• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA KEBIDANAN STIKes U BUDIYAH SIGLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA KEBIDANAN STIKes U BUDIYAH SIGLI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

BELAJAR MAHASISWA DIPLOMA KEBIDANAN

STIKes U’BUDIYAH SIGLI

NUR ALIAH

Mahasiswi Pada Program Studi Diploma III Kebidanan StiKes U’Budiyah Banda Aceh

Abstrak

Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana didalam kelas secara tatap muka. Mahasiswa yang dapat meningkatkan motivasi dalam usaha membangkitkan daya penalaran antar sesama mahasiswa, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilan. Mahasiswa harus sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality dan kepribadiannya. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan di kampus. Jika tidak ada mereka harus mencarinya, oleh karena itu mahasiswa harus beraktivitas , harus meningkatkan rasa turnadiri jauh-jauh. Para mahasiswa bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Dimana mahasiswa harus siap berpartisipasi pada tiap kesempatan dalam proses belajar mengajar, dan jika tidak ada kesempatan merekalah sendiri yang harus siap untuk membentuk sarana lainnya. Orang tua cenderung lebih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013.

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di STIKes U’Budiyah Sigli sejak tanggal 12 sampai dengan 16 Agustus 2013. Pengambilan sampel menggunakan tehknik achidental sampling sebanyak 42 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner yang berisikan 30 pertanyaan.

Hasil penelitian yang diperoleh dari 42 responden didapatkan ada pengaruh faktor lingkungan dengan Motivasi Belajar didapatkan nilai p Value 0.032. Ada pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar didapatkan nilai p Value 0.020. Ada pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan didapatkan nilai p Value 0.001. Ada pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.081.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa motivasi belajar mahasiswa di Akademi Kebidanan Kabupaten Pidie mayoritas bermotivasi tinggi dapat pembelajaran baijk di tinjau dari faktor intrinsik dan ektrinsik hal ini ditinjau dari saranan dan prasarana yang mendukung pula dalam kampus tersebut. Saran yang diharapakan agar untuk pihak akademi Kebidanan dapat tmeninggkatkan kualitas baik dari dosen pengajar dan juga intrumen yang di gunakan dalam proses belajar mengajar.

Kata Kunci : Motivasi, Lingkungan, Materi, Dosen, Fasilitas

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurya terdiri dari masukan (input), yaitu sasaran pendidikan, dan keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku baru atau

kemampuan baru dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipenga-ruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode dan sebagainya serta perangkat keras (hard ware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan

(2)

(buku-buku) dan alat-alat bantu pendidikan lain. Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengemba-ngan kepribadian. Berdasarkan proses intelektual, H.L. Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama meng-hasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya dibedakan menjadi 3 aspek, yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keteram-pilan (psikomotor). (Notoatmodjo, 2009).

Tujuan pendidikan adalah meningkatkan pengetahuan sese-orang mengenai satu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan tujuan penerangan, propa-ganda dimana tujuan pendidikan ini akan tercapai jika prosesnya komu-nikatif. Jika proses belajar tesebut tidak komunikastif tidak akan mungkin tujuan pendidikan akan tercapai. Di tinjau dari prosesnya pada tingkat bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar di sebut murid; pada tingkat tinggi pengajar itu dinamakan dosen sedangkan pelajarnya di sebut maha-siswa (Onong Udjana, 2006).

Sofyan (2008), menjelaskan

pengembangan pendidikan

kebidanan seyogyanya dirancang se-cara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah-tengah masyara-katnya. Pendidikan yang berke-lanjutan ini bertujuan untuk memper-tahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Untuk mendapatkan Asuhan Kebidanan yang berkualitas perlu didukung dengan tersedianya standar asuhan. Standar asuhan itu sendiri dilandasi dasar-dasar kebidanan sebagai filosofi. Mengacu pada keadaan tersebut maka seorang bidan harus mengetahui paradigma baik melihat dari sisi komponen-komponen dari paradigma tersebut yaitu: wanita, lingkungan, perilaku dan pelayanan kebidanan itu sendiri baik berupa Pelayanan Kebidanan, Praktik Kebidanan dan Asuhan Kebidanan (Dwana, 2009).

