• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 1

BAB III

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

3.1. REHABILITASI LINGKUNGAN 3.1.1. Kegiatan Penghijauan

Dalam penataan Kota Sukamara membutuhkan adanya ruang terbuka hijau, sehingga dilakukan penanaman pohon-pohon peneduh di pinggir ruas-ruas jalan Kota Sukamara, pembuatan taman-taman di pemukiman dan kantor-kantor pemerintahan. Selain itu pula, di daerah kota terdapat hutan kota yang terdapat di tiga desa, yaitu Desa Natai Sedawak seluas ± 30 Ha, Kelurahan Mendawai ± 5 Ha, dan Kelurahan Padang ± 7 Ha.

Pada tahun 2012, rencana kegiatan penghijauan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sukamara dilakukan pada lahan seluas 110 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 51.400 bibit. Kegiatan ini direncanakan pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukamara dan Kecamatan Pantai Lunci. Khususnya untuk Kecamatan Pantai Lunci, penghijauan didasarkan karena kondisi geografinya yang gersang dan berpasir sehingga daya tangkap hujan rendah dan tanahnya mudah sekali tererosi.

Gambar 3.1. Penanaman Pohon Akasia Di Sepanjang Jalan Kecamatan Pantai Lunci

(2)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 2 Kegiatan penghijauan di Kecamatan Pantai Lunci, sesuai dengan rencana kegiatan yaitu, pada lahan seluas 50 Ha dengan tanaman sebanyak 25.000 bibit. Jenis tanaman adalah akasia. Hal ini dikarenakan tanaman akasia memiliki pertumbuhan yang cepat, dapat tumbuh di lahan yang miskin dan tidak subur, lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah gambut serta tanah yang memiliki pH rendah (4,2) . Penanaman di Kecamatan Pantai Lunci dilakukan sepanjang jalan Pantai Lunci. Selain penghijauan, penanaman di Kecamatan Pantai Lunci dilakukan untuk mencegah erosi di sepanjang jalan.

Kegiatan penghijauan di Kecamatan Sukamara direncanakan pada area seluas 60 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 26.400 bibit. Jenis tanaman yang digunakan adalah mahoni. Dalam realisasinya, jumlah tanaman bertambah 100 bibit, sehingga keseluruhan jumlah bibit yang ditanam adalah 26.500 bibit.

Tabel 3.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penghijauan

No Kecamatan Rencana Realisasi

Luas (Ha) Jumlah Pohon Luas (Ha) Jumlah Pohon

1 Jelai - - - - 2 Pantai Lunci 50 25.000 50 25.000 3 Sukamara 60 26.400 60 26.500 4 Balai Riam - - - - 5 Permata Kecubung - - - - Total 110 51.400 110 51.500

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2012

3.1.2. Kegiatan Reboisasi

Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2008, Kabupaten Sukamara melakukan gerakan penanaman 1 milyar pohon. Hal ini dilakukan agar Kabupaten Sukamara menjadi hijau. Gerakan penanaman 1 Milyar Pohon direalisasikan dengan kegiatan reboisasi yang bertujuan untuk menghijaukan kembali hutan yang rusak. Pada tahun 2012, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sukamara melaksanakan reboisasi di Kecamatan Balai Riam pada lahan seluas 170 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 72.500 bibit berupa bibit akasia, jabon, mahoni, dan sengon. Dengan adanya reboisasi ini diharapkan hutan produksi yang telah

(3)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 3 rusak dapat menjadi hijau kembali. Sehingga dapat mendukung pembangunan Kabupaten Sukamara yang berkelanjutan.

Tabel 3.2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Reboisasi

No Kecamatan Rencana Realisasi

Luas (Ha) Jumlah

Pohon

Luas (Ha) Jumlah

Pohon 1 Jelai - - - - 2 Pantai Lunci - - - - 3 Sukamara - - - - 4 Balai Riam 170 72.500 170 72.500 5 Permata Kecubung - - - - Total 170 72.500 170 72.500

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan, 2012

3.1.3. Kegiatan Fisik Lainnya

Sesuai dengan fungsinya, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara juga melakukan kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu:

1. Pengadaan Mesin Pencacah Sampah Organik

Mesin pencacah sampah organik dapat mengurangi jumlah sampah organik yang masuk di TPA. Sampah-sampah organik tersebut dicacah dan kemudian hasil cacahannya dibuat menjadi kompos.

