• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA BUSY BOOK SISWA KELAS 2 SDLB-C SLB SEKAR HANDAYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA BUSY BOOK SISWA KELAS 2 SDLB-C SLB SEKAR HANDAYANI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

212 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA

BUSY BOOK SISWA KELAS 2 SDLB-C SLB SEKAR HANDAYANI

Ika Puspitasari Faiz Noormiyanto

Universitas PGRI Yogyakarta *Corresponding Author: faiz@upy.ac.id

ABSTRAK

Guru dapat menghadirkan beberapa alat bantu pembelajaran berupa media pembelajaran dengan berbagai bentuk. Media busy book salah satu media pembelajaran yaitu buku kain yang terdiri dari halaman-halaman yang berisi berbagai macam kegiatan yang dikemas dalam bentuk buku. busy book merupakan alat permainan dalam bentuk buku berbahan kain flanel yang dirancang untuk mengembangkan kognitif anak. Apalagi untuk anak yang dikategorikan kedalam anak Tunagrahita yang memiliki IQ di bawah rata-rata pada umumnya. Untuk melatih kemampuan berhitung diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya seperti media busy book, media ini berisi aktifitas-aktifitas sederhana seperti puzzle, maze, membuka resleting, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan media Busy Book sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berhitung bagi siwa kelas 2 sdlb-c. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil Penelitian ini adalah Penggunaan media busy book dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas 2 SDLB-C SLB Sekar Handayani Tahun Pelajaran 2020-2021”.

Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, kemampuan berhitung, media busy book

PENDAHULUAN

Permen no.22 tahun 2016 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru diharapkan dapat memilih dan menentukan alat bantu proses pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan materi pelajaran.

Kemampuan berhitung merupakan kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung. Kemampuan berhitung bagi peserta didik tunagrahita merupakan suatu kesulitan. Peserta didik tunagrahita dengan IQ dibawah anak seusianya akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan perhitungan matematika. Permasalahan ini dapat diatasi dengan adanya perencanaan pembelajaran yang baik, diantaranya pembuatan media pembelajaran yang tepat agar membantu peserta didik dalam belajar. Fungsi media pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru(Mastiani et al. 2021).

Tunagrahita karakteristik anak tunagrahita diantaranya adalah keterbatasan Intelegensi, keterbatasan Sosial dan keterbatasan fungsi – fungsi mental lainnya. Menurut(Choi et al. 2019) dijelaskan bahwa kemampuan intelegensi anak tunagrahita

(2)

213 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB

kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binetdan Skala Weschler (WISC), dan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, (1) Tunagrahita Ringan disebut juga maron atau debil, memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet. Menurut Skala Weschler (WISC) Anak tunagrahita ringan merupakan salah satu klasifikasi anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan intelektual/ IQ 69-55. Pada umumnya anak tunagrahita ringan tidak mengalami gangguan fisik tampak seperti anak normal pada umumnya(Mufiddah, Efendi, and Sulthoni 2019). Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak tungarhita ringan dengan anak normal. Oleh karena itu agak sukar membedakan secara fisik antara anak tungarhita ringan dengan anak normal. Mereka memiliki kemampuan sosialisasi dan motoric yanag baik, dalam kemampuan akademis masih dapat menguasai sebatas bidang tertentu (Sasmitara 2019)(Anon 2012).

Tunagrahita Sedang disebut juga imbesil, memiliki IQ antara 51-36 menurut skala Binet dan 54 – 40 menurut Skala Weschler (WISC). Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik seperti menulis, membaca, dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis secara social, misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dan lain-lain(Safera and Hasan 2019). Tunagrahita Berat disebut juga idiot. Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler (WISC). Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler (WISC). Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total dalam berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya(Louk and Sukoco 2016).

Setiap anak memiliki kemampuan berbeda-beda dalam memecahkan masalah soal berhitung. Dikarenakan memerlukan latihan dalam berpikir kritis kreatif, serta alternatif. Menurut Sujono (1971) matematika merupakan ilmu atau perkembangan dari hubungan, aturan, struktur atau organisasi skematis yang berhubungan lainnya dengan ruang, waktu, berat, masa, volume, geometri dan angka-angka. Kemampuan berhitung dalam Enik Hidayati, adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung(Sekarwati and Riyanto 2013). Sehingga didalam kemampuan berhitung ada beberapa indikator yang harus dipenuhi saat proses mencapai suatu tujuan pembelajaran(Kurniawati 2018)

