• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

- 1 -

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 21 TAHUN 2013

TENTANG

PENGATURAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM "TIRTA ARUT" KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Menimbang : a. bahwa dengan tingginya biaya operasional Pengolahan Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kotawaringin Barat dan pendapatan yang ada tidak dapat menutupi biaya operasional sehingga PDAM tiap tahunnya mengalami kerugian, maka perlu ditinjau kembali Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengaturan dan Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) "Tirta Arut" Kabupaten Kotawaringin Barat;

b. bahwa penyesuaian dan penetapan kembali tarif air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Arut telah mendapat persetujuan Dewan Pengawas sesuai Berita Acara Persetujuan Penyesuaian Tarif Air Minum PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat tanggal 4 Pebruari 2013 dan surat Nomor : 500/051/EK tanggal 11 Pebruari 2013 perihal Persetujuan Penyesuaian Tarif Air Minum PDAM;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pengaturan dan Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat.

Mengingat : 1. Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 1959, Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1962 Nomor 10 Tambahan Lebaran Negara RI Nomor 2387);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 32 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437), sebagaimana diubah terakhir dengan

(2)

undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5234);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4490);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM;

10.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan daerah Air Minum;

11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara RI Tahun 2011 Nomor 694);

12.Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat Nomor 05 Tahun 1992 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawaringin Barat Nomor 05 Tahun 1992 tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air Minum;

13.Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2008 Nomor 14).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENGATURAN DAN PENETAPAN TARIF AIR MINUM PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM "TIRTA ARUT" KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah

(3)

3. Bupati adalah Bupati Kotawaringin Barat

4. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dibidang pelayanan air minum di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat

5. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, dana pensiun, koperasi, persekutuan, perkumpulan yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.

6. Tarif Air Minum PDAM yang selanjutnya disebut tarif adalah kebijakan harga jual air minum dalam setiap meter kubik (m3) atau satuan volume lainnya sesuai kebijakan yang ditentukan Kepala Daerah dan PDAM yang bersangkutan.

7. Pelanggan adalah perorangan atau badan yang memanfaatkan air minum dari PDAM dan terdaftar sebagai pelanggan

8. Kelompok Pelanggan adalah klasifikasi pelanggan yang disesuaikan dengan struktur ekonomi penduduk

9. Biaya Penyambungan adalah biaya yang harus dibayar oleh setiap pelanggan atas penyambungan pipa dinas atau pipa persil.

10.Biaya Pendaftaran adalah biaya yang harus dibayar oleh setiap orang pribadi atau badan untuk menjadi pelanggan air minum

11.Biaya Perencanaan adalah biaya survey/ pengukuran di lapangan yang harus dibayar oleh setiap orang atau badan untuk menjadi pelanggan PDAM

12.Pipa Dinas adalah pipa yang menghubungkan pipa distribusi dengan pipa persil sampai dengan meter air

13.Pipa Persil adalah pipa setelah meter air

BAB II

KELOMPOK PELANGGAN DAN BLOK KONSUMSI

Bagian Kesatu Kelompok Pelanggan

Pasal 2

(1)Kelompok pelanggan ditetapkan menjadi 5 (lima) a. Kelompok I;

b. Kelompok II; c. Kelompok III; d. Kelompok IV; dan e. Kelompok Khusus

(2)Yang termasuk dalam Kelompok I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari :

a. Hidran Umum /Kran Umum (HKU) terdiri dari:

Bak penampungan air dan sejenisnya yang digunakan untuk keperluan masyarakat umum

(4)

b. Kamar Mandi/WC Umum (KMU) terdiri dari :

Kamar mandi/WC dan sejenisnya yang digunakan untuk keperluan masyarakat umum

c. Terminal Air (TA) terdiri dari :

tempat penampungan air dan sejenisnya yang digunakan untuk keperluan masyarakat umum

d. Tempat Ibadah (TI) terdiri dari :

rumah ibadah seperti Masjid, Langgar, Mushola, Surau, Gereja, Balai Basarah, Klenteng, Pura dan sejenisnya untuk keperluan ibadah

