• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEKERJAAN SLAB PADA PROYEK JALAN TOL ELEVATED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PEKERJAAN SLAB PADA PROYEK JALAN TOL ELEVATED"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEKERJAAN SLAB PADA PROYEK JALAN TOL

ELEVATED

Nur Aghniyatun Sholiha1, Rianzani Suci Ramadhanti2 , Suripto3

Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424.

e-mail: nuraghniyatun@gmail.com1, rianzanidh@gmail.com2, toriptop@gmail.com3

ABSTRACT

Construction of the Toll Road Jakarta - Cikampek II Elevated which is located in Cikunir - Karawang Barat, West Java, later to break down the congestion inside the Jakarta - Cikampek Toll Road. The final project preparation regarding the Implementation of Slab Work on the Jakarta - Cikampek II Elevated Toll Road Project aims to explain the process of formwork, reinforcement, casting work and maintenance work which includes analysis of the needs of equipment, workers and materials used. The method used in the implementation of this work is intended so that the work can run smoothly on roads that are operating normally and do not disturb the passing road users.

Keywords: elevated, Slab, Formwork, Casting, reinforcement

ABSTRAK

Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated yang terletak di Cikunir – Karawang Barat, Jawa Barat ini nantinya untuk mengurai kemacetan yang ada di dalam Jalan Tol Jakarta – Cikampek. Penyusunan proyek akhir mengenai Pelaksanaan Pekerjaan Slab Pada Proyek Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated ini bertujuan untuk menjelaskan proses pelaksanaan pekerjaan pembekistingan, pekerjaan pembesian, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan perawatan yang meliputi analisis kebutuhan alat, pekerja serta bahan yang digunakan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar di atas jalan yang sedang beroperasi dengan normal dan tidak mengganggu pengguna jalan yang melintas.

Kata kunci : Jalan Layang, Pelat Lantai, Bekisting, Pengecoran, Pembesian.

PENDAHULUAN

Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated merupakan proses kegiatan mengelola atau mengurus pekerjaan dari pekerjaan persiapan lokasi; kebutuhan alat, bahan, dan tenaga kerja; serta proses pelaksanaan sampai dengan pekerjaan

finishing yang diikuti dengan quality control sehingga pembangunan terlaksana sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Dalam pelaksanaan pekerjaan slab di jalan tol Jakarta – Cikampek II

Elevated terdiri dari pekerjaan persiapan,

pekerjaan pengukuran, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian,

perkerjaan pengecoran dan yang terakhir pekerjaan curing.

Menurut Wigbout (1997), secara garis besar tipe dari bekisting dibedakan menjadi 3, yaitu : [1]

1. Bekisting Konvesional 2. Bekisting Semi Sistem 3. Bekisting Full Sistem

Pada pekerjaan bekisting di proyek jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated menggunakan 2 jenis, yaitu bekisting konvensional (yang digunakan hanya di jalur Utara dan Selatan) dan bekisting

full sistem dengan sistem ULMA (yang

digunakan hanya di jalur median). Menurut SNI 07-2052-2002, baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang

(2)

digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dan bahan baku billet dengan cara canai panas (hot rolling) [3]. Pekerjaan pembesian pada slab dilakukan mengikuti shop drawing. Pemasangan besi akan dilakukan oleh tenaga terampil yang berpengalaman dan memiliki ketelitian serta dapat membaca gambar kerja.

Tabel 1. Diameter Bengkokan Minimum [4]

(sumber : SNI 03-2847-2002) Pekerjaan pengecoran pada slab menggunakan sistem Cast In Situ atau pengecoran langsung ditempat dengan fc’ 35 Mpa dan nilai slump 14±2cm, menggunakan alat Concrete Pump untuk pengaplikasiannya. Dan pada pekerjaan

curing, perawatan dilakukan dengan cara

menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.

Menurut SNI 03-1974-1990, ada beberapa ketentuan khusus yang harus diikuti untuk uji kuat tekan sebagai berikut [6]:

1. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 20 x 20 x 20 cm cetakan diisi dengan adukan beton 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 29 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 16 mm, panjang 600 mm.

2. Untuk benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 cm, cetakan diisi dengan adukan beton dalam 2 lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 32 kali tusukan; tongkat pemadat diameter 10 mm, panjang 300 mm.

3. Benda uji berbentuk kubus tidak perlu dilapisi.

4. Bila tidak ada ketentuan lain konversi kuat tekan beton dari bentuk kubus ke bentuk silinder,

maka digunakan angka

perbandingan kuat tekan seperti berikut ;

Tabel 2. Daftar Konversi

(sumber : SNI 03-1974-1990) Tabel 3. Besar Nilai Slump menurut PBI ’71 [2]

(sumber : PBI 71’)

Pembangun jalan layang di atas jalan yang beroperasi secara normal seperti yang dilakukan proyek jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated tidaklah mudah, dibutuhkan metode pelaksanaan yang tepat untuk memenuhi sasaran proyek, yaitu hemat biaya, mutu yang baik, ketepatan waktu pekerjaan serta segi keamanan dan keselamatan. Untuk menjelaskan proses pelaksanaan pada pekerjaan slab mulai dari tahap pekerjaan persiapan, pembesian, bekisting, pengecoran dan perawatan dengan pada proyek jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated.

Produktivitas tenaga kerja juga perlu diperhitungkan agar proyek dapat berjalan secara maksimal. Produktivitas Tenaga Kerja Berdasarkan Permen PU No. 11 Tahun 2013 sebagai berikut [7] :

(3)

Tabel 4. Penuangan Beton untuk 1 Buah Komponen Pelat

(sumber : Permen PU No. 11 Tahun 2013)

Tabel 5. Pemasangan 10 kg Besi Tulangan

(sumber : Permen PU No. 11 Tahun 2013)

Tabel 6. Pemasangan 1 m2 Bekisting

(sumber : Permen PU No. 11 Tahun 2013)

Menganalisis kebutuhan alat, pekerja, serta bahan atau material pada setiap pelaksanaan pekerjan slab mulai dari tahap pekerjaan persiapan, pembesian, bekisting, pengecoran dan perawatan pada proyek jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated. Sebagai sarana menambah pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-teori yang sudah diperoleh di kampus Politeknik Negeri Jakarta. Sebagai rujukan orang lain untuk pekerjaan yang sejenis.

METODE PENELITIAN

Penulisan untuk proyek akhir ini dilakukan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated yang terletak di Jakarta sampai Karawang, Jawa Barat pada P324 – P325..

Gambar 1. Bagan Alir Pemikiran

Ramcangan Penulisan Proyek Akhir

HASIL dan PEMBAHASAN

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Pekerjaan Bekisting

Pemasangan boundeck

Bahan = 249 lembar boundeck

Alat = 1 buah alat las, 1 buah mobile crane

Tenaga kerja = 1 orang operator, 1 orang kepala tukang, 5 orang pekerja

Pabrikasi bekisting

Bahan = 10 set bekisting tipe A1, 2 set bekisting tipe A2, 8 set bekisting tipe C1, 1 set bekisting tipe C2, 1 set bekisting tipe C2M, 2 set bekisting tipe C3

Alat = 1 unit hidrolik crane

Tenaga kerja = 1 orang operator, 1 orang kepala tukang, 16 pekerja

(4)

Bahan = 24 set bekisting Alat = 1 unit mobile crane

Tenaga kerja = 1 orang operator, 2 orang kepala tukang, 6 orang pekerja

Pembongkaran bekisting

Alat = 1 unit mobile crane, 1 unit mobil hoist

Tenaga kerja = 2 orang operator, 9 orang pekerja

Gambar 2. Potongan melintang bekisting

Gambar 3. Bagan Alir Pelaksanaan Bekisting

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Pekerjaan Pembesian

Pabrikasi tulangan

Bahan = 1436 batang D13, 952 batang D16, 552 batang D25, 88 batang D32 Alat = 2 buah bar bender, 2 buah bar cutter

Tenaga kerja = 1 orang kepala tukang, 15 orang pekerja

Pemasangan tulangan

Bahan = 2436 batang D13, 7770 batang D16, 1564 batang

D25, 88 batang D32, 3 bundle kawat bendrat

Alat = 25 buah meteran, 50 gegep, 1 unit mobile crane

Tenaga kerja = 1 orang operator, 6 orang kepala tukang, 119 orang pekerja

Gambar 4. Potongan melintang pembesian

(5)

Gambar 5. Bagan Alir Pelaksanaan Pembesian

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Pekerjaan Pengecoran

Bahan = 215 m3 beton fc’ 35

Alat = 36 unit concrete mixer kapasitas 6 m3, 1 unit concrete pump, 2 buah concrete vibrator, 3 buah grooving tool, 5 buah jidar

Tenaga kerja = 2 orang operator, 14 orang pekerja

Gambar 6. Bagan Alir Pelaksanaan Pengecoran

Prosedur dari uji slump sesuai SNI 03-1972-2008 adalah sebagai berikut [5] :

1. Letakkan kerucut diatas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Lalu kerucut harus ditahan secara kokoh dengan cara berdiri diatas bagian injakan.

2. Masukan beton dalam tiga lapis, setiap lapisnya sekira sepertiga dari volume kerucut.

3. Padatkan setiap lapis denga 25 tusukan menggunakan tongkat pemadat. Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan.

(6)

4. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas dengan cara menggeserkan tongkat pemadat di atasnya.

5. Lepaskan kerucut dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertical secara hati-hati. 6. Letakkan kerucut dengan cara

terbalik disamping benda uji, lalu letakkan tongkat pemadat secara vertikal pada bagian atas kerucut. 7. Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur

segera slump dengan

menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton.

Analisis Kebutuhan Sumber Daya Pekerjaan Perawatan

Bahan = 477 buah karung goni

Alat = 1 unit mobil tangki air kapasitas 5000 liter

Tenaga kerja = 2 orang pekerja dan 1

orang supir tangki air bersih Gambar 7. Bagan Alir Pelaksanaan Perawatan

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang telah penulis lakukan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Tahapan pelaksanaan pekerjaan slab pada P324 – P325 A proyek jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated ini meliputi pekerjaan persiapan yang terdiri atas pekerjaan pengukuran (leveling dan ketepatan letak steel box girder) dan pemotongan shier connector, pekerjaan pemasangan boundeck sebagai alas pengecoran yang terletak di celah antar steel box girder, pekerjaan pemasangan bekisting yang menggunakan bekisting full sistem dari merk ULMA untuk menahan beton dibagian

(7)

samping-samping slab, pekerjaan pembesian, pekerjaan pengecoran dengan mutu beton fc’35 dengan slump 14 ± 2 cm dan tahapan terakhir yaitu pekerjaan

perawatan (curing) dengan

menggunakan karung goni yang menutupi seluruh permukaan beton dan disiram air secara rutin selama 7 hari. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di BAB V tentang perhitungan kebutuhan sumber daya (alat, bahan dan tenaga kerja) maka didapatkan rekapitulasi sebagai berikut : (table dilampirkan)

UCAPAN TERIMAKASIH

Uccapan Terima Kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam melaksanakan penulisan ini yaitu PT ACSET Indonusa.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wigbout, F. Ing, 1992, Buku

Pedoman tentang Bekisting (Kotak Cetak), Erlangga, Jakarta

[2] Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1971. Bahan-bahan.

Bandung.

[3] SNI 07-2052-2002, Baja Tulangan

Beton, Badan Standarisasi Nasional.

