BUMN sebagai Badan Usaha Milik Negara sering ditafsirkan bahwa
negara berkuasa penuh terhadap kinerja BUMN. Sehingga BUMN menjadi tergantung kepada siapa yang memerintah dan yang menjalankannya.
BUMN menjadi fokus perhatian masyarakat, karena adanya gap
antara fasilitas yang dimiliki BUMN dengan harapan masyarakat.
BUMN beroperasi dengan dukungan fasilitas penuh (modal,
perlakuan, sektoral). Sedangkan masyarakat sangat berharap mendapatkan manfaat dari keberadaan BUMN yang belum bisa terpenuhi secara optimal.
BUMN dan Birokrasi :
Dominannya peran negara menjadikan BUMN sebagai kepanjangan tangan penguasa yang sarat kepentingan politik merupakan salah satu sebab BUMN tidak bisa berkembang sebagaimana layaknya badan usaha.
Struktur Organisasi BUMN :
Pemilik : Pemerintah RI yang diwakili Menteri Keuangan dan
Menteri Negara Investasi dan BUMN
Komisaris : Para pejabat Departemen Keuangan, Kementerian
Negara Investasi dan BUMN dan departemen lainnya
Direktur : Diisi orang-orang yang memiliki latar belakang
beragam
Dasar Hukum pembuatan struktur organisasi : Undang-Undang
Perseroan Terbatas (UU PT) NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA
Kekuatan BUMN :
a. Jumlah Dan nilai aset yang besar
b. Posisi Dan bidang usaha yang strategis c. Akses ke kekuasaan lebih besar
d. Akses ke sumber pendanaan, khususnya Bank pemerintah lebih
besar
e. Perlakuan birokrasi berbeda dengan swasta
f. Definisi negara sebagai pemilik dan pemerintah sebagai regulator
Kelemahan BUMN :
a. Keterlibatan birokrasi dengan kepentingannya menimbulkan penyimpang-an
policy direction yang merugikan BUMN sendiri
b. Policy direction yang merugikan timbul karena adanya kepentingan elite
BUMN yang ditampilkan melalui formal policy
c. Birokrat di BUMN sulit membedakan dirinya sebagai birokrat atau profesional
perusahaan, sehingga menimbulkan political cost yang sulit diukur
d. Aset yang besar dan tidak disertai utilitas optimal berakibat over-investment
dan pemborosan yang membebani BUMN itu sendiri
e. Kemudahan dari negara adalah bentuk subsidi yang setara dengan cost bagi
POLITICAL COST DAN BUMN
f. Perlakuan istimewa negara kepada BUMN menjadikannya tidak
peka terhadap lingkungan usahanya, lemah dalam persaingan, tidak lincah dalam bertindak, lamban mengambil keputusan, sehingga hilangnya momentum yang berakhir pada kerugian
g. Privileges yang diberikan birokrasi harus dikompensasi dengan
memberikan kemudahan kepada pihak lain melalui policy
direction yang menjadi political cost bagi BUMN.
