• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E R S E T U J U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P E R S E T U J U A N"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

P E R S E T U J U A N A N T A R A

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA 0 A N

PEMERINTAH REPUBLIK SINGAPURA T E N T A N G

KERJASAMA EKONOMI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN PROPINSI RIAU

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

Berhasrat untuk mengembangkan kerjasama ekonomi diantara Para Pihak atas dasar prinsip persamaan dan saling menguntungkan, terutama dalam rangka pengembangan Propinsi Riau, Republik Indonesia (selanjutnya disebut "Riau");

Memperhatikan Pasal 1 dan 2 Perjanjian Dasar di bidang Kerjasama Ekonomi dan Teknik antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura yang ditanda-tangani pada tanggal 29 Agustus 1974;

Menyetujui ketentuan-ketentuan sebagai berikut

Pasal 1 PENGERTIAN UMUM

(1) Pengertian ''Indonesia" meliputi wilayah Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam hukum nasionalnya dan wilayah-wilayah yang berbatasan dimana Republik Indonesia mempunyai kedaulatan dan yurisdiksi sesuai dengan ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut, 1982.

(2) Pengertian "Singapura" meliputi wilayah Republik Singapura sebagaimana diatur dalam hukum nasionalnya dan wilayah-wilayah yang berbatasan dimana Republik Singapura mempunyai kedaulatan atau yurisdiksi sesuai dengan ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut, 1982.

(2)

- 2

-Pasal 2

PERDAGANGAN BARANG DAN JASA

(1) Dengan memperhatikan tata perdagangan masing-masing negara, Para Pihak setuju untuk mengembangkan tata cara yang disederhanakan dan saling menguntungkan mengenai lalu lintas barang, pembayaran dan penyerahannya antara Riau dan Singapura.

(2) Dalam rangka peningkatan perdagangan internasional, Para Pihak akan mengembangkan sistem pemasaran barang dan jasa yang saling menguntungkan, sesuai dengan ketentuan hukum nasional masing-masing, dengan kemungkinan untuk memberi kemudahan kepada usaha bersama serta sejauh mungkin akan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di Riau dan Singapura berupa alih kapal, sarana komunikasi dan pergudangan.

Pasal 3

PARIWISATA DAN PENGEMBANGAN DAERAH WISATA

(1) Para Pihak akan bekerjasama untuk meningkatkan arus wisatawan yang saling menguntungkan ke Riau dan Singapura. Kerjasama tersebut dapat mencakup peningkat-an perjalpeningkat-anpeningkat-an wisatawpeningkat-an ke Singapura dpeningkat-an ke Riau.

(2) Para Pihak akan bekerjasama dalam meningkatkan investasi internasional di bidang pengembangan daerah wisata dan prasarana pariwisata di Riau, khususnya Pulau Bintan, sesuai dengan Kebijaksanaan Kepariwisata-an Indonesia.

Pasal 4 INVEST ASI

(1) Para Pihak akan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan investasi di Singapura oleh penduduk dan perusahaan-perusahaan Indonesia dan investasi di Indonesia oleh penduduk dan perusahaan-perusahaan Singapura, sesuai dengan Persetujuan antara Pemerintah Brunei Darrussalam, Republik Indonesia, Malaysia~ Republik Filipina, Republik Singapura dan Kerajaan Muangthai mengenai Peningkatan dan Perlindung-an Investasi dPerlindung-an PersetujuPerlindung-an Perlindung-antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Singapura mengenai Peningkatan dan Perlindungan Investasi.

(3)

- 3

-(2) Para Pihak akan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan untuk mengembangkan proyek-proyek investasi di Riau dan Singapura sesuai dengan ketentuan perundang-undangan masing-masing.

Pasal 5 A I R

Para Pihak setuju untuk bekerjasama dalam pengadaan, pemasokan dan pembagian air ke Singapura dengan persyaratan yang disetujui bersama. Persyaratan dan cara kerjasama ini akan dituangkan dalam persetujuan terpisah.

Pasal 6

PRASARANA DAN PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

(1) Para Pihak setuju untuk bekerjasama dalam persiap-an, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana untuk mendukung proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan bersama oleh Para Pihak, sesuai dengan rencana induk tata ruang dan pemukiman dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama.