Beberapa mesin pencacah sampah organik dipinjam pakai ke Bank Sampah Permata Mandiri, Kelompok Tani, dan SMK Negeri 1 Sukamara

2. Pengadaan Mesin Pencacah Plastik

Plastik merupakan sampah non-organik yang sukar diurai oleh alam. Dalam rangka mengurangi jumlah plastik di TPA, maka plastik dikumpulkan dan dicacah. Setelah itu, hasil cacahan plastik akan dikemas dan dikirim ke Jawa.

(4)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 4 3. Gerakan Bank Sampah

Bank sampah merupakan bentuk kreatif masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga. Dengan adanya bank sampah, maka jumlah sampah yang sampai ke TPA dapat dikatakan relatif sedikit. Sehingga secara tak langsung akan menghemat pengangkutan sampah ke TPA. Saat ini, bank sampah di Kabupaten Sukamara baru terdapat satu, yaitu Bank Sampah Permata Mandiri.

4. Duta Lingkungan Tingkat Kabupaten

Duta lingkungan adalah pengkampanye tentang pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Keberadaan duta lingkungan menjadi essensial dalam masyarakat apabila tidak ada seseorang yang dapat menjadi panutan dalam pengelolaan lingkungan. Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara mengadakan kegiatan Seleksi Duta Lingkungan Hidup untuk pertama kalinya dengan harapan dapat menjaring generasi muda yang peduli terhadap lingkungan. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan pandangan baru kepada kawula muda tentang pentingnya lingkungan bagi kehidupan manusia, baik di saat ini maupun untuk masa yang akan datang.

5. Pembuatan komposter

Komposter adalah wadah yang direkayasa sedemikian rupa dan digunakan sebagai tempat pemrosesan sampah organik menjadi kompos. Material wadahnya bisa terbuat dari beragam bahan,misalnya dari karung, ember bekas, drum plastik, drum kaleng, gentong keramik, bak semen, lubang biopori dan lain-lain. Komposter terdapat di daerah pemukiman penduduk. Beberapa penduduk membuat komposter di sekitar rumah, sehingga sampah daun yang terdapat di sekitar pemukiman penduduk dapat langsung dimasukkan ke dalam komposter. Hal ini membantu masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan dapat memperoleh pupuk organik secara gratis. Secara tidak langsung, adanya komposter menyebabkan sampah organik yang diangkut ke TPA berkurang jauh.

6. Pengadaan Bak Sampah Pemilah

Bak sampah pemilah memiliki tiga wadah atau bak sampah dengan warna yang berbeda. Bak sampah berwarna hijau untuk sampah organik, warna

(5)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 5 biru untuk sampah non organik, dan warna merah untuk sampah B3. Keberadaan bak sampah pemilah dapat membantu masyarakat yang ingin mengompos sampah-sampah organik atau mendaur ulang sampah non organik.

7. Pengadaan Papan Informasi

Papan informasi yang berisi larangan, himbauan dalam menjaga lingkungan hidup sangat penting keberadaannya. Dengan adanya papan informasi, masyarakat mengetahui tentang cara pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Selain itu, diharapkan tingkat kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup semakin tinggi.

8. Pembagian Stiker dan Pamflet

Stiker dan pamflet yang berisi larangan, himbauan, dan pengetahuan tentang lingkungan hidup dapat menjadi wadah atau sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan mengelola lingkungan. Sama seperti papan informasi, pembagian stiker dan pamflet dapat meningkatkan pengetahuan tentang cara pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

9. Kegiatan Sampling Air di Badan Air

Kegiatan ini dilakukan di DAS Jelai. Diharapkan kualitas air akan tetap terjaga. Namun, apabila terjadi pencemaran, maka pencemaran tersebut dapat diketahui sedini mungkin.

