• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4

Simpulan dan Saran

4.1 Simpulan

Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat pada tokoh utama Pasien 23 dalam cerpen Kappa karya Akutagawa Ryunosuke. Akutagawa Ryunosuke adalah salah seorang penulis Jepang era Taisho ( 1912-1926 ) yang berhasil meraih pembaca dari luar Jepang sangat banyak. Karya-karyanya, sebagaimana karya-karya Natsumesoseki dan Mori Ogai, banyak mengilhami para sastrawan Jepang modern.

Cerpen Kappa hasil karya Akutagawa Ryunosuke selesai ditulis pada tanggal 11 Februari 1927. karya terkenalnya ini dibuat lima bulan sebelum ia bunuh diri pada tanggal 24 Juli 1927. Kappa dapat dikatakan sebagai sebuah karya yang menggambarkan karikatur kehidupan masyarakat modern Jepang pada zaman Taisho. Salah satu tema yang diangkat dalam novel Kappa ini adalah merosotnya nilai moral manusia yang disebabkan oleh hasil kemajuan pola pikir manusia sendiri yang merupakan akibat dari masuknya modernisasi dan kebudayaan Barat secara besar-besaran ke Jepang (Kappa, 2005: 210-212).

Tokoh utama dalam cerpen Kappa adalah Pasien 23. Pasien 23 bukanlah nama orang, melainkan seseorang yang masuk ke dunia Kappa. Pasien 23 yang masuk ke dunia Kappa merasa aneh dengan kebiasaan Kappa. Banyak kebiasaan yang berlawanan dengan kehidupan manusia. Sehingga banyak sekali konflik yang terjadi di dalamnya. Karya sastra yang saya teliti merupakan karya fiksi yangceritanya mengangkat masalah

(2)

kehidupan manusia yang digambarkan dalam kehidupan Kappa. Tokoh Pasien 23 mengalami perubahan-perubahan sikap psikologis maupun pandangan hidup yang disebabkan pengaruh-pengaruh dari perbedaan budaya dalam negeri kappa.

Dalam menganalisis, penulis membagi cerita ini menjadi tujuh tahapan, yaitu Pasien 23 bertemu dengan Kappa; masuknya Pasien 23 ke dunia Kappa, dan untuk pertama kalinya mengenal sesosok kappa bernama Bag; hutang budi Pasien 23 terhadap kedua Kappa dan jijiknya Pasien 23 melihat kappa tersenyum; perasaan kaget dan muak Pasien 23 karena menerima tawaran memakan daging buruh Kappa; kagetnya Pasien 23 akan kebakaran yang menimpa kontrakan rumah Gael; kekhawatiran Pasien 23 terhadap Lap dan Tock, kembalinya Pasien 23 ke dunia manusia dan merasakan hal aneh dalam dunia manusia. Penulis akan menganalisis psikologis yang dimiliki Pasien 23 berdasarkan teori-teori psikoanalisis dari Sigmund Freud, yaitu Struktur Kepribadian yang terdiri dari Id, Ego, dan Superego, Dinamika Kepribadian yang terdiri dari kecemasan atau ketakutan, dan Perkembangan Kepribadian Yang terdiri dari Identifikasi dan Mekanisme Pertahanan. Kecemasan atau ketakutan dibagi menjadi Kecemasan Realistis, Kecemasan Neurotis, Kecemasan Moral, sedangkan dalam Mekanisme Pertahanan Ego terdiri dari Represi, Fiksasi, Regresi, Pembentukan Reaksi, dan Proyeksi.

Penulis membagi cerita ini menjadi tujuh tahapan selain untuk memudahkan dalam menganalisis juga dikarenakan setiap tahap tersebut dibagi berdasarkan perubahan sikap psikologis atau pandangan hidup dari tokoh utama ( Pasien 23 ). Setelah penulis menganalisis psikologis yang dimiliki Pasien 23 dari tahapan tersebut berdasarkan teori-teori psikoanalisis dari Sigmund Freud, dapat disimpulkan bahwa, dengan spontan Pasien 23 menoleh ke arah belakang, reaksi ini muncul karena adanya dorongan dari Id, yang mereduksi “ kekagetan “ dalam diri tokoh cerita. Dalam hal ini Id pada Pasien 23

