• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI TAHUN ANGGARAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI TAHUN ANGGARAN 2020"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PELAKSANAAN APBD RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI TAHUN ANGGARAN 2020

(2)

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan keuangan SKPD RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Operasional; (d) Laporan Perubahan Ekuitas; (e) Laporan Arus Kas; (f) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; dan (g) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Klaten, 31 Desember 2020

PENGGUNA ANGGARAN

Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi

Provinsi Jawa Tengah

dr. Anisa Renang Yulianti, M.Sc, Sp. KJ, M.A.R.S

NIP. 197007112003122003

(3)

DAFTAR ISI

I Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran

II Laporan Realisasi Anggaran SKPD

III Neraca Komparatif SKPD

IV Laporan Operasional SKPD

V Laporan Perubahan Ekuitas SKPD

VI Laporan Arus Kas SKPD

VII Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih SKPD VIII Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab 2 Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan

2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan

Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum 3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah

Ditetapkan

Bab 4 Kebijakan Akuntansi

4.1.Entitas Akutansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD

4.2.Basis dan Prinsip Akutansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.4.Penerapan Kebijakan Akutansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam

(4)

Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1. Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Pendapatan

5.1.2. Belanja 5.1.3. Surplus/Defisit

5.2. Penjelasan Pos - Pos Neraca 5.2.1. Aset

5.2.2. Kewajiban 5.2.3. Ekuitas

5.3. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional 5.3.1. Pendapatan

5.3.2. Beban

5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Penjelasan Laporan Arus Kas

5.6. Penjelasan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Bab 6 Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan

Bab 7 Penutup

(5)

Bab I Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Laporan keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pelaporan keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan:

1. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kasnya.

2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas sebagai suatu entitas pelaporan.

Laporan Keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Laporan Operasional 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan Arus Kas

6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 7. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

(6)

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya menjadi aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan.

Laporan Operasional

Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi dan ekuitas akhir.

Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode tertentu.

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Pelaporan keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah diselenggarakan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan mengacu pada Peraturan Mentri Dalam Negri No. 79

(7)

Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah serta penerapan Peraturan Mentri Dalam Negri No. 64 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan

Bab 2 Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan

2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan

Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum

3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan

Bab 4 Kebijakan Akuntansi

4.1.Entitas Akutansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD

4.2.Basis dan Prinsip Akutansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

4.4.Penerapan Kebijakan Akutansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam SAP pada SKPD

Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan

5.1. Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Pendapatan

5.1.2. Belanja 5.1.3. SiLPA

5.2. Penjelasan Pos - Pos Neraca 5.2.1. Aset

5.2.2. Kewajiban 5.2.3. Ekuitas

5.3. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional 5.3.1. Pendapatan

(8)

5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Penjelasan Laporan Arus Kas

5.6. Penjelasan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Bab 6 Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan

Bab 7 Penutup

(9)

Bab II

Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD

2.1. Ekonomi Makro

Krisis kesehatan global yang terjadi pada triwulan pertama tahun 2020 berdampak pada

kinerja Perekonomian Indonesia, pada triwulan III tahun 2020 masih terkontraksi sebesar 3,49

persen (YoY),lebih baik dari triwulan sebelumnya (-5,3 persen, YoY). Lemahnya konsumsi

masyarakat masih menjadi penyebab utama terkontraksinya perekonomian.Kinerja impor juga

terkontraksi cukup dalam seiring aktivitas domestik yang masih terbatas. Di sisi lain,

pengeluaran pemerintah menjadi bantalan bagi kontraksi ekonomi pada triwulan ini. Dari 17

sektor, tujuh sektor tumbuh melambat, sementara sektor yang lainnya terkontraksi. Sektor

infokom, jasa kesehatan, dan pengadaan air tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III

tahun 2019. Meskipun masih terkontraksi secara umum, namun seluruh sektor mengalami

perbaikan dari triwulan sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III membaik dari triwulan sebelumnya, hal

ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah (turning point) dari

aktivitas-aktivitas ekonomi nasional menunjukkan ke arah zona positif. Seluruh komponen pertumbuhan

ekonomi, baik dari sisi pengeluaran mengalami peningkatan, maupun dari sisi produksi.

Perbaikan kinerja perekonomian didorong oleh peran stimulus fiskal atau peran dari instrumen

APBN di dalam penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan III

2020, meski pandemi COVID-19 belum berakhir. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS)

pada 5 November 2020, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2020 tumbuh -3,93%

(yoy), lebih baik dari pencapaian triwulan II 2020 sebesar -5,92% (yoy). Perbaikan tersebut

juga ditunjukkan dari pertumbuhan triwulanan yang tumbuh positif 4,66% (qtq) atau berbalik

arah dari -5,16% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Pelonggaran pembatasan sosial yang disertai

protokol kesehatan yang ketat menjadi salah satu pendorong utama membaiknya perekonomian

Jawa Tengah.

Pada sisi pengeluaran, peningkatan aktivitas perekonomian terjadi pada seluruh

komponennya. Google Mobility Index menunjukkan pergerakan masyarakat pada pusat

perbelanjaan bahan makanan (groceries, food warehouses, and farmers markets) dan toko

obat-obatan (drug stores) relatif sudah kembali normal pada triwulan III 2020. Peningkatan aktivitas

tersebut menjadi indikasi perbaikan konsumsi rumah tangga yang tumbuh -0,62% (yoy) pada

(10)

triwulan III 2020. Indeks Penjualan Riil (IPR) di Jawa Tengah juga menunjukkan perbaikan

dari -24,56% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi -7,97% (yoy).

