• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Keanekaragaman Spesies Kutu Putih"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Spesies Kutu Putih

Pada penelitian ini ditemukan 20 spesies kutu putih yang menyerang 23 jenis tanaman buah-buahan (Tabel 2 ), yaitu: Dysmicoccus brevipes (Cockerell), D. debregeasiae (Green), D. lepelleyi (Betrem), D. neobrevipes Beardsley, Exallomochlus hispidus (Morrison), Ferrisia virgata (Cockerell), Hordeolicoccus eugeniae (Takahashi), Maconellicoccus hirsutus (Green), M. multipori (Takahashi), Nipaecoccus viridis (Newstead), Paracoccus marginatus Williams dan Granara de Willink, Planococcus minor (Maskell), Pseudococcus cryptus Hempel, P. longispinus (Targioni), P. viburni (Signoret), Rastrococcus chinensis Ferris, R. expeditionis Williams, R. jabadiu Williams, R. rubellus Williams dan R. spinosus (Robinson).

Spesies kutu putih yang paling banyak ditemukan pada tanaman buahan adalah R. spinosus, spesies ini ditemukan pada delapan tanaman buah-buahan dari delapan famili tanaman berbeda, yaitu: duku (Meliaceae), jambu air (Myrtaceae), jeruk pomelo (Rutaceae), mangga (Anacardiaceae), manggis (Clusiaceae), nangka (Moraceae), pisang (Musaceae) dan sawo duren (Sapotaceae). Kutu putih E. hispidus menghuni tujuh tanaman buah-buahan. Kutu putih P. minor ditemukan menghuni enam tanaman inang.

Kutu putih D. brevipes, F. virgata, P. cryptus dan P. longispinus ditemukan pada lima tanaman inang, sedangkan kutu putih D. neobrevipes dan R. jabadiu ditemukan pada empat tanaman inang. Kutu putih H. eugeniae ditemukan pada tiga tanaman inang dan kutu putih D. lepelleyi ditemukan pada dua tanaman inang. Kutu putih M. hirsutus, M. multipori, N. viridis, P. marginatus, P. viburni, R. chinensis, R. expeditionis dan R. rubellus masing-masing hanya ditemukan pada satu tanaman inang saja.

Tanaman inang buah-buahan dalam penelitian ini termasuk dalam 15 famili tanaman (Tabel lampiran 1). Famili tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah famili Annonaceae, Sapindaceae, dan Sapotaceae. Ketiga famili tanaman ini dihuni oleh tujuh spesies kutu putih, sedangkan famili Anacardiaceae, Bromeliaceae, dan Cactaceae hanya dihuni satu spesies kutu putih.

(2)

   

Tabel 2 Spesies kutu putih pada beberapa famili tanaman inang buah-buahan

aSpesies kutu putih pada tanaman inang : (√) ada, (-) tidak No. Spesies kutu putih

Inanga Alpukat (Lauraceae) Buah naga (Cactaceae) Duku (Meliaceae) Mangga (Anacardiaceae) Manggis (Clusiaceae) Nanas (Bromeliaceae) Nangka (Moraceae) Pepaya (Caricaceae) Pisang (Musaceae) Lengkeng Rambutan (Sapindaceae) 1 Dysmicoccus brevipes - - - - - √ - - - - - 2 D. debregeasiae - - - - - - - - - - - 3 D. lepelleyi - - - - - - - - - - - 4 D. neobrevipes - - - - √ - - - √ - - 5 Exallomochlus hispidus √ - - √ - √ - - - - 6 Ferrisia virgata - - - - - - - - - - √ 7 Hordeolicoccus eugeniae - - - - - - - - - - √ 8 Maconellicoccus hirsutus - - - - - - - - - - - 9 M. multipori - - - - - - - - - - - 10 Nipaecoccus viridis - - - - - - √ - - - - 11 Paracoccuss marginatus - - - - - - - √ - - - 12 Planococcus minor - √ - - - √ - √ 13 Pseudococcus cryptus √ - - - √ - - - - - √ 14 P. longispinus - - - - - - - - √ - √ 15 P. viburni - - - - - - - √ - - - 16 Rastrococcus chinensis - - - - - - - - - - - 17 R. expeditionis - - - - - - - - - - √ 18 R. jabadiu - - √ - - - - √ √ 19 R. rubellus - - - - - - - - - - - 20 R. spinosus - - √ √ √ - √ - √ - - 12

