• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAINAN PADA PT ARTHA ADIPERSADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAINAN PADA PT ARTHA ADIPERSADA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAINAN PADA PT ARTHA ADIPERSADA

Astiana Sholihah larasaasifana@yahoo.co.id

Soebari Martoatmojo

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out the influence of price,advertisement, direct selling and customer service to the purchasing decision of toys product at PT Artha Adipersada. The analysis technique in this research is multiple linear regressions analysis in order to find out how great the influence of factors which are used in this research in research models i.e.: price, advertisement, direct selling, and customer service to the customer decision in purchasing toys product at PT Artha Adipersada. the partial result of t-test shows the significance level which has been obtained from Independent variable: price is 4.702, advertisement is 2.563, direct selling is 2.574, and customer service is 2.439 less than (α) 0.05. It shows that partially the independent variable has positive and significant influence to the purchasing decision. The analysis of variance (ANOVA) the F value is 30.123 with significance level is 0.000 therefore F model is adequate to be used for the next research. The R Square (R2) level is 0.559 which means that price, advertisement, direct selling, and customer service variable can explain the customer purchasing decision variable of toys product at PT Artha Adipersada is 55% while the remaining is 44% is explained by other

variables outside the in used model. Keywords: Purchasing Decision, Price, Advertisement, Direct Selling, Customer Service

ABSTRAK

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel harga, periklanan, penjualan langsung dan layanan konsumen terhadap keputusan pembelian produk mainan di PT. Artha Adipersada. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda yang tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu harga, periklanan, penjualan langsung, layanan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Hasil uji t secara parsial menunjukkan tingkat signifikansi yang diperoleh dari variabel bebas yaitu harga sebesar 4,702, periklanan 2,563, penjualan langsung sebesar 2,574, layanan konsumen sebesar 2,439 lebih kecil dari (α) 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan untuk pengujian analisis of variance (ANOVA) nilai f sebesar 30,123 dengan tingkat signifikansi 0,000, dengan demikian model f layak untuk digunakan analisis selanjutnya. Sedangkan untuk tingkat R Square (R2) sebesar 0,559 yang berarti variabel harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen mampu menjelaskan variabel keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada sebesar 55,9% sedangkan sisanya 44,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan. Kata kunci: Keputusan pembelian, harga, periklanan, penjualan langsung, layanan konsumen.

(2)

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi dan industri yang semakin maju, serta berkembangnya pembangunan di Indonesia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menyebabkan kalangan dunia usaha semakin bersaing dan berlomba untuk menjadi yang terdepan di mata konsumen. Dengan cara memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Untuk bisa bertahan dalam persaingan yang semakin ketat sekarang ini maka perusahaan harus bisa mengedepankan konsumen sebagai tujuan utama. Perusahaan harus mampu memberikan barang atau jasa yang memiliki nilai lebih tinggi dibanding pesaing kepada konsumen, seperti harga yang murah dan bersaing, promosi yang menarik dan layanan konsumen yang memuaskan.

Dalam kasus ini yang akan dibicarakan yaitu mengenai harga, periklanan, penjualan langsung dan layanan konsumen. Harga yang lebih murah dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan dibanding dengan produk yang ada di pasaran. Periklanan dan penjualan langsung dilakukan perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan. Layanan konsumen diberikan oleh perusahaan kepada konsumen selain sebagai rasa tanggung jawab atas produk juga bertujuan untuk mencipatakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan konsumen.

PT. Artha Adipersada merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distributor mainan anak – anak dan kembang api di seluruh wilayah Indonesia. PT. Artha Adipersada menyediakan produk mainan dengan bermacam pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan usia pada anak. Semua produk yang dipasarkan didukung oleh pelayanan. Pelayanan konsumen yang baik dan memuaskan menjadi tujuan utama perusahaan. Promosi akan suatu produk dan harga yang lebih murah juga merupakan modal utama untuk menarik minat konsumen.

Harga merupakan hal yang menarik dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurut (Tandjung, 2004:78) bahwa harga adalah jumlah uang yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal. Dalam teori permintaan harga, semakin tinggi harga maka semakin rendah permintaan suatu produk dan sebaliknya semakin rendah harga semakin tinngi permintaan suatu produk. PT. Artha Adipersada mempunyai harga yang cukup bersaing dengan para pesaingnya. Meskipun ada sebagian produk yang mempunyai harga lebih tinggi.

