacanya untuk mahabbah maka bacalah pada hari Jumat sebelum shalat Jumat sebanyak 93 kali. Jika untuk seseorang yang hilang, maka bacalah sebanyak 66 kali, niscaya orang hilang tersebut akan ditemukan. Jika menemui kesulitan dan membutuhkan pertolongan, maka bacalah sebanyak 66 kali, niscaya Allah akan mengabulkan maksud dan tujuan tersebut. Kesimpulannya adalah barang siapa yang menghendaki sesuatu serta kebaikan dan dijauhkan dari keburukan, maka bacalah bacaan-bacaan tersebut secara terus-menerus dengan tekad yang sempurna

16 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 9 (Singapura: Pustaka Nasional

PTE LTD, t.th), 6497.

(13)

dan sungguh-sungguh, tinggal menyesuaikan niat, tujuan dan maksud yang diiginkan dari mengamalkan bacaan tersebut.18 Karena pada dasarnya sebuah amalan tergantung dengan apa yang ia niatkan.

Dalam amalan Hizb al-Bahr yang memliki manfaat sebagai amalan pelindung dan penjagaan serta penghilang kegelisahan, juga terdapar bacaan kâf-hâ-yâ-`aîn-shâd kifâyatunâ dan hâ-mîm-`aîn-sîn-qâf himâyatunâ.

9. Surat Qaf ayat 1 dan 2

ِدْيِجَمْلا ِنٰاْرُقْلاَو

ق

Sebuah hadis dari Ummu Hisyam mengatkan keutamaan dari ayat ini adalah, “Aku tidak pernah mendengar bacaan Qâf-wal qur`ânil majîd kecuali dari lisan Rasulullah saw, beliau membacanya di atas mimbar setiap hari Jumat saat berkhutbah kepada orang-orang.” Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam Tafsȋr al-Wajȋz, huruf-huruf ini berfungsi sebagai penantang bagi orang Arab untuk membuat hal yang serupa dengan al-Qur`an.19

Qâf dalam ayat ini bisa saja dimaksudkan untuk nama-nama Allah yang berawalan dengan huruf qâf seperti al-Qawiyyun (Yang Maha Kuat), al-Qadîrun (Yang Maha Kuasa), al-Qâimun (Yang Maha Berdiri Sendiri), al-Qahhâr (Yang Maha Gagah Perkasa), al-Qâbidh (Yang Maha Menggenggam erat), al-Qayyûm (Yang Maha Hidup), al-Quddûs (Yang Maha Suci). Dari semua ini kembali lagi

18 H. M. Athoullah Ahmad, “Eksperimen Ahli Hikmah Terhadap Ayat-Ayat

Mujarab,”...106-107.

(14)

hanya Allah lah yang lebih mengetahui maksudnya. Melihat dari ayat selanjutnya dan keseluruhan ayat dalam surat Qaf, bisa saja Qâf yang dimaksudkan bermakna Quddûs (Yang Maha Suci). Karena pada kalimat selanjutanya berarti “Demi al-Qur`an yang sangat mulia.” Kalimat tersebut sebagai jaminan bahwa al-al-Qur`an terbebas dari kata-kata yang sia-sia dan tanpa faedah.20

Ayat ini memiliki arti “Qâf, demi al-Qur`an yang Mulia,” Qâf adalah bagian dari al-hurûfu al-muqatha`ah dan kalimat setelahnya adalah perkataan sumpah, Allah bersumpah dengan al-Qur`an yang mulia. Kata majîd memiliki makna luasnya sifat agung, dan yang paling berhak disifati dengan majîd adalah al-Qur`an al-Karim.21

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat tersebut ditambahai dengan kata “wiqâyatunâ” yang berarti “lindungi kami.” Bacaan-bacaan al-hurûfu al-muqatha`ah tersebut diamalkan sebagai penjaga dan pelindung dan menjadikan bangunan pondok pesantren kokoh dan kuat.