Perbaikan pertumbuhan terjadi hampir di sebagian besar lapangan usaha Jawa Tengah antara

lain Pertanian, Perdagangan, dan Konstruksi. Pertumbuhan lapangan usaha pertanian meningkat

cukup pesat yaitu sebesar 6,39% (yoy). Peningkatan sektor primer tersebut disebabkan panen raya

pada komoditas padi disertai peningkatan permintaan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Sektor

perdagangan juga tercatat membaik seiiring meningkatnya aktivitas masyarakat pada beberapa

tempat seperti tempat rekreasi, restoran, dan pusat perbelanjaan. Pembangunan infrastruktur di Jawa

Tengah pun mulai bergerak meski masih sangat terbatas akibat pandemi COVID-19. Pertumbuhan

sektor konstruksi sedikit membaik dari -5,85% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi -5,62% (yoy)

pada triwulan III 2020. Di sisi lain, lapangan usaha industri pengolahan masih belum mengalami

perbaikan terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor migas.

Memasuki triwulan IV 2020, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan terus membaik pada

triwulan IV 2020. Dari sisi pengeluaran, perbaikan perekonomian triwulan IV 2020 bersumber dari

konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor luar negeri. Protokol kesehatan telah menjadi bagian

dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Tengah. Hal itu membuat aktivitas perekonomian

dapat bergerak lebih jauh dibanding triwulan II dan III 2020. Selain itu, bantuan sosial yang

dicanangkan hingga akhir 2020, juga dapat menopang konsumsi rumah tangga. Pada komponen

investasi, peningkatan akan terjadi baik pada sektor pemerintah maupun swasta. Rencana investasi

yang tertunda pada semester I 2020 akan mulai direalisasikan pada semester II 2020. Sementara,

kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat terutama dari sektor nomigas yang permintaannya

membaik. Berdasarkan lapangan usaha, pelonggaran pembatasan sosial akan menyebabkan seluruh

lapangan usaha bergerak ke arah positif. Sektor-sektor utama Jawa Tengah akan tumbuh lebih baik

dari triwulan III 2020.

Pada Triwulan III tahun 2020 anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Jawa

Tengah mengalami perubahan. Adanya perubahan tersebut merupakan upaya rasionalisasi dan

refocusing penggunaan anggaran untuk penanggulangan pandemi COVID-19. Anggaran

pendapatan pemerintah provinsi Jawa tengah menurun sebesar 8,21% dibandingkan anggaran

sebelum perubahan. Sementara anggaran belanja juga menurun sebesar 7,98% dibandingkan

anggaran sebelum perubahan. Namun demikian, penurunan anggaran belanja sejatinya adalah

refocusing penggunaan anggaran kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya kepada

penanggulangan COVID-19 yang nantinya akan tercermin pada anggaran belanja tidak terduga

(11)

pada APBD.

Realisasi pendapatan daerah pada triwulan laporan tercatat sebesar 69,36%, lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 74,42%. Menurunnya

realisasi pendapatan daerah bersumber dari menurunnya realisasi anggaran perimbangan,

khususnya dana bagi hasil pajak/bukan pajak. Realisasi belanja mengalami peningkatan dibanding

tahun lalu sebesar 64,10%. Hal ini lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu yang

mencapai 52,38%. Seluruh komponen belanja langsung menunjukkan peningkatan realisasi.

Peningkatan realisasi terbesar terjadi pada belanja modal sebesar sebesar 60,10%.

Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan III 2020 relatif membaik

dibandingkan paruh pertama tahun 2020. Walaupun demikian, beberapa indikator utama

intermediasi keuangan masih mengalami penurunan kinerja. Penyaluran kredit perbankan masih

menopang kinerja sektor utama perekonomian Jateng, dengan mencatatkan akselerasi penyalura

kredit pada Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta

konstruksi masih terus bertumbuh walaupun secara keseluruhan melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kualitas kredit perbankan terhadap lapangan usaha utama di Jawa Tengah juga relatif

tertahan dan tidak mengalami pemburukan, walaupun masih batas yang perlu diwaspadai.

Kontribusi permintaan rumah tangga (RT) yang melambat pada triwulan laporan turut

menahan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Dari total kredit konsumsi yang

disalurkan oleh perbankan, sebesar 29,60% disalurkan kepada RT untuk pembiayaan KPR,

multiguna, dan KKB, dengan risiko masing-masing kredit masih terjaga di bawah batas yang

dipersyaratkan oleh otoritas.

Perkembangan indikator sistem pembayaran di Jawa Tengah pada triwulan III 2020

menunjukkan peningkatan kinerja perekonomian daerah secara triwulanan. Nilai transaksi melalui

SKNBI menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan maupun tahunan. Pertumbuhan

triwulanan mengalami kenaikan 12,27% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara

pertumbuhan tahunan juga sejalan mengalami peningkatan sebesar 4,98% (yoy).

Aliran uang di Jawa Tengah mencatatkan posisi net inflow sebesar Rp2,65 triliun,

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net intflow sebesar

Rp2,59 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di KUPVA BB

mengalami penurunan dari sisi pembelian UKA secara triwulanan, namun mengalami peningkatan

di sisi penjualan.

(12)

Untuk memperluas implementasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), sesuai ketentuan

Bank Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh Indonesia wajib menggunakan QR

Code dengan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Pertumbuhan merchant di Provinsi Jawa

Tengah yang telah menggunakan QRIS sampai dengan akhir.