Tabel 3.3. Kegiatan Fisik Lainnya Dalam Menunjang Pengelolaan Lingkungan Hidup

No Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Instansi Penanggung

jawab 1 Sampling air sungai Sungai Jelai Kantor Lingkungan

Hidup 2 Mesin Pencacah Sampah

Organik dan Mesin Pencacah Sampah Plastik

Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

3 Bak Sampah Pemilah Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

4 Kompos hasil sampah organik

Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

(6)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 6

Lingkungan Hidup

6 Gerobak Sampah Sukamara Kantor Lingkungan

Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum 7 Motor Sampah Roda Tiga Sukamara Kantor Lingkungan

Hidup 8 Pamflet dan Stiker

Lingkungan

Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

9 Sosialisasi Adiwiyata dan Adipura

Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

10 Duta Lingkungan 2012 Sukamara Kantor Lingkungan Hidup

11 Komposter Sukamara Kantor Lingkungan

Hidup Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2012

Gambar 3.2. Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan Kabupaten Sukamara

Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2012

3.2. AMDAL

Sebagai kabupaten yang baru berkembang, kegiatan pembangunan dari tahun ke tahun selalu meningkat terutama di sektor fisik. Tentunya, kegiatan ini harus tetap memperhatikan lingkungan alam sekitar agar pembangunan dapat berkelanjutan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan preventif berupa suatu kajian atau analisis mengenai dampak besar dan penting dari suatu kegiatan atau usaha. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 15 menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau

(7)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 7 kegiatan yang kemungkinan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pelaksanaan AMDAL pada perusahaan sawit berupa pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Ada 5 perusahaan sawit yang memiliki ijin AMDAL, yaitu PT. Graha Cakra Mulia, PT. Sumber Mahardika Graha, PT. Sukses Karya mandiri, PT. Sungai Rangit, dan PT. Kalimantan Sawit Kusuma.

Penerapan UKL-UPL dilakukan untuk kegiatan usaha yang tidak wajib AMDAL. Tujuan dari pelaksanaan UKL-UPL adalah untuk menjamin suatu rencana usaha dan/atau kegiatan dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan hidup sekitarnya. Dengan mengikuti standar-standar pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup terhadap suatu kegiatan dan/atau usaha diharapkan dapat menimimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif bagi lingkungan hidup.

Pelaksanaan UKL-UPL pada perusahaan sawit memiliki tujuan yang berbeda. Pada PT. Sungai Rangit, UKL-UPL diterapkan pada pembangunan pelabuhan khusus CPO dan pembangunan pabrik kelapa sawit. Sedangkan pada PT. Harapan Hibrida Kalbar-SBE, UKL-UPL diterapkan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit. UKL-UPL juga dilaksanakan pada PT. PLN (persero) wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Area Palangka Raya.

Dengan adanya AMDAL dan UKL-UPL pada perusahaan sawit menunjukkan tingginya kesadaran perusahaan sawit di Kabupaten Sukamara terhadap lingkungan hidup sekitarnya.

Selain AMDAL dan UKL-UPL, ijin lingkungan juga berupa Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH). Dokumen ini dipakai oleh RSUD Kabupaten Sukamara dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara.

Tabel 3.4. Rekomendasi AMDAL dan UKL-UPL

No Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa

1 AMDAL Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Graha Cakra Mulia

2 AMDAL Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Sumber Mahardika Graha

3 AMDAL Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Sukses Karya mandiri

(8)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 8

4 AMDAL Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Sungai Rangit

5 AMDAL Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit

PT. Kalimantan Sawit Kusuma

6 UKL-UPL Pembangunan Pelabuhan

Khusus CPO

PT. Sungai Rangit

7 UKL-UPL Pembangunan Pabrik

Kelapa Sawit PT. Harapan Hibrida Kalbar-SBE 8 DPLH Operasional Pembangunan Rumah Sakit RSUD Kabupaten Sukamara 9 DPPL Operasional Pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukamara

10 UKL-UPL Operasional PLTD PT. PLN (persero)

wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah Area Palangka Raya

Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2012

Setiap tahun, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara melakukan pengawasan pelaksanaan UKL-UPL di beberapa perusahaan sawit. Kegiatan pengawasan ini bertujuan mendorong perusahaan sawit untuk tetap konsisten dalam pelaksanaan UKL/UPL. Dengan adanya kepatuhan dalam menjalankan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diharapkan tidak terjadi pencemaran lingkungan yang akan merugikan masyarakat dan perusahaan itu sendiri.