[4] SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk

Bangunan Gedung, Badan

Standarisasi Nasional

[5] SNI 03-1972-2008, Cara Uji Slump Beton, Badan Standarisasi

Nasional.

[6] SNI 03-1974-1990, Cara Uji Kuat Tekan Beton dengan Benda Uji Silinder yang Dicetak, Badan Standarisasi Nasional.

[7] Permen PU No. 11 tahun 2013, Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan

Umum, Sekertariat Negara. Jakarta.

[8] Data pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated.

[9] Data teknik bekisting full sistem proyek pembangunan jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated

[10] Gambar kerja pekerjaan pada proyek pembangunan jalan tol Jakarta – Cikampek II Elevated

(8)

Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Kebutuhan Sumber Daya

Pekerjaan bahan Alat tenaga kerja

jenis jumlah satuan jenis jumlah satuan operator kep. Tukang pekerja

Bekisting

pemasangan boundeck boundeck 249 lembar alat las 1 buah 1 orang 1 orang 5 orang

mobile crane 1 unit

pabrikasi bekisting

bekisting

Tipe A1 10 set

hidrolik crane 1 unit 1 orang 1

orang/shift 16 orang/shift bekisting Tipe A2 2 set bekisting Tipe C1 8 set bekisting Tipe C2 1 set bekisting Tipe C2M 1 set bekisting Tipe C3 2 set

pemasangan bekisting bekisting 24 set mobile crane 1 unit 1 orang 2 orang 6 oang

Pembongkaran Bekisting

mobil

hoist/alimax 1 unit 2 orang 9 orang

mobile crane 1 unit

pembesian

Pabrikasi

D13 1436 batang bar bender 2 buah

1 orang 15 orang

D16 952 batang bar cutter 2 buah

D25 552 batang

D32 88 batang

Pemasangan

D13 2436 batang meteran 25 buah

1 orang 6

orang/shift

119 orang/shift

D16 7770 Batang gegep 50 buah

(9)

D32 88 batang kawat bendrat 3 bundle Pengecoran beton fc'35 215 m3 concrete mixer kapasitas 6 m3 36 unit 2 orang - 14 orang concrete pump produktivitas 30 m3/jam 1 unit concrete vibrator 2 unit

grooving tool 3 buah

jidar 5 buah

mobile crane 1 unit

perawatan (curing) karung goni 477 Buah

mobil tangki air kapasitas 5000 liter

1 unit 2 orang pekerja dan 1 orang supir

Gambar

Tabel 1. Diameter Bengkokan  Minimum [4]
Tabel  4.  Penuangan  Beton  untuk  1  Buah Komponen Pelat
Gambar 2. Potongan melintang bekisting
Gambar  5.  Bagan  Alir  Pelaksanaan  Pembesian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Daya dukung aksial terkecil, P = 514.29 kN Diambil daya dukung aksial tiang pancang, P ijin = 510.00 kN. Berdasarkan hasil uji SPT (Meyerhoff) Berdasarkan hasil uji sondir

Kualitas imunoglobulin dalam kolostrum yang dihasilkan tergantung pada musim, ras sapi, umur induk, kesehatan kelenjar ambing, waktu pemerahan setelah partus,

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga puluh satu bulan Oktober tahun Dua ribu empat belas, yang bertandatangan. dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Define : pada tahapan ini diperoleh data berupa syarat – syarat yang diperlukan dalam pembelajaran, melalui kegiatan analisis awal akhir, analisis siswa, analisis konsep,

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara bersama-sama Word of Mouth Marketing yang terdiri dari Talkers, Topics, Tools, Taking

Hasil tersebut didasarkan pada hasil penelitian secara simultan yang menunjukkan bahwa Konflik Kerja (X1) dan Stres Kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Sebagian siswa mendapatkan nilai di bawah KKM itu disebabkan karena cara guru mengajar tentang materi surat dinas yang kurang benar di kelas, cara penggunaan metode