• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAUN SEGAR, DAN KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DUA AKSESI KEMANGI (Ocimum basilicum L.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAUN SEGAR, DAN KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DUA AKSESI KEMANGI (Ocimum basilicum L."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DUA AKSESI

KEMANGI (Ocimum basilicum L.)

Oleh

DE VILERA SIMATUPANG

A24063287

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(2)

RINGKASAN

DE VILERA SIMATUPANG. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan, Produksi Daun Segar, dan Kandungan Minyak Atsiri dari Dua Aksesi Kemangi (Ocimum basilicum L.). (Dibimbing oleh ANI KURNIAWATI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang yang optimum terhadap pertumbuhan dan produksi daun segar, serta kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi. Percobaan dilaksanakan di Kebun Serikat Petani Indonesia, Dramaga, Bogor.

Penelitian disusun menggunakan Rancangan RKLT Split Plot dengan 3 ulangan. Petak utama adalah 2 aksesi tanaman kemangi yaitu aksesi kemangi dari Bogor dan Karawang sedangkan anak petak yaitu dosis pupuk kandang ayam yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 10, 20, dan 30 ton/ha sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Luas lahan sebesar 4 m2 berukuran 2 m x 2 m dengan jarak tanam yaitu 20 cm x 20 cm sehingga diperoleh satu petakan sebanyak 100 tanaman. Total populasi keseluruhan sebanyak 2 400 tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam yang optimum terhadap pertumbuhan dan produksi daun segar kemangi belum ditemukan. Dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi daun segar, serta kandungan minyak atsiri kemangi. Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam memberikan rata-rata pertumbuhan dan produksi tertinggi pada aksesi kemangi Bogor dan Karawang.

(3)

KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DUA AKSESI

KEMANGI (Ocimum basilicum L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

 

DE VILERA SIMATUPANG

A24063287

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

(4)

Judul : PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP

PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAUN SEGAR, DAN

KANDUNGAN MINYAK ATSIRI DARI DUA AKSESI KEMANGI (Ocimum basilicum L.)

Nama : DE VILERA SIMATUPANG NIM : A24063287

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ani Kurniawati, SP. MSi. NIP. 19691113 199403 2001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr. NIP. 19611101.198703.1.003

(5)

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 11 November 1987. Penulis merupakan anak keempat dari Bapak Patiaman Simatupang dan Ibu Loida Hutapea.

Penulis memulai pendidikan pada tahun 1994-1999 di SD Methodist 3 Medan kemudian pindah dan lulus pada tahun 2000 dari SDK YBPK Surabaya. Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTPN 37 Surabaya dan lulus pada tahun 2003. Penulis menyelesaikan studi di SMAN 5 Surabaya pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis lulus seleksi masuk perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan pada tahun yang sama penulis resmi menjadi mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Selanjutnya pada tahun 2007, penulis diterima di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.

Penulis juga aktif dalam organisasi mahasiswa. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai pengurus Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi) Faperta IPB yakni sebagai staf Club Tanaman Hias dan Buah (CTHB). Tahun 2009 penulis menjadi panitia Kultural Festival Tanaman (Festa) yang merupakan acara tahunan dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberi kekuatan dan hikmatNya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi daun segar kemangi sehingga diperoleh pertumbuhan tanaman kemangi yang optimal dan dapat meningkatkan nilai komersial dari tanaman kemangi.

Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ani Kurniawati, SP. MSi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Adiwirman, MS. dan Dr. Ir. Sandra A. Aziz, MS. selaku dosen penguji. 3. Orang tua yang selalu memberikan motivasi yang tulus baik moril maupun

materi.

4. Serikat Petani Indonesia (SPI) Situleutik, Darmaga Bogor yang telah menyediakan tempat penelitian serta staf SPI yaitu Mas Titis, Mbak Iis, dan Mbak Rika yang memberikan masukan serta Mas Pandi dan Mas Oma yang telah membantu di lapang selama penelitian.

5. Steve, Sudi, Bagus, Welmar, Betty, Rosa, Yenny, Yessy, Vin, dan Maretha atas doa dan bantuan yang diberikan serta dukungan dari teman-teman AGH 43.

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan berguna bagi yang memerlukannya.

Bogor, Desember 2010

(7)

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

  DAFTAR GAMBAR ... ix   DAFTAR LAMPIRAN ... x   PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 3 Hipotesis ... 3   TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani dan Syarat Tumbuh ... 4

Manfaat Kemangi ... 5

Pupuk Kandang ... 6

  BAHAN DAN METODE ... 9

Tempat dan Waktu ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian ... 9 Pelaksanaan Penelitian ... 10 Penyemaian ... 10 Penanaman ... 10 Pemeliharaan ... 11 Pemanenan ... 11 Pengamatan ... 11   HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

Hasil ... 14

Pembahasan ... 27

  KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

Kesimpulan ... 30 Saran ... 30   DAFTAR PUSTAKA ... 31   LAMPIRAN ... 35

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kemangi ... 15 2. Rendemen Minyak Atsiri Tanaman Kemangi dengan Berbagai

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman  1. Gejala serangan virus mosaic pada tanaman kemangi ... 15  

2. Tinggi Tanaman Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan

Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam Umur 1, 2, 3, dan 4 MST ... 17  

3. Keragaan Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada 4 MST ... 17  

4. Jumlah Daun Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam pada Umur 1, 2, 3, dan 4

MST ... 19  

5. Panjang dan lebar daun aksesi kemangi Bogor dan Karawang ... 19  

6. Jumlah Cabang Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada

Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam Umur 2, 3, dan 4 MST ... 21  

7. Pertumbuhan Aksesi Kemangi Bogor pada 4 MST ... 21  

8. Pertumbuhan Aksesi Kemangi Karawang pada 4 MST ... 22  

9. Bobot Panen Layak Jual Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang

dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam ... 23  

10. Bobot Basah Total Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang

dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam ... 24  

11. Penampilan daun kering kemangi ... 24  

12. Bobot Kering Total Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada

Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam ... 25  

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Denah Tata Letak Penelitian ... 36

 

2. Penilaian Sifat Kimia Tanah Awal (Kontrol)... 36  

3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam

10 ton/ha ... 37  

4. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam

20 ton/ha ... 37  

5. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam

30 ton/ha ... 38  

6. Data Curah Hujan dan Lama Penyinaran selama Masa Penelitian ... 38  

7. Deskripsi 2 Aksesi Kemangi ... 39  

8. Proses Penyulingan Minyak Atsiri ... 40  

(11)

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis. Keadaan ini menyebabkan negara kita memiliki banyak keanekaragaman hayati. Sayuran merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Menurut Williams et al. (1993) jenis tanaman yang telah dibudidayakan sebagai sayuran di berbagai daerah tropis yang berbeda sekitar 100 spesies dan kira-kira 25 spesies masih berupa tanaman liar.

Kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya konsumsi sayuran semakin meningkat karena nilai gizi yang terkandung di dalam sayuran. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998) kandungan gizi yang terdapat dalam sayuran yaitu karbohidrat, lemak, protein, provitamin A, vitamin C, dan sumber mineral. Nazaruddin (1995) menambahkan bahwa kandungan gizi tersebut sangat penting karena tidak dapat disubstitusi dengan makanan pokok.

Kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Siemonsma dan Piluek (1994) tanaman kemangi banyak dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Wahyuni dan Hadipoentyanti (2006) menambahkan bahwa daun tanaman kemangi dapat sebagai penambah selera makan karena adanya aroma yang dihasilkan dari daun kemangi.

Tanaman kemangi memiliki banyak khasiat. Rosadi (2007) menyatakan bahwa tanaman kemangi sangat baik untuk menjaga kesehatan manusia karena dapat mengatasi berbagai penyakit. Menurut tim peneliti dari Center for New Crops and Plant Products, Purdue University (AS) daun kemangi berkhasiat untuk menyembuhkan sakit kepala, pilek, diare, sembelit, cacingan, dan gangguan ginjal, sakit maag, perut kembung, masuk angin, kejang-kejang, dan badan lesu. Selain itu, aroma kemangi juga dapat menolak gigitan nyamuk.