September 2020 sebanyak 321.076 merchant. Penyaluran bansos secara non tunai telah

disalurkan kepada 1,55 juta KPM PKH dan 3,5 juta KPM Program Sembako (sebelumnya bernama

BPNT) sesuai prinsip 6T (tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan

tepat administrasi).

Pemulihan ekonomi Jawa Tengah akan berlanjut pada triwulan I 2021. Ditinjau dari sisi

pengeluaran, peningkatan pertumbuhan pada triwulan I 2021 terutama didorong oleh peningkatan

investasi dan ekspor luar negeri. Prospek relokasi pabrik dari beberapa kawasan di Asia ke Jawa

Tengah, diperkirakan akan terealisasi pada periode ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis

nasional akan semakin intens dilakukan di awal tahun 2021. Ekspor luar negeri akan semakin

meningkat seiring permintaan global yang semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha,

peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, dan

perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.

Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada 2021 diperkirakan akan

lebih baik dibanding 2020. Perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan berlanjut.

Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian global serta akselerasi realisasi

anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit,

serta berlanjutnya stimulus moneter Bank Indonesia. Dari sisi mobilitas, perkembangan terakhir

menunjukkan mobilitas masyarakat Jawa Tengah telah kembali normal terutama pada groceries.

2.2. Kebijakan Keuangan

Kebijakan keuangan Jawa Tengah mengacu pada kebijakan keuangan nasional dengan menitik beratkan pada “mboten korupsi, mboten ngapusi” pada reformasi birokrasi nya. Fokus kebijakan keuangan ditujukan pada keunggulan daerah masing-masing. Jawa Tengah masih termasuk dalam daerah yang menarik sebagai tujuan investasi, sehingga pertumbuhan investasi Jawa Tengah cukup tinggi. Sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata dan hasil kebudayaan masih menjadi penopang utama penghasilan daerah.

(13)

2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD

Evaluasi terhadap beberapa kegiatan dan indikator yang dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan pertanggungjawaban kepada publik dan seluruh pemangku kepentingan terkait, disamping juga bertujuan untuk menilai pencapaian kinerja yang telah dibuat, telah dilakukan pengukuran evaluasi dengan beberapa simpulan sebagai berikut:

a. Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2020 sebesar untuk semua kegiatan.

b. Capaian kinerja keuangan tingkat kesehatan BLUD RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sebesar, Realisasi anggaran bersumber dari APBD sebesar % sedangkan realisasi pendapatan bersumber dari BLUD sebesar %.

Dari program dan kegiatan yang telah terlaksana pada tahun anggaran 2020 dapat menjawab beberapa isu strategis yaitu mengenai:

a. Profesionalisme kinerja SDM yang belum optimal diperbaiki dengan berbagai pelaksanaan Bimtek/Pelatihan/IHT yang dilaksanakan pada kegiatan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dan peningkatan pelayanan dan pendukung pelayanan seperti: ESQ, Budaya Kerja, Sosialisasi kegiatan WBK, dan lainnya serta peningkatan akuntabilitas pada reward & punishment SDM dengan mendorong SKP online.

b. Terbatasnya lahan & letak geografis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sehingga kurang mendukung pengembangan jenis layanan serta optimalisasi penggunaan alat kedokteran untuk menunjang pelayanan kesehatan yang memenuhi standar RS khusus kelas A. Optimalisasi penggunaan alat kedokteran sesuai standar RS khusus kelas A dilaksanakan dengan pembaharuan alat kedokteran dan penunjang sesuai kebutuhan pelayanan yang terlaksana pada kegiatan pemenuhan sarana pelayanan kesehatan, kegiatan pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan rujukan (DAK) serta pada kegiatan peningkatan pelayanan dan pendukung pelayanan.

c. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi dalam rangka pelayanan kepada pasien, dengan pelaksanaan kegiatan kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan pada belanja modal guna meningkatkan proses integrasi SIM RS (pada tahun 2018 dilakukan pembaharuan bridging antara SIM RS dengan Layanan BPJS).

(14)

Tabel 2.2 Pencapaian Indikator Kinerja 2020

NO INDIKATOR TARGET 2020 REALISASI 2020 % CAPAIAN 1 Angka penggunaan tempat tidur /Bed

Occupancy Rate (BOR) 65 % 66,06 % 101,63

2 Lamanya pasien dirawat/ Length of Stay (LOS) ≤25 12,45 hari 200,80 3 Jumlah Peningkatan angka kunjungan rawat

jalan 15.000 kunjungan 116 kunjungan 0,77

4 Presentase terpenuhinya kebutuhan

ketenagaan sesuai standar ketenagaan RS 85% 98,13% 115,44 5 Peningkatan SDM yang terlatih sesuai standar

profesi 10 % 14,21% 142,1

6

Presentase pelayanan sesuai standar akreditasi Komite Akreditasi rumah Sakit (KARS) versi terbaru

100% 100% 100

7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 85 % 83,64 % 98,4 8 Persentase pelayanan sesuai standar ISO 9001 100% 100 % 100

9 Persentase sarana dan prasarana yang sesuai

standar rumah sakit kelas A khusus 90% 99,19% 110,21

(15)

Bab III

Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD

Sesuai misi ke enam Jawa Tengah, meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dimana salah satunya adalah kesehatan, maka RSJD Dr. RM. Soedjarwadi selalu berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanannya agar tujuan dari sasaran yang telah ditetapkan dapat berhasil. Berbagai strategi dilaksanakan demi menunjang program kegiatan demi tercapainya outcome yang diharapkan.