10. Surat Yasin ayat 1

سٰي

Ayat pertama dalam surat Yasin yang berbunyi yâsîn, dalam riwayat Ibn Abbas dikatakan bahwa ini adalah kalimat sumpah. Ada juga riwayat yang

20 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz, vol. 9,...6850-6852.

21`Abdurrahmân bin Nâshir as-Sa`dî, Tafsîr Karîm ar-Rahmân fî Tafsîr Kalâm

(15)

mengatakan bahwa ini adalah salah satu nama Nabi Muhammad saw, sebagimana kalimat tha-hâ dalam surat Thaha. Abu Bakar al-Warraq mengatakan yâsîn adalah berartti “Hai penghulu segala manusia!” yang mana maksudnya di sini adalah Nabi Muhammad saw. Dari pada itu semua dikembalikan lagi bahwa hanya Allah lah yang lebih mengetahui apa arti dari kalimat tersebut.22

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri setelah kalimat tersebut ditambahai dengan kata “syifâunâ” yang berarti “obati kami.” Sebagai mana fadhilah dari surat Yasin adalah sebagai obat. Banyak keutamaan-keutamaan dari surat Yasin, diantaranya dimudahkan terkabulnya hajat, mendatangkan rahmat dan berkah.23 Kalimat yâsîn dibaca sebanyak tujuh kali untuk mendapatkan keutamaan dari fadhilah surat Yasin. Sebagaimana yang dibaca dalam Yasin al-Fadhilah.

Alasan kenapa amalan istighatsah tersebut menggunakan beberapa dari al-hurûfu al-muqatha`ah, adalah karena lafaz dari huruf-huruf tersebut tidak ada yang mengetahui makna sesungguhnya kecuali Allah. Maka dari itu lafaz dari huruf-huruf tersebut dianggap sebagai lafaz yang agung.

11. Surat an-Naml ayat 30-31

هَّنِا

ْنِم

َنٰمْيَلُس

هَّنِاَو

ِمْسِب

ِهٰ للا

ِنٰمْحَّرلا

ِمْيِحَّرلا

َنْيِمِلْسُم ْيِنْوُ تْأَو َّيَلَع اْوُلْعَ ت َّلاَا

22 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar Juz, vol. 8 (Singapura: Pustaka

Nasional PTE LTD, t.th), 5968.

(16)

“Sesugguhnya surat itu dari Sulaiman, dan sesungguhnya dia (menulis) dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku dalam keadaan menyerah.”

Ayat ini mengisahkan Nabi Sulaiman yang mengirim surat kepada ratu Bilqis, yang mana surat tersebut berisi perintah agar ratu Bilqis tidak berlaku sombong dan menyerahkan diri kepada Nabi Sulaiman.24

Ratu Bilqis membacakan dan menjelaskan surat dari Nabi Sulaiman kepada pengikutnya, bahwa surat ini dari Sulaiman dan dia memulainya dengan bismillâhirrahmânirrahîm dan janganlah kamu sekalian bersikap sombong terhadap apa yang telah aku (Nabi Sulaiman) serukan. Dan datanglah kepadaku dengan patuh kepada Allah dan mengesakn-Nya.25

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan, ayat ini ditunjukkan sebagai mahabbah atau pemikat, agar orang-orang tertarik dan datang Pondok Pesantren Al-Ihsan untuk menuntut ilmu dan juga memberikan rasa betah tinggal di pondok pesantren. 12. Bacaan

َلِإ ُبوُتَاَو ُتوُمَي َلا يِذَّلا ُموُّيَقْلا ُّيَحْلا ِميِحَّرلا ُناَمحَّرلا َوُه َّلاِإ َهَلِإ َلا يِذَّلا َهللاُرِفْغَ تْسَأ

ي

يِلرِفْغا ِ بَر ِه

24 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 7 (Singapura: Pustaka Nasional

PTE LTD, t.th), 5223.

(17)

Dalam bacaan ini mengandung istighfar, tahlil, nama-nama Allah dan permohonan ampun. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, istighfar sangatlah penting ketika seseorang menginginkan agar doanya dikabulkan. Dengan beristighfar dan meminta ampun, seseorang akan sadar bahwa dirinya dipenuhi dosa, dan berharap Allah mengampuninya.

