• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Coffee Toffee Cabang Kota Malang) | Mahdiasukma | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Konsumen Coffee Toffee Cabang Kota Malang) | Mahdiasukma | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

55

PENGARUH

WORD OF MOUTH MARKETING

TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN

(Survei pada Konsumen Coffee Toffee Cabang Kota Malang)

Putra Mahdiasukma Achmad Fauzi Fakultas Ilmu Administrasi

Univеrsitas Brawijaya Malang

putramahdiasukma@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to (1) know and explain the influence Word of Mouth Marketing which consists of Talkers, Topics, Tools, Taking Part, and Tracking on Purchasing Decision Process, (2) know and explain partially influence of Talkers variable on Purchasing Decision Process, (3) know and explain partially influence of Topics variable on Purchasing Decision Process, (4) know and explain partially influence of Tools variable on Purchasing Decision Process, (5) know and explain partially influence of Taking Part variable on Purchasing Decision Process, (6) know and explain partially influence of Tracking variable on Purchasing Decision Process. The type of research that used in this research is explanatory research. This research method is survey method with quantitative approach. Variables in this study include Talkers, Topics, Tools, Taking Part, Tracking, and Purchasing Decision Process. The population in this study is Consumers Coffee Toffee who recommended to purchasing by others, especially friends or family. Another characteristic is an adult between the ages of 18 years to 38 years. The sa mpling technique in this research is nonprobabilistic sampling with purposive sampling technique. The sample of this research is 100 respondents.

Kеywords: Word of Mouth Marketing, Purchasing Decision, Recommendation

АBSTRАK

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara bersama-sama Word of Mouth Marketing yang terdiri dari Talkers, Topics, Tools, Taking Part, dan Tracking terhadap Proses Keputusan Pembelian, (2) Mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Talkers terhadap Proses Keputusan Pembelian, (3) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Topics

terhadap Proses Keputusan Pembelian, (4) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel

Tools terhadap Proses Keputusan Pembelian, (5) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Taking Part terhadap Proses Keputusan Pembelian, (6) mengetahui dan menjelaskan pengaruh secara parsial variabel Tracking terhadap Proses Keputusan Pembelian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Metode yang digunakan ialah metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini meliputi Talkers, Topics, Tools, Taking Part, Tracking,

dan Proses Keputusan Pembelian. Populasi dalam penelitian ini adalah Konsumen Coffee Toffee yang direkomendasikan untuk melakukan pembelian oleh orang lain, khususnya teman atau keluarga. Karakteristik lainnya adalah sudah dewasa yaitu berumur antara 18 tahun sampai 38 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling nonprobabilistik (nonprobability sampling) dengan teknik purposive sampling (sampel bertujuan). Sampel dari penelitian ini adalah 100 orang responden.

(2)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

56 PЕNDAHULUAN

Word of Mouth Marketing tidak hanya berkembang di luar negeri, di Indonesia strategi pemasaran ini juga berkembang. Banyak usaha-usaha di seluruh Indonesia menggunakan Word of Mouth Marketing, bahkan sebuah portal bisnis Indonesia bernama SWA memberikan penghargaan khusus untuk perusahaan di Indonesia yang memiliki Word of Mouth Marketing terbaik setiap tahunnya dari tahun 2013. Dikarenakan keefektifan dan keefisienaan

Word of Mouth Marketing banyak perusahaan yang menggemari strategi pemasaran ini. Salah satu industri yang paling menggemari strategi ini adalah industri kuliner.

Malang merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus berkembang dalam dunia bisnis. Banyak usaha-usaha baru yang bermunculan dalam beberapa tahun terakhir khususnya pada industri kuliner. Ada beberapa usaha di Malang yang mengimplementasikan

Word of Mouth Marketing dalam strategi pemasarannya. Salah satunya adalah Coffee Toffee, sebuah kafe yang menjual kopi asli Indonesia berkualitas tinggi.

Coffee Toffee berdiri di bawah PT Coffee Toffee pada tahun 2006. Coffee Toffee memiliki 100 lebih cabang di seluruh Indonesia. Seratus lebih cabang tersebut tersebar di Jakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Bandung, Semarang dan kota-kota lainnya. Kesuksesan Coffee Toffee ini tidak didapat dengan mudah. Pada tahun 2008 PT Coffee Toffee mengalami kebangkrutan, kemudian bangkit lagi hingga menjadi perusahaan yang besar seperti sekarang. Salah satu kunci kebangkitan dan kesuksesan Coffee Toffee adalah Strategi Word of Mouth Marketing yang mereke terapkan.

Biji kopi yang tersedia di Coffee Toffee 100% asli Indonesia. Tidak hanya asli Indonesia, biji kopi yang tersedia di Coffee Toffee juga memiliki kualitas yang sangat tinggi. Hal ini membuat kopi di Coffee Toffee sangat digemari oleh para pecinta kopi. Kualitas biji kopi terbaik pada Coffee Toffee ini merupakan keunggulan yang tidak semua pesaing punya. Kualitas biji kopi ini merupakan konten yang menarik untuk terciptanya Word of Mouth Marketing.

Coffee Toffee memiliki kampanye sosial untuk membangkitkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kopi lokal asli Indonesia. Kampanye itu bernama “Yes, I drink Indonesian Coffee”. Kampanye ini diharapkan dapat

berdampak positif terhadap pandangan masyarakat Indonesia terhadap kualitas biji kopi

asli Indonesia. Masyarakat Indonesia bisa bergabung dengan pergerakan ini melalui website resmi Coffee Toffee. Di dalam website tersebut juga dijelaskan secara detail maksud dari kampanye tersebut. Kampanye ini menjadi bahan perbincangan di masyarakat sehingga dapat menciptakan Word of Mouth Marketing bagi Coffee Toffee.

Gambar 1 Kampanye yang Dibuat oleh Coffee Toffee

Sumber : www.coffeetoffee.co.id

Sosial media yang dipakai oleh Coffee Toffee adalah Facebook, Twitter, dan Instagram. Media-media tersebut merupakan media yang dipakai oleh Coffee Toffee dalam menyebarluaskan kampanyenya. Selain itu, media tersebut berguna untuk memberikan informasi kepada pelanggan mengenai acara-acara yang diselenggarakan oleh Coffee Toffee maupun promosi-promosi terkini yang diberikan oleh Coffee Toffee.

Edukasi konsumen juga merupakan hal yang diperhatikan oleh Coffee Toffee. Coffee Toffee sering bekerjasama dengan beberapa pihak untuk membuat acara bertemakan kopi. Acara yang dibuat oleh Coffee Toffee difokuskan untuk edukasi kepada konsumen mengenai kopi, seperti

training membuat kopi. Coffee Toffee juga memberikan edukasi melalui sosial medianya. Melalui Twitter dan Youtube, Coffee Toffee membagikan video cara membuat kopi yang baik melalui beberapa teknik. Konten yang bermanfaat ini akan lebih mudah untuk disebarluaskan oleh pelanggan Coffee Toffee. Word of Mouth akan terbentuk dengan sendirinya. Masyarakat akan menganggap Coffee Toffee tidak hanya memikirkan keuntungan mereka, tetapi juga memikirkan wawasan masyarakat luas mengenai kopi.

Coffee Toffee juga sangat mendukung

komunitas-komunitas yang ingin

(3)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

57 mendapatkan potongan harga.

Komunitas-komunitas ini menjadi salah satu media dalam membantu berjalannya Word of Mouth Marketing. Komunitas ini dapat menjadi kelompok acuan dalam masyarakat untuk memilih membeli produk Coffee Toffee.

Setiap cabang Coffee Toffeememiliki ciri suasana yang sama. Interior Coffee Toffee memiliki ciri khas yaitu mengutamakan kayu. Desain ini membuat Coffee Toffee memiliki ciri khas. Ditambah dengan pelayanan Coffee Toffee yang sangat baik, Coffee Toffee akan sangat nyaman untuk menjadi tempat berkumpul bersama teman-teman. Hal ini bisa menjadi konten yang menarik untuk Word of Mouth Marketing.

Coffee Toffee juga sangat mementingkan detail dari produknya. Tidak hanya dari rasa produknya, penampilan dan penyajian produk juga diutamakan. Hal ini dilakukan agar produk Coffee Toffee memiliki khas tersendiri. Selain itu, detail dekorasi pada Coffee Toffee juga sangat dipikirkan secara mendetail. Banyak pesan yang disampaikan dalam dekorasinya mengenai kopi Indonesia. Hal-hal detail yang dipikirkan oleh Coffee Toffee terlihat kecil tetapi berdampak besar bagi konsumen. Detail-detail ini yang akan diceritakan konsumen Coffee Toffee kepada teman atau keluarganya.

Word of Mouth Marketing yang diciptakan oleh Coffee Toffee digunakan untuk mempermudah keputusan pembelian calon konsumen. Peter dan Olson (2013:162) berpendapat bahwa suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan “di antara dua atau lebih tindakan (atau perilaku) alternatif”. Peran Word of Mouth Marketing sangat berperan pada tahap pemilihan alternatif. Ketika calon konsumen sudah mengetahui masalahnya dan ingin mencari solusi, calon konsumen akan menghadapi banyak pilihan (alternatif). Setelah itu konsumen akan membuat keputusan pembelian dari beberapa alternatif yang tersedia. Pada tahap ini rekomendasi dari teman atau keluarga (orang yang dipercaya oleh calon konsumen) sangat berpengaruh, pendapat ini diperkuat oleh penelitian Global Nielsen (gambar 1.1).

Dilihat dari banyaknya alternatif cafe di Malang yang mengutamakan menu kopi, sangat diperlukan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan kompetitor. Beberapa cara Coffee Toffee memberikan keunggulan kompetitif yaitu dengan menggunakan kopi asli Indonesia berkualitas tinggi, memberikan penyajian produk yang unik dan menunjukkan kepedulian Coffee Toffee kepada pecinta kopi di Indonesia. Beberapa hal ini

dapat menjadi konten dalam terciptanya Word of Mouth Marketing. Keunggulan kompetitif yang diciptakan Coffee Toffee bisa menjadi topik pembicaraan di masyarakat. Ketika calon konsumen sedang memasuki tahap pemilihan alternatif, mereka akan bertanya kepada orang yang mereka percaya untuk memudahkan pembuatan keputusan. Orang terdekat ini yang diharapkan menjadi agen tanpa dibayar untuk Coffee Toffee dalam proses terciptanya Word of Mouth Marketing.

KAJIAN PUSTAKA Word of Mouth Marketing

Word of Mouth Marketing merupakan salah satu strategi pemasaran. Word of Mouth Marketing dapat disebut juga dengan pemasaran dari mulut ke mulut. Menurut Sernovitz (2012:3-4) The definition of Word of Mouth Marketing: 1) Giving people a reason to talk about your stuff 2) Making it easier for that conversation to take

place

Word of Mouth is natural conversation between real people. Word of Mouth Marketing is working within this conversation so people are talking about you. Word of Mouth is about genuine consumer conversations. Word of Mouth Marketing is joining that conversation and participating in it.

Word of Mouth Marketing bisa saja dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Untuk melakukan Word of Mouth Marketing

dengan sengaja (Amplified Word of Mouth) diperlukan perencanaan yang sangat baik. Menurut Sernovitz (2009:19) salah satu perencanaan Word of Mouth Marketing yang baik adalah dengan dengan memperhatikan 5 elemen dasar Word of Mouth Marketing, sebagai berikut :

a. Talkers

b. Topics

c. Tools

d. Taking Part

e. Tracking

Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi (2008:415) Keputusan Pembelian adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan dalam periode tertentu. Peter dan Olson (2013:162) berpendapat bahwa suatu keputusan (decision) mencakup suatu pilihan “di

(4)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

58 Semua aspek afeksi dan kognisi terlibat dalam

pengambilan keputusan, termasuk pengetahuan, arti, dan kepercayaan yang diaktifkan memori dan proses perhatian serta pemahaman terlibat dalam interpretasi informasi baru dalam lingkungan.