Tabel 3.5. Pengawasan Pelaksanaan UKL-UPL

No Waktu (tgl/bln/thn) Nama Perusahaan/Pemrakarsa Hasil Pengawasan UKL UPL

1 19 Maret 2012 PT. Sungai Rangit Pelaksanaan Sesuai dokumen

Pelaksanaan Sesuai dokumen 2 20 Maret 2012 PT. Kalimantan Sawit

kusuma Pelaksanaan Sesuai dokumen Pelaksanaan Sesuai dokumen 3 20 Maret 2012 PT. Graha Cakra Mulia Pelaksanaan

Sesuai dokumen

Pelaksanaan Sesuai dokumen Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2012

(9)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 9 Gambar 3.3. Kegiatan Pengawasan UKL-UPL

Sumber: Kantor Lingkungan Hidup, 2012

3.3. PENEGAKAN HUKUM

Pengaduan masyarakat tentang perusakan lingkungan hidup sampai saat ini belum ada wadah yang representatif, yang kemudian bisa ditindaklanjuti dengan satu tindakan nyata, baik tindakan penyelamatan lingkungan maupun tindakan hukum lainnya bagi pelaku perusakan lingkungan.

Sampai saat ini, pengaduan masyarakat baru 1 buah, yaitu mengenai pencemaran air yang terjadi di Kecamatan Permata Kecubung. Penyampaian pengaduan masyarakat ke instansi pengelola lingkungan hidup masih bersifat lisan. Belum adanya kesadaran untuk menyampaikan pengaduan secara administratif. Namun, meskipun begitu, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara bertindak cepat dalam menindaklanjuti pengaduan masyarakat berkaitan dengan pencemaran lingkungan.

3.4. PERAN SERTA MASYARAKAT

Pemerintah tidak mungkin mampu melaksanakan pembangunan sendiri tanpa melibatkan pihak lain diluar sistem pemerintahan. Dalam hal ini masyarakat menjadi faktor yang paling menentukan. Masyarakat bukan hanya sebagai obyek pembangunan, tetapi masyarakat adalah subyeknya sendiri. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya peran serta masyarakat sangat penting, agar tujuan pembangunan tersebut tidak salah sasaran.

(10)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 10 Pembangunan bidang lingkungan hidup telah mendapat perhatian yang sangat serius pada akhir-akhir ini. Kerusakan lingkungan mengakibatkan manusia menjadi sengsara. Keselarasan dan keharmonisan antara manusia dan alam harus segera dikembalikan pada kondisi yang wajar dan saling menguntungkan. Eksploitasi alam secara membabi buta dengan tidak memperhatikan dampak yang akan terjadi pada kehidupan manusia, adalah suatu kesalahan besar. Saat ini, kita dapat menyaksikan akibat dari eksploitasi alam secara membabi buta. Banjir, tanah longsor, angin puting beliung telah banyak memakan korban jiwa dan harta benda. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga dan mengelola lingkungan hidup. Di Kabupaten Sukamara, ada beberapa lembaga swadaya masyarakat yang aktif mengkampanyekan pelestarian lingkungan. Tercatat KPEL (Kemitraan Pelestarian Ekosistem Lamandau), Karang Taruna, Pemuda Pancasila dan lain-lain. Hingga saat ini peran lembaga-lembaga tersebut semakin penting dirasakan keberadaannya. Selain sebagai corong pelestarian lingkungan, juga berperan sebagai penyeimbang peran masyarakat sehingga pemerintah memiliki kinerja yang terkontrol dari masyarakat.

