• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE DEBAT DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA Oleh: Davik (Dosen Tetap STIT Al-Qur an Al-Ittifaqiah Indralaya) ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE DEBAT DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA Oleh: Davik (Dosen Tetap STIT Al-Qur an Al-Ittifaqiah Indralaya) ABSTRACT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

METODE DEBAT DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA ARAB SISWA

Oleh: Davik

(Dosen Tetap STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya)

ABSTRACT

Learning method or teaching strategy is a way of conveying the message contained in the curriculum and that must be in accordance with the material to be delivered. One of numbers strategies considered to be able to improve students' understanding and ability in learning, especially Arabic, is a debate strategy. Debate is a practice of dispute or controversial argumentation to determine whether or not a particular proposal is supported by one party (supporter) and rejected by another party (denial).

Debate, even though it is a broad form of discussion but the debate is still different from the discussion which must be separated. Because discussion is a conversation that leads to truth seeking / solutions, while debate is a conversation that leads to the defense of opinion only. And discussion uses maturity of thinking, while debate uses ego. But this debate method is still rarely applied in learning classes except when in competitions (musabaqoh). If this debate strategy is used more, it will be better to increase students' linguistic knowledge and also other scientific insights from any material that debated will

even last long in their memory.

In each learning strategy, it is certain to have their benefits or advantages and weaknesses or shortcomings. And also the debate strategy even it has advantages and disadvantages. So it has become our duty, especially for educators to make the most of the strengths and advantages of this debate method and minimize the shortcomings.

(2)

ABTSTRAK

Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum dan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Salah satu dari sekian banyak strategi yang dinilai mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran khususnya bahasa arab adalah strategi debat. Debat merupakan suatu praktik persengketaan atau kontraversi argumen untuk menentukan baik tidaknya suatu usulan tertentu yang didukung oleh satu pihak (pendukung) dan ditolak oleh pihak yang lain (penyangkal).

Debat walaupun merupakan bentuk luas dari diskusi namun tetap debat itu berbeda dengan diskusi dan memang harus dipisahkan karena diskusi adalah pembicaraan yang mengarah ke pencarian kebenaran/solusi, sedangkan debat adalah pembicaraan yang mengarah pada pertahanan opini saja. Dan diskusi menggunakan kedewasaan berfikir, sedangkan debat menggunakan ego.Tapi metode debat ini masih sangat jarang diterapkan di kelas-kelas pembelajaran kecuali ketika dalam acara lomba (musabaqoh) saja, padahal kalau strategi debat ini lebih sering digunakan maka akan lebih baik untuk menambah pengetahuan kebahasaan peserta didik dan juga wawasan keilmuan lainnya dari setiap materi yang diperdebatkan bahkan akan bertahan lama tersimpan dalam memori mereka

Dalam setiap strategi pembelajaran bisa dipastikan mempunyai kelebihan atau keunggulan dan kelemahan atau kekurangan masing-masing tidak terkecuali dengan strategi debat, pun punya kelebihan dan kekurangan. Maka sudah menjadi tugas kita semua khususnya tenaga pendidik untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kelebihan dan keunggulan dari metode debat ini dan meminimalisir kekurangan yang ada. Kata-kunci: Metode Debat, Kemampuan Berbicara, Bahasa Arab

(3)
(4)

I. PENDAHULUAN

Dalam setiap pembelajaran keilmuan tak terkecuali yang bersifat kebahasaan, dipandang sangat perlu menggunakan metode yang bervariasi untuk menggairahkan dan menyegarkan kembali suasana pembelajaran sehingga peserta didik terpusat konsentrasinya dan tidak merasa bosan dalam pembelajaran, dengan demikian indikator pembelajaran yang diharapkan akan tercapai.

Dewasa ini metode dalam pembelajaran sangat beragam dan variatif sekali, sehingga kita dalam memilih metode pembelajaran harus jeli dan pintar serta yang terpenting adalah mampu menggunakannya. Dalam menggunakan metode pembelajaran harus dipilah dan dipilih sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (rendah, sedang dan atas).

Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum dan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Metode pembelajaran ini menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan materi atau isi kurikulum kepada siswa secara aktif. Oleh karenanya walaupun metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan) akan tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri.

