• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA HAMBAT LARUTAN BUNGA CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUM) DENGAN KONSENTRASI 5% TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI DAYA HAMBAT LARUTAN BUNGA CENGKEH (SYZYGIUM AROMATICUM) DENGAN KONSENTRASI 5% TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 1, No.1 Bulan September, 2020, ISSN: 2721-2033

UJI DAYA HAMBAT LARUTAN BUNGA CENGKEH (SYZYGIUM

AROMATICUM) DENGAN KONSENTRASI 5% TERHADAP

BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS

Wahyuni Febrian Firdiana 1

, Sri Hidayati2

, Hendro Suharnowo³

1,2,3 Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Email : wahyunifebrian08@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Apabila terabaikan dapat menimbulkan penyakit karies. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) dan Riskesdas (2018) penduduk Indonesia yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut terutama di provinsi Jawa Timur memiliki peningkatan nilai prevalensi dari 30% menjadi 55% dan didapatkan masalah karies (2018) khususnya Provinsi Jawa Timur dengan jumlah sebesar 42,4%. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang memiliki peran utama dalam etiologi karies gigi. Cengkeh merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan untuk mengobati sakit gigi. Kandungan dalam cengkeh yaitu saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavonoid. Cengkeh banyak digunakan karena Senyawa eugenol yang sifatnya analgesik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji daya hambat larutan bunga cengkeh (syzygium aromaticum) dengan konsentrasi 5% terhadap bakteri streptococcus mutans. Metode yang digunakan Eksperimental Laboratorium dengan 2 perlakuan (larutan bunga cengkeh 5% dan kontrol group aquades) dan masing-masing dilakukan 16 kali pengulangan dan tehnik analisa yang digunakan uji t tes independen. Hasil penelitian menunjukan bahwa larutan bunga cengkeh 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans dapat dilihat dari rata-rata diameter zona bening, dimana rata-rata larutan bunga cengkeh 5% yaitu sebesar 12,93mm dan rata-rata kontrol aquades sebesar 0 mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa larutan bunga cengkeh 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans. Kata Kunci : Cengkeh, Streptococcus Mutans. ABSTRCT Key word:

Clove, Streptococcus Mutans.

Introduction: Oral health is one of the important factors in maintaining a healthy body. If neglected can cause caries. Based on the results of Riskesdas (2013) and Riskesdas (2018), Indonesian residents who experience dental and oral health problems especially in East Java province have an increased prevalence value from 30% to 55% and caries problems (2018) especially in East Java Province with a total of 42 4%. Streptococcus mutans is a bacterium that has a major role in the etiology of dental caries. Clove is one of the plants used to treat toothache. The contents in cloves are saponins, tannins, alkaloids, glycosides and flavonoids. Cloves are widely used because of the compound analgesic eugenol. Objective: The purpose of this study was to determine the inhibitory test of clove flower solution (syzygium aromaticum) with a concentration of 5% against streptococcus mutans. Method: The method used is Experimental Laboratory with 2 treatments (5% clove flower solution and aquades group control) and each performed 16 repetitions and analysis techniques used independent t test. Results: The results showed that 5% clove flower solution can inhibit the growth of streptococcus mutans bacteria can be seen from the average diameter of the clear

(2)

zone, where the average 5% clove flower solution is equal to 12.93 mm and the average aquades control is 0 mm. Conclusion: Based on the results of the study it can be concluded that the 5% clove flower solution can inhibit the growth of streptococcus mutans bacteria.

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Kesibukan masyarakat di era globalisasi sekarang ini berdampak pada terabaikannya kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut yang terabaikan dapat menimbulkan penyakit periodontal yang disebabkan oleh plak gigi (Mirawati, 2017).

Hasil Riskesdas (2013) penduduk Indonesia yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut terutama di provinsi Jawa Timur memiliki nilai prevalensi sebesar 30%. Sedangkan hasil Riskesdas (2018) yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut terutama di provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan prevalensi sebesar 55% dan didapatkan masalah karies (2018) khususnya Provinsi Jawa Timur dengan jumlah sebesar 42,4%.

Hal ini disebabkan karena masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang jika tidak diperhatikan dapat menimbulkan penyakit disekitar rongga mulut. Masalah kesehatan gigi yang cukup umum ditemukan dalam rongga mulut yaitu masalah karies gigi (Paliling, 2016). Karies gigi adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemui dimasyarakat yang merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat pada golongan Streptococcus dalam mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus Mutans. Indonesia menghadapi tantangan yang berkaitan dengan status kesehatan gigi dan mulut yang buruk pada anak-anak. Masalah ini berlanjut sampai usia remaja dan dewasa, dimana lebih dari 70% mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan karies gigi (Ayu dkk ,2018).

Karies dapat dicegah secara dini yaitu dengan cara mengurangi konsumsi sukrosa berlebih seperti pemen dan coklat, bimbingan orang tua dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi secara rutin setiap hari dan melakukan pemeriksaan berkala 6 bulan sekali. Pencegahan karies seorang anak memerlukan peran serta orangtua bahkan peran orangtua berpengaruh pada pemeliharaan kesehatan dan kebersihan gigi. Peran aktif orangtua diperlukan terutama pada usia prasekolah (Suciari dkk, 2016).

Streptococcus merupakan bakteri yang memiliki peran utama dalam etiologi karies gigi. Streptococcus mutans menghasilkan asam dari metabolisme fermentasi karbohidrat yang membuat lingkungan rongga mulut menjadi asam sehingga meningkatkan resiko karies. Streptococcus merupakan koloni awal yang ditemui dalam waktu 4 jam pertama pada biofilm gigi dan jumlah bakteri streptococcus akan semakin meningkat dengan adanya karbohidrat (sukrosa). Asam ini menyebabkan demineralisasi gigi. Karbohidrat merupakan substrat yang difermentasikan oleh

(3)

bakteri untuk mendapatkan energi dan konsumsi karbohidrat berlebih akan meningkatkan insidensi karies (Jaya, 2018).

Cengkeh merupakan salah satu tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk mengobati sebagai masalah kesehatan. Minyak cengkeh banyak digunakan karena sifatnya sebagai analgesik. Kandungan dalam cengkeh yaitu saponin, tannin, alkaloid, glikosida dan flavanoid. Senyawa eugenol sebagai hasil isolasi dari minyak cengkeh sudah biasa digunakan untuk obat sakit gigi dan bahan campuran untuk manambal gigi. Minyak cengkeh dapat dipakai sebagai bahan aktif atau pembuatan obat kumur yang dihasilkan dapat menghambat tumbuhnya bakteri streptococcus mutans dan streptococcus viridians yang dapat menyebabkan terjadinya plak gigi. Minyak atrisi yang terdapat dalam bunga (10 – 20%), tangkai (5 – 10%), dan daun (1 – 4%), yang memiliki komponen eugenol dalam jumlah (70 – 80%) yang mempunyai sifat sebagai stimulant, anastetik lokal, karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispasmodik (Nurdjannah, 2001 cit Nurdjannah, 2016).

Minyak cengkeh digunakan sebagai analgesik alami pada penderita sakit gigi. Minyak cengkeh merupakan produk alami yang mudah didapat dengan harga terjangkau sehingga dapat digunakan oleh kalangan manapun. Kandungan senyawa aktif dalam cengkeh yang memiliki manfaat kesehatan adalah minyak atrisi, eugenol, asam aleanolat, asam glatonat, fenilin, kariofilin, resin dan gom. Kandungan utama yang memberikan manfaat terhadap penyembuhan infeksi gigi adalah eugenol (78 – 98%). Zat tersebut dihasilkan dari kelenjar minyak yang terdapat pada permukaan badan bunga cengkeh (Poernomo dkk, 2018).

Perbadaan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu yang diuji peneliti larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% terhadap bakteri Streptococcus mutans apakah ada hambatan apa tidak terhadap bakteri Streptococcus mutans sedangkan pada penelitian sebelumnya oleh Poernomo (2018) yang menguji efektifitas minyak cengkeh dan Pulpryl terhadap bakteri Staphylococcus Auerus (Secara in vitro) menunjukkan bahwa minyak cengkeh 5% memiliki efek antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Staphylococcus Aerus.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni berupa kelompok perlakuan larutan bunga cengkeh 5% terhadap bakteri streptococcus mutans dan kontrol group aquades terhadap bakteri streptococcus mutans dalam bentuk in vitro pada subjek penelitian, dan observasi dilakukan untuk membuktikan adanya hambatan pada bakteri tersebut. Penelitian ini dilakukan di Research Center Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya. Metode pada penelitian ini adalah pengamatan dan pengukuran terhadap diameter zona hambat bakteri Streptococcus Mutans dengan larutan bunga cengeh konsentrasi 5% dan pengkuruan terhadap diameter zona hambat Streptococcus Mutans dengan kotrol Aquades. Jumlah sampel yang diperlakukan untuk masing-masing perlakuan adalah 16 artinya setiap perlakuan diulang sebanyak 16 kali percobaan maka jumlah perlakuan keseleruhan sebanyak 32. Data hasil perhitungan kemudian dilakukan uji ttes independen untuk mengetahui apakah data pada masing-masing kelompok terdistribusi normal (p>0,05) atau tidak. Apabila uji data tersebut tidak normal maka dilakukan uji wilcoxon

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini bahan uji yang digunakan adalah larutan bunga cengkeh (syzygium aromaticum) dengan konsentrasi 5%. Dilanjutkan dengan melakukan uji daya hambat terhadap bakteri streptococcus mutans yang diulang sebanyak 16 kali dan di inkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37ºC.

Hasil

Tabel 1. Rata – Rata zona hambat larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5%.

No Aquades

(kontrol -) Larutan Bunga Cengkeh 5%

1 - 12,60 mm 2 - 12,40 mm 3 - 13,20 mm 4 - 13,75 mm 5 - 13.60 mm 6 - 12,20 mm 7 - 12,80 mm 8 - 12,95 mm 9 - 13,00 mm 10 - 13,35 mm 11 - 12,40 mm 12 - 12,55 mm 13 - 12,75 mm 14 - 12,80 mm 15 - 13,15 mm 16 - 13,40 mm Rata-rata 12,93 mm

Berdasarkan hasil rata-rata zona hambat larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus mutans dapat dilihat di tabel 5.6 yang menunjukkan bahwa rata-rata zona hambat dengan konsentrasi 5% yaitu sebesar 12,93.

Tabel 2 Hasil Uji Analisis Data Uji Normalitas Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

.976 16 .918

Uji analisis data menggunakan uji normalitas untuk mengetahui data terdistribusi normal dan dapat dilihat nilai sig (p>0,05). Berdasarkan data yang digunakan dengan jumlah 32 responden yaitu kurang dari 50 maka yang dilihat Shapiro-Wilk dan nilai sig menyatakan 0,918 yang artinya data tersebut normal.

Tabel 3 Hasil Uji Analisis Data Independen Sample T-tes

Zona Hambat N Mean P Value

Larutan Bunga

Cengkeh 5% 16

12,93

0,000 Kontrol Negatif 4 0

(5)

Uji analisis menggunakan Independen Simple T-Test untuk menegetahui signifikan perbedaan zona hambat pertumbuhan bakteri streprococcus mutans antara larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% dengan kontrol (-) aquades. Hasil menunjukkan nilai value < 0,05 yang berarti hasil hipotesis H1 diterima yaitu terdapat hambatan larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus mutans.

Pembahasan

Hasil penelitian laboratorium dengan pengamatan yang telah dilakukan, menyatakan bahwa larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% memiliki zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri streptococcus mutans. Penelitian dilakukan pada larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% dengan pengulangan sebanyak 16 kali dan kontrol negatif dengan pengulangan sebanyak 4 kali hasil dan dari setiap hasil pengulangan berbeda-beda.

Diameter zona hambat yang terdapat disekitaran sumur diukur dengan jangka sorong. Adapun dari 16 kali pengulangan larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% menunjukkan hasil bahwa setiap pengulangan menunjukan adanya zona hambat terhadap bakteri streptococcus mutans dan 4 kali pengulangan kontrol negatif menunjukkan hasil bahwa setiap pengulangan menunjukan tidak adanya zona hambat terhadap bakteri streptococcus mutans. Dari larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5% zona hambat terbesar terdapat pada pengulangan ke 4 dengan zona hambat sebesar 13,75 mm sedangkan zona hambat dari kontrol negatif pada pengulangan 1,2,3, dan 4 zona hambat 0 mm. Hal ini berarti percobaan penelitian pada larutan bunga cengkeh 5% lebih efektif dibandingkan kontrol aquades, dikarenakan larutan bunga cengkeh 5% banyak mengandung senyawa kimia seperti eugenol dan kariofilen, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Utami.,dkk 2019).

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Poernomo (2018), efektifitas minyak cengkeh dan pulperyl terhadap bakteri staphylococcus aeurus (secara in vitro). Hasil penelitian (2018) menunjukkan hasil efektifitas minyak cengkeh dan pulperyl terhadap bakteri staphylococcus aeurus minyak cengkeh 5% dan pulperyl 5% mampu menghambat pertumbuhan bakteri

KESIMPULAN Kesimpulan

1. Zat anti mikroba yang terkandung dalam larutan bunga cengkeh yang tidak lain yaitu kadar air, kadar abu, kadar minyak atrisi, kadar fixodoil dan resin, kadar protein, kadar serat kasar, dan kadar tannin dimana senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri terutama bakteri Streptococcus Mutans.

2. Rata-rata uji daya hambat larutan bunga cengkeh (Syzygium Aromaticum) dengan konsentrasi 5% terhadap bakteri streptococcus mutans sebesar 12,93 mm yaitu dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans.

(6)

3. Rata-rata uji daya hambat kontrol negatif aquades terhadap bakteri streptococcus mutans sebesar 0 mm menunjukkan bahwa tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans.

4. Terdapat persamaan pada penelitian sebelumnya (Poernomo, 2018) yang menunjukkan bahwa minyak cengkeh dengan konsentrasi 5% memilki efek antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Saran

1. Bagi peneliti

Diharapkan agar bisa melakukan pembuatan larutan bunga cengkeh 5% sebagai obat kumur yang dapat dikonsumsi masyarakat untuk membantu membersihkan ronga mulut dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri streptococcus mutans.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan nanti bias dimanfaatkan sebagai bahan anti bakteri untuk mencegah terjadinya karies gigi dengan menggunakan cengkeh yang mudah didapatkan masyarakat dan juga dapat dijadikan masukan agar larutan cengkeh bisa menjadi alternatif antibakteri khususnya dibidang kedokteran gigi.

3. Bagi Poltekkes Kemenkes Surabaya

Hasil dari penelitian tersebut diharapkan bias bermanfaat dilingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya khususnya diperpustakaan sebagai refrensi bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, made, L, S., Tience, A. jovina., Indrawati, T. N., 2018. Hubungan Kejadian Karies Gigi Dengan Konsumsi Air Minum Pada Masyarakat Indonesia. Media Litbangkes. Vol. 28. No. 3.

Jaya, Oey, Angel, M., Susiana., Widura., 2018. Pengaruh Permen Karet Xylitol Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans Pada Pengguna Alat Ortodontik Cekat. Jurnal Kedokteran Gigi. Vol. 30 No. 1.

Mirawati, E. 2017. Efektifitas Obat Kumur Yang Mengandung Cengkeh Dan Chlorhexidine Gluconat 0,2 % Dalam Pencegahan Pembentukan Plak. Media kesehatan gigi. Vol. 16 No. 2. Hal: 34.

Nurdjannah, N. 2016. Diverifikasi Penggunaan Cengkeh. Balai Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Bogor. Hal: 63.

Paliling, A. jimmy, P., P. S. Anindita. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Terhadap Bakteri Porphyromonas Gingivalis. Jurnal e- GIGI (eG). Vol.4 No. 2.

Poernomo, H., Setiawan., Senopati. 2018. Efektifitas Minyak Cengkeh dan Pulperyl® Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus (Secara In Viro), Jurnal Kedokteran Gigi.

(7)

Vol. 14 No. 1. Hal: 22.

Riskesdas, RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Kesehatan.

Riskesdas, RI. 2018. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian Kesehatan.

Suciari, Ana., Yuni, Sufyanti, A., Praba, D, R., 2016. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Menyikat Gigi Dengan Kejadian Karies Gigi Anak Prasekolah. Vol. 3 No. 2.

Utami, S., I Made, S., Candra, D. P. H., 2019. Efek Pemberian Eugenol Isolat Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum) Terhadap Histologi Pankreas Tikus Diabetes. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 17. No. 2. Hal: 161.

Gambar

Tabel 1. Rata – Rata zona hambat larutan bunga cengkeh dengan konsentrasi 5%.

Referensi

Dokumen terkait

Laporan telah melunasi Pajak tahun terakhir (SPT/PPh) atau Surat Keterangan Fiskal serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang

Dari hasil analisis respon sudut rotor, frekuensi dan tegangan sistem dapat disimpulkan sistem dapat kembali stabil untuk kasus generator 841BG02 lepas dari sistem

Benda plastis adalah  benda yang tidak memiliki kemampuan untuk kembali seperti semula setelah gaya yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan.. Contoh dari benda

Dibandingkan April 2015, jumlah tamu asing dan tamu domestik yang menginap di hotel bintang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 352,11 persen dan 24,46

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada metode guided discovery memiliki keterkaitan dengan indikator pada keterampilan proses terintegrasi. Keterkaitan tersebut, yaitu a)

• Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi mengenai Makna Bhineka Tunggal Ika

Menurut Bontis (2004) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai

Pengendara motor sebagai bagian dari elemen masyarakat berperilaku mengikuti aturan dan norma hukum yang ditetapkan dalam masyarakat biasa disebut dengan subyek hukum