LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PELAKSANAAN APBD RSJD Dr. RM. SOEDJARWADI TAHUN ANGGARAN 2020
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan keuangan SKPD RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari (a) Laporan Realisasi Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Operasional; (d) Laporan Perubahan Ekuitas; (e) Laporan Arus Kas; (f) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; dan (g) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020 sebagaimana terlampir adalah tanggung jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran, posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Klaten, 31 Desember 2020
PENGGUNA ANGGARAN
Direktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Provinsi Jawa Tengah
dr. Anisa Renang Yulianti, M.Sc, Sp. KJ, M.A.R.S
NIP. 197007112003122003
DAFTAR ISI
I Pernyataan Tanggung Jawab Pengguna Anggaran
II Laporan Realisasi Anggaran SKPD
III Neraca Komparatif SKPD
IV Laporan Operasional SKPD
V Laporan Perubahan Ekuitas SKPD
VI Laporan Arus Kas SKPD
VII Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih SKPD VIII Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab 2 Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan
2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan
Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum 3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah
Ditetapkan
Bab 4 Kebijakan Akuntansi
4.1.Entitas Akutansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD
4.2.Basis dan Prinsip Akutansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.4.Penerapan Kebijakan Akutansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam
Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1. Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja 5.1.3. Surplus/Defisit
5.2. Penjelasan Pos - Pos Neraca 5.2.1. Aset
5.2.2. Kewajiban 5.2.3. Ekuitas
5.3. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional 5.3.1. Pendapatan
5.3.2. Beban
5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Penjelasan Laporan Arus Kas
5.6. Penjelasan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Bab 6 Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab 7 Penutup
Bab I Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Laporan keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah selama satu periode pelaporan. Laporan keuangan terutama digunakan untuk membandingkan realisasi pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan dan membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Pelaporan keuangan menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatan dan mencukupi kebutuhan kasnya.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dana cadangan, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas dana, dan arus kas sebagai suatu entitas pelaporan.
Laporan Keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Laporan Operasional 4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 7. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola dalam satu periode pelaporan. Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya menjadi aset lancar dan non lancar serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan.
Laporan Operasional
Laporan Operasional adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan-LO, beban dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/defisit-LO, koreksi dan ekuitas akhir.
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas selama periode tertentu.
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Pelaporan keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah diselenggarakan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 120 Tahun 2016 tentang Kebijakan dan Sistem Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan mengacu pada Peraturan Mentri Dalam Negri No. 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah serta penerapan Peraturan Mentri Dalam Negri No. 64 Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. 1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan 1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab 2 Ekonomi Makro dan Kebijakan Keuangan
2.1. Ekonomi Makro 2.2. Kebijakan Keuangan
Bab 3 Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Secara Umum
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam Pencapaian Target yang Telah Ditetapkan
Bab 4 Kebijakan Akuntansi
4.1.Entitas Akutansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD
4.2.Basis dan Prinsip Akutansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 4.3.Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.4.Penerapan Kebijakan Akutansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada Dalam SAP pada SKPD
Bab 5 Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1. Penjelasan Pos - Pos Laporan Realisasi Anggaran 5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja 5.1.3. SiLPA
5.2. Penjelasan Pos - Pos Neraca 5.2.1. Aset
5.2.2. Kewajiban 5.2.3. Ekuitas
5.3. Penjelasan Pos - Pos Laporan Operasional 5.3.1. Pendapatan
5.4. Penjelasan Laporan Perubahan Ekuitas 5.5. Penjelasan Laporan Arus Kas
5.6. Penjelasan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Bab 6 Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
Bab 7 Penutup
Bab II
Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD
2.1. Ekonomi Makro
Krisis kesehatan global yang terjadi pada triwulan pertama tahun 2020 berdampak pada
kinerja Perekonomian Indonesia, pada triwulan III tahun 2020 masih terkontraksi sebesar 3,49
persen (YoY),lebih baik dari triwulan sebelumnya (-5,3 persen, YoY). Lemahnya konsumsi
masyarakat masih menjadi penyebab utama terkontraksinya perekonomian.Kinerja impor juga
terkontraksi cukup dalam seiring aktivitas domestik yang masih terbatas. Di sisi lain,
pengeluaran pemerintah menjadi bantalan bagi kontraksi ekonomi pada triwulan ini. Dari 17
sektor, tujuh sektor tumbuh melambat, sementara sektor yang lainnya terkontraksi. Sektor
infokom, jasa kesehatan, dan pengadaan air tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III
tahun 2019. Meskipun masih terkontraksi secara umum, namun seluruh sektor mengalami
perbaikan dari triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan III membaik dari triwulan sebelumnya, hal
ini menunjukkan proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah (turning point) dari
aktivitas-aktivitas ekonomi nasional menunjukkan ke arah zona positif. Seluruh komponen pertumbuhan
ekonomi, baik dari sisi pengeluaran mengalami peningkatan, maupun dari sisi produksi.
Perbaikan kinerja perekonomian didorong oleh peran stimulus fiskal atau peran dari instrumen
APBN di dalam penanganan pandemi Covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah mulai menunjukkan perbaikan pada triwulan III
2020, meski pandemi COVID-19 belum berakhir. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 5 November 2020, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2020 tumbuh -3,93%
(yoy), lebih baik dari pencapaian triwulan II 2020 sebesar -5,92% (yoy). Perbaikan tersebut
juga ditunjukkan dari pertumbuhan triwulanan yang tumbuh positif 4,66% (qtq) atau berbalik
arah dari -5,16% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Pelonggaran pembatasan sosial yang disertai
protokol kesehatan yang ketat menjadi salah satu pendorong utama membaiknya perekonomian
Jawa Tengah.
