• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 8, Desember 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 8, Desember 2020"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Desember 2020 eISSN 2657- 0998

1538

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi

Usaha Mempertahankan Republik Indonesia Melalui Model Inkuiri

Pada Siswa Kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah

Zuhra

Guru SMP Negeri 1 Darul Falah Kabupaten Aceh Timur Email : zuhra.atim@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran model inkuiri materi usaha mempertahankan Republik Indonesia yang dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah yang berjumlah 25 orang. Dari data hasil tes awal, siswa yang mendapatkan nilai ≥ 72, hanya 13 orang dari 24 jumlah seluruh siswa, atau jika dipersentasekan sebesar 54%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil tes akhir siklus I terlihat bahwa secara individu terdapat 19 orang yang telah mendapatkan skor ≥ 72 atau secara klasikal sebanyak 79,16%, dan pada siklus II seluruh siswa yakni 24 orang telah berhasil memahami materi uang dan lembaga keuangan, jika dipersentasekan sebesar 100%, hal ini menunjukkan bahwa tes hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 20,83%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Inkuiri, Usaha Mempertahankan Republik Indonesia

PENDAHULUAN

Proses pendidikan yang berlangsung di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru dan siswa secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2005:6). Selanjutnya Hamalik (2004:161-162) mengemukakan pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampaian materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Sejalan dengan hal ini Trianto (2011:16-17) menyatakan Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku tetap berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya.

Pelaksanan pembelajaran di kelas merupakan salah satu tugas utama dari guru dan pembelajaran sering diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan siswa lebih bersifat pasif, sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada

(2)

1539 mencari dan menemukan sendiri konsep berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka butuhkan.

Faktor-faktor dominan penyebab ketidakmampuan siswa memecahkan masalah adalah cara mengajar guru, yakni guru masih mengajar dengan cara komunikasi satu arah, dimana guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, kemudian siswa mencatat materi dan mengerjakan soal-soal. Terbiasanya siswa mengerjakan soal-soal rutin membuat siswa tidak dapat memecahkan suatu masalah apabila diberikan soal-soal yang berbentuk tidak rutin. Siswa tidak terbiasa untuk memecahkan suatu masalah secara bebas dan mencari solusi penyelesaiannya dengan cara mereka sendiri. Siswa hanya bisa mengerjakan soal-soal yang bentuknya sama dengan contoh soal yang diberikan guru. Apabila soalnya berbeda siswa mulai kebingungan karena tidak memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah. Pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran konvensional yakni dengan komunikasi satu arah saja, jadi guru hanya menyajikan materi tanpa ada respon dan feedback dari siswa, sehingga siswa menjadi malas belajar. Senada dengan hal ini Sanjaya (2011:147) menyatakan pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

Berdasarkan hasil observasi awal menunjukkan hasil belajar siswa pada materi usaha mempertahankan Repubil Indonesia pada kelas IX.A semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dari 25 orang siswa hanya 14 orang siswa yang lulus, atau persentasenya sebesar 56,00% yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata IPS 72.

Hasil Ulangan Harian di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 72, sehingga ketuntasan klasikalnyapun belum tercapai. Mencermati kenyataan di atas perlu dilakukan usaha lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran materi usaha mempertahankan Republik Indonesia di kelas IX.A. Data rendahnya prestasi belajar siswa dan adanya permasalahan dalam pembelajaran materi usaha mempertahankan Republik Indonesia tersebut menunjukkan bahwa materi tersebut belum dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran materi usaha mempertahankan Republik Indonesia diperlukan suatu strategi yang tepat sehingga konsep materi ini dapat dipahami dengan baik.

Salah satu strategi yang tepat adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Indrawati dan Wanwan Setiawan (2009: 27), mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46).

(3)

1540

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapka adalah model inkuiri. Trianto (2008:114) menyatakan bahwa inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual (Contekxtual Teaching and Learning). Pengetahuan dan keterampilan diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat serangkaian fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Selanjutnya Sumiati & Asra (2007:16) menyatakan guru harus merencanakan situasi sedemikian rupa, sehingga para siswa bekerja menggunakan prosedur penelitian atau investigasi dan menyiapkan kerangka berpikir, hipotesis, dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman pada dunia nyata. Dalam proses pembelajaran dengan model inkuiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan. Sehingga diharapkan dengan menerapan model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial materi usaha mempertahankan Republik Indonesia.

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan peneliti adalah rancangan penelitian model Kemmis dan Taggart. Perencanaan model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diperkenalkan Kurt Lewin. Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto S, 2010:137) PTK dilakukan dengan menggunakan spiral/siklus. Setiap siklus ini terdiri dari empat langkah penting yaitu sebagai berikut: (1) perencanaan/planning, (2) tindakan/acting, (3) pengamatan/observing, dan (4) refleksi/

reflecting. PTK Kemmis dan Taggart tersebut dapat diartikan bahwa siklus akan berakhir

jika penelitian sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan (sesuai dengan Kriteria/Indikator Keberhasilan). Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Januari-Maret 2019 tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan sejalan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, yakni 4 jam pelajaran seminggu, dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah yang berjumlah 24 siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah, yang beralamat di Jl. Ulee Gajah Desa Keude Blang Kec. Darul Falah Kabupaten Aceh Timur. Instrument penelitian berupa tes yang diberikan kepada siswa berupa tes awal dan tes akhir, dan non tes berupa lembar observasi guru dan siswa. Siswa dikatakan telah berhasil meningkat hasil belajar pada materi usaha mempertahankan Republik Indonesia apabila tercapai persentase ketuntasan belajar secara klasikal 85% maka penelitian ini dikatakan berhasil.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal, selama ini masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu suatu pembelajaran satu arah dan hanya berpusat pada guru (teacher oriented), dimana seorang guru mengajar dengan cara mencatat dari buku, dan hanya menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi, sehingga membuat

(4)

1541 siswa merasa jenuh, sebagian siswa menganggap bahwa matematika hanya menimbulkan masalah yang sulit dipecahkan, sehingga terkadang mereka malas mempelajarinya, bahkan tidak tertarik mempelajari pelajaran yang diajarkan dan dampaknya terlihat pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Sebelum pelaksanaan tindakan, terlebih dahulu peneliti melaksanakan tes awal di kelas IX.A yang menjadi subyek penelitian untuk mengetahui kemampuan prasyarat siswa, tes ini juga dimaksudkan untuk pembentukan kelompok. Tes awal dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Januari 2019 pada jam 10.20 – 11.40 WIB (selama 2x40 menit), diikuti oleh seluruh subyek penelitian yang berjumlah 24 siswa.

Hasil tes awal sebelum dilaksanakan tindakan menunjukan bahwa hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan masih rendahnya jumlah siswa yang tuntas. Dari 24 siswa yang mengikuti tes awal hanya 13 orang yang tuntas dengan persentase 54,00%, selebihnya 11 orang siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 72. Hal ini membuktikan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Pada Kondisi Awal

No Hasil Tes Awal Jumlah Persentase

1. Siswa yang tuntas 13 54,00

2. Siswa yang tidak tuntas 11 46,00

Dari data hasil tes awal, siswa yang mencapai skor 72 hanya 13 orang siswa dari 24 jumlah siswa yang mengikuti tes, atau persentasenya sebesar 54,00%, artinya bahwa pembelajaran yang digunakan guru belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa, atau dengan kata lain model pembelajaran yang digunakan guru tidak membuat siswa memahami materi pembelajaran.

(5)

1542

Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan Siklus I

Komponen-komponen dalam perencanaan mencakup: a. Waktu

Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 x pertemuan, dengan alokasi masing-masing 2x40 menit, dan pertemuan kedua 3x40 menit. Artinya setiap RPP disampaikan dalam 1 kali tatap muka. Dengan demikian, selama siklus I terjadi 2 kali tatap muka.

b. Kegiatan belajar mengajar terbagi 4 bagian yakni : 1) Pra PBM.

2) Kegiatan awal, meliputi (a). Menyiapkan siswa secara fisik maupun psikis, (b) Menjelaskan tujuan pembelajaran, (c) Apersepsi, (d) Memotivasi siswa, serta (e) Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

3) Kegiatan inti, meliputi (1) stimulasi/pemberian rangsangan. Pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan rasa ingin tahu agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri, (2) memberikan kesempatan kepada siswa dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, (3) pengumpulan data, yakni siswa membandingkan dan mendiskusikan hasil jawaban yang dikerjakan secara individu dan kelompok, (4) pengolahan data. 4) Kegiatan penutup, meliputi (1) pembuktian, yakni siswa dalam kelompok

melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil pengolahan data, (2) generalisasi sebagai proses menarik sebuah kesimpulan dan menyampaikan pesan moral.

c. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber

1) Materi pembelajaran adalah berdasarkan KTSP materi sistem pencernaan makanan pada manusia.

2) Media pembelajaran yang digunakan adalah power point.

3) Buku sumber adalah buku sejarah untuk SMP kelas XI penerbit Gramedia. d. LK (Lembar Kerja)

LK yang diberikan pada siswa berupa aktivitas/tugas terdiri dari 3 buah soal yang dikerjakan dalam waktu 40 menit.

Tindakan Siklus I

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pada Siklus I direncanakan sebanyak 2 (dua) kali pertemuan. Berikut ini akan diuraikan kegiatan pembelajaran di kelas.

 Pertemuan-1

Pertemuan Pertama dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 29 Januari 2019 mulai jam 08.00 – 09.20 WIB atau 2x40 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan guru mengecek kehadiran siswa. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, siswa diarahkan untuk duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing dimana sebelumnya telah dibagi menjadi 5 kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang. Materi yang dipelajari

(6)

1543 dalam pertemuan ini adalah peristiwa rengasdengklok. Pembelajaran dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.

Pada tahap pendahuluan, langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu langkah

pertama orientasi, guru menyiapkan siswa secara fisik maupun psikis, memberikan

penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, memberikan stimulus/pemberian rangsangan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk menggali pengetahuan awal siswa, guru memotivasi siswa untuk aktif selama kegiatan belajar berlangsung, selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu langkah kedua merumuskan masalah. Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan, siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tertuang pada LK-1. Guru juga memastikan tiap kelompok mendapatkan LK-1. Kemudian guru meminta siswa membaca dan memahami isi LK-1 dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jika ada hal yang masih belum dipahami.

Kegiatan berikutnya adalah langkah ketiga merumuskan hipotesis, langkah yang dilakukan guru adalah menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin, dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. Gurupun meminta kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada pada LK-1 secara berkelompok, pada saat siswa mengerjakan aktivitas/tugas pada LK-1 tersebut guru berkeliling untuk membantu siswa yang mendapatkan kesulitan dalam memahami permasalahan yang diketengahkan.

Langkah keempat dari pembelajaran inkuiri adalah mengumpulkan data, yakni guru menuntun siswa dalam proses pengumpulan data dari permasalahan yang di ketengahkan pada LK-1. Dari hasil pengamatan guru hampir semua kelompok tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan aktivitas/tugas pada LK-1.

Langkah kelima adalah menguji hipotesis, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara menganalisis dan mempresentasikannya di depan kelas. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tahap inti dan diskusi telah berakhir, dilanjutkan dengan kegiatan akhir yaitu langkah keenam merumuskan kesimpulan, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran. Pada saat kegiatan berlangsung guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan kesimpulannya dan beberapa siswa lain mengomentari, sehingga pada kegiatan ini siswa menjadi aktif. Pembelajaran diakhiri dengan guru memberikan kuis untuk mengevaluasi pemahan siswa, setelah dilakukan penilaian maka guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, selanjutnya guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, gurupun mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

 Pertemuan-2

Pertemuan-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Januari 2019 dengan alokasi waktu 2x40 menit yaitu pukul 10.20 –11.40 WIB. Pada pertemuan kedua ini siswa yang hadir sebanyak 22 orang, dan yang tidak hadir sebanyak 2 orang dengan keterangan sakit.

(7)

1544

Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta kepada siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya. Setelah semua siswa mengumpulkan tugas, selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pertemuan ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari pertemuan-1, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa dengan menanyakan hasil pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan merumuskan hipotesis dan pengumpulan data (sesuai dengan sintaks inkuiri), kemudia dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan sebagai bahan menganalisis dalam rangka menjawab pertanyaan atau hipotesis pada LK-2. Setelah keseluruhan tahapan dilalui, maka dilanjutkan dengan guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan (sesuai dengan sintaks yang kelima yaitu menguji hipotesis). Kegiatan akhir adalah merumuskan kesimpulan, guru bersama siswa membuat simpulan akhir pembelajaran. Hasil Tes Pada Siklus I

Tes akhir siklus I dilaksanakan sesudah pembelajaran siklus I selesai. Tes ini berjumlah 5 butir berbentuk uraian, siswa hadir semua sebanyak 24 orang. dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 07 Februari 2019 selama 3×40 menit yaitu pukul 10.20 – 11.40 WIB. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka tempat duduk ditata sesuai dengan aturan ujian.

Hasil belajar yang diamati adalah yang tuntas dan yang tidak tuntas, serta perolehan nilai rata-rata tes akhir siklus I. Untuk memperjelas data hasil belajar siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Tes Kondisi Awal dan Siklus I No Hasil Tes Jumlah Siswa

Tuntas Persentase Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase 1. Awal 13 54,00 11 46,00 2. Siklus I 19 79,16 5 20,83

Dari Tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa jika dibandingkan dengan kondisi awal. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 14 orang atau persentasenya sebesar 54,00% menjadi 19 orang dengan persentase sebesar 79,16%. Tes akhir siklus memperlihatkan hasil bahwa terdapat 5 orang yang belum berhasil mendapatkan skor ≥ 72. Terlepas dari masih adanya siswa yang belum mencapai KKM, dari hasil tes akhir siklus I terlihat bahwa secara individu terdapat 19 siswa yang telah mendapatkan skor ≥ 72, atau secara klasikal sebanyak 79,16% yang telah mendapatkan nilai tuntas.

(8)

1545 Gambar 2. Grafik Perbandingan Hasil Tes Kondisi Awal dan Siklus I

Refleksi Siklus I

Data hasil tes siklus I diperoleh bahwa siswa yang memperoleh skor ≥ 72 adalah sebanyak 19 dari 24 jumlah siswa. Keadaan ini dapat dikatakan bahwa 79,16% dari siswa telah memahami materi peristiwa rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi, sedangkan ketuntasan klasikal sebesar 85%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi tersebut belum sesuai dengan kriteria keberhasilan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru pada pembelajaran tersebut dalam kriteria baik. observasi aktivitas siswa yang diberikan observer juga berada dalam kategori baik.

Dari kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu:

(1) Masih ada beberapa siswa yang bergurau dan tidak memperhatikan jalannya presentasi kelompok.

(2) Kemandirian siswa untuk menentukan hipotesis dalam sintaks inkuiri masih kurang. (3) Beberapa siswa kurang aktif memberikan tanggapan saat diskusi.

Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I jelas terlihat bahwa hasil pembelajaran belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model inkuiri belum berhasil dengan baik pada materi peristiwa rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, sehingga perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Tahapan yang dilakukan peneliti pada Siklus II sama seperti tahap pada Siklus I, yaitu meliputi kegiatan:

Perencanaan Siklus II

Perangkat pembelajaran disusun dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. Pada tahapan ini yang dilaksanakan adalah: (1) membuat RPP, dalam pembelajaran siklus II ini

(9)

1546

guru lebih memperhatikan siswa yang kurang memahami aktivitas/tugas yang disajikan dengan memberikan bimbingan seperlunya, guru lebih aktif mengarahkan siswa yang masih bergurau dalam kegiatan diskusi, dan lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif memberikan tanggapan saat diskusi kelas serta mengatur waktu sebaik mungkin agar pelaksanaan pembelajaran lebih efektif dan efisien. (2) guru membuat lembar kerja (LK) dengan berusaha menampilkan soal-soal yang lebih aplikatif lagi, (3) menyusun tes akhir, dan (4) lembar observasi. Pada siklus II ini observasi dilakukan oleh observer yang sama, selain itu peneliti juga masih mendistribusikan siswa sesuai dengan kelompoknya masing-masing seperti pada Siklus I.

Berbagai revisi yang dibuat untuk mengefektifkan penerapan model pembelajaran inkuiri yaitu:

(1) Dalam setiap pertemuan guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

(2) Guru lebih meningkatkan bimbingan kepada siswa secara menyeluruh. (3) Pengefektifan alokasi waktu pembelajaran.

Tindakan Siklus II

Pada tahap ini, peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Siklus II direncanakan 2 kali pertemuan, dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus II. Berikut ini akan diuraikan kegiatan pembelajaran pada Siklus II.

 Pertemuan-1

Pertemuan-1 pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Februari 2019 dengan alokasi waktu 2x40 menit mulai pukul 08.00 –09.20 WIB. Pada pembelajaran pertemuan-1 ini dibagi menjadi tiga tahap, yakni pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Setelah guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing maka guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Pada tahap pendahuluan, langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu langkah

pertama orientasi, guru menyiapkan siswa secara fisik maupun psikis, memberikan

penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan, memberikan stimulus/pemberian rangsangan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan untuk menggali pengetahuan awal siswa, guru memotivasi siswa untuk aktif selama kegiatan belajar berlangsung, selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

Pada kegiatan inti, langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu langkah kedua merumuskan masalah. Guru membimbing dan memfasilitasi siswa untuk merumuskan dan memahami masalah nyata yang telah disajikan, siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru tertuang pada LK-1. Guru juga memastikan tiap kelompok mendapatkan LK-3. Kemudian guru meminta siswa membaca dan memahami isi LK-3 dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jika ada hal yang masih belum dipahami.

Kegiatan berikutnya adalah langkah ketiga merumuskan hipotesis, langkah yang dilakukan guru adalah menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin, dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan. Gurupun meminta kepada siswa untuk menyelesaikan

(10)

1547 masalah yang ada pada LK-3 secara berkelompok, pada saat siswa mengerjakan aktivitas/tugas pada LK-3 tersebut guru berkeliling untuk membantu siswa yang mendapatkan kesulitan dalam memahami permasalahan yang diketengahkan.

Langkah keempat dari pembelajaran inkuiri adalah mengumpulkan data, yakni guru menuntun siswa dalam proses pengumpulan data dari permasalahan yang di ketengahkan pada LK-3. Dari hasil pengamatan guru hampir semua kelompok tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan aktivitas/tugas pada LK-3.

Langkah kelima adalah menguji hipotesis, siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan cara menganalisis dan mempresentasikannya di depan kelas. Kegiatan ini berlangsung selama 15 menit sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tahap inti dan diskusi telah berakhir, dilanjutkan dengan kegiatan akhir yaitu langkah keenam merumuskan kesimpulan, guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran. Pada saat kegiatan berlangsung guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan kesimpulannya dan beberapa siswa lain mengomentari, sehingga pada kegiatan ini siswa menjadi aktif. Pembelajaran diakhiri dengan guru memberikan kuis untuk mengevaluasi pemahan siswa, setelah dilakukan penilaian maka guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah, selanjutnya guru menginformasikan materi pada pertemuan berikutnya, gurupun mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

 Pertemuan -2

Pertemuan-2 dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Februari 2019 pukul 10.20 – 11.40 WIB selama 2x40 menit. Pertemuan ini dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari pertemuan ke-1, Setelah guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing maka guru menyampaikan tujuan pembelajaran, selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa dengan menanyakan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan merumuskan hipotesis dan pengumpulan data (sesuai dengan sintaks inkuiri), kemudian dilanjutkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan sebagai bahan menganalisis dalam rangka menjawab pertanyaan atau hipotesis pada LK-4. Setelah keseluruhan tahapan dilalui, maka dilanjutkan dengan guru membimbing peserta didik dalam proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban yang diberikan (sesuai dengan sintaks yang kelima yaitu menguji hipotesis). Kegiatan akhir adalah merumuskan kesimpulan, guru bersama siswa membuat simpulan akhir pembelajaran yang telah dilakukan, kegiatan pembelajaran ditutup dengan guru memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa lebih banyak belajar di rumah..

Hasil Tes Pada Siklus II

Tes akhir siklus II dilaksanakan sesudah pembelajaran siklus II selesai. Tes ini berisi 5 soal uraian, dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 Februari 2019 selama 2×40 menit

(11)

1548

yaitu pukul 08.00 –09.20 WIB yang diikuti oleh seluruh siswa kelas IXI.1. Hasil belajar yang diamati adalah yang tuntas dan yang tidak tuntas. Untuk memperjelas data hasil belajar siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Tes Siklus I dan Siklus II No Hasil Tes Jumlah Siswa

Tuntas Persentase Jumlah Siswa Tidak Tuntas Persentase 1. Siklus I 19 79,16 5 20,83 2. Siklus II 24 100 0 0

Perbandingan antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar 3. Grafik Perbandingan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II

Tes akhir siklus II memperlihatkan bahwa secara individu terdapat 24 siswa yang telah mendapatkan skor ≥ 72 atau secara klasikal adalah sebanyak 100%. Hasil tes akhir menunjukkan bahwa seluruh siswa telah berhasil mendapatkan skor ≥ 72, hal ini menjukkan bahwa pembelajaran telah berhasil meningkatkan materi Indonesia merdeka. Refleksi Siklus II

Setelah semua tahap dilalui, maka tahap terakhir yang dilakukan peneliti adalah mengkaji secara menyeluruh Siklus II yang telah dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian berlangsung, setelah itu dilakukan evaluasi guna memperoleh hasil. Berdasarkan pada hasil tes siklus II diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh skor ≥ 72 adalah sebanyak 24 dari 24 jumlah siswa yang mengikuti tes. Keadaan ini dapat dikatakan bahwa 100% dari jumlah siswa telah memahami materi Indonesia merdeka.

Pada siklus II ini observer melakukan observasi pembelajaran. Observasi tersebut difokuskan pada observasi aktivitas siswa dan guru. Oleh karenanya, berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model inkuiri telah berhasil berdasarkan kriteria yang ditetapkan yakni ketuntasan klasikal sebesar 85%.

(12)

1549 PENUTUP

Simpulan

Berdasar pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi usaha mempertahankan Republik Indonsia di kelas IX.A SMP Negeri 1 Darul Falah semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Keterkaitan penerapan model inkuiri yang berkesinambungan, sangat mendukung siswa untuk melatih kemampuan berpikir kritis, dapat mengkontruksi pemahamannya sendiri, serta dapat menganalisis soal-soal dengan baik. Hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, hal ini dibuktikan dengan hasil tes secara klasikal. Dari 24 siswa yang mengikuti ahir tes siklus I, hanya 19 orang yang mendaoatkan skor ≥ 72 dengan persentase sebesar 79,16%. Pada siklus II seluruh siswa atau 24 orang siswa telah berhasil mendapatkan skor ≥ 72 dengan persentase sebesar 100%, hal iini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 20,83%.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrawati dan Wanwan Setiawan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan untuk Guru SD. Jakarta: PPPPTK IPA.

Mulyasa, E. 2005. kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan.

Jakarta: Prenada Media.

Sumiati & Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya. Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka publisher.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Gambar

Tabel 1. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Pada Kondisi Awal
Tabel 2. Hasil Tes Kondisi Awal dan Siklus I  No  Hasil Tes   Jumlah Siswa
Tabel 3. Hasil Tes Siklus I dan Siklus II  No  Hasil Tes   Jumlah Siswa

Referensi

Dokumen terkait

a. Urutan nada yang ditransformasikan ke dalam Siteplan, terbagi atas 3 bagian : Publik,Semi Publik, Privat. semakin ke belakang area semakin privasi. Pengambilan bentuk

Hanya karena rahmat, taufik serta hidayah-Nya semata penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation

−接続関連情報(他事業 第一種指定電気通信設備 者、利用者)の接続目的 を設置する事業者( NTT

Salah satu faktor penyebab banjir adalah perubahan alih fungsi lahan dari lahan pertanian atau hutan berubah menjadi perumahan dan akan dapat menimbulkan dampak

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dalam pelaksanaan program komunikasi pembangunan bidang Keluarga Berencana di Bapermas Kota Surakarta telah dilakukan berbagai

Skripsi yang berjudul “Studi Penggunaan Captopril pada Pasien Gagal Jantung di RSUD Kabupaten Sidoarjo” ini disusun dan diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh

Sedangkan dari administrasi kepegawaian itu membutuhkan sebuah hasil, hasil itu sendiri berarti kecakapan berkala pegawai secara berkala dan teratur melalui sebuah

Sehingga rancangan implikasi yang peneliti buat ialah pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek yang mempengaruhi minat beli dan berdampak kepada keputusan pembelian pada PT