• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuliah SEI B U M N 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kuliah SEI B U M N 1"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa

negara berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergantung kepada siapa yang memerintah dan yang menjalankannya.

 BUMN menjadi fokus perhatian masyarakat, karena adanya gap

antara fasilitas yang dimiliki BUMN dengan harapan masyarakat.

 BUMN beroperasi dengan dukungan fasilitas penuh (modal,

perlakuan, sektoral). Sedangkan masyarakat sangat berharap mendapatkan manfaat dari keberadaan BUMN yang belum bisa terpenuhi secara optimal.

(3)

 BUMN dan Birokrasi :

Dominannya peran negara menjadikan BUMN sebagai kepanjangan tangan penguasa yang sarat kepentingan politik merupakan salah satu sebab BUMN tidak bisa berkembang sebagaimana layaknya badan usaha.

(4)

 Struktur Organisasi BUMN :

 Pemilik : Pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan dan

Menteri Negara Investasi dan BUMN

 Komisaris : Para pejabat Departemen Keuangan, Kementerian

Negara Investasi dan BUMN dan departemen lainnya

 Direktur : Diisi orang-orang yang memiliki latar belakang

beragam

 Dasar Hukum pembuatan struktur organisasi : Undang-Undang

Perseroan Terbatas (UU PT) NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA

(5)

 Kekuatan BUMN :

a. Jumlah Dan nilai aset yang besar

b. Posisi Dan bidang usaha yang strategis c. Akses ke kekuasaan lebih besar

d. Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih

besar

e. Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta

f. Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator

(6)

 Kelemahan BUMN :

a. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpang-an

policy direction yang merugikan BUMN sendiri

b. Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite

BUMN yang ditampilkan melalui formal policy

c. Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau profesional

perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulit diukur

d. Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment

dan pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri

e. Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi

(7)

POLITICAL COST DAN BUMN

f. Perlakuan istimewa negara kepada BUMN menjadikannya tidak

peka terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian

g. Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan

memberikan kemudahan kepada pihak lain melalui policy

direction yang menjadi political cost bagi BUMN.

h. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama

(8)

PERUSAHAAN BUMN DI INDONESIA

Perbankan

PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) PT Bank Tabungan Negara (BTN) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) PT Bank Mandiri Tbk

Asuransi

PT Asuransi ABRI (ASABRI)

PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) PT Asuransi Jasa Raharja

PT Asuransi Jiwasraya

PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) PT Jamsostek

PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) PT Taspen

Jasa Pembiayaan PT Danareksa

PT Kliring Berjangka Indonesia Perum Pegadaian

PT Permodalan Nasional Madani PT PANN (Persero)

Perum Sarana Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi PT Adhi Karya Tbk PT Brantas Abipraya PT Hutama Karya PT Istaka Karya PT Nindya Karya

Perum Pengembangan Perumahan Nasional PT Pembangunan Perumahan

PT Wijaya Karya Tbk. PT Waskita Karya

(9)

Konsultan Konstruksi PT Bina Karya PT Indah Karya PT Indra Karya PT Virama Karya PT Yodya Karya Penunjang Konstruksi PT Amarta Karya PT Jasa Marga Jasa Penilai

PT Biro Klasifikasi Indonesia PT Surveyor Indonesia

PT Sucofindo

PT Survai Udara Penas Jasa Lainnya

Perum Jasa Tirta I Perum Jasa Tirta II

PT Perusahaan Pengelola Aset Telekomunikasi

Perum Produksi Film Negara Logistik dan Pariwisata

Pelabuhan

PT Pelabuhan Indonesia I

PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) PT Pelabuhan Indonesia III

PT Pelabuhan Indonesia IV Pelayaran

PT ASDP Indonesia Ferry PT Bahtera Adhiguna PT Djakarta Lloyd

PT Pelayaran Nasional Indonesia Kebandarudaraan

PT Angkasa Pura I

PT Angkasa Pura II (AP II) Angkutan Darat

Perum DAMRI

PT Kereta Api Indonesia Perum PPD

Logistik

PT Bhanda Ghara Reksa Perum Bulog

PT Pos Indonesia

(10)

