• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PENGGUNAAN AUTOMATIC WELL TEST A11 SQ TRAIN RINDU DENGAN TROUBLESHOOTING BACK PRESSURE CONTROL VALVE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PENGGUNAAN AUTOMATIC WELL TEST A11 SQ TRAIN RINDU DENGAN TROUBLESHOOTING BACK PRESSURE CONTROL VALVE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PENGGUNAAN AUTOMATIC WELL TEST A11 SQ TRAIN

RINDU DENGAN TROUBLESHOOTING BACK PRESSURE CONTROL

VALVE

Nurdin Ismail Rahmawan, Ikhran, Ellyta Sari, Erti Praputri

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada No.19, Olo Nanggalo Padang-25143

geranium_mask@yahoo.com,ikhranp@yahoo.co.id, sariellyta@yahoo.com Abstrak

Optimisasi penggunaan automatic well test dengan melakukan troubleshooting back pressure contro valve. Percobaan ini dilakukan untuk mencari akar permasalahan yang seringmunculdalam masa pengetesan sumur produksi yang sering gagal karena pergerakan back pressure control valve yang lambat sehingga sumur produksi akan di deteksi sebagai low fluid entry. Perlakuaan yang di berikan yaitu dengan memvariasikan standart prosedur sehingga di dapatkondisi optimal dari suhu dan test line yang di inginkan.Penelitian ini dilakukan sebagai dasar pembuatan standart operasional procedure yang akan diterapkan pada saat terjadi permasalahan pada kinerja back pressure control valve.

Kata kunci:automatic well test,back pressure control valve,standart operasional procedure

Abstract

Optimization ofthe use of automatic well test with troubleshooting back pressure control valve.This experiment wasdone to find the root of the problems that of tenarise in future production well testing often fails due to the movement of back pressure control valves low respon and production wells will be detectedas a low fluid entry. This experimentthat is givenis by varying the standard procedurein order to get the optimal conditions of temperature and the desired testline. This research was conductedas the basis for standard operating procedure to be applied in the event of problems with the performance of back pressure control

valve.

Keyword: automatic well test,back pressure control valve,standartoperasional procedure

Pendahuluan

Well testing job adalah pekerjaan pengujian sumur dimaksudkan untuk mengetahui volume produksi setiap sumur dalam satuan Barrel per day (BPD) dan juga untuk mengetahui parameter-parameter lain yang tidak kalah pentingnya. Secara keseluruhan, pengujian sumur memberikan data volume produksi sumur (total fluida, minyakdan air) dalam satuan Barel fluid per

day,temperature fluida dalam satuan derajat Fahrenheit (oF), pressure fluida dalam satuan Pounds per sguar inch (Psi),Volume gas yang ikut dihasilkan sumur dalam satuan Million standard cubic feet per day,volume gas yang ikut dihasilkan sumur dalam satuan Million standard cubic feet per day, Watercut dalam satuan persen (%) yang mengindikasikan persentase kandungan air dalam liquida

(2)

Tujuan dari pengetesan adalah untuk memonitor perilaku sumur produksi lebih baik dan lebih cepat, mengantisipasi/mendeteksi lebih dini masalah-masalah yang mungkin timbul pada sumur dengan melihat trend data statistic hasil well testing dan historical data lainnya. Menganalisa sumur dan formasi secara keseluruhan, apakah sumur tersebut masih berproduksi dengan baik (efisien) atau memerlukan well service atau work over job untuk mempertahankan/meningkatkan laju produksi

Dari uraian diatas maka, data sangat diperlukan sekali. Untuk area 11 sudah menggunakan Automatic Well Test yang akan berjalan secara periodik minimal 1 sumur/bulan. Tetapi ada saatnya program ini tidak berjalan karena masalah system, sehingga diperlukan portable unit untuk melakukan pengetesan sumur. Permasalan ini muncul ketika data yang diperolehdari data test mengindikasikan NFD (not fluid detected). Akan tetapi tidak semua data NFD tidak benar, perlu adanya verifikasi dengan pergerakan grafik antara pressure header dengan pressure pipa pengetesan selama proses pengetesan.Jika data grafik yang di peroleh mengalami penyimpangan lebih dari 5 Psi dan grafik tidak senada,maka positif bahwa data pengetesan sumur yang terindikasi NFD bukan berasaldari well akan tetapi dikarenakan pergerakan BPCV (back presure control valve) yang tidak bergerak

maksimal. Sehingga tidak semua well yang gagal test karena NFD (not fluid detected) haru sdilakukan pengetesan dengan portable unit. Biaya yang dikeluarkan untuk pengetesan ini sangat besar, sehingga perlu adanya inovasi terhadap system maupun prosedur AWT (automatic well test) akan pengetesan sumur dapat berlangsung tanpa portable unit. Biaya sekali pengetesan sumur dengan portabe unit $350