(3)

Tabel 2 lanjutan...

aSpesies kutu putih pada tanaman inang : (√) ada, (-) tidak No. Spesies kutu putih

Inanga Sawo Sawo Duren Jambu air Jambu biji Jambu bol Jeruk manis Jeruk nipis Jeruk pomelo Jeruk

sunkist Sirsak Srikaya Belimbing (Oxalidaceae)

(Sapotaceae) (Myrtaceae) (Rutaceae) (Annonaceae)

1 Dysmicoccus brevipes √ - - - - √ - √ - - - √ 2 D. debregeasiae - - - - - - - - - √ - - 3 D. lepelleyi - - - - - - √ - √ - - - 4 D. neobrevipes √ - - - - - - - - - √ - 5 Exallomochlus hispidus - - - - - - - - √ - 6 Ferrisia virgata - √ - - - - - √ - √ √ - 7 Hordeolicoccus eugeniae - - - - √ - - - - - - 8 Maconellicoccus hirsutus - - - √ - - - - - - - - 9 M. multipori - - - - - - - - - √ - - 10 Nipaecoccus viridis - - - - - - - - - - - - 11 Paracoccuss marginatus - - - - - - - - - - - - 12 Planococcus minor - - - √ - - - √ √ - 13 Pseudococcus cryptus - - - - - √ √ - - - - - 14 P. longispinus - √ √ - - - √ - - 15 P. viburni - - - - - - -16 Rastrococcus chinensis - - - √ - - - - - - - - 17 R. expeditionis - - - - - - - - - - - - 18 R. jabadiu - - - √ - - - -19 R. rubellus - √ - - - - - - - - - - 20 R. spinosus - √ √ - - - - √ - - - - 13

(4)

  Spesies Kutu Putih dan Tanaman Inangnya

Dysmicoccus brevipes. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. brevipes (Gambar 2) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: belimbing, jeruk manis, jeruk pomelo, nanas dan sawo (Tabel 3). Pada tanaman sawo kutu putih ini ditemukan pada bagian buah dan ranting (Gambar 2A), pada jeruk manis (Gambar 2B), nanas (Gambar 2C) dan jeruk pomelo (Gambar 2D) ditemukan di daun. Pada buah belimbing, bagian tanaman yang terserang adalah buah (Gambar 2E) , tangkai buah (Gambar 2F), tangkai bunga dan ranting.

Kalshoven (1981) mengatakan kutu putih ini ditemukan pada akar tanaman nanas, Sartiami et al. (1999) menyebutkan kutu ini ditemukan pada tanaman nanas dan juga nangka, Williams (2004) mencatat kutu ini menyerang nanas di Bogor (Tabel 4). Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman belimbing dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

Gambar 2 Dysmicoccus brevipes: pada ranting sawo manila (A), koloni pada daun jeruk manis (B), pada daun nanas (C), pada daun jeruk pomelo (D), koloni pada buah belimbing (E) dan pada tangkai bunga belimbing (F) A B F E D C 2 mm 2mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(5)

Tabel 3 Tanaman inang kutu putih menurut Kalshoven (1981), Sartiami et al. (1999) dan hasil penelitian sendiri

aSpesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan

No. Spesies kutu putiha Kalshoven (1981) Sartiami et al.

(1999) Hasil penelitian sendiri

1 Dysmicoccus

brevipes

Nanas Nangka dan nanas Belimbing, jeruk

pomelo, jeruk manis, nanas dan sawo

2 D.debregeasiae - - Sirsak

3 D. lepelleyi - - Jeruk nipis dan jeruk

sunkist

4 D. neobrevipes - - Manggis, pisang, sawo

dan srikaya

5 Exallomochlus

hispidus

- Belimbing, duku,

durian, jambu biji, jeruk, mangga, manggis, nangka, nanas, pisang, rambutan dan sirsak