Menurut Dasgupta et al. (2004) kemangi dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan diakui sebagai obat herbal di India untuk menghilangkan kedinginan dan batuk. Menurut Siemonsma dan Piluek (1994) tanaman kemangi dapat

(12)

2   

     

menghilangkan masalah pernafasan, menyembuhkan encok, mules, dan ginjal. Selain itu, akhir-akhir ini ditemukan bahwa kemangi memiliki potensi untuk menyembuhkan penyakit kanker. Simon et al. (1990) menyatakan bahwa ekstrak dari tanaman kemangi juga dapat digunakan dalam pengobatan tradisional dan telah diketahui kandungan bioaktifnya dapat sebagai insektisida, nematisida, fungisida, dan antimikrobial. Menurut Simon et al. (1999) aroma minyak atsiri yang diekstrak dari daun dan bunga kemangi dapat digunakan untuk parfum, farmasi, dan industri makanan.

Kemangi selain dimanfaatkan sebagai sayuran juga dapat menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor tradisional Indonesia dan pada tahun 2001 telah diekspor sebesar 5 080 ton dengan nilai US $ 52.97 juta (Yuhono dan Suhirman, 2008). Permintaan terhadap minyak atsiri terus meningkat sehingga perlu banyak tanaman penghasil minyak atsiri untuk memenuhi permintaan tersebut. Menurut Ketaren (1985) kemangi merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri sebesar 30 kg minyak/ha yang dipanen dua kali dalam setahun.

Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi kemangi adalah kesuburan tanah. Permasalahan kesuburan tanah tersebut dapat diatasi melalui pemupukan seperti pemberian pupuk organik. Menurut Syekhfani (2000) pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki sifat tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan unsur mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu, pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah. Muslihat (2003) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang 20 ton/ha dapat menunjang ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Selain itu, pupuk kandang dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman.

Dosis pupuk kandang yang digunakan yaitu 30 ton/ha dan pupuk NPK (urea, TSP, dan KCl) masing-masing sebesar 150 kg/ha untuk pertumbuhan tanaman kemangi (Balittro, 2008). Penanaman kemangi di tingkat petani

(13)

menggunakan dosis 40 ton/ha pupuk kandang. Penelitian mengenai jumlah kebutuhan pupuk kandang dan pengaruhnya terhadap tanaman kemangi masih terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan kemangi. Hal ini perlu dilakukan supaya pertumbuhan tanaman kemangi dapat optimal dan meningkatkan nilai komersial dari tanaman kemangi tersebut.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk kandang yang optimum terhadap pertumbuhan dan produksi daun segar, serta kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi.

Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat dosis pupuk kandang yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi daun segar, serta kandungan minyak atsiri dari dua aksesi kemangi.

(14)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani dan Syarat Tumbuh

Kedudukan tanaman kemangi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) dapat diklasifikasikan yaitu :

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum basilicum L. (http://id.wikipedia.org/wiki/kemangi)

Tanaman kemangi termasuk ke dalam famili Lamiaceae dan genus Ocimum yang memiliki lebih dari 30 spesies dan berasal dari negara Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan tetapi pusat keragaman aslinya berasal dari Afrika (Paton, 1992). Deschamps dan Simon (2006) menyatakan bahwa tanaman kemangi dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Menurut Siemonsma dan Piluek (1994) tanaman kemangi dapat tumbuh optimal pada ketinggian 500-2000 m dpl atau daerah dataran tinggi. Selain itu, tanaman ini banyak tumbuh di pinggir jalan, lahan, hutan jati, dan tempat-tempat terbuka di pemukiman, serta menyukai tempat yang banyak sinar matahari dan agak dinaungi.

Kemangi merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dengan jumlah cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi antara 0.3-1 meter. Batang dan cabangnya berbentuk segi empat, berwarna hijau kekuningan, dan bagian tanaman yang muda agak tebal dan berbulu. Daunnya sederhana, berwarna hijau dan berbau harum. Bagian tangkai daun memiliki panjang 2.5 cm, daun berbentuk elips dengan ukuran 2.5-5 cm x 1-2.5 cm. Pembungaan dapat mencapai panjang 15 cm, bunga berukuran 2-2.5 mm, berwarna putih, kurang menarik, tersusun dalam tandan, buahnya 3-4.5 mm, memiliki 4 stamen dan pistil dengan 4 ovul dan 4 ovari, serta 2 stigma. Buah terdiri dari 4 biji yang berbentuk

(15)

seperti telur dengan ukuran 1.25 mm x 1 mm, dan berwarna hitam (Siemonsma dan Piluek, 1994). Berdasarkan identifikasi morfologi terlihat bahwa aksesi tanaman kemangi dari Bogor memiliki daun berwarna hijau muda dan ukuran daun dengan panjang 3.2±0.15cm dan lebar 3±0.26cm sedangkan aksesi tanaman kemangi dari Karawang memiliki daun berwarna hijau tua dan ukuran daun dengan panjang 2.5±0.72cm dan lebar 2.4±0.70 cm.

Menurut Wahyuni dan Hadipoentyanti (2006) tanaman kemangi mempunyai pertumbuhan yang relatif tegak dengan percabangan banyak. Rata-rata tinggi tanaman yaitu 77.78 cm dengan jumlah cabang sebanyak 11.6 buah. Produksi tanaman kemangi pada umur 6 bulan rata-rata 0.4 kg/tanaman pada panen pertama dan pada panen kedua dan ketiga sebesar 0.6 kg/tanaman. Panen keempat biasanya mulai menurun karena kondisi batang telah tua sehingga pertumbuhan tunas terbatas. Ketaren (1985) menyatakan bahwa panen kemangi yang dilakukan dua kali dalam setahun dapat menghasilkan sekitar 30 kg minyak untuk satu ha.

Manfaat Kemangi

Tanaman kemangi memiliki banyak manfaat yaitu dapat digunakan sebagai bumbu masakan karena aroma yang dihasilkan dari daun (Sulianti, 2008). Selain itu, daun kemangi juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Lalapan kemangi segar dapat mengatasi masalah bau badan, bau mulut, dan ASI kurang subur (Rosadi, 2007). Tanaman kemangi juga dapat sebagai antipiretik, antiemetik, diuretik, dan kardiotonik (Muralidharan dan Dhananjayan, 2009).

Menurut Siemonsma dan Piluek (1994) komposisi gizi daun kemangi per 100 gram bahan mengandung air 87 gram, protein 3.3 gram, serat sebanyak 2 gram, unsur Ca 320 mg, unsur Fe 4.5 mg, dan vitamin C sebesar 27 mg.

Menurut Adi (2007) tanaman kemangi memiliki beberapa manfaat yaitu untuk mengatasi ejakulasi dini, anti kholinesterase, merangsang aktifitas saraf pusat, melebarkan pembuluh darah kapiler (merangsang ereksi), dan penguat hepar. Anethol untuk merangsang hormon estrogen, merangsang faktor kekebalan tubuh, merangsang ASI. Apigenin dapat melebarkan pembuluh darah, mencegah pengentalan darah, melancarkan sirkulasi, menekan saraf pusat, dan relaksasi otot polos. Boron untuk merangsang hormon androgen dan hormon estrogen keluar.

(16)

6   

     

Arginine untuk memperkuat daya tahan hidup sperma, mencegah kemandulan, menurunkan gula darah, antihepatitis, diuretik. Asam aspartat dapat merangsang syaraf dan analeptik.