Gambar 1.Skema validasi data pengetesan sumur

Metodologi Percobaan

Metoda penelitian yang digunakan dengan mengambil data dari well test yang

Drawn by IMR DREAMS Well testing data Good?  BS&W ± 25% BFPD ±100%

Artificial lift validation

WT facility validation

Well problems validation

Survey the well BUP, BDJ, run dyno or

routine service

Transfer data Retest

Turn off the well And cancel from schedule test No Yes Yes Yes No No

Delete the data

Success? Validation? DREAMS Well testing data Good?  BS&W ± 25% BFPD ±100%

Artificial lift validation

WT facility validation

Well problems validation

Survey the well BUP, BDJ, run dyno or

routine service

Transfer data Retest

Turn off the well And cancel from schedule test No Yes Yes Yes No No

Delete the data

Success? Validation?

(3)

gagal proses karena NFD. Kemudian dilakukan pengecekan di lapangan dan retestulang.

1. Alat dan bahan yang digunakan

1.1 Bahan yang digunakan

a.Fluida dari sumur produksi b.Killing water

1.2. Alat yang digunakan:

1. Safety Hat (topi keselamatan)

2. Safety Glasses (kacamata keselamatan)

3. Work Uniform (baju kerja)

4. Safety Shoes (sepatu keselamatan) 5. Personal Gas Detector (H2

6. Hand Gloves (sarung tangan) S).

7. 2” Test Line Pipe Header

8. Vessel Gauging Separator & Level Transmitter

9. Gauging Pump dan Suction & Discharge Transmitter

10. MicromotionFlowmeter (Pengkuran Flow dan Water Cut), Temperature 11. Back Pressure Control Valve (

BPCV) & Pressure Transmitter Inlet BPCV

12. Isolation Valve, Config Valve, & Well Valve

2. Parameter yang diamati

Untuk parameter tetapadalah pressure header sedangkan parameter perubah adalah aliran fluida dari sumur yang berbeda dan untuk parameter output adalah temperature dan level

3 LangkahKerja

3.1 Persiapan

Siapkan dokumen SOP (standar operating procedur) & JSA (job safety analisis) Start Up Well Test

Persiapan Awal (Di Field)

Pastikan kondisi dari sekitar target adalah aman :

1. Tidak ada kebocoran

2. Tidak dalam kondisi LOTO (lock out tag out)

3. Pastikan Instrument pendukung untuk Proses dansituasi emergency dalam kondisi bekerja denganbaik.

4. Khusus untuk pompa, pastikan status Mode HOA (hand off auto) switch yang ada di field dalam kondisi “AUTO” Pelaksanaan

a.Pengetesan dilakukan siang hari antara jam 10.00 wib-16.00 wib

b.Sebelum dilakukan pengetesan secara automatis maupun manual, terlebih dahulu dilakukan

-flusing dengan menggunakan killing water untuk mengurangi pasir di pipa - pengetesan sumur dengan temperature

diatas 200ºF untuk mengkodisikan pipa pengetesan panas

AnalisisData

Data yang diambil sebagai acuan analisa adalah data well test untuk bulan November dan didapat data seperti yang dirangkum dalamTabel 2.1 tracking data

(4)

pengetesan. Dari tabel tersebut di temukan sebanyak 31 sumur yang mengalami kegagalan test yang disebabkan karena permasalahan BPCV ( back pressure control valve). Dalam penelitian ini hanya akan dipilih 5 sumur yang akan disajikan data selama pengetesannya tapi semua well yang mengalami kegagalan test karena BPCV ( back pressure control valve) kan di re-test secara keseluruhan.Diambil 1 sumur di setiap train dan setiap sumur akan ditest 1 kali/hari selama 3 hari berturut-turut :

• Train A sumur 3H74A • Train B sumur 4H51A

Hasildan Pembahasan

Dalam pengujian prosedur yang baru terhadap sumur-sumur yang sudah dipilih dari masing-masing train dilakukan dal 3 hari berturut-turut yaitu tanggal 25,26, dan 27 november 2013. Data awal merupakan data sumur itu saat pengetesan dengan prosedur lama dan gagal karena NFD (no fluid detected) dan data berikutnya adalah pada saat pengujian dengan prosedur yang baru,sehingga dapat dibandingkan track grafik sebelum dan sesudahnya

