• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

25

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Ririn Anggraini (10220127)

Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

Email:

ririn_a71@yahoo.com

Abstrak

Ririn Anggraini. 10220127. Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara. Fakultas Ilmu Pendidikan. Bimbingan dan Konseling. IKIP Veteran Semarang. 2014. 89 halaman. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar orang tua bersikap keras dan aturan harus ditaati oleh anak, ada beberapa siswa yang aturan dan ketetapan ditangan anak, siswa sering terlambat masuk sekolah, siswa membolos ketika jam pelajaran tertentu, siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah, siswa tidak mengerjakan tugas, siswa malas membaca buku. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola asuh orang tua siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara.(2) Bagaimana motivasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara .(3) Adakah hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara.

Kata kunci : pola asuh, motivasi,belajar.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi manusia karena melalui pendidikan diharapkan mampu membina siswa untuk hidup layak secara individu, kelompok maupun dalam kehidupan masyarakat. Undang – undang RI No 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demogratif serta bertanggung jawab.

Orang tua memiliki kewajiban untuk membimbing anaknya hingga mencapai arah kedewasaan, baik kedewasaan fisik maupun kedewasaan pemikiran, dengan harapan agar dimasa yang akan datang anak mampu mandiri dan tanpa bergantung pada orang lain, termasuk pada orang tua. Oleh karena itu baik ayah sebagai kepala keluarga maupun ibu sebagai kepala rumah tangga selalu berusaha untuk dapat melaksanakan fungsi tersebut.

Namun kenyataannya tidak seperti itu, belum seluruhnya orang tua bisa melaksanakan peran dan fungsi tersebut dengan baik. Ketidakmampuan dalam melaksanakan peran dan fungsi tersebut dikarenakan kesibukan kedua orang tua untuk bekerja di luar rumah. pola asuh orang tua tidak hanya berbentuk fisik yang memerlukan tenaga, tetapi juga diperlukan bentuk lain seperti perhatian, perlindungan, rasa aman, kasih sayang, dan memberikan dorongan untuk belajar.

Keluarga merupakan faktor penting dalam terciptanya motivasi belajar seorang anak, agar anak dapat bersemangat dalam belajar. Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang terdekat siswa saat

(2)

26

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

di rumah. Tetapi jika orang tua tidak memberikan motivasi kepada anak, anak akan menjadi malas, anak akan menjadi acuh ketika orang tua mengingatkan anak untuk belajar. Selain keluarga teman sebaya atau teman bergaul juga merupakan faktor penting dalam membentuk motivasi belajar siswa. Jika teman bergaul tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Menurut Thoha (dalam Yusniah, 2008:16) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Macam – macam pola asuh orang tua antara lain : pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan pola asuh demokratis. Menurut Baumrind. (dikutip Agoes Dariyo, 2004) Pola asuh otoriter (parent oriented) adalah pola asuh menekankan segala aturan orang tua harus ditaatioleh anak.Menurut WikipediaEnsiklopedia Bebas, arti dari kata permisif adalah polaasuh yang menekankan ekspresi diri dan pengaturan diri sendiri. Menurut Agoes Dariyo ( 2011 : 208 ) pola asuh demokratis adalah gabungan antara pola asuh permisif dan otoriter dengan tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran,sikap dan tindakan antara anak dan orang tua. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola asuh otoriter adalah cara mengasuh anak yang dilakukan orang tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan memperhitungkankeadaan anak.Sedangkan pola asuh permisif adalah dimana orangtua serba membolehkan anak berbuat apa saja. Jadi pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidakmutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak.

Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi yang salah satu diantaranya adalah mengasuh putra dan putrinya. Disamping itu, orang tua juga diwarnai sikap – sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra – putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan tertentu. Status sosial merupakan faktor ekstern subjek belajar, mempunyai peranan penting terhadap pekembangan anak – anak dalam keluarga.

Pola asuh yang digunakan orang tua sebagian besar menggunakan pola asuh otoriter dan pola asuh permisif. Dimana pola asuh otoriter ini orang tua selalu bersikap keras dan aturan orang tua harus ditaati. Sedangkan pola asuh permisif ini segala aturan dan ketetapan keluarga ditangan anak.

Salah satu faktor dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.

Motivasi setiap siswa untuk belajar berbeda – beda. Motivasi sudah ada pada saat siswa akan melakukan sesuatu, siswa perlu mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar mereka. Motivasi harus sudah ditanamkan pada siswa ketika ia mau sekolah, untuk apa mereka sekolah. Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan

(3)

27

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

timbul pada siswa bila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan. Bila materi pelajaran dirasa berguna untuk kehidupan sehari – hari materi itu akan memotivasi siswa untuk mempelajarinya. Lemahnya motivasi belajar siswa disebabkan oleh bermacam – macam hal, diantaranya latar belakang keluarga siswa yang bermasalah.

Menurut Sardiman (2011 : 73 ) motivasi adalah sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Wingkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitasmental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.menurut Clayton Alderfer dalam H. Nashar (2004:42)Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow dalam H. Nashar, 2004:42).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman keterampilan sehingga mampu mengembangkan diri secara optimum sehingga mampu berbuat yang lebih baik.

Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara merupakan sekolah negeri yang siswanya sebagian besar berasal dari keluarga yang menengah kebawah dengan pekerjaan orang tua yang menjadi buruh tani, buruh tukang kayu, buruh tukang mebel, sehingga pada kenyataanya orang tua tidak memberikan dorangan untuk belajar.

Terlihat dari ciri – ciri perilaku anak yang motivasinya rendah yaitu siswa sering terlambat masuk sekolah, siswa membolos ketika pada jam pelajaran tertentu, siswa tidak mengerjakan PR, siswa tidak mengerjakan tugas, malas membaca buku.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “hubungan pola asuh orangtua dengan motivasi belajar siswa madrasah aliyah negeri bawu jepara.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pola Asuh Orangtua

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan orang tua kepada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu”, Disamping itu, pola asuh juga berarti suatu bentuk kegiatan merawat, memelihara dan membimbing yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan mandiri.

Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatanbelajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin.

(4)

28

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti adalah penelitian kuantitatif korelasi, yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya didasarkan pada perhitungan statistik atau angka – angka. Menurut sugiyono (2006 : 14) penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan april sampai juni 2014.

Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi

Menurut Sutrisno Hadi ( 2000 : 220 ), populasi merupakan sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006 : 130 ), Populasi adalah keseluruhan subjek lain. Sedangkan menurut Sugiyono ( 2010 : 61 ), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XIMadrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara yang berjumlah 236 siswa.

Tabel 1. Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah populasi

1 XI IPA 1 25 2 XI IPA 2 25 3 XI IPA 3 26 4 XI IPS 1 32 5 XI IPS 2 32 6 XI IPS 3 31 7 XI BAHASA 31 8 XI AGAMA 34 JUMLAH 236 2. Sampel

Menurut suharsimi arikunto ( 2012 : 174 ) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono ( 2010 : 62 ) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

(5)

29

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

mempelajari semua yang ada pada populasi. Cara menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan Nomogram Harry king dengan taraf kesalahan 10%.

Tabel 2. Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah populasi Jumlah Sampel Jumlah Jumlah sampel 1 XI IPA 1 25 25/236 x 56 5,93 6 2 XI IPA 2 25 25/236 x 56 5,93 6 3 XI IPA 3 26 26/236 x 56 6,16 7 4 XI IPS 1 32 32/236 x 56 7,59 8 5 XI IPS 2 32 32/236 x 56 7,59 8 6 XI IPS 3 31 31/236 x 56 7,35 8 7 XI BAHASA 31 31/236 x 56 7,35 8 8 XI AGAMA 34 34/236 x 56 8,06 9 JUMLAH 236 60 3. Teknik sampling

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah jenis proposional random sampling dengan teknik sampling random atau sampel acak yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu dengan cara undian.

Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 116 ). Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas ( independen )

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah Pola Asuh Orang Tua ( X ) b. Variabel terikat ( dependen )

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Motivasi Belajar Siswa ( Y ) Teknik pengumpulan data

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif maka teknik pengumpulan data menggunakan :

a. Metode angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya, atau hal – hal lain yang ia ketahui ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 225 ). Sedangkan menurut Sugiyono ( 2006 : 65 ) juga mengatakan

(6)

30

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

bahwa kuesioner dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban – jawaban dari para responden ( orang – orang yang menjawab ).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket bentuk pertanyaan tertutup karena responden dalam memberikan jawaban tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

Dalam penelitian ini,peneliti mengungkap data tentang hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa. Pemberian skor dalam setiap item jawaban angket adalah sebagai berikut :

a. Jawaban Sangat Setuju di beri skor 4 b. Jawaban Setuju diberi skor 3

c. Jawaban Kurang Setuju diberi skor 2 d. Jawaban Tidak setuju diberi sekor 1

Tabel 3. Kisi – kisi instrumen angket

No Variabel Indikator Diskriptor No item

1 Pola asuh orang tua 1) Pola asuh otoriter 2) Pola asuh permisif 3) Pola asuh demokratis

a. Adanya sikap keras dan kaku b. Tidak memberi kebebasan bertindak c. Memberikan hukuman badan d. Tidak mendorong untuk mandiri

mengambil keputusan a. Tidak membimbing

b. Tidak menggunakan hukuman c. Membiarkan anak

d. Tidak memberi batas – batas yang dilakukan anak

a. Ada bimbingan dari orang tua b. Pendapat anak diperhatikan c. Hukuman tidak pernah keras

1,2,3,4,5 6,7,8,9, 10 11,12,13 14 15 16 17,18,19,20 21 22,23,24,25 26,27 28,29,30 2 Motivasi belajar 1) Tekun menghadapi tugas a. Mengulangi pelajaran b. Menyiapkan pelajaran

c. Tidak pernah meninggalkan jam pelajaran d. Pekerjaan rumah 1 2 3 4 5

(7)

31

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Memiliki minat terhadap bermacam – macam masalah 4) Lebih senang bekerja sendiri 5) Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin 6) Dapat mempertahank an pendapatnya 7) Tidak melepaskan hal yang diyakini 8) Senang mencari dan memecahkan masalah

a. Ingin memperoleh prestasi b. Alat penerangan dirumah c. Selalu melaksanakan tugas d. Sikap pantang menyerah

a. Masalah dalam rumah b. Sikap semangat belajar c. Kesulitan keuangan

d. Sikap tidak membedakan teman

a. Bekerja sendiri

b. Tempat belajar yang nyaman c. Konsentrasi dalam bekerja d. Tidak bisa bekerja sama

a. Cepat bosan jika mengerjakan pekerjaan rumah

b. Bosan terhadap sikap guru dalam menerangkan pelajaran

a. Mempertahankan pendapat b. Mengabaikan pendapat c. Menunjukan kesalahan d. Sulit menerima

e. Berhati – hati dalam mengemukakan pendapat

a. Selalu berfikir dalam bertindak b. Tidak mudah terpengaruh c. Menerapkan ajaran agama d. Selalu berkonsultasi

a. Tugas didalam kelas b. Sikap ingin tahu

c. Ingin memperoleh nilai yang baik

6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

(8)

32

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

b. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang – barang tertulis, seperti buku, majalah, dokumentasi, peraturan – peraturan, notulen, rapat, catatan harian dan sebagainya ( Suharsimi Arikunto, 2006 : 231 ). Dalam penelitian metode dokementasi digunakan untuk mendapatkan data tentang jumlah siswa setiap kelas, dan nama siswa setiap kelas yang dijadikan sampel.

