• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Bantuan Siswa Miskin, Simple Additive Weight,PHP. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Bantuan Siswa Miskin, Simple Additive Weight,PHP. Abstract"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Rancang Bangun Sistem Pengambil Keputusan Untuk Penerimaan

Bantuan Siswa Miskin (BSM) Menggunakan Metode Simple Additive

Weight

Maliki Anas1 Ayu Pertiwi.S.Kom,MT2 1Fakultas Ilmu Komputer,2Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula 1 No. 5-11, Jawa Tengah 50131 Telp : (024) 3517261

Email : flick3089@gmail.com1, ayupertiwi@gmail.com2

Abstrak

Peran teknologi informasi saat ini sangat membantu kinerja manusia untuk mempercepat pekerjaan dalam penyelesaian komputerisasi dalam lembaga Pemerintah maupun Swasta. Salah satu persoalan yaitu tentang Bantuan Siswa Miskin yang dilakukan pada sekolahan. BSM sendiri adalah program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pendidikan yang layak dan wajib Belajar Sembilan Tahun, serta membantu kelancaran program sekolah. Siswa miskin masih banyak ditemukan di SMA Muhamadiyah 1 Pati. SAW (simple additive weight) sendiri dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menerima bantuan berdasarkan kriteriaÂkriteria yang sudah ditentukan. Metode SAW digunakan untuk penyeleksian bantuan, banyaknya pndaftar bantuan dan kurangnya staf sekolahan dalam mengelola. Penelitian ini menampilkan hasil perhitungan dari memasukan data yang di gunakan untuk mengetahui layak / tidak siswa mendaatkan bantuan di SMA Muhammadiyah 1 Pati. Aplikasi pada penelitian di implementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP

Kata Kunci: Bantuan Siswa Miskin, Simple Additive Weight,PHP Abstract

Information technology is very helpful when human is working by performance in the completion of computerization in government and private institutions. One issue that is on the Help Poor Students performed at school. BSM itself is a national program that aims to remove impediments to poor students participating to school by helping poor students gain access to a decent education and compulsory nine-year study, and help smooth the school program. Poor students are still commonly found in SMA Muhammadiyah 1 Starch. SAW (simple additive weight) was chosen because it can determine the weight values for each attribute, followed by a ranking process that will select the best alternative from a number of alternatives, in this case the alternative in question is entitled to receive assistance based kriteriaÂkriteria predetermined. SAW method is used for the screening of help, many pndaftar assistance and the lack of schools in managing staff. This research show the calculation results of entering the data used to determine feasible / not mendaatkan help students at SMA Muhammadiyah 1 Starch. Applications on research implemented using the programming language PHP

Keywords: Bantuan Siswa Miskin, Simple Additive Weight,PHP

1. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi menuntut manusia untuk menciptakan teknologi yang semakin canggih, praktis, efektif dan efisien. Begitu pula dalam kemajuan teknologi disetiap lembaga Pemerintah dan Swasta menuntut semua pekerjaan manusia yang masih manual dan kurang efisien dapat dilakukan dengan teknologi. Sistem komputerisasi ini

(2)

2

sendiri dapat mempersingkat waktu dalam penyelesain pekerjaan. Sistem manual masih banyak ditemui di dunia pekerjaan dilembaga Pemerintah maupun Swasta.

Pada SMA Muhammadiyah Pati yang terletak dijalan Raya Pati Runting, Km.4, Kec. Pati, Kab. Pati masih banyak siswa siswi yang membutuhkan bantuan dana untuk melanjutkan sekolahnya. Kebanyakan siswa yang bersekolah di SMA tersebut rata – rata orang tua mereka dari golongan menengah kebawah atau tidak mampu. Harapan dari pihak sekolah dan orang tua wali murid berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah sehingga anak – anak yang terancam putus sekolah bisa tetap bersekolah dan yang sudah putus sekolah bisa kembali lagi bersekolah.

Dari permasalahan diatas pemerintah memberikan solusi bagi setiap masyarakat yang kurang mampu dalam hal pendidikan supaya anak – anak yang teancam putus sekoalah dan yang putus sekolah bisa kembali beresekolah. Pemerintah mengadakan suatu program yang dinamakan BSM. BSM sendiri adalah program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pendidikan yang layak, mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan sekolah dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Bealajar Sembilan Tahun, serta membantu kelancaran program sekolah.[1]

Untuk mendapatkan bantuan siswa miskin tersebut maka harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan dalam studi kasus ini adalah siswa yatim, piatu atau yatim piatu, siswa penerima KPS, orang tua siswa ikut program keluarga harapan, siswa penerima kartu calon penerima bantuan siswa miskin, siswa berasal dari korban musibah atau korbn bencana. Oleh karena itu tidak semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima bantuan siswa miskin tersebut akan dapat diterima, hanya yang memenuhi kriteria-kriteria saja yang akan memperoleh bantuan tersebut. Oleh karena jumlah peserta yang mengajukan bantuan banyak, serta indikator kriteria yang banyak juga, maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu menentukan siapa yang berhak untuk mendapatkan bantuan tersebut.

Penginformasian bantuan ini sendiri untuk kalangan yang tidak mampu atau yang sudah putus sekolah yaitu dari perkempulan yang diadakan di Kelurahan dan KPS (Kartu Perlindungan Sosial). Perkumpulan di Kelurahan itu sendiri diadakan setiap satu bulan sekali atau dua bulan sekali untuk membahas tentang masalah Pendidikan bagi warganya yang memiliki anak dan terancam putus sekolah atau sudah putus sekolah supaya anak tersebut bisa melanjutkan sekolahnya. Dari pihak Kelurahan agar dapat mendata warganya yang kurang mampu sehingga dana bantuan dari pemerintah bisa tersalurkan dengan baik dan tepat sasaran. Dan KPS itu sendiri adalah program pemerintah untuk keluarga yang kurang mampu. Jika keluarga yang memiliki KPS dan memiliki anak yang putus sekolah atau kekurangan dana untuk bersekolah maka keluarga bisa langsung mengajukan ke sekolah dengan membawa foto copy KPS itu sendiri.

Pada permasalahan diatas, bisa disimpulkan bahwa model yang bisa digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah SAW (simple additive weight),

SAW (simple additive weight) sendiri dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk

setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang berhak menerima bantuan berdasarkan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Dengan metode perangkingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat terhadap siapa yang akan menerima bantuan siswa

(3)

3

miskin tersebut. Adapun yang sudah menggunakan metode SAW (simple additive

weight) adalah :

a. Pahlevy, Randy, Tesar. 2010. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan Menentukan penerima Beasiswa dengan Menggunakan metode Simpele Additive Weighting (SAW). Skripsi Program Studi Tehnik Informatika. Surabaya,Indonesia: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

b. Implementasi DSS Dengan Metode SAW Untuk Menentukan Prioritas Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan SISTEM IRIGASI DPU Kabupaten Tegal

Husni Faqih. 2014.

c. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Di Universitas Panca Marga Probolinggo

Ferry Romidhoni Aprilianto, Tri Sagirani, Tan Amelia. 2012.

Pemilihan Metode SAW daripada metode pembobotan yang lain seperti AHP (Analytical Hierarchy Proses) dikarenakan perhitungan menggunakan SAW tidak kompleks, sedangkan apabila menggunakan SAW, perhitungan yang digunakan lebih kompleks dengan pembobotan kepada sub kriteria kriteria yang digunakan, Pada penulisan ini tidak digunakkannya sub kriteria, sehingga metode SAW menjadi metode yang tepat karena akan mudah digunakan dan diterapkan sebagai metode pengambilan keputusan.

(4)

4

2. METODE PENELITIAN 2.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah penyeleksian siswa siswi penerima Bantuan Siswa Miskin di SMA Muhammadiyah Pati.

2.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif dan kuantitatif. a) Jenis data kualitatif

Data kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data tidak dalam bentuk angka, meliputi informasi tentang kriteria–kriteria apa saja yang dibutuhkan. Contoh kriteria kriteria yang dibutukan sendiri yaitu : 1. Orangtua siswa penerima Kartu Perlindungan Sosial (KPS)

2. Siswa penerima Kartu Calon Penerima Bantuan Siswa Miskin 3. Orangtua siswa peserta Program Keluarga Harapan (PKH) 4. Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya 5. Siswa yatim, piatu atau yatim piatu

6. Siswa yang berasal dari panti asuhan

7. Siswa berasal dari korban musibah, korban bencana, korban PKH dari Rumah Tangga Sangat Miskin dan siswa dari program keahlian pertanian (SMK) b) Jenis data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk angka seperti data tentang sasaran penerima Bantuan Siswa Miskin. Contoh dari data kuantitatif ini sendiri yaitu dengan cara mengambil data siswa dari sekolahan SMA Muhammadiyah Pati yang mengikuti program BSM. Total siswa pada SMA Muhammadiyah Pati yaitu 273 siswa, sedangkan yang mengikuti program BSM yaitu 82 siswa dari kelas X, XI, dan XII.

2.3 Sumber Data

Untuk menghasilkan informasi yang baik, diperlukan juga data-data yang baik, karena pada dasarnya merupakan hasil pengolahan data yang dimasukkan pada sistem. Sumber diperoleh dari :

1. Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti yaitu pada SMA Muhammadiyah Pati dan data dari Keluruhan setempat. Data primer yang dibutuhkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah data yang berkaitan dengan proses pemilihan penerima Bantuan Siswa Miskin.

2. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan dan disatukan yang bersifat informasi, baik dari internet maupun literatur, pustaka, jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang dibuat.

(5)

5

2.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview)

Metode yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pegawai kelurahan / Lurah setempat.

2. Survei(Survey)

Metode pengumpulan data dengan pemberian pertanyaan – pertanyaan kepada individu. 3. Studi Pustaka(Library Research Method)

Merupakan metode yang dilakukan dengan cara mencari, mempelajari dan membaca macam-macam buku, laporan yang ada kaitannya dengan penelitian

2.5 Tahap Pengembangan Sistem

Terdapat lima tahapan dalam pengembangan sistem (System Life Cicle), lima tahap pertama disebut dengan siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life

Cicle). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode SDLC (System Development Life Cicle), lima tahap dalam pengembangan SDLC meliputi :

2.5.1 System And Sofware Design

Tahapan pengembangan sistem, menganalisis sistem dan software yang digunakan sekarang dengan Analisis kualitatif. Analisis data membahas tentang sistem pengolahan secara manual, sistem pengolahan dengan komputerisasi, struktur menu utama, Use

Case Diagram,Activity Diagram desain file database, desain input, dan desain output. 2.5.2 Model analisis tersetuktur yang digunakan

1. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah gambaran graphical dari beberapa atau semua actor, use case,

dan interaksi diantaranya yang memperkenalkan suatu sistem. Use case diagram tidak menjelaskan secara detil tentang penggunaan use case, tetapi hanya memberi gambaran singkat hubungan antara usecase, aktor, dan sistem.Didalam use case ini akan diketahui fungsi - fungsi apa saja yang berada pada sistem yang dibuat.

2. Diagram Aktifitas

Diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan alur kerja) suatu sistem informasi. Sebuah Diagram aktivitas menunjukkan suatu alur kegiatan secara berurutan. Diagram aktivitas digunakan untuk mendiskripsikan kegiatan-kegiatan dalam sebuah operasi meskipun juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan alur kegiatan yang lainnya seperti use case atau suatu interaksi.

(6)

6

3. Sequence Diagram

Sequence diagram adalah interaksi antar objek yang ada pada sebuah sisitem. Interaksi tersebut berupa message yang digambarkan terhadap waktu.

2.5.3 Model desain yang digunakan

1. Desain Data (Data Design)

Desain data adalah aktivitas pertama dan terpenting dari empat aktivitas desain yang dilakukan selama rekayasa perangkat lunak. Proses pemilihan struktur dalam menentukan desain yang paling efisien sesuai kebutuhan.

2. Desain Arsitektur (Architectural Design)

Desain arsitektur adalah untuk mengembangkan struktur program modular dan merepresentasikan hubungan kontrol antar modul. Metode desain yang disajikan pada bagian ini mendorong prekayasa perangkat lunak untuk berkosentrasi pada desain arsitektur.

3. Desain Antar Muka (Interface Design)

Memberikan suatu gambaran mengenai struktur program kepada perekayasa perangkat lunak.

4. Desain Prosedural (Procedural Design)

Desain prosedural dilakukan setelah diselesaikannya perancangan desain data, arsitektur, dan antar muka software.

2.5.4 Implementasi And Unit Testing

Tahap ini dilakukan pembuatan pemrograman perangkat lunak (coding) dan melakukan pengujian perangkat lunak dengan memasukan beberapa sampel data.

2.5.5 Integration And System Testing

Dalam tahap ini merupakan tahap meletakkan atau menerapkan sistem supaya sistem tersebut siap untuk dioperasikan. Kegiatan-kegiatan dalam integrasi dan sistem dibagi menjadi beberapa

tahap, yaitu :

a. Rencana Integrasi Sistem

Dalam tahap ini dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi supaya lebih optimal.

b. Pelaksanaan Integrasi Sistem

(7)

7

1) Pemilihan dan pelatihan personil

2) Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak 3) Pengetesan program

4) Konversi sistem c. Black Box Testing

Pada tahap ini penulis melakukan pengujian hanya dengan mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak/software.

d. Tindak Lanjut Tahap Implementasi

Pada tahap ini penulis akan melakukan uji sistem dengan jalan menggunakan data yang sesungguhnya dalam jangka waktu waktu tertentu.

3.5.1 Operation And Maintenance

Melakukan koreksi dari berbagai kesalahan (error) yang tidak ditemukan pada tahap-tahap sebelumnya sehingga dapat dilakukan perbaikan, agar dapat menghasilkan sistem yang lebih baik dari sebelumnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi sistem merupakan penjabaran dari tiap-tiap submenu yang ada beserta, model pengujian yang disajikan dalam sistem ini. Bab ini akan menjelaskan semua tampilan yang ada dalam sistem, dalam sistem ini terdiri dari 2 user yaitu user Administrator dan Kepala Sekolah. Administrator digunakan sebagai user untuk melakukan input data, kalkulasi bantuan berdasarkan data siswa dan melihat data hasil bantuan. User Kepala sekolah digunakan untuk melihat hasil data siswa yang mendapatkan bantuan berdasarkan data siswa.

1. Tampilan Halaman awal sistem

Gambar 5.1 Halaman awal sistem

(8)

8

2. Tampilan Menu Login User

Gambar 5.2 Halaman Utama User Manager

Halaman login untuk user, sebelum user level masuk kedalam halaman program, maka terlebih dahulu mengisi username dan password terlebih dahulu, username dan password terlebih dulu telah ditentukan, dan bisa diganti pada halaman program.

Pada halaman ini user dan password yang diinputkan mempengaruhi user level yang digunakan oleh user.

3. Halaman Visi Misi

Gambar 5.3 Halaman Visi Misi

Pada gambar diatas adalah tampilan visi misi sekolah yaitu visi misi dari SMA Muhamadiyah Pati.

(9)

9

Gambar 5.4 Halaman Laporan pembelian

Pada gambar diatas adalah tampilan halaman sistem yang terdapat menu input data siswa, input bobot kriteria, input perhitungan data dan laporan data siswa

5. Tampilan Data siswa

Gambar 5.6 Halaman data siswa

Pada gambar diatas adalah tampilan untuk menampilkan data siswa calon penerima bantuan. Data berupa nama , gender, KPS, Penghasilan ortu, Tanggungan Ortu, Saudara Kandung dan Pekerjaan orang tua yang merupakan kriteria yag dibuuhkan untuk proses perhitungan penerimaan bantuan siswa miskin.

6. Halaman input bobot kriteria

(10)

10

Pada gambar diatas adalah tampilan untuk menampilkan bobot kriteria, dimana tiap kriteria di berikan bobot yang dipergunakan sebagai nilai pembobotan menggunakan metode SAW.

7. Halaman Data input dan proses data siswa

Gambar 5.8 Halaman input dan proses data

4. KESIMPULAN

Dari penulisan Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Sistem yang dibangun yaitu sistem penentuan bantuan siswa miskin (BSM) dapat membantu melakukan pemrosesan data secara komputerisasi

2. Sistem dapat mempermudah perusahaan dalam komputerisasi pengolahan data berdasarakan kriteria yang diinginkan untuk mendapatkan bantuan.

Sistem yang dibangun mempermudah kepala sekolah untuk memantau data siswa yang menerima bantuan

5. SARAN

Dari beberapa aspek sistem pengambilan keputusan ini memiliki kontribusi positif untuk pihak sekolah, namun demikian terdapat beberapa saran yang perlu dikembangkan untuk sistem ini yaitu :

1. Memperbaiki User Interface yang lebih menarik.

2. Menambahkan kriteria yang diperhitungkan dalam pemrosesan data untuk mendapatkan dana bantuan.

3. Perlunya pengembangan metode pemrosesan dan kolaborasi metode perhitungan dalam penentuan bantuan untuk kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

[1] www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-i/program-bantuan-siswa-miskin-bsm/

[2] Pahlevy, Randy, Tesar. 2010. Rancang Bangun Sistem pendukung Keputusan

Menentukan penerima Beasiswa dengan Menggunakan metode Simpele Additive Weighting (SAW).

[3] Implementasi DSS Dengan Metode SAW Untuk Menentukan Prioritas

Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan SISTEM IRIGASI DPU Kabupaten Tegal Husni Faqih. 2014.

(11)

11

[4] Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Menggunakan Metode

Simple Additive Weighting Di Universitas Panca Marga Probolinggo Ferry Romidhoni Aprilianto, Tri Sagirani, Tan Amelia. 2012

[5] Ichsan Syahru T.M “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Penerima

Beasiswa Mahasiswa Kurang Mampu Pada STIMIK Budi Darma Medan”. Tekhnik Informatika STIMIK Budi Darma Medan. 2013

[6] A Herdiyanti, Ude Widiyanti “Pembangunan Sistem Pendukung Keputusan

Recrutment Pegawai Baru di PT. ABC”. Tekhnik Informatika Unikom. 2013

[7] F Nughraha, B Suwarso “Sistem Pendukung Keputusan Evaluasi Pemilihan

Pemenang Pengadaan Aset Dengan Simple Addictive Weighting”. Sistem Informasi Pasca Sarjana Undip. 2012

[8] Parno S.Kom M.Msi “Konsep Dasar Sistem Informasi”.

gunadarma.ac.id/filespsi01konsepdasarsisteminformasi.pdf (diakses 12-01-2017)

[9] Tahap - Tahap pengambilan Keputusan, Herbert A. Simon (Kadarsah,

2002:1516)

[10] Decision Suport System and Intelligent Sysem, Efraim Turban and Jay E. Aronson, Prentice Hakk, Upper, Saddle River, NJ, 1998

[11] Geoffrey Elliott & Josh Strachan (2004) Global Business Information

Technology. p.8

Gambar

Gambar 5.1  Halaman awal sistem
Gambar 5.2 Halaman Utama User Manager
Gambar 5.6  Halaman data siswa
Gambar 5.8 Halaman input dan proses data  4.   KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga, ada mahasiswa yang menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sebuah cerminan kasih kepada Allah, sementara yang lain beranggapan bahwa kasih

Jenis dan fungsi pada gaya bahasa ironi, sinisme, dan sarkasme pada artikel opini Mojok.co unggahan Februari 2019- Mei 2019 memiliki berbagaibahasa yang santai tetapi dengan

Kesimpulan : Dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan status gizi terhadap kejadian anemia siswa kelas X SMK Muhammadiyah 2 Bejen Bantul Yogyakarta.. Saran :

Pada hakekatnya, hak ekonomi pemegang hak cipta dikaitkan dengan perjanjian yang disepakati oleh para pihak, sehingga diperlukan juga pemahaman terkait perjanjian

KD : 3.15,4.15,Menunjukan karya dan aktifitas seni dengan menggunakan berbagai media Indicator : Membuat gambar dengan teknik kolase dengan memakai berbagai media (daun kelor)

Hasil komparasi yang dihasilkan dari metode Simple Additive Weighting (SAW) dan metode Analytical Hierartical Process (AHP) merekomendasikan metode Analytical