Dalam amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, bacaan istighfar ini dibaca ketika diakhir amalan istighatsah, walaupun di awal amalan istighatsah sudah ada bacaan istighfar. Akan tetapi kembali dibaca dengan diselangi pujian-pujian kepada Allah dengan tujuan agar Allah benar-benar mengampuni seluruh dosa dan mengabulkan hajat-hajat yang diminta.

13. Surat Ali Imran ayat 9

َِاَعْ يِمْلا ُفِلْخُي َلا َهٰ للا َّنِا ِهْيِف َبْيَر َّلا ٍمْوَ يِل ِساَّنلا ُعِماَج َكَّنِا ٓاَنَّ بَر

“Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan masnusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya. Sungguh Allah Maha Tidak Menyalahi Janji.”

Hari yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah hari akhirat dimana seluruh manusia dikumpulkan . Dan di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah Maha Menepati Janji. Karena janji dari Allah tersebut, kita senantiasa berusaha menempuh jalan yang diridhai-Nya.26

26 Abdulmalik Abdulkarim Amrullah, Tafsir al-Azhar, vol. 2 (Singapura: Pustaka Nasional

(18)

Tujuan dari doa dalam ayat ini adalah, menjelaskan bahwa hati mereka hanya tertuju kepada akherat. Oleh karenya, mereka meminta keteguhan atas hidayah dan memperoleh ganjaran darinya. Pada beberapa ayat sebelumnya Allah memuji orang-orang yang yang mendalami ilmunya dan memiliki sifat, seperti:

a. Ilmu, yakni sebagai sarana yang menyampikan mereka kepada Allah. b. Ilmunya yang mendalam

c. Beriman kepada semua kitab Allah dan mengembalikan ayat yang mutasyabihat kepada yang muhkamat.

d. Meminta ampunan kepada Allah serta keselamatan dari musibah yang menimpa orang-orang yang sesat.

e. Mereka mengakui nikmat hidayah yang telah diberikan Allah.

f. Mereka meminta rahmat Allah yang mengandung keberhasilan, kebaikan dan terhindar dari keburukan.

g. Keimanan dan keyakinan mereka kepada hari kiamat dan rasa takut mereka kepada hari akhir.27

Pondok Pesantren Al-Ihsan menggunakan ayat tersebut sebagai amalan dalam istighatsah adalah dengan tujuan agar manusia-manusia berkumpul di Pondok Pesantren Al-Ihsan untuk menuntut ilmu dan memperoleh ridha-Nya.

Bacaan-bacaan amalan tersebut dibaca dengan jumlah ganjil, sebagaimana hadis yang mengatakan bahwa Allah menyukai jumlah yang ganjil.

27 `Abdurrahmȃn bin Nȃshir as-Sa`dȋ, Tafsȋr Karȋm ar-Rahmȃn fȋ Tafsȋr Kalȃm

(19)

: َلاَق ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِ يِبَّنلا ِنَع ،َةَرْ يَرُه يِبَأ ْنَع

«

ْ تِو َهللا َّنِإَو

َرْ تِوْلا ُّبِحُي ،ٌر

»

27

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyukai yang ganjil.”

Allah menyukai ganjil dapat dilihat dari banyak hal, seperti ketaatan, makhluk ciptaan-Nya, thawaf, sa`iy, jumrah, bersuci (wudhu), lapisan langit dan bumi, lautan, dan jumlah hari dalam sepekan.29 Oleh karena itu bacaan-bacaan tersebut dibaca dalam jumlah ganjil, mengikut sebagaimana yang disukai Allah.

B. Teknis Kegaiatan Amalan Istighatsah Di Pondok-Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Sebagaimana yang dituturkan oleh para responden, kegiatan amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri dilaksanakan pada waktu sebelum menjelang subuh, yakni dimulai pada 04.30 WITA. Dalam hal ini waktu tersebut termasuk dalam waktu sepertiga malam. Waktu sepertiga malam termasuk dalam waktu-waktu terijabahnya doa, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.30

28 Muslim bin Hajjaj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 4,...2064

No 2677.