Menurut Kotler (2012:166) ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Penilaian Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pasca-pembelian

Hipotеsis

H1 : Word of Mouth Marketing (X) yang terdiri dari Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3), Taking Part (X4) dan Tracking (X5) berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

H2 : Variabel Talkers (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

H3 : Variabel Topics (X2) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

H4 : Variabel Tools (X3) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

H5 : Variabel Taking Part (X4) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

H6 : Variabel Tracking (X5) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Proses Keputusan Pembelian (Y)

MЕTODEPЕNЕLITIAN

Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di

outlet Coffee Toffee Malang, Jl. Jakarta No. 58. Alasan penelitian dilakukan di lokasi ini dikarenakan Coffee Toffee menggunakan Word of Mouth Marketing sebagai salah satu strategi pemasarannya. Didapat sampеl 100 orang rеspondеn dеngan pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr yang dianalisis mеnggunakanrеgrеsi liniеr bеrganda.

HASIL DAN PЕMBAHASAN

Tabеl 1 Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda

Variabel Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017

Tabel 2 Koefisien Korelasi dan Determinasi R R Square Adjusted R Square

0.783 0.613 0.593

Sumber : Data primer diolah, 2017

Tabel 3 Hasil Uji F/Serempak

Model

Sumber: Data primer diolah, 2017

Pengaruh Word of Mouth Marketing terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian nilai F hitung sebesar 29,795. Sedangkan F tabel adalah sebesar 3,093. Dapat disimpulkan F hitung > F tabel karena 29, 795 > 3,093 maka model analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat (Proses Keputusan Pembelian) dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3), Taking part (X4), dan Tracking (X5).

Kesimpulan ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Silverman (2011:30) bahwa Word of Mouth Marketing dapat membantu dalam Proses Keputusan Pembelian. Pada tahap penilaian alternatif, Word of Mouth Marketing

(5)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

59 bahkan seorang ahli. Hal ini juga sesuai dengan

apa yang dijelaskan Kotler (2012:492), menurut Kotler Word of Mouth Marketing akan sangat berpengaruh terhadap Proses Keputusan Pembelian.

Hasil pengaruh Word of Mouth Marketing

yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Ketiga penelitian sebelumnya yaitu Rahayu dan Edward (2014), Nugraha (2015), Bolang dan Oktavani (2016) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Word of Mouth Marketing

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Berbeda dengan penelitian dari Anggraeni (2011) yang hanya mendapatkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana zaman berkembang. Penelitian dari Anggraeni pada tahun 2011 memiliki hasil berbeda dengan penelitian ini dan penelitian dari Rahayu dan Edward (2014), Nugraha (2015), Bolang dan Oktavani (2016). Hal ini dikarenakan pada tahun 2011 sosial media belum sebesar sekarang. Setiap tahunnya sosial media selalu berkembang dan semakin efektif dalam menyebarkan konten Word of Mouth Marketing

perusahaan.

Pengaruh Talkers terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian, Variabel

Talkers memiliki B sebesar 0,165. Angka ini jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada pada urutan terakhir. Dapat disimpulkan bahwa variabel Talkers merupakan variabel yang paling tidak dominan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, t test antara X1 (Talkers) dengan Y (Proses Keputusan Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,058, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,058 > 1,986 maka pengaruh X1 (Talkers) terhadap Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Talkers.

Kepercayaan adalah hal terpenting pada variabel Talkers ini. Menurut Sernovitz (2012:19)

Talkers merupakan sekumpulan orang yang memiliki antusiasme dan koneksi dalam menyampaikan pesan yang perusahaan berikan. Keantusiasan orang yang rela menyebarkan informasi dan bahkan mempromosikan suatu

produk tanpa keterikatan dengan perusahaan akan menciptakan kepercayaan terhadap informasi disebarluaskan. Penerima informasi akan mempercayai pesan yang disampaikan oleh

Talkers dan melakukan pembelian. Hal ini dikarena pemberi informasi memberikan informasi tanpa diberikan imbalan sama sekali oleh perusahaan.

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa orang yang merekemondasikan Coffee Toffee kepada responden mayoritas adalah teman dengan 89%. Teman adalah orang yang terpercaya. Hal ini sangat sesuai dengan variabel

Talkers yang sangat mengutamakan tingkat kepercayaan. Oleh sebab itu, Talkers berpengaruh signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian.