(2) Dukungan prasarana tersebut dalam Pasal ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada, pemasokan air, pembuangan limbah padat dan kotoran, jalan, listrik dan komunikasi yang diperlukan dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian serta pemeliharaan dan perbaikan kualitas lingkungan.

(3) Khusus mengenai komunikasi, Para Pihak akan melakukan kerjasama yang saling menguntungkan untuk mengembangkan pelayanan dalam bidang komunikasi, termasuk Lalu-lintas Darat, Laut dan Udara, Pos dan Telekomunikasi, Meteorologi dan Geofisika serta SAR antara Riau dan Singapura, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku bagi masing-masing Pihak.

Pasal 7 INDUSTRI

(1) Dengan memperhatikan sistem industri masing-masing, Para Pihak akan bekerjasama untuk mengembangkan sistem

industri yang saling menguntungkan, termasuk, tetapi tidak terbatas pada pengembangan industri, prasarana dan teknologi, pemasokan peralatan, teknologi pertanian dan jasa pergudangan.

(4)

4

-(2) Dalam melaksanakan kerjasama di bidang industri sepanjang hal itu menguntungkan, Para Pihak setuju untuk memanfaatkan jasa-jasa yang tersedia di Singapura dan Riau.

Pasal 8

DANA DAN PERBANKAN

Para Pihak setuju untuk mengambil langkah-langkah mempermudah penyediaan dana dan jasa perbankan diperlukan untuk pengembangan Propinsi Riau, sejauh tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku di masing-masing negara.

Pasal 9

PERTUKARAN PENASEHAT, TENAGA AHLI DAN TEKNISI

gun a yang

hal yang

Sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku di masing-masing negara, Para Pihak akan melakukan

langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar pertukaran penasehat, tenaga ahli dan teknisi serta pelatihan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Persetujuan

ini.

Pasal 10

PERTANGGUNG-JAWABAN

(1) Pemerintah Republik Indonesia bertanggung- jawab, sesuai peraturan hukum nasionalnya, atas tuntutan pihak ketiga terhadap penasehat, tenaga ahli dan teknisi Singapura atau pihak lain yang dikirim atas permintaan Pemerintah Republik Indonesia dan menjalankan tugas-tugas resmi di Indonesia, serta membebaskan mereka dari tuntutan dan tanggung jawab yang timbul sebagai akibat dari kegiatan berdasarkan Persetujuan ini, kecuali tanggung jawab atas kelalaian yang berat atau pelanggaran yang sengaja oleh pribadi-pribadi yang bersangkutan.

(2) Pemerintah Republik Singapura bertanggung-jawab, sesuai peraturan hukum nasionalnya, atas tuntutan pihak ketiga terhadap penasehat, tenaga ahli dan teknisi Indonesia atau pihak lain yang dikirim atas permintaan Pemerintah Republik Singapura dan menjalankan tugas-tugas resmi di Singapura, serta membebaskan mereka dari tuntutan dan tanggung jawab yang timbul sebagai akibat dari kegiatan berdasarkan Persetujuan ini, kecuali tanggung jawab atas kelalaian yang berat atau pelanggaran yang sengaja oleh pribadi-pribadi yang bersangkutan.

(5)

- 5

-Pasal 11 PERPAJAKAN

Para Pihak setuju untuk mengambil langkah-langkah di bidang perpajakan yang dapat mendorong penanaman modal di Riau, termasuk penyederhanaan tata cara administrasi perpajakan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan masing-masing dan sesuai dengan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura tentang Penghindaran Pajak Berganda dan Pencegahan Penyelundupan Fiskal dalam kaitannya dengan Pajak Pendapatan.

Pasal 12 BEA DAN CUKAI

Para Pihak setuju, sesuai dengan peraturan perundang-undangan masing-masing, untuk menyederhanakan tatalaksana lalu lintas barang antara Riau dan Singapura, termasuk penyederhanaan penyelesaian dokumen-dokumen guna memper-lancar lalu lintas barang.

Pasal 13 KEIMIGRASIAN

(1) Para Pihak setuju, dalam kerangka kerjasama yang

(2)

diatur dalam Persetujuan ini, untuk mengambil langkah-langkah untuk memperlancar lalu lintas orang antara Singapura dan Riau.

Para Pihak, bila dianggap perlu, akan bekerjasama untuk menyelesaikan setiap masalah di bidang imigrasi yang berkaitan dengan masalah lalu lintas orang antara Singapura dan Riau.

