• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY BERBASIS WEB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY BERBASIS WEB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SOFTWARE

BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY BERBASIS WEB

Hilyah Magdalena

Program Studi Sistem Informasi STMIK Atma Luhur Pangkalpinang Jl. Raya Sungailiat Selindung Baru Pangkalpinang

Telp. (0717)433506

E-mail: hilyah.magdalena@yahoo.co.id

ABSTRAKS

Perangkat lunak berbasis open source yang digunakan untuk aplikasi digital library saat ini berkembang pesat dengan berbagai variasinya baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Karena itu begitu banyak kriteria – kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan perangkat lunak yang paling sesuai untuk diterapkan di lingkungan kampus Atma Luhur

Untuk memilih perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library ini dengan tiga level kriteria. Adapun level 1 kriteria yaitu teknologi, pengguna, dan dukungan pihak pengembang, level 2 kriteria terdiri dari 20 kriteria yang didapat dari kelebihan khusus untuk perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library. Sedangkan untuk level 3 alternatif ada tiga yaitu Ganesha Digital Library (GDL), Senayan, dan Greenstone. Hasil pemilihan ini menghasilkan Ganesha Digital Library (GDL) sebagai perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library yang handal dibandingkan dengan Senayan dan Greenstone. Tingkat kehandalan Ganesha Digital Library (GDL) mencapai 47,3%. Dan faktor yang paling berpengaruh dalam proses pemilihan ini adalah faktor teknologi yang mencapai 63,3%.

Kata Kunci: perangkat lunak berbasis open source untuk aplikasi digital library, analitical hierarchy process, expert choice 2000

1. PENDAHULUAN

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan pemanfaatannnya yang telah merambah ke berbagai bidang. Koleksi perpustakaan juga mulai dialihkan ke bentuk elektronik yang lebih tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah perkembangan muktahir dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan digital (digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan komputer (internet).

Gerakan open source dan Free Open Source Software (FOSS) ternyata juga berdampak terhadap dunia perpustakaan. Kehadiran Free Open Source FOS memungkinkan perpustakaan mewujudkan pengelolaan perpustakaan berbasis teknologi informasi tanpa harus memikirkan dana pengadaan perangkat lunak karena perangkat lunak yang dibutuhkan dapat diperoleh secara gratis. Hampir semua perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi tersedia secara gratis.

Banyaknya FOSS yang dapat digunakan untuk membangun otomasi perpustakaan memberikan konsekwensi bagi pustakawan atau pengelola perpustakaan. Kehatian-hatian ini diperlukan karena FOSS tidak memberikan garansi atas pemanfaatannya sehingga apabila ada masalah dengan perangkat lunak tersebut maka pihak pengembang tidak bertanggung jawab atas masalah

tersebut. Untuk itu dalam pemilihan ini, dituntut kehati-hatian dan kejelian pengelola perpustakaan, jangan sampai pengelola menyesal dikemudian hari karena menggunakan FOSS yang masih banyak memiliki kekurangan atau kelemahan (bugs).

1.1 Batasan masalah

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini dua, yaitu:

a. Faktor – faktor apa saja yang jadi pertimbangan dalam memilih software open source ?

b. Manakah software open source digital library yang paling handal diantara Ganesha Digital Library (GDL), Senayan, dan Greenstone ?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian adalah:

a. Melakukan kajian strategis dan evaluasi untuk memilih software berbasis open source untuk aplikasi digital library yang sesuai dengan kebutuhan kampus STMIK ATMA LUHUR. b. Untuk mengetahui tingkat kehandalan perangkat

lunak tersebut yang sesuai dengan kriteria dan sub kriteria dengan teknik pendekatan berdasarkan AHP (Analytical Hierarchy Process) yang nantinya akan diimplementasikan sebagai aplikasi digital library.

Berikut beberapa manfaat penelitian ini:

a. Setelah mengetahui kriteria – kriteria pemilihan software open source untuk aplikasi digital library, maka akan menunjang pengambilan

(2)

keputusan pimpinan.

b. Bagi institusi, penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjut dalam penerapan aplikasi digital library sesuai dengan hasil pemilihan software open source dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).

2. LATAR BELAKANG PERLUNYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROSES PEMILIHAN SOFTWARE BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK

APLIKASI DIGITAL LIBRARY

Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.

b. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu. c. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat

hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.

d. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Proses pengambilan keputusan seperti yang dijelaskan oleh [Efrain Turban, 1990] mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan mempunyai empat tahapan, yaitu, kecerdasan, desain, pilihan, dan implementasi. Tahap intelijen menyelidiki keterlibatan lingkungan, baik bersifat sementara atau terus menerus.