Simon (1992) menyatakan bahwa kemangi mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai parfum, farmasi, dan industri makanan. Kandungan minyak atsiri kemangi meliputi methyl chavicol, linalool, camphor, sitral, dan eugenol. Menurut Ketaren (1985) hasil penyulingan kemangi menghasilkan rendemen minyak atsiri sekitar 0.2 % dengan kandungan yang terdiri atas sineol, metil chavicol, dan hidrokarbon bertitik rendah.

Berdasarkan penelitian Sulianti (2008) perbedaan tempat tumbuh Ocimum spp. sangat berpengaruh terhadap komposisi kimia minyak atsiri yang dihasilkan. Minyak atsiri kemangi dari Cianjur, Jawa Barat menghasilkan komponen kimia utama seperti terpineol sebesar 1.32 % sedangkan minyak atsiri dari Kenya, Afrika, dan Togo menghasilkan senyawa terpineol di atas 40 %. Hasil destilasi penelitian menghasilkan minyak atsiri kemangi sebesar 0.061 % per berat basah bagian tumbuhan.

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk yang sudah sering digunakan karena dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Menurut Mayadewi (2007) pupuk organik ini berasal dari kotoran hewan yang terdiri dari kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan, serta dapat menambah unsur hara dalam tanah. Soepardi (1983) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang dapat dipengaruhi pupuk kandang antara lain kemantapan agregat, bobot volume, total ruang pori, plastisitas, dan daya pegang air.

Sutejo (2002) menyatakan bahwa kadar rata-rata unsur hara pada pupuk kandang yang matang sekitar 0.3 % N, 0.1 % P, dan 0.3 % K. Menurut Sutanto (2002) pupuk kandang bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah karena mengandung unsur N, P , dan K dalam jumlah rendah tetapi dapat memasok unsur

(17)

hara mikro esensial. Menurut Prayugo (2007) unsur natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) tersebut bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.

Menurut Jamilah (2003) pupuk kandang terdiri atas campuran 0.5 % N, 0.25% P2O5, dan 0.5 % K2O. Pupuk kandang sapi padat dengan kadar air 85%

mengandung 0.40 % N, 0.20 % P2O5, dan 0.1 % K2O, serta pupuk yang cair

dengan kadar air 95% mengandung 1 % N, 0.2 % P2O5, dan 1.35 % K2O. Menurut

Zakaria dan Vimala (2002) pupuk organik yang cukup baik yaitu pupuk kandang ayam karena memiliki kandungan N yang cukup tinggi sebesar 2.6 %, unsur P sebesar 2.9 %, dan unsur K sebesar 3.4 % dengan perbandingan C/N rasio yaitu 8.3. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih besar dari pada pupuk kandang yang lainnya. Penggunaan pupuk kandang ayam cocok untuk tanaman kemangi karena tanaman ini juga membutuhkan unsur nitrogen dalam pertumbuhannya.

Santoso et al. (2007) menyatakan dosis pupuk kandang ayam sebesar 5 ton/ha mampu meningkatkan berat brangkasan rami dari 3.865 ton/ha menjadi 5.344 ton/ha pada panen kedua dan pada panen ketiga meningkat dari 21.738 ton/ha menjadi 25.736 ton/ha. Hal ini disebabkan pupuk kandang ayam mengandung unsur hara seperti N, P, K sangat tinggi. Menurut penelitian Sadikin (2004) pupuk kandang ayam dapat menghasilkan bobot kering panen tanaman nilam sebesar 7.225 gram dan meningkatkan bagian yang dapat dipanen sebesar 42.26 %. Selain itu, pemberian pupuk kandang dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif. Berdasarkan penelitian Balittro (2008) dosis pupuk kandang sebesar 400 g/tanaman dapat menghasilkan panen terna kemangi selama satu periode musim tanam (tiga kali panen) berkisar antara 34.117- 83.958 kg/plot (50 tanaman) tergantung spesies/ varietas tanaman. Menurut Hartatik dan Widowati (2005) aplikasi pupuk kandang ayam selalu memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini disebabkan pupuk kandang

(18)

8   

     

ayam relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya.

Minyak Atsiri

Minyak atsiri yaitu zat cair yang mudah menguap dan bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik cairnya, serta larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Ketaren, 1985). Minyak atsiri dapat dihasilkan apabila dilakukan penyulingan. Menurut Guenther (1947) penyulingan merupakan pemisahan komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Komponen yang lebih mudah menguap mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi dalam uap sedangkan komponen yang lebih sulit menguap terdapat pada konsentrasi yang lebih tinggi pada cairan. Proses penyulingan memanfaatkan perbedaan titik didih dari masing-masing komponen.

Menurut Ketaren (1985) sistem penyulingan dalam industri pengolahan minyak atsiri terdiri dari 3 jenis yaitu penyulingan dengan air (water distillation), penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation), dan penyulingan dengan uap (steam distillation). Penyulingan daun pada tananaman kemangi biasanya dilakukan dengan sistem penyulingan uap langsung. Lesmayati (2004) menyatakan bahwa kondisi saat penyulingan sangat berpengaruh terhadap minyak atsiri yang dihasilkan. Kondisi tersebut antara lain pengisian bahan dalam ketel, pengaruh tekanan dan suhu, dan lama proses penyulingan.

Mutu minyak atsiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Somaatmaja (1978) faktor-faktor yang mempengaruhi adalah jenis/variasi tanaman, umur tanaman sebelum dipanen, perlakuan bahan mentah sebelum penyulingan, alat-alat, cara penyulingan, perlakuan terhadap minyak setelah penyulingan, dan penyimpanan minyak. Tan (1962) menyatakan bahwa tempat penyimpanan minyak atsiri dalam jumlah kecil lebih baik menggunakan botol-botol berwarna gelap sedangkan dalam jumlah besar harus disimpan dalam drum yang dilapisi bahan anti karat.

(19)

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di Kebun Serikat Petani Indonesia, Dramaga, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Balittan dan penentuan rendemen minyak atsiri kemangi dilakukan di Laboratorium Balittro. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai Juli 2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kemangi dari Situletik, Dramaga, Bogor dan benih kemangi dari Karawang, kapur pertanian, serta pupuk kandang ayam. Alat yang digunakan yaitu alat-alat budidaya, tray, ajir, kertas label, oven, timbangan analitik, dan alat-alat tulis untuk pengamatan.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan RKLT Split Plot (Lampiran 1). Petak utama adalah kemangi yang terdiri dari 2 aksesi kemangi Bogor dan Karawang sedangkan anak petak yaitu perlakuan dosis pupuk kandang yang terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 10, 20, dan 30 ton/ha. Percobaan dilakukan dengan 3 ulangan. Tiap satuan percobaan berupa petakan dengan ukuran 2 m x 2 m sehingga terdapat 24 satuan percobaan.

Model statistik yang digunakan adalah :

Yijk = µ + Vi + Uj + (VU)ij + Pk + (VP)ik + єijk

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan aksesi kemangi ke-i, ulangan ke-j, dan

perlakuan pupuk kandang ke-k µ = Rataan umum

Vi = Pengaruh perlakuan aksesi kemangi ke-i

Uj = Pengaruh ulangan ke-j

(VU)ij = Galat dari interaksi antara aksesi kemangi ke-i dan ulangan ke-j atau

(20)

10   

     

Pk = Pengaruh perlakuan pupuk kandang ke-k

(VP)ik = Interaksi antara perlakuan aksesi kemangi ke-i dan pupuk kandang ke-k

єijk = Pengaruh galat percobaan perlakuan aksesi kemangi ke-i, ulangan ke-j,

dan perlakuan pupuk kandang ke-k atau galat (b) i = Jumlah perlakuan aksesi kemangi ke 1 dan 2 j = Jumlah ulangan ke 1, 2, dan 3

k = Jumlah perlakuan pupuk kandang ke 1, 2, 3, dan 4

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji F pada taraf 5 %. Jika terdapat pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji kontras polinomial.

Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahap yaitu :

Penyemaian

Penyemaian benih kemangi dilakukan di tray dengan media kompos. Penanaman benih sebanyak 2 benih per lubang dengan jarak yang tidak terlalu rapat supaya pertumbuhan kemangi baik. Penyemaian dilakukan sampai umur bibit kemangi sekitar 4 minggu lalu dipindah ke lahan.

Pengolahan lahan

Lahan diolah dengan menggunakan cangkul dan dibuat petak utama untuk perlakuan jenis dan anak petak untuk pupuk kandang. Luas lahan yang digunakan untuk satu petakan sebesar 4 m2 dengan ukuran 2 m x 2 m. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 20 cm sehingga diperoleh satu petakan sebanyak 100 tanaman. Percobaan terdiri dari 24 satuan percobaan sehingga total populasi keseluruhan sebanyak 2 400 tanaman.

Penanaman

Bibit kemangi yang telah disemai lalu ditanam di lahan. Bibit yang ditanam sebanyak satu bibit per lubang. Kondisi bibit harus dalam keadaan sehat dan bebas dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan supaya pertumbuhan bibit kemangi dapat berlangsung dengan baik.

(21)

Pemberian pupuk kandang

Dua minggu sebelum tanam, pupuk kandang diaplikasikan pada lahan seluas 4 m2 dengan dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha dan dikonversi masing-masing sebesar 0, 4, 8, dan 12 kg.

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman meliputi penyulaman apabila tanaman mati atau pertumbuhannya terganggu. Selain itu, penyiraman dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban tanah agar tanaman tidak mati. Penyiangan gulma juga perlu dilakukan dengan cara mencabut gulma-gulma di sekitar tanaman. Penyiangan gulma perlu dilakukan setiap minggu supaya pertumbuhan bibit tanaman tidak terganggu.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan satu kali saat tanaman kemangi telah berumur 4 minggu setelah transplanting. Bagian tanaman kemangi yang dipanen adalah seluruh bagian tanaman kemangi.

Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 10 sampel tanaman kemangi pada masing-masing satuan unit percobaan. Peubah yang perlu diamati meliputi :

1. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur saat tanaman telah dipindahkan ke lahan sampai tanaman siap dipanen. Pengukuran dilakukan dengan mengukur sampel tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh tertinggi pada umur 1, 2, 3, dan 4 MST.

2. Jumlah cabang

Jumlah cabang yang dihitung adalah cabang primer yang dihasilkan oleh setiap tanaman. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 1, 2, 3, dan 4 MST.

(22)

12          3. Jumlah daun

Daun yang dihitung adalah daun yang telah membuka sempurna dan berwarna hijau. Pengamatan dilakukan saat umur tanaman 1, 2, 3, dan 4 MST. 4. Bobot basah panen yang layak jual

Pengukuran bobot basah panen (batang dan daun) sesuai dengan kriteria layak jual yaitu daun yang berwarna hijau, segar, rasanya renyah, dan dipetik sekitar ± 10 cm dari ujung daun yang ditegakkan. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang bobot basah hasil panen berupa batang dan daun yang dihasilkan tiap tanaman. Panen untuk sayur konsumsi dilakukan pada saat tanaman telah berumur 4 MST.

5. Bobot basah total tanaman

Pengukuran bobot basah total tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menimbang bobot basah total pada masing-masing tanaman.

6. Bobot kering total tanaman

Pengukuran terhadap bobot kering total tanaman dilakukan setelah panen dengan cara menimbang bobot kering total hasil panen yang telah dioven pada suhu 105 0C selama 2 hari. Kadar air diukur menggunakan metode pengeringan oven dengan rumus KA (%) =

(Utami et al., 2007) 7. Rendemen minyak atsiri

Penentuan rendemen minyak atsiri dapat dilakukan dengan menggunakan metode destilasi air. Sampel kemangi basah komposit sebesar 4 kg dikeringanginkan selama 3 hari sampai kadar air 15-20 %. Sampel kemangi layu lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi dan ditambah air (± 3 liter) sampai semua bahan terendam air kemudian disuling dengan uap selama 4-5 jam mulai dari mendidih. Minyak atsiri kemangi yang dihasilkan ditampung kemudian dibebasairkan dengan menambahkan larutan natrium sulfat (Na2SO4). Minyak atsiri yang bebas air lalu ditimbang beratnya untuk

menentukan kadar minyak yang diperoleh (Balittro, 2008).

Rendemen minyak atsiri dihitung berdasarkan perbandingan volume minyak yang dihasilkan dari penyulingan bahan dengan bobot sampel yang

(23)

disuling dan dinyatakan dalam satuan persen. Penentuan rendemen minyak atsiri diperoleh dengan cara :

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kondisi Umum Penelitian

Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, lahan penelitian dikategorikan masam dengan nilai pH 5.3. Kandungan C-organik dan N-total tergolong rendah masing-masing yaitu 1.45 % dan 0.14 %. Kapasitas Tukar Kation (KTK) yang dimiliki tergolong rendah yaitu 12.36 cmol(+)/kg sedangkan kejenuhan basanya sangat tinggi yaitu >100. Lahan penelitian memiliki tekstur tanah liat karena kandungan liat lebih tinggi daripada pasir dan debu (Lampiran 2).

Kapur pertanian perlu diberikan untuk menaikkan nilai pH supaya menjadi netral. Dosis kapur pertanian diberikan sebanyak 1 kg untuk lahan seluas 4 m2 atau dikonversi menjadi 2.5 ton/ha. Selain itu, pemberian pupuk kandang ayam pada berbagai dosis juga dapat mengubah sifat fisik dan kimia tanah. Hal ini dapat dilihat dari perubahan pH tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang ayam dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha berturut-turut adalah 6.6, 6.8, dan 6.8 yang tergolong netral. Nilai KTK juga menjadi meningkat sehingga diharapkan hara sudah dapat tersedia bagi tanaman (Lampiran 3-5).

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2010. Penanaman bibit kemangi dilakukan pada akhir bulan Mei dengan total curah hujan sebesar 330.9 mm/bulan, rata-rata temperatur udara 26.65 0C, dan rata-rata lama penyinaran sebesar 5.37 jam/hari (Lampiran 6). Secara keseluruhan pertumbuhan tanaman kemangi baik. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman kemangi relatif sedikit. Hama yang menyerang tanaman kemangi yaitu belalang. Serangan belalang hanya menyebabkan kerusakan pada daun dengan meninggalkan bekas gigitan di beberapa tanaman kemangi. Penyakit mulai timbul ketika tanaman kemangi telah berumur 2 MST yang disebabkan oleh virus mosaic. Penyakit ini menyebabkan pucuk daun muda mengerut (Gambar 1).

Pemeliharaan seperti penyiraman dan pengendalian gulma perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya tanaman kemangi tumbuh baik. Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari apabila tidak terjadi hujan yaitu pagi

(25)

dan sore hari. Penyiraman lebih sering dilakukan saat memasuki bulan Juli karena total curah hujan yang sedikit yaitu 270.4 mm/bulan (Lampiran 6).

Gambar 1. Gejala serangan virus mosaic pada tanaman kemangi

Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam

Rekapitulasi hasil sidik ragam peubah pertumbuhan dan produksi tanaman kemangi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kemangi   Variabel Pengamatan Umur Aksesi Kemangi (A)

Dosis Pupuk Interaksi

KK (%)

(MST) Ayam (B) Kandang (AxB)

Tinggi 1 tn ** tn 5.879 2 tn ** tn 11.772 3 tn ** tn 7.517 4 tn ** tn 5.819 Jumlah Daun 1 tn ** tn 7.855 2 tn ** tn 11.843 3 tn ** tn 11.372 4 tn ** tn 13.244 Jumlah Cabang 2 tn ** * 18.736 3 tn ** tn 10.507 4 tn * tn 3.938

Bobot Panen Layak Jual 4 tn ** tn 21.175

Bobot Basah Total 4 tn ** tn 18.863

Bobot Kering Total 4 tn ** tn 20.120

Keterangan : * = berbeda nyata pada taraf 5 %, ** = berbeda nyata pada taraf 1 %, tn = tidak nyata, KK = Koefisien Keragaman

(26)

16   

     

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap peubah pertumbuhan kemangi seperti tinggi tanaman dan jumlah daun pada 1-4 MST, jumlah cabang pada 2-3 MST, dan nyata pada 4 MST. Pemberian pupuk kandang juga memberikan pengaruh sangat nyata terhadap peubah produksi tanaman kemangi antara lain bobot panen layak jual, bobot basah total, dan bobot kering total pada 4 MST.