Pasal 14

WILAYAH BERLAKUNYA PERSETUJUAN

(1 ) Persetujuan ini berlaku di wilayah Propinsi Riau, Republik Indonesia dan di wilayah Republik Singapura. (2) Persetujuan ini tidak membatasi berlakunya

peraturan dan perundangan-undangan Republik Indonesia dan Republik Singapura, dan persetujuan-persetujuan yang ada antara Para Pihak.

(6)

- 6

-Pasal 15 KONSULTASI

Para Pihak setuju untuk membentuk Komite Bersama Indonesia-Singapura untuk pengembangan Riau, untuk mengadakan konsultasi secara berkala guna mempermudah pelaksanaan Persetujuan ini.

Pasal 16

PENGATURAN LEBIH LANJUT

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara, Para Pihak melalui masing-masing pejabat yang berwenang dapat membuat pengaturan lebih lanjut untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan Persetujuan ini.

Pasal 17

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perselisihan antara Para penafsiran atau pelaksanaan Persetujun secara musyawarah. Pihak mengenai ini diselesaikan Persetujuan permintaan salah lainnya. Pasal 18 PERU BAHAN ini dapat satu Pihak

diubah sewaktu-waktu atas dan setelah disepakati pihak

Pasal 19

BERLAKUNYA PERSETUJUAN

(1) Persetujuan ini mulai berlaku pada saat penanda-tanganan.

(2) Persetujuan ini akan berlaku untuk masa 10 (sepuluh) tahun dan selanjutnya akan berlaku terus kecuali diputuskan oleh salah satu Pihak dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lain sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelumnya.

(7)

I[

- 7

-(3) Untuk meningkatkan pelaksanan Persetujuan ini dan pengaturannya lebih lanjut sesuai dengan Pasal 16 Persetujuan ini, wakil-wakil Para Pihak akan bertemu, bila diperlukan, untuk saling memberi informasi mengenai perkembangan pelaksanaan Persetujuan ini serta masalah-masalah lain yang berkaitan dengan pengembangan Riau.

SEBAGAI BUKTI KESEPAKATAN, yang bertanda-tangan di bawah ini, berdasarkan kuasa yang diberikan oleh Pemerintah masing-masing, menandatangani Persetujuan ini.

DIBUAT di Batam, pada tanggal 28 Agustus 1990 dalam dua rangkap dalam Bahasa Indonesia dan Inggris.

Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, maka naskah Bahasa Inggris yang menentukan.

Signed

RADiOS PRAWIRO

Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan Atas nama Pemerintah

Republik Indonesia

Signed

LEE HSIEN LOON~

Menteri Perdagangan dan Perindustrian

Atas nama Pemerintah Republik Singapura

(8)

AGREEMENT BETWEEN

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND

THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF SINGAPORE ON ECONOMIC COOPERATION IN THE FRAMEWORK OF THE DEVELOPMENT OF THE RIAU PROVINCE

THE Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Singapore (hereinafter referred to as the Parties);

DESIRING to promote economic cooperation between the Parties, on the basis of equality and mutual benefit, particularly in the development of the Riau Province of the Republic of Indonesia (hereinafter referred to as Riau);

RECOGNISING Articles 1 and 2 of the Basic Agreement on Economic and Technical Cooperation between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Singapore signed on the 29th of August 1974;

HAVE AGREED as follows :

ARTICLE 1 DEFINITION

(1) The term "Indonesia" comprises the territory of the Republic of Indonesia as defined in its laws and the adjacent areas over which the Republic of Indonesia has sovereign rights or jurisdiction in accordance with the provisions of the United Nations Convention on the Law of the Sea, 1982.

(2) The term "Singapore" comprises the territory of the Republic of Singapore as defined in its laws and the adjacent areas over which the Republic of Singapore has sovereign rights or jurisdiction in accordance with the provisions of the United Nations Convention on the Law of the Sea, 1982.

(9)

I!

I

I ( 1 ) - 2 -ARTICLE 2

TRADE OF GOODS AND SERVICES

Without prejudice systems, the Parties Singapore and Riau, beneficial procedure of delivery.

to their respective trade agree to develop, between a simplified and mutually flow of goods, payment and

(2) Within the framework of enhancing international trade, the Parties shall develop a mutually beneficial system for marketing of goods and services in accordance with the prevailing laws and regulations, with the possibility thereof to facilitate joint undertakings, and shall utilise, to mutual benefit and to the maximum extent possible, the available transhipment, communication and warehousing facilities in Singapore and Riau.

