• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal tersebut. Konsep dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal tersebut. Konsep dapat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya sastra yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal tersebut. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian. Paparan konsep-konsep bersumber dari pendapat para ahli, pengalaman peneliti, dokumentasi dan nalar yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Marlina, 200: 9).

Untuk memahami hal-hal yang ada dalam penelitian ini perlu dipaparkan beberapa konsep, yaitu konsep jenis-jenis pronomina dan fungsi pronomina.

2.1.1 Jenis-Jenis Pronomina dalam Bahasa Pesisir Batahan A. Pronomina Persona

Pronomina persona adalah pronomina yan dipakai untuk mengacu kepada orang. Pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan terbagi atas :

1. Pronomina Persona Pertama

Pronomina persona pertama adalah pronomina yang mengacu kepada diri sendiri atau si pembicara. Pronomina persona pertama tersebut masih dapat dibedakan lagi menjadi pronomina persona tunggal dan pronomina persona jamak. Pronomina persona tunggal yaitu pronomina yang mengacu pada diri si pembicara yang jumlahnya satu orang contoh :

(2)

‘Saya pergi ke kebun tadi.’

b. “Poi ka mano si Ronal, ambo coliek di kamarnyo inyo indo ado.” ‘Pergi ke mana si Ronal, saya lihat di kamarnya dia tidak ada.’

Sedangkan pronomina persona jamak yaitu pronomina yang mengacu kepada diri si pembicara yang jumlahnya lebih dari satu.

a. “Kami poi ka Medan beko malam.” ‘Kami pergi ke Medan nanti malam.’ b. “Kito poi ka kobun beko.”

‘Kita pergi ke kebun nanti.’

2. Pronomina Persona Kedua

Pronomina persona kedua yaitu pronomina yang mengacu kepada lawan bicara. Pronomina ini masih dapat dibedakan atas dua, yaitu pranomina persona kedua tunggal dan pronomina persona kedua jamak. Pronomina persona kedua tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal contoh :

a. “Mangapo wa’ang manangih ?”

‘Mengapa kamu (laki-laki) menangis ?’ b. “Ondak poi kamano kau ?”

‘Mau pergi kemana kamu (perempuan) ?’

Sedangkan pronomina persona kedua jamak adalah pronomina yang mengacu kepada lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang atau jamak contohnya :

(3)

‘Kalian mengapa di situ ?’

b. “Mangapo kalian/ galian tiduo di situ?” ‘Mengapa kalian tidur di situ ?’

3. Pronomina Persona Ketiga

Pronomina persona ketiga yaitu pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan. Dalam bahasa Pesisir Batahan, pronomina persona ketiga ini masih dapat dibedakan menjadi pronomina persona ketiga tunggal dan pronomina persona ketiga jamak. Yang dimaksud dengan pronomina persona ketiga tunggal adalah pronomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya satu orang atau tunggal, contohnya :

a. “Ambo di rumah inyo kinin.” ‘Saya di rumah dia sekarng.’

b. “Inyo datang ka kobun ambo cako.” ‘Dia datang ke kebun saya tadi.’

Sedangkan pronomina persona ketiga jamak adalah ponomina yang mengacu kepada diri orang yang dibicarakan dan jumlahnya lebih dari satu orang, contohnya :

c. “Urang du manangih cako.” ‘Mereka menangis tadi.’ d. “Urang du ditangkok polisi.” ‘Mereka ditangkap polisi.’

Dalam bahasa Pesisir Batahan masih terdapat pronomina yang lain. Badudu (1984: 116) membagi pronomina persona menjadi dua yaitu pronomina

(4)

persona sebenarnya dan pronomina persona yang tak sebenarnya. Pronomina persona yang langsung menggantikan orang disebut pronomina persona yang sebenarnya, misalnya ambo, kau, wa’ang, kalian, kito, inyo, nyo. Pronomina persona yang fungsinya mengantikan pronomina persona yang sebenarnya disebut dengan pronomina persona tak sebenarnya, misalnya abak, umak, uci, ongku, cani, teti, mintuo, minantu, bunde, dan moncu. Pronomina persona tak sebenarnya yang telah diuraikan di atas hanya mewakili, karena masih ada pronomina tak sebenarnya dalam bahasa Pesisir Batahan yang tidak disebutkan penulis.

B. Pronomina Penunjuk

Moeliono (1993) membagi pronomina penunjuk menjadi tiga, yaitu pronomina penunjuk akhwal, pronomina penunjuk umum, dan pronomina penunjuk tempat. Pronomina penunjuk yang telah diuraikan oleh Moeliono dapat dijumpai dalam bahasa Pesisir Batahan. Dalam bahasa Pesisir Batahan yang tergolong pada pronomina penunjuk ikhwal, contohnya :

a. “Bak itu sapatu nan ondak di boli si Gito.” ‘Seperti itu sepatu yang mau di beli si Gito.’ b. “Inyo mangecekkan bak itu.”

‘Dia mengatakan seperti itu.’

Pronomina penunjuk umum ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan dan bersifat umum, contohnya dalam bahasa Pesisir Batahan adalah:

a. “Iko bola nan wa’ang cari.”

(5)

b. “Inin umak ambo.” ‘Itu ibu saya.’

Pronomina penunjuk tempat yaitu pronomina yang berfungsi menunjukkan tempat, contohnya:

a. ”Di siko wa’ang tiduo ? “ ‘Di sini kamu (laki-laki) tidur ?’ b. ”Bajunyo ado di sinin.”

‘‘Bajunya ada di sana.’ c. ” Kito ondak poi dari siko.” ‘Kita akan pergi dari sini.’ d. ”Dari sinin inyo lewat.” ‘Dari sana dia lewat.’

e. ”Siapo ondak poi ka sinin ?” ‘Siapa mau pergi ke sana ?’

f. ”Ka siko kau sabonta ado nan ondak ambo tanyokan.”

‘Ke sini kamu (perempuan) sebentar ada yang ingin saya tanyakan.’

C. Pronomina Penanya

Dalam bahasa Pesisir Batahan ditemukan adanya pronomina penanya. Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan (Moeliono, 1993: 184). Pronomina ini berfungsi untuk menanyakan orang, barang, dan pilihan. Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan orang, contohnya :

(6)

a. “Siapo nan golak du ?” ‘Siapa yang ketawa itu’ b. “Apo nan abak bao du ?”

‘Apa yang bapak/ayah bawa itu?’

Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang orang atau barang, contohnya :

a. “Dosen nan pake baju putieh du urang mano?” ‘Dosen yang pakai baju putih itu orang mana ?’ b. “Mano umak wa’ang ?”

‘Mana ibu kamu (laki-laki) ?’

2.1.2 Fungsi Pronomina

Setiap pronomina digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pembicara dan lawan bicara. Pronomina persona mengacu kepada orang atau pronomina yang berfungsi untuk menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Pronomina penunjuk mengacu kepada acuan dekat dengan si pembicara, ke masa yang akan datang dan informasi yang akan disampaikan atau mengacu ke acuan yang agak jauh dari pembicara, ke masa yang lampau atau informasi yang sudah disampaikan. Pronomina penanya adalah pronomina yang berfungsi sebagai pemarkah pertanyaan (Moeliono, 1993 : 170-190). Fungsi pronomina persona adalah penunjuk kepada pembicara, kawan bicara dan yang dibicarakan (Djajasudarma, 1993:44) . Dalam bahasa Indonesia pronomina persona yang mengacu dan menunjuk kepada pembicara yaitu saya, aku, kami, dan kita,

(7)

mengacu kepada yang diajak bicara yaitu engkau, anda, dan kalian, mengacu kepada yang dibicarakan yaitu ia, dia, beliau, dan mereka.

2.2 Landasan Teori

Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina lain (Moeliono, 1993: 170). Lebih lanjut Moeliono membagi pronomina tersebut menjadi tiga jenis seperti berikut:

1. Pronomina persona (kata ganti orang) yang meliputi pronomina persona pertama yaitu saya dan aku : pronomina kedua yaitu kau dan kamu; pronomina persona ketiga yaitu dia dan mereka.

2. Pronomina penunjuk (kata ganti penunjuk) meliputi pronomina penunjuk ikhwal yaitu begini dan begitu ; pronomina penunjuk umum yaitu: ini, itu, dan anu; pronomina penunjuk tempat yaitu di sana, di sini ke sana, dari sini, dan dari sana.

3. Pronomina penanya (kata ganti penanya) yaitu : apa, siapa, mengapa, kenapa, kapan, mana, bilamana, di mana, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa, keberapa.

Badudu (1982: 126) membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu :

a. Pronomina sebenarnya yang terdiri dari : - Pronomina persona pertama, contoh: saya, aku - Pronomina persona kedua, contoh: kamu - Pronomina persona ketiga, contoh: dia, mereka

(8)

Chaer (1994: 115-129) membagi pronomina persona menjadi : - Kata ganti orang pertama, contoh: saya, kami, dan kita

- Kata ganti orang kedua, contoh: kamu, engkau, dan kalian. - Kata ganti orang ketiga, contoh: ia, dia dan mereka.

2.3 Tinjauan Pustaka

Suatu penelitian maupun hasil penelitian adalah bagian yang tidak terpisahkan dari unsur-unsur lain, baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan yang sedang dibahas oleh seorang peneliti atau penulis.

Sebuah karya ilmiah mutlak membutuhkan referensi atau acuan yang menopang penelitian yang sedang dikerjakan. Sejauh yang peneliti ketahui belum ada penelitian yang meneliti pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan. Pembicaraan tentang pronomina sudah banyak diteliti oleh para ahli melibatkan sejumlah bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Simalungun, Karo, dan bahasa Batak Toba.

Tugiman (1998) dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di Stasiun Pinang Baris. Meliala (1999) dengan judul Pronomina Bahasa Batak Karo Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-jenis pronomina dalam bahasa Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat. Rahmat Kartolo S. (2001) yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba: Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-jenis pronomina dalam Bahasa Batak Toba.

(9)

Dari uraian di atas tampak bahwa sampai saat ini belum ada penelitin yang khusus membahas pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan, padahal sebagaimana dikemukakan di atas, peranan pronomina sangat penting dalam sistem sapaan bahasa Pesisir Batahan.

Referensi

Dokumen terkait

baru yaitu Datum Geodesi Nasional (DGN-95). Datum ini ditentukan dengan pengamatan GPS dan menggunakan ellipsoid referensi WGS-84. Berkaitan dengan batas maritim, Datum

Pengaruh dosis radiasi sinar gamma terhadap persentase hidup tunas Nepenthes pada umur dua bulan setelah perlakuan (atas) dan umur lima bulan pasca perlakuan pada

• Jangan biarkan kabel jaringan listrik bersentuhan atau mendekati pintu peralatan atau ditempatkan di rongga bawah peralatan, terutama saat beroperasi atau pintu peralatan

– Cantumkan semua attribute dari relationship R sebagai attribute biasa dalam skema relasi – Primary key dari S biasanya berupa kombinasi dari semua FK yang terbentuk di atas.

Kontras lainnya adalah bahwa penganut teori struktural fungsional melihat anggota masyarakat terikat secara informal oleh nilai-nilai, norma-norma, dan moralitas

Dengan pola yang semacam ini akan tetap memberikan ruang bagi pesantren untuk dapat berkreasi, melestarikan tradisi yang khas serta mampu berbicara dalam konteks

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati, Zahroh, dan Widjasena (2014) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja

Ekstraksi bakteri dari sampel media pembawa berupa bagian tanaman (rimpang, umbi, stek, akar, daun dan lain-lain) dapat dilakukan dengan metode yang sesuai untuk