Satu dari sekian banyak strategi yang dinilai mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran khususnya bahasa arab adalah strategi debat, namun strategi debat ini tidak dapat diterapkan untuk semua tingkatan peserta didik, dengan kata lain strategi ini hanya dapat digunakan bagi peserta didik yang kemampuan bahasa Arabnya sudah dianggap baik.

(5)

Menurut Hisyam Zaini dkk. debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau siswa/mahasiswa diharapkan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya mereka sendiri. 1

Namun sangat disayangkan, metode debat ini sangat jarang sekali kita temukan di kelas-kelas pembelajaran kecuali ketika dalam acara lomba (musabaqoh) saja, padahal kalau strategi debat ini lebih sering digunakan maka akan lebih baik untuk menambah pengetahuan kebahasaan peserta didik dan juga wawasan keilmuan lainnya dari setiap materi yang diperdebatkan bahkan akan bertahan lama tersimpan dalam memori mereka.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Debat

Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata 1Hisyam zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD UIN Sunan

(6)

method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur-unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Definisi Debat

Debat adalah suatu pertukaran pikiran yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai pandangan yang berlawanan.

Debat merupakan suatu praktik persengketaan atau kontraversi argumen untuk menentukan baik tidaknya suatu usulan tertentu yang didukung oleh satu pihak (pendukung) dan ditolak oleh pihak yang lain (penyangkal). Perdebatan merupakan suatu bentuk atau wujud pembicaraan, dari pihak yang pro (pendukung) dan dari pihak yang kontra (penyanggah). Menurut Henry Guntur Tarigan, debat adalah suatu argumen untuk menentukan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh satu pihak yang disebut pendukung atau afirmatif, dan ditolak, disangkal oleh pihak lain yang disebut peyangkal atau negatif.2

Dori Wuwu Hendrikus mengatakan bahwa debat adalah saling adu argumentasi antar pribadi atau antar kelompok manusia, dengan tujuan mencapai kemenangan untuk satu pihak.3

2Henry Guntur Tarigan. BERBICARA: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. 2008.

(7)

Sedangkan Dispodjojo berpendapat debat adalah suatu proses komunikasi lisan, yang dinyatakan dengan bahasa untuk mempertahankan pendapat.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Definisi 'debat' noun1. pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing: debat tt calon presiden mendapat

perhatian dr masyarakat; -- kusir debat yg tidak disertai alasan

yg masuk akal; ber·de·batv bertukar pikiran tt suatu hal dng saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat; men·de·batv membantah pendapat orang lain dng mengajukan alasan; per·de·bat·ann 1 soal yg diperdebatkan; 2 perbantahan; mem·per·de·bat·kanv menjadikan bahan untuk berdebat (berbantah); memperbantahkan; pen·de·batn orang yg mendebat.5

Debat adalah sesuatu yang diperintahkan syariat untuk menyatakan yang haq (benar) dan membatalkan yang bathil (salah), dalam firman Allah Swt. disebutkan:

يي هههه يتهللالههبه مم ههلمدهالههجيوي ةهنيههسي حي لما ةهههظي عهومميلماوي ةهههميكمحهلمالبه كيههببري لهيمبهههسي ى ههليإه عهدماه نه سي حمأي 

Serulah (manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.6

Debat (al-jadal/al-jidâl) identik dengan dialog/diskusi

(at-tahâwur). Allah Swt. berfirman:

عهميهسم يي هههللاوي هههللا ى هليإه يكه تيشم تيوي الهيجهومزي يفه كي لهدهالجيته يتهللا ليومقي ههللا عيمهسي دمقي الميكهريوهالحيتي

4Dispodjojo, Komunikasi Lisan, 1984, Hal: 48 - 60

5Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Edisi IV, 2008, Hal: 301

(8)

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Allah mendengar soal jawab antara kalian berdua.7

Dalam ayat ini Allah menyebut debat dengan istilah

tahâwur, artinya berdiskusi/berdialog. Debat pada dasarnya

adalah menyampaikan hujjah atau yang diduga sebagai hujjah oleh dua pihak yang berbeda pendapat. Tujuannya adalah untuk membela pendapatnya atau mazhabnya dan membatalkan hujah lawannya, serta mengalihkannya pada pendapat yang tepat dan benar menurut pandangannya.