1 Pengetesan train Asumur 3H74A

Pengetesan dilakukan selama 3 kali berturut-turut sesuai SOP yang sudah di revisi. Hasil pengetesan dapat dilihat pada Tabel 1. Data well test sumur 3H74A

Dari table terlihat bahwa pengetesan yang dilakukan dengan procedure baru bias dilakukan dan berhasil dengan kenaikan temperature yang tinggi Dan berikut ini grafik dari pergerakan temperature dan pergerakan BPCV ( back pressure control valve) seperti yang terlihat pada

Gambar grafik temperatutre dan BPCV( back pressure control valve)

Gambar 2 grafik temperatutre dan BPCV(back pressure control valve)

Grafik yang berwarna biru merupakan grafik temperature selama pengetesan berlangsung dimana terlihat bahwa temperature berada diatas 150°F dan grafik berwarna merah menunjukkan pergerakan BPCV (back pressure control valve) yang mulai membuka saat pengetesan berlangsung dimulai pada tanda lingkaran

2.Pengetesan train B sumur 4H51A

Pengetesan dilakukan selama 3 kali berturut-turut sesuai SOP yang sudah di

(5)

revisi. Hasil pengetesan dapat dilihat pada tabel 4.4 Data well test sumur 4H51A

Dari table terlihat bahwa pengetesan yang dilakukan dengan procedure baru bias dilakukan dan berhasil dengan kenaikan temperature yang tinggi Dan berikut ini grafik dari pergerakan temperature dan pergerakan BPCV ( back pressure control valve) seperti yang terlihat pada gambar grafik temperature dan BPCV(back pressure control valve)

Gambar 3.grafik temperature dan BPCV ( back pressure control valve)

Grafik yang berwarna biru merupakan grafik temperature selama pengetesan berlangsung dimana terlihat bahwa temperature berada diatas 150°F dan grafik berwarna merah menunjukkan pergerakan BPCV( back pressure control valve) yang mulai membuka saat pengetesan berlangsung dimulai pada tanda lingkaran dan grafik mengalami fluktuatif yang normal

Kesimpulan

Prosedure baru dengan menambahkan perlakuan awal sebelum pengetesan yaitu melakukan flushing, pemanasan pipa dengan sumur yang lebih panas serta melakukan pengetesan antar jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Dengan melakukan pengetesan antar jam 10 pagi sampai jam 4 sore maka temperature fluida mengalami kenaikan secara otomatis dari cuaca sekitar 30-50 °F yang menyebabkan fluida sumur menjadi lebih encer

DaftarPustaka

Green, Don W. dan G. Paul Willhite. 1998. Enhanced Oil Recovery. USA: Society of Petroleum Engineers.

Lake, Larry W. 2007. Petroleum Engineering Handbook Vol. IV: Production Operations Engineering. Texas: Society of Petroleum Engineers.

Production Module PT. Chevron Pacific Indonesia.

(6)

Gambar

Gambar 1.Skema validasi data pengetesan sumur
Gambar 2 grafik temperatutre dan  BPCV(back pressure control valve)
Grafik yang berwarna  biru  merupakan  grafik temperature selama  pengetesan  berlangsung  dimana  terlihat  bahwa temperature berada  diatas 150°F dan  grafik  berwarna  merah  menunjukkan  pergerakan BPCV(  back pressure control  valve) yang mulai membuk

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pengambilan subjek secara purposif (berdasarkan kriteria tertentu), maka penelitian ini menemukan subjek yang sesuai dengan tema penelitian. Significant other

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor, yaitu pH tanah dan varietas kedelai dengan parameter jumlah dan bobot bintil akar, kadar

4 Bahwa sehubungan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak sebagaimana tersebut di atas yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor

Ketika dua atau lebih elektroda digunakan bersamaan, meskipun selalu hampir selalu terjadi dalam rekaman fisiologis, Perbedaan voltage antara mereka adalah

PT Jatinom Indah Farm merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan jenis unggas yang dikelola oleh perorangan yang telah berhasil bersaing dikancah nasional

Untuk tanggapan responden yang mengatakan Baik tentang iklim organisasi pada DPMPTSP Kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang atau 30,30% yang didominasi oleh

dibuktikan dengan padamnya lilin dalam ruang hampa udara karena udara menekan dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong

Berdasarkan jumlah unit per fasilitas dari hasil proyeksi, maka dapat diketahui total kebutuhan air non domestik dengan menggunakan standar kebutuhan air per tiap