Perdagangan PT PP Berdikari

PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PT Sarinah Pengerukan PT Pengerukan Indonesia Industri Farmasi PT Bio Farma PT Indofarma Tbk PT Kimia Farma Tbk KAWASAN INDUSTRI

PT Kawasan Berikat Nusantara PT Kawasan Industri Medan PT Kawasan Industri Makasar

PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma

PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero Batam)

Pariwisata

PT Hotel Indonesia Natour

Bali Tourism Development Corporation (BTDC) PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Usaha Penerbangan

PT Garuda Indonesia

PT Merpati Nusantara Airlines Dok dan Perkapalan

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari PT Dok dan Perkapalan Surabaya PT Industri Kapal Indonesia

(11)

Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan, dan Penerbitan

Perkebunan

PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) PT Perkebunan Nusantara IX

PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) PT Perkebunan Nusantara XII

PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Pertanian

PT Pertani

PT Sang Hyang Seri Perikanan

PT Perikanan Samodra Besar PT Perikanan Nusantara

Perum Prasarana Perikanan Samudra

Pupuk

PT Asean Aceh Fertilizer PT Pupuk Sriwidjaja Kehutanan PT Inhutani I PT Inhutani II PT Inhutani III PT Inhutani IV PT Inhutani V Perum Perhutani Kertas

PT Kertas Kraft Aceh PT Kertas Leces

Percetakan dan Penerbitan PT Balai Pustaka

Perum Percetakan Negara Indonesia PT Pradnya Paramita

Perum Percetakan Uang RI

Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi

Dok dan Perkapalan PT PAL

(12)

Pertambangan

PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) PT Pertamina

PT Sarana Karya PT Timah Tbk Energi

PT Energy Management Indonesia (Persero) PT Perusahaan Gas Negara Tbk

PT PLN

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Industri Berbasis Teknologi

PT Batan Teknologi PT Inka

PT Inti

PT LEN Industri

Baja dan Konstruksi Baja PT Barata Indonesia PT Boma Bisma Indra PT Krakatau Steel Telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Industri Pertahanan PT DAHANA PT PINDAD Semen PT Semen Baturaja PT Semen Gresik Tbk Industri Sandang PT Cambrics Primissima PT Ind. Sandang Nusantara Aneka Industri

PT Garam PT Iglas

PT Industri Soda Indonesia

Perusahaan Patungan Minoritas* KAWASAN INDUSTRI

(13)

EXPENSE (BEBAN) BUMN

BUMN sebagai development agent boleh boros atas nama

pembangunan, sehingga manajemen memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi.

BUMN memiliki strategic position atau natural monopoli, sehingga

revenue bersumber dari captive market yang jarang dimiliki oleh swasta.

(14)

Kebocoran dan penyimpangan yang muncul di BUMN :

1. Munculnya pos pengeluaran fiktif untuk menampung political cost 2. Lahirnya biaya yang tidak relevan dengan core business BUMN

3. Biaya-biaya yang dikeluarkan tidak mengandung kewajaran dari

aspek bisnis normal yang berakibat BUMN terjebak bisnis berbiaya tinggi.

4. Over investment yang terus menerus menimbulkan cost yang

(15)

ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY

 Rekontruksi BUMN :

1. berbagai bentuk, praktik dan pola-pola yang menimbulkan

political cost harus dihilangkan atau diminimumkan

2. Political will dari pemerintah untuk mengatasi

sunguh-sungguh dan terencana

3. Pemerintah harus menetapkan pola rekruitmen yang baku

(16)

 Pembenahan BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa : 1. Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN

2. Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR)

sehingga pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat.

3. Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai

ditanamkan sehingga ada kejelasan hubungan antara performance dan punishment.

4. Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan

sedangkan yang bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif

(17)

ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY

Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui :

a. BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah

dilaksanakan masyarakat atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN.

b. Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan

sekuritas diswastakan 100% karena menjadi beban negara

c. BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat

hidup orang banyak dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu dipertahankan.

(18)

Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui :

a. Pola rekruitmen yang objektif dan terukur

b. Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan

c. Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum

(19)

PRIVATISASI BUMN

 Tujuan dari privatisasi BUMN antara lain :

 Memberikan kesempatan kepada BUMN untuk melakukan

direct placement dan go public

 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas BUMN dalam rangka

menghadapi persaingan di pasar global dan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan serta dalam pemilikan saham BUMN.

(20)

 Pasar Modal dan Democratization of Capital

 Pasar modal bertujuan menunjang pembangunan nasional

dalam rangka pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.

 Pasar modal berfungsi menghimpun dana yang dapat

digunakan untuk sumber pembiayaaan bagi dunia usaha.

 Keberadaan pasar modal dapat dimanfaatkan oleh

perusahaan berskala besar, menengah maupun kecil baik swasta maupun BUMN.

(21)

PRIVATISASI BUMN

 Pasar modal juga sebagai wahana penyebarluasan

pemilikan saham (democratization of capital)

 Pasar modal juga memberikan manfaat dalam peningkatan

(22)

 Peran BUMN dalam Pasar Modal

 Tahun 1977, BUMN dipercaya untuk membantu pengembangan

pasar modal , yaitu melalui PT Danareksa.

 Partisipasi BUMN diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan

aktivitas BUMN sebagai emiten. Partisipasi emiten di pasar modal akan meningkat Dan terus meningkat sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka privatisasi BUMN.

 Sejalan dengan kebijakan privatisasi, khusunya melalui pasar

modal peranan yang lebih besar bagi BUMN sebagai emiten dalam pengembangan pasar modal di masa datang, merupakan suatu kenyataan yang tidak sulit dicapai.

(23)

PRIVATISASI BUMN

 BUMN sebagai badan usaha mempunyai peranan yang sangat besar

dalam menciptakan likuiditas pasar mengingat pada umumnya BUMN memiliki asset yang besar.

 BUMN dapat pula mempengaruhi perkembangan pasar modal karena

faktor daya tarik BUMN bagi masyarakat.

 Dengan masuknya BUMN ke pasar modal diharapkan akan berdampak

positif terhadap pengembangan pasar modal di Indonesia

 Semakin banyak BUMN yang Go Public, diharapkan akan menciptakan

iklim yang semakin baik bagi pengembangan pasar modal yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional.

(24)

 Hambatan Privatisasi :

 Menyangkut kultur dalam BUMN itu sendiri. Hampir di semua

lini dan level dalam BUMN, mulai dari tingkat menteri hingga jajaran direksi berperilaku sebagai pemegang saham di samping fungsi-fungsi lain yang dimiliki pemerintah sebagai regulator

 BUMN terlalu banyak menggunakan tenaga konsultan yang

tidak jelas peranan dan fungsinya.

 Privatisasi memang tidak selalu go public (initial public offering –

IPO) melalui pasar modal. Privatisasi juga bisa dilakukan secara langsung (private placement) dengan mengundang investor strategis (strategic partners)

 Di Indonesia program privatisasi dilakukan dalam wacana

reformasi, demokrasi dan penegakan hukum (law enforcement). Dari sisi ini pelaksanaan privatisasi juga harus dipertanggung jawabkan kepada publik

(25)

MASALAH POKOK BUMN

 Kekayaan negara bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori : 1. Kekayaan yang diperoleh melalui APBN

2. Yang dipisahkan dan masuk dalam BUMN 3. Yang dikelola BPPN akibat krisis moneter

4. Anugrah Yang Maha Esa diwariskan oleh nenek moyang (SDA)

 Masalah pokok yang terkait dengan kekayaan negara adalah :

pencatatan dan pengadministrasian, utilitas dan aspek pengelolaannya dan akuntabilitas para pengelola kekayaan negara

(26)

 Kenyataan di lapangan masih sering menunjukkan :

a. Akurasi pencatatan dan adminitrasi kekayaan negara yang berasal dari

APBN masih diragukan mengingat banyaknya kasus-kasus yg menyelimuti keberadaan kekayaan negara

b. Nilai kekayaan negara di BUMN masih tidak jelas

c. Nilai kekayaan yang dikelola BPPN juga penuh dengan kontroversi yang

sampai dengan saat ini membingungkan masyarakat

 Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak cuma mencatat aset-aset milik

negara, tapi juga mencatat hutang negara secara akurat dan tepat waktu.

Kemajuan teknologi mengharuskan setiap negara untuk menerapkan Fund

(27)

AKUNTABILITAS KEKAYAAN NEGARA

 Akuntabilitas kekayaan negara sangat terkait dengan sistem dan budaya

politik yang dianut, landasan hukum, SAP, profesionalitas dan integritas dari para penyelenggara negara

 Akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban politik dan hukum

penyelenggara negara terhadap kewenangan dan mandat yang diberikan rakyat. Lemahnya SAP, lemahnya landasan hukum serta rendahnya integritas pengelola kekayaan negara akan menjadikan kekayaan negara bukan sebagai sumber daya yg optimal melainkan sebagai pemborosan

.

(28)

 Reformasi di bidang pengelolaan kekayaan negara melalui

penyusunan SAP yang sehat akan memberikan manfaat :

a. Memungkinkan pengelolaan kekayaan negara yang

transparan, akurat, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan

b. Mencegah dan meminimumkan kebocoran

c. Mempermudah ditemukannya adanya penyimpangan dan

dapat dipakai untuk pengukuran efisiensi

d. Membantu apabila pemerintah ingin memperoleh

sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat melalui obligasi

e. Membantu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada

rakyat

f. Memberi contoh kepada masyarakat atau swasta tentang

good public government dan tidak hanya menuntut good corporate government dari mereka

(29)

PERAN BUMN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Badan usaha milik negara (BUMN), memiliki wewenang dan peran yang sangat

besar dalam menggerakkan perekonomian suatu negara

2. BUMN berperan sebagai lokomotif, motor penggerak, trainer, fasilitator,

motivator, mentor dan mitra strategis bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

3. BUMN diharapkan bisa sekaligus sebagai trainer, mentor bisnis, fasilitator,

motivator, dan mitra strategis yang saling menguntungkan dengan kegiatan ekonomi rakyat yang unit usaha rakyat rata-rata masih tergolong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

4. BUMN berfungsi untuk mengelola segala sumber daya dan faktor-faktor produksi

yang ada di dalam negara, untuk kesejahteraan ekonomi rakyatnya.

5. BUMN dan UMKM, dirancang dalam bentuk kerjasama profesional, bukan

(30)
(31)

Referensi

Dokumen terkait

Nilai ini lebih besar dari nilai t tabel 2,032, yang berarti bahwa prosedur pemberian kredit berupa Condition of Economy (X 5 ) berpengaruh positif dan siginifikan

Selain itu pada Remote Desktop, gambar yang ditampilkan juga tergantung dari resolusi desktop komputer server , sehingga bila lebih kecil dari resolusi desktop komputer client

Kedua subjek mampu menarik kesimpulan yang logis pada soal nomor 2 dan 3,. sedangkan pada soal nomor 1 mereka tidak menuliskan kesimpulan

Tindakan yang tidak boleh dilakukan dalam pekerjaan Mengoperasikan Alat Pengukur dan Pembatas (APP) 1 elektromekanik fasa satu pengukuran langsung dengan Sambungan

dengan warna tertentu. Untuk dapat melakukan fungsi tersebut robot harus dilengkapi yang berfungsi untuk mendeteksi posisi robot terhadap garis. Posisi kemiringan robot

Para Pihak dapat membentuk kemitraan dengan lembaga-lembaga di sektor publik maupun swasta, organisasi dan entitas internasional, dan organisasi-organisasi swadaya

Penelitian ini menggunakan desain One-Shot Case Study yaitu menerapkan media laboratorium virtual (Lab-Vir) dalam pembelajaran, selanjutnya mengukur KPS mahasiswa

Analytic Rubric Penilaian Kinerja Karyawan (Hasil Wawancara) No Kriteria Rentang Nilai 1 2 3 4 1 Prestasi Kerja Pencapaian target kerja Mencapai kurang dari 75% target