Managemen logistik yang baik dengan penyediaan bahan obat-obatan, alat kesehatan habis pakai dan bahan material lainnya serta bahan makanan pasien diharapkan menghasilkan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan minimalnya.

Peningkatan kualitas serta kuantitas sumberdaya manusia menjadi strategi selanjutnya untuk dapat menghasilkan layanan yang berkualitas. Tersedianya sumberdaya manusia secara kualitas dan kuantitas semakin dibutuhkan pada saat ini karena layanan yang semakin berkembang.

Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat lintas sektor juga dilaksanakan agar persepsi masyarakat mengenai kesehatan terus berkembang sehingga tercipta masyarakat sadar sehat jiwa. Berbagai penyuluhan baik di dalam rumah sakit maupun di puskesmas telah dilaksanakan.

Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan selalu ditingkatkan, pemenuhan alat yang modern, kalibrasi yang teratur serta perawatan gedung selalu dilakukan agar pelayanan tetap terjaga kualitasnya. Sebagai bentuk pemenuhan quality improvement yang berkelanjutan, RSJD Dr. RM. Soedjarwadi selalu mengikuti standar akreditasi terbaru serta pemenuhan sertifikasi SMM ISO 9001. Dengan pelayanan yang selalu sesuai standar dan tersertifikasi oleh pihak ketiga diharapkan patient safety dan kualitas mutu terus terjaga.

Tabel 3.1 Realisasi indikator kinerja

No

Indikator Kinerja Program dalam RKPD/RPJMD Realisasi Indikator Kinerja Prioritas dalam RKPD

Keterangan Indikator Kinerja Target 2020 2019 % Real

1 Program Pelayanan Kesehatan - BOR

- LOS

- Cakupan Rawat Jalan - Cakupan Rawat Inap

65 25 132.700 11.440 68,75 12,82 129.751 3.551 66,06 12,45 129.867 3.509 101,63 200,80 88,95 24,49 Target adalah akumulasi 3 RSJD

(16)

- Proporsi tenaga kesehatan tersertifikasi 82,5 86,85 100 100

3 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (BLUD) -Presentasi cakupan kesehatan

pelayanan BLUD

100 100 100 100

3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang telah Ditetapkan

Pemberlakuan universal health coverage di tahun 2019 menjadi isu bagi setiap rumah sakit. Dengan dilaksanakan nya semua layanan kesehatan yang di cover oleh jaminan (BPJS) bisa jadi merupakan kendala bagi rumah sakit, khususnya pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dimana menjadi rujukan terakhir (Kelas A). Rujukan terakhir dapat pula diartikan lingkup layanan yang diberikan semakin sempit (sub spesialis/kekhususan). Disamping itu cepatnya perubahan regulasi tentang tehnis pelayanan peserta JKN serta belum mantapnya sistem rujukan pelayanan kesehatan di Jawa Tengah mempengaruhi jumlah kunjungan pasien. Dengan program promosi dan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak dari perubahan kebijakan.

Lokasi utama pelayanan tidak pada jalur utama, transportasi kurang optimal dan lahan yang sempit. Ruang gerak terbatas dan pengembangan pelayanan terhambat oleh sempitnya lahan dapat menyebabkan kurang terpenuhinya standar bangunan. Dengan pengembangan teknologi informasi diharap dapat mempermudah proses pelayanan.

Sebagai Rumah Sakit Tipe A sejak 2013, kegiatan dan pelayanan di RSJD dR. RM. Soedjarwadi semakin berkembang, namun tidak sejalan dengan itu, struktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi masih mengacu pada Perda No 8 Tahun 2008 dan struktur yang ada masih mengacu RS Tipe B, sehingga terjadi banyak gesekan antar pelayanan dan kegiatan serta beban kerja yang lebih besar.

(17)

IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 2020

Satuan Kerja Perangkat Daerah : RSJD Dr. RM. Soedjarwadi

Fungsi : Urusan Kesehatan

Sub Fungsi :

Provinsi : Jawa Tengah

No Program/

Kegiatan Jumlah

Anggaran

Realisasi Realisasi Keterangan (Tidak Terserapnya Anggaran ≤ 96%) (Rp) (Rp) Fisik (%) Keu (%)

1 2 3 4 5 6 7

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran –

Kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran

100

2 Program Pelayanan Kesehatan – Kegiatan Pemenuhan Sarana Pelayanan Kesehatan

100

3 Program Pelayanan Kesehatan – Kegiatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK)

100

4 Program Sumberdaya Manusia Kesehatan –

Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan

100

5 Program Promosi dan Pemberdayaan – Kegiatan Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan tingkat Provinsi

100

6 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD –

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD

100

(18)

Bab IV

Kebijakan Akuntansi

4.1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD

Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan Pemerintah Daerah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri atas asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas dan asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Asumsi kemandirian entitas mempunyai arti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.

Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun dengan asumsi bahwa Pemerintah Daerah akan berlanjut keberadaannya dan tidak bermaksud melakukan likuidasi (going concern concept). Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang (monetary measurement). Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD) maka Badan Layanan Usaha Daerah adalah entitas akuntansi yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya, dalam hal ini RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sebagai entitas akuntansi dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai entitas pelaporan.