Interaksi antara perlakuan aksesi kemangi dan dosis pupuk kandang ayam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang kecuali pada 2 MST, bobot panen layak jual, bobot basah total, dan bobot basah kering total. Aksesi kemangi Bogor dan Karawang memiliki beberapa perbedaan deskripsi seperti panjang dan lebar daun, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, bobot panen layak jual, bobot basah total, dan bobot kering total (Lampiran 7).

Tinggi Tanaman

Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman aksesi kemangi Bogor dan Karawang. Tinggi tanaman kemangi semakin meningkat dari 1-4 MST. Tanaman kemangi saat berumur 1-2 MST memiliki pertumbuhan tinggi yang masih cenderung lambat namun saat tanaman kemangi telah berumur 3-4 MST, pertumbuhan tinggi tanaman kemangi mulai cepat.

(27)

Gambar 2. Tinggi Tanaman Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam Umur 1, 2, 3, dan 4 MST

 

 

(28)

18   

     

Dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat dapat meningkatkan keragaan aksesi kemangi Bogor dan Karawang (Gambar 3). Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha memberikan respon linier positif terhadap tinggi tanaman aksesi kemangi Bogor dan Karawang. Tinggi tanaman kemangi pada dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang ayam (kontrol). Tinggi tanaman kemangi yang tertinggi dimiliki oleh dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam sedangkan tinggi tanaman kemangi terendah dimiliki oleh dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam (kontrol) pada 4 MST.  

 

Jumlah Daun

Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah daun aksesi kemangi Bogor dan Karawang semakin meningkat dari 1-4 MST. Pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha memberikan respon linier positif terhadap jumlah daun. Hal ini berarti jumlah daun semakin meningkat seiring meningkatnya dosis pupuk kandang ayam. Jumlah daun pada dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang ayam (kontrol).

(29)

Gambar 4. Jumlah Daun Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam pada Umur 1, 2, 3, dan 4 MST

Aksesi kemangi Bogor dan Karawang saat berumur 1-2 MST memiliki jumlah daun yang masih sedikit tetapi saat tanaman kemangi berumur 3-4 MST, jumlah daun tanaman kemangi relatif banyak. Jumlah daun tertinggi diperoleh pada dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam sedangkan jumlah daun terendah terdapat pada dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam (kontrol) saat berumur 4 MST.

Gambar 5. Panjang dan lebar daun aksesi kemangi Bogor dan Karawang Bogor (3.2 ± 0.15 cm)

Bogor (3 ± 0.26 cm)

Karawang (2 5 ± 0 72 cm)

(30)

20   

     

Aksesi kemangi Bogor dan Karawang memiliki perbedaan dalam ukuran daun. Aksesi kemangi Bogor memiliki panjang dan lebar daun masing-masing sebesar 3.2±0.15 cm dan 3±0.26 cm sedangkan aksesi kemangi Karawang memiliki panjang dan lebar daun masing-masing sebesar 2.5±0.72 cm dan 2.4± 0.70 cm (Gambar 5).

Jumlah Cabang

Cabang aksesi kemangi Bogor dan Karawang mulai terbentuk saat berumur 2 MST pada dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam sedangkan pada perlakuan tanpa pupuk kandang ayam, cabang belum terbentuk (Gambar 6). Jumlah cabang selalu meningkat dari 2-4 MST. Pada umur 2 MST jumlah cabang yang terbentuk masih sedikit dan mulai meningkat cepat pada umur 3-4 MST.

Dosis 10, 20, 30 ton/ha pupuk kandang ayam memiliki jumlah cabang yang lebih banyak dibandingkan tanpa pemberian pupuk kandang ayam (kontrol). Pemberian pupuk kandang ayam menunjukkan respon linier positif. Hal ini berarti dosis pupuk kandang ayam yang semakin tinggi dapat meningkatkan jumlah cabang. Jumlah cabang tertinggi pada 4 MST diperoleh oleh dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam sedangkan jumlah cabang terendah dimiliki oleh dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam (kontrol).

(31)

Gambar 6. Jumlah Cabang Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam Umur 2, 3, dan 4 MST

 

(32)

22   

     

Gambar 8. Pertumbuhan Aksesi Kemangi Karawang pada 4 MST  

Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat akan meningkatkan pertumbuhan tanaman kemangi. Secara keseluruhan pertumbuhan aksesi kemangi Bogor dan Karawang yang diberikan pupuk kandang ayam dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan tanpa diberikan pupuk kandang ayam pada 4 MST.

 

Bobot Panen Layak Jual

Pemanenan tanaman kemangi dilakukan pada umur 4 MST. Gambar 9 menunjukkan bahwa pupuk kandang ayam dapat meningkatkan bobot panen layak jual aksesi kemangi Bogor maupun Karawang. Bobot panen layak jual tanaman aksesi kemangi Bogor semakin meningkat pada dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam. Bobot panen layak jual aksesi kemangi Karawang juga semakin meningkat pada dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam.

(33)

b b a a a a a a 0 5 10 15 20 25 30

Aksesi Kemangi Bogor Aksesi Kemangi Karawang

B ob o t P an en L ayak Ju al ( g)

Dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 10 ton/ha pupuk kandang ayam

Dosis 20 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam

Gambar 9. Bobot Panen Layak Jual Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam

 

Dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam memiliki bobot panen layak jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam. Bobot panen layak jual tertinggi pada aksesi kemangi Bogor dan Karawang dimiliki oleh dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam. Bobot panen layak jual aksesi kemangi Bogor pada dosis 30 ton/ha sebesar 21.22 g sedangkan bobot panen layak jual aksesi kemangi Karawang pada dosis 30 ton/ha sebesar 21.01 g.

 

Bobot Basah Total

Pemanenan bobot basah total dilakukan saat tanaman telah berumur 4 MST. Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa perlakuan dosis pupuk kandang ayam dapat meningkatkan bobot basah total aksesi kemangi Bogor maupun Karawang. Bobot basah total aksesi kemangi Bogor dan Karawang semakin meningkat pada dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam.

Dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam memiliki bobot basah total yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam (kontrol). Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam menghasilkan bobot basah total tertinggi pada aksesi kemangi Bogor sebesar 45.45 g sedangkan bobot basah total

(34)

24   

     

tertinggi pada aksesi kemangi Karawang pada dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam menghasilkan bobot basah total tertinggi sebesar 42.97 g.

b b ab b a ab a a 0 10 20 30 40 50 60

Aksesi Kemangi Bogor Aksesi Kemangi Karawang

B o b o t B a sa h T o ta l (g )

Dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 10 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 20 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam

Gambar 10. Bobot Basah Total Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam

 

Bobot Kering Total

Bobot kering total diperoleh dengan oven pada suhu 105 0C selama 2 hari (Gambar 11). Rata-rata kadar air bobot kering dari bobot basah pada aksesi kemangi Bogor dengan dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam masing-masing 87.70 %, 88.44 %, 88.46 %, dan 88.65 % sedangkan aksesi kemangi Karawang masing-masing 91.58 %, 90.36 %, 90.19 %, dan 89.47 %.

