• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistika. Analisis Data Time Series. 13-Sep-16. h2p://is5arto.staff.ugm.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Statistika. Analisis Data Time Series. 13-Sep-16. h2p://is5arto.staff.ugm.ac.id"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Prodi Pascasarjana Teknik Sipil

Statistika

Analisis Data

Time Series

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

1

(2)

Analisis Data

Time Series

Acuan

Haan, C.T., 1982,

Sta+s+cal Methods in Hydrology

, 1

st

Ed., 3

rd

Prin5ng,

The Iowa State Univ. Press, Ames, Iowa, USA.

•  Chapter 14, pp 275-288 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

2

(3)

Data Time Series

Time series data

Data yang diperoleh dari operasi (observasi, pengukuran, eksperimen)

urut menurut waktu

Data 5me series berupa

•  hasil observasi atau pengukuran pada waktu-waktu tertentu (diskrit) •  hasil perata-rataan pada suatu selang waktu •  hasil observasi atau pengukuran secara menerus (kon5nu)

Sekumpulan 5me series adalah himpunan dari sejumlah 5me series

hasil pengukuran variabel yang sama

•  Time series tunggal disebut realisasi •  Kelompok 5me series beranggota sejumlah realisasi 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

3

(4)

Data Time Series

Data 5me series dapat berasal atau bersusun dari

peris5wa atau kejadian yang bersifat determinis5k

peris5wa atau kejadian yang bersifat stokas5k

campuran peris5wa atau kejadian determinis5k+stokas5k

Data 5me series hidrologi

umumnya berupa data komponen stokas5k yang disuperposisikan

pada data komponen determinis5k

contoh

•  temperatur udara harian menunjukkan pola musiman (komponen determinis5k) dan perubahan atau fluktuasi dari pola musiman, yang bersifat random (acak) 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

4

(5)

Data Time Series

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

5

data 5me series hidrologi komponen stokas5k komponen determinis5k komponen periodik komponen loncatan komponen pola kecenderungan komponen gabungan periodik+pola+loncatan

(6)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

6

Contoh data 5me series yang terdiri dari komponen stokas5k dan determinis5k

(7)

Data Time Series Deterministik

• 

Pola, kecenderungan (

trend

)

•  Perubahan DAS yang berlangsung selama beberapa tahun à memunculkan perubahan pola debit aliran permukaan •  Perubahan lingkungan secara alamiah dan perlahan atau perubahan lingkungan akibat ulah manusia dapat menimbulkan perubahan pola data 5me series

• 

Loncatan (jump)

•  Bencana alam (gempa, kebakaran hutan) •  Pembendungan aliran sungai oleh dam

• 

Periodik

•  Faktor astronomis •  Periodik yang bersifat tahunan, bulanan, mingguan 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

7

(8)

Skala Waktu

• 

Diskrit

•  Data yang diperoleh dari pengamatan atau pengukuran pada waktu-waktu tertentu yang dipisahkan menurut waktu Δt •  Data yang diperoleh dari pengamatan nilai atau variabel yang merupakan fungsi waktu, yang terjadi pada waktu Δt •  hujan rerata bulanan (Δt = 1 bulan) •  debit puncak tahunan (Δt = 1 tahun) •  hujan harian (Δt = 1 hari)

• 

Kon5nu

•  Data yang diperoleh dari pengamatan atau pengukuran secara menerus (kon5nu) •  muka air dari AWLR •  curah hujan dari ARR •  Walaupun data kon5nu, tetapi dalam analisis, data dibaca pada waktu-waktu tertentu •  curah hujan dibaca per selang waktu tertentu, misal se5ap 5 menit •  curah hujan dibaca pada data puncak, selang waktu antar data 5dak beraturan 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

8

(9)

AWLR dan ARR

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

9

Automa5c Water Level Recorder, AWLR Automa5c Rainfall Recorder, ARR

(10)

Data Muka Air Sungai

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

10

Automa5c Water Level Recorder, AWLR Untuk analisis, data dibaca se5ap jam (Δt = 1 jam) atau se5ap muka air ekstrem (pasang ter5nggi dan surut terendah)

(11)

Data Curah Hujan, ARR

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

11

Automa5c Rainfall Recorder, ARR

(12)

Skala Waktu

• 

Yang dibahas pada bab ini

•  Selang waktu konstan, Δt konstan •  Data 5me series 5dak selalu merupakan fungsi waktu, namun dapat pula data hasil pengamatan atau pengukuran dalam fungsi yang lain, misal fungsi jarak/ruang (spa+al) •  data lebar sungai di se5ap tampang lintang •  lebar sungai adalah variabel random •  jarak tampang lintang adalah variabel ruang

• 

Variabel random dalam data 5me series

•  Variabel random kon5nu •  kedalaman (volume) hujan per hari •  Variabel random diskrit •  hari hujan (1) dan hari 5dak hujan (0) per hari 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

12

(13)

Proses Stokastik

Proses stokas5k:

X(t)

pdf

X

(

t

):

p

(

x

;

t

)

à

perilaku probabilis5k X(t) pada waktu t

Jika sifat-sifat suatu 5me series 5dak berubah terhadap waktu,

maka 5me series tersebut disebut proses permanen (sta+onary)

Time series permanen:

p

(

x

;

t

1

) =

p

(

x

;

t

2

),

t

1

≠ t

2

Time series tak-permanen:

p

(

x

;

t

1

) ≠

p

(

x

;

t

2

)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

13

(14)

Proses Stokastik

Sifat-sifat 5me series dapat diperoleh dari atau didasarkan pada

realisasi tunggal selama suatu selang waktu

à

dikenal sebagai +me

average proper+es

beberapa realisasi pada waktu tertentu

à

dikenal sebagai ensemble

proper+es

Apabila +me average proper+es = ensemble proper+es, maka 5me

series tsb memiliki sifat ergodic

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

14

(15)

Proses Stokastik

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

15

!! Xi = 1 T Xi(t)dt 0 T

Xi = 1 n Xi(tj) j=1 n

!!X(t)= 1 m Xi(t) i=1 m

X(t)= X(t)p(x;t)dx −∞ ∞

+me average proper+es realisasi ke-i selama selang waktu 0 s.d. T ensemble average pada waktu t

(16)

Proses Stokastik

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

16

!!X(t)= X(t + τ), ∀ t dan τ proses stokas5k bersifat permanen untuk nilai rerata (sta+onary in the mean, first-order sta+onary)

!!Cov(X(t),X(t + τ))= 1 m

(

Xi(t)− X(t)

)

(

Xi(t + τ)− X(t + τ)

)

i=1 m

kovarian X(t) dan X(t+τ) jika τ = 0 à varian 5me series Jika proses stokas5k memiliki sifat permanen (sta+onary) untuk nilai rerata dan kovarian, maka 5me series tsb memiliki sifat second-order sta+onary.

(17)

Proses Stokastik

Untuk 5me series yang bersifat ergodic

nilai rerata waktu (

+me average mean

) sama dengan nilai rerata

bersama (

ensemble average

)

hal di atas berlaku pula untuk nilai-nilai rerata waktu yang lain, 5dak

hanya

mean

Oleh karena itu

sifat-sifat proses random (stokas5k) permanen dapat diukur dari data

historis tunggal (realisasi tunggal)

kadang, data 5me series realisasi tunggal dipecah menjadi beberapa

5me series pendek

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

17

(18)

Proses Stokastik

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

18

Untuk suatu proses random dengan realisasi tunggal,

i

= 1

!! Xi = 1 T Xi(t)dt 0 T

Xi = 1 n Xi(tj) j=1 n

!! Cov(Xi(t),Xi(t + τ))= 1 T − τ

(

Xi(t)− Xi

)

(

Xi(t + τ)− Xi

)

dt 0 T−τ

Cov(Xi(t),Xi(t + τ))= 1 n−1

(

Xi(tj)− Xi

)

(

Xi(tj+ τ)− Xi

)

j=1 n

nilai rerata, realisasi tunggal, variabel random kon5nu nilai rerata, realisasi tunggal, variabel random diskrit var random kon5nu var random diskrit

(19)

Autokorelasi

Yang dibahas adalah 5me series ergodic, sehingga hanya

diperlukan realisasi tunggal, i = 1 saja

Autokorelasi (autocorrela+on), ρ(τ)

Untuk τ = 0, maka ρ(τ) = 1 karena Cov(X(t),X(t+τ)) = Var(X(t))

Jika τ kecil, maka ρ(τ) posi5f

Jika τ bertambah besar, maka ρ(τ) nega5f

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

19

!!

ρ(τ) =

Cov X(t),X(t + τ)

(

)

Var X(t)

( )

(20)

Autokorelasi

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

20

Plot fungsi autokorelasi

vs

selang waktu τ disebut korelogram

stokas5k stokas5k+periodik

(21)

Autokorelasi

• 

Korelogram

•  berguna untuk mengetahui jika data yang berurutan tersebut independent •  jika korelogram menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara X(t) dan X(t+τ), maka data 5dak independent

• 

Autokorelasi dengan demikian

•  menunjukkan “memori” proses stokas5k •  jika ρ(τ) = 0, proses dikatakan 5dak memiliki memori terhadap kejadian sebelum t – τ •  pada prinsipnya untuk sebagian besar proses random, ρ(τ) haruslah sama dengan nol untuk τ besar •  jika ρ(τ) untuk τ besar menunjukkan suatu pola yang 5dak sama dengan nol, maka hal ini mengindikasikan suatu komponen determinis5k 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

21

(22)

Autokorelasi

Untuk skala waktu diskrit, fungsi autokorelasi menjadi ρ(k), k

adalah jumlah selang waktu yang memisahkan X(t) dan X(t+τ)

Hubungan antara τ dan k

Δ

t

adalah panjang selang waktu, misal 1 hari, 1 bulan, 1 tahun, dsb.

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

22

!τ = k Δt

(23)

Autokorelasi

• 

Jika ρ(

k

) = 0 untuk semua

k

≠ 0

•  proses disebut sebuah proses random murni •  hal ini menunjukkan data saling linearly independent

• 

Jika ρ(

k

) ≠ 0 untuk sejumlah

k

≠ 0

•  data yang terpisah k Δt adalah dependent •  proses disebut sebuah proses random

• 

Jika sebuah 5me series bersifat tak permanen (

nonsta+onary

)

•  ρ(k) ≠ 0 untuk semua k ≠ 0 karena adanya komponen determinis5k •  Jika komponen determinis5k 5dak dihilangkan terlebih dulu, maka kita 5dak dapat menentukan sampai seberapa jauh ρ(k) ≠ 0 akan dipengaruhi oleh komponen determinis5k 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

23

(24)

Analisis Spektral

• 

Autokorelasi

•  Time series dalam domain waktu

• 

Analisis spektral

•  Time series dalam domain frekuensi

• 

Time series

•  Sampel dari suatu populasi yang dicirikan oleh keragaman dalam suatu spektrum frekuensi kon5nu •  Sampel random dari suatu proses

menurut waktu, temporal (atau ruang, spa+al) yang tersusun dari oskilasi semua frekuensi yang mungkin terjadi 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

24

(25)

Analisis Spektral

• 

Analisis spektral

•  Spektrum keragaman (a variance spectrum) à membagi keragaman (variance) menjadi sejumlah rentang frekuensi •  Variabel yang umumnya dipakai dalam analisis adalah kerapatan spektral (spectral density) •  Spectral density •  jumlah varian per rentang frekuensi

• 

Beberapa is5lah, variabel

•  Frekuensi, f [T−1] •  Frekuensi sudut (angular frequency), ω [rad T−1] •  Periode, T atau p [T] •  Spectral density, S 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

25

!!

ω =

T

=

p

= 2πf

S( f )=

S(ω)

(26)

Analisis Spektral

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

26

!!S( f )= ρ(τ)exp −i 2πf τ−∞

(

)

dτ ∞

= 2 ρ(τ)cos 2πf τ

(

)

dτ 0 ∞

§  Hubungan antara fungsi kerapatan spektral dan fungsi autokorelasi §  Transformasi Fourier !!ρ(τ) = S( f )cos 2πf τ

(

)

d f −∞ ∞

§  Untuk τ = 0, ρ(0) = 1 dan cos(0) = 1 yang menunjukkan bahwa: !! S( f )d f −∞ ∞

=1 S(f) dapat dipandang sebagai probability density func+on (pdf) yang memberikan kontribusi terhadap varian tak berdimensi (normalized variance) dalam rentang frekuensi dari f1 s.d. f2.

(27)

Analisis Spektral

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

27

!! ρ(τ) = Cov X(t),X(t + τ)

(

)

Var X(t)

( )

•  Kontribusi terhadap varian yang diberikan oleh S(f) !! S( f )d f f1 f2

•  Jika autokorelasi dihitung sbg Cov(X(t), X(t+τ)), maka ρ(0) = Var(X(t)) Ingat: autokorelasi

(28)

Analisis Spektral

• 

Data 5me series hidrologi

•  Umumnya berupa tabel variabel sebagai fungsi waktu •  Selang waktu adalah diskrit, bukan kon5nu •  Oleh karena itu •  Spektral harus disesuaikan untuk mengakomodasikan sejumlah diskrit frekuensi; kepada frekuensi inilah varian akan didistribusikan •  Untuk data yang diukur pada selang waktu Δt seragam •  Oskilasi data yang memiliki frekuensi ter5nggi yang dapat memberikan informasi mengenai data tsb adalah oskilasi data yang memiliki frekuensi sbb: 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

28

!!fN = 1 2Δt Frekuensi Nyquist

(29)

Analisis Spektral

• 

Kerapatan spektral sampel

•  dihitung dengan memakai r(k) dan integrasi persamaan S(f) •  m adalah jumlah maksimum lag korelasi {jumlah maksimum selang waktu untuk menghitung r(k)} •  m sebaiknya 5dak melebihi 10% s.d. 25% jumlah data pada sampel •  persamaan di atas dipakai untuk menghitung kerapatan spektral sampel untuk frekuensi: 13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

29

!! ˆ!S(f)= Δt r(0)+2 r(k)cos(2πkfΔt)+r(m)cos(2πmfΔt) k=1 m−1

& ' ( ( ) * + + !f = k fN m

(30)

Analisis Spektral

Nilai kerapatan spektral sampel tersebut perlu dihaluskan

Nilai es5masi kerapatan spektral adalah:

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

30

!!ˆS(0)=0.5 ˆ!S(0)+ ˆ!S(f

(

N m)

)

!!ˆS(fN)= 0.5 ˆ!#$S ((m−1) fN m)+ ˆ!S ( fN)%& !! ˆS(kfN m)= 0.25 ˆ!S ((k −1) fN m)+0.5 ˆ!S (k fN m)+0.25 ˆ!S ((k +1) fN m) k =1,2,...,m−1

(31)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

31

(32)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

32

(33)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

33

(34)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

34

(35)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

35

(36)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

36

(37)

13-S ep -16 h2 p: // is 5ar to .s taff .u gm .ac .id

37

Referensi

Dokumen terkait

Maksud penelitian ini adalah untuk meninjau strategi komunikasi dan pemasaran industri pariwisata Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia melalui city branding agar dapat

Pajak Daerah adalah Kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Jika diteliti dengan lebih mendalam, peristiwa berdarah ini tidak berlaku secara spontan tetapi peristiwa tersebut berlaku di sebabkan oleh

Hasil analisis TN, TP, NH4-N, N-NO3, N-NO2 dan PO4-P di daerah Linggai, inlet PLTA, Sungai Tampang, Bayur, Sungai Batang dan Sigiran menunjukkan nilai yang cukup

Tjahjani Prawitowati M.M selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu dan kesabaran yang ekstra dalam penulisan skripsi ini saya ucapkan terima kasih.. Maav

beberapa isolat karena diduga merkuri bersifat toksik bagi sel bakteri tersebut sehingga membunuh sel bakteri sedangkan isolat lain yang tumbuh pada medium MRSB yang

Peneliti memilih model pembelajaran scramble karena model ini cukup mudah diikuti sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pada siswa, proses belajar mengajar di kelas

Hasil penelitian mengidentifikasi sepuluh tema yaitu persepsi tentang kepatuhan meliputi perilaku patuh, penyebab patuh, durasi patuh setelah pasien dirawat di rumah sakit;