Rasulullah saw. juga sering mendebat kaum musyrik Makkah, Nasrani Najran, dan Yahudi Madinah. Pengemban dakwah akan senantiasa menyerukan Islam, melakukan amar makruf nahi mungkar, dan memerangi pemikiran yang sesat

(bathil). Karena debat telah ditentukan sebagai cara(uslub) untuk

melakukan semua aktivitas tersebut maka debat menjadi suatu kewajiban, sesuai dengan kaidah:

 ]ب جهاوي ويههفي ههبهلل إه به جهاويلام ممتهيي لي المي Selama kewajiban tidak sempurna kecuali dengan suatu perkara maka perkara tersebut menjadi wajib.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa debat adalah sebagai suatu kegiatan adu pendapat antar pribadi atau antar kelompok manusia yang di dalamnya terdapat pro dan kontra dengan tujuan untuk memenangkan argumen masing-masing.

C. Jenis-Jenis Debat

(9)

Debat Terbagi menjadi dua kategori global yaitu Debat Resmi dan Debat Tidak Resmi.8

1. Debat resmi

Debat Resmi adalah metode resmi berinteraksi mewakili sebuah diskusi. Debat merupakan bentuk lebih luas dari diskusi yang lebih mengutamakan logika, Debat menekankan kepada reaksi emosi dari pendengar dan peraturan yang memungkinkan kedua peserta / pendebat berdiskusi dan memutuskan tentang perbedaan.

2. Debat tidak resmi

Debat tidak resmi adalah kejadian normal, tetapi kualitas dan kedalaman debat meningkat dengan pengetahuan dan keterampilan pesertanya sebagai pedebat. Badan perwakilan seperti parlemen, badan hukum (legislative assemblies) dan berbagai jenis pertemuannya selalu dalam perdebatan. Hasil debat mungkin ditentukan oleh suara pendengar, oleh juri, hakim atau gabungan diantaranya Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.

Di sisi lain para ahli membagi debat menjadi beberapa macam diantaranya:

a.Dori Wuwur Hendrikus dalam bukunya Retorika terampil

berdiskusi, berpidato,beragumentasi, bernegosiasi. membagi

macam debat menjadi dua macam, yaitu:9

8 Team Yayasan Pendidikan Haster, Himpunan Materi-materi Penting Bahasa Indonesia untuk SMU, CV. PIONIR JAYA Bandung, 1994, Hal: 54

9Dori Wuwu Hendrikus,RETORIKA: terampil berpidato, berdiskusi, berargumentasi, bernegosiasi, 2010, Hal: 120

(10)

1. Debat Inggris

Terbagi menjadi dua macam yaitu debat tertutup maksudnya setiap orang hanya berbicara satu kali, oleh karena itu pembicara harus menyiapkan diri dan menyusun jalan pikirannya secara cermat. Debat yang selanjutnya adalah debat terbuka maksudnya orang dapat berbicara lebih dari satu kali. Sesudah semua peserta berbicara, kedua pembicara pertama dari masing-masing kelompok menyampaikan kata penutup.

2. Debat Amerika

Debat ini dilakukan oleh dua regu yang berhadapan, tapi masing-masing regu menyiapkan tema melalui pengumpulan bahan secara teliti dan penyusunan argumentasi yang cermat. Para anggota-anggota debat ini adalah orang-orang yang terlatih dalam seni berbicara, semua berdebat didepan sekelompok Juri dan publik umum.

b. Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Berbicara sebagai suatu

keterampilan berbahasa membagi macam diskusi sebagai

berikut:10

1. Debat Parlementer atau Majelis (Assembly or Parlementary

Debating)

Maksud dan tujuan Debat Majelis atau Parlementer adalah untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu Undang-Undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya pun berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat ijin dari Majelis.

2.Debat Pemeriksaan Ulangan untuk Mengetahui Kebenaran Pemeriksaan Terdahulu (Cross-Exemanation Debating)

(11)

Maksud dan tujuan perdebatan ini ialah mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu sama lain erat berhubungan, yang menyebabkan para individu yang ditanya menunjang posisi yang hendak ditegakkan dan diperkokoh sang penanya.

3. Debat Formal, Konvensional atau Debat Pendidikan

(Formal, Conventional, or educational Debating).

Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen yang menunjang atau membantah suatu usul.

c. Dispodjojo dalam bukunya Komunikasi Lisan, membagi macam debat berdasarkan bentuknya dibedakan atas:11

1. Debat Tradisional

Debat bentuk ini banyak dilakukan diberbagai tempat misalnya di dalam masyarakat atau suatu kelompok terdapat suatu permasalahan yang dipandang perlu dibicarakan secara umum dan terbuka agar masyarakat dapat memahaminya dan dapat menentukan pendiriannya terhadap masalah tersebut.

2. Debat Berseling

Debat berseling disebut juga The Cross-Examination

Debate atau disebut juga The Oregeon Plan of Debate.

Pelaksanaan debat bentuk ini berbeda dengan Debat Tradisional, sebab pada Debat Berseling setelah setiap pembicara dari kelompok pembicara selesai berbicara, anggota dari kelompok lawan langsung diberi kesempatan mengajukan pertanyaan terhadap uraian yang baru saja diutarakan oleh lawan bicara.

(12)

3. Debat Langsung

Debat Langsung ini disebut juga dengan istilah The Direct

Clash Debate. Bentuk ini mempunyai dua ciri khusus :

(a) Kedua kelompok yang akan berdebat setelah mengutarakan pandangannya mengenai judul debat menentukan masalah-masalah apa saja yang perlu dibicarakan berhubungan dengan judul debat itu, bagaimana urutan masalah yang akan diperdebatkan.

(b) Dalam debat itu Moderator menentukan penilaiannya kelompok mana yang menang dalam memperdebatkan masalah yang telah mereka setujui, setiap selesai memperdebatkan tiap masalah.

4. Debat Kelompok Terpisah

Debat dalam bentuk ini juga disebut The Split Team

Debate, dilakukan untuk perdebatan antara kelompok satu

dengan kelompok yang lain, boleh juga antara sekolah, Fakultas, Universitas dengan sekolah, Fakultas atau Universitas yang lain, tetapi dalam pelaksanaan debat kelompok itu dipisah-pisahkan. Artinya semua anggota dari kelompok mana saja yang menyetujui gagasan yang terumuskan dalam judul debat sama-sama membentuk satu kelompok yang dinamai Kelompok Pendukung, dan siapa saja yang tidak menyetujui gagasan yang terumuskan dalam judul debat itu terkumpul menjadi satu dan membentuk Kelompok Penyanggah.

(13)

Debat ini juga disebut dengan The Heckling Debate. Disebut demikian karena setiap pembicara sewaktu mengutarakan pendapatnya dapat dipotong dengan pertanyaan oleh kelompok lawan, setelah melampaui batas waktu bicara minimal yang ditentukan. Mereka yang berdebat juga terdiri atas dua kelompok: Kelompok Pendukung dan Kelompok Penyanggah.

6. Debat Pemecahan Masalah

Debat macam ini disebut juga dengan nama The Problem

Soulving Debate. Perbedaan yang segera tampak pada debat

semacam ini adalah kelompok yang berdebat tidak dibedakan dengan Kelompok Pendukung dan Kelompok Penyanggah. Tetapi kelompok-kelompok itu dibedakan dengan nama mungkin kelompok satu atau kelompok dua. Debat macam ini tidak ditemukan preposisi , ialah suatu pernyataan yang harus dipertahankan atau diserang tetapi hanya terdapat suatu masalah yang tersusun, dalam bentuk kalimat tanya.

D.Kelebihan dan Kekurangan Debat

Dalam setiap strategi pembelajaran bisa dipastikan mempunyai kelebihan atau keunggulan dan kelemahan atau kekurangan masing-masing tidak terkecuali dengan strategi debat, pun punya kelebihan dan kekurangan.

1. Kelebihan Strategi Debat12

a. Mahasiswa terlatih mendengar berbagai macam ungkapan bahasa Arab

b. Mahasiswa mampu memahami berbagai macam ungkapan bahasa Arab

c. Mahasiswa dituntut untuk memperluas wawasan keilmuannya 12 http://www.erepublik.com/es/article/pembelajaran bahasa arab melalui debat

(14)

d. Mahasiswa terlatih untuk mengekspresikan gagasanya dengan menggunakan berbagai uslub bahasa Arab

e. Mahasiswa mampu mengambil intisari atau menyimpulkan gagasannya dalam tema tertentu

f. Mahasiswa terlatih bekerjasama dalam menyelesaikan masalah

g. Mahasiswa terlatih santun dalam menyampaikan ide 2. Kelemahan Strategi Debat

a. Hanya bisa digunakan oleh peserta didik tingkat atas.

b. Peserta didik yang kurang tingkat kebahasaannya akan kesulitan mencerna isi materi yang diperdebatkan.

c. Dapat menimbulkan keretakan pertemanan walaupun tidak krusial.

d. Mengarah pada pertahanan opini saja.

e. Menggunakan ego (bukan menggunakan kedewasaan berpikir).

f. Terkadang keluar kata kasar ketika emosi tak terkendali. E. Topik Debat

Topik debat, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang. Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena pada dasarnya sebuah topik harus mengikuti analogi “Kacang di dalam

kulit”, artinya suatu topik debat harus memiliki kemampuan

untuk dapat dikupas atau ditelaah secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat mulai para pihak baik positif maupun negatif akan memberikan suatu parameter kasus disertai dengan definisi untuk memperjelas arah debat.

Di dalam memberikan parameter atau definisi dari sebuah topik sendiri ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan diantaranya adalah:13

(15)

a. Kebenaran alam atau nyata yang tak terbantahkan (Truistic). b. Tidak memiliki hubungan logika yang jelas (Tautological). c. Debat yang tak berujung (Squirelink), seperti perdebatan

mengenai mana yang lebih dulu antara ayam dan telur. d. Topik yang mengandung dan mengundang sara.

e. Topik yang sifatnya abstrak atau astral.

f. Memberikan patokan waktu atau tempat yang menguntungkan salah satu pihak (Time and Place Setting). Hal ini tidak boleh dilakukan dikarenakan dalam berdebat kita juga menggunakan kaidah “Fair and Square” atau menang secara adil.

F.Langkah-Langkah Debat

Strategi ini secara aktif melibatkan semua siswa di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:14

a. Kembangkan sebuah pernyataan yang kontroversial yang berkaitan dengan materi pelajaran.

b. Bagi kelas ke dalam dua tim. Minta satu kelompok berperan sebagai pendukung atau kelompok yang “pro” dan kelompok lain menjadi penentang atau “kontra”.

c. Berikutnya buat dua sampai empat sub kelompok dan masing-masing kelompok debat.

d. Siapkan dua sampi empat kursi untuk para juru bicara pada kelompok “pro” dan jumlah kursi yang sama untuk kelompok

“kontra”. Siswa lain duduk dibelakang para juru bicara.

Mulailah debat dengan cara juru bicara mempresentasikan pandangan mereka.

e. Setelah mendengar argumen pembuka hentikan debat dan kembali ke sub kelompok. Setiap sub kelompok di minta untuk mempersiapkan argumen yang menolak argumen pembuka 14 http://www.erepublik.com/es/article/pembelajaran bahasa arab melalui debat

(16)

dari kelompok lawan. Setiap sub kelompok memilih juru bicara, usahakan yang baru.

f. Lanjutkan kembali debat. Juru bicara yang saling berhadapan diminta untuk memberikan argumen penentang. Ketika debat berlangsung, peserta yang lain didorong untuk memberikan catatan yang berisi ulasan argumen atau bantahan.

g. Pada saat yang tepat akhir debat. Tidak perlu menentukan kelompok mana yang menang, buatlah kelas melingkar. Pastikan bahwa kelas terintegrasi dengan meminta mereka duduk berdampingan dengan mereka yang berada di kelompok lawan. Diskusikan apa yang telah di pelajari oleh siswa dari pengalaman debat tersebut. Minta siswa untuk mengidentifikasi argumen yang paling baik menurut mereka.

Variasi

1.Tambahkan satu kursi kosong untuk juru bicara. Biarkan siswa/mahasiswa mengisi kursi kosong ini kapanpun mereka menginginkannya.

2.Mulailah segera aktivitas debat dengan argumen pembuka, lanjutkan dengan debat normal, tetapi secara berulang-ulang gantilah juru bicaranya.

G.Teknis dan Aplikasi Debat 1. Persiapan Kebahasaan

a. Cara memulai pembicaraan

b. Menyampaikan ucapan terimakasih c. Cara mengarahkan pembicaraan

d. Cara menyampaikan ungkapan permisi e. Cara menyampaikan ungkapan salut f. Cara menyampaikan pengharapan g. Cara menjawab dengan kalimat positif h. Cara menjawab dengan ungkapan negatif i. Cara mengakhiri pembicaraan

(17)

2. Tema Debat a. Harus debatable b. Harus menantang c. Harus kontroversial d. Harus up to date

e. Harus ada manfaatnya untuk kepentingan umum 3. Argumentasi

a. Harus dapat dipertanggung jawabkan

b. Data yang diperoleh bersifat ilmiah, data statistik, kamus, jajak pendapat, survey, pepatah, tradisi, dll.

c. Tidak memojokan atau menghina kelompok tertentu d. Tidak sakral

e. Tidak menimbulkan perpecahan 4. Unsur Personil

a. Tiap sesi ada dua tim, masing-masing 3 orang (ketua, wakil ketua, dan anggota)

b. Tiga orang juri yang kompeten c. Seorang pimpinan sidang

d. Seorang pengatur waktu (menggunakan stop watch dan bel) 5. Posisi 6. Pimpin an Pengat ur

(18)

waktu Peser ta Peser ta Peser ta Peser ta Pesert a Peserta 6. Waktu

a. Pembukaan oleh pimpinan sidang (-+ 5 menit): Penjelasan 2 tim, tema, tata tertib dll.

(19)

b. Perkenalan peserta oleh masing-masing ketua tim (5 menit).

c. Ekspresi yield-yield masing-masing tim (2 menit).

d. Setiap peserta menyampaikan gagasannya selama 5 – 8 menit, termasuk intrupsi dan jawaban terhadap intrupsi yang diterima..

e. Ketua atau wakil ketua tim menyampaikan kesimpulan selama 3 – 4 menit.

7. Intrupsi

a. Setiap tim berhak menyampaikan atau meminta intrupsi kepada tim yang sedang berbicara selama 20 detik.

b. Tim pembicara berhak menerima atau menolak permohonan intrupsi.

c. Intrupsi bisa berupa pertanyaan, mohon penjelasan, sanggahan dll.

d. Intrupsi disampaikan setelah menit kedua dan sebelum menit terakhir.

8. Tugas Pimpinan sidang a. Membuka sidang

b. Menjelaskan secara ringkas peserta sidang c. Menjelaskan secara ringkas tema debat d. Menjelaskan tata tertib debat

e. Mempersilahkan peserta berbicara f. Mengatur lancarnya debat

g. Mempersilahkan juri menyampaikan hasil akhir h. Menutup acara debat

9. Tugas Pengatur Waktu

(20)

b. Membunyikan bel 1 kali tanda boleh mengajukan intrupsi (menit kedua)

c. Membunyikan bel 1 kali tanda intrupsi ditutup (menit keenam)

d. Membunyikan bel 1 kali tanda waktu tinggal 1 menit

e. Membunyikan bel 2 kali tanda waktu habis (menit kedelapan)

10. Pembicara

a. Ketua tim A (Pendukung ide dalam tema yang didepatkan) menyampaikan definisi tema, argumen dan contoh-contoh b. Ketua tim B (Counter ide) menyampaikan definisi

tandingan, argumen tandingan dan contoh-contoh tandinga

c. Wakil ketua tim A, membantah ide ketua tim B, mendukung ide ketua tim A, argumen dan contoh-contoh baru

d. Wakil ketua tim B, membantah ide tim A, mendukung ide ketua tim B, argumen dan contoh-contoh baru

e. Anggota tim A membantah ide tim B, mendukung ide tim A, argumen dan contoh-contoh baru

f. Anggota tim B, membantah ide tim A, mendukung ide tim B, argumen dan contoh-contoh baru

11. Kesimpulan

a. Kesimpulan disampaikan oleh ketua atau wakil ketua masing-masing tim

b. Kesimpulan disampaikan separoh waktu penyampaian ide c. Kesimpulan tidak membuat ide baru, argumen dan contoh

baru

(21)

e. Penyampaian ide dimulai oleh tim B 12. Penilaian

a. Untuk Penyampaian ide masing-masing peserta:

1. 40% untuk tingkat ilmiah/argumentasi

2. 30% untuk akurasi bahasa

3. 30% untuk teknik dan etika penyampaian b. Untuk kesimpulan:

1. 20% untuk tingkat ilmiah/argumentasi 2. 10% untuk akurasi bahasa

3. 10% untuk teknik dan etika penyampaian c. Nilai Tim

Jumlah nilai masing-masing peserta dibagi 3, ditambah nilai kesimpulan.

Yang memperoleh nilai terbanyak adalah pemenang III KESIMPULAN

Strategi debat adalah metode formal untuk mengemukakan argumen dan berinteraksi dengan lawan bicara, dimana dia adalah orang yang memiliki pendapat atau gagasan yang berbeda dengan yang lainnya, agar dia setuju dengan pikiran atau gagasan mereka.

Debat walaupun merupakan bentuk luas dari diskusi namun tetap debat itu berbeda dengan diskusi dan memang harus dipisahkan karena diskusi adalah pembicaraan yang mengarah ke pencarian kebenaran/solusi, sedangkan debat adalah pembicaraan yang mengarah pada pertahanan opini saja. Dan diskusi menggunakan kedewasaan berfikir, sedangkan debat menggunakan ego. Saya yakin jika kita menemui diskusi atau perdebatan, kita akan dapat membedakannya dengan mudah.

(22)

Strategi debat ini merupakan satu dari sekian banyak strategi pembelajaran yang secara aktif melibatkan semua siswa di dalam kelas bukan hanya para pelaku debatnya saja.

Kompetensi debat merupakan salah satu kompetensi dalam mata kuliah berbicara yang harus dikuasai dalam hal materi dan dapat dipraktekkan oleh para mahasiswa, khususnya bagi mahasiswa jurusan bahasa arab. Debat juga sering dilakukan di lingkungan formal (sekolah), baik itu debat dalam rangka perlombaan atau diskusi kelompok. Debat dalam lingkungan ini disebut sebagai debat kompetitif karena debat merupakan salah satu jenis kegiatan berbicara dalam hal memecahkan masalah, maka tanpa sengaja kita melakukannya dalam kehidupan bermasyarakat baik itu disadari atau tidak oleh kita. Dan debat yang ada dalam lingkungan masyarakat ini lebih dekat dengan musyawarah.

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an Al-Karim

Ali Khuli, M. (2002). Model Pembelajaran bahasa Arab. Bandung: Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab.

Arsyad, Azhar. 1999.Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahlan, Juwariyah. 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: Al-Ikhlas.

Dispodjojo.1984.Komunikasi Lisan.

Dori Wuwu Hendrikus.2010.RETORIKA: terampil berpidato,

berdiskusi, berargumentasi, bernegosiasi.

Henry Guntur Tarigan.BERBICARA: Sebagai Suatu Keterampilan

(23)

Hisyam, zaini dkk.2011.Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD UIN Sunan Kalijaga.

http://teawithoutsugar.wordpress.com/tag/definisi-debat/ Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI Edisi IV, 2008.

Team Yayasan Pendidikan Haster.1994.Himpunan Materi-materi

Penting Bahasa Indonesia untuk SMU.Bandung: CV. PIONIR

Referensi

Dokumen terkait

Effect of Storage Temperatures on Color of Tomato Fruit ( Solanum lycopersicum Mill.) Cultivated under Moderate Water Stress Treatment.. Agriculture and Agricultural Science

Berisi tentang kesimpulan dengan mengacu pada tujuan penelitian dan saran yang menunjang untuk pelaksanaan Manajemen Pembinaan Guru Pendidikan Agama

[r]

 Dalam setiap bab harus ada pendekatan saintifik dalam menyajikan materi yang bersifat pengetahuan, artinya uraian (soal, kasus), latihan atau contoh-contoh yang disajikan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Balok merupakan bagian elemen struktur yang lurus dan terbebani secara transversal. Di katakan terbebani secara transversal karena elemen ini biasanya terbebani

Penulisan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah mengenai pengoptimalan biaya pengalokasian produk yang dilakukan secara manual, agar biaya yang dikeluarkan untuk pengalokasian

Dalam satu kali pertemuan terdiri dari waktu 1 x 50 menit, dengan rincian 5 menit.. untuk kegiatan awal, 40 menit untuk kegiatan inti dan 5 menit untuk