Untuk melaksanakan tugas-nya, bidan harus melalui pendidikan yang formal, mempunyai sistem pelayanan, kode etik dan etika ke-bidanan dalam melaksanakan atau mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya secara pro-fesional, sehingga semua orang tidak dapat disebut menjadi bidan. Oleh karena itu perlu diperjelas batasan atau profesi seorang bidan sehingga tidak ada penyelewengan dan penyimpangan sehingga perlu di-batasi tentang kebidanan sebagai suatu profesi (Dwana, 2009).

Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar me-ngajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya peng-gerak di dalam diri yang menim-bulkan kegiatan belajar, yang men-jamin kelangsungan dari kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya (Anonymous, 2010).

(3)

Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana didalam kelas secara tatap muka. Mahasiswa yang dapat meningkatkan motivasi dalam usaha membang-kitkan daya penalaran antar sesama mahasiswa, mereka sendiri ikut menentukan keberhasilan. Maha-siswa harus sadar akan pentingnya memiliki daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality dan kepribadiannya. Dalam

pelak-sanaannya, mahasiswa harus

menggunakan setiap kesempatan yang disediakan di kampus. Jika tidak ada mereka harus mencarinya, oleh karena itu mahasiswa harus beraktivitas , harus meningkatkan rasa turnadiri jauh-jauh. Para maha-siswa bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Dimana maha-siswa harus siap berpartisipasi pada tiap kesempatan dalam proses belajar mengajar, dan jika tidak ada ke-sempatan merekalah sendiri yang harus siap untuk membentuk sarana (Onong Udjana, 2006).

Dalam kenyataannya moti-vasi setiap siswa dalam belajar berbeda satu sama lain. Ada yang rajin belajar karena memang mempunyai motivasi ingin menuntut ilmu, ada pula siswa yang belajar karena mempunyai motivasi sekedar mendapat nilai yang bagus atau lulus ujian. Dalam belajar motivasi memegang peranan penting, yaitu

se-bagai pendorong siswa dan

merupakan syarat mutlak dalam belajar. Di sekolah, sering terdapat anak yang malas, tidak menyenang-kan, suka membolos dan lain sebagainya. Dalam masalah demi-kian, berarti bahwa guru tidak berhasil memberikan motivasi yang

tepat untuk mendorong anak-anak, agar mereka bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Sedangkan intensitas belajar siswa sudah barang tentu dipengaruhi oleh motivasi (Admin, 2012).

Hasil wanwancara penulis dengan mahasiswa diploma kebi-danan bahwa masih rendahnya motivasi belajar Diploma Kebidanan Stikes U’Budiyah, hal ini disebabkan karena tidak tinggal di asrama, tempat tinggal yang jauh dengan kampus, sarana dan prasarana masih kurang, dosen yang masuk tidak tepat waktu mengajar, lokal belajar yang tidak memungkinkan dan lokal belajar juga bersamaan dengan tingkat satu, dua dan tiga.

Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan di kam-pus U’budiyah Sigli dari jumlah mahasiswi Kebidanan dari tingkat I berjumlah 18 orang, tingkat II berjumlah 24 orang dan tingkat III berjumlah 38 orang. Jadwal kegiatan belajar dikampus tidak teratur, serta suasana dari lokal dan perangkat yang menunjang untuk proses belajar mengajar dari akdemik belum begitu baik.

Untuk memperoleh tingkat pendidikan maka belajar adalah jalan yang harus ditempuh, karena masa-lah belajar adamasa-lah sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari proses belajar, baik ada di sekolah, kalangan keluar-ga, maupun dalam kalangan masya-rakat apalagi dalam kehidupan yang semakin modern ini, situasi masya-rakat terus berkembang, perubahan dan kemajuan terjadi di berbagai bidang, baik bidang pengetahuan

(4)

maupun teknologi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam penelitian ini membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Faktor-Faktor Apa Sajakah Yang Mempengaruhi Motivasi Be-lajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013?”