Pada sisi pengeluaran, peningkatan aktivitas perekonomian terjadi pada seluruh
komponennya. Google Mobility Index menunjukkan pergerakan masyarakat pada pusat
perbelanjaan bahan makanan (groceries, food warehouses, and farmers markets) dan toko
obat-obatan (drug stores) relatif sudah kembali normal pada triwulan III 2020. Peningkatan aktivitas
tersebut menjadi indikasi perbaikan konsumsi rumah tangga yang tumbuh -0,62% (yoy) pada
triwulan III 2020. Indeks Penjualan Riil (IPR) di Jawa Tengah juga menunjukkan perbaikan
dari -24,56% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi -7,97% (yoy).
Perbaikan pertumbuhan terjadi hampir di sebagian besar lapangan usaha Jawa Tengah antara
lain Pertanian, Perdagangan, dan Konstruksi. Pertumbuhan lapangan usaha pertanian meningkat
cukup pesat yaitu sebesar 6,39% (yoy). Peningkatan sektor primer tersebut disebabkan panen raya
pada komoditas padi disertai peningkatan permintaan pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Sektor
perdagangan juga tercatat membaik seiiring meningkatnya aktivitas masyarakat pada beberapa
tempat seperti tempat rekreasi, restoran, dan pusat perbelanjaan. Pembangunan infrastruktur di Jawa
Tengah pun mulai bergerak meski masih sangat terbatas akibat pandemi COVID-19. Pertumbuhan
sektor konstruksi sedikit membaik dari -5,85% (yoy) pada triwulan II 2020 menjadi -5,62% (yoy)
pada triwulan III 2020. Di sisi lain, lapangan usaha industri pengolahan masih belum mengalami
perbaikan terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor migas.
Memasuki triwulan IV 2020, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan terus membaik pada
triwulan IV 2020. Dari sisi pengeluaran, perbaikan perekonomian triwulan IV 2020 bersumber dari
konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor luar negeri. Protokol kesehatan telah menjadi bagian
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Tengah. Hal itu membuat aktivitas perekonomian
dapat bergerak lebih jauh dibanding triwulan II dan III 2020. Selain itu, bantuan sosial yang
dicanangkan hingga akhir 2020, juga dapat menopang konsumsi rumah tangga. Pada komponen
investasi, peningkatan akan terjadi baik pada sektor pemerintah maupun swasta. Rencana investasi
yang tertunda pada semester I 2020 akan mulai direalisasikan pada semester II 2020. Sementara,
kinerja ekspor diperkirakan akan meningkat terutama dari sektor nomigas yang permintaannya
membaik. Berdasarkan lapangan usaha, pelonggaran pembatasan sosial akan menyebabkan seluruh
lapangan usaha bergerak ke arah positif. Sektor-sektor utama Jawa Tengah akan tumbuh lebih baik
dari triwulan III 2020.
Pada Triwulan III tahun 2020 anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Jawa
Tengah mengalami perubahan. Adanya perubahan tersebut merupakan upaya rasionalisasi dan
refocusing penggunaan anggaran untuk penanggulangan pandemi COVID-19. Anggaran
pendapatan pemerintah provinsi Jawa tengah menurun sebesar 8,21% dibandingkan anggaran
sebelum perubahan. Sementara anggaran belanja juga menurun sebesar 7,98% dibandingkan
anggaran sebelum perubahan. Namun demikian, penurunan anggaran belanja sejatinya adalah
refocusing penggunaan anggaran kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya kepada
penanggulangan COVID-19 yang nantinya akan tercermin pada anggaran belanja tidak terduga
pada APBD.
Realisasi pendapatan daerah pada triwulan laporan tercatat sebesar 69,36%, lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 74,42%. Menurunnya
realisasi pendapatan daerah bersumber dari menurunnya realisasi anggaran perimbangan,
khususnya dana bagi hasil pajak/bukan pajak. Realisasi belanja mengalami peningkatan dibanding
tahun lalu sebesar 64,10%. Hal ini lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun lalu yang
mencapai 52,38%. Seluruh komponen belanja langsung menunjukkan peningkatan realisasi.
Peningkatan realisasi terbesar terjadi pada belanja modal sebesar sebesar 60,10%.
Stabilitas sistem keuangan Jawa Tengah pada triwulan III 2020 relatif membaik
dibandingkan paruh pertama tahun 2020. Walaupun demikian, beberapa indikator utama
intermediasi keuangan masih mengalami penurunan kinerja. Penyaluran kredit perbankan masih
menopang kinerja sektor utama perekonomian Jateng, dengan mencatatkan akselerasi penyalura
kredit pada Lapangan Usaha (LU) industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta
konstruksi masih terus bertumbuh walaupun secara keseluruhan melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Kualitas kredit perbankan terhadap lapangan usaha utama di Jawa Tengah juga relatif
tertahan dan tidak mengalami pemburukan, walaupun masih batas yang perlu diwaspadai.
Kontribusi permintaan rumah tangga (RT) yang melambat pada triwulan laporan turut
menahan pertumbuhan kredit yang disalurkan oleh perbankan. Dari total kredit konsumsi yang
disalurkan oleh perbankan, sebesar 29,60% disalurkan kepada RT untuk pembiayaan KPR,
multiguna, dan KKB, dengan risiko masing-masing kredit masih terjaga di bawah batas yang
dipersyaratkan oleh otoritas.
Perkembangan indikator sistem pembayaran di Jawa Tengah pada triwulan III 2020
menunjukkan peningkatan kinerja perekonomian daerah secara triwulanan. Nilai transaksi melalui
SKNBI menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan maupun tahunan. Pertumbuhan
triwulanan mengalami kenaikan 12,27% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara
pertumbuhan tahunan juga sejalan mengalami peningkatan sebesar 4,98% (yoy).
Aliran uang di Jawa Tengah mencatatkan posisi net inflow sebesar Rp2,65 triliun,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami net intflow sebesar
Rp2,59 triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan Uang Kertas Asing (UKA) di KUPVA BB
mengalami penurunan dari sisi pembelian UKA secara triwulanan, namun mengalami peningkatan
di sisi penjualan.
Untuk memperluas implementasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), sesuai ketentuan
Bank Indonesia, per tanggal 1 Januari 2020 pedagang di seluruh Indonesia wajib menggunakan QR
Code dengan QR Code Indonesian Standard (QRIS). Pertumbuhan merchant di Provinsi Jawa
Tengah yang telah menggunakan QRIS sampai dengan akhir.
September 2020 sebanyak 321.076 merchant. Penyaluran bansos secara non tunai telah
disalurkan kepada 1,55 juta KPM PKH dan 3,5 juta KPM Program Sembako (sebelumnya bernama
BPNT) sesuai prinsip 6T (tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat harga, dan
tepat administrasi).
Pemulihan ekonomi Jawa Tengah akan berlanjut pada triwulan I 2021. Ditinjau dari sisi
pengeluaran, peningkatan pertumbuhan pada triwulan I 2021 terutama didorong oleh peningkatan
investasi dan ekspor luar negeri. Prospek relokasi pabrik dari beberapa kawasan di Asia ke Jawa
Tengah, diperkirakan akan terealisasi pada periode ini. Selain itu, pembangunan proyek strategis
nasional akan semakin intens dilakukan di awal tahun 2021. Ekspor luar negeri akan semakin
meningkat seiring permintaan global yang semakin baik. Sementara pada sisi lapangan usaha,
peningkatan diperkirakan terjadi pada lapangan usaha industri pengolahan, konstruksi, dan
perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor.
Secara keseluruhan, perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada 2021 diperkirakan akan
lebih baik dibanding 2020. Perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diperkirakan berlanjut.
Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian global serta akselerasi realisasi
anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit,
serta berlanjutnya stimulus moneter Bank Indonesia. Dari sisi mobilitas, perkembangan terakhir
menunjukkan mobilitas masyarakat Jawa Tengah telah kembali normal terutama pada groceries.
2.2. Kebijakan Keuangan
Kebijakan keuangan Jawa Tengah mengacu pada kebijakan keuangan nasional dengan menitik beratkan pada “mboten korupsi, mboten ngapusi” pada reformasi birokrasi nya. Fokus kebijakan keuangan ditujukan pada keunggulan daerah masing-masing. Jawa Tengah masih termasuk dalam daerah yang menarik sebagai tujuan investasi, sehingga pertumbuhan investasi Jawa Tengah cukup tinggi. Sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata dan hasil kebudayaan masih menjadi penopang utama penghasilan daerah.
2.3. Pencapaian Target Kinerja SKPD
Evaluasi terhadap beberapa kegiatan dan indikator yang dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan pertanggungjawaban kepada publik dan seluruh pemangku kepentingan terkait, disamping juga bertujuan untuk menilai pencapaian kinerja yang telah dibuat, telah dilakukan pengukuran evaluasi dengan beberapa simpulan sebagai berikut:
a. Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2020 sebesar untuk semua kegiatan.
b. Capaian kinerja keuangan tingkat kesehatan BLUD RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sebesar, Realisasi anggaran bersumber dari APBD sebesar % sedangkan realisasi pendapatan bersumber dari BLUD sebesar %.
Dari program dan kegiatan yang telah terlaksana pada tahun anggaran 2020 dapat menjawab beberapa isu strategis yaitu mengenai:
a. Profesionalisme kinerja SDM yang belum optimal diperbaiki dengan berbagai pelaksanaan Bimtek/Pelatihan/IHT yang dilaksanakan pada kegiatan penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan dan peningkatan pelayanan dan pendukung pelayanan seperti: ESQ, Budaya Kerja, Sosialisasi kegiatan WBK, dan lainnya serta peningkatan akuntabilitas pada reward & punishment SDM dengan mendorong SKP online.
b. Terbatasnya lahan & letak geografis RSJD Dr. RM. Soedjarwadi sehingga kurang mendukung pengembangan jenis layanan serta optimalisasi penggunaan alat kedokteran untuk menunjang pelayanan kesehatan yang memenuhi standar RS khusus kelas A. Optimalisasi penggunaan alat kedokteran sesuai standar RS khusus kelas A dilaksanakan dengan pembaharuan alat kedokteran dan penunjang sesuai kebutuhan pelayanan yang terlaksana pada kegiatan pemenuhan sarana pelayanan kesehatan, kegiatan pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan rujukan (DAK) serta pada kegiatan peningkatan pelayanan dan pendukung pelayanan.
c. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang terintegrasi untuk monitoring dan evaluasi dalam rangka pelayanan kepada pasien, dengan pelaksanaan kegiatan kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan pada belanja modal guna meningkatkan proses integrasi SIM RS (pada tahun 2018 dilakukan pembaharuan bridging antara SIM RS dengan Layanan BPJS).
Tabel 2.2 Pencapaian Indikator Kinerja 2020
NO INDIKATOR TARGET 2020 REALISASI 2020 % CAPAIAN 1 Angka penggunaan tempat tidur /Bed
Occupancy Rate (BOR) 65 % 66,06 % 101,63
2 Lamanya pasien dirawat/ Length of Stay (LOS) ≤25 12,45 hari 200,80 3 Jumlah Peningkatan angka kunjungan rawat
jalan 15.000 kunjungan 116 kunjungan 0,77
4 Presentase terpenuhinya kebutuhan
ketenagaan sesuai standar ketenagaan RS 85% 98,13% 115,44 5 Peningkatan SDM yang terlatih sesuai standar
profesi 10 % 14,21% 142,1
6
Presentase pelayanan sesuai standar akreditasi Komite Akreditasi rumah Sakit (KARS) versi terbaru
100% 100% 100
7 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 85 % 83,64 % 98,4 8 Persentase pelayanan sesuai standar ISO 9001 100% 100 % 100
9 Persentase sarana dan prasarana yang sesuai
standar rumah sakit kelas A khusus 90% 99,19% 110,21
Bab III
Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
Sesuai misi ke enam Jawa Tengah, meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dimana salah satunya adalah kesehatan, maka RSJD Dr. RM. Soedjarwadi selalu berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanannya agar tujuan dari sasaran yang telah ditetapkan dapat berhasil. Berbagai strategi dilaksanakan demi menunjang program kegiatan demi tercapainya outcome yang diharapkan.
