• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. PERANCANGAN TAPAK. Gambar 2.1 : Peta jalur tol lingkar timur pada Pakuwon City (Sumber : Pakuwon City Map) 7 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. PERANCANGAN TAPAK. Gambar 2.1 : Peta jalur tol lingkar timur pada Pakuwon City (Sumber : Pakuwon City Map) 7 Universitas Kristen Petra"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Lokasi

Lokasi Fasilitas Promosi Budaya Tionghoa di Surabaya terletak pada lahan milik Pakuwon City, yaitu di Jln. Laguna Kejawen Mutiara. Wilayah ini termasuk Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya Timur, Indonesia.

2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi untuk Fasilitas Promosi Budaya Tionghoa di Surabaya ini didasarkan pada beberapa kriteria, antara lain :

2.2.1. Segi Pengenalan dan Pencapaian terhadap lokasi

Karena merupakan fasilitas umum yang banyak dicapai pengunjung, maka membutuhkan akses mudah dari dan ke jalan raya agar mudah dicapai oleh semua wilayah Surabaya.

Pakuwon City direncanakan akan dilewati oleh jalur masuk / keluar tol lingkar timur, sehingga memudahkan pengunjung untuk mencapai fasilitas ini.

Gambar 2.1 : Peta jalur tol lingkar timur pada Pakuwon City (Sumber : Pakuwon City Map)

(2)

Sarana transportasi umum seperti bemo / bus ke Pakuwon City secara rutin belum ada, sejauh ini alternatif transportasi yang dapat digunakan ialah : a. Transportasi dengan menggunakan taxi.

b. Menggunakan Bus yang disediakan oleh pihak Pakuwon City kepada pengunjung Pakuwon, sehingga memudahkan untuk berkeliling.

c. Menggunakan mobil pribadi, pengunjung dapat langsung menuju ke tempat yang diinginkan.

Gambar 2.2 : Tansportasi yang biasa digunakan ke area Pakuwon City (Sumber : Dokumentasi hasil Survei)

Kota Surabaya dirasa sesuai untuk dipakai sebagai lokasi tempat Fasilitas ini berada, sesuai dengan kebutuhan dan yang membutuhkannya.

2.2.2. Karakter kawasan

Pakuwon City mewujudkan citra sebagai kawasan yang memiliki berbagai macam fasilitas dan aktivitas. Di samping itu, terasa atmosfer lingkungan yang formal jika berada dalam lingkungan ini. Karakter tersebut terbentuk oleh elemen visual dan perencanaan tatanan wilayah oleh pihak pengembang, yang antara lain; hunian, bisnis, dan rekreasi.

2.2.3. Segi Potensi Site

a) Dengan adanya pembangunan jembatan suramadu dan jalan tol lingkar timur Surabaya, tapak termasuk dalam wilayah yang memiliki potensi kegiatan atau bangunan dengan tingkat pelayanan internasional, nasional dan regional.

b) Adanya peran serta swasta sebagai partner pemerintah dalam pembangunan berbagai bidang di kawasan ini.

(3)

c) Dalam perencanaan ke depan, kawasan ini terdapat pusat pertokoan, perkantoran, apartemen, dll. Sehingga nantinya akan mendukung fasilitas ini.

d) Potensi wilayah didukung oleh kawasan yang memungkinkan peremajaan /penataan yang lebih baik.

2.2.4. Segi Tata Guna Lahan

Tata Guna Lahan Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota Surabaya adalah untuk Fasilitas Umum, dengan ketentuan :

• Peruntukan lahan : Fasilitas umum • Ketinggian bangunan : tidak ditentukan • Koefisien Dasar Bangunan : tidak ditentukan • Garis Sempadan Bangunan : setengah lebar jalan

Pada tapak yang dipilih, hak dalam menentukan ketentuan – ketentuan bangunan (GSB, KDB, KLB) diserahkan sepenuhnya oleh pihak Pakuwon sebagai pengembang.

2.2.5. Land Use (struktur tata ruang) Kawasan

Dalam arahan rencana Tata Ruang kota, kawasan berada pada daerah Surabaya timur yang nantinya oleh Pemerintah Kota akan dibangun jembatan suramadu dan jalan tol lingkar timur sehingga mempermudah pencapaian oleh daerah lain.

Gambar 2.3 : Denah Pencapaian ke Pakuwon City SITE

(4)

2.3 Lokasi Site

2.3.1 Data Tapak

2.3.1.1 Letak

Gambar 2.4 : Rencana Pengembangan Pakuwon City

Terletak pada lahan milik Pakuwon City, yaitu di Jln. Laguna Kejawen Mutiara, Wilayah ini termasuk Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya Timur, Indonesia.

(5)

2.3.1.2. Batas-batas Geografis

Batas Tapak Proyek untuk saat ini : • Batas utara : Lahan Kosong

Gambar 2.5 : Batas Utara • Batas selatan : Lahan Kosong dan perumahan

Gambar 2.6 : Batas Selatan

• Batas Barat : Lahan Kosong, Pembangunan Gedung

Gambar 2.7 : Batas Barat • Batas Timur : Lahan Kosong dan Pantai

(6)

Batas Tapak Proyek sesuai dengan pengembangan ke depan : • Batas utara : Perumahan

• Batas selatan : Pertokoan dan Perumahan Villa Royal • Batas timur : Education Park

• Batas barat : Pusat bisnis distrik (CBD) 2.3.2. Peraturan-peraturan Bangunan dan Wilayah 2.3.2.1. Koefisien Dasar Bangunan

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ialah 50 % Koefisien 2.3.2.2. Lantai Dasar

Koefiisien lantai Bangunan yang diijinkan 200 % 2.3.2.3. Garis Sempadan Bangunan

Garis Sempadan Bangunan yang diijinkan ialah Setengah dari lebar jalan

2.3.2.4. Ketinggian Bangunan

Ketinggian banguan maksimum ialah 5 lantai atau sama dengan 20 meter.

2.3.2.5. Ketentuan Parkir Jenis Fasilitas Umum :

Jenis Kebutuhan Pakrir : Kegiatan parkir yang tetap Satuan SRP untuk mobil penumpang : SRP / Orang KDB : 50 %

SRP untuk mobil : 15 m2

SRP untuk kendaraan dua roda : 2 m2

2.4. Analisa Tapak

2.4.1. Keadaan Tapak dan Sekitar

Analisa keadaan tapak dan sekitar meliputi analisa terhadap lingkungan, analisa view, kebisingan, angin dan curah hujan.

(7)

2.4.1.1. View

• View ke Luar Tapak

Gambar 2.9 : View ke Luar Tapak (Kondisi Saat Ini)

Gambar 2.10 : View ke Luar Tapak (Kondisi akan datang)

View Terbaik digunakan untuk Zona Kebudayaan, diharapkan bisa menunjang acara kebudayaan sehingga bisa memperoleh jarak pandang yang semaksimal mungkin. Sedangkan untuk View yang sedang digunakan untuk zona pendidikan dan penunjang karena dari kawasan ini area konsentrasi ke dalam bukan ke luar. Sedangkan untuk View yang kurang baik, diberi buffer berupa tanaman yang disusun rapat, dan area ini digunakan untuk area servis.

(8)

• View ke dalam tapak

Pandangan dari jalan ke dalam tapak bisa dinilai sebagai keuntungan , karena orang bisa tahu tentang fasilitas ini.

(pada gambar 2.11 ditandai dengan panah berwarna oranye)

Sedangkan pandangan yang dinilai mengganggu diberi buffer ntuk mengurangi jarak pandang.

(pada gambar 2.11 ditandai dengan panah berwarna biru)

Gambar 2.11 : View ke Dalam Tapak 1

(9)

Gambar 2.13 : Rencana Pengembangan Pakuwon SITE LE BALLROOM EDUCATION PARK WATERFRONT CBD

(10)

2.4.1.2. Kebisingan

Gambar 2.14 : Kebisingan

Zona A merupakan zona paling bising karena terletak pada jalan raya oleh sebab itu digunakan sebagai area penunjang yang sifatnya non-privat.

Zona B adalah zona yang tidak terlalu bising sehingga digunakan untuk area administrasi, dan pendidikan yang bersifat semi privat

Zona C Adalah zona yang paling tenang oleh sebab itu digunakan sebagai zona kebudayaan.

Aktivitas di sekitar lahan antara lain : 1. Permukiman

berdasarkan rencana peruntukan lahan, permukiman yang terdapat di lingkungan site terdiri atas Virginia Regency, Westwood, Villa royal, San pablo, San Bruo, dll.

2. Karya Perkantoran

Rencana kedepan pada pada wilayah Pakuwon City terdapat beberapa daerah perkantoran (CBD) yang saat ini belum terbangun, dan letaknya di bagian barat dari tapak.

3. Karya Perdagangan

bangunan komersial yang masih belum terbangun (namun dapat dilihat dari peruntukan lahan sekitar, bangunan-bangunan komersial nantinya dipusatkan di bagian lingkar jalan arteri sekunder dan lokal primer) yang terletak pada bagian selatan lahan.

4. Bangunan / Fasilitas Umum

(11)

5. Penyempurna Hijau Taman

cukup banyak jumlahnya di lingkungan site 2.4.1.3. Iklim dan Curah Hujan

Data - data dari rencana kota : • Kelembaban :

Kelembaban udara minimum : 66% (September) Kelembaban udara maksimum : 85% (Januari) • Temperatur :

Temperatur minimum : 27.2 C Temperatur maksimum : 28.8 C • Curah Hujan :

Curah Hujan Minimum : 0 mm (Agustus - September) Curah Hujan Minimum : 607 mm (Januari)

Gambar 2.15 : Arah Angin Siang Gambar 2.16 : Arah Angin Malam

2.4.2 Pencapaian Tapak dan Sirkulasi

Fasilitas ini bisa ditempuh dari pusat kota Surabaya dalam waktu kurang lebih 20 menit, sedang dari Surabaya Barat kurang lebih 45 menit. Akan tetapi dengan adanya pembangunan jalan tol lingkar timur, diharapkan pencapaian melalui jalan tol ini dapat ditempuh dengan ½ waktu jalan normal.

Tapak dibatasi oleh jalan raya yang merupakan jalan primer dalam kawasan Pakuwon City. Keistimewaan lainnya adalah berada dekat dengan sungai yang dapat dijadikan penanda bagi fasilitas ini.

(12)

Gambar 2.17 : Sirkulasi pada Tapak

Jalur A : Melalui San Diego Main Street yang kemudian masuk ke jalan site (jalan sekunder ;+10 - 12 m).

Jalur B : Melalui Lagoon Food Area, kemudian masuk ke Jalan Utama (+ 20 m). yang berada di antara site dan CBD.

Jalur C : Melalui jalan di dekat sungai, merupakan jalan sekunder (+10 - 12 m). Kemacetan diperkirakan nantinya rawan terjadi pada daerah persimpangan jalan B dengan C, sehingga perlu dipersiapkan rambu lalu lintas pada daerah itu.

2.5. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak Dan Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar

2.5.1. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak.

• Tapak berada pada daerah perempatan sehingga jalan masuk dan jalan keluar tidak diletakkan terlalu dekat dengan perempatan agar tidak terjadi kemacetan.

(13)

2.5.2. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar.

• Keberadaan proyek direncanakan menjadi pusat aktifitas yang akan melengkapi dan meramaikan kawasan.

Gambar 2.18 : Pengembangan Pakuwon City

Gambar 2.19 : East Coast SITE CBD LE BALLROOM EASTCOAST EDUCATION PARK

(14)

2.5.3. Kesimpulan Analisa Tapak :

Dari analisa – analisa diatas didapat kesimpulan berupa zoning awal yang berisi tata letak area / ruang telah dikelompokkan berdasarkan jenis dan karakternya, yang mana telah disesuaikan dengan kondisi tapak dan lingkuyngan sekitar. Kemudian zoning awal ini dijadikan patokan dalam menyusun layout plan.

Gambar 2.20 : Zoning Awal

Gambar diatas merupakan zoning awal dimana zona 1 merupakan zona kebudayaan, sedangkla zona 2 dan 3 merupakan zona pendidikan dan pagelaran. Sedangkan Zona 4 digunakan sebagai fasilitas pendukung dan dipakai sebagai enterance utama dari fasilitas ini. Pada zona 5 merupakan zona sirkulasi dan open space. Untuk area servis dan parkir diletakkan di basement.

(15)

2.6 Penataan Bangunan dalam Tapak

2.6.1Penataan Massa Bangunan

Bentuk layout dengan sistem radial berpusat, dengan tujuan agar memudahkan pengunjung agar tidak kehilangan orientasi. Dimana pada pusat lingkaran dipakai sebagai tempat sirkulasi dan open space untuk tempat berkumpulnya orang banyak.

Pusat Æ Open Space

(16)

Terkait pendekatan perancangan, secara keseluruhan bentuk layout peletakan massa merupakan hasil metafor sebuah Arsitektur Tionghoa-hakka

(17)

2.6.2 Sirkulasi

Sirkulasi pada perencanaan terbagi atas 3, utama yang berada pada 1 axis / sumbu dengan area kebudayaan, yang lain sebagai sirkulasi pendukung yang berada pada sisi kanan dan kirinya.

Gambar

Gambar 2.1 : Peta jalur tol lingkar timur pada Pakuwon City  (Sumber : Pakuwon City Map)
Gambar 2.2 : Tansportasi yang biasa digunakan ke area Pakuwon City  (Sumber : Dokumentasi hasil Survei)
Gambar 2.3 : Denah Pencapaian ke Pakuwon City  SITE
Gambar 2.4 : Rencana Pengembangan Pakuwon City
+7

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip dasar dari reaksi Jaffe adalah reaksi antara kreatinin dengan pikrat dalam suasana alkali tanpa deproteinasi, membentuk kompleks kreatinin pikrat berwarna jingga

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian dan variabel bebas, dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas yaitu

Tingkat kemahalan harga saham berdasarkan PER perusahaan yang melakukan stock split tidak berbeda dengan tingkat kemahalan harga saham berdasarkan PER perusahaan

Berdasarkan Permendagri 86 Tahun 2017 tentang tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan

Penelitian ini memanfaatkan dari salah satu sifat termoplastik yaitu dapat didaur ulang, dengan cara menjadikan sampah plastik sebagai bahan campuran alternatif dalam

Hasil analisa logam Fe dan Cu yang terdapat di dalam air sungai Siak sebelum dan setelah disaring dengan membran hibrid PMMA/TEOT pada setiap variasi tekanan dapat

penjajahan bangsa Eropa, serta strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20