Promosi yang dilakukan oleh PT. Artha Adipersada diantaranya adalah dengan memasang iklan lewat media elektronik dan melakukan penjualan langsung. Promosi merupakan cara perusahaan memperkenalkan kebaikan produknya kepada pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan. Promosi pada hakekatnya merupakan seni merayu pelanggan dan calon konsumen untuk membeli lebih banyak produk perusahaan (Tandjung. 2004:83).

Menurut (Kotler, 2005:213), pelayanan terhadap konsumen merupakan salah satu strategi produk atau jasa perusahaan biasanya mencakup berbagai pelayanan, pelayanan itu merupakan bagian kecil atau bagian besar dari seluruh produk atau jasa. PT. Artha Adipersada memberikan pelayanan kepada konsumen berupa penggantian barang rusak dan bebas biaya kirim untuk luar pulau.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, maka berdasarakan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Produk Mainan pada PT. Artha Adipersada . Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang di ajukan adalah sebagai berikut : (1) Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada. (2) Apakah terdapat pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di

(3)

PT. Artha Adipersada. (3) Apakah terdapat pengaruh penjualan langsung terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada. (4) Apakah terdapat pengaruh layanan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada, untuk mengetahui pengaruh periklanan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada, untuk mengetahui pengaruh penjualan langsung terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada, untuk mengetahui pengaruh layanan konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT. Artha Adipersada.

TINJAUAN TEORITIS Harga

Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga juga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Faktor – faktor yang mempengaruhi penetapan harga menurut (Angipora, 2002 : 75) meliputi lima tahap yaitu : (1) Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut. (2) Mengetahui lebih dahulu dalam persaingan. (3) Menentukan market share. (4) Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar. Ada beberapa strategi harga yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar yang sesuai yaitu : (a) Skim the cream pricing (penetapan harga pernyaringan. (b) Penetration pricing (penetapan harga penetrasi). Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli. Menurut (Tjiptono, 1997:152) yaitu : (1) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. (2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor – faktor produk, seperti kualitas. Tujuan penetapan harga menurut (Tjiptono, 1997 : 152) diantaranya : (1) Tujuan berorientasi pada laba. (2) Tujuan Berorientasi pada Volume. (3) Tujuan berorientasi pada citra. (4) Tujuan stabilisasi harga. (5) Tujuan – tujuan lainnya yaitu, harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepekaan konsumen terhadap harga. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepekaan harga menurut (Nagle dalam Purnama, 2001 : 131 ) : (1) Pengaruh nilai unik (unique-value effect), para pembeli akan kurang peka terhadap harga jika produk tersebut lebih bersifat unik. (2)Pengaruh kesadaran atas produk pengganti (subtitusi-awaerness effect), para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak menyadari adanya produk pengganti. (3) Pengaruh perbandingan yang sulit (difficult – comparison effect), para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika mereka tidak dapat dengan mudah membandingkan mutu barang pengganti. (4) Pengaruh pengeluaran total (total – exspansiture effect), pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin rendah dibandingkan pendapatan totalnya. (5) Pengaruh manfaat akhir, para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika pengeluaran tersebut semakin kecil dibandingkan biaya total produk akhir. (6) Pengaruh biaya bersama (shared – cost effect), para pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika sebagian biaya itu ditanggung pihak lain. (7) Pengaruh investasi tertanam (sunk investment effect), para

(4)

pembeli semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut digunakan bersama dengan aktiva yang telah dibeli sebelumnya. (8) Pengaruh mutu – harga (price – quality effect), para pembeli akan semakin kurang peka terhadap harga jika produk tersebut dianggap memiliki mutu, prestise atau eksklusivitas yang lebih. (9) Pengaruh persediaan (inventory effect), pembeli kurang sensitive terhadap harga bila mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut.