29 Jalȃluddîn as-Syuyȗthî, Ad-Dibȃj alȃ Shahȋh Muslim bin Hajjȃj, (Saudi `Arabiȃ: Dȃr Ibn

Affȃn Linasyr wa at-Tauzi`, 1996), 47.

30Muslim bin Hajjȃj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 1,...521 No.

(20)

ْنَع

َبَ ت اَنُّ بَر ُلِزْنَ ي " :َلاَق ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا َلوُسَر َّنَأ ،َةَرْ يَرُه يِبَأ

َّلُك ىَلاَعَ تَو َكَرا

َف يِنوُعْدَي ْنَم :ُلوُقَ يَ ف ،ُرِخ ْلْا ِلْيَّللا ُثُلُ ث ىَقْ بَ ي َنيِح ،اَيْ نُّدلا ِءاَمَّسلا ىَلِإ ٍةَلْ يَل

،ُهَل َبيِجَتْسَأ

َمَو

ُهَل َرِفْغَأَف يِنُرِفْغَ تْسَي ْنَمَو ،ُهَيِطْعُأَف يِنُلَأْسَي ْن

."

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Tuhan kita terun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman “ Orang-orang yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Aku berikan, orang yang meminta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni.”

Melihat dari betapa besarnya fadhilah dari waktu akhir sepertiga malam, oleh karena itu, maka waktu pelaksanaan amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan dilakukan pada waktu menjelang subuh agar mendapatkan fadhilah tersebut.

Di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, kegiatan amalan istighatsah adalah kegiatan program harian, seluruh santri bangun pada waktu 04.00 WITA dan melaksanakan shalat tahajud masing-masing, setelahnya semua santri berkumpul di mushalla masing-masing dan mulai membaca amalan istighatsah pada 04.30 WITA dengan berjamaah dan bersuara.

Adapun fadhilah dari mengerjakan sesuatu dengan berjamaah itu lebih utama dari pada melakukannya secara seorang-seorang. Seperti dalam mengerjakan shalat, lebih utama untuk mengerjakan shalat secara berjamaah daripada shalat sendiri, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim.31

31Muslim bin Hajjâj abȗ al-Hasan al-Qusairî an-Naisaburî, Shahȋh Muslim, vol. 1,...450 No.

(21)

: َلاَق ،َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهللا ىَّلَص ِهللا َلوُسَر َّنَأ ،َرَمُع ِنْبا ِنَع

«

َلََص

ِة َلََص ْنِم ُلَضْفَأ ِةَعاَمَجْلا ُة

ًةَجَرَِ َنيِرْشِعَو ٍعْبَسِب ِ ذَفْلا

».

Dari Ibn Umar, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda “Shalat berjamaah dua puluh tujuh derajat lebih utama daripada shalat sendirian.”

Dengan melaksanakannya secara berjamaah, maka kekurangan-kekurangan di dalam shalat dapat ditambal oleh yang lain. Berbeda jika shalat sendirian, jika dalam shalat tersebut ada kekurangan maka tidak ada yang menutupi atau menambal kekurangan tersebut. Dikatakan juga bahwa jika ada suatu majelis yang terdiri dari 40 orang, maka salah satu darinya pasti ada doa yang diijabah oleh Allah. Begitupun ketika melakukan suatu amalan dengan bersuara dapat memberikan semangat dan menghilangkan rasa kantuk. Seperti yang dituturkan oleh responden III, membaca atau melafalkannya di mulut ialah agar membantu hati menjadi lebih fokus.

Dalam kitab Ayyuhȃl Walȃd disebutkan sebuah hadis dari Rasulullah saw yang bunyinya adalah “Ada 3 suara yang disenangi oleh Allah, yakni suara ayam jago, suara orang yang membaca al-Qur`an dan suara orang yang membaca istighfar di waktu sahur.”32 Pada kegiatan amalan istighatsah di Pondok Pesanteran Al-Ihsan, dua darinya telah diterapkan, yakni membaca ayat-ayat al-Qur`an dan membaca istighfar pada waktu sahur atau akhir dari sepertiga malam.

32 Al-Ghazali, Ayyuhal Walad, terj. Abu Fahdinal Husna (Jombang: Darul Hikmah, t.th),

(22)

C. Tujuan dari Pengamalan Ayat-ayat al-Qur`an Sebagai Amalan Dalam Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Disebutkan dalam sebuah hadis dari Umar bin Khattab mengenai amal, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dalam kitab Shahȋh Bukhȃrȋ hadis tersebut berada dipermulaan kitab, karena pada dasarnya setiap amalan pasti memiliki niat yang diinginkan. Bunyi hadis tersebut adalah:

ْنَع

َّطَخلا َنْب َرَمُع

َلَع ُهللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعِمَس :َلاَق ُهْنَع ُهَّللا َيِضَر ِبا

: ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْي

«

ُي اَيْ نُِ ىَلِإ ُهُتَرْجِه ْتَناَك ْنَمَف ،ىَوَ ن اَم ٍئِرْما ِ لُكِل اَمَّنِإَو ، ِتاَّيِ نلاِب ُلاَمْعَلْا اَمَّنِإ

،اَهُ بيِص

ُحِكْنَ ي ٍةَأَرْما ىَلِإ ْوَأ

ِهْيَلِإ َرَجاَه اَم ىَلِإ ُهُتَرْجِهَف ،اَه

».

33

Dari Umar bin Khattab berkata, ia mendengar Rasulullas saw bersabda, “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu disertai dengan niat dan setiap orang mendapatkan balasan dari perbuatannya sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang berhijrah karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan.”

Setiap sesuatu pekerjaan yang dilakukan dengan sengaja pasti memiliki tujuan dan niat tertentu. Dalam agama Islam telah diajarkan bahwa segala sesuatu amalan itu tergantung dari niat. Apa yang ia niatkan bagi amalan tersebut, maka hal itu jugalah yang akan ia dapatkan.34

33 Muhammad bin `Ismȃ`ȋl Abȗ `Abdillȃh al-Bukhȃrȋ, Shahȋh Bukhȃrȋ, vol. 1 (T.tp: Dȃr

Thauq an-Najȃh, 2001), 6 No 1.

34 Ibnu Daqȋq al-`Ȋed, Syarh al-Arba`ȋn Nawawiyah fȋ al-Ahȃdȋts ash-Shȃhȋhah

(23)

Tujuan utama dari kegiatan amalan istighatsah adalah mendapatkan rahmat dan Allah. Adapun tujuan lainnya adalah agar dengan amalan-amalan dzikir dan doa yang telah tersusun dalam istighatsah dapat melindungi Pondok Pesantren dan yang ada di dalamnya layaknya benteng atau perisai. Yakni melindungi Pondok Pesantren Al-Ihsan dari sesuatu hal buruk yang tidak diinginkan. Juga agar senantiasa mendapatkan rezeki, semisal para donatur yang tidak berhenti memberikan sebagian rezeki mereka kepada Pondok Pesantren Al-Ihsan.

Ayat-ayat al-Qur`an yang dijadikan amalan istighatsah tersebut bertujuan agar bangunan pondok berdiri kokoh dan tidak mudah rusak, terhindar dari bencana dan kerusakan, terhindar dari orang-orang yang memilki niat jahat. Selain itu juga sebagai pemikat, pemikat yang dimaksudkan adalah agar Pondok Pesantren Al-Ihsan senantiasa kedatangan oleh para pelajar-pelajar yang ingin menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Ihsan dan tidak sepi dari para peminat.

Dzikir-dzkir seperti asmâ al-husnâ, istighfar dan dzikir-dzikir lainnya adalah untuk meminta dengan menyebut nama-nama-Nya yang Agung dan memohon ampunan dengan tujuan agar Allah berkenan mengabulkan hajat-hajat yang telah diminta.

Amalan istighatsah selain diamalkan dengan tujuan untuk Pondok Pesantren Al-Ihsan, amalan tersebut juga sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah bagi para santrinya yang melaksanakan amalan tersebut. Secara umum memang amalan istighatsah tersebut diamalkan untuk Pondok Pesantren, tetapi para pelaku dari

(24)

amalan istighatsah tersebut juga memiliki tujuan-tujuan pribadi dalam melaksanakannya.

Dalam wawancara yang telah dilakukan, didapati beberapa tujuan-tujuan yang beragam. Adapun tujuan-tujuan yang didapat dari hasil wawancara adalah:

1. Diana Bulqis Utsman, tujuan amalan istighatsah baginya adalah mudah dalam menghafal al-Qur`an dan juga menjaganya, juga sebagai pelindung diri atau benteng dari berbagai gangguan, baik dari manusia maupun jin. 2. Lulu` az-Zahra Johari, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai

jalan keluar dari segala masalah.

3. Retno Aulia Sawitri, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar dimudahkan dalam menghafal al-Qur`an dan menjaganya.

4. Adinda Olivia, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, dimudahkan dalam urusan sehari-hari baik dalam menghafal al-Qur`an, belajar kitab dan urusan-urusan lainya, juga diberikan rezeki yang lancar. Setiap pekerjaan yang dilakukan diharapkan mendapatkan berkah dan diberikan keistiqamahan dalam menuntut ilmu.

5. Julaiha Rasyid, tujuan amalan istighatsah baginya adalah agar senantiasa diberikan kesehatan jasmani dan rohani supaya mudah dalam menuntut ilmu, dilancarkan rezeki, dipermudahkan dalam mengahafal dan belajar juga agar senantiasa diberikan keberkahan di dalamnya.

6. Nurrani Sekar Kinasih, tujuan amalan istighatsah baginya adalah dipermudah dalam menghafalkan al-Qur`an dan menjaganya.

(25)

7. Mukhlisotin, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai media untuk memohon hajat agar terkabulkan.

8. Farida Apriyana, tujuan amalan istighatsah baginya adalah sebagai tempat meminta segala hajat, agar senantiasa diberikan semangat dan keistiqamahan dalam menuntut ilmu, dipermudah dalam mengahafal al-Qur`an dan menjaganya serta mengamalknnya, diampuninya segala dosa, dipermudah dalam urusan rezeki dan terhindar dari segala sesuatu yang buruk.

Pada hasil wawancara tersebut, tujuan-tujuan mereka dalam amalan istighatsah ada beragam, tetapi semakna. Diantara tujuan-tujuan mereka adalah:

1. Dimudahakannya dalam menuntut ilmu dan diberikan kepahaman serta keberkahan dalam ilmu tersebut.

2. Dimudahkan dalam mengahafal al-Qur`an, baik menghafal, menjaga dan mengamalkan isi dan kadungan al-Qur`an.

3. Dimudahkannya dalam setiap urusan, agar senantiasa dimudahkan dalam segala urusan dan mudah dalam menyelesaikan suatu masalah.

4. Dimudahkannya urusan rezeki, bagi para pelajar yang terisolasi dalam pesantren, tentu sangat mengaharpkan rezeki dari orang tua mereka. Oleh sebab itu dengan amalan istighatsah tersebut ditunjukkan agar dimudahkannya orang tua di rumah mencarikan rezeki bagi mereka yang sedang menuntut ilmu di Pondok Pesantren A-Ihsan.

5. Amalan istighatsah ditujukkan sebagai benteng dan perisai. Amalan tersebut ditunjukkan agar terhindar dari gangguan-gangguan baik

(26)

jasmani maupun rohani serta terhindar dari gangguan manusia maupun jin. Terhindar dari perasaan-perasaan negatif seperti malas, tidak semangat dalam menuntut ilmu dan lain sebagainya.

Kegiatan dan program ini juga bertujuan sebagai pembiasaan. Maksudnya adalah agar para santri terbiasa dengan amalan-amalan harian, bangun pagi sebelum waktu subuh serta program yang telah ditentukan. Yang mana nantinya ketika telah selesai menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Ihsan, santri tersebut diharapkan dapat menerapkan kegiatan tersebut secara individu dan mandiri kedepannya.

D. Manfaat dari Mengamalkan Ayat-ayat al-Qur`an Tersebut Dalam Amalan Istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin

Seperti yang disebutkan dalam hadis dari Umar bin Khattab mengenai pentingnya niat, yang telah disebutkan sebelumnya. Apa yang seseorang niatkan bagi amalan atau pekerjaan tersebut, maka hal itu jugalah yang akan ia dapatkan. Mendapatkan ganjaran atas apa yang diniatkan merupakan bagian dari bentuk manfaat yang ditimbulkan dari amal tersebut. Begitupun dengan kegiatan amalan istighatsah di Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri Banjarmasin.

Manfaat dari mengamalkan ayat-ayat al-Qur`an dalam istighatsah bagi Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri adalah terlindung dan terhindarnya Pondok Pesantren dari Bencana dan musibah yang tidak diinginkan. Bangunan Pondok Pesantren dapat berdiri kokoh tanpa ada masalah kerusakan yang serius. Pondok Pesantren Al-Ihsan juga selalu kedatangan santri-santri yang ingin menuntut ilmu,

(27)

baik dari dalam daerah, luar daerah hingga luar negri. Begitu juga dengan para donatur, yang senantiasa memberikan sebagian rezeki mereka kepada Pondok Pesantren Al-Ihsan.

Selain menimbulkan manfaat bagi Pondok Pesantren Al-Ihsan Putri, manfaat dari amalan istighatsah juga dirasakan oleh para santri-santrinya. Karena mereka pasti memiliki tujuan-tujuan tertentu dan pribadi dalam mengamalkan amalan istighatsah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Manfaat dari kegiatan amalan istighatsah bagi para santri-santri adalah, mereka manjadi lebih disiplin dan terbiasa untuk bangun pagi. Kegiatan amalan istighatsah juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, dengan mendekatkan diri kepada Allah akan mempermudah dalam menuntut ilmu dan mempermudah dalam segala urusan. Dipermudahnya dalam segala urusan termasuk menuntut ilmu dan lancarnya rezeki.

Tentu semua manfaat tersebut akan dirasakan apabila mengerjakan amalan istighatsah dengan sungguh-sungguh dan hanya berharap kepada-Nya. Seperti yang dituturkan oleh responden IV, jika melakukan kegiatan amalan istighatsah hanya sekedar sebagai program, maka hasil yang didapatkan juga tidak akan maksimal. Terlebih lagi menurut responden VIII, jika kegiatan amalan istighatsah dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh dan dengan rasa malas, biasanya pada hari itu akan timbul rasa malas dan tidak semangat

Referensi

Dokumen terkait

Dari penilaian kolaborator ini, keterlaksanaan pembelajaran oleh guru nampaknya belum sesuai dengan yang diharapkan, walaupun pada umumnya pembelajaran berlangsung

Artinya, bahwa kemampuan pengrajin untuk mengem- bangkan desain sebagai bentuk inovasi pembuatan sulaman adalah sangat baik/ bagus, ini terlihat dari desain dan

Keutamaan pelaksanaan pemanfaatan lahan dengan pola diversifikasi usahatani dan ternak sapi adalah : Pola usahatani terpadu dapat diterapkan kepada masyarakat yang

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh data bahwa untuk memperoleh izin pendirian TVRI Propinsi Sumatra Utara harus didasarkan saran dan pertimbangan dari

Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu dari sekian banyak bank BUMN yang menyediakan jasa kredit bagi masyarakat luas, Bank BRI merupakan bank umum

- Tempat : Aula Dinas Pertanian, Peternakan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Purworejo (Gedung

Dalam kapa sistas inilah maka fokus pendampingan kali ini diarahkan pada pengembangan dan penge- lolaan konten yang bersifat partisi patoris namun tetap memiliki struktur dan

Pola lagu kalimat terdiri dari tiga nada suara dalam BMU yang terdapat dalam tiap unit jeda dengan satu tekanan kalimat. Satu kalimat dapat ter- diri dari