(3)Yang termasuk dalam Kelompok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari

a. Panti Asuhan (PA) terdiri dari

Panti Asuhan Anak Yatim Piatu, Panti Jompo dan sejenisnya b. Yayasan Sosial (YS) terdiri dari :

Yayasan sosial keagamaan, Yayasan sosial anak yatim piatu, Yayasan sosial kemasyarakatan dan Yayasan sosial lainnya

c. Sekolah Negeri/Swasta (S) terdiri dari : SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi dan sejenisnya

d. Instansi Pemerintah dan TNI/Polri terdiri dari :

Kantor/ sarana prasarana pemerintah dan TNI/Polri yang berada di wilayah Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan.

e. Rumah Sakit Pemerintah (RS. 1) terdiri dari :

RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Rawat Inap dan sejenisnya.

(4)Yang termasuk dalam Kelompok III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri dari :

a. Pelanggan Rumah Tangga dibedakan menjadi 3 klasifikasi dengan kriteria sebagai berikut

1. Rumah Tangga 1 (RT. 1) 2. Rumah Tangga 2 (RT. 2) 3. Rumah Tangga 3 (RT. 3)

Parameter penilaian klasifikasi Pelanggan Rumah Tangga (RT) sebagai berikut : Kriteria 1 3 5 Luas Tanah ≤ 100 m2 101-200 m2 > 200 m2 Luas Bangunan ≤ 50 m2 > 50 - 150 m2 > 150 m2 Klasifikasi Bangunan Sangat sederhana (papan kayu lokal)

Semi permanen

(sebagian beton, sebagian kayu lokal)

Mewah (beton dan ulin, tingkat, mewah) permanen Klasifikasi Lingkungan Dalam gang, kumuh, pedesaan Pemukiman, tertata baik, BTN Kawasan niaga, perkotaan, industri, kawasan perumahan, mewah Jalan Jalan tanah (gang,

setapak)

Jalan aspal (gang,

setapak), Jln

Kabupaten

Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jalan Aspal/beton

(5)

Rumah Tangga 1 (RT. 1) = 6 - 13 Rumah Tangga 2 (RT.2) = 14 - 21 Rumah Tangga 3 (RT.3) = > 22

b. Industri Rumah Tangga (IRT) terdiri dari :

Rumah selain tempat tinggal digunakan untuk usaha kerajinan tangan dan sejenisnya

c. Niaga Kecil (NK.1) terdiri dari :

Kios, warung/toko, pedagang eceran, bengkel kecil, salon/pangkas rambut, penjahit, laundry, restoran/rumah makan, losmen/penginapan, usaha konfeksi dan tempat usaha lainnya yang tergolong kecil.

d. Niaga Kecil (NK.2) terdiri dari :

APMS, Ruko, hotel lantai 1 s/d 3, meubel, rumah makan, mini market, kantor notaris/pengacara, cafe, toko (bahan bangunan, mesin, spare part, sembilan bahan pokok, elektronik, pakaian) biro jasa, kolam renang swasta/BUMD dan tempat usaha lainnya yang tergolong menengah keatas.

e. Rumah Sakit Swasta (RS. 2) terdiri dari :

Rumah Sakit Swasta, praktek dokter, rumah bersalin swasta dan lainnya yang sejenis.

f. Instalasi Pemerintah dan TNI / Polri terdiri dari :

Kantor/sarana prasarana pemerintah dan TNI/Polri yang berada di wilayah Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Kelurahan.

(5)Yang termasuk dalam Kelompok IV sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari :

a. Industri dan Niaga Besar (NB) terdiri dari

Pabrik kimia/obat, pabrik kosmetik, pabrik makanan/minuman, pabrik perkayuan, pabrik es, pabrik tekstil, pabrik/industri besar lainnya, peternakan besar, perusahaan ekspor import, pasar swalayan, mall, department store, agen makelar/perkulakan, grosir, bank, hotel berbintang, hotel lantai 3 keatas, restoran besar, perusahaan perdagangan, gedung bertingkat, pompa bensin (SPBU), ekspeditur, dealer, bengkel besar, perusahaan telekomunikasi (Telkom), Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan perkebunan, perusahaan pertambangan dan lainnya yang tergolong besar.

