• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI

(Studi Kasus pada Masyarakat Mampang Prapatan)

DIESHATRIA MAULIDA 210000052

PRODI MANAJEMEN DAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PARAMADINA

JAKARTA 2014

(2)

Pendahuluan

Di tengah krisis ekonomi yang menyelimuti, Indonesia memiliki prestasi yang cukup membanggakan dalam pertumbuhan investasi. Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar (www.merdeka.com, 2013), menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat lebih baik daripada Korea, dengan nilai pertumbuhan investasi sebesar 6,7 sedangkan Korea 5,7. Sepanjang kuartal III 2013, investasi di Indonesia naik sekitar 26,7 dan mencapai angka 100 trilliun rupiah. Persentase tersebut merupakan indikator bahwa masyarakat Indonesia mulai memiliki kesadaran yang dapat menciptakan iklim yang menggairahkan investasi.

Investasi dapat dilakukan pada berbagai sektor, seperti manufaktur, properti, saham, sumber daya alam, konsumer, jasa dan pariwisata. Dari sektor yang telah disebutkan, ada beberapa sektor investasi yang memiliki prospek cukup baik yaitu, emas dan properti. Pengamat komoditas dari Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, Ibrahim menyatakan bahwa nilai logam mulia cenderung naik dari tahun ke tahun (lipsus.kontan.co.id, 2013). Senior Economist and Government Relations Head Standard Chartered Indonesia, Fauzi Ichsan menyatakan bahwa prospek investasi properti di Indonesia cukup menjanjikan dan setiap tahun harga tanah di Indonesia meningkat antara 15-20% per tahun (Investor Daily Indonesia, 2012). Nizar Hilmi menyatakan bahwa investasi di Indonesia berbeda dengan negara maju, karena masyarakat Indonesia masih awam dengan saham, komoditi dan obligasi sehingga investasi properti dan emas memiliki prospek yang cerah di Indonesia (lipsus.kontan.co.id, 2013).

Perkembangan investasi pada emas dan properti dapat menambah referensi investor sebelum memutuskan untuk menanamkan modal pada suatu sektor investasi tertentu. Von Neumann dan Morgenstern (1994) menyatakan bahwa Investor adalah seseorang yang berpikir rasional, mampu menentukan pilihan di tengah situasi dan kondisi yang sulit, menghindari risiko, dan senantiasa memaksimalkan kekayaannya. Jika investasi memiliki pembagian sektor pada masing masing bidang, investor di Indonesia memiliki preferensi serta karakter yang berbeda satu sama lain. Jika ditinjau dari faktor pelaku, investor dibagi menjadi dua pelaku utama yaitu, investor perorangan (individu) dan yang kedua, investor yang bersifat institusional atau kelembagaan (Huda & Nasution, 2008). Menurut Shcewer (dalam Huda & Nasution, 2008) terdapat perbedaan arahan investasi antara investor individu dengan investor institusional. Investor institusi lebih objektif, karakteristiknya dipengaruhi oleh siapa

(3)

penerima manfaat dan dipengaruhi oleh asset liabilities sedangkan investor individu, subjektif dalam mendefinisikan risiko, karakteristiknya dipengaruhi oleh faktor psikologi dan dipengaruhi oleh stage in life (usia, gender, pekerjaan).

Berdasarkan fenomena yang dipaparkan sebelumnya, dapat dipahami bahwa setiap investor memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik investor tersebut telah mendorong berbagai institusi dan para peneliti untuk secara lebih komprehensif mengetahui dan mempelajari karakter dan perilaku investor.

Penelitian mengenai preferensi seseorang dalam berinvestasi (saham, obligasi, properti, dsb) dapat diprediksikan melalui interpretasi gaya hidup dan demografis (Warren, Steven, & McConkey, 1990). Penelitian tersebut menyatakan ada 2 jenis investor yaitu light investor, seorang investor yang kepemilikan investasinya ≤ $30.000 dan heavy investor, kepemilikan investasinya ≥ $30.000. Dari pembagian jenis investor tersebut, demografis dan gaya hidup mampu menjadi prediktor yang handal dalam mengkategorikan seseorang apakah dia light atau heavy investors.

Selanjutnya, ciri ciri demografis yang dapat menentukan seseorang dalam kategori heavy investors adalah tinggal dirumah tanpa anak, tinggal dirumah dengan anak umur ≥ 18 tahun, seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki anak atau memiliki anak yang berusia diatas 18 tahun, pendapatan rumah tangga ≥ $50.000, pendidikan yang lebih tinggi dan seorang pekerja. Selanjutnya, gaya hidup yang merefleksikan seseorang pada light atau heavy investor adalah penampilan yang cenderung mereka tonjolkan. Untuk light investor ciri cirinya adalah sadar penampilan dan sebaliknya, heavy investors adalah mereka yang cenderung tidak memikirkan penampilan (Warren, Steven, & McConkey, 1990)

Selanjutnya, Warren et.al. (1994) juga mendapatkan hasil bahwa persentase kepemilikan saham dan obligasi pun memiliki 2 kategori yang membedakan tingkatannya, yaitu light concentration dan heavy concentration. Pada investor light concentration, dicirikan dengan persentase kepemilikan saham dan obligasinya ≤ 20% dan mereka lebih cenderung aktif berkecimpung di kegiatan sukarelawan dan lebih sadar penampilan. Selanjutnya, pada investor heavy concentration dicirikan dengan persentase kepemilikan saham dan obligasinya ≥ 20%, tidak memiliki anak, pasangan suami istri yang bekerja full time, pendapatan > $50.000, dan mereka cenderung pasif dalam kegiatan sukarelawan dan tidak begitu sadar pada penampilan.

(4)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa preferensi seseorang dalam berinvestasi (saham, obligasi, properti, dsb) dapat diprediksikan melalui interpretasi gaya hidup dan demografis. Warren et.al. (1990) menyatakan bahwa demografis dan gaya hidup mampu menjadi prediktor yang handal untuk mengkategorikan seseorang terhadap besarnya kepemilikan investasi individu. Mengacu pada penelitian sebelumnya yang memaparkan bahwa setiap investor memiliki ciri demografi yang berbeda dan melihat fenomena dari investasi emas dan properti yang memiliki prospek yang cukup baik di Indonesia, maka fokus pada penelitian ini adalah meneliti perbandingan karakteristik investor individu pada aspek demografi terhadap investasi emas dan properti dengan studi kasus pada masyarakat Mampang Prapatan.

Permasalahan

Apakah ada perbedaan antara investor emas dan investor properti? Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara investor emas dan investor properti pada masyarakat Mampang Prapatan

Metode Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menyebar kuisioner. Metode yang digunakan adalah quota sampling, artinya peneliti menetapkan jumlah tertentu kuisioner yang akan disebar. Dalam penelitian ini ditetapkan dengan menyebarkan 60 kuisioner dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut cukup mewakili untuk mendeskripsikan karakteristik investor di Mampang Prapatan dan mengacu teori dari Sugiyono (2011) yang menyatakan bahwa jumlah responden minimal 30 orang. Dalam pemilihan sampel menggunakan metode judgement sampling, artinya peneliti menentukan sampel yang akan dipilih dan sampel yang dipilih adalah orang orang yang memiliki investasi pada emas atau properti. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan 30 responden untuk masing masing instrumen investasi.

Untuk memperoleh informasi data data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan kuisioner yang berisi 8 pertanyaan, yaitu jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama berinvestasi, usia, investasi yang dimiliki, pendapatan dan nilai investasi. Alat analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.

(5)

Hasil Penelitian

Peneliti menggunakan analisis frekuensi pada SPSS dan hasilnya peneliti olah kembali dalam bentuk satu tabel agar terlihat perbedaan karakteristik pada investasi emas dan properti. Hasilnya sebagai berikut.

