• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA. Evri Ekadiansyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA. Evri Ekadiansyah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Evri Ekadiansyah Dosen STMIK Potensi Utama

STMIK Potensi Utama, Jl. K.L Yos Sudarso Km.6,5 No.3A Tanjung Mulia Email : [email protected]

ABSTRAK

The era of globalization which is supported by innovation is also characterized by the rapid development of science and technology. Recognizing the increasingly tough competition, it would require a paradigm shift in the organization, from the original relies on the resource-based, to be knowledge-based. So for the problems face by any organizations, can be solved by the improvement of the knowledge of human resources in a sustainable manner in order to win the global competition. For that, we need a Knowledge Management System for the development of human resources, finally the knowledge of the employees can be found, stored, and distributed to every employee in the company.

Keywords : Knowledge-based, Knowledge Management System, Human Resources Development.

ABSTRAK

Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat . Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi, dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi knowledge-based. Sehingga untuk masalah yang dihadapi setiap organisasi, khususnya perusahaan adalah bagaimana meningkat pengetahuan sumber daya manusia secara berkelanjutan untuk dapat memenangkan persaingan global. Untuk itu perlu adanya suatu Knowledge Management System untuk pengembangan sumber daya manusia, agar setiap pengetahuan yang dimiliki setiap

karyawan dapat ditemukan, disimpan, dan dibagikan ke setiap karyawan di

perusahaan.

Kata kunci : Knowledge based, Knowledge Management System, pengembangan Sumber Daya Manusia.

PENDAHALUAN

Era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Menyadari akan persaingan yang semakin berat, maka diperlukan perubahan paradigma di organisasi. Perubahan paradigma itu merupakan transformasi yang ditimbulkan oleh agen perubahan (katalis) dengan efek akhir berupa metamorfosa yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dan temuan baru yang menentang atau membuang pengetahuan sebelumnya.

Paradigma di organisasi adalah dari yang semula mengandalkan pada resource-based, menjadi

knowledge-based, secara sederhana di organisasi saat ini adalah kumpulan buku, dokumen dan materi

(2)

bagaimana mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya serta sedapat mungkin tidak boleh meninggalkan perpustakaan alias tidak dipinjamkan. Jadi perlu transformasi yang didorong oleh agen perubahan yang mampu merubah pengetahuan yang sebelumnya dengan temuan baru yang berlawanan dengan pengetahuan sebelumnya. Misalnya saat ini terjadi perubahan paradigma menjadi knowledge provider atau solution provider yang berorientasi pada pemakai. Disinilah peran pendidikan dan knowledge sharing di kalangan karyawan menjadi amat penting dalam meningkatkan kemampuan manusia untuk berpikir secara logika yang akan menghasilkan suatu bentuk inovasi.

Menurut Carl Davidson dan Philip Voss ( 2003 ), mereka mengatakan bahwa mengelola

knowledge sebenarnya merupakan cara bagaimana organisasi mengelola karyawan mereka,

identifikasi pengetahuan yang dimiliki karyawan, menyimpan dan membagi di tim, meningkatkan dan terjadi inovasi Untuk membangun organisasi yang berbasis knowledge, maka memerlukan empat fungsi yaitu : using knowledge, finding knowledge, creating knowledge, dan

packaging knowledge yang akan membentuk suatu knowledge untuk menjawab pertanyaan

mengenai know how, know-what, dan know-why, serta menumbuhkan kreatifitas yang ditimbulkan oleh dirinya sendiri (self-motivated creativity), tacit pribadi ( personal tacit ), tacit yang

membudaya (culture tacit), tacit organisasi (organizational tacit) dan asset peraturan (regulatory assests). Sekarang ini, asset terpenting dari suatu industri adalah knowledge, apalagi suatu lembaga

pendidikan dan lembaga penelitian. Menurut Nonaka dan Takeuchi ( 1995 ) keberhasilan perusahaan Jepang ditentukan oleh keterampilan dan kepakaran mereka dalam menciptakan

knowledge organisasinya ( Organizational Knowledge Creation ). Berhubung organisasi adalah

jaringan dari keputusan para perumus kebijakan dan pengambil keputusan, oleh karena itu perlu dikelola agar menjadi efektif keputusan dan dan terintegrasi serta terpahaminya dampak dari keputusan tersebut. Karena keputusan merupakan hasil commitment terhadap tindakan, maka keputusan juga memfasilitasi tindakan dengan mendefinisikan dan mengkolaborasikan maksud dan tujuan serta mengalokasikan sumberdaya. Tindakan dan maksud Organisasi berinteraksi dengan berbagai macam elemen lingkungan tersebut membutuhkan waktu yang lama, sedangkan pengambilan keputusan menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian yang besar sekali untuk memahami isu yang ada, mengidentifikasi alternatif yang sesuai, mengetahui outcome dan menjelaskan serta menentukan keinginannya. Oleh karena itu, keputusan yang rasional memerlukan informasi.

Tinjauan Teoritis Knowledge

Knowledge dalam hal ini tidak diterjemahkan, karena pengertian Knowledge itu sendiri masih

diperdebatkan. Knowledge bukan hanya pengetahuan, menurut Thomas Davenport dan Laurence

Knowledge didefinisikan sebagai berikut: "Knowledge merupakan campuran dari pengalaman, nilai,

informasi kontektual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman baru dengan informasi. Di perusahaan Knowledge sering terkait tidak saja pada dokumen atau tempat penyimpanan barang berharga, tetapi juga pada rutinitas, proses, praktek dan norma perusahaan."

Berdasarkan definisi tersebut diatas, Knowledge menjadi sangat penting dengan alasan sebagai berikut:

(a) Knowledge adalah aset institusi, yang menentukan jenis tenaga kerja, Informasi, ketrampilan dan struktur organisasi yang diperlukan. (b) Pengetahuan dan pengalaman perusahaan merupakan sumber daya yang berkelanjutan (sustainable resources) dari keuntungan daya saing kompetitif (competitive advantages) dibandingkan dengan produk andalan dan teknologi tercanggih yang dimiliki. (c) Pengetahuan dan pengalaman mampu menciptakan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikan pengetahuan mengenai semua hal terkait untuk mencapai tujuan bisnis.

Knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu Explicit Knowledge dan Tacit Knowledge,

yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Explicit Knowledge

Adalah sesuatu yang dapat diekspresikan dengan kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk ilmiah, spesifikasi, manual dan sebagainya. Knowledge jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. Explicit Knowledge juga dapat dijelaskan sebagai suatu proses, metoda, cara, pola bisnis dan pengalaman desain dari suatu produksi.

(3)

Hubungan/Link Knowledge Strategi

Hubungan/Link Strategi Knowledge

Knowledge Gap Strategi Gap

b. Tacit Knowledge

Adalah Knowledge dari para pakar, baik individu maupun masyarakat, serta pengalaman mereka. Tacit Knowledge bersifat sangat personal dan sulit dirumuskan sehingga membuatnya sangat sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Perasaan pribadi, intuisi, bahasa tubuh, pengalaman fisik serta petunjuk praktis

(rule-of-thumb) termasuk dalam jenis Tacit Knowledge.

Pendekatan lainnya mendefinisikan Knowledge dalam 4 level operasional sebagai berikut:

a. Know what atau cognitive Knowledge

merupakan Knowledge yang diperoleh melalui pelatihan, pembelajaran dan kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi perusahaan namun umumnya masih kurang mencukupi bagi keberhasilan komersial.

b. Know how - merupakan level aplikasi praktis

Pada level ini apa yang telah didapat pada level I diterjemahkan dalam pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana Knowledge menambahkan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan untuk menterjemahkan Knowledge yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang efektif.

c. know why disebut juga system understanding

Merupakan Knowledge terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat yang ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional untuk berpindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah yang lebih besar dan kompleks dan menciptakan solusi baru bagi permasalahan yang baru.

d. Care why - tahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creativity) Merupakan level

dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan imajinatif dan pemikiran lateral.

Gambar 1. Level Operasional dari Definisi Knowledge

Menentukan Knowledge apa yang dibutuhkan oleh perusahaan

Perusahaan dapat menggunakan kerangka berpikir Zack sebagai alat bantu dalam usaha untuk mengetahui Knowledge apa yang harus dimiliki dan yang sudah dimiliki. Kerangka berpikir Zack digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Diagram analisis kesenjangan Strategic Knowledge berbasis framework tingkat tinggi Zack

Gambar 2 memperlihatkan bahwa analisis kesenjangan Knowledge pada dasarnya merupakan kegiatan yang sulit sekali dipisahkan dari kegiatan penyusunan strategi perusahaan.

Know What

Know How

Know Why

Care Why

Increasing Human Capital Increasing

Value to the Organization

Apa yang harus diketahui oleh

perusahaan

Apa yang dapat dilakukan oleh

perusahaan Apa yang harus

dilakukan oleh perusahaan

Apa yang ketahui oleh

(4)

Pengertian Knowledge Management

Knowledge management adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan yang berguna dalam

organisasi, diantaranya membiasakan budaya berkomunikasi antar personil, memberikan kesempatan untuk belajar, dan menggalakkan saling berbagi Knowledge. Di mana usaha ini akan menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada.

Pemicu Knowledge management yang membuat KM menjadi hal yang tidak dapat diabaikan dalam suatu bisnis dibagi menjadi 6 kelompok

a. Knowledge-Centric Drivers:

(1) Kegagalan perusahaan mengetahui apa yang telah mereka ketahui. (2) Kebutuhan mendesak untuk distribusi Knowledge yang cerdas. (3) Kecepatan dan kelambanan Knowledge. (4) Masalah

Knowledge walkout dan tingkat ketergantungan yang tinggi pada Tacit Knowledge. (5)

Kebutuhan untuk menangani kecenderungan penumpukan Knowledge (Knowledge-hoarding) di antara pegawai. (6) Kebutuhan akan Systemic Unlearning (belajar meninggalkan hal-hal lama/usang bila sudah tidak sesuai dengan kebutuhan).

b. Technology Drivers:

(1) Kompresi dari siklus hidup produk dan proses. (2) Kebutuhan akan rantai penghubung yang sempurna antara Knowledge, strategi bisnis dan teknologi informasi.

c. Organisational structure-based Drivers:

(1) Konvergensi fungsional. (2) Munculnya struktur organisasi project-centric. (3) Tantangan yang muncul akibat deregulasi. (4) Ketidakmampuan perusahaan untuk mengimbangi perubahan kompetitif akibat globalisasi. (5) Konvergensi produkung dan jasa layanan.

d. Personnel Drivers:

(1) Konvergensi fungsional yang sangat luas. (2) Kebutuhan untuk mendukung kolaborasi cross-functional yang efektif. (3) Mobilitas dan fluidititas tim. (4) Kebutuhan untuk menghadapi ekspektasi korporasi yang kompleks.

e. Process focused Drivers:

(1) Kebutuhan untuk mencegah kesalahan yang mahal dan berulang-ulang. (2) Kebutuhan untuk mencegah penemuan kembali yang tidak perlu. (3) Kebutuhan untuk antisipasi prediksi yang akurat.

f. Economic Drivers:

(1) Potensi untuk menciptakan kemampuan yang luar biasa melalui Knowledge, (2) Permintaan untuk diferensiasi produk dan layanan yang ampuh

Knowledge management memiliki fungsi penting yang terbagi dalam 4 (empat) hal sebagai

berikut:

(a) Identifikasi aset kunci dari Knowledge yang ada di perusahaan. (b) Merefleksikan apa yang organisasi tahu. (c) Saling berbagi (sharing) segala Knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya. (d) Menerapkan penggunaan Knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Komponen kritis Knowledge yang dibutuhkan dalam pelaksanaan strategi KM yang berhasil adalah sebagai berikut:

(a) Sumber dan aliran Knowledge yang tepat bagi organisasi. (b) Teknologi yang tepat untuk menyimpan dan mengkomunikasikan Knowledge tersebut. (c) Budaya kerja yang tepat sehingga pekerja termotivasi untuk memanfaatkan Knowledge tersebut.

Tabel 1. Penjabaran Komponen Kritis KM yang Berhasil

Komponen Tujuan Proses

Informasi dan

Knowledge

Input Bagi KM, Sumber dan Aliran

Knowledge

Apa yang perlu kita ketahui

Teknologi Mekanisme untuk penyimpanan dan komunikasi dari Knowledge

Bagaimana mempertahankan yang kita tahu

Budaya Struktur yang memotivasi staff untuk berbagi

Knowledge, dan untuk mengintegrasikan Knowledge yang ada dengan pekerjaan mereka

Bagaimana memotivasi staff untuk saling berbagi apa yang mereka tahu dan menggunakan apa yang telah diketahui semua pihak

(5)

Dari tabel di atas terdapat masalah yang timbul yaitu ketiga komponen tersebut merupakan entitas yang terpisah (discrete). Kondisi ini menyebabkan kesuksesan KM hanya dapat terjadi pada perpotongan (intersection) dari ketiganya. Hal ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Knowledge Management yang Sukses

Organisasi perlu mendukung pembentukan Knowledge yang tersebut diatas dengan memberikan kesempatan bagi pegawai perusahan untuk mendapatkan pelatihan atau belajar. Yaitu mempelajari keahlian yang memang dapat mereka gunakan pada saat itu atau yang dibutuhkan dalam peningkatan karir selanjutnya. Agar pelatihan yang diberikan tepat guna, dibutuhkan peta kompetensi (competency map) untuk membantu staff dalam mengisi kesenjangan yang ada.

Competency map sendiri memiliki karakteristik sebagai berikut:

(a) Menunjukkan kapabilitas Knowledge dan tingkat keahlian yang dimiliki pegawai. (b) Mengidentifikasi kebutuhan Knowledge, keahlian dan sifat personal yang harus dikuasai untuk berhasil dalam suatu posisi karir.

Pembentukan Knowledge Management

Model pembelajaran yang disebut “life’s special treadmill” digambarkan oleh Charles Handy berdasarkan ide sebuah roda. Dimana sekumpulan pertanyaan begitu terjawab dan direfleksikan akan memicu pertanyaan yang lain. Pembelajaran adalah usaha penemuan (discovery) dan usaha ini hanya berhasil bila dilakukan pencarian. Kunci dari pembelajaran ini adalah rasa ingin tahu (curiosity), disinilah peran penting dari Knowledge sharing

.

Gambar 4. Handy's Learning Wheel

Model yang digambarkan pada Gambar dibawah digunakan untuk membagi proses Knowledge

management menjadi empat fase sebagai berikut:

1. Identify where the key Knowledge exists in your organisation. Mengidentifikasi apa yang telah

diketahui untuk memulai Knowledge Management. Ini termasuk Knowledge yang ada pada a. Pikiran/benak setiap pegawai

b. Laporan dalam pustaka perusahaan c. Kumpulan data dalam organisasi d. Suplier maupun pelanggan perusahaan

2. Reflect on what your organisation knows.

Membuat simpanan/persediaan dari Knowledge yang sudah dimiliki. Kegiatan ini memberikan kesempatan untuk:

1. Mengubah Tacit Knowledge pegawai menjadi Explicit Knowledge

2. Menyimpulkan Knowledge yang sudah ada ke dalam bentuk yang mudah untuk dibagikan

3. Share that Knowledge with whoever needs to know it.

Membuat sistem yang bertujuan membuat Knowledge yang ada dimana pun dalam organisasi tersedia kemana pun Knowledge tersebut dibutuhkan.

4. Apply that Knowledge to improve the way your organisation performs.

Teknologi Informasi Budaya Knowledge Management yang berhasil Test Question Theory Reflection

(6)

Saat suatu Knowledge menawarkan perbaikan kinerja organisasi maka organisasi akan menerapkannya dan menciptakan sistem yang menyertakan Knowledge tersebut ke dalam prosedur kerja sehari-hari. Hal ini pada akhirnya akan merubah Knowledge menjadi modal struktural.

Gambar 5. Fase Proses Knowledge Management

Tabel 2. Fase dari 10 langkah KM Roadmap

Fase Langkah

Fase 1 : Evaluasi Infrastruktur

Langkah 1: Analisis Ketersediaan Infrastruktur Langkah 2: Menetapkan Strategi Bisnis dan KM Fase 2 : Analisis

Sistem KM, Merancang dan Pembangunan Sistem

Langkah 3: Merancang Arsitektur KM, dan Integrasikan dengan Infrastruktur

Langkah 4: Audit dan Analisis ketersediaan Knowledge langkah 5: Menyusun Tim KM

Langkah 6: Membuat KM blueprint Langkah 7: Membangun Sistem KM Fase 3: Penyebaran Langkah 8: Penyebaran Knowledge

Langkah 9: Kepemimpinan

Fase 4: Evaluasi Langkah 10: Evaluasi Perfoma, ROI, Keuntungan KM

Gambar 6. 10 Langkah KM Roadmap

Pada gambar berikut ditunjukkan hubungan antara strategi perusahaan, strategi pengetahuan dan pengelolaan Knowledge (KM). Strategi generik yang dikenal untuk strategi pengetahuan adalah codification strategy dan personalization strategy. Kedua strategi generik tersebut biasanya didetilkan menjadi empat strategi pengetahuan yaitu:

a. Intellectual Asset Management Strategy

b. Personal Knowledge Asset Responsibility Strategy c. Knowledge Creation Strategy

d. Knowledge Transfer Strategy

1 Analisis Ketersediaan Infrastruktur

2 Menetapkan Strategi Bisnis dan KM

3 Merancang Infrastruktur KM

10 Evaluasi perfoma, ROI, Keuntungan KM 9 Mengatur Perubahan, Budaya, dan Struktur 7 Membangun Knowledge Management System

6 Membuat KM Blueprint 5 Menyusun Tim KM 4 Audit Ketersediaan Aset Knowledge

8 Penyebaran Knowledge Fase Evaluasi Infrastruktur Fase Analisis Sistem KM, Merancang dan Pembangunan Sistem Fase Penyebaran Fase Evaluasi 1. Identify I R S A

(7)

Gambar 7. Hubungan Antara Strategi Perusahaan, Strategi Knowledge dan KM

Merujuk pada gambar diatas maka untuk menyusun suatu strategi bisnis perlu didukung dengan :

a. Analisis terhadap kondisi lingkungan bisnis b. Menentukan faktor-faktor kunci sukses

c. Menterjemahkan strategi perusahaan dalam rencana kegiatan ke depan d. Melakukan identifikasi Knowledge yang sudah dimiliki

e. Mengkaji posisi Knowledge perusahaan melalui dokumentasi yang ada Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor determinan yang banyak mendapat perhatian dari banyak kalangan terutama di kalangan organisasi bisnis maupun publik. Bagi kalangan perusahaan (organisasi bisnis) Sumber Daya Manusia (SDM) umumnya sebagai “sumber daya pemacu produktivitas” dalam memenangkan persaingan global. Seperti diketahui globalisasi bukan lagi merupakan issue, tapi sebuah realita yang harus dipandang sebagai sebuah keniscayaan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi terhadap tantangan yang dihadapi organisasi manapun.

Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam organisasi pada dasarnya suatu bentuk usaha untuk meningkatkan daya tahan dan daya saing organisasi terhadap ancaman lingkungan eksternal dan suatu usaha meningkatkan daya innovative untuk menciptakan peluang. Dengan demikian Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam organisasi merupakan bentuk usaha pengembangan yang bersifat integral, baik yang menyangkut SDM sebagai individu dan sebagai sistem, maupun organisasi sebagai wadah SDM untuk memenuhi kebutuhannya pengembangan sumberdaya manusia adalah sebagai upaya manajemen yang terencana dan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan unjuk kerja organisasi melalui program pelatihan, pendidikan dan pengembangan.

ANALISA dan PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan Data dan Proses

Analisis kebutuhan data dan proses digunakan untuk menentukan semua data dan proses yang terdapat di dalam Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

Model Enterprise

Model Enterprise digunakan untuk mendapatkan secara jelas mengenai Contents yang terdapat dalam Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan menggunakan Nonaka SECI Model, terlihat pada Gambar 8.

Strategi Perusahaan

( Business Strategy )

Strategi Pengetahuan

( Knowledge Strategy )

Manajemen Pengetahuan

( Knowledge

Management )

(8)

Socialization Tacit -> Tacit

 Face to face meeting

 Training Externalization Tacit -> Explicit  Dokumentasi Meeting  Dokumentasi Konsultan  Aplikasi Perkantoran Internalization Explicit -> Tacit  Mass Media

 Contents Feature Management

 Learning Feature  Surat Edaran  Bulletin Board  Training Combination Explicit -> Explicit  Aplikasi database

 Enterprise Portal feature

 Contents Feature Management

 Aplikasi Perkantoran

Gambar 8. Model Enterprise Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

Bussiness Process Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

menggambarkan proses secara umum dari sistem, seperti terlihat pada Gambar dibawah.

Login

Lihat Cari Update Upload

No Username dan Password benar Start Finish Yes Logout

Gambar 9. Bussiness Process KMS pada Pengembangan SDM

Model Sistem Informasi

Setelah menentukan Model Enterprise langkah selanjutnya adalah menjabarkan setiap Data dan Proses tersebut ke dalam Model Data, Model Proses, dan Model Infrastruktur.

Model Data

Menggambarkan setiap data – data yang terdapat di dalam Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia, seperti yang terlihat pada Tabel.

Tabel 3. Model Data Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

No Nama Data Proses

1 Meeting Update Cari Lihat Upload

S

E

I

C

(9)

2 Bulletin Board Update Cari Lihat Upload 3 Dokumentasi Meeting Update Cari Lihat Upload 4 Dokumentasi Konsultan Update Cari Lihat Upload 5 Training Update Cari Lihat Upload 6 Surat Edaran Update Cari Lihat Upload 7 Rekrutmen Update Cari Lihat Upload Model Proses

Model Proses menggambarkan semua proses yang terdapat di dalam Knowledge

Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia, seperti yang terlihat pada Tabel. Tabel 4. Model Proses Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia

No Nama Proses User Data

1 Update Admin Meeting

User Bulletin Board

Dokumentasi Meeting Dokumentasi Konsultan Training

Surat Edaran Rekrutmen

2 Cari Admin Meeting

User Bulletin Board

Dokumentasi Meeting Dokumentasi Konsultan Training

Surat Edaran Rekrutmen

3 Lihat Admin Meeting

User Bulletin Board

Dokumentasi Meeting Dokumentasi Konsultan Training

Surat Edaran Rekrutmen

4 Upload Admin Meeting

Bulletin Board Dokumentasi Meeting Dokumentasi Konsultan Training Surat Edaran Rekrutmen

(10)

Model Infrastruktur

Model Infrastruktur menggambar infrastruktur yang mendukung kinerja dari Knowledge

Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia, Seperti yang terlihat pada

Gambar.

Client Apache Web Server MySQL

Gambar 10. Model Infrastruktur Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Desain Data dan Proses dengan Menggunakan Unified Modeling Language ( UML ) Sebagai alat bantu di dalam merancang Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia ini maka digunakan Unified Modeling Language (UML), tahapan di dalam mendesain sistem menggunakan UML ini yaitu sebagai berikut :

Use Case Diagram KMS Sumber Daya Manusia

Proses yang terdapat dalam Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya Manusia dapat digambarkan sebagai berikut :

user Lihat Update Upload Admin Knowledge Management System pada Pengembangan

Sumber Daya Manusia

cari Login Register

Gambar 11. Use Case Diagram KMS pada Pengembangan SDM

Class Diagram KMS Sumber Daya Manusia

Untuk Menggambarkan struktur dan deskripsi class dan objek beserta hubungan satu sama lainnya, maka dibuat suatu class diagram untuk sistem tersebut, seperti terlihat pada Gambar.

+Add() +Remove() +Cut() +Rename() -node_id : int = 10 -parent_id : int = 10 -label : char = 48 -node_position : int = 10 -locked : int = 1 Node +display() -revision_id : int = 10 -node_id : int = 10 -user_id : int = 10 -action : char = 1 -comment : char = 256 -revision_time : Date -label : char = 48 Node_Revision +Display() -node_id : int = 10 -label : char = 48 -page_text : char = 1 -locked : int = 1 page +Edit() +Display() -revision_id : int = 10 -node_id : int = 10 -user_id : int = 10 -type : char = 1 -page_text : char = 1 -comment : char = 256 -revision_time : Date revision +input() -user_id : int = 10 -user_name : char = 32 -password : char = 64 -email : char = 128 user Gambar 12. Class Diagram KMS pada Pengembangan SDM

Browser

(11)

Sequence Diagram KMS Sumber Daya Manusia

Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di

sekitar sistem (termasuk pengguna, display dan sebagainya). Sequence Diagram terdiri dari dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Untuk menggambarkan KMS Sumber Daya Manusia dapat dilihat pada Sequence Diagram pada Gambar.

user Aplikasi KMS SDM Admin Registrasi

Login OK

Login OK Input Data User

Edit cari Login cek username cek password Login Edit cari manipulasi content action Update User Profile Input Data User

Data User Profile Data User

History Upload

Gambar 13. Sequence Diagram KMS pada Pengembangan SDM

Activity Diagram KMS Sumber Daya Manusia Activity Diagram untuk Proses Lihat

Activity Diagram untuk Proses Lihat dapat dilihat pada gambar.

Admin Aplikasi KMS SDM

User

Kirim Alamat Web Proses Alamat Web

Munculkan Halaman KMS SDM Lihat halaman KMS SDM

Kirim Alamat Web

Lihat halaman KMS SDM

Gambar 14. Activity Diagram untuk Proses Lihat Activity Diagram untuk Proses Cari

(12)

Admin Aplikasi KMS SDM

User

Kirim Keyword Proses Keyword

Munculkan Hasil Cari Lihat hasil cari

Kirim Keyword

Lihat hasil cari

Gambar 15. Activity Diagram untuk Proses Cari

Activity Diagram untuk Proses Update

Activity Diagram untuk Proses Update Pengetahuan dapat di lihat pada Gambar

Admin Aplikasi KMS SDM

User

Lihat Informasi Update Informasi

Informasi Baru

Informasi Baru

update contents Action

Add Remove Cut Rename

Update Update Contents

Gambar 16. Activity Diagram untuk Proses Update

Activity Diagram untuk Proses Upload

Activity Diagram untuk Proses Upload pengetahuan dapat di lihat pada Gambar

Aplikasi KMS SDM Admin

Upload Informasi Proses Upload

Refresh Upload Informasi Berhasil

(13)

IMPLEMENTASI

Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan.

Tampilan Menu Utama

Tampilan Menu Utama pembuka akan tampilan ketika pertama kali sistem dijalankan Tampilan Utama Knowledge Management System SDM secara garis besar terdiri dari fitur

Contents, Index, dan Search. Seperti terlihat pada Gambar.

Gambar 18. Tampilan Utama Knowledge Management System SDM

Tampilan Login

Tampilan Login digunakan untuk melakukan Login bagi User atau Admin, seperti yang terlihat pada Gambar

Gambar 19. Tampilan Login Knowledge Management System SDM

Tampilan View Contents

Tampilan View Contents untuk menampilkan semua informasi yang ada sesuai dengan kriteria Contents yang terdapat dalam Knowledge Management System pada Pengembangan Sumber Daya, seperti yang terlihat pada Gambar

(14)

.

Gambar 20. Tampilan View Contents Knowledge Management System SDM

Tampilan Edit Contents

Tampilan Edit Contents untuk melakukan edit terhadap suatu Contents, seperti yang terlihat pada Gambar.

Gambar 21. Tampilan Edit Contents Knowledge Management System SDM

Tampilan Manipulasi Contents

Tampilan Manipulasi Contents digunakan oleh admin untuk melakukan manage terhadap suatu Contents seperti melakukan Add, Remove, Cut atau Rename, seperti yang terlihat pada Gambar.

(15)

Tampilan Search

Tampilan Search digunakan untuk melakukan pencarian terhadap suatu informasi atau pengetahuan, dimana pada tampilan ini pengguna hanya memasukkan keyword tertentu untuk mendapatkan informasi yang diinginkan, seperti yang terlihat pada Gambar.

Gambar 23. Tampilan Search KMS SDM

KESIMPULAN

Setelah penulis mengimplementasi knowledge management system pada pengembangan sumber daya manusia, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menerapkan knowledge management system pada pengembangan sumber daya manusia, diharapkan dapat menciptakan budaya knowledge based di dalam perusahaan untuk memenangkan persaingan global.

2. Pengetahuan ( Knowledge ) yang dimiliki setiap personel diharapkan dapat terdokumentasi dengan baik di dalam knowledge management system pada pengembangan sumber daya manusia ini.

3. Dengan menerapkan knowledge management system pada pengembangan sumber daya manusia berbasis web proses using Knowledge, finding knowledge, creating knowledge dan

packaging knowledge dapat dilakukan dengan efektif dan efiensi.

SARAN

Adapun beberapa saran yang akan penulis sampaikan dalam tulisan ini yaitu sebagai berikut :

1. Diperlukan pengembangan lebih lanjut agar sistem yang ada dapat benar – benar dapat sesuai dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia.

2. Sistem yang dibuat baru ini hendaknya dimanfaatkan oleh perusahaan dalam memberikan layanan serta penyampaian pengetahuan yang lebih baik untuk perusahaan.

DAFTAR RUJUKAN

[1]. Nonaka, Ikujiro, and Takeuchi H (1997).“ The Knowledge Creating Company: How

Japanesse Companies Create The Dynamics In Innovation“. Oxford University Press.

[2]. Davenport, Thomas H, and Laurence Prusak (1998).“ Working Knowledge : How

Organozations Manage What They Know“. Boston. Harvard Business School Press.

[3]. Davidson, carl, And Philip Voss (2003).“ Knowledge Management, An Introduction to Creating Competitive Advantage From Intellectual Capital“. New Delhi. Vision Book.

(16)

[4]. Tiwana, Amit (2000).“ The Knowledge Toolkit“. Upper Saddle River NJ 07458. Prentice Hall.

[5]. Teresa Torres – Corones & Mario Arias Oliva (2005). “ E – Human Resources Management : Managing Knowledge People “ United States, Idea Group Publishing.

[6]. Anthony J. Rhem. (2006). “UML for Developing Knowledge Management System”. New York. Auerbach Publications Taylor & Francis Group.

[7]. Bryan Bergeron (2003). “Essentials of Knowledge Management”. New Jersey. John Wiley & Son Inc.

[8]. Mulyana, Y. B. (2004). “Trik Membangun Situs Menggunakan PHP dan MySQL”. Jakarta. Elek Media Komputindo.

[9]. Jovan, FN. (2007). “Panduan Praktis Membuat Web Dengan PHP untuk Pemula”. Jakarta. Mediakita.

[10]. Jasmadi. (2004). “Koleksi Template Web dan Teknik Pembuatannya”. Yogyakarta. Andi Offset

[11]. Akhmad Hidayatno & Martina Navratilova (2005). “ Design of Knowledge Management System to Support The Performance of DKI Jakarta Regional Planning Board “. Jurnal Teknologi Edisi Khusus No 1 Teknik Industri.

[12]. Suhitarini Soemarto Putri & Togar Harapan Pangaribuan ( 2009 ). “ Knowledge Management System : Knowledge Sharing Culture Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

Gambar

Gambar 2. Diagram analisis kesenjangan Strategic Knowledge berbasis framework tingkat tinggi Zack
Tabel 1. Penjabaran Komponen Kritis KM yang Berhasil
Gambar  3. Knowledge Management yang Sukses
Gambar 5.  Fase Proses Knowledge Management
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para acceder a esta zona se puede hacer desde el enlace superior “Perfil” escogiendo del desplegable la opción “Quién ha visto tu perfil” o desde el propio perfil en

Sebagai contoh, pada Pada VFo = 25%, terjadi penurunan efisiensi di titik efisiensi terbaik/ best efficiency point ( BEP ) sebesar 26.3 % bila ditinjau dari efisiensi

 Sistem CORBA terdiri dari objek-objek yang mengisolasi suatu client dari suatu server dengan menggunakan interface enkapsulasi yang didefinisikan secara ketat.. Objek-objek

Bagaimana peranan Basarnas dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan pencarian dan pertolongan terhadap imigran gelap yang mengalami kecelakaan di wilayah perairan

Penatua / Diaken: Jemaat yang dikasihi Tuhan, ibadah hari ini telah selesai, Majelis Jemaat mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr/i

Perilaku Pemanfaatan Akun Twitter (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Pemanfaatan Akun Twitter @e100ss Sebagai Media Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna Jalan Raya di Kota Surabaya)

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) hal-hal yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Alay berupa (a) sebagai identitas diri, (b) sebagai ungkapan/ekspresi, (c)

Berdasarkan definisi diatas bahwa kinerja merupakan suatu konsep yang strategis dalam rangka menjalin hubungan kerja sama antara pihak manajemen dengan para karyawan