Busy book adalah sebuah media pembelajaran yang interaktif terbuat dari kain (terutama kain flannel) yang dibentuk menjadi sebuah buku dengan warna-warna cerah. Berisi aktivitas permainan sederhana yang mampu merangsang kemampuan motoric halus anak seperti memasang kancing, mencocokkan warna atau bentuk, dan menjahit(Sasmitara 2019). Biasanya ditujukan untuk anak usia 6 bulan sampai pra sekolah. Didalam busy book ini berisi aktifitas-aktifitas sederhana seperti puzzle, maze, membuka resleting, dan lain-lain. Busy book ini merupakan media yang efektif untuk mengajarkan kosakata sederhana secara menarik antara lain color, animals, numbers, dan shape. Media busy book juga dirancang secara khusus untuk dapat memberikan manfaat bagi siswa. Manfaat tersebut diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran, antara lain; (a) Mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran yang bersifat abstrak; (b) Menumbuhkan motivasi serta minat belajar siswa; (c) Mengembangkan imajinasi dan daya pikir siswa; (d) Meningkatkan hasil belajar siswa(Rochyadi 2012).

Media busy book salah satu media pembelajaran yaitu buku kain yang terdiri dari halaman-halaman yang berisi berbagai macam kegiatan yang dikemas dalam bentuk buku. Didalam busy book ini berisi aktifitas-aktifitas sederhana seperti puzzle, maze, membuka resleting, dan lain-lain. Busy book ini merupakan media yang efektif untuk mengajarkan kosakata sederhana secara menarik antara lain color, animals, numbers, dan shape.Pengalaman di lapangan oleh peneliti di SLB Sekar handayani, Panggang, Gunungkidul pada saat wawancara dengan wali kelas dan berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan berhitung siswa kelas 2 SDLB-C masih sangat kurang.

(3)

214 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB

Siswa belum mampu memahami dan menyelesaikan soal penjumlahan sederhana baik dengan gambar yang dituliskan dipapan tulis. Berdasarkan masalah tersebut peneliti mempunyai solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan membuat media pembelajaran yang menarik seperti busy book.

METODE

Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jeni penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini terdiri dari komponen kegiatan yang saling berhubungan satu sama yang lain yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa media pembelajaran yang digunakan yaitu media busy book. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah soal berhitung, dikarenakan memerlukan latihan dalam berpikir kritis, kreatif, serta alternative. Apalagi untuk anak yang dikategorikan kedalam anak Tunagrahita yang memiliki IQ di bawah rata-rata pada umumnya. Berdasarkan hal tersebut untuk melatih kemampuan berhitung diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya seperti media busy book, media ini berisi aktifitas-aktifitas sederhana seperti puzzle, maze, membuka resleting, dan lain-lain. Media ini dapat dipakai untuk dipakai semua mata pelajaran, dapat dibuat sendiri, item-item dapat diatur sendiri, dapat dipersiapkan terlebih dahulu, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa, dapat digunakan berkali-kali, dan menghemat waktu dan tenaga. Dalam penggunaannya media busy book dapat divariasi dengan media yang lainnya. Dengan adanya media busy book ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa maupun tugas – tugas lainnya yang berkaitan masalah soal berhitung.

Bersamaan dengan tidnakan peneliti melakukan observasi, kegiatan yang diamati adalah melalui pelafalan dan penghafalan angka-angka satu persatu setiap siswa. Adapun indikator yang diamati selama kegiatan yakni kemampuan anak dalam mengurutkan angka yang disebutkan atau ditunjukkan guru yang kemudian dilanjutkan oleh siswa sesuai yang guru tunjuk secara acak. Dari daftar lembar pengamatan kegiatan siswa, diperoleh data bahwa kemampuan siswa dalam berhitung pada akhir siklus I yaitu dengan kriteria MB ada 1 siswa, BSH ada 2 Siswa, dan BSB ada 1 siswa. Hasil data Observasi dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I No Nama Kemunculan indikator % Kriteria Pert I pert II 1 AJ 1 2 50.00 MB 2 AR 1 2 88.88 BSB 3 FP 1 2 38.88 MB 4 SA 1 2 61.10 BSH Keterangan BB : Belum Berkembang, 0% - 25% MB : Mulai Berkembang, 26%-50%

(4)

215 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB BSH : Berkembang Sesuai Harapan, 51% - 75%

BSB : Berkembang Sangat Baik, 76% - 100%

Berdasarkan hasil observasi kemampuan berhitung siswa pada Siklus I dapat diketahui kemunculan Indikator yang sering muncul. Data kemunculan per indicator dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel Hasil Observasi Kemunculan Per Indikator Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I

No Indikator Jumlah kemunculan Pert I Pert II 1 Indikator 1 2 2 2 Indikator 2 2 2 3 Indikator 3 0 0 4 Indikator 4 0 0 Keterangan :

Indicator 1 : melafalkan & hafal angka Indicator 2 : membedakan ganjil & genap Indikator 3 : kemampuan penjumlahan Indicator 4 : kemampuan pengurangan

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa indicator 1 dan 2 mengalami peningkatan kemunculan dari hasil pra tindakan. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berhitung siswa meningkat. Dengan melihat hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan Siklus I terlihat terjadi peningkatan pada setiap kegiatan. Namun hasil yang diperoleh pada siklus ini belum mencapai pada indicator yang di inginkan maka perlu adanya siklus II.

Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus II No Nama Kemunculan indikator % Kriteria Pert I pert II 1 AJ 2 3 53.00 BSH 2 AR 1 3 88.88 BSB 3 FP 2 2 38.88 MB 4 SA 1 3 61.10 BSH

Dari data tabel tersebut dapat dilihat bahwa ketercapaian pada akhir siklus II menunjukkan MB sebanyak 1 siswa, kriteria BSH sebanyak 2 siswa dan kriteria BSB sebanyak 1 siswa. Berdasarkan hasil Observasi kemampuan berhitung siswa pada siklu II dapat diketahui kemunculan indicator yang sering muncul adalah indicator 2 dan indicator 3. Hal ini membuktikan bahwa kemampun berhitung siswa meningkat. Namun hasil yang diperoleh pada siklus ini belum mencapai pada indicator yang di inginkan oleh peneliti maka perlu adanya siklus III.

(5)

216 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB

Tabel Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus III No Nama Kemunculan indikator % Kriteria Pert I pert II 1 AJ 3 4 60.00 BSH 2 AR 3 4 88.88 BSB 3 FP 2 4 44.88 MB 4 SA 1 4 70.10 BSH

Berdasarkan hasil pengamatan dari pelaksanaan Siklus III apabila dibandingkan dengan Siklus II dan Siklus I telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan telah mencapai indicator keberhasilan 80% dari keseluruhan jumlah siswa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa ketercapaian pada akhir siklus III menunjukkan kriteria MB sebanyak 1 siswa , kriteria BSH sebanyak 2 siswa , kriteria BSB sejumlah 1 siswa.

Dari hasil Observasi Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus III dapat diketahui kemunculan indicator yang sering muncul. Data kemunculan per indicator dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Hasil Observasi Kemunculan Per Indikator Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus III

No Indikator Jumlah kemunculan

pert I pert II 1 indikator 1 3 4 2 indikator 2 3 4 3 indikator 3 2 4 4 indikator 4 1 4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa indicator 3 dan 5 mengalami peningkatan kemunculan, indicator 3 dan 4 merupakan indicator yang sering muncul. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan berhitung siswa meningkat. Siswa yang belum mencapai indicator kemampuan berhitung penanganan prosespembelajaran diserahkan kepada guru kelas untuk mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Dari hasil refleksi yang diperoleh pada Siklus III maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran menggunakan media busy book untuk meningkatkan kemampuan berhitung pada siswa kelas II Tunagrahita ringan di SLB Sekar Handayani Kecamatan Panggang telah berhasil dilaksanakan dan telah memenuhi kriteria yang telah menjadi tujuan penelitian yaitu siswa telah mencapai indicator kemampuan berhitung.

Adapun peningkatan kemampuan berhitung siswa berdasarkan observasi awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(6)

217 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB

Tabel Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berhitung Siswa

Pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III tahap ini sudah dilaksanakan dengan baik. Pada tahap ini siswa sudah terlihat aktif, berani dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Suasana kelas terasa menjadi hidup dan terlihat komunikasu yang baik dengan teman dan gurunya. Oleh karena itu melalui media busy book yang menarik dan mudah dipahami, semua siswa berani dan aktif melakukan ataupun mencoba mengerjakan tugas berkaitan dengan angka-angka sehingga kemampuan berhitung siswa akan semakin meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan maka diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media Busy Book dalam kegiatan belajar mengajar di kelas 2 SDLB-C di SLB Sekar Handayani Kecamatan Panggang dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kriteria kemampuan berhitung siswa meningkat dari pra tindakan, siklus I, siklus II maupun siklus III

No Nama Siswa Pra

Tindakan

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Anjani 16, 66 % 45,00 % 55,00% 95,00 %

2. Ari Ristiyanto 51,00 % 60, 00 % 88,88% 90,00 % 3. Fadli Pratama 16,66 % 50, 00 % 68,88% 91,00 % 4. Sindy Atikasari 33,33 % 55, 55 % 61,10% 92, 50 %

(7)

218 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB DAFTAR PUSTAKA

Anon. 2012. “Pembelajaran Bina Diri Pada Anak Tunagrahita Ringan.” Jpk: Jurnal Pendidikan Khusus 9(1).

Choi, Ikkyu, Mikyung Kim Wolf, Emilie Pooler, and Lorraine Sova. 2019. “Investigating the Benefits of Scaffolding in Assessments of Young English Learners : A Case for Scaffolded Retell Tasks Investigating the Benefits of Scaffolding in Assessments of Young English Learners : A Case for Scaffolded Retell Tasks.” Language Assessment Quarterly 16(2):161–79. doi: 10.1080/15434303.2019.1619180.

Daryanto, D. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media

Dwiyanti, L., Khan, R. I., & Kurniawati, E. (2019). Pengembangan Permainan Smart Adventure Untuk Meningkatkan Kesiapan Belajar Berhitung Permulaan Anak Usia Dini. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 14(1), 59–66. https://doi.org/10.21009/jiv.1401.6

Pembelajaran Bina Diri Pada Anak Tunagrahita Ringan. (2012). In Jpk: Jurnal Pendidikan Khusus (Vol. 9, Issue 1). https

Kurniawati, Etik. 2018. “PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK TUNAGRAHITA DALAM PENDIDIKAN VOKASIONAL Studi Deskriptif Kualitatif Di Balai Rehabilitasi Sosial Disgranda ‘Raharjo’ Sragen.” Jurnal Penelitian 11(2):263–80. doi: 10.21043/jupe.v11i2.3485.

Louk, Michael Johanes. H., and Pamuji Sukoco. 2016. “Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Keterampilan Motorik Kasar Pada Anak Tunagrahita Ringan.” Jurnal Keolahragaan 4(1):24. doi: 10.21831/jk.v4i1.8132.

Lela Nurlaela (2018) dalam skripsinya yang berjudul “ Pengembangan Media Pembelajaran Busy Book Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Di Play Ground Islam Bina Balita Way Halim Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018”.

Mastiani, Emay, Sutaryat Trisnamansya, Iim Wasliman, and Hanafiah Hanafiah. 2021. “Manajemen Pembelajaran Keterampilan Sebagai Persiapan Pekerjaan Anak Tunagrahita Ringan Jenjang SMALB.” Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus 5(1):56– 65. doi: 10.24036/jpkk.v5i1.570.

Mufiddah, Rochman Kholisatum, Moh. Efendi, and Sulthoni. 2019. “Program Vokasional Siswa Tunagrahita Di SMALB Malang (Studi Multi Situs Di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Malang).” Jurnal Ortopedagogia VOLUME 5(November):74–80.

Rochyadi, E. 2012. “Karakteristik Dan Pendidikan Anak Tunagrahita.” Pengantar Pendidikan Luar Biasa 1–54.

Safera, Octa, and Yarmis Hasan. 2019. “Meningkatkan Keterampilan Vokasional Menanam Seledri Melalui Metode Explicit Instruction Pada Anak Tunagrahita Ringan.” E-Jupekhu 7(1):249–57.

Sasmitara, Nella Kunta. 2019. “Teknik Modelling Keterampilan Vokasional Dalam Membuat Keset Untuk Siswa Tunagrahita Ringan.” Jurnal Pendidikan Khusus 12.

Sekarwati, Dyah Ayu, and Edi Riyanto. 2013. “Permainan Maze Matching Board Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita.” Jurnal Pendidikan Khusus 3(3):1–8.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Suharsimi Arikunto dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sutjihati Somantri. 2012. Psikologi Siswa Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama Risa Mufliharsi. 2017. Pemanfaatan Busy Book pada Anak Usia dini. Universitas Indraprasta

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen fasilitas olahraga, layanan guru terhadap efektivitas pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah menengah

This paper presents an optimum sizing assessment for stand-alone hybrid distributed energy system feeding a sub-village sized household community in the rural areas, affected

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

dari hasil temuan bahwa banyaknya guru di lingkungan kementerian agama Provinsi Jawa Barat, sehingga kurang merata dalam pembagian kegiatan pelaksanaan diklat

Model Pembelajaran Tutorial Pada Sistem Belajar Jarak Jauh Sebagai Bentuk Pendidikan Orang Dewasa.. Tesis Magister pada Program Pendidikan Luar

Mesin yang digunakan untuk memotong terdiri dari 2 mesin,yaitu mesin Achard dan mesin Thayre.Plat-plat kern yang sudah disusun menjadi inti magnet akan dikencangkan dengan traves,

Pada gardu distribusi tempat dimana arus dari gardu induk masuk kegardu distribusi tersebut yang kemudian arus listrik dihubungkan kegardu hubung, sedangkan kegunaan gardu

Namun demikian bukti empirik mengenai latar belakang (baik sekolah maupun guru) yang mempengaruhi jenis dan intensitas nilai rujukan guru demikian juga efeknya