h. Keterlibatan birokrasi dalam BUMN yang berlangsung lama
PERUSAHAAN BUMN DI INDONESIA
Perbankan
PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) PT Bank Tabungan Negara (BTN) PT Bank Ekspor Indonesia (BEI) PT Bank Mandiri Tbk
Asuransi
PT Asuransi ABRI (ASABRI)
PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) PT Asuransi Jasa Indonesia (JASINDO) PT Asuransi Jasa Raharja
PT Asuransi Jiwasraya
PT Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) PT Jamsostek
PT Reasuransi Umum Indonesia (RUI) PT Taspen
Jasa Pembiayaan PT Danareksa
PT Kliring Berjangka Indonesia Perum Pegadaian
PT Permodalan Nasional Madani PT PANN (Persero)
Perum Sarana Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi PT Adhi Karya Tbk PT Brantas Abipraya PT Hutama Karya PT Istaka Karya PT Nindya Karya
Perum Pengembangan Perumahan Nasional PT Pembangunan Perumahan
PT Wijaya Karya Tbk. PT Waskita Karya
Konsultan Konstruksi PT Bina Karya PT Indah Karya PT Indra Karya PT Virama Karya PT Yodya Karya Penunjang Konstruksi PT Amarta Karya PT Jasa Marga Jasa Penilai
PT Biro Klasifikasi Indonesia PT Surveyor Indonesia
PT Sucofindo
PT Survai Udara Penas Jasa Lainnya
Perum Jasa Tirta I Perum Jasa Tirta II
PT Perusahaan Pengelola Aset Telekomunikasi
Perum Produksi Film Negara Logistik dan Pariwisata
Pelabuhan
PT Pelabuhan Indonesia I
PT Pelabuhan Indonesia II (PELINDO II) PT Pelabuhan Indonesia III
PT Pelabuhan Indonesia IV Pelayaran
PT ASDP Indonesia Ferry PT Bahtera Adhiguna PT Djakarta Lloyd
PT Pelayaran Nasional Indonesia Kebandarudaraan
PT Angkasa Pura I
PT Angkasa Pura II (AP II) Angkutan Darat
Perum DAMRI
PT Kereta Api Indonesia Perum PPD
Logistik
PT Bhanda Ghara Reksa Perum Bulog
PT Pos Indonesia
Perdagangan PT PP Berdikari
PT Perusahaan Perdagangan Indonesia PT Sarinah Pengerukan PT Pengerukan Indonesia Industri Farmasi PT Bio Farma PT Indofarma Tbk PT Kimia Farma Tbk KAWASAN INDUSTRI
PT Kawasan Berikat Nusantara PT Kawasan Industri Medan PT Kawasan Industri Makasar
PT Kawasan Industri Wijaya Kusuma
PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero Batam)
Pariwisata
PT Hotel Indonesia Natour
Bali Tourism Development Corporation (BTDC) PT TWC Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Usaha Penerbangan
PT Garuda Indonesia
PT Merpati Nusantara Airlines Dok dan Perkapalan
PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari PT Dok dan Perkapalan Surabaya PT Industri Kapal Indonesia
Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan, dan Penerbitan
Perkebunan
PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) PT Perkebunan Nusantara VII (PTPN VII) PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) PT Perkebunan Nusantara IX
PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) PT Perkebunan Nusantara XI (PTPN XI) PT Perkebunan Nusantara XII
PT Perkebunan Nusantara XIII (PTPN XIII) PT Perkebunan Nusantara XIV (PTPN XIV) PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Pertanian
PT Pertani
PT Sang Hyang Seri Perikanan
PT Perikanan Samodra Besar PT Perikanan Nusantara
Perum Prasarana Perikanan Samudra
Pupuk
PT Asean Aceh Fertilizer PT Pupuk Sriwidjaja Kehutanan PT Inhutani I PT Inhutani II PT Inhutani III PT Inhutani IV PT Inhutani V Perum Perhutani Kertas
PT Kertas Kraft Aceh PT Kertas Leces
Percetakan dan Penerbitan PT Balai Pustaka
Perum Percetakan Negara Indonesia PT Pradnya Paramita
Perum Percetakan Uang RI
Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi
Dok dan Perkapalan PT PAL
Pertambangan
PT Aneka Tambang, Tbk (ANTAM) PT Pertamina
PT Sarana Karya PT Timah Tbk Energi
PT Energy Management Indonesia (Persero) PT Perusahaan Gas Negara Tbk
PT PLN
PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Industri Berbasis Teknologi
PT Batan Teknologi PT Inka
PT Inti
PT LEN Industri
Baja dan Konstruksi Baja PT Barata Indonesia PT Boma Bisma Indra PT Krakatau Steel Telekomunikasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Industri Pertahanan PT DAHANA PT PINDAD Semen PT Semen Baturaja PT Semen Gresik Tbk Industri Sandang PT Cambrics Primissima PT Ind. Sandang Nusantara Aneka Industri
PT Garam PT Iglas
PT Industri Soda Indonesia
Perusahaan Patungan Minoritas* KAWASAN INDUSTRI
EXPENSE (BEBAN) BUMN
BUMN sebagai development agent boleh boros atas nama
pembangunan, sehingga manajemen memanfaatkan posisinya untuk keuntungan pribadi.
BUMN memiliki strategic position atau natural monopoli, sehingga
revenue bersumber dari captive market yang jarang dimiliki oleh swasta.