(35)

b b ab b a a a a 0 1 2 3 4 5 6

Aksesi Kemangi Bogor Aksesi Kemangi Karawang

B o b o t K er ing T o ta l (g )

Dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 10 ton/ha pupuk kandang ayam

Dosis 20 ton/ha pupuk kandang ayam Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam

Gambar 12. Bobot Kering Total Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam

 

Dosis pupuk kandang ayam dapat meningkatkan bobot kering total aksesi kemangi dari Bogor maupun Karawang (Gambar 12). Bobot kering total aksesi kemangi Bogor dan Karawang semakin meningkat pada dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam. Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam menghasilkan bobot kering total tertinggi pada aksesi kemangi Bogor sebesar 5.16 g sedangkan bobot kering total tertinggi pada aksesi kemangi Karawang pada dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam sebesar 4.52 g.

Rendemen Minyak Atsiri

Rendemen minyak atsiri diperoleh dari perbandingan antara volume minyak atsiri yang dihasilkan dengan bobot sampel yang disuling. Destilasi minyak atsiri kemangi dilakukan pada bagian daun, batang, dan cabang. Minyak atsiri kemangi banyak terdapat di bagian daun daripada batang dan cabang dengan rasio 2:1 (Balittro, 2008). Minyak atsiri kemangi memiliki warna kuning keemasan sampai kuning kecoklatan (Gambar 13). Tabel 2 menunjukkan bahwa aksesi kemangi Bogor dengan dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam menghasilkan rendemen minyak atsiri masing-masing sebesar 0.04, 0.15, 0.11, dan 0.11 % sedangkan aksesi kemangi Karawang dengan dosis 0, 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk

(36)

26   

     

kandang ayam menghasilkan rendemen minyak atsiri berturut-turut 0.16, 0.20, 0.19, dan 0.21 %.

Tabel 2. Rendemen Minyak Atsiri Tanaman Kemangi dengan Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam

 

Aksesi Kemangi Dosis Pupuk Kandang Ayam (ton/ha)

Rataan Rendemen Pupuk Kandang Ayam 0 10 20 30 Bogor 0.04 % 0.15 % 0.11 % 0.11 % 0.12% Karawang 0.16 % 0.20 % 0.19 % 0.21 % 0.20%     Gambar 13. Minyak Atsiri Tanaman Kemangi Bogor dan Karawang  

Aksesi kemangi Karawang menghasilkan rata-rata rendemen minyak atsiri lebih tinggi daripada aksesi kemangi Bogor. Aksesi kemangi Bogor dengan pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan rata-rata rendemen minyak atsiri sebesar 0.12 % sedangkan aksesi kemangi Karawang menghasilkan rata-rata rendemen minyak atsiri sebesar 0.20 %. Rendemen minyak atsiri aksesi kemangi Bogor maupun Karawang yang diberikan pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan tanpa pupuk kandang ayam. Aksesi kemangi Bogor dan Karawang dengan pemberian pupuk kandang ayam memberikan rendemen minyak atsiri masing-masing 300 % dan 125 % lebih baik dibandingkan tanpa pupuk kandang ayam.

(37)

Ketaren (1985) serta Wahyuni dan Hadipoentyanti (2006) menyatakan bahwa tanaman kemangi jika disuling menghasilkan rendemen sekitar 0.2 %. Hal ini bisa disebabkan karena kecilnya kadar minyak atsiri pada bahan baku karena penyimpanan bahan yang terlalu lama dan kondisi ruang penyimpanan yang tidak baik. Menurut Somaatmaja (1978) faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen minyak atsiri adalah jenis/variasi tanaman, umur tanaman sebelum dipanen, perlakuan bahan mentah sebelum penyulingan, alat-alat, cara penyulingan, perlakuan terhadap minyak setelah penyulingan, dan penyimpanan minyak.

Pembahasan

Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran yang tidak dapat balik (Harjadi, 1996). Pemberian pupuk kandang ayam pada percobaan ini dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kemangi. Secara keseluruhan perlakuan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap peubah pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun. Pertumbuhan yang meningkat juga akan meningkatkan produksi kemangi seperti bobot panen layak jual, bobot basah total, dan bobot kering total. Hal ini didukung oleh penelitian Saragi (2008) bahwa pupuk kandang ayam memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah, bobot kering, pada tanaman sayuran Spinacea oleracea. Rosani (2006) menyatakan bahwa pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman ceplukan. Menurut Susanti (2006) pupuk kandang ayam memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kolesom.

Menurut Iqbal (2008) pemberian pupuk kandang dapat menyediakan ketersediaan hara N, P, dan K di dalam tanah menjadi seimbang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Setyamidjaya (1986) menyatakan bahwa selain unsur nitrogen, pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimum apabila didukung oleh kecukupan unsur P dan K. Kondisi tanah awal (kontrol) memiliki kandungan P dan K masing-masing 119 ppm dan 0.32 cmol(+)/kg (Lampiran 2) kemudian mengalami peningkatan setelah diberikan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam. Kandungan P dan K pada dosis 10, 20, dan

(38)

28   

     

30 ton/ha pupuk kandang ayam masing-masing adalah 140.9 ppm dan 0.51 cmol(+)/kg (Lampiran 3), 205.5 ppm dan 0.86 cmol(+)/kg (Lampiran 4), dan 222.1 ppm dan 1.05 cmol(+)/kg (Lampiran 5). 

Secara keseluruhan pertumbuhan dan produksi tanaman kemangi dengan diberikan pupuk kandang ayam dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan tanpa diberikan pupuk kandang ayam (kontrol). Hal ini disebabkan karena dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam memiliki kandungan unsur hara seperti unsur N, P, dan K yang lebih tinggi dibandingkan kontrol (Lampiran 2-5). Menurut Prayugo (2007) unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi lebih mudah diserap oleh tanaman.

Pemberian pupuk kandang dengan dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam menyebabkan unsur hara yang semakin meningkat sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman kemangi juga semakin meningkat. Dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat menyebabkan pertumbuhan tanaman kemangi lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hal ini dapat dilihat dengan komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah daun, yang terus meningkat dengan adanya peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Pertumbuhan yang semakin meningkat dengan meningkatnya dosis pupuk kandang ayam juga akan meyebabkan produksi tanaman kemangi meningkat. Hal ini dapat dilihat pada komponen produksi seperti bobot panen layak jual, bobot basah total dan bobot kering total yang terus meningkat dengan adanya peningkatan dosis pupuk kandang ayam. Oleh karena itu, pemberian dosis 10, 20, dan 30 ton/ha pupuk kandang ayam menyebabkan pertumbuhan dan produksi kemangi lebih baik dibandingkan kontrol.

Menurut Harjadi (1989) fase vegetatif tanaman berhubungan dengan tiga proses penting yaitu pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel. Kecepatan pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel tergantung dari ketersediaan karbohidrat yang berasal dari fotosintesis. Saragi (2008) menambahkan bahwa tanaman yang semakin aktif

(39)

melakukan pembelahan sel, perpanjangan sel, dan tahap pertama dari diferensiasi sel disebabkan karena keadaaan fisik tanah yang baik dari pemberian pupuk kandang ayam sehingga menyebabkan akar, batang, dan daun akan meningkat dengan cepat sehingga biomassa tanaman tersebut juga meningkat.

Pemberian pupuk kandang ayam juga mempengaruhi rendemen minyak atsiri kemangi. Jumlah daun dan cabang yang semakin meningkat dengan peningkatan dosis pupuk kandang ayam akan menyebabkan biomassa kemangi yang dihasilkan juga meningkat. Biomassa kemangi yang semakin tinggi menyebabkan volume minyak atsiri yang dihasilkan dari penyulingan juga akan meningkat. Penyulingan minyak atsiri pada percobaan ini menggunakan metode destilasi air (Lampiran 8). Rendemen minyak atsiri ditentukan oleh perbandingan antara volume minyak atsiri yang dihasilkan dengan bobot sampel yang akan disuling.

Hasil penyulingan tanaman kemangi akan menghasilkan rendemen sekitar 0.2 % (Balittro, 2008). Rendemen minyak atsiri aksesi kemangi Bogor dan Karawang yang diberikan pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan tanpa pupuk kandang ayam. Aksesi kemangi Bogor menghasilkan rata-rata rendemen minyak atsiri sebesar 0.12 % sedangkan aksesi kemangi Karawang menghasilkan rata-rata rendemen minyak atsiri sebesar 0.21 %. Oleh karena itu, aksesi kemangi Bogor baik digunakan untuk konsumsi sedangkan aksesi kemangi Karawang digunakan untuk minyak atsiri.

Penyulingan daun segar akan menghasilkan rendemen minyak yang terlalu rendah. Hal ini disebabkan karena sel-sel yang mengandung minyak sebagian terdapat di permukaan dan sebagian lagi di bagian dalam daun. Penyulingan daun segar hanya menghasilkan minyak yang berasal dari permukaan saja. Oleh karena itu, pelayuan dan pengeringan sangat diperlukan supaya dinding-dinding sel terbuka sehingga lebih mudah ditembus uap (Tan, 1962). Selain itu, pelayuan dan pengeringan juga bertujuan untuk menguapkan sebagian air dalam bahan sehingga penyulingan dapat berlangsung lebih mudah dan lebih singkat (Ketaren, 1985).

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa dosis pupuk kandang ayam yang semakin meningkat akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi daun segar, serta kandungan minyak atsiri kemangi. Dosis pupuk kandang yang optimum terhadap pertumbuhan dan produksi daun segar kemangi belum ditemukan. Dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam memberikan rata-rata produksi tertinggi pada aksesi kemangi Bogor dan Karawang msing-masing 5.16 dan 4.52 g bobot kering total. Rendemen minyak atsiri aksesi kemangi Bogor maupun Karawang yang diberikan pupuk kandang ayam lebih baik dibandingkan tanpa pupuk kandang ayam.

Saran

Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemupukan pada tanaman kemangi dengan dosis pupuk kandang ayam yang lebih tinggi sehingga diperoleh dosis optimum untuk pertumbuhan tanaman kemangi.

(41)

Adi, L.T. 2007. Terapi Herbal Berdasarkan Golongan Darah. Agromedia Pustaka. Jakarta. 186 hal.

Balittro. 2008. Keragaman selasih (Ocimum spp.) berdasarkan karakter morfologi, produksi, dan mutu herba. Jurnal Littri 14(4):141 – 148.

Dasgupta, T., A.R. Rao, and P.K. Yadava. 2004. Chemomodulatory efficacy of basil leaf (Ocimum basilicum) on drug metabolizing and antioxidant enzymes, and on carcinogen-induced skin and forestomach papillomagenesis. Phytomedicine 11:139-151.

Deschamps, C. and J.E. Simon. 2006. Terpenoid essential oil metabolism in basil (Ocimum basilicum L.) following elicitation. Journal of Essential Oil Research 18:618-621.

Guenther, E. 1947. The Essential Oils Vol. I. Krieger Publishing Company. New York.

Harjadi, S.S. 1989. Dasar-dasar Hortikultura. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 506 hal.

. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 197 hal.

Hartatik, W. dan L.R. Widowati. 2005. Pupuk Kandang. Laporan Proyek Penelitian Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian Tanah. 82 hal.

Iqbal, A. 2008. Potensi kompos dan pupuk kandang untuk produksi padi organik di tanah inceptisol. Jurnal Akta Agrosia 11(1):13-18.

Jamilah. 2003. Pengaruh pemberian pupuk kandang dan kelengasan terhadap perubahan bahan organik dan nitrogen total entisol. http://www.caripdf.com/pupuk+kandang. [28 November 2009].

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta. 426 hal.

Lesmayati, S. 2004. Modifikasi Proses Penyulingan Minyak Nilam dengan Peningkatan Tekanan secara Bertahap. Skripsi. Departemen Teknologi Industri . Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 51 hal.

Mayadewi, N.N.A. 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Agritrop 26 (4):153 – 159.

(42)

32   

     

Muralidharan, A. and R. Dhananjayan. 2009. Cardiac stimulant activity of Ocimum basilicum Linn. extracts. http://ijp-online.com. [25 November 2009].

Muslihat, L. 2003. Teknik percobaan takaran pupuk kandang pada pembibitan Abaca. Buletin Teknik Pertanian 8(1):37-39.

Nazzaruddin. 1995. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal.

Paton, A. 1992. A synopsis of Ocimum L. (Labiatae) in Africa. Kew Bul. 47:403-435.

Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta. 91 hal.

Rosadi, A. 2007. Pembuatan Permen Tablet Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum). Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 65 hal.

Rosani, T. 2006. pengaruh dosis pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi biomassa tanaman ceplukan (Physalis angulata L.). Skripsi. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 38 hal.

Rubatzky, V. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia I : Prinsip, Produksi, dan Gizi, Edisi Kedua. Terjemahan dari : World Vegetables : Principles, Production, and Nutritive Values, Second Edition. Penerjemah : C. Herison. Penerbit ITB. Bandung. 313 hal.

Sadikin, S. 2004. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Nilam (Pogestemon cablin Benth.). Skripsi. Departemen Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 30 hal.

Santoso, B., F. Haryanti, dan S.A. Kadarsih. 2007. Pengaruh pemberian pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan produksi serat tiga klon rami di lahan aluvial Malang. http://www.win2pdf.com. [1 Februari 2010].

Saragi, A.H. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Dosis Kalium terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Peleng (Spinacea oleracea). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. 59 hal.

Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex. Jakarta. 93 hal. Siemonsma, J.S. and K. Piluek. 1994. Plant Resources of South-East Asia

(43)

Simon, J.E., J. Quinn, and R.G. Murray. 1990. Basil : a source of essential oils, p. 484-489. In J. Janick and J.E. Simon (Eds.). Advances in New Crops. Timber Press. Portland.

Simon, J.E. 1992. Basil: promising new essential oil crop. New Crops News 12(1): 458-462

Simon, J.E., M.R. Morales, W.B. Phippen, R. F. Vieira, and Z. Hao. 1999. Basil : a source of aroma compounds and a popular culinary and ornamental herb, p. 499-505. In J. Janick (Ed.). Perspectives on New Crops and New Uses. ASHS Press. Alexandria.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB Press. Bogor. 591 hal.

Somaatmaja. 1978. Masalah Minyak Atsiri Dewasa Ini. Seminar Minyak Atsiri III. Balai Penelitian Kimia. Bogor. hal 1-13.

Sulianti, S.B. 2008. Studi fitokimia Ocimum spp. : komponen kimia minyak atsiri kemangi dan ruku-ruku. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati 9(3):237-241.

Susanti, H. 2006. Produksi Biomassa dan Bahan Bioaktif Kolesom (Talinum triangulare (Jacq.) Willd) pada Berbagai Asal Bibit, Dosis Pupuk Kandang Ayam, dan Komposisi Media Tanam. Tesis. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 76 hal.

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik (Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan). Kanisius. Jakarta.

Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 110 hal. Syekhfani. 2000. Arti penting bahan organik bagi kesuburan tanah.

http://www.win2pdf.com. [1 Februari 2010].

Tan, H.S. 1962. Minyak Atsiri. Balai Penelitian Kimia PNPR. Nupikasa-yasa Deperindag. Kantor dan Penyuluhan Deperindag. Bogor.

Utami, S., K.A. Nocianitri, dan I.A.R.P. Pudja. 2007. Pengaruh suhu air dan lama waktu perendaman beberapa jenis sayuran daun. Agritrop 26(3):117-123. Wahyuni, S. dan E. Hadipoentyanti. 2006. Kemangi sebagai sumber minyak atsiri

dan peluangnya sebagai bahan parfum. Jurnal Warta12(2):15-16.

Williams, C.N., J.O.Uzo, dan W.T.H. Peregrine. 1993. Produksi Sayuran di Daerah Tropika. Terjemahan dari : Vegetable Production in The Tropics. Penerjemah : S. Ronoprawiro. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 374 hal.

(44)

34   

     

Yuhono, J.T. dan S. Suhirman. 2008. Status pengusahaan minyak atsiri dan faktor-faktor teknologi pasca panen yang menyebabkan rendahnya rendemen minyak. http://balittro.litbang.deptan.go.id. [1 Februari 2010]. Zakaria, A. and P. Vimala. 2002. Research and development of organic crop

(45)
(46)

36   

     

Lampiran 1. Denah Tata Letak Penelitian

Keterangan :

P0 = dosis 0 ton/ha pupuk kandang ayam P1 = dosis 10 ton/ha pupuk kandang ayam P2 = dosis 20 ton/ha pupuk kandang ayam P3 = dosis 30 ton/ha pupuk kandang ayam V1 = aksesi kemangi Bogor

V2 = aksesi kemangi Karawang U1 = ulangan ke-1

U2 = ulangan ke-2 U3 = ulangan ke-3

Lampiran 2. Penilaian Sifat Kimia Tanah Awal (Kontrol).

Peubah Nilai Keterangan

pH H₂O 5.3 Masam

C-organik (%) 1.45 Rendah

N-total (%) 0.14 Rendah

C/N 10 Rendah

P₂O₅ Bray (ppm) 119 Sangat tinggi P-HCl 25 % (mg/100 g) 147 Sangat tinggi Ca [cmol(+)/kg] 15.42 Tinggi Mg [cmol(+)/kg] 3.53 Tinggi K [cmol(+)/kg] 0.32 Sedang Na [cmol(+)/kg] 0.30 Rendah KTK [cmol(+)/kg] 12.36 Rendah KB (%) >100 Sangat tinggi Tekstur (pasir:debu:liat) (%) 17:36:47 Liat Sumber : Laboratorium Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor

P1V1 P3V1 P0V1 P2V1 P2V2 P1V2 P3V2 P0V2 P2V2 P0V2 P1V2 P3V2 P0V1 P2V1 P3V1 P1V1 P3V1 P2V1 P1V1 P0V1 P0V2 P3V2 P1V2 P2V2

U

U1 U3 U2

(47)

Lampiran 3. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam 10 ton/ha

 

Peubah Nilai Keterangan

pH H₂O 6.6 Netral

C-organik (%) 1.68 Rendah

N-total (%) 0.13 Rendah

C/N 13 Sedang

P₂O₅ Bray (ppm) 140.9 Sangat tinggi P-HCl 25 % (mg/100 g) 214 Sangat tinggi Ca [cmol(+)/kg] 16.69 Tinggi Mg [cmol(+)/kg] 3.86 Tinggi K [cmol(+)/kg] 0.51 Sedang Na [cmol(+)/kg] 0.30 Sedang KTK [cmol(+)/kg] 19.57 Sedang KB (%) >100 Sangat tinggi Sumber : Laboratorium Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor

 

Lampiran 4. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam 20 ton/ha

 

Peubah Nilai Keterangan

pH H₂O 6.8 Netral

C-organik (%) 1.95 Rendah

N-total (%) 0.14 Rendah

C/N 14 Sedang

P₂O₅ Bray (ppm) 205.5 Sangat tinggi P-HCl 25 % (mg/100 g) 253 Sangat tinggi Ca [cmol(+)/kg] 18.41 Tinggi Mg [cmol(+)/kg] 4.34 Tinggi K [cmol(+)/kg] 0.86 Tinggi Na [cmol(+)/kg] 0.20 Rendah KTK [cmol(+)/kg] 21.63 Sedang KB (%) >100 Sangat tinggi Sumber : Laboratorium Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor

   

(48)

38   

     

Lampiran 5. Kriteria Penilaian Sifat Kimia Tanah dan Pupuk Kandang Ayam 30 ton/ha

 

Peubah Nilai Keterangan

pH H₂O 6.8 Netral

C-organik (%) 2.22 Sedang

N-total (%) 0.14 Rendah

C/N 16 Sedang

P₂O₅ Bray (ppm) 222.1 Sangat tinggi P-HCl 25 % (mg/100 g) 281 Sangat tinggi Ca [cmol(+)/kg] 17.84 Tinggi Mg [cmol(+)/kg] 4.34 Tinggi K [cmol(+)/kg] 1.05 Sangat tinggi Na [cmol(+)/kg] 0.23 Rendah KTK [cmol(+)/kg] 19.24 Sedang KB (%) >100 Sangat tinggi Sumber : Laboratorium Tanah, Balai Penelitian Tanah, Bogor

Lampiran 6. Data Curah Hujan dan Lama Penyinaran selama Masa Penelitian  

Bulan Curah Hujan Temperatur (⁰C) Rataan Lama Penyinaran (mm/bulan) (jam/hari)

Mei 330.9 26.65 5.37

Juni 303.4 25.80 5.44

Juli 270.4 25.78 5.05

Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Balai Besar Wilayah II Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

                   

(49)

Lampiran 7. Deskripsi 2 Aksesi Kemangi

Aksesi Karakter Nilai Bogor Panjang daun 3.2 ± 0.15 cm

Lebar daun 3 ± 0.26 cm Tinggi tanaman 30.62 cm

Jumlah daun 89.97

Jumlah cabang 12.17 Bobot panen layak jual 8.89 g Bobot basah total 19.77 g Bobot kering total 2.43 g Potensi/Rendemen minyak atsiri 0.12 % Karawang Panjang daun 2.5 ± 0.72 cm Lebar daun 2.4 ± 0.70 cm Tinggi tanaman 31.57 cm

Jumlah daun 98.03

Jumlah cabang 11.87 Bobot panen layak jual 9.79 g Bobot basah total 26.81 g

Bobot kering total 2.26 g

(50)

40   

     

Lampiran 8. Proses Penyulingan Minyak Atsiri

          

Pengukuran Kadar Air Ketel Uap

   

Minyak Atsiri Alat Penyuling Minyak Atsiri

   

Gambar

Gambar 1. Gejala serangan virus mosaic pada tanaman kemangi
Gambar 3. Keragaan Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang pada 4 MST
Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah daun aksesi kemangi Bogor dan  Karawang semakin meningkat dari 1-4 MST
Gambar 4. Jumlah Daun Aksesi Kemangi Bogor dan Karawang dengan Berbagai  Dosis Pupuk Kandang Ayam pada Umur 1, 2, 3, dan 4 MST
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sidik Ragam Pengaruh Dosis Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk NPK terhadap Rerata Bobot Polong Total per Tanaman Panen

Perlakuan tunggal dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 1 MST dan 2 MST, tetapi tidak berpengaruh nyata dari umur 3

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK P TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL.. TANAMAN BUNCIS (Phaseolus

Sidik Ragam Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan Dosis Pupuk Majemuk NPK Umur 6 MST………... Jumlah Daun Bibit Kakao oleh Perlakuan Jenis Pupuk Kandang dan

Sedangkan interaksi konsentrasi POC limbah sayuran dan dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2, 3, 4, dan 5 MST, jumlah

Sedangkan interaksi konsentrasi POC limbah sayuran dan dosis pupuk kandang ayam berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2, 3, 4, dan 5 MST, jumlah

Perlakuan tunggal dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 1 MST dan 2 MST, tetapi tidak berpengaruh nyata dari umur 3

Peningkatan dosis pupuk kandang sapi nyata berpengaruh terhadaap jumlah daun 7 mst, bobot segar tanaman 6 mst, tetapi tidak nyata berpengaruh terhadap tinggi tanaman 3-7, jumlah daun 3