(3)

bekerja sedemikian rupa untuk segera menghentikan tegangan, yang timbul karena kemunculan Kappa secara tiba-tiba. Nilai normal pada diri tokoh utama tidak terkendali. Pada dasarnya tokoh utama mengikuti prinsip kenyataan, dan beroperasi menurut proses sekunder ( berfikir realistik ). Dengan berfikir realistik, sehingga Pasien 23 berusaha menyusun rencana untuk memuaskan kebutuhan dan mengujinya dengan tindakan. Nilai Ego yang besar pada Pasien 23 menjadikan suatu bumerang buat dirinya, dimana ketidakpuasaan demi mendapatkan seekor kappa sangat kuat. Pasien 23 berusaha menangkap seekor kappa demi untuk memuaskan dirinya. Dalam hal ini, dengan mengandalkan Ego dan hawa nafsu yang begitu tinggi, membuat Pasien 23 hilang konsentrasi yang menyebabkan ia terjatuh tanpa mengetahui akan adanya lubang.

Setelah masuk ke dunia kappa pasien 23 mengenal sosok kappa yang bernama Bag. Sosok kappa ini mempunyai sifat yang aneh. Banyak keanehan-keanehan yang ditunjukkan pada Pasien 23, dengan melihat Bag membelalakkan mata, Id pada Pasien 23 memotivasinya untuk melakukan sesuatu, yaitu ia bangkit dari tempat duduknya karena merasa terancam. Tindakkan ini menemukan adanya tindakkan defensif dari si pelaku utama, yang mengakibatkan berkembangnya pembentukkan reaksi. Selain itu Pasien 23 juga terlihat mengalami kecemasan realistis akan kebimbangan dalam mengambil keputusan untuk lari atau tetap diam di tempat.

Lalu pada tahapan hutang budi Pasien 23 terhadap kedua Kappa dan jijiknya Pasien 23 melihat Kappa tersenyum, diawali oleh konflik batin yang terjadi pada Pasien 23. penulis menganalisis bahwa Pasien 23 mengalami konflik batin antara perasaan jijik dan keramahan yang selalu Tock berikan kepadanya. Hal ini disebabkan Id pada Pasien 23 sebagai pemuas dalam perasaan, kemudian Ego tokoh utama bekerja berdasarkan realitas yang ada. Dalam hal ini dengan perasaan jijik, tidak menjadikan suatu tindakan

(4)

perasaan yang membuat tokoh utama terfokus pada suatu masalah. Dengan keramahan Tock membuat terjadinya pembentukan reaksi.

Dengan cukup lamanya berada di negeri Kappa, membuat Pasien 23 mengenal sosok Kappa kapitalis yang bernama Gael. Sekali waktu ia mengobrol dengan Gael, pada saat ia berbincang, terdengar kabar buruk yang menimpa kontrakan Gael. Dengan mendengar kabar atas kebakarannya kontrakan Gael, meyakinkan Pasien 23 untuk hengkang dari tempat duduknya, yang menimbulkan terdorongnya Id hingga titik puncak kecemasan yang terdapat pada Pasien 23 ikut terpacu, sehingga dengan spontan memberikan simbol akan terjadinya reaksi untuk mengambil suatu tindakan. Dimana perasaan cemas Pasien 23 itu yang membantu sebagai penggerak akan kepedulian Pasien 23 terhadap Gael yang dianggap sebagai kappa kapitalis.

Selain itu kekhawatiran Pasien 23 terhadap Lap dan Tock juga terlihat, dengan tiba-tiba Tock berteriak dan mencengkeram tangannya, dan keringat membasahi tubuhnya. Sehingga Pasien 23 mengkhawatirkan keadaan Tock, dan menganjurkan Tock untuk segera pergi ke dokter. Dorongan Superego yang Pasien 23 miliki mulai menundukkan hasrat dari Ego nya, karena Superego memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri. Kesadaran moral pada diri Pasien 23 telah mendorongnya untuk membuang jauh-jauh perasaan aneh terhadap Kappa, dimana pada awalnya sempat terlintas di dalam benaknya.

Hal demikian juga terjadi pada Lap, Kecemasan Pasien 23 memberikan perhatiannya terhadap Lap, ia merasa Lap banyak membantu selama ia berada di dunia kappa. Dengan melihat perubahan tingkah laku Lap, menimbulkan Id pada Pasien 23 bekerja sesuai kebutuhan yang diinginkan. Id pada Pasien 23 sebagai penggerak rasa

(5)

khawatir akan Lap. Sehingga menimbulkan kecemasan realistis pada Pasien 23. Dimana kita ketahui kecemasan realistis adalah kecemasan atau ketakutan yang realistis. Dengan melihat perubahan Lap, sehingga Pasien 23 takut akan terjadi gangguan kejiawaan terhadap Lap. Hal ini dapat kita lihat pada saat ia menarik bangun dan menanyakan apa yang terjadi pada Lap. Hal ini menunjukkan kesadaran moral rupanya masih lebih kuat tertanam dalam diri Pasien 23.

Setelah beberapa lama di dunia Kappa, pada akhirnya Pasien 23 kembali ke dunia manusia. Ketika Pasien 23 pergi dari dunia Kappa, dorongan Ego Pasien 23 mulai menundukan hasrat Id nya, dimana Ego bekerja pada prinsip realitas, yaitu agar dapat bebas Pasien 23 memutuskan untuk kembali ke dunia manusia. Setelah masuk kedunia manusia Pasien 23 mengalami keanehan yang terdapat pada organ tubuh manusia. Rasa terganggu dan takut terhadap manusia menunjukan Ego Pasien 23 mendorongnya untuk melakukan mekanisme pertahanan, Pasien 23 mengalami represi yang merupakan salah satu bentuk pokok mekanisme pertahanan. Dimana Pasien 23 yang merasa terganggu dan takut ketika melihat sosok manusia tanpa sadar menyingkirkan perasaan tersebut dari kesadaran, yang kemudian taraf tak sadarnya membuat ia tanpa sadar kalau Pasien 23 adalah manusia juga.

Reaksi yang ditunjukan Pasien 23 muncul dari Kecemasan Realistis Pasien 23 yang begitu kuat sehingga memaksa Ego Pasien 23 melakukan mekanisme pertahanan untuk menghilangkan atau mereduksi tegangan tersebut.

(6)

Berdasarkan Teori Psikoanalisis yang dihubungkan dengan Cerpen Kappa, berupa analisis psikologis tokoh utama Pasien 23 di dalam cerpen yang akan penulis teliti, maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap perubahan psikologis yang terjadi, Tokoh Utama Pasien 23 lebih memperlihatkan Ego-nya dibanding Id dan Superego-nya. Pasien 23 yang pada akhirnya memutuskan kembali ke dunia manusia merupakan gambaran akhir dari Ego Pasien 23, dimana Superego Pasien 23 yang tadinya masih berperan untuk menghalangi niatnya untuk tidak kembali, kemudian menjadi tidak berperan lagi karena ditaklukan oleh dorongan Ego Pasien 23, akan tetapi Ego Pasien 23 lah yang paling berperan besar dalam mengambil keputusan untuk kembali ke dunia manusia.

4.2. Saran

Saran yang dapat saya berikan adalah apabila para pembaca ingin meneliti tentang novel Kappa jangan terpaku hanya pada Psikologis Tokoh Utama saja, karena masih banyak yang dapat diteliti dalam segala hal yang menyangkut kehidupan dunia Kappa, contoh lain perbedaan kehidupan dunia Kappa dengan dunia manusia yang mempunyai banyak keterbalikan di dalamnya.

Referensi

Dokumen terkait

• Kegiatan paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang ada, melakukan analisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan

Alfa Retailindo Tbk sebagai salah satu peritel terbesar di lndonesia melakukan beberapa perencanaan strategi usaha untuk dapat menyikapi perkembangan yang ada dalam

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan sesuai dengan ketentuan Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

Bentukan yang digunakan pada Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong ini merupakan dari konsep yang tersebut dalam aspek sosial masyarakat yang telah

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan media audio visual terhadap hasil

Sementara hasil penelitian dengan menggunakan bahan pengawet ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum) pada kayu durian dengan menggunakan pelarut etanol pada

Untuk mendorong pertumbuhan industri peternakan unggas, khususnya ternak lokal, diperlukan strategi pengembangan yang mengarah pada pembentukan sistem produksi yang efisien

Penelitian ini menjadi penting sebagai upaya sumbangsih pengetahuan kepada pihak sekolah maupun orang tua yang memiliki anak sindroma Down mengenai subjektifitas anak-anak