Hasil pengaruh Talkers yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Talkers memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Talkers pada penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator bukan variabel.

Pengaruh Topics terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian, Variabel

Topics memiliki B sebesar 0,251. Angka ini jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada pada urutan pertama. Dapat disimpulkan bahwa variabel Topics merupakan variabel yang paling dominan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, t test antara X2 (Topics) dengan Y (Proses Keputusan Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,250, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,250 > 1,986 maka pengaruh X2 (Topics) terhadap Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Topics.

(6)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

60 informasi akan penasaran dan tertarik untuk

melakukan pembelian.

hasil penelitian menunjukkan bahwa 81% responden pada penelitian ini adalah mahasiswa atau pelajar. Konten yang diciptakan oleh Coffee Toffee memang sangat menarik untuk mahasiswa. Coffee Toffee sangat mengutamakan kualitas kopinya dan memiliki tempat yang nyaman. Tempat seperti ini adalah tempat yang tepat untuk mahasiswa mengerjakan skripsi atau tugas maupun rapat organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa Topics sangat berpengaruh untuk menarik target konsumen yang dituju, sehingga pada akhirnya melakukan aktivitas pembelian.

Hasil pengaruh Topics yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian ini memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Topics memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Topics

pada penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator bukan variabel.

Pengaruh Tools terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian, Variabel

Tools memiliki B sebesar 0,202. Angka ini jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada pada urutan kedua. Dapat disimpulkan bahwa variabel Tools merupakan variabel yang memiliki tingkat dominasi tinggi pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, t test antara X3 (Tools) dengan Y (Proses Keputusan Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,010, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,010 > 1,986 maka pengaruh X3 (Tools) terhadap Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Tools.

Menurut Sernovitz (2012:21), Word of Mouth Marketing akan lebih berdampak luas jika pemasar menyediakan media atau alat yang membuat pesan lebih mudah tersampaikan secara luas. Coffee Toffee menyediakan hal tersebut, yaitu seperti dengan membuat sosial media dan website. Hal ini membuat konten Word of Mouth Marketing menjadi lebih mudah tersebar secara luas. Tools ini akan membuat pemberi informasi tidak harus bertemu dengan penerima informasi ketika menyerbarluaskan informasi. Ketika

informasi positif mengenai Coffee Toffee diterima melalui sosial media dan website, penerima informasi akan penasaran akan kebenaran informasi tersebut dengan melakukan pembelian.

Sosial media sangat digemari oleh anak muda. hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini mayoritas adalah anak muda berusia 18-23 tahun dengan 84%. Hal ini membuat pesan lebih mudah didapat oleh anak muda yang memang merupakan target konsumen Coffee Toffee. Hal ini yang membuat variabel

Tools berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengaruh Tools yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Tools memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Tools pada penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator bukan variabel.

Pengaruh Taking Part terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian, Variabel

Taking Part memiliki B sebesar 0,181. Angka ini jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada pada urutan ketiga. Dapat disimpulkan bahwa variabel Taking Part merupakan variabel yang memiliki tingkat dominasi yang cukup tinggi pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, t test antara X4 (Taking Part) dengan Y (Proses Keputusan Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,137, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,137 > 1,986 maka pengaruh X4 (Taking Part) terhadap Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Taking P art.

(7)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

61 atau pelanggan akan semakin mempercayai

Coffee Toffee karena kepedulian Coffee Toffee kepada konsumen atau pelanggan. Kepercayaan akan membuat seseorang melakukan pembelian dan mempromosikan Coffee Toffee tanpa dibayar. Dampak yang terpenting pada dari aktivitas taking part adalah menciptakan loyalitas pelanggan. hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang sudah melakukan pembelian produk Coffee Toffee lebih dari 5 kali. Hal ini menunjukkan bahwa Coffee Toffee dapat menciptakan loyalitas pelanggan dan menunjukkan bahwa variabel Taking P art

memang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Hasil pengaruh Taking Part yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Taking Part

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah

Taking Part pada penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator bukan variabel.

Pengaruh Tracking terhadap Proses Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian, Variabel

Tracking memiliki B sebesar 0,173. Angka ini jika dibandingkan dengan hasil B variabel lain berada pada urutan keempat. Dapat disimpulkan bahwa variabel Tracking merupakan variabel yang paling kurang dominan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian, t test antara X5 (Tracking) dengan Y (Proses Keputusan Pembelian) menunjukkan t hitung = 2,014, sedangkan t tabel sebesar 1,986. Dapat disimpulkan t hitung > t tabel karena 2,014 > 1,986 maka pengaruh X5 (Tracking) terhadap Proses Keputusan Pembelian adalah signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa Proses Keputusan Pembelian dapat dipengaruhi secara signifikan oleh Tracking.

Menurut Sernovitz (2012:23), percakapan antara konsumen dengan konsumen pada media

online membuat perusahaan mengetahui apa yang direncanakan sebelumnya berhasil atau tidak. Dengan melakukan Tracking, perusahaan dapat mengetahui apakah topik atau aktivitas yang mereka buat berdampak positif atau negatif, sehingga perusahaan dapat melakukan evaluasi jika memang produk yang dikeluarkan kurang memuaskan. Informasi ini yang dimanfaatkan

oleh Coffee Toffee untuk mengetahui apa yang disukai oleh konsumen. Contohnya Coffee Toffee merespon dengan meningkatkan variasi menu, dan memperindah penyajian produk.

Hasil pengaruh Tracking yang signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian pada penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dari Anggraeni (2011) memiliki kesimpulan yang sama. Kesimpulannya adalah Tracking memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian, tetapi perbedaannya adalah Tracking

pada penelitian sebelumnya hanya menjadi indikator bukan variabel.

KЕSIMPULAN DAN SARAN Kеsimpulan

1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap variabel bebas terhadap Proses Keputusan Pembelian dilakukan dengan pengujian F-test. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Proses Keputusan Pembelian,

sehingga dapat disimpulkan bahwa pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan bahwa adanya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel bebas terhadap variabel Proses Keputusan Pembelian dapat diterima. 2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu

(parsial) variabel bebas Talkers (X1), Topics (X2), Tools (X3), Taking part (X4), Tracking (X5) terhadap variabel terikat yaitu Proses Keputusan Pembelian (Y) dilakukan dengan pengujian t-test. Berdasarkan pada hasil uji didapatkan bahwa terdapat lima variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Proses Keputusan Pembelian yaitu Talkers

(X1), Topics (X2), Tools (X3), Taking part (X4), Tracking (X5)

3. Berdasarkan pada hasil uji t didapatkan bahwa variabel Topics mempunyai nilai t hitung dan koefisien beta yang paling besar, sehingga variabel Topics mempunyai pengaruh yang paling kuat dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka variabel Topics

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap Proses Keputusan Pembelian.

Saran

1. Saran Akademis

(8)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

62 diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai

sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang merupakan variabel lain di luar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini. b) Penelitian mengenai Word of Mouth

Marketing selanjutnya diharapkan dengan sampel yang lebih luas dan karakterisitik yang berbeda. Dilihat dari penelitian ini, tempat penelitian memiliki target pasar mahasiswa atau anak muda, kedepannya peneliti bisa mencoba di tempat yang memiliki target pasar yang berbeda.

2. Saran Praktis

Diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan pelayanan terhadap Topics, karena variabel

Topics mempunyai pengaruh yang dominan dalam mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian, diantaranya yaitu dengan meningkatkan kualitas dan variasi produk sehingga dapat menjadi Topics yang menarik.

Topics juga bisa diciptakan dengan membuat promosi yang unik dan tidak biasa sehingga bisa menjadi pembicaraan orang. Salah satu hal yang harus dipertahankan dari aktivitas yang dilakukan Coffee Toffee adalah kampanye yang Coffee Toffee ciptakan. Kampanye “Yes, I Drink Indonesian Coffee”

masih menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan, sehingga harus diperkuat lagi kampanye mengenai kecintaan terhadap kopi lokal tersebut, sehingga Keputusan Pembelian akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Danita Dwi. 2011. Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Konsumen Illy Cafe Lai-Lai Malang). Malang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.

Skripsi tidak Diterbitkan.

Bolang, Asia Virani dan Farah Oktafani. 2016. Pengaruh Word of Mouth terhadap Proses Keputusan Pembelian pada Cafe Roti Gempol dan Kopi Anjis

Cabang Suryasumantri Bandung. Bandung : Fakultas Komunikasi dan

Bisnis Universitas Telkom. Skripsi tidak Diterbitkan.

Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012.

Principles of Marketing 14th edition.

New Jersey : Prentice Hall.

Kotler, Philip dan K. L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Alih bahasa oleh : Bob Sabran. Jilid 1. Edisi 13. Jakarta : Erlangga.

_________________________. 2012. Marketing Managament 14th edition. New Jersey: Prentice Hall.

Lupiyoadi, Rambat dan Bramulya Ikhsan Ridho. 2015. Praktikum Metode Riset Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Nugraha, Finan Aditya Ajie. 2015. Pengaruh

Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen (Studi pada Konsumen Kober Mie Setan jalan Simpang Soekarno-Hatta nomor 1-2 Malang). Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Skripsi tidak Diterbitkan.

Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2013. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. Alih bahasa oleh : Diah Tantri Dwiandani. Buku 1. Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat.

_______________________________. 2014.

Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran. Alih bahasa oleh : Diah Tantri Dwiandani. Buku 2. Edisi Kesembilan. Jakarta : Salemba Empat.

Rahayu, Puji dan Muhammad Edward. 2014. Pengaruh Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Smartfren Andromax (Studi pada Mahasiswa Kampus Ketintang Universitas Negeri Surabaya). Surabaya : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.

Skripsi tidak Diterbitkan.

Sardin. 2014. Konsep Populasi dan Sampling Serta Perhitungan Varians. Surabaya: Tanpa Penerbit.

Sernovitz, Andy. 2012. Word of Mouth Marketing. Austin: Greenleaf Book Group Press.

(9)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 55 No. 3 Februari 2018| administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

63 Sumarwan, Ujang. 2014. Perilaku Konsumen.

Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Wiyono, G. 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 dan SmartPLS 2.0. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Websites :

Jakarta, 02 Oktober 2015, Global Nielsen.

http://www.nielsen.com/id/en/press- room/2015/REKOMENDASI-WORD-OF- MOUTH-MASIH-MENJADI-IKLAN-

PALING-DIPERCAYA-OLEH-KONSUMEN-ASIA-TENGGARA.html

Gambar

Gambar 1 Kampanye yang Dibuat oleh Coffee  Toffee
Tabel 2 Koefisien Korelasi dan Determinasi R

Referensi

Dokumen terkait

14 Muhammad Legenhausen, “A Muslim ’s Non-Reductive Religious Pluralism”, in Roger Boase (Ed.) Islam and Global Dialogue: Religious Pluralism and the Pursuit of Peace,

Kota yang awalnya bernama Kadiris ini merupakan kota kedua yang memiliki sejarah terpenting negara Iran setelah Teheran yang juga menjadi simbol kemerdekaan bagi rakyat Iran..

Berdasarkan hasil tes tertulis dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa HD kurang paham dalam menyebutkan sifat-sifat kubus, sedangkan NA dan SR dikatakan tidak paham dalam menyebutkan

Oleh karena itu model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar didalam kelas, tidak hanya pada mata pelajaran PKn tetapi juga dapat

110 SUMBERMULYO WALYONO PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5 111 SUMBERMULYO SARIJAN PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5 112 SUMBERMULYO MUGIYONO PEDUKUHAN GERSIK RT 004 5. 113 SUMBERMULYO BUDI SUTRISNO

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode investigasi kelompok dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa seluruh kelompok (tinggi, sedang

Berdasarkan Tabel 3 diketahui hasil analisis uji Mann-whitney terhadap data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol secara statistik tidak menunjukkan terdapat

Web Pemesanan Makanan Secara Online ini dibuat untuk memudahkan user atau para pekerja yang sibuk dan suka mengabaikan waktu makannya untuk memesan makanan secara Online tanpa