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mo-tivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari lingkungan

b. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli ditinjau dari materi

c. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari dosen

d. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 ditinjau dari fasilitas

Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis : Sebagai bahan

kajian pengembangan ilmu

pengetahuan untuk menambah informasi mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa

2. Bagi Institusi Pendidikan : Pene-litian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan bahan masukan yang dapat dibuat untuk acuan dimasa yang akan datang oleh institusi pendidikan dan sebagai bahan bacaan bagi perpustakaan yang dapat dimam-faatkan oleh mahasiswa, untuk mengoptimalkan mutu pendidikan seorang bidan agar lebih baik lagi.

3.

Penelitian Selanjutnya : Bagi peneliti lain dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

METODELOGI PENELITIAN Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Muhibbin (2005) yang mengatakan motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti yaitu : 1. Motivasi mahasiswa Diloma Kebidanan : Segala sesuatu yang mendorong seseorang

(5)

untuk melakukan sesuatu, dimana perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan

2. Faktor lingkungan : Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang terdiri dari suhu, cuaca, kondisi dan tempat belajar.

3. Materi : Bahan pelajaran yang digunakan untuk menambah pengetahuan

4. Dosen : Seseorang atau fasilitator yang membantu mahasiswa

Hipotesa

1. Ada pengaruh faktor eksternal terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli

2. Ada pengaruh lingkungan terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli

3. Ada pengaruh materi terhadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 4. Ada pengaruh dosen terhadap

motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli 5. Ada pengaruh fasilitas

ter-hadap motivasi belajar mahasiswa tingkat Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli tahun 2013, sedangkan yang menjadi

sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat

Diploma Kebidanan STIKes

U’Budiyah Sigli berjumlah 42 orang, pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidental sampling.

Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berupa sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data yang perlu diketahui. Kuesioner dibuat sendiri berdasarkan telaah kepustakaan yang terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Motivasi mahasiswa tentang pembuatan asuhan keperawa-tan yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bentuk multiple choice. Pengukuran penilaian (nilai 1 apabila jawaban benar dan nilai 0 apabila jawaban salah).

2. Faktor Internal yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan bentuk pilihan ya dan tidak. Pengukur-an penilaiPengukur-an (nilai 1 apabila jawaban benar dan nilai 0 apabila jawaban salah).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

Diploma Kebidanan STIKes

U’Budiyah Sigli dari tanggal 12 s/d 16 Bulan Agustus tahun 2013.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data se-kunder. data primer yaitu data yang langsung diperoleh di lapangan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan

(6)

mahasiswa tentang pembuatan asuhan keperawatan. Sedangkan data sekunder adalalah data yang diperoleh dari Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah. Setelah respon-den mengerti tentang penjelasan tersebut maka kueseoner diberikan untuk diisi dan kemudian data

tersebut dikumpulkan untuk

pengolahan dan analisa data.

Dimana tehknik pengambilan

responden menggunakan tehknik Total Sampling.

Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing : Yaitu melakukan pe-ngecekan kembali apakah semua item pertanyaan telah terisi dan melihat apakah ada kekeliruan yang mungkin dapat mengganggu pengolahan data selanjutnya.

b. Coding : Yaitu memberi kode berupa nomor pada lembaran kuisioner untuk memudahkan pengolahan data.

c. Processing/Entry : Yaitu data yang telah diberi kode disusun

secara berurutan dari

responden pertama sampai responden terakhir untuk di-masukkan kedalam tabel sesuai dengan variabel yang diteliti. d. Cleaning : Yaitu data dari

setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan perlu di cek kembali, untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan kemudian dilakukan

pembetulan atau koreksi (Pembersihan data).

e. Tabulating : Yaitu pengelom-pokan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.

2. Analisa Data

Analisa data univariat maka analisis dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Kemudian ditentukan persentase (P) dengan menentukan rumus. Sedangkan untuk mengukur hubungan atau pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat dan dilakukan analisa silang dengan mengunakan tabel silang yang dikenal dengan Baris x Kolom (B x K) dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Skor diperoleh

dengan mengunakan metode

statistic Chi – Square Test (X2). Bila pada tabel contingency 3 x 2 terdapat nilai frekwensi harapan (expected frequensi) kurang dari 20 %, maka dilakukan marjer sel (grouping) atau pengabungan sel menjadi 2 x 2 dengan derajat kebebasan (df) yang sesuai. Adapun ketentuan yang di pakai dalam uji statistik ini adalah : Ho diterima, jika P – value ≥ α (0,05) artinya tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, Ho ditolak, jika P – value < α (0,05) artinya ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan

(7)

mengunakan bantuan program SPSS varian 17,0 kemudian di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi untuk dinarasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mulai tanggal 12 sampai dengan 16 Agustus 2013 terhadap 42 responden di Kampus U’Budiyah diperoleh hasil adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes

U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Motifasi Belajar Frekuensi % 1 Tinggi 30 71,4 2 Rendah 12 28,6 Jumlah 42 100 Berdasarkan Tabel 5.1

menunjukan bahwa dari 42

mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas memiliki motivasi yang tinggi yaitu 30 orang (71,4%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Lingkungan Frekuensi %

1 Mendukung 26 61,9

2 Tidak Mendukung 16 38,1

Jumlah 42 100

Berdasarkan Tabel 5.2

menunjukan bahwa dari 42

mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas faktor lingkungan sangat mendukung

dalam pembelajaran yaitu 26 orang (61,9%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Materi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes

U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Materi Frekuensi %

1 Mudah 24 57,1

2 Sulit 18 42,9

Jumlah 42 100

Berdasarkan Tabel 5.3

menunjukan bahwa dari 42

mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas materi dalam katagori mudah dalam pembelajaran yaitu 24 orang (57,1%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Faktor Dosen dalam Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan

STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

No Dosen Frekuensi %

1 Mempengaruhi 30 71,4 2 Tidak Mempengaruhi 12 28,6

Jumlah 42 100

Berdasarkan Tabel 5.4 menun-jukan bahwa dari 42 mahasiswi Tingkat I dan II Akademi Kebidanan U’Budiyah mayoritas menjawab dosen sangat mempengaruhi dalam pembelajaran yaitu 30 orang (71,4%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Faktor Fasilitas dalam Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan

STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

No Fasilitas Frekuensi %

1 Lengkap 17 40,5

2 Tidak Lengkap 25 59,5

(8)

Tabel 5.6

Distribusi Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Faktor Lingkungan Motivasi Total P Value Tinggi Rendah f % f % f % 1 Mendukung 22 84,6 4 15,4 26 100 0,032 2 Tidak Mendukung 8 50,0 8 50,0 16 100 Total 30 71,4 12 28,6 42 100 Berdasarkan Tabel 5.6

menunjukkan bahwa dari 26

responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan faktor lingkungan mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 22 orang (84,6%), dan dari 16 reponden yang motivasi rendah mengatakan faktor lingkungan tidak mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 8 orang (50,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.016, sehingga memperlihat-kan adanya pengaruh Faktor Ling-kungan dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

Tabel 5.7

Distribusi Faktor Materi Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013] No Materi Motivasi Total P Value Tinggi Rendah f % f % f % 1 Mudah 21 87,5 3 12,5 24 100 0,020 2 Sulit 9 50,0 9 50,0 18 100 Total 30 71,4 12 28,6 42 100 Berdasarkan Tabel 5.7

menunjukkan bahwa dari 24

responden yang memiliki motivasi

tinggi sebagian besar mengatakan materi yang didapat mudah dalam belajar mahasiswa yaitu 21 orang (87,5%), dan dari 18 reponden yang motivasi rendah mengatakan materi yang didapat sulit dalam belajar mahasiswa yaitu 9 orang (50,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.010, sehingga memperlihat-kan adanya pengaruh Materi dengan

Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes

U’Budiyah Sigli.