Tabel 1 Hasil karakteristik demografi pada investor emas dan properti

Karakteristik responden EMAS

PROPERTI (tanah, rumah, kontrakan, kos-kosan) Pria 33,3% 60% Wanita 66,7% 40% Pendidikan SD,SMP,SMA 50% 63,3% S1 46,7% 23,3% S2 3,3% 13,3% Pekerjaan Wirausaha/memiliki usaha sendiri 63,3% 83% Pegawai Negri 16,7% 10% Karyawan swasta 20% 6,7% Lama Berinvestasi ≤ 1 tahun 3,3% 0 1 < x ≤ 3 tahun 20% 3,3% 3 < x ≤ 5 tahun 10% 23,3% > 5 tahun 66,7% 73% Usia ≤ 25 tahun 6,7% 3,3% 25 < x ≤ 35 tahun 20% 6,7% 35 < x ≤ 50 tahun 26,7% 36,7% > 50 tahun 46,7% 53,3% Pendapatan ≤ Rp3.000.000 6,7% 0

(6)

Karakteristik Responden EMAS PROPERTI (tanah, rumah, kontrakan, kos-kosan) Rp3.000.000 < x ≤ Rp5.000.000 13,3% 20% Rp5.000.000 < x ≤ Rp10.000.000 60% 50% > Rp10.000.000 20% 30% Nilai Investasi ≤ 50juta 36,7% 33,3% 50 juta < x ≤ 100 juta 46,7% 43,3% 100 juta < x ≤ 200juta 3,3% 3,3% > 200juta 13,3% 20%

Sumber : data diolah peneliti

Berdasarkan tabel 1, karakteristik pada investor emas didominasi oleh wanita dengan persentase sebesar 67%. Hal ini disebabkan karena selain untuk investasi, emas dapat digunakan sebagai perhiasan untuk memperindah penampilan sehingga wanita lebih tertarik untuk mengalokasikan investasi mereka pada emas. Selanjutnya, dari segi pendidikan lulusan SMA lebih mendominasi. Hal ini disebabkan karena informasi dan transaksi pada investasi emas yang cukup mudah dijangkau, sehingga lulusan SMA pun dapat melakukannya. Pada aspek pekerjaan, wirausaha cenderung lebih mendominasi pada investasi emas dengan persentase 63% dan lamanya berinvestasi cenderung lebih dari 5 tahun. Investasi emas juga cenderung dimiliki oleh investor yang berumur lebih dari 50 tahun yaitu, tahapan usia yang sedang menikmati hasil kerja dan menikmati masa tua. Besarnya pendapatan investor emas lebih mendominasi pada Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000 dengan persentase sebesar 60%. Selanjutnya, nilai investasi yang mendominasi berada pada nilai 50 juta – 100 juta dengan persentase sebesar 46,7%, hal ini menunjukkan bahwa investor emas di Mampang Prapatan cenderung berani menanamkan investasi pada jumlah yang cukup besar.

Selanjutnya, pada karakteristik investor properti lebih didominasi pria, dengan persentase sebesar 60% dan wanita sebesar 40%. Hasil tersebut berlawanan dengan karakteristik pada investor emas yang cenderung dilakukan oleh investor wanita. Hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa investor pria lebih berani dan tertarik untuk melakukan investasi di bidang ini. Pada aspek pendidikan, lebih didominasi oleh lulusan

(7)

SMA dan pekerjaannya lebih didominasi oleh wirausaha. Lama investor berinvestasi pada bidang properti cenderung lebih dari 5 tahun, artinya mereka sudah cukup lama melakukan investasi di bidang ini. Selanjutnya, pada segi usia lebih didominasi oleh investor yang berumur lebih dari 50 tahun, dengan persentase sebesar 53% dan dari segi pendapatan lebih didominasi pada Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000. Terakhir, pada aspek nilai investasi persentase tertinggi ada pada nilai 50juta < x ≤ 100 juta, hal ini menunjukkan bahwa investor cukup berani menanamkan investasi mereka pada bidang properti. Dengan demikian, berdasarkan tabel 1 dan analisis yang telah dipaparkan maka perbandingan karakteristik investor pada investasi emas dan properti sebagai berikut.

Persamaan karakteristik antara investor emas dan properti :

Pekerjaan didominasi oleh wirausaha/memiliki usaha sendiri Lamanya investasi cenderung long-term atau lebih dari 5 tahun Usia investor cenderung diatas 50 tahun

Pendapatan investor cenderung tinggi, yaitu Rp5.000.000 – Rp10.000.000 Nilai investasi ada pada kisaran Rp50juta – Rp100juta

Pada aspek pendidikan, didominasi oleh lulusan tingkat SMA.

Perbedaan karakteristik antara investor emas dan properti :

Pada investasi emas didominasi oleh investor wanita, sedangkan pada investasi properti didominasi oleh investor pria.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa karakteristik investor emas dan properti di Mampang Prapatan memiliki kecenderungan yang sama dari aspek demografi seperti, pekerjaan, usia, lamanya berinvestasi, pendapatan, pendidikan dan nilai investasi yang ditanamkan. Perbedaan karakteristik investor terdapat pada dominasi antara pria dan wanita, investasi emas lebih didominasi oleh wanita sedangkan investasi properti lebih didominasi oleh pria. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan analisis regresi untuk melihat pengaruh antara aspek demografi terhadap kepemilikan investasi dan penambahan jumlah responden.

(8)

Daftar Pustaka

Huda, N., & Nasution, M. E. (2008). Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Investor Daily Indonesia. (2012, Februari 21). Investasi Properti di Indonesia Menjanjikan. p. 1.

lipsus.kontan.co.id. (2013, September 26). Investasi emas dalam negeri masih prospektif. p. 1.

Nagy, R. A., & Obenberger, R. W. (1994). Financial Analysts Journal. Factors Influencing Individual Investor , 50, 63-68.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, cv.

Warren, W. E., Steven, R. E., & McConkey, C. W. (1990). Financial Analysts Journal. Using Demographic and Lifestyle Analysis to Segmen Individual Investors , 46, 74-77.

www.merdeka.com. (2013, November 13). Pertumbuhan Investasi Indonesia Ungguli Korea Selatan. p. 1.

(9)

Lampiran 1 Biodata Penulis

Nama : Dieshatria Maulida

Tempat & Tanggal lahir : Jakarta, 26 September 1992 NIM : 210000052

Program Studi : Manajemen dan Bisnis Jenjang : S1

(10)

Lampiran 2

ABSTRAK

Universitas Paramadina Program Studi Manajemen dan Bisnis, 2014

Dieshatria Maulida/210000052

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI

(Jumlah halaman 10, jumlah tabel 2, jumlah lampiran 2)

The aim of this research is to see the differences between the characteristics of gold investors and property investors in demography. I used 7th characteristic of respondent, namely : gender, age, education, occupation, length of investment, income and the value of investment holdings. By using primary data from 60 respondent in Mampang Prapatan, this research can describe the characteristic of gold and property investors in Mampang Prapatan. This research find the differences and the equality characteristic of gold and propert y investors. The differences is on gold investment is dominated by women investors, while the investment property is dominated by men. The equality are high school level of education, self employment or entrepreneurship, investors age tend to over 50, the length of ownership investment over 5 years, having a high enough income about Rp5.000.000-Rp10.000.000 and total investment of Rp50-100 million. For future studies should use regression analysis to see the influences of the demographic aspect of ownership in each investment instrument.

Gambar

Tabel 1 Hasil karakteristik demografi pada investor emas dan properti

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi simbol kegembiraan dalam bayangan diri sendiri dengan orang lain pada kumpulan puisi Ima Koko (いまここ) karya Aida mitsuo (相 田 み つ を ) yaitu Wajah

Kedua disusunlah sebuah desain berdasarkan prinsip – prinsip desain inklusi seperti User Centered (Berpusat kepada Pengguna), Equitable use but Reasonable (Penggunaan yang

Menurut MKJI 1997, Ekivalensi Mobil Penumpang (EMP) adalah faktor konversi berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang atau kendaraan ringan lainnya sehubungan

Hakikatnya, walaupun aktor bukan negara dilihat kurang penting dalam kajian keselamatan seperti yang dihujahkan oleh sarjana-sarjana keselamatan tradisionalis, namun pengalaman

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Proses pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala MAN Jeneponto terdiri

Kita hendaklah sentiasa mendapatkan nasihat Jabatan Undang-undang sebelum bersetuju menjalankan sebarang perkhidmatan pengurusan kategori untuk pelanggan yang mungkin akan

Oleh karena itu Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah belum dapat mencegah penggunaan plastik yang dapat menimbulkan sampah plastik yang

Melihat kepemimpinan transformasional yang mampu diterapkan dengan baik oleh pimpinan dalam perusahaan akan memberikan motivasi bagi karyawan, sehingga tercapainya