Tabel 3.6. Lembaga Swadaya Masyarakat di Kabupaten Sukamara

No Nama LSM Alamat

1 LSM SIMAK Jl. Ja’is Rt 01 Rw 01 Kel. Mendawai, Sukamara

2 LSM SEKOCI INDORATU Jl. Pangeran Sukarma Rt 14 Rw. IV Kel. Padang, Sukamara

3 LSM FOPELISDAL (Forum Peduli Lingkungan Dan Sumber Daya Alam)

Jl. M. Saleh Rt 06 Rw II Kel. Padang, Sukamara

4 LSM NAB (Nurani Anak Bangsa) Jl. Tjilik Riwut Rt 08 Rw III Kel. Mendawai, Sukamara

5 LSM BIK (Bangkitlah Indonesiaku) Jl. Cakra Adi Wijaya Rt 11 Rw IV Kel. Padang, Sukamara

6 LSM DARMA (Derap Aspirasi Masyarakat)

Jl. Akau Rt 01 No. 05 Kel. Mendawai, Sukamara

7 LSM WAYANG (Wahana Karya Cemerlang)

Jl. Wonosari II Rt. 09 Rw. III Kel. Mendawai, Sukamara

8 LSM SUARA (Surya Rakyat Sukamara)

Jl. Ahmidi Rt. 09 Rw. III Kel. Padang, Sukamara

9 LSM FKPK (Forum Komunikasi Peduli Kalimantan) Sukamara

Jl. M. Saleh Rt. 5 Rw. II Kel. Padang, Sukamara

10

LSM LPPM (Lembaga Pemantau Pemberdayaan Masyarakat) Sukamara

Jl. Ismail No. 36 Kel. Padang, Sukamara

11 Ormas Bumi Khatulistiwa Jl. Mansyur Haris Rt. 3 Rw. I Kel. Mendawai, Sukamara

(11)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 11 12 Karang Taruna Kabupaten Jl. Nazir Rt. 13 Kel. Padang, Sukamara 13 Karang Taruna Kecamatan Pantai

Lunci

Jl. Kelapa Dua No. 1 Ds. Sungai Cabang Barat, Pantai Lunci

14 Karang Taruna Wahana Bhakti Jl. M. Saleh Rt. 06 Rw. 02 Kel. Padang, Sukamara

15 Karang Taruna Remaja Jl. Tjilik Riwut Rt. 01 Ds. Natai Sedawak, Sukamara

16 Karang Taruna Sinar Remaja Ds. Bangun Jaya, Balai Riam 17 Karang Taruna Permata Ds. Ajang, Permata Kecubung

18 Karang Taruna Citra Mandiri Ds. Sungai Cabang Barat, Pantai Lunci 19 Karang Taruna Indonesia Suka Maju Ds. Sungai Damar, Pantai Lunci 20 Karang Taruna Bina Bakti Ds. Sungai Tabuk, Pantai Lunci 21 Karang Taruna Karya Barinjam Kel. Mendawai, Sukamara 22 Karang Taruna Gawe Bahaum Ds. Pulau Nibung, Jelai 23 Karang Taruna Nibung Seribu Ds. Air Dua, Balai Riam 24 Karang Taruna Tunas Harapan Ds. Bukit Sungkai, Balai Riam 25 Karang Taruna Tunas Harapan Ds. Sekuningan Baru, Balai Riam 26 Karang Taruna Giri Mukti Ds. Sembikuan, Permata Kecubung 27 Karang Taruna Putra Riam Ds. Natai Kondang, Permata Kecubung 28 Karang Taruna Citra Kencana Ds. Ajang, Permata Kecubung

29 Karang Taruna Beringin Jaya Ds. Semantun, Permata Kecubung 30 Karang Taruna Citra Kelama Wisma Ds. Laman Baru, Permata Kecubung Sumber: Dinsosnakertrans, 2012

3.4.1. Adipura

Kabupaten Sukamara menerima penghargaan Adipura sebagai juara III kategori kota kecil untuk tahun 2011. Penghargaan tersebut membuktikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Sukamara akan kebersihan cukup tinggi. Hal ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara dan peran aktif masyarakat dalam mendukung program Adipura. Pelaksanaan program adipura sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 yang bertujuan mewujudkan kota yang bersih dan teduh.

(12)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 12 Program Adipura merupakan salah satu program strategis Kementerian Lingkungan Hidup yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan teduh dengan menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan yang baik (Good

Governance) dan Tata Kelola Lingkungan yang Baik (Good Environment Governance).

Adipura sebenarnya digunakan sebagai alat untuk mendorong motivasi aparat pemerintah dan masyarakat untuk meperbaiki dan meningkatkan kondisi kebersihan lingkungan di Indonesia. Beberapa tujuan di balik penghargaan Adipura antara lain, untuk menurunkan tingkat polusi dari limbah domestik, merealisasikan kesehatan lingkungan, dan merealisasikan budaya bersih lingkungan.

