• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor

Keterangan: A: Blok I terdiri atas suku Cycadaceae

B: Blok II terdiri atas Pinaceae, Araucariaceae, Gnetaceae dan Podocarpaceae Skala 1:5000

B

(3)

Lampiran 2 Sketsa Denah Blok I

Keterangan: II.E.14, II.E.49, II.E.53, II.E54 ( Lepidozamia hopeii)

II.E.49

II.E.53

II.E.54

(4)

Lampiran 3 Sketsa denah blok II Keterangan: Araucariaceae: V.F.40, V.F.103 Podocarpaceae: V.F.115, V.F.116, V.F.117 Gnetaceae: V.F.114 Pinaceae: V.F.10, V.F.83, V.F.105 Skala 1:500 V.F.103 V.F.40 V.F.117 V.F.116 V.F.115 V.F.114 V.F.105 V.F.10 V.F.83

(5)

Lampiran 4 Deskripsi jenis Gymnospermae Agathis robusta

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar, pepagan mengelupas, serat kulit rapat dan kecil. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, dan ujung runcing. Strobilus tersusun aksilar/terminal pada cabang pendek, strobilus jantan berukuran lebih kecil daripada strobilus betina. Biji bersayap.

Araucaria columnaris

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar dan berbentuk tabung, pepagan mengelupas. Daun tunggal, tersusun spiral, bentuk lanset, ujung runcing. Strobilus tersusun aksilar/terminal pada cabang pendek, strobilus jantan berukuran lebih kecil daripada strobilus betina, strobilus jantan oblong-lonjong, strobilus betina bulat telur. Biji bersayap. A. cunninghamii

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar dan berbentuk tabung, pepagan mengelupas. Daun tunggal, tersusun spiral, bentuk lanset, ujung runcing. Strobilus tersusun aksilar/terminal pada cabang pendek, dapat memproduksi strobilus apabila berumur 15-25 tahun, strobilus jantan berukuran lebih kecil daripada strobilus betina, strobilus jantan lonjong, strobilus betina bulat telur. Biji bersayap.

Gnetum gnemon

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang halus, pepagan bergelang. Daun tunggal, bentuk bulat telur, ujung runcing. Strobilus jantan terdiri atas satu lingkaran bunga betina yang mandul di bagian atas dan bunga jantan tersusun spiral di bagian bawah, strobilus betina terdiri atas 1 lingkaran bunga yang subur.

Lepidozamia hopeii

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar dan berbentuk tabung, pepagan berlekah (pepagan luar yang seakan-akan membentuk alur; huruf V atau bentuk sampan atau perahu). Daun majemuk menyirip, tersusun spiral dan dipisahkan oleh cataphylls (daun pertama yang tidak berkembang lagi), bentuk lanset, ujung runcing, tulang daun tidak bercabang. Strobilus jantan mengandung banyak sekali mikrosporofil yang tersusun spiral, bagian bawah mikrosporofil terdapat mikrosporangia (kantung sari), dalam megasporofil terdapat megasporangia. Biji berbentuk oblong atau ellipsoidal dengan bagian luar sarcotesta (kulit biji yang berdaging) berwarna merah.

Pinus caribaea

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar, pepagan bersisik. Daun berkarang, bentuk bulat telur, ujung runcing. Strobilus jantan memiliki mikrosporofil, masing-masing mikrosporofil memiliki dua mikrosporangia yang tersusun spiral dan mikrospora bersayap, strobilus betina memiliki bakal biji yang tersusun spiral. Biji bersayap.

P. montizumae

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar, pepagan bersisik. Daun berkarang, bentuk daun bulat telur, dan ujung runcing. Strobilus jantan memiliki mikrosporofil, masing-masing mikrosporofil memiliki dua mikrosporangia yang tersusun spiral dan mikrospora bersayap, strobilus betina memiliki bakal biji yang tersusun spiral. Biji bersayap.

(6)

Lampiran 4 (lanjutan) Podocarpus chinensiswell

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar, pepagan berlekah. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung runcing. Strobilus jantan banyak memiliki mikrosporofil, masing-masing mikrosporofil memiliki dua mikrosporangia, strobilus betina memiliki satu biji. Embrio memiliki dua kotiledon.

P. neriifolius

Jenis Gymnospermae ini memiliki habitus berupa pohon, batang kasar, pepagan berlekah. Daun tunggal, susunan tersebar, bentuk lanset, ujung runcing. Strobilus jantan memiliki banyak mikrosporofil, masing-masing mikrosporofil memiliki dua mikrosporangia, strobilus betina memiliki satu biji. Embrio memiliki dua kotiledon.

(7)

Lampiran 5 Persebaran jenis lumut epifit berdasarkan ketinggian letak lumut pada pohon (0-100 cm dan 100-200 cm) dan arah mata angin (U= utara, S= selatan, B= barat, T= timur) pada pohon inang di Blok I dan Blok II.

Kelompok Blok 0-100 cm 100-200 cm Nomor Pohon Inang Suku U S B T U S B T Jenis Lumut Hati Frullaniaceae Frullania apiculata I - - - - II - - - - + - - - 10 Lejeuneaceae Cheilolejeunea incisa I - - + + - - - - 3 II + - + + - - - - 5,10,12,13 C. trifaria I + + + - - - 1,2 II + - - - 10 Lejeunea sordida I - - - - II - - - + - 5,12 L. tuberculosa I + - + + - - - - 1,2 II - + + + - - - - 7,8,11,12 Lopholejeunea eulopha I - - - - II + + - - - 7 Lumut Sejati Calymperaceae Calymperes boulayi I - - - - II - - - - + - - - 10 Exodictyon sullivantii I - - + - - - 1 II - - - - Syrrhopodon prolifer I - - + - - - 1 II - - - - Fissidentaceae Fissidens autoicus I + + + + - - - - 2,4 II - - - - F. intromarginatulus I - + - - - 3,4 II - - - - F. perpusillus I - + - - - 2 II - - - - Leucobryaceae Leucobryum chlorophylosum I - - - + - 3 II - - - - + - + - 10 Octoblepharaceae Octoblepharum albidum I - - - - + + + + 1,2,3 II - - - - + + + - 10,12,13 Sematophyllaceae Meiothechium bogoriense I - - - - II - - - - + - - - 11 M. jagorii I - - - - II - - - - + + + + 6,8,12,13 M.microcarpum I - - - - II - - - + 6 sp.1 I - - - - II - - + - - - 7 Jumlah 6 6 9 5 7 3 6 3

(8)

Lampiran 6 Pohon inang (Gymnospermae) dan jumlah jenis lumut epifit per pohon inang di Blok I dan Blok II.

Blok

Pohon Inang (Gymnospermae)

Jumlah Jenis Lumut Nama Pohon Nomor Sampel Pohon Nomor Pohon Diameter Batang (cm) Tekstur Kulit Pohon I

Lepidozamia hopeii 1 II.E.49 26.7 Kasar 5

L. hopeii 2 II.E.54 23.6 Kasar 5

L. hopeii 3 II.E.53 33.7 Kasar 4

L. hopeii 4 II.E.55 39.5 Kasar 2

Rata-rata jenis lumut per pohon inang 4

II

Araucaria columnaris 5 V.F.40 65.6 Kasar 2

A. cunninghamii 6 V.F.103 66.2 Kasar 2

Agathis robusta 7 V.F.83 44.9 Halus dan

Kasar 3

Gnetum gnemon 8 V.F.114 42.7 Halus 2

Pinus caribaea 9 V.F.105 37.9 Kasar 0

P. montizumae 10 V.F.10 39.5 Kasar 6

Podocarpus chinensiswell 11 V.F.115 25.5 Kasar 2

P. neriifolius (jantan) 12 V.F.117 34.4 Kasar 5

P. neriifolius (betina) 13 V.F.116 34.4 Kasar 3

(9)

Lampiran 7 Daftar istilah botani untuk lumut

Acrocarpous : Tumbuhan lumut yang tumbuh tegak dan menghasilkan sporofit pada bagian ujung batang.

Alar cells : Sel pada bagian sudut atau tepi basal daun yang berbeda ukuran, bentuk, dan warna dari sel pada bagian daun yang lain.

Border : Tepi daun yang terdiferensiasi baik bentuk, ukuran, warna, ataupun ketebalan. Cancellina : Bagian basal daun yang tersusun oleh sel-sel yang kosong transparan dan

biasanya berukuran besar dibandingkan sel lainya. Chlorocyst : Sel yang berisi klorofil.

Cilia : Bagian yang menyerupai rambut-rambut halus. Excurrent : Tulang daun yang melebihi ujung daun. Gemma : Alat reproduksi aseksual pada lumut.

Incubous : Susunan daun pada lumut hati, daun lateral menutupi daun lateral diatasnya. Isodiametric : Bentuk teratur dengan diameter yang sama.

Lamina : Helaian daun yang tipis, separuh daun yang rata, berbeda dengan tulang daun. Leucocyst : Sel yang tidak berisi klorofil.

Lobe : Bagian dari daun lateral dari lumut hati yang biasanya berukuran besar. Lobule : Bagian daun lateral yang membentuk kantung pada lumut hati.

Mamilla : Penonjolan dinding sel sehingga terjadi perluasan lumen sel yang menonjol. Oblong : Bangun daun apabila memiliki panjang berbanding lebar 2 1/2-3:1.

Papilla : Penonjolan padat pada permukaan dinding sel.

Percurrent : Pertulangan daun yang memanjang dan berakhir di ujung daun atau sebelum ujung daun.

Pleurocarpous : Tumbuhan lumut yang tumbuh merayap dan menghasilkan sporofit pada bagian lateral batang.

Pluripapillose : Memiliki beberapa papilla. Rhombic : Sel berbentuk belah ketupat. Sinus : Belahan pada underleaves.

Underleaves : Daun yang tersusun pada posisi ventral pada lumut hati berdaun. Unimamillate : Memiliki satu mamillae.

Vaginant lamina : Duplikat daun pada suku Fissidentaceae yang berbentuk seperti perahu di sisi adaksial.

(10)

Lampiran 8 Jenis lumut hati epifit pada Gymnospermae di Kebun Raya Bogor

Keterangan: a, b. C. trifaria c, d. F. apiculata

(11)

Lampiran 9 Jenis lumut sejati epifit pada Gymnospermae di Kebun Raya Bogor

Keterangan: a, b. C. boulayi c, d. E. sulivantii. e, f. F. autoicus g, h. L. chlorophylosum

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai upaya memberi saran/masukan kepada pengambilan kebijak:an, dalam rangka optimalisasi kebijak:an SOP pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukamara maka

Dari peta juga terlihat bahwa beberapa unit Puskesmas yang berada tidak jauh dari jalan arteri Kabupaten Kebumen memiliki jangkauan pelayanan yang saling tumpang tindih

Dengan adanya Kurikulum 2013 yang merupakan kurikulum berkarakter diharapkan dapat menghasilkan siswa-siswa yang mempunyai jati diri, cakap dan cerdas baik pengetahuan,

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Perbedaan Rerata Karies Gigi

Sebagai Bandar udara yang berada pada wilayah/daerah strategis dibidang wisata, pendidikan, dan sistem birokrasi yang baik maka pengoperasian Bandar udara Yogyakarta

PENGADUAN/KORBAN KEKERASAN THD PEREMPUAN DAN ANAK II PELAYANAN KESEHATAN BG PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN III PENANGANAN PENGADUAN/KORBAN KEKERASAN THD PEREMPUAN

Tabel 2.2 pengkajian kriteria EFQM berdasarkan orientasi organisasi Tabel 2.2 pengkajian kriteria EFQM berdasarkan orientasi organisasi Kategori Berorientasi Kategori

Persamaan peneliti saat ini dengan peneliti sebelumnya adalah sama-sama menggunakan topik Internet Financial Reporting sebagai penelitian, dan juga ada persamaan pada variabel