Proses pengambilan keputusan menurut Efrain Turban dijelaskan dalam gambar berikut:

Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan [Efrain Turban, 1990]

Sebagian besar masalah dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur adalah ketidakpastian, inkonsistensi, multi-kriteria keputusan, dan keputusan ketidakstabilan.

3. SOFTWARE OPEN SOURCE UNTUK

APLIKASI DIGITAL LIBRARY

Produk open source software untuk perpustakaan digital pun banyak tersedia di internet baik berasal dari dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri misalnya Ganesha Digital Library (GDL) dan

Senayan dan luar negeri misalnya, Greenstone.

Beragamnya produk open source software untuk perpustakaan digital menyebabkan perlunya satu model untuk mengambil keputusan software open source mana yang paling handal. Berikut adalah beberapa kelebihan dari software aplikasi GDL, Senayan, dan Greenstone.

3.1 GDL (Ganesha Digital Library)

Menurut Ismail Fahmi [Fahmi Ismail, 2000] dalam jurnalnya yang berjudul “Pendayagunaan Digital Library Network Untuk Mendukung Riset Nasional”, untuk menjawab kesepakatan bersama dalam World Summit on Information Society (WSIS), pemerintah mengembangkan program Indonesia Go Open Source (IGOS) untuk meningkatkan akselerasi penggunaan Open Source Software (OSS) di Indonesia. Ganesha Digital Library (GDL1) adalah sebuah OSS karya bangsa Indonesia yang sangat mendukung tujuan IGOS dalam mengelola dan memperlancar pertukaran ilmu pengetahuan, khususnya di lingkungan pendidikan, penelitian, pemerintahan, dan LSM. Keterbatasan infrastuktur internet di lebih dari separuh anggota jaringan tersebut telah melahirkan sebuah inovasi teknologi dalam GDL, yaitu ditambahkannya satu set fitur Protocol for Metadata Posting (PMP) ke dalam implementasi lokal disamping Protoco forMetadata Harvesting (PMH). Protokol ini diadopsi dari Open Archives Initiative (OAI). GDL 4.2 dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity, Usability, Maintainability, Flexibility, Testability, Portability, Reusability, Interoperability, Modularity, Traceability, Documentation.

3.2 Senayan

Menurut naskah internet yang dipublikasikan oleh blog dunia perpustakaan [duniaperpustakaan, 2009] menjelaskan bahwa Senayan merupakan salah satu FOSS berbasis web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi perpustakaan. Sebagai perangkat lunak berbasis web Senayan mampu berjalan sempurna di dalam sistem jaringan komputer atau internet. Perangkat lunak berbasis web saat ini sedang naik daun serta sesuai. dengan kebutuhan perpustakaan. Perangkat lunak

(3)

berbasis web sesuai dengan kebutuhan perpustakaan karena aplikasi jenis ini memungkinkan perpustakaan mendekatkan berbagai produk layanannya dengan pengguna perpustakaan.

Senayan di produksi oleh Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional. Lebih spesifik lagi kelahiran perangkat lunak otomasi perpustakaan ini dibidani oleh Hendro Wicaksono, Arie Nugraha dan Wardiyono. Guna mendukung pengembangan Senayan kedepan, saat ini perangkat lunak otomasi perpustakaan ini memiliki komunitas pengembang yang tergabung dalam Senayan Developer Community (SDC).

SENAYAN adalah Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan, SENAYAN sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet. Fitur Senayan antara lain: Online Public Access Catalog (OPAC), Detail record juga tersedia format XML, manajemen master file, sirkulasi, manajemen keanggotaan, inventarisasi koleksi (stocktaking), laporan dan statistik, Senayan mendukung beragam format bahasa termasuk selain latin, modul sistem dengan fitur (Konfigurasi sistem global, Manajemen modul, Manajemen User, Pengaturan hari libur, Pembuatan barcode otomatis, Utilitas untuk backup)

3.3 Greenstone

Berdasarkan naskah internet yang berjudul Panduan Operasi Open Source Greenstone Digital Library (GSDL) yang ditulis oleh Jumadi menuliskan bahwa Greenstone adalah perangkat lunak open source, didistribusikan dibawah ketentuan GNU General Public License. Ia berjalan pada Windows dan Unix / Linux, dan kedua kode sumber dan binari tersedia untuk di-download. Greenstone sepenuhnya didokumentasikan dalam bahasa Inggris, Perancis, Spanyol dan Rusia.

Greenstone Digital Library Software (GDLS) juga merupakan suatu software bersifat “free

open-source” yang dapat digunakan untuk

pengembangan layanan perpustakaan digital. Karena sifatnya yang free open-source, maka software ini dapat diperoleh secara gratis bahkan dapat dimodifikasi untuk dikembangkan lagi. Aplikasi freeware ini dibawah lisensi GNU-General Public License (GPL). GDSL, selanjutnya disebut saja Greenstone, mencakup kemampuan membangun dan mengatur koleksi digital serta memberi layanan penelusuran atas koleksi digital.

Software ini dikembangkan melalui Proyek

Pengembangan Perpustakaan Digital New Zealand (New Zealand Digital Library Project) dibawah koordinasi Ian H. Witten dari University of Waikato

New Zealand tahun 2004.

Secara ringkas, GreenStone mempunyai beberapa fasilitas, yaitu: Greenstone dapat diakses secara luas, koleksi dapat diakses melalui web browser standar, multi-platform, metadata-driven, Extensible, multi-bahasa, internasional, skala besar, Z39.50 kompatibel.

Selain fasilitas – fasilitas yang telah diuraikan, Greenstone juga menyediakan: pencarian yang fleksibel, tanpa pemeliharaan. frase dan frase unik. diterima operasi.

Greenstone memungkinkan untuk: multimedia, CD-ROM pilihan, koleksi terdistribusi.

Dan terakhir, karena Greenstone adalah perangkat lunak open source, maka dengan mudah dimodifikasi! Apa yang Anda lihat-anda bisa mendapatkan! Greenstone tersedia dari New Zealand Digital Library (http://www.nzdl.org) di bawah persyaratan Lisensi Publik Umum GNU. Sangat mudah untuk diinstal pada Windows dan Unix.

4. MENGGUNAKAN AHP SEBAGAI MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ketika keputusan yang akan diambil bersifat kompleks dengan risiko yang besar seperti perumusan kebijakan, pengambil keputusan sering memerlukan alat bantu dalam bentuk analisis yang bersifat ilmiah, logis, dan terstruktur/konsisten. Salah satu alat analisis tersebut adalah berupa decision making model (model pembuatan keputusan) yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan untuk masalah yang bersifat kompleks.

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L.

Saaty. Model pendukung keputusan ini akan

menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut

Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu

representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative, seperti yang tampak pada gambar 2.

Gambar 2. Repserentasi abstrak untuk Hirarki Keputusan

(4)

ataupun prioritas-prioritas yang sering berubah-ubah, digunakan perbandingan berpasangan yang menggunakan data, pengetahuan, dan pengalaman untuk memperoleh prioritas. Prinsip ini berarti membuat penilaian berkenaan dengan pertimbangan relatif pentingnya satu elemen terhadap yang lain. Untuk itu diperlukan suatu skala perbandingan antar dua elemen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pertanyaan biasanya diajukan dalam penyusunan skala kepentingan adalah:

a. Elemen mana yang lebih penting (penting/ disukai/ mungkin/…. )?

b. Berapa kali lebih penting (penting/disukai/ mungkin/ ……)?

Untuk kegiatan pembandingan antar sepasang objek, metode AHP memberikan sebuah standar nilai pembandingan antar dua objek seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Nilai Perbandingan

Pembanding Nilai

Sangat diutamakan 9

Lebih diutamakan menuju sangat diutamakan

8

Lebih diutamakan 7

Diutamakan menuju lebih diutamakan 6

Diutamakan 5 Cukup diutamakan menuju diutamakan 4

Cukup diutamakan 3

Setara menuju cukup diutamakan 2

Setara 1 AHP sebagai teknik penelitian memiliki

kelebihan dan kelemahan, berikut adalah kelebihan AHP: a. Kesatuan b. Kesepakatan c. Saling ketergantungan d. Penyusunan hierarki e. Pengukuran f. Konsistensi g. Sintesis h. Tawar – menawar i. Penilaian dan Konsensus j. Pengulangan proses

Sedangkan kelemahan AHP adalah:

a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli, selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

b. Model AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk.

5. KRITERIA YANG DIGUNAKAN UNTUK

MEMILIH SOFTWARE OPEN SOURCE UNTUK APLIKASI DIGITAL LIBRARY

Secara garis besar, ada tiga tahapan AHP dalam penyusunan prioritas, yaitu:

a. Dekomposisi dari masalah;

b. Penilaian untuk membandingkan elemen-elemen hasil dekomposisi

c. Sintesis dari prioritas.

Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (options), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas. Untuk goal / tujuan ‘Memilih software berbasis open source untuk aplikasi digital library’, penulis mengadopsi ide Oyku Alanbay dalam jurnalnya yang berjudul ‘ERP Selection Using Expert Choice Software’ yang ditulis pada Juli 2005, untuk membagi kriteria ke dalam tiga pilihan utama, setelah itu baru memecah pilihan utama itu menjadi beberapa sub kriteria, dan terakhir menentukan alternative yang akan dipilih. Namun untuk sub kriteria disesuaikan dengan kebutuhan khusus yang menjadi ciri khas software aplikasi untuk digital library.