b. Instansi Pemerintah dan TNI / Polri (PRT.3) terdiri dari : Sarana dan prasarana pemerintah dan TNI/Polri tingkat pusat dan propinsi. c. Kedutaan dan Konsulat Asing terdiri dari : sarana dan prasarana

kedutaan dan konsulat asing. (6)Kelompok Khusus terdiri dari :

Pelabuhan laut, sungai, udara, pelayaran melalui mobil tangki dan lainnya yang tidak termasuk dalam kelompok tersebut di atas.

(6)

Bagian Kedua Blok Konsumsi

Pasal 3

Blok konsumsi dibedakan menjadi 3 (Tiga) kelas yaitu : a. Konsumsi sampai dengan 10 m3 per bulan

b. Konsumsi 10 - 20 m3 per bulan c. Konsumsi di atas 20 m3 per bulan

BAB III

TARIF AIR MINUM DAN BEBAN TETAP

Bagian Kesatu Tarif Air Minum

Pasal 4

Kelompok Pelanggan

Proporsi Tarif Terhadap Tingkat Biaya 0-10 m3 (Rp) 10-20 m3 (Rp) Diatas 20 m3 (Rp) Kelompok I

1. Hidran Umum/Kran Umum (HU/KU) 2. Kamar Mandi/WC umum (KMU) 3. Tempat Air (TA)

4. Tempat Ibadah (TI)

1.600 1.600 1.600 1.600 2.000 2.000 2.000 2.000 2.600 2.600 2.600 2.600 Kelompok II

1. Panti Asuhan (PA) 2. Yayasan Sosial (YS) 3. Sekolah Negeri/Swasta (S) 4. Rumah Sakit Pemerintah (RS.1)

2.000 2.000 2.000 2.000 2.400 2.400 2.400 2.400 2.600 2.600 2.600 2.600 Kelompok III 1. Rumah Tangga 1 (RT.1) 2. Rumah Tangga 2 (RT.2) 3. Rumah Tangga 3 (RT.3) 4. Industri Rumah Tangga (IRT) 5. Niaga Kecil 1 (NK.1)

6. Niaga Kecil 2 (NK.2) 7. Rumah Sakit Swasta (RS.2) 8. Instalasi Pemerintah dan TNI/Polri

3.000 3.200 3.400 4.600 4.600 5.100 5.100 5.100 3.200 3.400 3.600 5.000 5.000 5.600 5.600 5.600 3.600 3.800 4.000 5.200 5.200 6.200 6.200 6.200 Kelompok IV

1. Industri dan Niaga Besar (NB)

2. Instalasi Pemerintah dan TNI/Polri tingkat Pusat dan Propinsi

3. Kedutaan dan konsulat Asing

7.100 7.100 7.100 7.600 7.600 7.600 8.000 8.000 8.000 Kelompok Khusus

1. Pelabuhan (Laut, Sungai dan Udara) 2. Pelayanan melalui mobil tanki

25.000/ m3 15.000/m3

(7)

Bagian Kedua Beban Tetap

Pasal 5

(1)Bagi pelanggan air minum yang aktif dikenakan beban tetap/abodemen. (2)Beban tetap/abodemen sebagaimana ayat (1) ditetapkan sebagai

berikut:

a. Untuk kelompok I, II dan III dikenakan sebesar Rp. 8.000,- (delapan ribu rupiah)

b. Untuk kelompok IV dikenakan sebesar Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah).

BAB IV

BIAYA PENDAFTARAN, PERENCANAAN DAN BIAYA PENYAMBUNGAN

Bagian Kesatu Biaya Pendaftaran

Pasal 6

(1)Setiap orang atau badan yang akan menjadi pelanggan air minum terlebih dahulu mendaftarkan diri di Kantor Perusahaan Daerah Air Minum dan dikenakan biaya pendaftaran

(2)Besarnya biaya pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (1) sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah)

Bagian Kedua Biaya Perencanaan

Pasal 7

(1)Setiap orang atau badan yang telah mendaftarkan diri untuk menjadi pelanggan air minum dikenakan biaya perencanaan.

(2)Besarnya biaya perencanaan sebagaimana dimaksud ayat (1) sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah).

Bagian Ketiga Biaya Penyambungan Baru

Pasal 8

(1)Setiap pelanggan baru dikenakan biaya administrasi penyambungan. (2)Besarnya biaya administrasi penyambungan sebagaimana dimaksud

ayat (1) sebesar Rp. 130.000,- (seratus tiga puluh ribu rupiah)

(3)Untuk sambungan baru yang pemasangannya dilaksanakan oleh dinas terkait dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 130.000,- (seratus tiga puluh ribu rupiah).

(4)Pelanggan baru setelah melunasi kewajiban pembayaran biaya administrasi penyambungan, maka dapat dilakukan penyambungan dan

(8)

pemasangan oleh pihak PDAM dengan bahan pipa standar yang ditanggung oleh pihak PDAM sepanjang 4 meter dari pipa induk selebihnya menjadi beban pelanggan.

Pasal 9

(1)Upah pemasangan ditetapkan sebagai berikut :

a. Tanpa melintasi jalan beraspal / tidak menggunakan cor sebesar Rp. 225.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah).

b. Melintasi jalan beraspal/menggunakan cor sebesar Rp. 300.000,- (Tiga Ratus Ribu Rupiah).

(2)Karena dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka upah pemasangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak merupakan pendapatan PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat

BAB V

BALIK NAMA, PINDAH METER DAN PINDAH SAMBUNGAN RUMAH

Bagian Kesatu Balik Nama

Pasal 10

(1)Setiap pelanggan yang mengajukan permohonan untuk ganti nama dikenakan biaya balik nama.

(2)Besarnya biaya balik nama sebagaimana dimaksud ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah).

Bagian Kedua Pindah Meter

Pasal 11

(1)Setiap pelanggan yang mengajukan permohonan untuk pindah meter dikenakan biaya pemindahan meter.

(2)Besarnya biaya pemindahan meter sebagaimana dimaksud ayat (1) sebesar Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) diluar harga bahan yang diperlukan.

Bagian Ketiga

Pemindahan Sambungan Rumah

Pasal 12

(1)Setiap pelanggan yang mengajukan permohonan untuk pemindahan sambungan rumah dikenakan biaya pemindahan.

(2)Besarnya biaya pemindahan sambungan rumah sebagaimana dimaksud ayat (1) sebesar Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) di luar harga bahan yang diperlukan.

(9)

BAB VI

KETENTUAN PEMELIHARAAN, PEMAKAIAN AIR DAN PEMBAYARAN REKENING AIR MINUM

Bagian Kesatu Pemeliharaan

Pasal 13

(1)Pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan perubahan saluran pipa dinas dilaksanakan oleh petugas PDAM, sedangkan biaya menjadi tanggung jawab PDAM.

(2)Pemasangan saluran pipa dinas dapat dilaksanakan oleh petugas PDAM atau oleh instalatir setelah mendapat rekomendasi dari PDAM. (3)Pemasangan pipa persil dilaksanakan oleh petugas PDAM atau

instalatir atau pelanggan sendiri.

(4)Pemeliharaan dan perbaikan pipa persil menjadi tanggung jawab pelanggan.

(5)Meter air atau alat ukur yang mengalami kerusakan karena faktor pencurian (hilang) dapat diganti dan diperbaiki oleh petugas PDAM, sedangkan biaya perbaikan dan penggantian meter air tersebut ditanggung oleh pelanggan sebesar 40 % (empat puluh perseratus). (6)Meter air atau alat ukur yang mengalami kerusakan karena faktor usia

dan faktor alam, dapat diperbaiki oleh petugas PDAM, sedangkan biaya perbaikan ditanggung oleh PDAM.

Bagian Kedua Pemakaian Air

Pasal 14

(1)Pemakaian air dalam (satu) bulan didasarkan pada penunjukan angka meter air atau berdasarkan alat ukur Yang disesuaikan dengan ketentuan tarif PDAM.