HASIL PENELITIAN

Bersdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

(1)Variabel pola asuh orang tua ini, peneliti melakukan sebaran angket terhadap siswa sebanyak 60 siswa / responden yang diungkap dengan 30 item pertanyaan. Melalui analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa variabel pola asuh orang tua dengan indikator pola asuh otoriter berada dalam kategori tinggi. Sedangkan pola asuh permisif juga tinggi, dan pola asuh demokratis dalam kategori tinggi. (2)Variabel motivasi belajar, peneliti melakukan sebaran angket terhadap siswa sebanyak 60 siswa / responden yang diungkap dengan 30 item pertanyaan. Melalui analisis deskriptif diperoleh hasil bahwa variabel motivasi belajar diperoleh hasil bahwa tekun menghadapi tugas dalam kategori tinggi, Ulet menghadapi kesulitan dalam kategori tinggi, Memiliki minat terhadap bermacam – macam masalah dalam kategori tinggi, Lebih senang bekerja sendiri dalam kategori tinggi, Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin dalam kategori tinggi, Dapat mempertahankan pendapatnya dalam kategori tinggi, Tidak melepaskan hal yang terkini dalam kategori tinggi, Senang mencari dan memecahkan masalah dalam kategori tinggi.(3)Hasil penelitian hubungan pola asuh orangtua dengan motivasi belajar menunjukan hubungan yang positif dan signifikan, dan menunjukan bahwa nilai koefisien korelasinya 0,618 dan nilai signifikannya 0,000. Dimana p atau signifikannya tersebut lebih kecil dari 0,01 hal ini berarti bahwa terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar yang signifikan. Koefisien determinasi dalam tabel diatas R square yang memiliki nilai sebesar 0,382 dengan demikian berarti 38,2% anak pola asuh orang tua yang dipengaruhi oleh motivasi belajar 61,8 dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel pola asuh dan motivasi belajar. Berdasarkan hasil korelasi diatas dapt disimpulkan bahwa pola asuh orangtua memiliki korelasi signifikan dengan motivasi belajar

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press

Cahyatni, Mardiasni Ketut. 2011. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Kecerdasan Emosional Terhadap Perilaku Asertif pada Siswa Kelas X dan XI SMKN 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2010/2011.diakses 09 maret 2014

(9)

33

| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Elizabeth B. Hurlock. 1990. Perkembangan Anak . jakarta : erlangga.

Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.

Ibrahim R. Dan Nana Syaodih S.2003. Perencanaan pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Loekmono, J.T. Lobby 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia

Nashar, Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatanPembelajaran. Jakarta: Delia Press

Nasution. 2000. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : bumi aksara

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta GrafindoPersada. Sugiyono. 2010. Statistik untuk penelitian. Bandung : alfabeta

Sugiyono. 2006. Metode penelitian pendidikan. Bandung : alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2006. prosedur penelitian suatu praktik . jakarta : Rineka cipta Suharsimi Arikunto. 2013. prosedur penelitian suatu praktik . jakarta : Rineka cipta.

Sulistyowati, sofchah. 2001. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien. Pekalongan. Cinta ilmu Sutrisno, Hadi. 2000 .statistik.yogyakarta: andi ofset

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian
Tabel 2. Sampel Penelitian
Tabel 3. Kisi – kisi instrumen angket

Referensi

Dokumen terkait

Namun pada uji regresi dengan variabel dependen yang diukur dengan menggunakan PBV memiliki nilai signifikansi sebesar 0,025 dengan nilai koefisien (B) sebesar - 1,121

Kuat tekan yang dihasilkan hampir sama yakni meningkat 15% dibandingkan dengan beton tanpa serat, tetapi kuat tarik yang dihasilkan lebih besar dengan memakai serat

Mark Waid is a legendary comic book writer and editor best known for his long tenure as writer on Captain America in the 1990's as well as his 8 year run on the Flash for DC

CA mengakses aplikasi layanan BRILink menggunakan aplikasi web browser atau aplikasi client mobile dari CAA sehingga pengembangan dan pembaharuan fitur layanan

Hasil penelitian yang diperoleh adalah dalam penataan pengelolahan potensi perikanan di Semarang telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh PERDA

Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 2.1, komponen dari service quality adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty, complaint handling, convenience,

yaitu adakah hubungan aktivitas renungan malam pramuka bagi peningkatan ketakwaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Wikrama 1 Kabupaten Semarang Tahun 2015.

lain yang bukan pihak pada statuta untuk dapat. ah harus memenuhi syarat-syarat yang