Program Adipura akan terlaksana dengan baik jika ditunjang dengan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan lingkungan. Kerjasama yang baik antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan dinas/instansi terkait sangatlah perlu dibina dan dijalin secara terus menerus dan berkesinambungan. Agar lingkungan menjadi baik perlu dukungan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam mencapai lingkungan yang bersih dan teduh. Peran serta masyarakat sangatlah penting untuk menjaga kebersihan lingkungan. Sebenarnya program Adipura ini tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Dinas/Instansi terkait saja melainkan juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat Sukamara.

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara melakukan sosialisasi mengenai program adipura. Serta melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kebersihan, antara lain melaksanakan program jumat bersih di tempat-tempat umum.

3.4.2. Adiwiyata

Disamping sosialisasi program Adipura, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara juga mensosialisasikan program Adiwiyata. Adiwiyata merupakan salah satu program Kementrian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

(13)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 13 Program Adiwiyata bertujuan menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah-sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid, dan pekerja lainnya) yang diwujudkan dalam bentuk:

1. Pengembangan kebijakan sekolah peduli lingkungan, 2. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan,

3. Pemgembangan dan pengelolaan sarana pendukung sekolah berbudaya lingkungan seperti: hemat energi/penggunaan energi alternatif, penghematan air, pengelolaan sampah, penggunaan pupuk organik.

Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara mencanangkan kegiatan sosialisasi Adiwiyata untuk dilakukan setiap tahun dengan harapan kesadaran warga sekolah terhadap lingkungan meningkat. Pelaksanaan program Adiwiyata berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009. Sasaran pada tahun ini, salah satu sekolah di Kabupaten Sukamara diajukan menjadi calon sekolah adiwiyata, yaitu SD Perdana Sungai Rangit.

3.4.3. PROPER

PROPER merupakan program unggulan KLH yang berupaya melakukan pengawasan dengan mekanisme public disclosure yang memberi insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2011. Pemberian penghargaan PROPER bertujuan mendorong perusahaan untuk taat terhadap peraturan lingkungan hidup dan mencapai keunggulan lingkungan (environmental excellency) melalui integrasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan jasa, penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R, efisiensi energi, konservasi sumber daya dan pelaksanaan bisnis yang beretika serta bertanggung jawab terhadap masyarakat melalui program pengembangan masyarakat.

Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan menjadi 5 warna, yaitu Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam, dimana kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan biru, merah dan hitam, sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) adalah hijau dan emas. Adapun aspek ketaatan dinilai dari pelaksanaan dokumen lingkungan (AMDAL/UKL-UPL), upaya

(14)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 14 pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan penanggulangan kerusakan lingkungan khusus bagi kegiatan pertambangan.

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan perwujudan dari demokratisasi dalam pengendalian dampak lingkungan yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan secara aktif dalam pengendalian dampak lingkungan. Untuk proper, PT. Sungai Rangit Kabupaten Sukamara mendapat peringkat Biru. Sedangkan, PT. Kalimantan Sawit Kusuma baru tahun ini mengajukan untuk proper. Pada tahun 2013, Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara merencanakan semua perusahaan sawit ikut dalam proper.

3.5. KELEMBAGAAN

Kabupaten Sukamara mempunyai produk-produk hukum yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Pada tahun 2006, Bupati Sukamara mengeluarkan Perda berupa Keputusan Bupati Sukamara Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kebersihan. Selanjutnya pada tahun 2008, Bupati Sukamara mengeluarkan Keputusan Bupati Sukamara No. 133 Tahun 2008 Tentang Penetapan Kawasan Wisata Alam seluas 42 Ha di Kecamatan Sukamara (Desa Natai Sedawak, Kelurahan Mendawai, Kelurahan Padang) sebagai Hutan Kota. Rincian luas hutan kota adalah sebagai berikut: Desa Natai Sedawak seluas ± 30 Ha, Kelurahan Mendawai ± 5 Ha, dan Kelurahan Padang ± 7 Ha.

Produk-produk hukum lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan masih dalam proses penyusunan, seperti pengendalian pencemaran air.

3.5.1. Anggaran

Anggaran pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten Sukamara tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2011, yaitu sebesar Rp1.027.595.262,4 (satu milyar dua puluh tujuh juta lima ratus Sembilan puluh lima ribu dua ratus enam puluh dua ribu) atau naik sebesar 65,5 persen dari tahun sebelumnya. Anggaran pengelolaan lingkungan hidup juga mendapat bantuan

(15)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 15 APBN dalam bentuk DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp 785.450.000,- (tujuh ratus delapan puluh lima juta empat ratus lima puluh ribu rupiah).

3.5.2. Personil

Jumlah personil Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara adalah 13 orang yang terdiri dari 7 personil laki-laki dan 6 perempuan. Strata pendidikan paling tinggi adalah pada tingkatan master (S2) yang berjumlah 1 orang (laki-laki), berikutnya adalah sarjana (S1) dengan jumlah 8 orang (5 laki-laki dan 3 perempuan), diploma (D3) berjumlah 3 orang (perempuan) dan SLTA berjumlah 1 orang (laki-laki), sedangkan tenaga kontrak berjumlah 6 orang. Jumlah jabatan fungsional di Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara saat ini belum ada.

Untuk meningkatkan profesionalisme petugas atau pegawai pengelola lingkungan hidup, dibutuhkan peningkatan pendidikan personel lingkungan, dengan mengadakan kegiatan sebagai berikut:

- Diklat-diklat dengan melibatkan semua stake holder,

- Kajian-kajian lingkungan hidup sehingga akan memunculkan kesadaran mulai dari personal hingga pada basis-basis pengelola lingkungan.

4.6. STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Dalam rangka meningkatkan kinerja Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara serta untuk meningkatkan peran serta masyarakat, maka dilaksanakan kegiatan sesuai rencana program yang tersusun dalam RPJMD.

Sasaran pembangunan lingkungan hidup dalam RPJMD kabupaten Sukamara tahun 2008-2013, tertuang sebagai berikut:

1. Pengembangan Kinerja Pengelolaan persampahan

2. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup 3. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam

4. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam 5. Pengelolaan ruang terbuka hijau.

(16)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 16 Dalam RPJMD Kabupaten Sukamara tahun 2008 – 2013, Pembangunan Lingkungan Hidup diarahkan untuk:

1. Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang pembangunan;

2. Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup di tingkat nasional dan daerah;

3. Meningkatkan upaya harmonisasi pengembangan hukum lingkungan dan penegakan secara konsisten terhadap pencemaran lingkungan;

4. Meningkatkan upaya pengendalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan.

5. Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup baik di tingkat nasional maupun daerah, terutama dalam menangani permasalahan yang bersifat akumulasi, fenomena alam yang bersifat musiman dan bencana; 6. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup

dan berperan aktif sebagai control social dalam memantau kualitas lingkungan hidup;

7. Meningkatkan penyebaran data dan informasi lingkungan, termasuk informasi wilayah-wilayah rentan dan rawan bencana lingkungan dan informasi kewaspadaan dini terhadap bencana.

Program-program pembangunan pada Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara, meliputi:

1. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam

Program ini bertujuan untuk melindungi sumber daya alam dari kerusakan dan mengelola kawasan konservasi yang sudah ada untuk menjamin kualitas ekosistem agar fungsinya sebagai penyangga system kehidupan dapat terjaga dengan baik.

Kegiatan pokok yang tercakup antara lain:

a. Pengkajian kembali kebijakan perlindungan dan konservasi sumber daya alam; perlindungan sumber daya alam dari pemanfaatan eksploitatif dan tidak terkendali terutama di kawasan konservasi, termasuk kawasan konservasi laut dan lahan basah, serta kawasan lain yang rentan terhadap kerusakan;

b. Perlindungan hutan dari kebakaran;

(17)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 17 d. Pengelolaan dan perlindungan keanekaragaman hayati dari ancaman

kepunahan, baik yang ada di darat, maupun di pesisir dan laut;

e. Pengembangan system insentif dan disinsentif dalam perlindungan dan konservasi sumber daya alam;

f. Perumusan mekanisme pendanaan bagi kegiatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam;

g. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam perlindungan sumber daya alam;

h. Pengembangan system perlindungan tanaman dan hewan melalui pengendalian hama, penyakit, dan gulma secara terpadu yang ramah lingkungan;

i. Pengembangan daya dukung dan daya tamping lingkungan; j. Penetapan criteria baku kerusakan.

2. Program Peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka mendukung perencanaan pemanfaatan sumber daya alam dan perlindungan fungsi lingkungan hidup.

Kegiatan pokok yang tercakup dalam program ini meliputi:

a. Penyusunan data sumber daya alam baik data potensi maupun data daya dukung kawasan ekosistem;

b. Pengembangan valuasi sumber daya alam meliputi hutan, air, pesisir, dan cadangan mineral;

c. Penyusunan dan penerapan produk domestic bruto hijau (PDB Hijau); d. Penyusunan data potensi sumber daya hutan dan Neraca Sumber Daya

Hutan (NSDH)

e. Penyusunan indicator keberhasilan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup;

f. Penyebaran dan peningkatan akses informasi kepada masyarakat, termasuk informasi mitigasi bencana dan potensi sumber daya alam dan lingkungan;

g. Peningkatan pelibatan peran masyarakat dalam bidang informasi dan pemantauan kualitas lingkungan hidup.

3. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah perusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup baik di

(18)

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Halaman III - 18 darat, perairan tawar dan laut, maupun udara sehingga masyarakat memperoleh kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Kegiatan pokok yang tercakup dalam program ini meliputi:

a. Penyusunan regulasi dalam pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, pedoman teknis, baku mutu (standar kualitas) lingkungan hidup dan penyelesaian kasus pencemaran dan perusakan lingkungan secara hukum;

b. Pengkajian mendalam terhadap dampak perubahan iklim global dan upaya antisipasinya pada sector-sektor prioritas;

c. Adaptasi dampak perubahan iklim pada rencana strategis sector maupunn rencana pembangunan daerah;

d. Pengembangan dan penerapan berbagai instrument pengelolaan lingkungan hidup termasuk tata ruang, kajian dampak lingkungan dan perijinan;

e. Pengintegrasian biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi termasuk pengembangan pajak progresif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Tabel 3.7. Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Berkaitan Dengan Strategi Pengelolaan Lingkungan

No Nama Kegiatan Instansi

Penyelenggara Peserta Waktu Penyuluhan (Tgl/Bln/Thn) 1 Sosialisasi Adiwiyata Kantor Lingkungan Hidup Kab. Sukamara

Para Pendidik 3 Juli 2012 2 Sosialisasi Adipura Kantor Lingkungan

Hidup Kabupaten Sukamara Instansi pemerintah, LSM, dan Masyarakat 6 Oktober 2012 3 Sosialisasi Bank Sampah Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Sukamara Masyarakat Kelurahan Padang 13 November 2012

Gambar

Gambar 3.1. Penanaman Pohon Akasia Di Sepanjang Jalan Kecamatan Pantai Lunci
Tabel 3.1.  Rencana dan Realisasi Kegiatan Penghijauan
Tabel 3.2.  Rencana dan Realisasi Kegiatan Reboisasi
Tabel 3.3.  Kegiatan Fisik Lainnya Dalam Menunjang Pengelolaan Lingkungan Hidup  No  Nama Kegiatan  Lokasi Kegiatan  Instansi Penanggung
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian nilai X 2 hitung lebih besar dari pada nilai X 2 tabel sehingga hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak, yang berarti ada pengaruh

Lingkungan sekolah (guru dan siswa) memiliki peran yang kuat dalam membentuk karakter anak (Kristiawan, 2015).. Penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal

Jika dalam masa pengajuan ujian tertutup mahasiswa tidak dapat mengunggah Form C ke sistem infomasi akademik sampai batas waktu yang telah ditentukan, mahasiswa dinyatakan

Kemudian pada variabel ketimpa- ngan pendapatan, indikator pengeluaran untuk investasi menjadi indikator terkuat dalam membentuk ketimpangan pendapa- tan, sehingga

Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu

Tujuan pengembangan penelitian ini untuk menganalisa dan merancang aplikasi Sistem Informasi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado berbasis GIS, dengan menggunakan metodologi

dari metal untuk menghindari korosi atau pengikat yang terbuat dari bahan tahan api ( flame retardant - ), kecuali untuk "

Pendidikan Pencegahan Dadah murid supaya dapat Pendidikan Pencegahan Dadah murid supaya dapat mengelakkan diri daripada terjebak dengan dadah. mengelakkan diri daripada terjebak