(2)Dalam hal meter air tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak dapat dibaca, maka perhitungan airnya dihitung berdasarkan pemakaian rata-rata dalam tiga bulan terakhir.

Bagian Ketiga Pembayaran Rekening Air

Pasal 15

(1)Tagihan yang tercantum dalam rekening air harus dilunasi sesuai ketentuan tarif PDAM dan batas waktu yang telah ditetapkan.

(2)Pembayaran rekening air mulai tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 setiap bulan di loket PDAM atau tempat lain yang ditunjuk/bekerjasama dengan PDAM.

(3)Waktu pembayaran rekening air sebagaimana tersebut pada ayat (2) di atas, dilakukan setiap hari kerja dan diatur sebagai berikut :

(10)

b. Hari Jum'at Pukul 07.30 - 10.00 WIB

c. Hari Sabtu Pukul 07.00 - 12.00 WIB

(4)Apabila tanggal 20 bertepatan dengan hari minggu/hari libur, maka penagihan akan diundur pada tanggal 21 atau hari kerja pertama setelah libur pada bulan yang bersangkutan.

BAB VII

KETENTUAN DENDA DAN SANKSI

Bagian Kesatu Denda

Pasal 16

Denda dikenakan kepada setiap pelanggan dalam hal - hal sebagai berikut: a. Keterlambatan membayar rekening air minum dari tanggal Yang

ditetapkan sebagaimana tersebut pada Pasal 15 ayat (2) di atas dikenakan denda

b. Besarnya denda sebagaimana dimaksud huruf a adalah sebesar 12,5% dari nilai rekening air per bulan.

c. Penyambungan kembali sambungan air minum dikarenakan tindakan penutupan sementara, dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

d. Penyambungan kembali untuk sambungan yang ditutup karena faktor gangguan pelanggan, maka kepada pelanggan tersebut tidak dikenakan biaya pembukaan kembali dan rekening denda.

e. Pengambilan air minum sebelum meter, merubah posisi meter atau membuat meter tidak berfungsi dengan baik, dikenakan denda sebesar tarif pemakaian 200 M3 (dua ratus meter kubik).

f. Apabila meter air ditemukan rusak atau pecah dan lain-lain yang bukan disebabkan oleh faktor pabrik/usia dengan sepengetahuan pelanggan atau tidak, maka menjadi tanggung jawab pelanggan dengan mengganti biaya meter sebesar harga meter air yang berlaku pada saat itu.

g. Meter air yang dipindahkan tanpa seizin dari PDAM dikenakan denda sebesar tarif pemakaian 200 m3 (dua ratus meter kubik).

Bagian Kedua

Pemutusan/Penutupan Sementara Instalasi Air Minum

Pasal 17

Pemutusan/penutupan sementara aliran air minum dapat dikenakan apabila: a. Pelanggan mengajukan permohonan untuk ditutup atas permintaan

sendiri.

b. Rekening air tidak dibayar selama 2 (dua) bulan berturut -turut. c. Pengrusakan segel meter air.

d. Pelanggan menggunakan pompa hisap atau alat sejenis secara langsung dari pipa dinas maupun pipa persil yang mengakibatkan rusaknya alat ukur atau meter air.

(11)

e. Pelanggan merubah jaringan pipa dinas sedemikian rupa tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada PDAM sehingga jaringan tersebut tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.

f. Pelanggan yang tidak memenuhi sanksi yang dikenakan oleh PDAM pada Pasal 16 huruf b sampai dengan huruf f tersebut di atas.

Bagian Ketiga

Pencabutan Instalasi Air Minum

Pasal 18

Pencabutan instalasi air minum pada pelanggan dilakukan apabila : a. Pelanggan yang bersangkutan berhenti menjadi pelanggan air minum. b. Selama 1 (satu) bulan sejak pelanggan dikenakan sanksi pemutusan

sementara tidak memenuhi ketentuan-ketentuan dari PDAM.

c. Jangka waktu pencabutan menjadi langganan dapat diperpendek tergantung dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelanggan.

d. Setelah instalasi air minum dicabut kemudian berminat menjadi pelanggan kembali, maka dikenakan ketentuan penyambungan baru serta diwajibkan mengajukan permohonan kepada PDAM dengan tetap melunasi semua tunggakan rekening / sanksi yang menjadi tanggung jawab pelanggan.

e. Jangka waktu yang dikenakan penyambungan kembali sebagaimana tersebut pada Pasal 16 huruf c adalah maksimal 1 (satu) bulan setelah dilakukan pencabutan.

f. Penyambungan kembali instalasi air minum dilakukan dengan terlebih dahulu memenuhi persyaratan yang disebut dalam Pasal 16 huruf c tersebut diatas.

BAB VIII

PEMERIKSAAN/PENELITIAN METER AIR

Pasal 19

(1)Para pelanggan air minum dapat mengajukan permintaan kepada PDAM untuk melaksanakan pemeriksaan/penelitian atas bekerjanya meter air yang dipasang di pelanggan, apabila meragukan kebenarannya angka meter air tersebut.

(2)Pemeriksaan dan penelitian meter air hanya dapat dilaksanakan oleh petugas PDAM.

BAB IX

HIDRAN KEBAKARAN

Pasal 20

(1)Hidran kebakaran yang dipasang oleh PDAM dipergunakan untuk kepentingan pemadam kebakaran.

(2)Hidran kebakaran disegel oleh PDAM, tetapi sewaktu - waktu dapat diputuskan apabila dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan

(12)

harus melaporkan kepada PDAM selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah segel diputuskan.

BAB X

HIDRAN UMUM/TERMINAL AIR

Pasal 21

(1)Untuk daerah - daerah permukiman yang dinilai berpenduduk cukup padat dan kemampuan ekonomi rendah, maka dapat dipasang hidran umum/terminal air.

(2)Para pemakai hidran umum/terminal air dilarang mengalirkan air langsung kerumahnya.

(3)Pengelolaan hidran umum/terminal air akan diatur dalam pedoman tersendiri.

BAB XI

KETENTUAN LAIN - LAIN

Pasal 22

Semua pungutan dan denda yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati ini merupakan pendapatan PDAM kecuali upah pemasangan sambungan baru.

BAB XII PENUTUP

Pasal 23

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengaturan dan Penetapan Tarif Air Minum Perusahaan Daerah Air Minum PDAM "Tirta Arut" Kabupaten Kotawaringin Barat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

(13)

Pasal 24

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juni 2013.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatan dalam, Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 15 April 2013

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd

UJANG ISKANDAR

Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 15 April 2013

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

ttd MASRADIN

Referensi

Dokumen terkait

Artikel ini hanya membahas tentang bagian-bagian sabar menurut Imam al-Ghazali jadi tentunya beda dengan yang peneliti teliti karena yang peneliti teliti adalah

Teknik analisis data yang dilakukan adalah membaca setiap halaman novel tersebut, menggarisbawahi kata atau kalimat yang menunjukkan tokoh dan watak tokoh,

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suhaeni (2016) yang mengemukakan bahwa cara yang digunakan siwa berjenis kelamin laki-laki berkemampuan tinggi dalam

Adanya perbedaan tingkat pemangsaan terhadap karang dan hubungan positif antara kelimpahan ikan kepe-kepe (Chaetodon octofasciatus) dengan persentase karang hidup serta didukung

 jelek, jenis jenis kelam kelamin in laki-laki laki-laki atau atau perempua perempuan, n, tempat tempat tinggal didesa atau dikota dan lain-lain, maka metode tinggal

Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 139, Tambahan

Daya paling besar diperoleh dari motor bensin 4 langkah dengan penggunaan koil yang memiliki panjang kabel busi 25 % dari panjang kabel busi mula mula yaitu 8,0 Hp pada 7750

Pengendalian hama kumbang tanduk (O.rhinoceros) yang dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida pada bagian pucuk atau pupus kelapa sawit hingga pelepah sawit hingga