• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU KABUPATEN TEBO JAMBI ARTIKEL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN

CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU

KABUPATEN TEBO JAMBI

ARTIKEL

ADI DARMAWAN

NIM. 08010002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2014

(2)

STUDI POPULASI Apis cerana (Hymenoptera:Apidae) PADA KEBUN

CAMPUR DI DESA PAGAR PUDING KECAMATAN TEBO ULU

KABUPATEN TEBO JAMBI

Oleh :

Adi Darmawan, Jasmi, Armein Lusi Z

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Apis cerana is an insect that is often found nesting in tree cavities . In connection with

it has conducted research on population studies of Apis cerana ( Hymenoptera : Apidae ) in the mixed garden fence in the village of Pagar Puding Tebo Tebo Ulu Jambi in January to February 2014, with the aim to determine the population of Apis cerana nest height which includes the study of surface soil , stem diameter , width and length of the nest.This study used a descriptive survey method by observing directly Apis cerana colonies were found in the village of Pagar Puding District of Jambi Tebo Tebo Ulu which measure the height of the nest from the ground surface, stem diameter, width and length of nests and nesting species. From the research conducted found a nest of Apis cerana populations are found as many as four nests per hectare, stem diameter ranged from 43.94 to 79.28 cm , height from ground nests ranged from 1.14 to 2.34 m, the length of nests ranged from 6-30 cm long, 3-9 cm wide nest. Plant for put is nest are Lansium

domesticium and Havea brasiliensies.

Key words: Population study, Apis cerana, and nest characteristic PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah berupa flora dan fauna. Salah satu fauna yang bermanfaat bagi manusia adalah lebah madu. Hasil yang dapat diperoleh dari berternak lebah madu adalah madu, polen, royal jeli, propolis, dan lilin lebah. Produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi peternaknya, dengan memberikan lapangan pekerjaan dan menambahkan penghasilan (Sulistyorini, 2006).

Di Indonesia lebah madu sudah lama dikenal oleh masyarakat, baik di wilayah Indonesia bagian barat, tengah, maupun timur. Hal tersebut dapat diketahui dengan adanya berbagai nama lebah madu yang termasuk ke dalam bahasa daerah, misalnya nyiruan (Sunda), tawon (Jawa), nyawan (Bali), labah (Minang), dan hba (Tapanuli) (Hariyanto, 2011).

Lebah penghasil madu banyak jenisnya. Di Indonesia dikenal empat jenis lebah penghasil madu. Keempat jenis lebah

tersebut adalah, Apis malifera, Apis florea, Apis dorsata, dan Apis cerana. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan lebah madu adalah faktor lingkungan fisis dan biotis. Faktor lingkungan fisis yang turut berperan dalam menentukan kegiatan lebah pekerja adalah suhu udara, kelembaban udara, intesitas cahaya dan kecepatan angin. Sedangkan faktor lingkungan biotis yang utama adalah ketersediaan sumber makanan yang dapat dimanfaatkan oleh lebah, yaitu tumbuhan berbunga. Ketersediaan sumber daya makanan akan ikut menentukan jumlah keturunan yang dapat dipelihara pada usia produktif untuk kelangsungan hidup koloni (Seeley, 1985).

Desa Pagar Puding adalah salah satu desa yang ada di Kabupaten Tebo yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang besar. Desa tersebut merupakan daerah yang subur untuk pertanian dan kehutanan. Hasil pertanian di Desa Pagar Puding seperti rambutan, kuini, duku, dirian, mangga, kelepa, karet. Tanaman tersebut tidak bisa menghasilkan buah secara makasimum tanpa bantuan serangga penyerbuk seperti lebah.

(3)

Hasil survey pada pertanaman duku dan karet di Desa Pagar Puding ditemukan koloni Apis cerana yang hidup liar, koloni tersebut bersarang pada rongga pohon karet dan rongga pohon duku, selain itu jenis tumbuhan yang berbunga yang menjadi sumber makanan adalah duku, mangga, karet, durian, kelapa dan lain-lain.

Informasi Apis cerana yang telah ada diantaranya Raffiudin (1999) telah melakukan penelitian tentang keragaman morfologi Apis cerana (F) (Hymenoptera: Apidae). “Periode Penerbangan Anggota Koloni Apis cerana (Hymenoptera : Apidae) Di Perlebahan Tradisional Palak Jua Nagari Lurah Ampalu Kecamatan VII Koto Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman”. Sedangkan penelitian tentang studi populasi di desa Pagar Puding Kabupaten Tebo Jambi belum di lakukan.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis telah melakukan penelitian dengan judul “studi populasi Apis cerana (Hymenoptera: Apidae) pada kebun campur di Desa Pagar Puding kecamatan tebo ulu Kabupaten Tebo Jambi”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Survey deskriptif yaitu dengan cara mengamati langsung populasi Apis cerana yang ditemukan di lokasi penelitian. Pengamatan populasi Apis cerana yang dilakukan pada kebun campur dengan menetapkan dua lokasi, lokasi I pada tanaman industri dan lokasi II pada tanaman buah-buahan, pada tanaman industri meliputi karet, kelapa, sawit, sengon. Dan tanaman buah-buahan meliputi mangga, kuini, rambutan, duku, dan durian. Teknik pengamatan dilakukan dengan cara menghitung tinggi sarang dari permukaan tanah, diameter gerbang, lebar dan panjang sarang. Kemudian mendokumentasikan Apis cerana yang ditemukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

1. kepadatan bersarang

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kepadatan sarang Apis cerana (Hymenoptera: Apidae) pada kebun campur di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo jambi ditemukan 4 sarang per hektar. Karakter dan bentuk sarang dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Sarang Apis cerana a. Pohon duku yang di tempati

Apis cerana untuk bersarang b. Sarang tampak dari depan c. Sarang tampak dari samping

a

c

(4)

Gambar 2. Sarang Apis cerana a. Pohon karet yang

ditempati Apis cerana untuk bersarang

b. Sarang tampak dari depan c. Sarang tampak dari depan

Tabel 1. Jenis tumbuhan dan tempat bersarang Apis cerana di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi

Gerbang No Jenis tempat

Bersarang Diameter Tinggi Lebar Tinggi jumlah Batang gerbang sarang Sarang

1. Lansium domesticium 79, 28 cm 30 cm 7 cm 1,14 m 1

2. Lansium domesticium 75, 78 cm 11 cm 6 cm 2,03 m 1

3. Havea brasiliensis 46,16 cm 4 cm 3 cm 2,34 m 1

4. Havea brasiliensis 42,94 cm 6 cm 9 cm 1,71 m 1

2. ukuran sarang

a. Ketinggian sarang dari permukaan tanah

Sarang yang di temukan pada 2 lokasi sampel I terdapat pada pohon duku yang berada di dekat perumahan warga, di area tersebut juga ditemukan tanaman pakan lebah seperti durian, kelapa, pinang, putri malu, rambutan, mangga, pisang, di perkebunan duku tersebut ditemukan 2 sarang Apis cerana, tetapi ketinggian dari dua sarang tersebut tidak sama pada sarang 1 ditemukan pada ketinggian 1,14 m dari permukaan tanah dan sarang ke 2 pada ketinggian 2,03 m. Sedangkan sarang yang ditemukan pada sampel II ditemukan pada perkebunan karet

yang memiliki ketinggian 2,34 m dari permukaan tanah dan sarang ke 2 pada ketinggian 1,71 m. Sesuai dengan hasil observasi Hyatt (2011) pada Apis cerana Javana di Cairns Quesland Utara, didapatkan banyak sarang 190 yang ketinggian berkisar 1,5-5 m dari 327 sarang selama pengamatan dari tahun 2007-2011. Sementara tinggi sarang 0-1 m ditemukan lebih kurang 75 sarang dari 327 sarang yang didapatkan. Hal ini diduga karena dengan ketingian 1-2 meter rendah dan tanah sehingga lebih mudah mencari makanan. Tumbuhan tempat bersarang diantaranya duku dan karet. Tumbuhan tersebut memiliki batang dan rongga yang besar.

a

b

(5)

b. Diameter batang

Pengukuran diameter batang gerbang sarang dilakukan menggunakan meteran, dimana pengukuran diameter batang pada lingkaran batang tempat berasarang. Pada sampel I yang ditemukan pada perkebunan duku dengan diameter batang berkisar antara 75,78-79,28 cm, sedangkan sampel II pada perkebunan karet dengan diameter batang berkisar antara 42,94 - 46,16 c m.

c. Tinggi gerbang dan lebar sarang Pengukuran gerbang sarang dilakukan menggunakan meteran yang di

ukur dari tempat menempel sarang sampai ujung sarang. Pada sampel I yang ditemukan pada perkebunan duku dengan tinggi gerbang berkisar antara 11-30 cm, lebar sarang berkisar anatara 6-7 cm, pada sampel II ditemukan pada perkebunan karet dengan tinggi gerbang berkisar antara 4-6 cm, lebar sarang 3-9 cm.

3. Hasil pengukuran faktor lingkungan di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2 Hasil pengukuran faktor lingkungan fisik

NO Parameter Hasil pengukuran

1. Suhu rata-rata (⁰C) 32

2. Kecepatan angin rata-rata (knot) 2,5

3. Kelembaban udara (%) 67

4. Keadaan cuaca cerah

Selain kecepatan angin di dekat sarang, faktor lingkungan fisis lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap aktifitas lebah pekerja lapangan mengumpulkan polen. Tidak adanya pengaruh faktor lingkungan fisis tersebut terhadap aktifitas lebah pekerja yang mengumpulkan polen diduga karena fluktuasinya belum cukup tinggi untuk mempengaruhui aktifitas lebah. Semua faktor fisik bukan hanya sebagai faktor pengatur dalam arti yang menguntungkan sehingga organisme akan menanggapinya dengan menyesuaikan diri (Odum, 1971). Selain rendahnya fluktuasi faktor lingkungan fisis, ketersedian makanan dan jumlah kebutuhan koloni juga menentukan aktifitas lebah pekerja lapangan untuk mengumpulkan polen (Free, 1968: Morse dan Hopper, 1985).

Dari Tabel 2 terlihat faktor lingkungan fisis (suhu udara, kelembaban udara relatif, kecepatan angin) di dekat dan luar sarang hanya menentukan aktifitas lebah pekerja lapangan mengumpulkan material selain polen kurang dari 11%. Selain faktor lingkungan fisis, ketersedian makanan dan jumlah kebutuhan koloni merupakan faktor lain yang menentukan aktifitas lebah pekerja lapangan mengumpulkan material selain polen (Free, 1968: Morse dan Hopper, 1968).

B. PEMBAHASAN

Apis cerana ini membuat sarang dalam lubang-lubang pohon, celah-celah dinding rumah. Tempat tinggalnya di suatu rongga yang gelap. Untuk tempat keluar masuknya tersedia lubang-lubang kecil. Tempat tinggalnya tersusun atas beberapa bagian. Setiap bagian digunakan untuk menyimpan madu, menyimpan tepung sari, tempat bertelur, dan tempat larvanya.

Sarang lebah terbentuk dari lilin lebah dengan dasar madu, diperlukan madu sebanyak 7-15 kg untuk membuat atau menghasilkan 1 kg lilin (Samoprastowo dan Suprapto, 1980), lilin lebah dihasilkan oleh kelenjer lilin terletak pada bagian abdomen lebah pekerja, kelenjer lilin sudah mulai aktif pada umur 12 hari oleh karena itu tugas utama lebah pekerja pada umur tersebut adalah memproduksi lilin dan membuat sarang (Pavord, 1975)

Sarang lebah terdiri dari jajaran heksonal yang merupakan tempat lebah membesarkan anaknya dan tempat menyimpan madu serta tepung sari bunga yang dikumpulkan. Jarak antara tengah-tengah dua sarang bervariasi menurut jenis lebahnya, untuk jenis Apis cerana memiliki jarak 26 mm (Sumoprastowo dan Suprapto,1980).

(6)

Pada lokasi penelitian ditemukan 4 sarang per hektar, 2 sarang ditemukan pada perkebunan duku dan 2 ditemukan pada perkebunan karet, dari hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa kepadatan sarang di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi adalah 4 sarang per hektar.

A. KESIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian tentang populasi Apis cerana (Hymenoptera: Apidae) pada kebun campur di desa Pagar Puding kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi di simpulkan sebagai berikut: kepadatan sarang Apis cerana dimana dilakukan penelitian ditemukan 4 sarang per hektar. Diameter sarang Apis cerana yang didapatkan berkisar antara 43,94 - 79,28 cm. Tempat bersarang yang paling banyak ditemukan pada rongga batang. Tinggi sarang Apis cerana dari permukaan tanah berkisar antara 1,14-2,34 m, lebar dan panjang sarang berkisar antara 3-9 cm.

B. Saran

Sehubungan dengan madu yang dihasilkan lebah tergantung pada sumber pakan lebah, disarankan kepada masyarakat agar menanam atau menjaga tumbuhan-tumbuhan yang merupakan sumber pakan lebah dan menghindari hal-hal yang mengurangi sumber pakan lebah, seperti menyemprot dengan herbisida atau memangkas tanaman pakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Free,1968: Morse dan Hopper, 1968. Studies on the Seasonal Changes in the Activities of Honey bee Colonies. Honey bee Biology. Central Association of Bee-Keepers Publication. P.148-154.

Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd ed. W.B. Saunders Co. Philadelphia.

Seely, T. D. 1985. Honeybee Ecology A Study of Adaption in Social Life. Princeton University Press. Priceton. New Jersey.

Sulistyorini, C. A. 2006. Inventarisasi Tanaman Pakan Lebah Madu Apis cerana Ferb di Perkebunan The Gunung Mas. ITB. Bogor.

Gambar

Gambar  2. Sarang Apis cerana  a.  Pohon  karet  yang

Referensi

Dokumen terkait

KARTU INVENTARIS BARANG (KIB) E ASET TETAP LAINNYA. Provinsi Kab./Kota Bidang

Pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Metana Cair dari Sampah Organik dengan kapasitas bahan baku sampah organik sebanyak 480.000 kg/hari, dengan kapasitas per

“ Kegiatan inti merupakan proses pembentukan kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang melibatkan perhatian, kemampuan sosial dan emosional. Pada kegiatan inti dibagi

No Nama Alamat Jumlah.

program BioEdit, kemudian dianalisis dengan menggunakan program BLAST dari NCBI (National Center of Biotechnology Information) pada situs (www.ncbi.nlm.nih.gov) untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji analisis usahatani dan tingkat preferensi petani terhadap varietas unggul Inpago, sehingga dapat berkembang secara

Penelitian tentang telepon seluler pernah dilakukan oleh Ari Wijayanti (2008) dengan judul Strategi Meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan (Studi

Pembuatan web Pariwisata Kabupaten Karanganyar ini diharapkan dapat mempermudah promosi dan sosialisasi objek wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar sehingga