ARTICLE 3

TOURISM AND RESORT DEVELOPMENT

(1) The Parties shall cooperate to promote the mutually beneficial flow of tourists to Singapore and Riau. Such cooperation may include the promotion of tourist travel between Singapore and Riau.

(2) The Parties shall cooperate, for mutual benefit, to promote international investments in tourist resort development and tourist infrastructure in Riau, especially Pulau Bintan according to Indonesia Tourism Policy.

ARTICLE 4 INVESTMENTS

(1) The Parties shall cooperate to promote, for mutual benefit, investments in Singapore by Indonesian residents and companies, and investments in Indonesia by Singapore residents and companies in accordance with the Agreement among the Governments of Brunei Darussalam, the Republic of Indonesia, Malaysia, the Republic of the Philippines, the Republic of Singapore and the Kingdom of Thailand for the Promotion and Protection of Investments, and the Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of Singapore on the Promotion and Protection of Investments.

(10)

I

I

- 3

-(2) The Parties shall cooperate to develop to mutual benefit pursuant to their respective laws and regulations, investment projects in Riau and in Singapore.

ARTICLE 5 W A T E R

The Parties agree to cooperate in the sourcing, supply and distribution of water to Singapore on terms which are agreeable to the Parties. The terms and modalities of this cooperation shall be set out in a separate agreement to be concluded between the Parties.

ARTICLE 6

INFRASTRUCTURE AND SPATIAL DEVELOPMENT

(1) The Parties agree to cooperate in the provision, operation, and maintenance of infrastructure to support development projects undertaken jointly by the two Parties, in accordance with overall spatial and settlement development plan on terms which are agreeable to the Parties.

(2) The infrastructure support referred to in this Article shall include but not be limited to water supply, solid waste disposal, sewerage, road, electricity, and communications needed in relation with the economic activities and maintenance and improvement of quality of environment.

(3) With specific reference to communications, the Parties shall cooperate to develop to mutual benefit pursuant to their respective laws and regulations, the services in the field of communications including Land, Sea and Air Transport, Post and Telecommunications, Meteorology and Geophysics and Search and Rescue (SAR) between Singapore and Riau.

ARTICLE 7 INDUSTRY

(1) Without prejudice to their respective industrial systems, the Parties shall cooperate to develop a mutually beneficial industrial system, including, but not limited to, industrial, infrastructural and technological development, supply of utilities, agro-technology and warehousing services.

(11)

4

-(2) In implementing the cooperation in the field of

industry, the Parties agree to utilise the available

services in Singapore and Riau, where i t is economic to

do so.

ARTICLE 8

CAPITAL AND BANKING

The Parties agree to take the necessary steps to

facilitate the availability of capital and banking services needed for the development of Riau in accordance with their respective prevailing laws and regulations.

ARTICLE 9

EXCHANGE OF ADVISERS, EXPERTS AND TECHNICIANS

Each Party shall, in accordance with the prevailing

laws and regulations, adopt necessary measures to

facilitate the exchange of advisers, experts and

technicians and personnel training for carrying out

activities under this Agreement.

ARTICLE 10 LIABILITY CLAUSE

(1) The Government of the Republic of Indonesia shall,

subject to its national laws and regulations, be

responsible for dealing with claims which may be

brought by third parties against the Singapore

advisers, experts and technicians or other persons sent

at the request of the Government of the Republic of

Indonesia and performing official services in Indonesia and shall hold them harmless in Indonesia in respect of

claims or liabilities arising from operations under

this Agreement, except liabilities arising from gross

negligence or wilful misconduct of the said

individuals.

(2) The Government of the Republic of Singapore shall,

subject to its national laws and regulations, be

responsible for dealing with claims which may be

brought by third parties against the Indonesian

advisers, experts and technicians or other persons sent

at the request of the Government of the Republic of

Singapore and performing official services in Singapore and shall hold them harmless in Singapore in respect of

claims or liabilities arising from operations under

this Agreement, except liabilities arising from gross

negligence or wilful misconduct of the said

(12)

- 5

-ARTICLE 11 TAXATION

The Parties agree to take measures in the field of taxation which will encourage investment in Riau, including the simplification of tax administration procedures in accordance with prevailing laws and regulations and the Agreement between the Republic of Singapore and the Republic of Indonesia for the Avoidance of Double Taxation and the Prevention of Fiscal Evasion with respect to Taxes on Income.

ARTICLE 12 CUSTOMS AND EXCISE

The Parties agree, subject to their respective laws and regulations, to simplify the procedures for the flow of goods between Singapore and Riau, including the processing of documents for such a speedy flow of goods.

( 1 )

ARTICLE 13 IMMIGRATION

The Parties agree, cooperation set forth in

measures to facilitate the

Singapore and Riau.

within this flow the framework of Agreement, to take of persons between

(2) The Parties, if they deem necessary, shall

cooperate to solve any immigration problem relating to the flow of persons between Singapore and Riau.

ARTICLE 14

TERRITORIAL APPLICATION

(1) This Agreement shall be applied within the territory of the Republic of Singapore and of the Republic of

Indonesia in the Riau Province.

(2) The provisions of this Article shall not prejudice relevant national laws and regulations of the Republic of Indonesia and of the Republic of Singapore and existing Agreements between the Parties.

(13)

- 6

-ARTICLE 15 CONSULTATION

The Parties agree to establish a Joint Indonesia-Singapore Committee on the development of Riau, to provide consultations from time to time to facilitate the

implementation of this Agreement.

ARTICLE 16

FURTHER ARRANGEMENTS

With due observance to the regulations in each country, the Parties can make further arrangements to secure the implementation of the Agreement conducted by the respective authorities.

ARTICLE 17

SETTLEMENT OF DISPUTE

Any dispute between the two Parties concerning the interpretation or implementation of this Agreement shall be settled amicably through consultation or negotiation.

ARTICLE 18 AMENDMENT

At the request of either Party this Agreement may be amended at any time by mutual consent.

ARTICLE 19 ENTRY INTO FORCE

(1) This Agreement shall enter into force on the date of signing.

(2) This Agreement shall remain in force for a period of ten years and shall thereafter remain in force unless terminated by either Party by giving not less than 6 (six) months notice in writing to the other Party.

(3) In order to promote the implementation of this Agreement and of the further arrangements to be concluded in accordance with Article 16 of this Agreement, representatives of the Parties shall meet as and where required to inform each other of the progress in the implementation of this Agreement and any other matters pertaining to the development of Riau.

(14)

7

-IN WITNESS WHEREOF the undersigned, duly authorised by their respective Governments, have signed this Agreement.

DONE at Batam on the twenty-eighth day of August, 1990, in duplicate in the English and Indonesian languages.

In case of any divergence of interpretation, the

English text shall prevail.

Signed

RADIUS PRAWIRO

Coordinating Minister for Economy, Finance, Industry and Development Supervision For the Government of the Republic of Indonesia

Signed

LEE HSIEN LOONG

Minister for Trade and Industry

For the Government of the Republic of Singapore

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa penyakit alergi lain yang pernah dialami anak dengan asma adalah rinitis alergik, dermatitis atopi, urtikaria, dan konjungtivitis..

bahwa dalam rangka mendukung kerjasama ekonomi sebagaimana dimaksud pada huruJ a, perlu menetapkan modalitas penurunan tarif bea masuk dalam rangka persetujuan antara Republik

PERSONALIA KARYAWAN PEMILIK Laporan Jabatan Data Karyawan Laporan Karyawan Laporan Golongan Slip Gaji 0 SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN Data Jabatan Data Golongan Laporan Absen

 Percobaan Poisson adalah percobaan yang menghasilkan nilai-nilai bagi suatu peubah acak X, yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu selang waktu tertentu atau

Contoh situasi yang dibenarkan menggunakan Dewan Kuliah atau Bilik Kuliah: Sekiranya pelajar mempunyai Kelas Amalan Ladang pada jam 8 pagi sehingga 10 pagi dan seterusnya

HARGA REGULER DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat 13.000. Tidak Ada Other

Untuk Pasal 24 ayat (1) dan ayat (3) mengenai mutu layanan dan efektivitas- efisiensi biaya layanan kesehatan ternyata masih belum jelas tata kerjanya, yaitu

(1) Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109 ayat (1) huruf c wajib disetor ke kas negara atau kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan