• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA SEKTOR INDUSTRI

DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh

Yogi Aulia1, Listiana Sri Mulatsih1dan Yuhelmi1

Email: yogipelek22@gmail.com, economiciana@yahoo.com dan yuhelmis@yahoo.com

Abstrak

This study has purposed get empiri calevidence ofthe impact of capital structure and size of the company to company performance. In this study,the samples are some companies that are in the basic and chemical industry group in the Indonesian Stock Exchange. To prove the truth of the hypothesis we used multiple regression analysis and t-test statistics. Data processing is done by using Eviews. Based on the results of hypothesis testing found that the debt to equity ratio and long-time debt to equity ratio is a significant negative effect on the performance of the company,while the size of the company and significant positive effect on the performance of companies in the sectors obasic industry and chemicals in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords Debt to Equity Ratio, Long Time Debt to Equity Ratio, Company Size and Return on Assets

Latar Belakang

Dari berbagai jenis sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang paling menarik perhatian adalah kinerja sektor manufaktur yang terdiri dari sektor barang konsumsi, sektor aneka dasar dan kimia, dan sektor aneka industri yang sangat membesarkan hati. Sektor manufaktur tumbuh secara signifikan, yakni 6,1 persen pada 2013 dan 5,49 persen pada 2014.Proyeksi pertumbuhan industri manufaktur adalah mencapai 5,7 persen pada akhir 2014, sementara pada 2015 diperkirakan tumbuh 6,8 persen (Kemenperin.go.id). Selain itu sektor manufaktur yang jumlah perusahaan paling banyak mengalami penurunan ROA terdapat pada sektor industri dan kimia.Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada sektor tersebut.

Penelitian mengenai struktur modal terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA menunjukkan hasil yang belum konsisten.Sebagaimana penelitian yang dilakukan Afriyanti (2011)menemukan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.Apabila perusahaan memutuskan untuk menaikkan atau menurunkan hutang maka hal tersebut tidak berpengaruh terhadap laba. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Ludijanto, dkk (2014) yang mengatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap ROA yang artinya apabila DER mengalami kenaikan maka akan disertai juga dengan kenaikan jumlah ROA.

Kemudian penelitian pada LDER terhadap ROA yang mana pada penelitian Daelawati (2013) menemukan hasil bahwa

(2)

LDER berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA yang berarti peningkatan atau penurunan hutang jangka panjang tidak berpengaruh terhadap laba. Sedangkan Setiana dan Rahayu (2012) menemukan hasil bahwa LDER berpengaruh signifikan terhadap ROA yang artinya apabila nilai hutang jangka panjang meningkat maka keuntungan atau laba juga akan meningkat.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Immanuela (2012) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap ROA yang artinya apabila ukuran perusahaan meningkat maka juga akan meningkatkan ROA. Berbanding terbalik dengan Afriyanti (2011) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA, yang berarti bahwa jika semakin tinggi ukuran perusahaan maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba semakin menurun.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menelitinya kembali karena terdapat hasil yang berbeda-bedapada penelitian terdahulu dengan cara mereplikasi penelitian Nasrun (2014) dimana penelitiannya menggunakan variabel independen yaitu struktur modal diproksi dengan DER dan LDER pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI periode 2008-2012. disamping itu beda penelitian ini dengan penelitian sekarang yaitu peneliti menambahkan ukuran perusahaan sebagai variabel independen serta objek yang dipakai dalam penelitian ini

adalah sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Sehingga penulis mengangkat penelitian ini dengan judul “Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI ”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Debt toEquity Ratio(DER) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadapkinerja perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

Telaah Penelitian Terdahulu

1. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Perusahaan

Menurut kasmir (2013) rasio DERmerupakan rasio yang di gunakan untuk menilai utang dengan ekuitas . Rasio ini dapat

(3)

di hitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. DER merupakan salah satu rasio solvabilitas. DER menunjukan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Semakin tinggi DER menunjukan semakin tinggi pengguna hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan resiko yang cukup besar bagi perusahaan ketika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tersebut pada saat jatuh tempo, sehingga akan mengganggu keberlanjutan kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan di hadapkanpada biaya bunga yang tinggi sehingga dapat menurunkan laba perusahaan.

Penelitian yang di lakukan Herwidy (2014) menunjukan bahwa debt equity ratio berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Dan Tjandera (2006) menunjukan bahwa Debt to Equit Ratio berpengaruh signifikan negtif terhadap ROA yag artinya semakin besar Debt to Equty Ratio akan menunjukan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan semakin berat, dan akan mengurangi laba perusahaan.

H1: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Kinerja Perusahaan (Return on Assets)

2. Pengaruh Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Kinerja Perusahaan Menurut Kasmir (2008) LDER merupakan rasio utangjangka panjang dengan modal sendiri. Bertujuan untuk mengukur

berapa bagian dari setiap jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang. Dengan kata lain tidak ada pengaruh LDER terhadap return on assets.

Penelitian Daelawati (2013) menemukan hasil bahwa LDER berpengaruh signifikan negatif terhadap return on assets yang berarti peningkatan atau penurunan hutang jangka panjang tidak berpengaruh terhadap laba.

H2: Long Term Debt to Equity Ratio

berpengaruh negatif terhadap Kinerja Perusahaan

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Ukuran perusahaan mencerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak dalam nilai total aset perusahaan pada neraca akhir tahun (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan melihat seberapa besar asset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan ini menggambarkan hak & kewajiban serta permodalan perusahaan.perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai tambah jangka panjang.Maka perusahaan besar dengan jumlah aset yang besar memiliki dana lebih banyak untuk diinvestasikan.

(4)

Penelitian yang dilakukan oleh Immanuela (2012) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap return on assets yang artinya apabila ukuran perusahaan meningkat satu kali akan meningkatkan return on assets.

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan

Kerangka Penelitian

Sesuai dengan landasan teori dan pengembangan hipotesis maka diajukan model kerangka berfikir sebagai berikut:

METODE PENELITIAN Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yanglisted di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014 yang berjumlah 60 perusahaan. (Sumber dari: www.idx.co.id dan

www.sahamok.com).

Kemudian Sekaran (2006) mendefenisikan sampel sebagai bagian dari populasi yang dianggap mewakilinya. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa perusahaan yang termasuk kedalam perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia.Untuk mendapatkan ukuran

sampel yang tepat maka digunakan metode pengambilan sampel.

Pada penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Menurut Sugiyono (2009) purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria khusus yang melekat pada populasi. Didalam peneltiian ini kriteria yang digunakan meliputi:

1. Perusahaan yang terdaftar didalam kelompok Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap serta memiliki kelengkapan informasi dari tahun 2011 – 2014

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang lengkap. Dalam penelitian ini menggunakan data panel, dimana data panel tersebut merupakan gabungan dari data time series (antar waktu) dan data cross section (Shochrol, 2011). Data diperoleh dari ringkasan kinerja perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 khususnya perusahaan pada sector industri dasar dan kimia.

Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data sekunder dikumpulkan dengan cara melakukan metode dokumentasi. Data diperoleh dari situs resmi

(5)

Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui

www.idx.co.id. Dari sumber data tersebut diperoleh data kuantitatif berupa data laporan keuangan yang telah diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang go public periode 2011-2014di Bursa Efek Indonesia.

Definisi Operasional dan Pengukur Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas).Disini yang menjadi variabel terikat yaitu kinerja perusahaan (return on assets).

Kinerja Perusahaan (Return on Assets) Kinerja merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan secara baik dan benar (Fahmi, 2011). Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Return on assets adalah ukuran profitabilitas perusahaan yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2011).

Formulasi yang digunakan untuk menghitung besaran return on assets menurut Fahmi (2012) adalah: % 100 Pr Re x Assets Total Tax Income Before ofit Assets on turnVariabel Independen 1. Struktur Modal

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi, 2012). Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini, digunakan 2 indikator pengukuran, yaitu, Debt to Equity Ratio (DER), dan Long Term Debt to Equity Ratio (LDER):

a. Debt to Equity Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui besarnya setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir, 2011).Formulasi yang digunakan untuk menghitung Debt to Equity Ratio (DER) menurut Kasmir (2011) adalah:

Equity Total Debt Total Ratio Equity to Debt

b. Long Term Debt to Equity Ratio (X2) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) merupakan rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri dengan tujuan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang (Kasmir : 2008). Formulasi yang digunakan untuk menghitung Long Term Debt to Equity Ratio (LDER) menurutKasmir (2011) adalah:

(6)

Equity Total Debt Term Long Equity To Debt tern Longc. Ukuran perusahaan (X3)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham, dan lain sebagainya. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar (largefirm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural dari total asset (Klapper dan Love, 2002 dalam Darmawati, 2005).

Ukuran perusahaan= ln total asset

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Setelah seluruh data dan informasi berhasil dikumpulkan maka dilakukan pengelompokan data berdasarkan variabel, untuk selanjutnya dilakukan pengujian data dengan menggunakan alat uji statistik serta diolah dengan menggunakan Eviews. Berdasarkan proses pengolahan yang dilakukan dapat dinarasikan gambaran umum variabel penelitian yang digunakan terlihat didalam tabel 4.1 dibawah ini:

Pengujian Asumsi Klasik PengujianNormalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan didalam pengujian Jargue Bera Test telah memiliki nilai probability diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal, oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa masing masing variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini telah memiliki koefisien korelasi dibahwa 0,80 oleh sebab itu

(7)

dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel independen yang digunakan terbebas dari gejala multikolinearitas, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

Pengujian Heteroskedastisitas

Pada tahapan pengujian heteroskedastisitas yang telah dilakukan diperoleh nilai probability dari observasi R-square sebesar 0,3628. Nilai yang diperoleh tersebut telah berada diatas 0,05. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bawa gejala heteroskedastisitas tidak terjadi pada masing masing variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat dilaksanakan.

Pengujian Autokorelasi

Berdasarkan hasil penguian autokorelasi diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Pada Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Durbin Watson yang dihasilkan adalah

sebesar 1.498888. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson telah berada diantara dua kuadran. Nilai yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa -2 <1.498888< 2 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi yang akan dibentuk didalam model penelitian ini telah terbebas dari gejala autokorelasi, sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

Analisis Regresi Berganda

Secara umum model persamaan regresi yang diperoleh meliputi:

Y = 3.070 – 6,731X1 – 4,932X2 + 0,945X3 + e

Analisis Koefisien Determinasi (R-square) Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.8 dibawah ini:

Pada tabel terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,245, hasil tersebut menunjukkan bahwa, debt to equity ratio, long time debt to equity dan ukuran perusahaan mampu

(8)

memberikan kontribusi dalam mempengaruhi kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets yang dihasilkan perusahaan yang berada didalam kelompok industri dasar dan kimia di Bursa Efek Indonesia sebesar 24,50% sedangkan sisanya sebesar 75,50% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam model penelitian ini seperti likuiditas, assets turnover dan sebagainya.

Hasil Pengujian F-statistik (Model of Fit) Berdasarkan hasil pengujian F-statistik diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.9 dibawah ini:

Pada Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai probability yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 0,000. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan tingkat kesalahan sebesar 0,000 < alpha 0,05, maka keputusann Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan debt to equity ratio, long time debt to equity dan ukuran perusahaan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek

Indonesia. Temuan yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang akan dibentuk diterima atau dapat diteruskan kedalam tahapan pengolahan data lebih lanjut.

Pengujian t-Statistik

Berdasarkan hasil pengujian t-statistik diperoleh ringkasan terlihat pada tabel 4.10 dibawah ini:

Sesuai dengan hasil pengujian dapat dibuat pembahasan seperti terlihat pada sub bab dibawah ini yaitu:

Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets pada perusahaan yang bergerak dibidang industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ketika posisi debt to equity ratio yang dimiliki perusahaan terus mengalami peningkatan yang tajam akan mendorong menurunnya kinerja perusahaan yang dilihat dari profitabilitas. Temuan tersebut mengisyaratkan bahwa dengan hutang yang besar akan membuat laba menjadi berkurang karena beberapa bagian

(9)

laba lebih digunakan untuk membayar hutang kepada kreditr. Ketika perusahaan memiliki hutang yang jatuh tempo mereka akan memenuhi kewajiban terlebih dahulu untuk menjaga reputasi dan citra perusahaan sehingga mengurangi besarnya kontribusi laba yang diperoleh perusahaan.

Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis kedua sejalan dengan penelitian Sulistyo (2013) yang menemukan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets. Hasil yang konsisten juga diperoleh Yulia (2013) yang menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return on assets. Temuan yang diperoleh menunjukan bahwa semakin besar posisi hutang yang dimiliki perusahaan akan mendorong meningkatnya kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas perusahaan.

Pengaruh Long Time Debt ToEquity RatioTerhadap Kinerja Perusahaan

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa long time debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets pada perusahaan yang bergerak pada sektor Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh mengisyaratkan bahwa semakin besar nilai long time debt to equity ratio akan

menurunkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Temuan yang dihasilkan konsisten dengan teori atau pun penelitian terdahulu. Hasil yang diperoleh mengisyaratkan bahwa dengan hutang jangka panjang yang besar akan membuat laba menjadi berkurang karena beberapa bagian laba lebih digunakan untuk membayar hutang kepada kreditur. Ketika perusahaan memiliki hutang yang jatuh tempo mereka akan memenuhi kewajiban terlebih dahulu untuk menjaga reputasi dan citra perusahaan sehingga mengurangi besarnya kontribusi laba yang diperoleh perusahaan.

Hasil yang diperoleh sejalan dengan Kasmir (2008) long time debt to equity ratio merupakan rasio utangjangka panjang dengan modal sendiri. Bertujuan untuk mengukur berapa bagian dari setiap jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang. Daelawati (2013) menemukan hasil bahwa long time debt to equity ratioberpengaruh signifikan negatif terhadap return on assets yang berarti peningkatan atau penurunan hutang jangka panjang tidak berpengaruh terhadap laba.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on

(10)

assets. Pada model koefisien regresi terlihat bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan yang dilihat dari total assets akan mendorong meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Temuan yang didapatkan didalam penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian terdahulu. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, tentu mendorong meningkatnya porsi dana yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk meningkatkan aktifitas produksi, seperti melakukan inovasi untuk mengembangkan produk mutahir, atau melakukan pengembangan usaha, atau pun aktifitas investasi, ketika total assets dapat dimanfaatkan secara optimal tentu akan mendorong peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan laba.

Temuan yang diperoleh juga menunjukkan bahwa masing masing perusahaan yang berada dalam kelompok industri dasar dan kimia telah memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola aset, perusahaan melalui manajemennya tentu dapat mengoptimalkan aset untuk mengimbangi permintaan konsumen, akibatnya porsi laba yang dihasilkan perusahaan mengalami peningkatan. Selain itu optimalisasi aset didalam perusahaan juga menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengurangi adanya aset yang menganggur.

Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis keempat konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Shubita dan Alsawalhah (2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Shaheen dan Malik (2012) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan yang semakin besar tentu terbentuk berkat karena skala produksi yang semakin meningkat. Kusuma (2005) berhasil menemukan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan total assets berpengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi komposisi assets didalam perusahaan, jika manajemen dapat melakukan pengelolaan dengan baik, tentu akan memberikan kontribusi positif pada perusahaan seperti dapat digunakan sebagai media untuk membiayai kegiatan pengembangan produk, sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan penjualan dan mendorong peningkatan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas).

Kesimpulan

1. Debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets pada perusahaan yang berada dalam kelompok Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. 2. Long time deb to equity berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return

(11)

on assets pada perusahaan yang berada dalam kelompok Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. 3. Ukuran perusahaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan return on assets pada perusahaan yang berada dalam kelompok Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia.

Keterbatasan Penelitian

1. Jumlah sampel yang digunakan masih digolongkan berada pada jumlah yang kecil, dan belum mewakili seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan yang digunakan sebagai

sampel tentu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, keadaan tersebut tentu mempengaruhi kontribusi hasil penelitian yang diperoleh.

3. Masih terdapat sejumlah variabel yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang tidak digunakan didalam model penelitian ini, variabel tersebut berupa likuiditas, penjualan, dan beberapa variabel makro ekonomi seperti perubahan kurs dan inflasi.

Saran

1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba menambah porsi sampel penelitian yang akan digunakan, hal tersebut dilakukan dengan cara merubah metode pengambilan sampel yang digunakan,

semakin banyak jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sampel tentu akan mendorong meningkatnya kualitas hasil yang diperoleh.

2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba menggunakan model dan karakteristik pengambilan sampel yang berbeda dengan yang digunakan pada penelitian saat ini saran tersebut tentu sangat penting untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang. 3. Peneliti dimasa mendatang disarankan

untuk mencoba menambahkan beberapa variabel baru yang belum digunakan didalam penelitian ini, sejumlah variabel tersebut dapat berupa dari elemen kinerja perusahaan yang fundamental seperti activity ratio dan likuiditas, atau pun sejumlah variabel yang berasal dari luar perusahaan seperti kurs dan inflasi.

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanti, Melinda. 2011. “Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Equity Ratio, Sales dan Size Terhadap ROA (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2006-2009)”. Skripsi. Universitas Diponegoro : Semarang.

Daelawati, Mira. 2013. Analisis pengaruh CAR, NPL, dan LDR Terhadap ROA (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada tahun 2003-2011). Jurnal Administrasi Bisnis. Jakarta.

(12)

Fahmi, Irham. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Alfabeta : Bandung.

Herwidy, Diantik. 2014. “Analisis Pengaruh Curren Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turn Over Ratio Terhadap Return On Investment Perusahaan Food and Beverages Di bursa Efek Indonesia” (Studi Kasus Tahun 2007-2012). Jurnal

Manajemen, Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Imanuela, Intan. 2012. “Pengaruh

Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, Ukuran perusahaan, dan Agency Cost sebagai Variabel Intervening terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011”. Jurnal no.01 Tahun XXXV III. Universitas Katolik Widjaya Mandala : Madiun.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. PT. Raja Grasindo Persada : Jakarta.

Kusuma, Hadri. 2005. Size Perusahaan dan Profitabilitas : Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan : Universitas Islam Indonesia.

Ludijanto, dkk. 2014. “Pengaruh Analisis Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing di BEI Tahun 2010-2012”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.8, No. 1, Hal. 1-8. Universitas Brawijaya : Malang.

Nasrun, Amanah Utami. 2014. “Analisis Struktur Modal dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012”. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Makasar.

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.Erlangga : Jakarta.

Shochrol, R.Ajija dkk. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuanitatif. Alfabeta : Bandung.

Sujoko dan Soebiantoro, U. 2007. “Pengaruh

Struktur Kepemilikan

Saham,Leverage, Faktor Interen, dan Faktor Eksteren Terhadap Nilai Perusahaan” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Sulistyo. 2013. Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 5 Nomor 2. Univeristas Negeri Riau. Pekanbaru.

Tjandera, Alfarizi cahya. 2014. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerjaa Keuangan Perusahaan Real Estate and Property Go Publik pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi, STIL Indonesia: Banjarmasin.

Yulia Rahmawati. 2013. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 9 Nomor 2. Universitas Udayana, Bali.

Referensi

Dokumen terkait

(dalam 10 tahun terakhir PTFI membiayai infrastruktur daerah &amp; masyarakat lebih dari USD 150 Juta ) Pembangunan Infrastruktur Masyarakat dan Daerah.. STI/HIV Clinic PKM

[r]

Dalam penelitian ini kondisi penduduk yang akan dibahas mencakup tentang: jumlah pertumbuhan, komposisi, dan persebaran penduduk provinsi Sumatera Utara, berdasarkan

Untuk menjamin pembayaran kembali sebagaimana mestinya mengenai segala sesuatu yang harus dibayar oleh PEMIN­ JAM kepada BANK berdasarkan perjanjian ini, baik yang berupa

Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang di rancang untuk di tarik dan sebagian bebannya di tumpu oleh

Afiliasi Hostgator – Saya mengikuti afiliasi Hostgator karena menggunakan Hostgator untuk meng-hosting semua blog saya (kecuali blog yang digunakan untuk membacklink atau

Beban yang digunakan dalam pengukuran Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini adalah beban pada konsumen langsung pada saat beban puncak yang akan diukur dari Pembangkit

Selain itu ketebalan plat yang dipilih pada perancangan awal yaitu 0,24 inch dapat diterapkan karena harganya lebih besar dari hasil tebal plat dibutuhkan (tcal) dengan hasil