Kebocoran dan penyimpangan yang muncul di BUMN :
1. Munculnya pos pengeluaran fiktif untuk menampung political cost 2. Lahirnya biaya yang tidak relevan dengan core business BUMN
3. Biaya-biaya yang dikeluarkan tidak mengandung kewajaran dari
aspek bisnis normal yang berakibat BUMN terjebak bisnis berbiaya tinggi.
4. Over investment yang terus menerus menimbulkan cost yang
ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY
Rekontruksi BUMN :
1. berbagai bentuk, praktik dan pola-pola yang menimbulkan
political cost harus dihilangkan atau diminimumkan
2. Political will dari pemerintah untuk mengatasi
sunguh-sungguh dan terencana
3. Pemerintah harus menetapkan pola rekruitmen yang baku
Pembenahan BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa : 1. Meminimalkan keterlibatan birokrasi di BUMN
2. Redefinisi BUMN menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR)
sehingga pertanggungjawaban pengelola BUMN kepada rakyat.
3. Budaya mundur bagi direksi-komisaris BUMN harus mulai
ditanamkan sehingga ada kejelasan hubungan antara performance dan punishment.
4. Pengelola yang berprestasi dipertahankan dan dipromosikan
sedangkan yang bermasalah diberhentikan berdasarkan kriteria yang objektif
ASSESSMENT TERHADAP PUBLIC ACCOUNTABILITY
Melakukan review terhadap keberadaan BUMN melalui :
a. BUMN yang bergerak dalam bidang usaha yang telah
dilaksanakan masyarakat atau swasta tidak perlu lagi ada BUMN.
b. Prioritas utama adalah bank-bank BUMN dan perusahaan
sekuritas diswastakan 100% karena menjadi beban negara
c. BUMN yang memiliki posisi strategis dan menguasai hajat
hidup orang banyak dan bidang usahanya tidak dilaksanakan swasta, perlu dipertahankan.
Hilangkan political cost dengan public accountability dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Keterlibatan pemerintah melalui :
a. Pola rekruitmen yang objektif dan terukur
b. Perencanaan anggaran, misi dan sisi perusahaan
c. Evaluasi kerja BUMN melalui mekanisme rapat umum
PRIVATISASI BUMN
Tujuan dari privatisasi BUMN antara lain :
Memberikan kesempatan kepada BUMN untuk melakukan
direct placement dan go public
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas BUMN dalam rangka
menghadapi persaingan di pasar global dan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat berperan serta dalam pemilikan saham BUMN.
Pasar Modal dan Democratization of Capital
Pasar modal bertujuan menunjang pembangunan nasional
dalam rangka pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.
Pasar modal berfungsi menghimpun dana yang dapat
digunakan untuk sumber pembiayaaan bagi dunia usaha.
Keberadaan pasar modal dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan berskala besar, menengah maupun kecil baik swasta maupun BUMN.
PRIVATISASI BUMN
Pasar modal juga sebagai wahana penyebarluasan
pemilikan saham (democratization of capital)
Pasar modal juga memberikan manfaat dalam peningkatan
Peran BUMN dalam Pasar Modal
Tahun 1977, BUMN dipercaya untuk membantu pengembangan
pasar modal , yaitu melalui PT Danareksa.
Partisipasi BUMN diharapkan lebih ditingkatkan lagi dengan
aktivitas BUMN sebagai emiten. Partisipasi emiten di pasar modal akan meningkat Dan terus meningkat sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rangka privatisasi BUMN.
Sejalan dengan kebijakan privatisasi, khusunya melalui pasar
modal peranan yang lebih besar bagi BUMN sebagai emiten dalam pengembangan pasar modal di masa datang, merupakan suatu kenyataan yang tidak sulit dicapai.
PRIVATISASI BUMN
BUMN sebagai badan usaha mempunyai peranan yang sangat besar
dalam menciptakan likuiditas pasar mengingat pada umumnya BUMN memiliki asset yang besar.
BUMN dapat pula mempengaruhi perkembangan pasar modal karena
faktor daya tarik BUMN bagi masyarakat.
Dengan masuknya BUMN ke pasar modal diharapkan akan berdampak
positif terhadap pengembangan pasar modal di Indonesia
Semakin banyak BUMN yang Go Public, diharapkan akan menciptakan
iklim yang semakin baik bagi pengembangan pasar modal yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional.