Managemen logistik yang baik dengan penyediaan bahan obat-obatan, alat kesehatan habis pakai dan bahan material lainnya serta bahan makanan pasien diharapkan menghasilkan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan minimalnya.
Peningkatan kualitas serta kuantitas sumberdaya manusia menjadi strategi selanjutnya untuk dapat menghasilkan layanan yang berkualitas. Tersedianya sumberdaya manusia secara kualitas dan kuantitas semakin dibutuhkan pada saat ini karena layanan yang semakin berkembang.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat lintas sektor juga dilaksanakan agar persepsi masyarakat mengenai kesehatan terus berkembang sehingga tercipta masyarakat sadar sehat jiwa. Berbagai penyuluhan baik di dalam rumah sakit maupun di puskesmas telah dilaksanakan.
Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan selalu ditingkatkan, pemenuhan alat yang modern, kalibrasi yang teratur serta perawatan gedung selalu dilakukan agar pelayanan tetap terjaga kualitasnya. Sebagai bentuk pemenuhan quality improvement yang berkelanjutan, RSJD Dr. RM. Soedjarwadi selalu mengikuti standar akreditasi terbaru serta pemenuhan sertifikasi SMM ISO 9001. Dengan pelayanan yang selalu sesuai standar dan tersertifikasi oleh pihak ketiga diharapkan patient safety dan kualitas mutu terus terjaga.
Tabel 3.1 Realisasi indikator kinerja
No
Indikator Kinerja Program dalam RKPD/RPJMD Realisasi Indikator Kinerja Prioritas dalam RKPD
Keterangan Indikator Kinerja Target 2020 2019 % Real
1 Program Pelayanan Kesehatan - BOR
- LOS
- Cakupan Rawat Jalan - Cakupan Rawat Inap
65 25 132.700 11.440 68,75 12,82 129.751 3.551 66,06 12,45 129.867 3.509 101,63 200,80 88,95 24,49 Target adalah akumulasi 3 RSJD
- Proporsi tenaga kesehatan tersertifikasi 82,5 86,85 100 100
3 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (BLUD) -Presentasi cakupan kesehatan
pelayanan BLUD
100 100 100 100
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang telah Ditetapkan
Pemberlakuan universal health coverage di tahun 2019 menjadi isu bagi setiap rumah sakit. Dengan dilaksanakan nya semua layanan kesehatan yang di cover oleh jaminan (BPJS) bisa jadi merupakan kendala bagi rumah sakit, khususnya pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi dimana menjadi rujukan terakhir (Kelas A). Rujukan terakhir dapat pula diartikan lingkup layanan yang diberikan semakin sempit (sub spesialis/kekhususan). Disamping itu cepatnya perubahan regulasi tentang tehnis pelayanan peserta JKN serta belum mantapnya sistem rujukan pelayanan kesehatan di Jawa Tengah mempengaruhi jumlah kunjungan pasien. Dengan program promosi dan pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak dari perubahan kebijakan.
Lokasi utama pelayanan tidak pada jalur utama, transportasi kurang optimal dan lahan yang sempit. Ruang gerak terbatas dan pengembangan pelayanan terhambat oleh sempitnya lahan dapat menyebabkan kurang terpenuhinya standar bangunan. Dengan pengembangan teknologi informasi diharap dapat mempermudah proses pelayanan.
Sebagai Rumah Sakit Tipe A sejak 2013, kegiatan dan pelayanan di RSJD dR. RM. Soedjarwadi semakin berkembang, namun tidak sejalan dengan itu, struktur RSJD Dr. RM. Soedjarwadi masih mengacu pada Perda No 8 Tahun 2008 dan struktur yang ada masih mengacu RS Tipe B, sehingga terjadi banyak gesekan antar pelayanan dan kegiatan serta beban kerja yang lebih besar.
IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 2020
Satuan Kerja Perangkat Daerah : RSJD Dr. RM. Soedjarwadi
Fungsi : Urusan Kesehatan
Sub Fungsi :
Provinsi : Jawa Tengah
No Program/
Kegiatan Jumlah
Anggaran
Realisasi Realisasi Keterangan (Tidak Terserapnya Anggaran ≤ 96%) (Rp) (Rp) Fisik (%) Keu (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran –
Kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran
100
2 Program Pelayanan Kesehatan – Kegiatan Pemenuhan Sarana Pelayanan Kesehatan
100
3 Program Pelayanan Kesehatan – Kegiatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan Rujukan (DAK)
100
4 Program Sumberdaya Manusia Kesehatan –
Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Tenaga Kesehatan
100
5 Program Promosi dan Pemberdayaan – Kegiatan Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan tingkat Provinsi
100
6 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD –
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung Pelayanan BLUD
100
Bab IV
Kebijakan Akuntansi
4.1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah SKPD
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan Pemerintah Daerah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri atas asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas dan asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement). Asumsi kemandirian entitas mempunyai arti bahwa unit Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan.
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun dengan asumsi bahwa Pemerintah Daerah akan berlanjut keberadaannya dan tidak bermaksud melakukan likuidasi (going concern concept). Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang (monetary measurement). Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD) maka Badan Layanan Usaha Daerah adalah entitas akuntansi yang laporan keuangannya dikonsolidasikan pada entitas pelaporan yang secara organisatoris membawahinya, dalam hal ini RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah sebagai entitas akuntansi dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebagai entitas pelaporan.
Selaku satuan kerja pelayanan berupa badan, walaupun bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan negara yang dipisahkan maka Badan Layanan Umum Daerah juga merupakan entitas pelaporan. Konsolidasi laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada pemerintah daerah yang secara organisatoris membawahinya dilaksanakan setelah laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah disusun menggunakan standar akuntansi yang sama dengan standar akuntansi yang dipakai oleh organisasi yang membawahinya, maka dalam hal ini RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah menggunakan standar akuntansi yang sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
4.2. Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No.120 tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang diperbarui dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah no. 89 tahun 2018 dan Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri no.64 tahun 2013 menyatakan dalam rangka pengintegrasian laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan laporan keuangan kementerian negara/lembaga, Badan Layanan Umum Daerah mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan yang menghasilkan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengacu pada PSAP 13 dan Peraturan Mentri Dalam Negri no.79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah. Penyelenggaraan akuntansi dan laporan keuangan sebagaimana dimaksud diatas adalah penggunaan
basis akrual, baik dalam pengakuan pendapatan, belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.
4.3. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Basis pengukuran yang mendasari penyusunan Laporan Keuangan SKPD Tahun Anggaran 2016 sesuai dengan isi dan lampiran Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.120 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diperbarui dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.89 tahun 2018.
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan pada SKPD
Penerapan kebijakan akuntansi pada laporan pertanggungjawaban APBD Tahun Anggaran 2016 ini sepenuhnya mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah no.120 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Jika belum ada kebijakan yang berkaitan pada pengakuan maupun pengukuran suatu akun maka digunakan Peraturan Pemerintah no. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negri no. 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual serta Peraturan Mentri Dalam Negri no.79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Bab V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran
5.1.1. Penjelasan Pos-Pos Pendapatan 5.1.1.1. Pendapatan Daerah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Pendapatan Asli daerah 33.000.000.000,00 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00
Pendapatan Transfer - - - -
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah - - - -
Jumlah 33.000.000.000,00 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00
5.1.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Pendapatan Pajak Daerah - - - -
Pendapatan Retribusi Daerah - - - -
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00 Jumlah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00
5.1.1.1.1.1. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau % dari target dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Penerimaan dari BLUD 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00 Jumlah 33.000.000.000 42.374.101.646,00 36.540.731.750,00
5.1.2. PENJELASAN POS-POS BELANJA
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai
Belanja Barang & Jasa Jumlah
5.1.2.1.1. Belanja Pegawai
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Pegawai Tidak Langsung
Belanja Pegawai langsung
Jumlah
5.1.2.1.2. Belanja Barang
Realisasi Tahun Anggaran 2020 sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Bahan/Material
Belanja Jasa Kantor
Belanja Premi Asuransi
Belanja Makanan dan Minuman
Belanja Kursus Pelatihan, Sosialisasi dan
Bimbingan Teknis PNS
Belanja Barang & Jasa BLUD Jumlah
5.1.2.1.3. Belanja Modal
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Peralatan dan Mesin
Jumlah
5.1.2.1.3.1. Belanja Modal Tanah APBD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Gedung dan Bangunan
Jumlah
5.1.2.1.3.2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin APBD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Alat-alat Angkut Belanja Alat-alat Kedokteran Belanja Pengadaan Alat Kantor Belanja Pengadaan Komputer Belanja Pengadaan Alat Kesehatan Belanja Pengadaan unit-unit Laboratorium Belanja Alat – alat besar
Jumlah
5.1.2.1.3.3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan APBD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Gedung dan Bangunan
Jumlah
5.1.2.1.3.4. Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan APBD
Tidak ada kegiatan belanja modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dengan dana APBD di Tahun 2019.
5.1.2.1.3.5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Gedung dan Bangunan
Jumlah
5.1.2.1.3.6. Belanja Modal BLUD
Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLUD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau % dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Alat-alat Besar Belanja Alat-alat Angkutan Belanja Alat-alat Bengkel
Belanja Alat-alat Pertanian -
Belanja Alat-alat Kantor dan rumah Tangga Belanja Alat-alat Studio
Belanja Alat-alat Kedokteran Belanja Alat-alat Laboratorium Belanja Alat-alat Komputer Jumlah
Belanja Modal Gedung dan Bangunan BLUD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dan untuk Tahun Anggaran sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Gedung
Belanja Tugu Titik Kontrol/Pasti Jumlah
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD
Realisasi Tahun Anggaran sebesar atau dari anggaran dengan rincian sebagai berikut:
2020
% Realisasi 2019 Anggaran Realisasi
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLUD %
Jumlah
5.1.3. SISA LEBIH PEMBIYAAAN ANGGARAN (SiLPA)
SiLPA Tahun Anggaran 2020 sebesar dengan RK PPKD sebesar, sedangkan Tahun 2019 sebesar (40.050.629.691,00)
5.2. PENJELASAN POS-POS NERACA 5.2.1. Aset
Total Aset per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar .
5.2.1.1. Aset Lancar
Aset Lancar per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar
5.2.1.1.1. Kas
Kas per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2020 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Kas di Bendahara Penerimaan - -
Kas BLUD Jumlah
5.2.1.1.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
a. Kas di Bendahara Pengeluaran yang Belum Disetor
Tidak ada saldo kas di Bendahara Pengeluaran yang belum disetor sampai dengan tanggal 31 Desember 2020.
Saldo Kas tahun 2020 telah disetor ke rekening kas daerah dengan rincian:
NO URAIAN Nilai Penyetoran 1 Setoran Sisa Kas UP/GU
b. Kas di Bendahara Pengeluaran-Jasa Giro yang Belum Disetor (Non Silpa)
Tidak ada saldo Kas di Bendahara Penerimaan pendapatan jasa giro yang sampai dengan 31 Desember 2020 belum disetor ke Rekening Kas Daerah.
c. Kas di Bendahara Pengeluaran-Kewajiban Pihak Lain
Tidak ada Kas di Bendahara Pengeluaran (Non Silpa) merupakan saldo kas pada Bendahara Pengeluaran di SKPD per 31 Desember 2020 yang akan dipergunakan untuk membayar kewajiban kepada pihak ketiga.