Tabel 5.8

Distribusi Faktor Dosen Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Dosen Motivasi Total P Value Tinggi Rendah f % f % f % 1 Mempengaruhi 26 86,7 4 13,3 30 100 0,001 2 Tidak Mempengaruhi 4 33,3 8 66,7 12 100 Total 30 71,4 12 28,6 42 100 Berdasarkan Tabel 5.8

menunjukkan bahwa dari 30

responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan dosen sangat mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 26 orang (86,7%), dan dari 12 reponden yang motivasi rendah mengatakan dosen tidak mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 4 orang (33,3%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.001, sehingga memperlihat-kan adanya pengaruh dosen dengan

Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes

(9)

Tabel 5.9

Distribusi Faktor Fasilitas Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa

Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013 No Fasilitas Motivasi Total P Value Tinggi Rendah f % f % f % 1 Lengkap 15 88,2 2 11,8 17 100 0,081 2 Tidak Lengkap 15 60,0 10 40,0 25 100 Total 30 71,4 12 28,6 42 100 Berdasarkan Tabel 5.9

menunjukkan bahwa dari 17

responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar mengatakan fasilitas lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 15 orang (88,2%), dan dari 25 reponden yang motivasi rendah mengatakan fasilitas tidak lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 10 orang (40,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p

Value 0.047, sehingga

memperlihatkan adanya pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

PEMBAHASAN

1. Faktor Lingkungan Yang

Mempengaruhi Motivasi

Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 26 responden yang memiliki motiva-si tinggi sebagian besar menga-takan faktor lingkungan mendu-kung dalam belajar mahasiswa yaitu 22 orang (84,6%), dan dari

16 reponden yang motivasi rendah mengatakan faktor ling-kungan tidak mendukung dalam belajar mahasiswa yaitu 8 orang (50,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.032, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Faktor Lingkungan dengan Mo-tivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

Lingkungan belajar secara umum dapat diartikan sebagai segala macam kondisi dan tempat yang dapat menunjang terjadinya pembelajaran. Oleh karena itu, lingkungan belajar di sini punya dua arti, yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik yang sering digunakan sebagai tempat terjadinya proses belajar mengajar penjas, dan yang kedua menunjuk pada arti lingkungan non fisik atau segala sesuatu yang bersifat suasana pembelajaran, baik yang dicip-takan oleh guru melalui penataan tugas-tugas gerak yang harus dilakukan oleh anak maupun me-lalui pemilihan strategi serta gaya mengajar (Nasrul, 2010).

Lingkungan, terdiri dari faktor fisik (suhu, cuaca, kondisi tempat belajar, ventilasi, penera-ngan, dan kursi belajar) dan faktor sosial (manusia dengan segala interaksinya, status, dan kedu-dukannya) (Sunaryo, 2005).

Menurut Martini (2011) lingkungan belajar ialah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar. Lingkungan belajar yaitu lingkungan alami dan lingkungan

(10)

sosial. Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia dan representatifnya maupun berwu-jud hal-hal lain. Prestasi belajar itu salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Kondisi bela-jar dapat mempengaruhi konsen-trasi, pencerapan, dan penerimaan informasi. Lingkungan fisik tem-pat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembela-jaran.

Menurut asumsi peneliti dimana faktor lingkungan sangat mempengaruhi motivasi dalam proses belajar diantaranya suhu ruangan kelas, kondisi tempat belajar yang jauh dari keributan, ventilasi dan penerangan yang cukup dan kursi belajar yang layak dipakai. Dengan keadaan lingkungan yang nyaman dapat membuat mahasiswa lebih nya-man untuk mengikuti proses bela-jar mengabela-jar.

2. Faktor Materi Yang

Mempengaruhi Motivasi

Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang memiliki moti-vasi tinggi sebagian besar menga-takan materi yang didapat mudah dalam belajar mahasiswa yaitu 21 orang (87,5%), dan dari 18 reponden yang motivasi rendah mengatakan materi yang didapat sulit dalam belajar mahasiswa yaitu 9 orang (50,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel

silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.020, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

Materi yang dipelajari, materi disini adalah bahan pelajaran yang digunakan untuk membentuk sikap, memberikan keterampilan atau pengetahuan. Materi untuk ketiga aspek terse-but substansinya akan berbeda (Sunaryo, 2005).

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang disebut

sebagai sumber belajar

(pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa bahan pelajaran proses pembelajaran tidak akan berjalan (Sanjaya, 2010).

Menurut asumsi peneliti mahasiswa merasa jika materi yang di berikan tidak menarik maka motivasi untuk menyimak dan mendenga kan materi akan berkurang, dan jika materi yang disampaikan merasa sulit untuk dipahamai maka akan membentuk motivasi mahasiswa untuk nyakin

mengamati materi yang

disampaikan.

3. Faktor Dosen Yang

Mempengaruhi Motivasi

(11)

Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang memiliki motiva-si tinggi sebagian besar menga-takan dosen sangat mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 26 orang (86,7%), dan dari 12 res-ponden yang motivasi rendah mengatakan dosen tidak mempe-ngaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 4 orang (33,3%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.001, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

Kemampuan guru atau dosen dalam menciptakan ling-kungan belajar adalah sekaligus merupakan kemampuan meng-organisasi kelas. Bagaimana guru mengatur lingkungan sangat ber-pengaruh besar, bukan saja pada terjadinya pembelajaran isi pela-jaran, tetapi juga pada potensi pengalaman belajar untuk me-nyumbang pada tujuan dan

sasaran program penjas.

Kemampuan manajemen dalam pembelajaran penjas amat penting karena berhubungan dengan unsur-unsur lingkungan belajar, baik unsur yang berkaitan dengan alat, dengan ruang, maupun yang berkaitan dengan orang peserta pembelajaran (siswa), bahkan dengan waktu yang tersedia (Nasrul, 2010).

Dosen Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan

pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sehingga guru di-tuntut agar mempunyai kemam-puan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Di-samping itu dosen Sebagai penge-lola pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Nasrul, 2010).

Menurut (Nasrul, 2010) Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk memper-tunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat sis-wa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan dan Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam bela-jar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Menurut asumsi peneliti dosen yang mengajar sangan mendukung serta dapat juga membangkitkan semangat dari mahasiswa dalam proses pembe-lajaran. Jika dosen cara menga-jarnya tidak menarik cuma meng-andalkan ceramah maka dapat menimbulkan kebosanan bagi mahasiswa sehingga motivasi mahasiswa jadi berkurang. Peran dosen sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Guru bisa dinilai

(12)

baik atau tidak hanya dari penguasaan materi pelajaran. Guru dikatakan baik, manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga ia benar-benar berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya.

4. Faktor Fasilitas Yang

Mempengaruhi Motivasi

Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli Tahun 2013

Berdasarkan Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 17 responden yang memiliki moti-vasi tinggi sebagian besar mengatakan fasilitas lengkap mempengaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 15 orang (88,2%), dan dari 25 reponden yang motivasi rendah mengatakan fasilitas tidak lengkap mempe-ngaruhi dalam belajar mahasiswa yaitu 10 orang (40,0%).

Hasil uji statistik dengan Chi Square menggunakan tabel silang pada α = 0.05 didapatkan nilai p Value 0.081, sehingga memperlihatkan adanya pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli.

Fasilitas belajar merupa-kan salah satu faktor yang mempengaruhi interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar meng-ajar akan semakain produktif apabila antara siswa, guru, dan materi pelajaran didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta pengelolaan yang baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang bermakna. Fasilitas pendidikan meliputi sarana dan

prasarana. Sarana yaitu semua peralatan serta kelengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan sekolah, contohnya gedung sekolah, ruang kelas, alat peraga dan sebagainya. Sedang-kan prasarana meliputi semua komponen yang langsung menun-jang jalanya proses belajar meng-ajar atau pendidikan di sekolah, contoh: jalan menuju sekolah, tata tertib dan sebagainya (Muzamil, 2010).

Fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendi-dikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab VII Standar Sarana dan Prasarana, pasal 42 di dalam Prantiya (2008) menegaskan bahwa (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pen-didik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat olahraga, tempat beribadah, tempat ber-main, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembe-lajaran yang teratur dan berke-lanjutan.

(13)

Hasil penelitian Siti (2010) terhadap 15 mahasiswa Tingkat I STIKES Husada Prodi D-III Kebidanan di Jombang didapatkan data bahwa motivasi belajar kuat sebanyak 20% dari minat membaca baik dengan indeks prestasi antara 2,90–3,10, sedangkan motivasi belajar sedang dari minat membaca baik 60% dengan indeks prestasi antara 2,43–2,78, dan motivasi belajar lemah dari minat membaca yang kurang sebanyak 20% dengan indeks prestasi antara 2,10–2,35.

Berdasarkan hasil

penelitian peneliti dapat meng-ambil suatu kesimpulan, bahwa mahasiswa yang minat nya kurang dalam membaca akan mempe-ngaruhi nilai yang didapatnya. Karena orang yang jarang mem-baca maka seseorang itu akan memiliki informasi yang kurang dari segi hal apapun, maka sebaliknya orang yang rajin mem-baca maka setidaknya mereka pernah mengetahui sekilas perma-salahan tersebut.

Peneliti berasumsi bahwa motivasi belajar dari faktor luar seperti fasilitas uyang lengkap

dapat juga mempengaruhi

motivasi belajar secara langsung, jika keadaan tempat proses tidak nyaman maka motivasi dari mahasiswa untuk mengikuti proses belajar mengajar jadi terhadap. Sehingga faktor indivi-du dan lingkungan luar seiring terjadi dengan proses waktu yang dijalanai oleh mahasiswa dalam keinginan mahasiswa tersebut da-lam mengikuti proses belajar mengajar.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pene-litian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ada pengaruh Faktor Ling-kungan dengan Motivasi Belajar Maha-siswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.016.

2. Ada pengaruh Materi dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.010.

3. Ada pengaruh dosen dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Diploma Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.001

4. Tidak ada pengaruh fasilitas dengan Motivasi Belajar

Mahasiswa Diploma

Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli didapatkan nilai p Value 0.081.

Saran

1. Sebagai bahan masukan bagi dosen yang mengajar di Akademi Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli supaya dapat

meningkatakan metode belajar mengajar yang lebih baik dalam proses belajar sehingga minat mahasiswa untuk lebih tahu tentang mata kuliah lebih besar. 2. Kepada Direktur Akademi

Kebidanan STIKes U’Budiyah Sigli dapat menyiapakan sarana dan prasarana lebih baik lagi seperti penyediaan buku-buku terbaru dan pengadaan jaringan internet sehinnga minat

(14)

mahasiswa dalam prose belajar lebih termotivasi

3. Bagi peneliti lainya dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk pustaka dan hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian lebih lanjut

DAFTAR PUSTAKA

Dwana, 2009. Konsep Kebidanan.

Fitramaya, Yogyakarta.

Martini, 2011, Lingkungan Belajar

Berkualitas, http://martinis 1960.

wordpress.com/2011/02/04/li

ngkungan-belajar-berkualitas/, Tanggal 21 Juli 2013.

Muhibbin, (2005). Psikologi Belajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Nasrul, 2010, Lingkungan

Pembelajaran,

Referensiparamedis.blogspot. com/, Tanggal 21 Juli 2013

Notoatmodjo S. 2009.

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta.

___________, 2010, Metodologi

Penelitian Kesehatan,

Rineka Cipta, Jakarta.

Sunaryo, 2005, Psikologi

Keperawatan, EGC, Jakarta.

Sanjaya, 2010, Materi Belajar Dan

Pembelajaran,

http://rumahradhen.wordpress .com/materi-ajar/materi-belajar-dan-pembelajaran/ , Tanggal 21 Juli 2013

Referensi

Dokumen terkait

feeding behaviour Imago diamati selama dua jam dengan menghitung frekuensi mengunjungi nektar pada waktu tersebut dengan cara mencari bukit yang tertinggi hingga

Pada tabel 4.1 terdapat daftar dari hasil pengujian untuk indikator HMI box conveyor, yang menunjukkan bahwa status indikator pada program HMI box conveyor sudah

Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) perubahan tata guna lahan di Daerah

 Perkembangan filsafat pada abad ke 19 yang Perkembangan filsafat pada abad ke 19 yang mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan, mengarah pada filsafat ilmu pengetahuan,

Terimakasih sebesar-besarnya atas keikhlasan, kesabaran, serta waktu, masukan dan bimbingan yang sangat membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini sehingga Tugas Akhir

Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan melalui: melaksanakan kebijakan

Selain itu, pertimbangan hukumnya adalah Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara yang mengatakan Presiden dapat mengangkat wakil

Lingkungan keija tidak berpengaruh terhadap kineija pegawai pada Hal ini dilihat dari kondisi bangunan!gedung kantor Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, dan Kebudayaan