Periklanan

Periklanan merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memperkenalkan produk yang dipasarkan. Menurut (Kotler dan Keller ,2007 : 244), periklanan (advertising) adalah semua bentuk terbayar persentasi non pribadi dan promosi ide, barang, atau jasa dengan sponsor tertentu. Pengertian tujuan periklanan menurut (Kotler, 2002 : 598) : “ An advertising goal is a specific communication task and achievement level to be accomplished with a specific audience in a specific period time”. Dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa tujuan periklanan adalah suatu komunikasi khusus yang bertugas untuk mencapai suatu target pemirsa tertentu di dalam periode waktu tertentu. Tujuan iklan menurut (Kotler, 2002 : 601-603), tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu : (a) Informative Advertising, digunakan pada saat perusahaan memperkenalkan suatu produk baru, dimana tujuannya adalah membangun permintaan pokok atas kategori produk tersebut. (b) Persuasive Advertising, digunakan pada tahap persaingan dimana tujuannya membangun permintaan yang selektif akan merk produk. (c) Reminder Advertising, iklan yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat, fungsinya untuk mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. (d) Comparison Advertising, pada jenis iklan ini, perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas merk dengan cara membandingkannya dengan merk lain dalam sebuah kelas produk. (e) Reinforcement Advertising, iklan ini berusaha meyakinkan konsumen bahwa mereka mengambil pilihan yang tepat. Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008 : 157) suatu iklan memiliki karateristik sebagai berikut : (a) Penemuan informasi tentang produk / perusahaan dari berbagai media mudah. (b) Design media yang digunakan menarik. (c) Informasi yang disampaikan dalam berbagai media jelas. (d) Pesan yang terkandung dalam berbagai media dapat dipercaya.

Penjualan Langsung

Penjualan langsung merupakan salah satu bagian dari promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk segera mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen. Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya, (Kotler dan Amstrong, 2004 : 79). Menurut (Tandjung, 2004 : 83), promosi pada hakekatnya merupakan seni merayu pelanggan dan calon konsumen untuk membeli lebih banyak produk perusahaan. Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008 : 223), pemasaran langsung (direct marketing) terdiri dari hubungan langsung dengan konsumen individual yang ditargetkan secara seksama untuk meraih respons segera dan membangun hubungan pelanggan yang langgeng. Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008 : 222) karakteristik dari direct marketing adalah sebagai berikut : (a) Interaksi melalui pemasaran langsung yang interaktif. (b) Interaksi dari perusahaan yang interaktif. Menurut (Kotler, 2005 : 300), tujuan dari promosi penjualan dikelompokkan pada tiga tingkatan yaitu : (1) Tujuan terhadap konsumen : (a) Mendorong pembelian unit – unit yang berukuran lebih besar. (b) Menciptakan pengujian produk di antara non – pemakai. (c) Menarik orang yang beralih merk dari pesaing. (2) Tujuan terhadap pengecer : (a) Membujuk pengecer menjual jenis produk baru dan mempunyai tingkat

(5)

persediaan yang lebih tinggi. (b) Mendorong pembelian diluar musim. (c) Mendorong penyediaan produk – produk terkait. (d) Mengimbangi produk pesaing. (e) Membangun kesetiaan merk. (f) Memperoleh pintu masuk ke gerai – gerai eceran baru. (3) Tujuan terhadap tenaga penjualan : (a) Mendorong dukungan terhadap produk atau model baru. (b) Mendorong pencarian calon pelanggan yang lebih banyak. (c) Merangsang penjualan diluar musim

Layanan Konsumen

(Kotler, 2005 : 213) menjelaskan tentang pelayanan sebagai berikut: “ Pelayanan terhadap konsumen merupakan salah sau strategi produk atau jasa perusahaan biasanya mencakup berbagai pelayanan, pelayanan itu merupakan bagian kecil atau bagian besar dari seluruh produk atau jasa”. Menurut (Payne, 2000 : 74), pelayanan adalah rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang oleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan. Pelayanan pelanggan mengandung : (a) Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. (b) Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan sesuai dengan harapan mereka. (c) Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. (d) Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan. (e) Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan segala tindak lanjut serta tanggapan keterangan yang akurat.

Keputusan Pembelian

Secara umum ada lima peranan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam melakukan pembelian (Kotler, 2005 : 221) yaitu : (1) Pencetus (Initiator) : seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk atau jasa. (2) Pemberi pengaruh (Influencer) : seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan pembelian. (3) Pengambil keputusan (Decision maker) : seseorang yang mengambil keputusan untuk setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan dimana akan dibeli. (4) Pembeli (Buyer) : orang yang melakukan pembelian sesungguhnya. (5) Pemakai (User) : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa yang bersangkutan. Menurut (Kotler, 2005 : 202), faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen secara umum ada dua faktor yang berpengaruh yaitu : (1) Faktor Intern, yaitu faktor dari dalam diri konsumen itu sendiri yang meliputi motivasi, pembelajaran sikap dan kepribadian serta konsep diri. (2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri konsumen yang meliputi budaya dan sub budaya, kelas sosial, kelompok sosial dan kelompok referensi, serta keluarga. Menurut (Kotler, 2005 : 252) ada lima tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk yaitu : (1) Pengenalan masalah, dalam masalah ini ada pengakuan konsumen bahwa mereka membutuhkan sesuatu. (2) Pencarian informasi, jika minat seseorang akan suatu produk telah timbul, maka dorongan untuk mencari informasi akan menjadi semakin kuat. Salah satu kunci bagi pemasar adalah sumber – sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relative dari masing – masing sumber – sumber informasi konsumen ini dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu : (a) Sumber pribadi, seperti keluarga, teman. (b) Sumber komersil, seperti iklan, wiraniaga. (c) Sumber publik, seperti media masa, organsasi penentu peringkat konsumen. (d) Sumber pengalaman, seperti penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. (3) Evaluasi alternative, setelah

(6)

konsumen mendapatkan cukup informasi mengenai produk makan tahap berikutnya adalah mengevaluasi alternatif – alternatif yang ada. Ada beberapa proses evaluasi konsumen, yaitu : (a)Konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. (b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. (c) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda – beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. (4) Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merk – merk yang terdapat pada perangkat pilihan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat membeli dan keputusan pembelian, yaitu : (a) Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang telah ditentukan oleh seseorang konsumen. (b) Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian. (5) Perilaku pasca pembelian, setelah melakukan pembelian konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

Perumusan Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian yang diambil adalah sebagai berikut : (H1) Harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. (H2) Periklanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. (H3) Penjualan

langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. (H4)

Layanan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut (Nurgiyantoro, 2002 : 20), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen PT. Artha Adipersada Surabaya. Dalam penelitian ini jumlah populasi tidak terbatas, dan jumlah sampel ditetapkan sebesar 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kebetulan (accidental sampling method). Menurut (Sugiyono, 2010 : 77), sampling aksidental adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel apabila di pandang konsumen yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan merupakan data primer yaitu, data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden secara langsung dan observasi yang dilakukan oleh peneliti. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan langkah sebagai berikut : Studi Lapangan (field research) adalah metode penelitian yang mengadakan penelitian langsung pada obyek penelitian, dalam hal ini adalah PT. Artha Adipersada Surabaya. Penelitian lapangan ini dapat dilakukan dengan cara pengambilan data sebagai berikut : Kusioner, adalah teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket kepada para responden dengan tujuan mendapatkan data yang diinginkan.

Variabel dan Definisi Operasional Variabel Independen

Variabel Ke 1 Harga (H)

Harga merupakan salah satu bagian terpenting dalam pemasaran. indikator harga sebagai berikut : (a) Kesesuaian harga dengan kualitas produk. (b) Daya saing harga

(7)

dengan produk lain. (c) Potongan harga. (d) Kesesuaian harga dengan kemampuan konsumen.

Variabel Ke 2 Periklanan (IK)

Menurut (Kotler dan Armstrong, 2008 : 150), periklanan dalam hal ini merupakan semua bentuk prsentasi nonpribadi dan promosi, ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. indikator – indikator untuk mengukur variabel periklanan menurut (Kotler dan Armstrong, 2008 : 157) sebagai berikut : (a) Penemuan informasi tentang produk / perusahaan dari berbagai media mudah. (b) Design media yang digunakan menarik. (c) Informasi yang disampaikan dalam berbagai media jelas. (d) Pesan yang terkandung dalam berbagai media dapat dipercaya.

Variabel Ke 3 Penjualan Langsung (PL)

Penjualan langsung merupakan promosi yang dilakukan perusahaan dengan cara menjual produk langsung kepada pelanggan tanpa melalui perantara distributor ataupun pedangan eceran. Adapun indikator penjualan langsung sebagai berikut : (a) Interaksi melalui pemasaran langsung yang interaktif. (b) Interaksi dari perusahaan yang interaktif.

Variabel Ke 4 Layanan Konsumen (LK)

Layanan konsumen merupakan jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen untuk memenuhi harapan konsumen. indikator layanan konsumen sebagai berikut : (a) Tersedianya tempat service. (b) Kecepatan dan ketepatan pengiriman barang. (c) Adanya penerimaan return. (d) Keramahan karyawan. (e) Bebas biaya pengiriman.

Variabel Dependen Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau tidak suatu produk yang diukur melalui indikator: (a) Kebutuhan akan suatu produk. (b) Keinginan mencoba produk. (c) Kepercayaan terhadap kualitas suatu produk. (d) Pembelian ulang. Dalam penelitian ini menggunakan skala likert, menurut (Sugiyono, 2010 : 86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Skala likert yang dijadikan 5 (lima) skala alternatif, antara lain : (a) Sangat setuju = 5. (b) Setuju = 4. (c) Kurang setuju = 3. (d) Tidak setuju = 2. (e) Sangat tidak setuju = 1.

Teknik Analisis Data

Analisa kuantitatif bisa menggunakan angka – angka dan perhitungan dengan metode statistik. Adapun teknik analisa yang digunakan untuk dapat membuktikan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut :

Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan item-item pertanyaan pada kuesioner yaitu dengan jalan menghitung koefisien korelasi dari tiap-tiap pertanyaan dengan skor total yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan angka kritis r produk moment. Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Tujuan dari uji reliabilitas adalah menunjukkan konsistensi skor – skor yang diberikan skorer. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha masing-masing variabel lebih dari 60 % atau 0,6 maka penelitian ini dikatakan reliabel (Ghozali, 2011:42).

(8)

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui bentuk hubungan menyeluruh tentang harga, promosi, layanan konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk mainan pada PT Artha Adipersada Surabaya. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010 : 188 ) : Y = a0 + a1 H + a2IK + a3PL + a4 LK + ei Dimana : Y = Keputusan Pembelian H =Harga IK = Periklanan PL = Penjualan Langsung LK = Layanan Konsumen a = Konstantan

a1-a4 =Koefisien regresi untuk H…IK…PL…LK

ei = Kesalahan Pengganggu Analisis Uji t

Membuat hipotesis, yaitu : (a) H0 : a1, a2, a3, a4 = 0. Berarti variabel bebas (H, IK, PL

dan LK) tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. (b) H1 : a1, a2, a3,

a4 ≠ 0. Berarti variabel bebas (H, IK, PL dan LK) berpengaruh secara parsial terhadap

keputusan pembelian. Menetapkan besarnya nilai α (level of signifcance) yaitu 0,05. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, maka H0 diterima yang berarti harga, periklanan, penjulan

langsung dan layanan konsumen secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mainan PT. Artha Adipersada Surabaya. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, maka H0 ditolak yang berarti harga, periklanan, penjualan langsung dan layanan

konsumen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk mainan PT. Artha Adipersada Surabaya.

Analisis Uji F

Uji F pada dasarnya digunakan untuk menentukan apakah model penelitian layak digunakan atau tidak. Jika nilai uji F hitung > 0,05 dengan tingkat signifikansi 0,000 ≤ 0,05 maka dapat dinyatakan uji F model yang digunakan layak.

Analisis Koefisien Determinasi ( R2

)

Koefisien determinasi dipakai untuk menunjukkan besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y. Nilai R2 atau r² berada di antara 0 dan 1 yang

mempunyai arti yaitu bila R2 atau r² = 1, artinya menunjukkan variabel bebas

mampu menjelaskan variabel terikat. Semakin tinggi nilai R2 atau r² dan atau

semakin mendekati 1, maka semakin baik model yang digunakan (Debiyantoro dan Cesimariana 2012 : 122).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas

Uji Validitas menurut (Ghozali, 2011:45) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam hal ini koefisien korelasi yang nilai signifikannya lebih kecil dari 5% (level of significance) menunjukkan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut sudah sah atau valid sebagai pembentuk indikator.

(9)

Tabel 1

Hasil Analisis Uji Validitas

Variabel Indikator r hitung Sig α (0,05) Keterangan

Harga X1.1 0,476 0,000 0,05 Valid X1.2 0,473 0,000 0,05 Valid X1.3 0,510 0,000 0,05 Valid X1.4 0,267 0,007 0,05 Valid Periklanan X2.1 0,486 0,000 0,05 Valid X2.2 0,514 0,000 0,05 Valid X2.3 0,540 0,000 0,05 Valid X2.4 0,636 0,000 0,05 Valid Penjualan Langsung X 3.1 0,806 0,000 0,05 Valid X3.2 0,706 0,000 0,05 Valid Layanan Konsumen X4.1 0,479 0,000 0,05 Valid X4.2 0,590 0,000 0,05 Valid X4.3 0,359 0,000 0,05 Valid X4.4 0,546 0,000 0,05 Valid X4.5 0,481 0,000 0,05 Valid Keputusan Pembelian Y1 0,552 0,000 0,05 Valid Y2 0,415 0,000 0,05 Valid Y3 0,603 0,000 0,05 Valid Y4 0,503 0,000 0,05 Valid

Berdasarkan hasil pengujian validitas terkait dengan indikator dari variabel harga, periklanan, penjualan langsung, layanan konsumen, dan keputusan pembelian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang mengukur variabel tersebut dikatakan valid

.

Uji Reliabilitas

Koefisien reliabilitas diketahui dari besarnya koefisien alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,6 (Ghozali, 2011:133). Dari hasil uji reliabilitas nilai cronbach alpha dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach alpha Koefisien alpha

(α) Ket

Harga (X1) 0,726 0,60 reliabel

Periklanan (X2) 0,713 0,60 reliabel

Penjualan langsung (X3) 0,656 0,60 reliabel

Layanan konsumen (X4) 0,702 0,60 reliabel

Keputusan pembelian (Y) 0,886 0,60 reliabel

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini sudah sangat representatif dalam arti kata pengukuran datanya sudah dapat dipercaya (reliabel). Setelah dilakukan pengujian instrumen yang mana hasilnya menyatakan bahwa data penelitian adalah valid dan reliabel.

(10)

Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang paling banyak diakui atau paling luas adalah metode kuadrat terkecil biasa (Ordinarty Least Square/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan asumsi perkiraan linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbiased Estimation/BLUE), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul–betul linier dan tidak bias. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut asumsi klasik sebagai berikut:

Uji Multikolinieritas

Tidak terjadi multikolinearitas, yaitu antara variabel independent yang satu dengan independent yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Multikolinearitas dapat diukur dengan menggunakan Variance Inflation Faktor (VIF) tidak boleh melebihi 5 dan nilai tolerance harus berkisar mendekati 1.Nilai VIF dan tolerance dalam dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 Harga .558 1.791 Periklanan .733 1.365 Penjualan langsung .448 2.232 Layanan Konsumen .991 1.009

Pada tabel 3, hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa nilai pada VIF pada semua variabel kurang dari nilai 5, sedangkan nilai tolerance dari masing–masing variabel berkisar mendekati 1 yang artinya nilai variabel–variabel tersebut tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedaktisitas

Menurut (Santoso, 2009:210) jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Grafik pengujian Heteroskedaktisitas disajikan berikut:

Gambar 1

(11)

Berdasarkan gambar 1, tidak ada tingkat korelasi serius, hal ini terlihat sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan tidak ada gejala heterosdaktisitas.

Uji Normalitas

Dalam pengujian ini menggunakan pendekatan grafik, yaitu grafik Normal P-P Plot of regresion standard, dengan pengujian ini disyaratkan bahwa distribusi data penelitian harus mengikuti garis diagonal antara 0 dan pertemuan sumbu X dan Y. Grafik tersebut disajikan dalam gambar 2.

Gambar 2

Hasil Perhitungan Uji Normalitas

Menurut Santoso (2010:201) jika penyebaran data (titik) di sekitar sumbu diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa distribusi data mengikuti garis diagonal antara 0 (nol) dengan pertemuan sumbu Y (Expected Cum. Prob.) dengan sumbu X (Observed Cum Prob.) Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu harga, periklanan, penjualan langsung, layanan konsumen terhadap keputusan pembeliankonsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Dari pengujian regresi linier berganda yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

(12)

Tabel 4

Rekapitulasi Hasil Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.801 1.022 Harga .289 .061 .429 Periklanan .177 .069 .204 Penjualan langsung .227 .088 .262 Layanan Konsumen .100 .059 .115

Dari data tabel 4, maka prediksi keputusan pembelian dapat dimasukkan kedalam persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 2,801 + 0,289H+ 0,177IK+ 0,227PL+ 0,100LK

Dari persamaan regresi diatas dapat diuraikan sebagai berikut: (1) Konstanta (a) sebesar 2,801, menunjukkan bahwa jika sebelum ada pengaruh dari variabel bebas harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen = 0, maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan sebesar 2,801 satuan.Dengan kata lain jika tidak ada harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan sebesar 2,801 satuan. (2) Koefisien regresi harga (b1) sebesar 0,289, menunjukkan arah hubungan

positif searah antara harga dengan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada, hal ini berarti jika harga naik 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan naik sebesar 0,289 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Dengan kata lain jika harga meningkat satu satuan akan menyebabkan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada juga akan naik sebesar 0,289 satuan dengan anggapan periklanan, penjualan langsung dan layanan konsumen konstan. (3) Koefisien regresi periklanan (b2) sebesar

0,177, menunjukkan arah hubungan positif searah antara periklanan dengan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada, hal ini berarti jika variabel periklanan naik maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan naik sebesar 0,177 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Dengan kata lain jika periklananmeningkat satu satuan akan menyebabkan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada juga akan naik sebesar 0,177 satuan dengan anggapan harga, penjualan langsung dan layanan konsumen konstan. (4) Koefisien regresi penjualan langsung (b3) sebesar 0,227, menunjukkan arah

hubungan positif searah antara penjualan langsung dengan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada, hal ini berarti jika variabel penjualan langsung naik 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan naik sebesar 0,227 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Dengan kata lain jika penjualan langsung meningkat satu satuan akan menyebabkan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada juga akan naik sebesar 0,227 satuan dengan anggapan harga, periklanan dan layanan konsumen konstan. (5) Koefisien regresi layanan konsumen (b4) sebesar 0,100,

menunjukkan arah hubungan positif searah antara layanan konsumen dengan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada, hal ini berarti jika variabel layanan konsumen naik 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada akan naik sebesar 0,100 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Dengan kata lain jika layanan konsumenmeningkat satu satuan akan

(13)

menyebabkan keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada juga akan naik sebesar 0,100 satuan dengan anggapan harga, periklanan dan penjualan langsung konstan.

Analisis Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali (2011:98).

Tabel 5

Hasil Perhitungan Uji t

Variabel t hitung Sig (α) Keterangan

Harga 4.702 0.000 0,05 Berpengaruh

Periklanan 2.563 0.012 0,05 Berpengaruh

Penjualan langsung 2.574 0.011 0,05 Berpengaruh Layanan konsumen 2.439 0.018 0,05 Berpengaruh

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial diperoleh harga thitung sebesar

4,702 dengan sig 0,000 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,000 maka H0 berhasil ditolak berarti bahwa harga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Periklanan diperoleh thitung sebesar 2,563 dengan sig 0,012 < (α) 0,05 atau

dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,012 maka H0 berhasil ditolak

berarti bahwa periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan periklanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terdukung. Penjualan langsung diperoleh thitung sebesar 2,574

dengan sig 0,011 < (α) 0,05 atau dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,011 maka H0 berhasil ditolak berarti bahwa penjualan langsung berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan penjualan langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terdukung. Layanan konsumen diperoleh thitung sebesar 2,574 dengan sig 0,018 < (α) 0,05 atau dengan taraf

signifikansi kurang dari 0,05 atau sebesar 0,018 maka H0 berhasil ditolak berarti bahwa

layanan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan layanan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian terdukung.

Analisis Uji F

Uji F pada dasarnya digunakan untuk menentukan apakah model penelitian yang digunakan layak atau tidak. Hasil penelitian ini nilai F hitung sebesar 30,123 dengan tingkat signifikansi 0,000 ≤ (α) 0,05 maka dapat dinyatakan uji F model yang digunakan layak.

(14)

Tabel 6

Hasil Perhitungan Uji F ANOVAa

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 81.323 4 20.331 30.123 .000

b

Residual 64.117 95 .675

Total 145.440 99

Analisis Koefisien Determinasi ( R2 )

Koefisien korelasi (R) merupakan cermiqnan tingkat keeratan hubungan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Rentang nilai adalah 0 dan 1, dengan kriteria sebagai berikut: Jika R = 1 atau mendekati 1, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat kuat atau positif atau searah. Jika R = -1 atau mendekati -1, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat kuat namun arahnya negatif atau berbalik arah. Jika R = 0 atau mendekati 0, berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah sangat lemah atau bahkan tidak memiliki hubungan sama sekali.

Tabel 7

Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .748a .559 .541 .82153

Berdasarkan pada tabel 7, dapat diketahui keeratan hubungan antara variabel bebas harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen secara simultan terhadap variabel terikat keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada dari nilai koefisien korelasi (R) yaitu sebesar 0,748, ini menunjukkan hubungan atau keeratan antara variabel bebas dalam hal ini (harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada secara simultan adalah kuat, dikarenakan mendekati angka 1. Sedangkan nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh R Square pada tabel 7 sebesar 0.559 menunjukkan bahwa dari total variasi dependen dapat dijelaskan oleh model yang disajikan. Variabel harga, periklanan, penjualan langsung, dan layanan konsumen mampu menjelaskan variabel keputusan pembelian konsumen produk mainan di PT Artha Adipersada sebesar 55,9% sedangkan sisanya 44,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang digunakan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Harga, periklanan, penjualan langsung, layanan konsumen secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk mainan pada PT. Artha Adipersada. (2) Harga mempunyai nilai koefisien determinasi parsial lebih besar dibandingkan dengan ketiga variabel yang lain, hal ini

(15)

berarti harga memiliki pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mainan pada PT. Artha Adipersada.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka untuk meningkatkan keputusan pembelian konsumen pada produk mainan di PT. Artha Adipersada maka penulis memberikan saran – saran sebagai berikut : (1) Melihat keempat faktor yaitu harga, periklanan, penjualan langsung dan layanan konsumen, keempatnya berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, maka sebaiknya perusahaan memperhatikan keempat faktor tersebut. (2) Hendaknya perusahaan lebih memperhatikan lagi faktor harga, karena faktor harga yang memiliki nilai dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. (3) Hendaknya perusahaan mengadakan pembinaan terhadap karyawan dalam rangka melayani konsumen, supaya konsumen mempunyai loyalitas yang tinggi kepada perusahaan. (4) Hendaknya perusahaan lebih meningkatkan iklan yang menarik, supaya lebih banyak pelanggan yang tertarik.

DAFTAR PUSTAKA

Angipora, M. P. 2002. Dasar – Dasar Pemasran, Edisi Revisi, Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Dibyantoro dan Cesimariana. 2012. Pengaruh Kualitas Layanan Jasa terhadap Kepuasan Pelanggan Pada CV. Haspari Palembang. Palembang : Jurnal Ekonomi dan Akuntasi (JESIUS)

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Cetakan Kelima. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kotler, P. 2002, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Jakarta: Penerbit Prenhalindo.

---. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : Perhallindo

Kotler, P. dan G. Amstrong. 2004. Dasar – dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid I. Jakarta : PT. Indeks Kel. Gramedia.

---. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran (12ed). Jakarta : Erlangga

Kotler, P. dan Keller, K. 2007. Manajemen Pemasaran. 12th. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta

: PT. Indeks.

Nurgiyantoro, B. 2002. Statistik Terpan Untuk Penelitian Ilmu Sosial. Gadjah Mada Univesity Press. Yogyakarta.

Payne, A. 2000. The Essence of Service Marketing Pemasaran Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi Offset.

Purnama, L. 2000. Strategic Marketing Plan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.

Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS.Jakarta. Elex Media Komputindo.

---2010. Buku Latihan Statistik Parametik. Jakarta.Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alafabeta. Tandjung, W.J. 2004. Marketing Manajemen. Pendekatan Pada Nilai – nilai.

Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran ( edisi 2 ). Yogyakarta ●●●

Referensi

Dokumen terkait

Menciptakan wirausaha mandiri merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran khususnya di Indonesia, sehingga dengan memberikan pendidikan

Java bukan turunan langsung dari bahasa pemrograman manapun, juga sama sekali tidak kompetibel dengan semuanya.. Java memiliki keseimbangan menyediakan mekanisme

2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah ... PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM BIDANG CIPTA

Hasil penga- matan secara sekunder dari ikan cupang hasil maskulinisasi ekstrak seledri di- ketahui ciri-ciri morfologi yaitu ikan cupang jantan memiliki ukuran tubuh

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Hutoro pada program studi ekonomi Islami di Universitas Brawijaya Ide awal untuk mengajarkan ekonomi Islam di Fakultas Ekonomika dan

Selain penggunaan e-mail dalam pembelajaran bahasa Jerman seperti yang telah dikemukakan di atas, e-mail juga dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk mengirimkan

mau membuka diri, mau menerima kritik dan siap mengkritik, berkreasi, berinovasi, dan berimprovisasi, didukung para guru/ pendidik yang lain, lingkungan yang baik, keluarga

Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan skor VDS antara analgetik COX-2 dan asam mefenamat pada 30 pasien yang menjalani odontektomi, dengan status ASA I dan II yang