Selaku satuan kerja pelayanan berupa badan, walaupun bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan negara yang dipisahkan maka Badan Layanan Umum Daerah juga merupakan entitas pelaporan. Konsolidasi laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada pemerintah daerah yang secara organisatoris membawahinya dilaksanakan setelah laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah disusun menggunakan standar akuntansi yang sama dengan standar akuntansi yang dipakai oleh organisasi yang membawahinya, maka dalam hal ini RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah menggunakan standar akuntansi yang sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.120 tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang diperbarui dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah no. 89 tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri no.64 tahun 2013 menyatakan dalam rangka pengintegrasian laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga, Badan Layanan Umum Daerah mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan laporan

(19)

keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengacu pada PSAP 13 dan Peraturan Mentri Dalam Negri no.79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah. Penyelenggaraan akuntansi dan laporan keuangan sebagaimana dimaksud diatas adalah penggunaan

basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.

4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan SKPD Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan isi dan lampiran Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.120 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diperbarui dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.89 tahun 2018.

4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD

Penerapan kebijakan akuntansi pada laporan pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2016 ini sepenuhnya mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.120 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Jika belum ada kebijakan yang berkaitan pada pengakuan maupun pengukuran suatu akun maka digunakan Peraturan Pemerintah no. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negri no. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual serta Peraturan Mentri Dalam Negri no.79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

(20)

Bab V

PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran

5.1.1. Penjelasan Pos-Pos Pendapatan 5.1.1.1. Pendapatan Daerah

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Pendapatan Asli daerah 33.000.000.000,00 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00

Pendapatan Transfer - - - -

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah - - - -

Jumlah 33.000.000.000,00 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00

5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Pendapatan Pajak Daerah - - - -

Pendapatan Retribusi Daerah - - - -

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00 Jumlah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00

5.1.1.1.1.1. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Penerimaan dari BLUD 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00 Jumlah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00

5.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA

(21)

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai

Belanja Barang & Jasa Jumlah

5.1.2.1.1. Belanja Pegawai

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai Tidak Langsung

Belanja Pegawai langsung

Jumlah

5.1.2.1.2. Belanja Barang

Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Bahan/Material

Belanja Jasa Kantor

Belanja Premi Asuransi

Belanja Makanan dan Minuman

Belanja Kursus Pelatihan, Sosialisasi dan

Bimbingan Teknis PNS

Belanja Barang & Jasa BLUD Jumlah

5.1.2.1.3. Belanja Modal

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Peralatan dan Mesin

(22)

Jumlah

5.1.2.1.3.1. Belanja Modal Tanah APBD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Gedung dan Bangunan

Jumlah

5.1.2.1.3.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin APBD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Alat-alat Angkut Belanja Alat-alat Kedokteran Belanja Pengadaan Alat Kantor Belanja Pengadaan Komputer Belanja Pengadaan Alat Kesehatan Belanja Pengadaan unit-unit Laboratorium Belanja Alat – alat besar

Jumlah

5.1.2.1.3.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan APBD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Gedung dan Bangunan

Jumlah

5.1.2.1.3.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan APBD

Tidak ada kegiatan belanja modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dengan dana APBD di Tahun 2019.

5.1.2.1.3.5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

(23)

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Gedung dan Bangunan

Jumlah

5.1.2.1.3.6. Belanja Modal BLUD

Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau % dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Alat-alat Besar Belanja Alat-alat Angkutan Belanja Alat-alat Bengkel

Belanja Alat-alat Pertanian -

Belanja Alat-alat Kantor dan rumah Tangga Belanja Alat-alat Studio

Belanja Alat-alat Kedokteran Belanja Alat-alat Laboratorium Belanja Alat-alat Komputer Jumlah

Belanja Modal Gedung dan Bangunan BLUD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Gedung

Belanja Tugu Titik Kontrol/Pasti Jumlah

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD

Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dengan rincian sebagai berikut:

2020

% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi

Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD %

(24)

Jumlah

5.1.3. SISA LEBIH PEMBIYAAAN ANGGARAN (SiLPA)

SiLPA Tahun Anggaran 2020 sebesar dengan RK PPKD sebesar, sedangkan Tahun 2019 sebesar (40.050.629.691,00)

5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.1. Aset

Total Aset per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar .

5.2.1.1. Aset Lancar

Aset Lancar per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar

5.2.1.1.1. Kas

Kas per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2020 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Kas di Bendahara Penerimaan - -

Kas BLUD Jumlah

5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor

Tidak ada saldo kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor sampai dengan tanggal 31 Desember 2020.

Saldo Kas tahun 2020 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian:

NO URAIAN Nilai Penyetoran 1 Setoran Sisa Kas UP/GU

(25)

b. Kas di Bendahara Pengeluaran-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non Silpa)

Tidak ada saldo Kas di Bendahara Penerimaan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember 2020 belum disetor ke Rekening Kas Daerah.

c. Kas di Bendahara Pengeluaran-Kewajiban Pihak Lain

Tidak ada Kas di Bendahara Pengeluaran (Non Silpa) merupakan saldo kas pada Bendahara Pengeluaran di SKPD per 31 Desember 2020 yang akan dipergunakan untuk membayar kewajiban kepada pihak ketiga.

5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan a. Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan dari uang pendapatan yang belum disetor ke rekening BLUD per 31 Desember 2020.

NO URAIAN 2020 2019

1 Kas Bendahara Penerima - -

Jumlah - -

Saldo Kas yang belum disetor dengan rincian :

NO URAIAN 2020 2019

1 Pendapatan yang belum disetor - -

Jumlah - -

Untuk tahun 2018, kas dari pendapatan yang belum disetor termasuk ke Kas BLUD.

5.2.1.1.1.3. Kas BLUD

Kas BLUD adalah saldo kas tunai maupun yang ada di rekening bank yang merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran BLUD tidak termasuk dana yang berasal dari APBD dan bagian dari SiLPA yang akan digunakan untuk operasional RSUD/RSJD dan tidak disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.