Hambatan Privatisasi :
Menyangkut kultur dalam BUMN itu sendiri. Hampir di semua
lini dan level dalam BUMN, mulai dari tingkat menteri hingga jajaran direksi berperilaku sebagai pemegang saham di samping fungsi-fungsi lain yang dimiliki pemerintah sebagai regulator
BUMN terlalu banyak menggunakan tenaga konsultan yang
tidak jelas peranan dan fungsinya.
Privatisasi memang tidak selalu go public (initial public offering –
IPO) melalui pasar modal. Privatisasi juga bisa dilakukan secara langsung (private placement) dengan mengundang investor strategis (strategic partners)
Di Indonesia program privatisasi dilakukan dalam wacana
reformasi, demokrasi dan penegakan hukum (law enforcement). Dari sisi ini pelaksanaan privatisasi juga harus dipertanggung jawabkan kepada publik
MASALAH POKOK BUMN
Kekayaan negara bisa diklasifikasikan menjadi 4 kategori : 1. Kekayaan yang diperoleh melalui APBN
2. Yang dipisahkan dan masuk dalam BUMN 3. Yang dikelola BPPN akibat krisis moneter
4. Anugrah Yang Maha Esa diwariskan oleh nenek moyang (SDA)
Masalah pokok yang terkait dengan kekayaan negara adalah :
pencatatan dan pengadministrasian, utilitas dan aspek pengelolaannya dan akuntabilitas para pengelola kekayaan negara
Kenyataan di lapangan masih sering menunjukkan :
a. Akurasi pencatatan dan adminitrasi kekayaan negara yang berasal dari
APBN masih diragukan mengingat banyaknya kasus-kasus yg menyelimuti keberadaan kekayaan negara
b. Nilai kekayaan negara di BUMN masih tidak jelas
c. Nilai kekayaan yang dikelola BPPN juga penuh dengan kontroversi yang
sampai dengan saat ini membingungkan masyarakat
Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) tidak cuma mencatat aset-aset milik
negara, tapi juga mencatat hutang negara secara akurat dan tepat waktu.
Kemajuan teknologi mengharuskan setiap negara untuk menerapkan Fund
AKUNTABILITAS KEKAYAAN NEGARA
Akuntabilitas kekayaan negara sangat terkait dengan sistem dan budaya
politik yang dianut, landasan hukum, SAP, profesionalitas dan integritas dari para penyelenggara negara
Akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban politik dan hukum
penyelenggara negara terhadap kewenangan dan mandat yang diberikan rakyat. Lemahnya SAP, lemahnya landasan hukum serta rendahnya integritas pengelola kekayaan negara akan menjadikan kekayaan negara bukan sebagai sumber daya yg optimal melainkan sebagai pemborosan
.
Reformasi di bidang pengelolaan kekayaan negara melalui
penyusunan SAP yang sehat akan memberikan manfaat :
a. Memungkinkan pengelolaan kekayaan negara yang
transparan, akurat, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan
b. Mencegah dan meminimumkan kebocoran
c. Mempermudah ditemukannya adanya penyimpangan dan
dapat dipakai untuk pengukuran efisiensi
d. Membantu apabila pemerintah ingin memperoleh
sumber-sumber pembiayaan dari masyarakat melalui obligasi
e. Membantu wujud pertanggungjawaban pemerintah kepada
rakyat
f. Memberi contoh kepada masyarakat atau swasta tentang
good public government dan tidak hanya menuntut good corporate government dari mereka
PERAN BUMN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Badan usaha milik negara (BUMN), memiliki wewenang dan peran yang sangat
besar dalam menggerakkan perekonomian suatu negara
2. BUMN berperan sebagai lokomotif, motor penggerak, trainer, fasilitator,
motivator, mentor dan mitra strategis bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
3. BUMN diharapkan bisa sekaligus sebagai trainer, mentor bisnis, fasilitator,
motivator, dan mitra strategis yang saling menguntungkan dengan kegiatan ekonomi rakyat yang unit usaha rakyat rata-rata masih tergolong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
4. BUMN berfungsi untuk mengelola segala sumber daya dan faktor-faktor produksi
yang ada di dalam negara, untuk kesejahteraan ekonomi rakyatnya.
5. BUMN dan UMKM, dirancang dalam bentuk kerjasama profesional, bukan