5.2.1.1.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan a. Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan dari uang pendapatan yang belum disetor ke rekening BLUD per 31 Desember 2020.
NO URAIAN 2020 2019
1 Kas Bendahara Penerima - -
Jumlah - -
Saldo Kas yang belum disetor dengan rincian :
NO URAIAN 2020 2019
1 Pendapatan yang belum disetor - -
Jumlah - -
Untuk tahun 2018, kas dari pendapatan yang belum disetor termasuk ke Kas BLUD.
5.2.1.1.1.3. Kas BLUD
Kas BLUD adalah saldo kas tunai maupun yang ada di rekening bank yang merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran BLUD tidak termasuk dana yang berasal dari APBD dan bagian dari SiLPA yang akan digunakan untuk operasional RSUD/RSJD dan tidak disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.
Kas bendahara penerimaan BLUD merupakan kas dari pendapatan tanggal 31 Desember 2020 yang belum disetorkan ke rekening bank bendahara BLUD, sedang deposito merupakan deposito berjangka pada Bank Jateng dengan jangka waktu bulan tingkat bunga %/tahun.
NO URAIAN 2020 2019
1 Kas Bendahara Penerimaan BLUD 2 Kas Bendahara BLUD – Rekening Koran 3 Kas Bendahara BLUD – Brankas
4 Kas Bendahara BLUD – Deposito (< 3bulan) Jumlah
5.2.1.1.2. Setara Kas 5.2.1.1.2.1. Deposito BLUD
Deposito BLUD merupakan bagian dari SiLPA. Rekening ini penempatan deposito berjangka waktu satu sampai tiga bulan. Deposito BLUD per 31 Desember 2020 sebesar diakui pada Kas Bendahara BLUD.
5.2.1.1.3. Piutang
Piutang per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Piutang Lain-lain PAD yang Sah
Penyisihan Piutang Lain-lain PAD yang Sah
Piutang Lainnya Netto
5.2.1.1.3.1. Piutang Lain-lain PAD yang Sah
Piutang lain-lain PAD yang Sah meliputi piutang selain piutang pajak, piutang retribusi dan bagian lancar tuntutan ganti rugi. Contohnya adalah piutang pendapatan Pasien dan Askes pada RSUD/RSJD. Piutang Lain-lain PAD yang Sah per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Piutang Pasien RSJD Piutang BPJS RSJD Piutang Bunga Deposito Piutang IPWL
Jumlah
5.2.1.1.3.2. Penyisihan Piutang Lainnya
Penyisihan piutang tidak tertagih merupakan piutang yang dikelola oleh SKPD dan dimungkinkan tidak dapat tertagih per 31 Desember 2019. Penyisihan Piutang Lain-lain PAD yang Sah per 31 Desember 2019 sebesar turun sebesar atau dibandingkan saldo per 31 Desember 2018 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2019 2018
Piutang Cadangan Piutang Cadangan - lancar
- menunggak 1-2 tahun - menunggak 2-3 tahun - menunggak 3-5 tahun - menunggak lebih dari 5 tahun
5.2.1.1.4. Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka merupakan belanja yang belum menjadi kewajiban SKPD untuk membayar pada Tahun 2021 namun SKPD telah melakukan pembayaran pada Tahun 2020 sehingga pembayaran tersebut sebagai uang muka. Belanja dibayar dimuka tersebut berupa Asuransi Barang Milik Daerah. Beban Dibayar Dimuka per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Asuransi BMD Jumlah
5.2.1.1.5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional SKPD, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Nilai persediaan diperoleh dari hasil perhitungan fisik per 31 Desember 2020, dikalikan dengan harga pembelian terakhir. Persediaan per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Persediaan Bahan
Persediaan Alat/Bahan Kantor Persediaan Obat
Persediaan Makanan dan Minuman Jumlah
5.2.1.2. Investasi Jangka Panjang
Tidak ada investasi jangka panjang pada tahun anggaran 2020 dan 2019.
5.2.1.3. Aset Tetap
Aset Tetap per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
Rincian mutasi aset tetap (diluar akumulasi penyusutan) terdiri dari:
Saldo Awal 144.747.706.725
Penambahan
Belanja Modal 7.022.976.989
Mutasi Masuk -
Reklasifikasi Masuk antar aset tetap 62.516.456
Berkurang
Ekstrakontable 9.996.200
Reklasifikasi Keluar antar aset tetap 101.016.456
Mutasi Keluar -
Koreksi 40.911.600
Jumlah 151.924.256
Grand Total 151.681.275.914
Mutasi bertambah adalah sebagai berikut:
Belanja Modal adalah realisasi hasil pengadaan melalui belanja modal selama Tahun 2019.
Reklasifikasi Masuk Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.
Mutasi berkurang adalah sebagai berikut:
Ekstrakomtable adalah aset tetap yang dikeluarkan dari Kartu Inventaris Barang atau kategori aset tetap dikarenakan nilai satuan aset tersebut dibawah nilai kapitalisasi aset tetap.
Reklasifikasi Keluar Aset Tetap adalah perpindahan sesama akun aset tetap karena penyesuaian jenis rekening aset tetap yang seharusnya.
Koreksi adalah salah catat atau pengurangan nilai atas aset tetap.
5.2.1.3.1. Tanah
Tanah per 31 Desember 2020 sebesar sama dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Tanah - -
Jumlah - -
5.2.1.3.2. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Alat Berat
Alat Angkut
Alat Bengkel dan Ukur
Alat Pertanian dan Peternakan
Alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Komunikasi
Alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Komputer Alat Olahraga
2020 Bertambah Berkurang 2019 Jumlah
5.2.1.3.3. Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Gedung
Monumen
Bangunan tugu titik/pasti Jumlah
Pada tahun 2018 pemindahan akun dari monumen menjadi bangunan tugu titik/pasti yaitu tembok (pagar) keliling rumah sakit.
5.2.1.3.4. Jalan, irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi dan jaringan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air/Irigasi Instalasi
Jumlah
5.2.1.3.5. Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar naik dari saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Buku Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian dan Kebudayaan
Jumlah
5.2.1.3.6. Aset Tetap Dalam Renovasi
Aset tetap dalam renovasi per 31 Desember 2020 sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 Bertambah Berkurang 2019
Aset dalam renovasi -
5.2.1.3.7. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam Pengerjaan per 31 Desember 2020 sebesar dengan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
Uraian pembangunan 2020 Bertambah Berkurang 2019 Perencanaan instalasi air bersih -
Jumlah -
5.2.1.4. Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Alat Besar
Alat Angkut
Alat Bengkel
Alat Pertanian
Alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Komunikasi
Alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung
Monumen
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air dan Irigasi
Instalasi
Jaringan Jumlah
5.2.1.5. Aset Lainnya
Aset Lainnya per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Aset Dikerjasamakan - -
- -
- -
2020 2019
Aset Tak Berwujud
Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud Netto
2020 2019
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya Netto
Jumlah Aset Lainnya
5.2.1.5.1. Aset Dikerjasamakan
Tidak ada aset yang dikerjasamakan.
5.2.1.5.2. Aset Tidak Berwujud
Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar.
5.2.1.5.3. Amortisasi Aset Tak Berwujud
Amortisasi Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo 31 Desember 2019 sebesar
5.2.2. KEWAJIBAN
Total Kewajiban per 31 Desember 2020 sebesar 2.773.813.015 atau naik sebesar (%) dari saldo tahun 2019 yaitu
5.2.2.1. Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Pendek 31 Desember 2020 sebesar atau naik sebesar (%) dari saldo tahun 2019 yaitu.
5.1.1.1.1. Utang Jangka Pendek Pihak Ketiga
Tidak ada Kewajiban Jangka Pendek Pihak ketiga per 31 Desember 2020 dan saldo per 31 Desember 2019.
5.1.1.1.2. Utang Perhitungan Fihak Ketiga
Tidak ada Kewajiban Jangka Pendek Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2020 dan saldo per 31 Desember 2019.
5.1.1.1.3. Pendapatan Diterima Dimuka
Tidak adak Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2020 dan 2019.
5.1.1.1.4. Utang Belanja
Utang Belanja per 31 Desember 2020 sebesar atau naik sebesar dari saldo tahun 2019 yaitu.
No Utang Belanja Nilai Bukti Bayar
Utang Belanja – Barang dan Jasa Jasa Pelayanan BPJS September 2019 Jasa Pelayanan BPJS Oktober 2019 Jasa Pelayanan BPJS November 2019
Jasa Pelayanan BPJS Desember 2019 Jasa Pelayanan 2018 No Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % Hak Dinas Sudah Dibayar TA. 2019 Kurang Dibayar 1 2 3 4 5 6 7 8 1 RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Jasa Pelayanan BPJS Sept Jasa Pelayanan BPJS Okt Jasa Pelayanan BPJS Nov Jasa Pelayanan BPJS Des
5.1.1.1.5. Utang Jangka Pendek Lainnya
Tidak ada Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2020.
5.2.3. EKUITAS
Total Ekuitas per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar
5.3. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.3.1. PENDAPATAN-LO
5.1. PENJELASAN POS-POS LAPORAN OPERASIONAL 5.1.1. PENDAPATAN-LO
Pendapatan yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah pendapatan yang telah timbul hak pemerintah untuk menagih selama TA 2020. Pendapatan-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Pendapatan Asli daerah
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang sah Jumlah
5.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Pendapatan Pajak Daerah - -
2020 2019 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Jumlah
5.1.1.1.1. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Lain-Lain PAD yang Sah-LO per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar dengan rincian sebagai berikut:
2020 2019
Penerimaan dari BLUD Jumlah
5.1.1.2. Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Tidak ada Lain-Lain Pendapatan yang Sah -LO per 31 Desember 2020.
5.1.2. BEBAN
Belanja yang dimasukan dalam Laporan Operasional adalah Belanja yang telah diterbitkan dokumen pembayaran yang disahkan oleh pengguna anggaran dan barang telah diterima. Beban per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar.
5.1.2.1. Beban Operasional
Beban Operasional per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar, secara rinci sebagai berikut:
2020 2019
Beban Pegawai Beban Persediaan Beban Jasa Beban Pemeliharaan Beban Perjalanan Dinas
Beban Penyusutan dan Amortisasi Beban Penyisihan Piutang Beban Lain-lain
Jumlah
5.1.2.1.1. Beban Pegawai
Beban Pegawai per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:
2020 2019 Beban Pegawai Tidak langsung
Beban Pegawai Langsung Jumlah
5.1.2.1.2. Beban Persediaan
Beban persediaan per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:
2020 2019
Beban Habis Pakai Beban Bahan Material Beban Pakaian Dinas Beban Makanan & Minuman Jumlah
5.1.2.1.3. Beban Jasa
Beban jasa per 31 Desember 2020 sebesar turun sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:
2020 2019
Beban jasa kantor Beban premi asuransi Beban sewa
Beban konsultasi Jumlah
Penurunan jasa kantor terkait pemindahan akun premi asuransi pegawai yang mengakibatkan kenaikan beban premi asuransi (tahun 2019 masuk beban premi asuransi).
5.1.2.1.4. Beban Pemeliharaan
Beban pemeliharaan per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:
2020 2019
Beban perawatan kendaraan Beban pemeliharaan Jumlah
Penurunan beban perawatan terkait perubahan akun (2018 perawatan termasuk alat dan mesin sedang pemeliharaan hanya bangunan) yang pada tahun 2019 perawatan khusus untuk kendaraan sedang pemeliharaan terbagi menjadi peralatan mesin dan bangunan.
Beban perjalanan dinas per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar. Secara rinci sebagai berikut:
2020 2019
Beban perjalanan dinas Jumlah
5.1.2.1.6. Beban Penyusutan/Amortisasi Aset
Beban Penyusutan/Amortisasi Aset per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per per 31 Desember 2019 sebesar
2020 2019
Beban Penyusutan Aset Tetap
Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud
Beban Penyusutan Aset tetap Rusak Berat Beban Penyusutan Aset Lain-Lain
Beban Penyisihan Piutang
Jumlah
5.1.2.1.7. Beban Lain-Lain
Beban Lain-lain per 31 Desember 2020 sebesar naik sebesar atau % dibandingkan saldo per 31 Desember 2019 sebesar
2020 2019
'Beban Lain-Lain (Ekstrakontable, Penghapusan dan Pelepasan Aset)
- -
Jumlah
5.1.3. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasional
5.1.3.1. Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Aset Tetap Non Lancar
Defisit operasional merupakan selisih antara nilai penyusutan asset yang dihapuskan (asset lainnya) dengan nilai asset yang dihapuskan.
5.2. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.
Nilai RK PPKD sesuai dengan SP2D yang cair (dana APBD) sedang koreksi terjadi karena ada perubahan nilai persediaan (karena penghitungan nilai menggunakan harga terakhir dan ada koreksi jumlah persediaan) terjadi
koreksi piutang (Jamkesda dikarenakan pihak ketiga sudah tidak dapat dihubungi dari tahun 2009), serta koreksi nilai penyusutan asset (dari SIM Aset).
5.3. PENJELASAN LAPORAN ARUS KAS
5.4.1. Surplus/Defisit dari kegiatan Non Operasional
5.4.1.1. Surplus/Defisit Penjualan/Pelepasan Aset Tetap Non Lancar
Defisit operasional merupakan selisih antara nilai penyusutan asset yang dihapuskan (asset lainnya) dengan nilai asset yang dihapuskan.
5.5. PENJELASAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Merupakan komponen Laporan Keuangan yang menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos ekuitas awal, surplus/defisit LO pada periode bersangkutan, koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dan ekuitas akhir.
Nilai RK PPKD sesuai dengan SP2D yang cair (dana APBD) sedang koreksi terjadi karena ada perubahan nilai persediaan (karena penghitungan nilai menggunakan harga terakhir dan ada koreksi jumlah persediaan) terjadi koreksi piutang (IPWL karena hasil audit BPKP), serta koreksi nilai penyusutan asset (dari SIM Aset).
5.6. PENJELASAN LAPORAN ARUS KAS
Bab VI
Penjelasan Informasi Non Keuangan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merupakan Rumah Sakit Kelas A Khusus (non Pendidikan) milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di Kabupaten Klaten, dengan kapasitas 199 tempat tidur, adapun gambaran secara umum sebagai berikut:
IDENTITAS RUMAH SAKIT
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Klaten
Alamat : Jl. Ki Pandanaran KM. 02 Klaten Kode Pos 57425
Telepon: 0272-32143 Faximile: 0272-321418
Kepemilikan : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Klasifikasi Rumah Sakit : Rumah Sakit Khusus Jiwa
Kelas Rumah Sakit : Kelas A
Kapasitas Tempat Tidur : 199 TT
Posisi RSJD Dr. RM Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah saat ini sangat strategis, karena di Kabupaten Klaten tidak ada Rumah Sakit Jiwa lainnya yang menjadi pesaing, dan kedudukannya terletak pada jalur lintas utama antara Gunung Kidul Bagian Utara, sehingga menjadi tujuan utama dan paling dekat bagi masyarakat untuk berobat ke Rumah Sakit. Disamping itu, RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menjadi Rumah Sakit tipe A Khusus jiwa.
Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Kabupaten Klaten dan semakin meningkat pula kebutuhan masyarakat akan kesehatan khususnya Kesehatan Jiwa, berdasarkan analisa tersebut perlu adanya peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit guna penunjang Operasional Pelayanan.
Demikian pula kelayakan ruang rawat inap sebagai upaya dalam memberikan pelayanan pada masyarakat secara maksimal sesuai dengan etika-etika pelayanan bidang kesehatan.
Visi
Rumah Sakit Jiwa pilihan pertama masyarakat dengan layanan lengkap, bermutu tinggi dan dengan ilmu terkini
Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi semua lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia secara berkesinambungan.
3. Menjamin layanan kesehatan yang selalu terakreditasi dan tersertifikasi secara nasional maupun internasional.
4. Mewujudkan penataan rumah sakit yang modern dan konsisten dengan Master Plan. 5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang kesehatan jiwa.
Motto
Melayani dengan Ketulusan Hati
SDM RSJD Dr. RM Soedjarwadi Berdasarkan Jenis Ketenagaan
NO JENIS KETENAGAAN TOTAL PNS APBD BLUD KONSULEN
1 MEDIS 32 19 0 12 1 2 KEPERAWATAN 175 107 6 62 3 KESEHATAN LAIN 94 42 1 51 4 ADMINISTRASI 75 30 1 44 5 TEKNIS 46 10 5 31 6 STRUKTURAL 5 5 0 0 JUMLAH 426 212 13 200 1
Sumber: Urusan Kepegawaian, 31 Desember 2018 Struktur Organisasi
RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
DIREKTUR
SUB BAGIAN TATA USAHA SEKSI PELAYANANMEDIK & NON MEDIK MEDIK & NON MEDIK SEKSI PENUNJANG
SEKSI KEPERAWATAN
Bab VII Penutup
Demikian Catatan atas Laporan Keuangan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi disusun guna mengungkapkan informasi baik keuangan dan non keuangan agar dapat memberikan penjelasan terhadap laporan keuangan secara keseluruhan.