Kas bendahara penerimaan BLUD merupakan kas dari pendapatan tanggal 31 Desember 2020 yang belum disetorkan ke rekening bank bendahara BLUD, sedang deposito merupakan deposito berjangka pada Bank Jateng dengan jangka waktu bulan tingkat bunga %/tahun.

NO URAIAN 2020 2019

1 Kas Bendahara Penerimaan BLUD 2 Kas Bendahara BLUD – Rekening Koran 3 Kas Bendahara BLUD – Brankas

4 Kas Bendahara BLUD – Deposito (< 3bulan) Jumlah

5.2.1.1.2. Setara Kas 5.2.1.1.2.1. Deposito BLUD

(26)

Deposito BLUD merupakan bagian dari SiLPA. Rekening ini penempatan deposito berjangka waktu satu sampai tiga bulan. Deposito BLUD per 31 Desember 2020 sebesar diakui pada Kas Bendahara BLUD.

5.2.1.1.3. Piutang

Piutang per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Piutang Lain-lain PAD yang Sah

Penyisihan Piutang Lain-lain PAD yang Sah

Piutang Lainnya Netto

5.2.1.1.3.1. Piutang Lain-lain PAD yang Sah

Piutang lain-lain PAD yang Sah meliputi piutang selain piutang pajak, piutang retribusi dan bagian lancar tuntutan ganti rugi. Contohnya adalah piutang pendapatan Pasien dan Askes pada RSUD/RSJD. Piutang Lain-lain PAD yang Sah per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Piutang Pasien RSJD Piutang BPJS RSJD Piutang Bunga Deposito Piutang IPWL

Jumlah

5.2.1.1.3.2. Penyisihan Piutang Lainnya

Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh SKPD dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2019. Penyisihan Piutang Lain-lain PAD yang Sah per 31 Desember 2019 sebesar turun sebesar atau dibandingkan saldo per 31 Desember 2018 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2019 2018

Piutang Cadangan Piutang Cadangan - lancar

- menunggak 1-2 tahun - menunggak 2-3 tahun - menunggak 3-5 tahun - menunggak lebih dari 5 tahun

(27)

5.2.1.1.4. Belanja Dibayar Dimuka

Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban SKPD untuk membayar pada Tahun 2021 namun SKPD telah melakukan pembayaran pada Tahun 2020 sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa Asuransi Barang Milik Daerah. Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Asuransi BMD Jumlah

5.2.1.1.5. Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional SKPD, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2020, dikalikan dengan harga pembelian terakhir. Persediaan per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Persediaan Bahan

Persediaan Alat/Bahan Kantor Persediaan Obat

Persediaan Makanan dan Minuman Jumlah

5.2.1.2. Investasi Jangka Panjang

Tidak ada investasi jangka panjang pada tahun anggaran 2020 dan 2019.

5.2.1.3. Aset Tetap

Aset Tetap per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

Rincian mutasi aset tetap (diluar akumulasi penyusutan) terdiri dari:

Saldo Awal 144.747.706.725

Penambahan

Belanja Modal 7.022.976.989

Mutasi Masuk -

Reklasifikasi Masuk antar aset tetap 62.516.456

(28)

Berkurang

Ekstrakontable 9.996.200

Reklasifikasi Keluar antar aset tetap 101.016.456

Mutasi Keluar -

Koreksi 40.911.600

Jumlah 151.924.256

Grand Total 151.681.275.914

Mutasi bertambah adalah sebagai berikut:

 Belanja Modal adalah realisasi hasil pengadaan melalui belanja modal selama Tahun 2019.

 Reklasifikasi Masuk Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

Mutasi berkurang adalah sebagai berikut:

 Ekstrakomtable adalah aset tetap yang dikeluarkan dari Kartu Inventaris Barang atau kategori aset tetap dikarenakan nilai satuan aset tersebut dibawah nilai kapitalisasi aset tetap.

 Reklasifikasi Keluar Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.

 Koreksi adalah salah catat atau pengurangan nilai atas aset tetap.

5.2.1.3.1. Tanah

Tanah per 31 Desember 2020 sebesar sama dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Tanah - -

Jumlah - -

5.2.1.3.2. Peralatan dan Mesin

Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Alat Berat

Alat Angkut

Alat Bengkel dan Ukur

Alat Pertanian dan Peternakan

Alat Kantor dan Rumah Tangga

Alat Studio dan Komunikasi

Alat Kedokteran

Alat Laboratorium

Alat Komputer Alat Olahraga

(29)

2020 Bertambah Berkurang 2019 Jumlah

5.2.1.3.3. Gedung dan Bangunan

Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Gedung

Monumen

Bangunan tugu titik/pasti Jumlah

Pada tahun 2018 pemindahan akun dari monumen menjadi bangunan tugu titik/pasti yaitu tembok (pagar) keliling rumah sakit.

5.2.1.3.4. Jalan, irigasi dan Jaringan

Jalan, Irigasi dan jaringan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Jalan dan Jembatan

Bangunan Air/Irigasi Instalasi

Jumlah

5.2.1.3.5. Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar naik dari saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Buku Perpustakaan

Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan

Jumlah

5.2.1.3.6. Aset Tetap Dalam Renovasi

Aset tetap dalam renovasi per 31 Desember 2020 sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 Bertambah Berkurang 2019

Aset dalam renovasi -

(30)

5.2.1.3.7. Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2020 sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

Uraian pembangunan 2020 Bertambah Berkurang 2019 Perencanaan instalasi air bersih -

Jumlah -

5.2.1.4. Akumulasi Penyusutan

Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Alat Besar

Alat Angkut

Alat Bengkel

Alat Pertanian

Alat Kantor dan Rumah Tangga

Alat Studio dan Komunikasi

Alat Kedokteran

Alat Laboratorium

Alat Keamanan

Gedung

Monumen

Jalan dan Jembatan

Bangunan Air dan Irigasi

Instalasi

Jaringan Jumlah

5.2.1.5. Aset Lainnya

Aset Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Aset Dikerjasamakan - -

- -

- -

2020 2019

Aset Tak Berwujud

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Netto

2020 2019

(31)

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto

Jumlah Aset Lainnya

5.2.1.5.1. Aset Dikerjasamakan

Tidak ada aset yang dikerjasamakan.

5.2.1.5.2. Aset Tidak Berwujud

Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar.

5.2.1.5.3. Amortisasi Aset Tak Berwujud

Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo 31 Desember 2019 sebesar

5.2.2. KEWAJIBAN

Total Kewajiban per 31 Desember 2020 sebesar 2.773.813.015 atau naik sebesar (%) dari saldo tahun 2019 yaitu

5.2.2.1. Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban Jangka Pendek 31 Desember 2020 sebesar atau naik sebesar (%) dari saldo tahun 2019 yaitu.

5.1.1.1.1. Utang Jangka Pendek Pihak Ketiga

Tidak ada Kewajiban Jangka Pendek Pihak ketiga per 31 Desember 2020 dan saldo per 31 Desember 2019.

5.1.1.1.2. Utang Perhitungan Fihak Ketiga

Tidak ada Kewajiban Jangka Pendek Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2020 dan saldo per 31 Desember 2019.

5.1.1.1.3. Pendapatan Diterima Dimuka

Tidak adak Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2020 dan 2019.

5.1.1.1.4. Utang Belanja

Utang Belanja per 31 Desember 2020 sebesar atau naik sebesar dari saldo tahun 2019 yaitu.

No Utang Belanja Nilai Bukti Bayar

Utang Belanja – Barang dan Jasa Jasa Pelayanan BPJS September 2019 Jasa Pelayanan BPJS Oktober 2019 Jasa Pelayanan BPJS November 2019

(32)

Jasa Pelayanan BPJS Desember 2019 Jasa Pelayanan 2018 No Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % Hak Dinas Sudah Dibayar TA. 2019 Kurang Dibayar 1 2 3 4 5 6 7 8 1 RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Jasa Pelayanan BPJS Sept Jasa Pelayanan BPJS Okt Jasa Pelayanan BPJS Nov Jasa Pelayanan BPJS Des

5.1.1.1.5. Utang Jangka Pendek Lainnya

Tidak ada Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2020.

5.2.3. EKUITAS

Total Ekuitas per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar

5.3. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.3.1. PENDAPATAN-LO

5.1. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.1.1. PENDAPATAN-LO

Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah pendapatan yang telah timbul hak pemerintah untuk menagih selama TA 2020. Pendapatan-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Pendapatan Asli daerah

Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah Jumlah

5.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Pendapatan Pajak Daerah - -

(33)

2020 2019 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Jumlah

5.1.1.1.1. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Lain-Lain PAD yang Sah-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:

2020 2019

Penerimaan dari BLUD Jumlah

5.1.1.2. Lain-Lain Pendapatan yang Sah

Tidak ada Lain-Lain Pendapatan yang Sah -LO per 31 Desember 2020.

5.1.2. BEBAN

Belanja yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah Belanja yang telah diterbitkan dokumen pembayaran yang disahkan oleh pengguna anggaran dan barang telah diterima. Beban per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar.

5.1.2.1. Beban Operasional

Beban Operasional per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar, secara rinci sebagai berikut:

2020 2019

Beban Pegawai Beban Persediaan Beban Jasa Beban Pemeliharaan Beban Perjalanan Dinas

Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Penyisihan Piutang Beban Lain-lain

Jumlah

5.1.2.1.1. Beban Pegawai

Beban Pegawai per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:

(34)

2020 2019 Beban Pegawai Tidak langsung

Beban Pegawai Langsung Jumlah

5.1.2.1.2. Beban Persediaan

Beban persediaan per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:

2020 2019

Beban Habis Pakai Beban Bahan Material Beban Pakaian Dinas Beban Makanan & Minuman Jumlah

5.1.2.1.3. Beban Jasa

Beban jasa per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:

2020 2019

Beban jasa kantor Beban premi asuransi Beban sewa

Beban konsultasi Jumlah

Penurunan jasa kantor terkait pemindahan akun premi asuransi pegawai yang mengakibatkan kenaikan beban premi asuransi (tahun 2019 masuk beban premi asuransi).

5.1.2.1.4. Beban Pemeliharaan

Beban pemeliharaan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:

2020 2019

Beban perawatan kendaraan Beban pemeliharaan Jumlah

Penurunan beban perawatan terkait perubahan akun (2018 perawatan termasuk alat dan mesin sedang pemeliharaan hanya bangunan) yang pada tahun 2019 perawatan khusus untuk kendaraan sedang pemeliharaan terbagi menjadi peralatan mesin dan bangunan.

(35)

Beban perjalanan dinas per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:

2020 2019

Beban perjalanan dinas Jumlah

5.1.2.1.6. Beban Penyusutan/Amortisasi Aset

Beban Penyusutan/Amortisasi Aset per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per per 31 Desember 2019 sebesar

2020 2019

Beban Penyusutan Aset Tetap

Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud

Beban Penyusutan Aset tetap Rusak Berat Beban Penyusutan Aset Lain-Lain

Beban Penyisihan Piutang

Jumlah

5.1.2.1.7. Beban Lain-Lain

Beban Lain-lain per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar

2020 2019

'Beban Lain-Lain (Ekstrakontable, Penghapusan dan Pelepasan Aset)

- -

Jumlah

5.1.3. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasional

5.1.3.1. Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Aset Tetap Non Lancar

Defisit operasional merupakan selisih antara nilai penyusutan asset yang dihapuskan (asset lainnya) dengan nilai asset yang dihapuskan.

5.2. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.

Nilai RK PPKD sesuai dengan SP2D yang cair (dana APBD) sedang koreksi terjadi karena ada perubahan nilai persediaan (karena penghitungan nilai menggunakan harga terakhir dan ada koreksi jumlah persediaan) terjadi

(36)

koreksi piutang (Jamkesda dikarenakan pihak ketiga sudah tidak dapat dihubungi dari tahun 2009), serta koreksi nilai penyusutan asset (dari SIM Aset).

5.3. PENJELASAN LAPORAN ARUS KAS

(37)

5.4.1. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasional

5.4.1.1. Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Aset Tetap Non Lancar

Defisit operasional merupakan selisih antara nilai penyusutan asset yang dihapuskan (asset lainnya) dengan nilai asset yang dihapuskan.

5.5. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.

Nilai RK PPKD sesuai dengan SP2D yang cair (dana APBD) sedang koreksi terjadi karena ada perubahan nilai persediaan (karena penghitungan nilai menggunakan harga terakhir dan ada koreksi jumlah persediaan) terjadi koreksi piutang (IPWL karena hasil audit BPKP), serta koreksi nilai penyusutan asset (dari SIM Aset).

5.6. PENJELASAN LAPORAN ARUS KAS

(38)

Bab VI

Penjelasan Informasi Non Keuangan

Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan Rumah Sakit Kelas A Khusus (non Pendidikan) milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di Kabupaten Klaten, dengan kapasitas 199 tempat tidur, adapun gambaran secara umum sebagai berikut:

IDENTITAS RUMAH SAKIT

Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten

Alamat : Jl. Ki Pandanaran KM. 02 Klaten Kode Pos 57425

Telepon: 0272-32143 Faximile: 0272-321418

Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Klasifikasi Rumah Sakit : Rumah Sakit Khusus Jiwa

Kelas Rumah Sakit : Kelas A

Kapasitas Tempat Tidur : 199 TT

(39)

Posisi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini sangat strategis, karena di Kabupaten Klaten tidak ada Rumah Sakit Jiwa lainnya yang menjadi pesaing, dan kedudukannya terletak pada jalur lintas utama antara Gunung Kidul Bagian Utara, sehingga menjadi tujuan utama dan paling dekat bagi masyarakat untuk berobat ke Rumah Sakit. Disamping itu, RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menjadi Rumah Sakit tipe A Khusus jiwa.

Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Klaten dan semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat akan kesehatan khususnya Kesehatan Jiwa, berdasarkan analisa tersebut perlu adanya peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit guna penunjang Operasional Pelayanan.

Demikian pula kelayakan ruang rawat inap sebagai upaya dalam memberikan pelayanan pada masyarakat secara maksimal sesuai dengan etika-etika pelayanan bidang kesehatan.

Visi

Rumah Sakit Jiwa pilihan pertama masyarakat dengan layanan lengkap, bermutu tinggi dan dengan ilmu terkini

Misi

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi semua lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan.

3. Menjamin layanan kesehatan yang selalu terakreditasi dan tersertifikasi secara nasional maupun internasional.

4. Mewujudkan penataan rumah sakit yang modern dan konsisten dengan Master Plan. 5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang kesehatan jiwa.

Motto

Melayani dengan Ketulusan Hati

SDM RSJD Dr. RM Soedjarwadi Berdasarkan Jenis Ketenagaan

NO JENIS KETENAGAAN TOTAL PNS APBD BLUD KONSULEN

1 MEDIS 32 19 0 12 1 2 KEPERAWATAN 175 107 6 62 3 KESEHATAN LAIN 94 42 1 51 4 ADMINISTRASI 75 30 1 44 5 TEKNIS 46 10 5 31 6 STRUKTURAL 5 5 0 0 JUMLAH 426 212 13 200 1

Sumber: Urusan Kepegawaian, 31 Desember 2018 Struktur Organisasi

RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

DIREKTUR

SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PELAYANAN

MEDIK & NON MEDIK MEDIK & NON MEDIK SEKSI PENUNJANG

SEKSI KEPERAWATAN

(40)
(41)

Bab VII Penutup

Demikian Catatan atas Laporan Keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi disusun guna mengungkapkan informasi baik keuangan dan non keuangan agar dapat memberikan penjelasan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.

(42)
(43)

Gambar

Tabel 2.2 Pencapaian Indikator Kinerja 2020
Tabel 3.1 Realisasi indikator kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti mempunyai keuntungan antara lain untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan

Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangkaraya yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan

Laporan Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan

menyajikan Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, serta Catatan

Dari Tabel 2 diperoleh nilai signifikansi (sig) untuk tiap variabel independen terbesar adalah (0,001) &lt; 0,05, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi b i (keterampilan,

Laporan Keuangan BPTP-Balitbangtan Kepri yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan

Laporan Keuangan LOKA PENELITIAN SAPI POTONG yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e)

Adapun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan