• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Isi yang ditampilkan dalam sebuah karya sastra adalah proses karya budaya dan pengalaman. Para sastrawan sebagai pencipta karya sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam masyarakat, dari pengalaman pribadi yang dialami oleh pengarang itu sendiri yang di dalamnya berisi berbagai pesan moral yang disampaikan pada para pembaca. Sastra adalah seni bahasa.

Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah pikiran dalam bahasa. Pikiran tersebut adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah inspirasi yang diekspresikan dalam bentuk keindahan (Suhendar dan Supinah. 1993 : 1-2). Karya sastra merupakan hasil karya salah satu cabang kebudayaan, yakni kesenian. Seperti hasil kesenian pada umumnya, karya sastra mengandung unsur keindahan yang menimbulkan rasa senang, nikmat, terharu, menarik perhatian, dan menyegarkan perasaan penikmatnya.

Sastra merupakan institusi sosial yang memakai medium bahasa. Teknik-teknik sastra seperti pada sastra tradisional yaitu simbolisme dan mantra bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat. Kehidupan ini sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial, walaupun kadang karya sastra meniru alam dan

(2)

dunia subjektif manusia. Penyair merupakan warga masyarakat yang memiliki status khusus. Penyair mendapatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat dan mempunyai massa walaupun secara teoritis. Dari aktifitas manusia yang saling berkaitan inilah dapat dilihat hubungan antara cara produksi dengan sastra.

Sebuah karya sastra yang lahir dari tangan seorang pengarang memiliki ciri tersendiri sehingga tampak berbeda dari pengarang lainnya. Perbedaan-perbedaan itu dapat dilihat dari gaya penceritaan, gaya bahasa yang digunakan, penciptaan tokoh-tokoh yang unik, sampai cerita-cerita yang membuat perasaan menjadi haru, senang, sedih, maupun kecewa. Setiap karya sastra yang diciptakan oleh pengarang memiliki unsur-unsur yang dapat membangun kelengkapan dalam sebauah cerita.

Dari hasil cipta karya sastra tersebut, masyarakat sebagai pembaca sastra dapat melihat gambaran sastrawan dan menjadikannya sebagai pelajaran hidup. Oleh karena itu, sastra dapat dikatakan memberikan manfaat bagi pembacanya karena secara tidak langsuang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan, seperti diungkapkan oleh Horace (dalam Wellek dan Warren, 1990:25) bahwa karya sastra diciptakan dengan mengemban dua fungsi yang pertama dulce, kemampuan dalam memberikan rasa senang bagi pembaca sastra. Fungsi dulce ini ditinjau dari segi pengungkapan bahasa. Funsi yang kedua yaitu utile , kemampuan sastra dalam memberikan kemanfaatan bagi pembaca sastra, yaitu berupa nilai-nilai positif dalam hal ini ajaran moral yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

iCiri-ciri dalam karya sastra yaitu Sastra dipelajari sebagai dokumen sosial dan potret kenyataan sosial sebagai suatu pendekatan, sastra terjadi dalam

(3)

konteks sosial, sastra mencerminkan dan mengekspresikan kehidupan bermasyarakat, sastra hanya berkaitan secara tidak langsung dengan situasi ekonomi, politik, sosial yang konkret, memakai istilah-istilah yang mengacu pada integrasi sistem budaya dan keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia, aktivitas, pernyataan dan keputusan dalam hidup pengarang tidak boleh dicampuradukkan dengan implikasi sosial, sedangkan manfaat dari karya sastra adalah menunjukkan apa peran kelompok-kelompok dalam masyarakat terhadap sastra, mendikte kaitan dan dampak yang seharusnya ada, membuat pengkhususan dan klasifikasi, mengetahui bagaimana cerminan proses sosial, sebagai dokumen sosial yang dipakai untuk mengutaikan ikhtisar sejarah sosial.

Menurut Wahidin (2009) ragam atau jenis dalam karya sastra banyak macamnya dan terbagi menjadi beberapa bagian. Ragam karya sastra dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu sastra dilihat dari bentuknya, dilihat dari isinya dan dilihat dari sejarahnya. Hikayat di sini masuk dalam kategori sastra yang dapat dilihat dari sejarahnya atau sering disebut dengan sastra lama atau sastra melayu klasik.

Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita. Hikayat adalah cerita yang panjang yang sebagian isinya mungkin terjadi sungguh-sungguh, tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal, penuh keajaiban. Hikayat yaitu jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup.

(4)

Hikayat mempunyai ciri-ciri (1) bersifat istana centris, (2) berkembang secara stetis, (3) bersifat imajinatif, hanya bersifat khayal, (4) Lisan, karena disebarkan lewat mulut ke mulut, (5) berbahasa klise, meniru bahasa penutur sebelumnya, (6) bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri.Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Nilai-nilai Moral pada Hikayat Kalilah dan Dimnah. Penelitian serupa juga dilakukan oleh anik Rosidah (1995) dengan judul “Telaah Nilai Moral tokoh Utama dalam Novel Dendang Karya Darman Moenir sebuah tinjauan Sosiologis” yang meneliti tentang kajian nilai moral tokoh yang meliputi (1) adat istiadat, (2) karier, (3) tanggung jawab kepada tuhan, dan (4) tanggung jawab terhadap keluarga. Pada penelitian kali ini adalah (1) deskripsi nilai-nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah, (2) deskripsi nilai-nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan sosial dalam hikayat Kaliliah dan Dimnah, (3) deskripsi nilai-nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan berketuhanan dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah. Alasan peneliti memilih Hikayat Kalilah dan Dimnah kerena di dalam nya banyak mengandung nilai-nilai moral.

1.2 Fokus Masalah

Fokus masalah nilai-nilai moral atau budi pekerti menurut Rianto (dalam Zuriah, 2007: 27), secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

(5)

a) nilai-nilai moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang meliputi: megenal Tuhan, percaya kepada Tuhan, beribadah atau menyembah Tuhan, mensyukuri hidup, berserah diri, dan meminta tolong kepada tuhan, taat kepada ajaran agama, ikhlas, berbaik sangka pada tuhan, dan iman.

b) nilai-nilai moral terhadap diri sendiri meliputi kemandirian, keberanian hidup, tanggung jawab, daya juang, kesetiaan, perasaan malu, penyesalan atau menyadari kesalahan, menghargai diri sendiri, disiplin, dan kejujuran.

c) nilai-nilai moral terhadap lingkungan atau sosial yang meliputi: berbuat baik terhadap sesama, menghormati, menghargai, toleransi, saling mengasihi dan menyayangi, kesetiaan dan tolong menolong.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan paparan diatas diperoleh suatu rumusan masalah, sebagai berikut :

1) Bagaimanakah deskripsi nilai-nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan pribadi atau diri sendiri dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah karya Baidaba?

2) Bagaimanakah deskripsi niali-nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan sosial dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah karya Baidaba?

3) Bagaimanakah deskripsi nilai-nilai moral yang berhubungan dengan kehidupan berketuhanan dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah karya Baidaba?

(6)

1.4 Tujuan Penelitan 1.4.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah.

1.4.2 Tujuan Khusus

Selain tujuan umum yang telah disebutkan di atas, dalam penelitian ini peneliti juga mempunyai tujuan khusus yaitu :

a. mendeskripsikan wujud nilai-nilai moral yang terkandung dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah

b. mendeskripsikan makna nilai-nilai moral yang terkandung dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah.

c. mendeskripsikan fungsi nilai-nilai moral yang terkandung dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil pembelajan menulis ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara praktis dan teoritis.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pemilihan materi atau bahan kajian dalam pembelajaran sastra.

b. Pembaca sastra dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai rujukan untuk memahami dan menggali nilai-nilai moral yang terkandung dalam sebuh karya sastra. Selain itu juga dapat menambah wawasan sehingga pembaca

(7)

dapat lebih memahami nilai-nilai moral dalam karya sastra khususnya yang terkandung dalam Hikayat Kalilah dan Dimnah.

1.6 Penegasan Istilah

a. Analisis adalah penyelidikan tentang suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (Salim, 2002:61).

b. Nilai adalah suatu perangkat keyakianan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberi corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan dan prilaku (Syahidin dkk, 2009:239)

c. Moral adalah masalah tingkah laku dalam hubungannya dengan diri sendiri dan sesamanya, sejauh mana mengandung nilai-nilai kebaikan (Suhartono, 2008:138)

d. Analis nilai moral adalah penyelidikan suatu peristiwa yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dalam hubungannya dengan diri sendiri dan sesamanya, sejauhmana mengandung nilai-nilai kebaikan yang dapat diterapkan dalam kehidupan diri sendiri, masyarakat, dan ketuhanan.

e. Hikayat adalah jenis prosa cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang-orang ternama, para raja atau para orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan dan muzizat tokoh utamanya, kadang mirip cerita sejarah atau berbentu riwayat hidup

f. Moral yang berhubungan diri sendiri adalah persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat bermacam-macam tingkat intensitasnya. Hal itu tentu

(8)

saja tidak terlepas dari kaitannya dengan persoalan hubungan anatar sesama dan dengan Tuhan, (Nurgiantoro, 1995:325).

g. Moral yang berhubungan dengan kehidupan sosial adalah norma-norma yang ada sebagai pedoman untuk mengatur tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat. Norma dalam masyarakat memberi pedoman mengenai tingkah laku mana dan sampai batas mana masih dapat diterima oleh kelompok masyarakat dan tingkah laku mana yang tidak diperbolehkan dalam kelompok masyarakat, (Budiningsih, 2004:65).

h. Moral yang berhubungan dengan ketuhanan adalah kedekatan yang menggambarkan kepercayaan kepada Tuhan, peribadatan kepada Tuhan dan penerapannya terhadap nilai-nilai ketuhanan (Sukatman, 1992:10).

Referensi

Dokumen terkait

Norfazila Hamid (2019) menyatakan bahawa kaedah ini juga dapat membantu dalam memperoleh kosa ilmu utama berhubung kajian yang telah dilakukan oleh pengkaji terdahulu

Hasil yang didapatkan dari penelitian in adalah daging dengan penambahan angkak memberikan warna merah yang lebih stabil daripada daging yang diberi pengawet nitrit..

Model yang digunakan tersusun atas 2 faktor perlakuan, faktor A terdiri atas 3 taraf dan faktor B terdiri atas 3 taraf dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga disebut

Model dikatakan baik bilamana nilainya besar (mendekati 1). Dalam penelitian ini nilai yang diperoleh adalah 57,12%, ini menunjukkan bahwa model jalur dapat dikatakan baik. Nilai

Jadi, kegiatan dakwah Islamiyah di Aceh juga diharapkan dapat menggiring masyarakat untuk patuh pada Qanun-qanun Syari‟at Islam yang telah diberlakukan, seperti

Deskriptor diambil berdasar- kan jumlah panelis yang menyatakan bahwa suatu soal diperkirakan mampu dijawab benar oleh siswa minimal lebih dari separoh (1/2) dari

Berpijak dari keterangan diatas,maka Gerakan Pramuka Racana Dhamar Wulan - Kencana Wungu Universitas Slamet Riyadi dirasa perlu untuk menyelenggarakanKompetisi

Berdasarkan hasil analisis soal dalam buku matematika kelas VIII kurikulum 2013 penulis dapat menarik kesimpulan bahwa aspek kognitif soal dalam buku inimasih belum