Alpukat, duku, manggis, nangka, sawo, sirsak dan srikaya

6 Ferrisia virgata Jeruk Jambu biji,

rambutan dan srikaya

Jeruk pomelo, rambutan, sawo, sirsak dan srikaya

7 Hordeolicoccus

eugeniae

- Belimbing, jambu

air dan rambutan Belimbing, jambu bol dan rambutan

8 Maconellicoccus

hirsutus

Tanaman buah - Jambu biji

9 M. multipori - Sirsak Sirsak

10 Nipaecoccus viridis - Nangka Nangka

11 Paracoccus

marginatus

- - Pepaya

12 Planococcus minor - Jambu biji, pisang

dan rambutan Buah naga, jambu biji, pisang, rambutan, sirsak dan srikaya

13 Pseudococcus

cryptus

- Jambu air, jeruk,

mangga dan pisang Alpukat, jeruk manis, jeruk nipis, manggis dan rambutan

14 P. longispinus Tanaman buah - Pisang, rambutan,

sawo duren dan sirsak

15 P. viburni - - Pepaya

16 Rastrococcus

chinensis

- Jambu air dan

jambu bol Jambu air

17 R. expeditionis - - Rambutan

18 R. jabadiu - Lengkeng, pisang

dan rambutan Duku, jeruk pomelo, lengkeng, rambutan

19 R. rubellus - - dan sawo duren

20 R. spinosus Mangga dan jeruk Mangga, jeruk,

jambu bol, manggis dan nangka

Duku, jeruk pomelo, jambu air, mangga, manggis, nangka, pisang dan sawo duren

(6)

  Tabel 4 Tanaman buah-buahan inang kutu putih menurut Betrem (1937 dalam

Williams 2004), Ben-Dov (1994) dan Williams (2004)

aSpesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan

No. Spesies kutu putiha Betrem

(1937) Ben-Dov (1999) Williams (2004)

1 Dysmicoccus

brevipes

Nanas Jambu mete, mangga, sirsak,

srikaya, nanas, semangka, pepino, kesemek, alpukat, sukun, pisang, jambu biji, arbei, apel, jeruk dan lemon

Nanas, mangga,

Cucurbita sp.,

rambutan, sawo dan anggur

2 D.debregeasiae - - Jeruk

3 D. lepelleyi Duku dan

sirsak

Duku dan sirsak Rambutan, manggis,

pisang, sirsak, leci

Citrus sp., mangga

dan jambu biji

4 D. neobrevipes - Nanas, manggis, semangka,

sukun, pisang, lemon, jeruk manis, jeruk nipis dan sawo

Mangga, manggis srikaya, sirsak, nanas, semangka, duku, sukun, nangka, jambu biji, buah delima, pisang, jambu bol, rambutan san sawo

5 Exallomochlus

hispidus

Sirsak - Duku, manggis,

durian, jambu biji, jeruk pomelo, sawo, lengkeng, nangka dan sirsak

6 Ferrisia virgata - Jambu mete, mangga, sirsak,

srikaya, nanas, pepaya, semangka, pepino, alpukat, buah delima, sukun, pisang, jambu biji, jeruk asam, zaitun, lemon, Citrus

paradisi, leci, dan anggur

Jambu mete, mangga, srikaya, murbei, pisang, jambu biji, apel, jeruk pomelo, lemon, rambutan, durian dan sawo

7 Hordeolicoccus eugeniae - Eugenia sp. Rambutan 8 Maconellicoccus hirsutus Jeruk dan

mangga Kedondong, sirsak, srikaya, buah delima, sukun, jambu biji dan Citrus sp.

Sirsak dan rambutan

9 M. multipori - - Garcinia sp., durian

dan belimbing

10 Nipaecoccus viridis - Mangga, buah delima,

murbei, jambu biji, Citrus

medica, Citrus paradisi,

jeruk manis, jeruk asam, jeruk pomelo dan anggur

Cempedak, mangga, sirsak, nangka, murbei, pisang,

Eugenia sp., jambu

biji, belimbing, jeruk pomelo, rambutan dan anggur

(7)

17  

   

Tabel 4 lanjutan...

aSpesies kutu putih: (-) tidak ditemukan pada tanaman buah-buahan

No. Spesies kutu putiha Betrem

(1937) Ben-Dov (1999) Williams (2004)

11 Paracoccus

marginatus

- Pepaya -

12 Planococcus minor - Jambu mete, mangga, sirsak,

srikaya, kedondong, nanas, kenari, semangka, pepino, alpukat, sukun, nangka, juwet, jambu bol, pisang, jambu biji, buah pir, Citrus

paradisi, C. reticulata,

jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis, lemon, sawo dan anggur.

Sirsak

13 Pseudococcus

cryptus

- Mangga, alpukat, sukun,

pisang, jambu biji, C.

paradisi, C.reticulata,

jeruk asam, jeruk manis, jeruk pomelo, jeruk nipis dan lemon

Lemon, manggis, mangga, jambu air, jeruk, jambu biji dan rambutan

14 P. longispinus Jeruk Jambu mete, mangga, sirsak,

pepaya, alpukat, sukun, keluwih, cempedak, pisang, jambu biji, belimbing, arbei, apel, buah pir, jeruk pomelo, jeruk manis, C. parasidi, jeruk asam, rambutan dan anggur

Buah pir, jeruk pomelo dan rambutan

15 P. viburni - Annona sp., nanas, pepaya,

pepino, kesemek, buah delima, arbei, apel, buah pir, jeruk masam, lemon, C.

reticulata, leci dan anggur

Mangga

16 Rastrococcus

chinensis

- Eugenia sp. Jambu air dan

Eugenia sp.

17 R. expeditionis - Famili Sapotaceae Famili Sapotaceae

18 R. jabadiu - Rambutan Rambutan

19 R. rubellus - Mangga dan C. microcarpa C. microcarpa,

mangga dan jeruk asam

20 R. spinosus Mangga dan

sukun Jambu mete Jambu mete, mangga, sirsak,

manggis, duku, sukun, nangka, jambu air, jambu biji dan Citrus sp.

(8)

  Dysmicoccus debregeasiae. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. debregeasiae hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu sirsak (Gambar 3). Kutu putih ini menyerang hampir di seluruh bagian tanaman sirsak, yaitu: batang, ranting, daun, bunga dan juga buah. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan kutu putih Phenacoccus solani, namun garis yang tidak ditutupi lilin pada kutu putih ini lebih panjang, integumen kutu putih ini berwarna ungu. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini pernah ditemukan di Kaban Jahe pada tanaman Citrus sp. tahun 1930 dan di Bogor pada tanaman Ficus sp. tahun 1964. Tanaman sirsak termasuk tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

Gambar 3 Imago betina Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak

Dysmicoccus lepelleyi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. lepelleyi (Gambar 4) ditemukan pada tanaman jeruk nipis (Gambar 4A dan 4B) dan jeruk sunkist (Gambar 4C dan 4D). Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini.

Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan pada tanaman sirsak, mangga, jambu biji dan Citrus sp. di Bogor. Kutu putih ini juga ditemukan pada rambutan, manggis, pisang dan sawo di Pulau Jawa. Williams juga mengatakan spesies ini ditemukan oleh Betrem pada tahun 1937 dengan nama ilmiah Pseudococcus lepelleyi. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk nipis dan jeruk sunkist merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

(9)

Gambar 4 Dysmicoccus lepelleyi: pada daun jeruk nipis (A), koloni pada daun jeruk nipis (B), koloni pada buah jeruk sunkist (C) dan imago betina pada buah jeruk sunkist (D)

Dysmicoccus neobrevipes. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih D. neobrevipes (Gambar 5) ditemukan pada ranting tanaman sawo (Gambar 5A) serta daun dan batang tanaman pisang. Kutu putih ini juga ditemukan pada buah tanaman inang, yaitu: srikaya (Gambar 5B), manggis (Gambar 5C), pisang (Gambar 5D) dan sawo. Kalshoven (1981) dan Sartiami (1999) belum melaporkan temuan kutu ini. Saumiati (2006) melaporkan kutu ini ditemukan pada tanaman palem hias (Veitchia merrillii) di Bogor. Williams (2004) telah mencatat keempat inang tersebut dalam daftar temuannya di Filipina sebelum penelitian ini dilakukan.

Exallomochlus hispidus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih E. hispidus (Gambar 6) ditemukan pada tujuh tanaman inang, yaitu: pada tanaman duku (Gambar 6A), pada sawo (Gambar 6B), sirsak (Gambar 6C), pada srikaya (Gambar 6D), manggis (Gambar 6E), nangka (Gambar 6F dan 6G) dan alpukat (Gambar 6H). Keberadaan kutu putih ini belum dilaporkan oleh Kalshoven (1981), namun Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini bernama ilmiah Cataenococcus hispidus dan telah dinyatakan menghuni 12 tanaman buah-buahan sebagai tanaman inangnya. Menurut Williams (2004) Cataenococcus merupakan nama genus sebelum diubah menjadi Exallomochlus.

A D C B 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(10)

Gambar 5 Dysmicoccus neobrevipes: pada ranting sawo manila (A) , pada buah srikaya (B), pada buah manggis (C) dan koloni pada buah pisang (D)

Gambar 6 Exallomochlus hispidus: pada ranting duku (A), pada batang sawo manila (B), pada ranting sirsak (C), pada buah srikaya (D), pada buah manggis (E), pada buah nangka (F), koloni pada buah nangka (G), dan koloni pada alpukat (H)

Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini telah ditemukan di Pulau Sumatera oleh Green pada tahun 1930 dan Betrem pada tahun 1937 di

G A B H F E D C D C A B 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(11)

Pulau Jawa, saat itu E. hispidus diidentifikasi sebagai Pseudococcus jacobsoni. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini namun bukan pada tanaman buah-buahan. Tanaman alpukat dan srikaya termasuk inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain. Pada tanaman inangnya, kutu putih ini ditemukan pada daun, ranting, batang, dan buah tanaman inang. Bagian tanaman inang yang tidak diserang kutu putih ini hanya bunga.

Ferrisia virgata. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih F. virgata (Gambar 7) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sawo duren (Gambar 7A), jeruk pomelo (Gambar 7B), rambutan (Gambar 7C), srikaya (Gambar 7D) dan sirsak (Gambar 7E). Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu pada tanaman jeruk, Sartiami et al. (1999) melaporkan temuan kutu ini pada tiga jenis tanaman buah-buahan inang yaitu: jambu bji, rambutan dan srikaya, Williams (2004) mencatat durian sebagai inang kutu ini di Bogor. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan di Pulau Jawa oleh Keucheu pada tahun 1915 dan Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

Hordeolicoccus eugeniae. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih H. eugeniae (Gambar 8) ditemukan pada tiga tanaman inang, yaitu: belimbing (Gambar 8A), jambu bol (Gambar 8B) dan rambutan (Gambar 8C). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: belimbing, jambu air dan rambutan. Pada saat itu kutu putih ini diidentifikasi sebagai spesies Kelompok Phenacoccus (KP).

Williams (2004) mencantumkan tanaman rambutan sebagai tanaman inang kutu putih ini. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali ditemukan oleh Takahashi pada tahun 1942. Tanaman jambu bol merupakan inang baru bagi kutu putih ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

(12)

 

Gambar 7 Ferrisia virgata: pada daun sawo duren (A), pada daun jeruk pomelo (B), pada buah rambutan (C), pada buah srikaya (D) dan pada daun sirsak (E)

Gambar 8 Hordeolicoccus eugeniae: pada ranting rambutan (A) , pada tangkai daun jambu bol (B) dan koloni pada ranting belimbing (C)

Maconellicoccus hirsutus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa M. hirsutus (Gambar 9) hanya ditemukan pada satu inang yaitu jambu biji. Kalshoven (1981) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum melaporkan temuan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain kutu putih ini yaitu rambutan dan sirsak, keduanya ditemukan di Pulau Lombok. Williams juga mengatakan spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) juga telah melaporkan temuan kutu putih ini.

A B C A B C E D 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(13)

Gambar 9 Koloni Maconellicoccus hirsutus pada tangkai daun jambu biji

Maconellicoccus multipori. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa kutu putih M. multipori (Gambar 3) ditemukan pada daun tanaman sirsak (Gambar 3A dan 3B). Bentuk tubuh kutu putih ini oval lonjong, integumen berwarna ungu dengan lapisan lilin yang tipis. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini bercampur dengan E. hispidus pada satu tanaman sirsak. Williams (2004) mencatat kutu putih ini ditemukan di Jambi dan Sibolangit namun bukan pada tanaman buah.

Gambar 10 Maconellicoccus multipori: pada daun sirsak (A) dan koloni pada tangkai daun sirsak (B)

Nipaecoccus viridis. Berdasarkan hasil penelitian ini kutu putih N. viridis (Gambar 11) hanya ditemukan pada satu tanaman inang yaitu nangka, bentuk kutu putih ini agak bundar dan dilapisi lilin berwarna putih, integumen tubuh imago berwarna hitam keabuan. Kutu putih ini ditemukan pada daun (Gambar 11A), tangkai daun (Gambar 11B) dan ranting. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada tanaman tanaman inang yang sama yaitu nangka. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu ini. Williams (2004) mencatat tanaman inang lain yang masih satu genus dengan nangka yaitu cempedak yang ditemukan di Bogor.

A B 2 mm

(14)

Gambar 11 Nipaecoccus viridis: pada daun nangka (A) dan koloni pada tangkai daun nangka (B)

Paracoccus marginatus. Berdasarkan hasil penelitian ini kutu putih P. marginatus (Gambar 12) ditemukan pada daun, batang dan buah pepaya. Spesies ini merupakan serangga eksotik yang berasal dari amerika tengah. Kutu putih ini pertama kali dilaporkan masuk ke Indonesia pada tahun 2008. Kutu putih ini ditemukan pada tanaman pepaya di Kebun Raya Bogor (Muniappan et al. 2008). Populasi P. marginatus bercampur dengan P. viburni pada daun tanaman pepaya.

Gambar 12 Imago betina Paracoccus marginatus pada daun papaya

Planococcus minor. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. minor (Gambar 13) ditemukan pada enam tanaman inang, yaitu: pisang (Gambar 13A), jambu biji (Gambar 13B), buah naga (Gambar 13C), sirsak (Gambar 13D), rambutan (Gambar 13E) dan srikaya (Gambar 13F). Kalshoven (1981) tidak melaporkan temuan kutu putih ini, Sartiami et al. (1999) melaporkan kutu putih ini ditemukan pada jambu biji, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah mencantumkan sirsak sebagai inang kutu putih ini daftar temuannya. Cox (1989) dan Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman buah naga merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di indonesia maupun di negara lain.

A B

2 mm 2 mm

(15)

Gambar 13 Planococcus minor: pada daun pisang (A) , pada daun jambu biji (B), pada batang buah naga (C), pada daun sirsak (D), pada daun rambutan (E) dan pada buah srikaya (F)

Pseudococcus cryptus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. cryptus (Gambar 14) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 14A), jeruk nipis (Gambar 14B), manggis (Gambar 14C), alpukat (Gambar 14D), dan jeruk manis. Kutu putih ini bercampur dengan kutu putih D. brevipes pada tanaman jeruk manis sehingga bentuk morfologinya tidak difoto. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada empat tanaman inang yaitu: jambu air, jeruk, mangga dan pisang. Williams (2004) telah mencantumkan tanaman manggis dan rambutan sebagai inang kutu putih ini. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini.

Pseudococcus longispinus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih P. longispinus (Gambar 15) ditemukan pada lima tanaman inang, yaitu: sirsak (Gambar 15A), rambutan (Gambar 15B), sawo duren (Gambar 15C), jambu air (Gambar 15D) dan pisang (Gambar 15E). Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu putih ini pada tanaman buah, Sartiami et al. (1999) belum menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat temuan kutu putih ini di Bogor namun bukan pada tanaman buah-buahan. Lebih lanjut Williams mengatakan bahwa spesies ini pertama kali dilaporkan di Indonesia oleh Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini.

A B F D C E 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(16)

Tanaman sawo duren dan jambu air merupakan tanaman inang baru bagi spesies ini karena belum pernah dilaporkan sebelumnya, baik di Indonesia maupun di negara lain.

Gambar 14 Pseudococcus cryptus: pada ranting rambutan (A) , pada daun sirsak (B), pada daun manggis (C), pada daun alpukat (D)

Gambar 15 Pseudococcus longispinus: pada tangkai daun sirsak (A) , pada buah rambutan (B), pada daun sawo duren (C), pada bunga jambu air (D) dan pada daun pisang (E)

Pseudococcus viburni. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa P. viburni (Gambar 16) ditemukan pada tanaman pepaya. Bagian tanaman yang terserang kutu putih ini adalah buah (Gambar 16A dan 16B), daun dan juga

E D A B C A B D C 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(17)

batang. Bentuk lilin imago betina kutu putih ini mirip dengan Pseudococcus jackbeardsleyi.

Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Williams (2004) mencatat kutu putih ini dalam daftar temuannya di Pulau Jawa (Bandungan), namun bukan pada tanaman buah. Tanaman pepaya merupakan tanaman inang buah-buahan yang baru bagi kutu putih ini di Indonesia, namun Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini pada tanaman pepaya di negara lain.

Gambar 16 Pseudococcus viburni: koloni pada buah pepaya (A) dan imago betina pada buah pepaya (B)

Rastrococcus chinensis. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. chinensis (Gambar 17) ditemukan pada jambu air (Gambar 17A dan 17B). Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun bentuk lilin kutu putih ini lebih mirip bintang. Kalshoven (1981) tidak menemukan kutu ini, Sartiami et al. (1999) menemukan kutu ini pada dua tanaman inang yaitu jambu air dan jambu bol. Williams (2004) mencantumkan jambu air sebagai tanaman inang kutu putih ini. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini.

Gambar 17 Rastrococcus chinensis: koloni pada daun jambu air (A) dan imago betina pada daun jambu air (B)

Rastrococcus expeditionis. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. expeditionis (Gambar 18) ditemukan pada permukaan bawah daun

A A B B 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(18)

rambutan. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu putih ini. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna oranye. Williams (2004) telah melaporkan kutu putih ini ditemukan pada famili Sapotaceae di Sulawesi Utara. Tanaman rambutan merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

Gambar 18 Imago betina Rastrococcus expeditionis pada daun rambutan

Rastrococcus jabadiu. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. jabadiu (Gambar 19) ditemukan pada empat tanaman inang, yaitu: rambutan (Gambar 19A), lengkeng (Gambar 19B), duku (Gambar 19C) dan jeruk pomelo (Gambar 19D). Bentuk tubuh imago betina kutu putih ini bundar, di bagian pinggirnya terdapat lilin yang tebal. Kalshoven (1981) tidak menemukan spesies ini, namun Sartiami et al. (1999) menemukan kutu putih ini pada tiga tanaman inang yaitu: lengkeng, pisang dan rambutan. Williams (2004) telah melaporkan rambutan sebagai inang kutu putih ini. Tanaman duku dan jeruk pomelo merupakan tanaman inang buah-buahan baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun negara lain.

Rastrococcus rubellus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. rubellus (Gambar 20) ditemukan pada sawo duren di permukaan bawah daun. Bentuk lilin kutu putih ini mirip dengan R. spinosus, namun integumennya berwarna merah. Kalshoven (1981) dan Sartiami et al. (1999) tidak menemukan kutu ini. Williams (2004) melaporkan jeruk masam dan mangga sebagai tanaman inang kutu putih ini. Tanaman duku, jeruk pomelo dan sawo duren merupakan tanaman inang baru bagi kutu putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

(19)

Gambar 19 Rastrococcus jabadiu: pada ranting rambutan (A) , pada ranting lengkeng (B), pada ranting duku (C) dan pada daun jeruk pomelo (D)

Gambar 20 Imago betina Rastrococcus rubellus pada daun sawo duren

Rastrococcus spinosus. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa kutu putih R. spinosus (Gambar 21) ditemukan pada delapan tanaman inang, yaitu: duku (Gambar 21A), manggis (Gambar 21B), jeruk pomelo (Gambar 21C), jambu air (Gambar 21D), pisang (Gambar 21E) mangga (Gambar 21F), sawo duren (Gambar 21G) dan nangka (Gambar 21H).

Kalshoven (1981) telah mencatat temuan kutu ini pada tanaman mangga dan jeruk, Sartiami et al. (1999) menemukan R. spinosus pada lima tanaman inang, yaitu: mangga, jeruk, jambu bol, manggis dan nangka.Williams (2004) mencatat duku sebagai inang kutu ini di Filipina. Williams juga mengatakan kutu putih ini telah ditemukan oleh Green pada tahun 1922 dan Betrem pada tahun 1937. Ben-Dov (1994) telah melaporkan temuan kutu putih ini. Tanaman jeruk pomelo, pisang dan sawo duren merupakan tanaman buah-buahan inang baru bagi kutu

A B C D 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(20)

putih ini, karena belum pernah dilaporkan sebelumnya baik di Indonesia maupun di negara lain.

 

 

Gambar 21 Rastrococcus spinosus: pada daun duku (A) , pada daun manggis (B), koloni pada daun jeruk pomelo (C), pada daun jambu air (D), pada daun pisang (E), pada daun mangga (F), pada daun sawo duren (G) dan pada daun nangka (H)

A B D H G F E C 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm 2 mm

(21)

31  

   

Bioekologi Kutu Putih

Seluruh kutu putih yang ditemukan tersebar pada 23 tanaman inang. Kutu putih menyerang berbagai bagian tanaman, yaitu: batang, buah, bunga, daun dan ranting (Tabel lampiran 2). Bagian tanaman yang paling banyak diserang kutu putih adalah permukaan bawah daun.

Sebagian besar kutu putih yang ditemukan pada tanaman buah-buahan hidup berkoloni, pada satu tanaman buah terdapat beberapa spesies kutu putih atau yang lebih dikenal dengan percampuran populasi. Imago betina P. cryptus pada permukaan bawah daun jeruk manis tidak difoto karena bercampur dengan imago betina D. brevipes. Contoh lain fenomena ini yaitu pada satu buah rambutan terdapat tiga spesies kutu putih, yaitu: P. minor, P. longispinus dan F. virgata. Contoh berikutnya adalah kutu putih M. multipori, P. longispinus dan F. virgata bercampur pada ranting dan daun tanaman sirsak. Pada tanaman pepaya juga ditemukan fenomena ini yakni P. viburni dan P. marginatus bercampur pada daun tanaman pepaya. Contoh lainnya adalah ditemukannya D. brevipes dan D. neobrevipes bercampur pada buah sawo. Percampuran populasi pada kutu putih memang sering terjadi, hal serupa telah ditemukan oleh Sartiami et al. (1999).

Pada saat merasa terganggu, kutu putih secara spontan akan mengeluarkan cairan melalui ostiol yang berfungsi sebagai organ defensif (Gambar 22 tanda panah). Pada saat pengamatan kutu putih D. debregeasiae (Gambar 22A) pada tanaman sirsak dan D. lepelleyi (Gambar 22B) pada tanaman jeruk nipis, kedua spesies tersebut mengeluarkan cairan ini.

Gambar 22 Organ defensif : Dysmicoccus debregeasiae pada buah sirsak (A) dan D. lepelleyi pada daun jeruk nipis (B)

A B

Gambar

Gambar 2  Dysmicoccus brevipes:  pada  ranting   sawo  manila (A),  koloni   pada  daun jeruk  manis (B), pada  daun nanas (C),  pada  daun  jeruk pomelo  (D), koloni pada buah belimbing (E) dan pada tangkai bunga belimbing  (F)  A  B  FED  C 2 mm 2mm  2 m
Tabel 3  Tanaman inang kutu putih menurut Kalshoven (1981), Sartiami et al.
Tabel 4  lanjutan..........
Gambar 4  Dysmicoccus lepelleyi: pada  daun  jeruk  nipis (A), koloni   pada daun  jeruk nipis (B), koloni  pada buah  jeruk  sunkist (C) dan  imago betina  pada buah jeruk sunkist (D)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok kontrol positif mengalami peningkatan kadar LDL selain di karenakan bertambahnya umur dan berat badan juga dipengaruhi oleh asupan makanan tinggi kolesterol

Pada penelitian ini sebagian besar responden dengan jarak kehamilan beresiko mengalami hiperemisis gravidarum, hal ini dikarenakan jarak yang dekat antara kehamilan

Ako smo desetlje≥ima u arhivskim zako- nima, pravilnicima, struËnim i znanstvenim Ëlancima i elaboratima naglašavali kao nezaobilaznu potrebu da se arhivsko gradivo prikuplja,

Data yang diambil selama penelitian adalah 22 hari dan panel surya digunakan mulai dari pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB. Pada tabel 3 menunjukkan hasil dari kebutuhan

untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi dan untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya?.  Mempertahankan suatu sikap fleksibel

Pada kalimat (1b) konstituen surat kesepakatan, yang sebelumnya dalam kalimat (1a) sebagai penderita/sasaran dan berfungsi objek, mengalami perubahan fungsi, yakni sebagai

Hubungan antara variabel bebas yaitu lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2) dengan keselamatan kerja dan kesehatan kerja bersifat

Walaupun sudah mendapat respon yang sangat positif baik itu menyangkut peningkatan yang signifikan mengenai jumlah wisatawan serta realisasi Sapta Pesona yang bisa