Rincian sub kriteria dalam strategi pemilihan software berbasis open source untuk aplikasi digital library, disusun sebagai berikut:

a. Teknologi, dengan sub kriteria: multi platform, metadata driven, opac (online public access catalog), keterkinian, skala besar, multimedia, aplikasi berbasis web, produktivitas, keandalan, inventarisasi koleksi, fleksibilitas, keamanan. b. Pengguna, dengan sub kriteria: kemudahan

penggunaan, laporan dan statistik, kelengkapan fungsi, multi bahasa.

c. Dukungan pihak pengembang, dengan sub kriteria: dokumentasi, tanpa pemeliharaan, dukungan komunitas, indepedensi.

Dari kriteria–kriteria tersebut maka terbentuklah hirarki seperti pada gambar 3. Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa terdapat tiga elemen kriteria di level 1 dan 20 elemen kriteria di level 2 yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan software berbasis open source untuk aplikasi digital library yang masing – masing elemen kriteria mempunyai tiga elemen alternatif.

6. SOLUSI DENGAN EXPERT CHOICE 2000

Metode yang digunakan pada program Expert Choice adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). Expert Choice 2000 menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, yaitu:

a. Sebuah tool yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan b. Analisis pengambil keputusan

c. Meningkatkan komunikasi

(5)

e. Dokumentasi proses pengambilan keputusan f. Sebuah konsensus keputusan

g. Keputusan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan.

Hasil perhitungan dengan geometric mean tiap responden, akhirnya akan digabungkan, dan nilai hasil penggabungan tersebut akan dihitung tingkat consistency ratio-nya (CR) menggunakan tool Expert Choice 2000. Hasil yang didapat dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Gambar Hirarki Pemilihan software berbasis open source untuk aplikasi digital library

Gambar 4. Gambar Hirarki dan Solusi yang dihasilkan

Dari hasil yang tertera di Gambar 4, telah terlihat bahwa software berbasis open source untuk

aplikasi digital library yang handal adalah GDL dengan bobot 0,473, level berikutnya adalah Senayan dengan bobot 0,356, dan terakhir adalah Greenstone dengan bobot 0,171.

7. TINGKAT SENSITIVITAS HASIL ANALISIS

Inconsistency ratio atau rasio inkonsistensi data responden adalah parameter untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Matriks perbandingannya disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan elemen dan nilai CR

No Matriks perbandingan elemen Nilai

CR 1

Perbandingan elemen kriteria level I berdasarkan sasaran pemilihan software berbasis open source untuk aplikasi digital library berbasis web

0,00

2 Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Teknologi 0,05 3 Perbandingan elemen sub kriteria

level II kriteria Pengguna 0,04 4

Perbandingan elemen sub kriteria level II kriteria Dukungan Pihak Pengembang

0,04

5

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Multi Platform

0,01

6

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Metadata Driven

0,00

7

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria OPAC

0,08

8

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Keterkinian

0,00

9

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Skala Besar

0,00

10

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Multimedia

0,07

11

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Aplikasi Berbasis Web

0,00

12

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Produktivitas

0,03

13

Perbandingan elemen alternatif level III aplikasi kriteria Teknologi sub kriteria Keandalan

0,08

14

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Inventarisasi Koleksi

0,02 15 Perbandingan elemen alternatif

(6)

kriteria Fleksibilitas 16

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Teknologi sub kriteria Keamanan

0,04

17

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Pengguna sub kriteria Kemudahan Penggunaan

0,08

18

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Pengguna sub kriteria Laporan dan Statistik

0,08

19

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Pengguna sub kriteria Kelengkapan Fungsi

0,01

20

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Pengguna sub kriteria Multi Bahasa

0,06

21

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Dokumentasi

0,06

22

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Tanpa Pemeliharaan

0,00

23

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Dukungan Komunitas

0,00

24

Perbandingan elemen alternatif level III kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Indepedensi

0,03

Dapat disimpulkan bahwa perbandingan berpasangan yang diberikan responden ahli memiliki nilai rasio inkonsistensi yang lebih kecil dari 0,1 sebagai batas maksimum nilai rasio inkonsistensi.

Dengan demikian hasil perhitungan geometrik gabungan data responden cukup konsisten. Bobot masing-masing kriteria Memilih Software Berbasis Open Source untuk Aplikasi Digital Library disajikan pada gambar 5 sampai gambar 29.

Gambar 5. Kriteria memilih software berbasis open source untuk aplikasi digital library berserta nilai

bobotnya

Gambar 6. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 7. Sub Kriteria dari kriteria Pengguna Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 8. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan Pihak Pengembang Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 9. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Multi Platform Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 10. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Metadata Driven Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 11. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria OPAC Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 12. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Keterkinian Berserta Nilai Bobotnya

(7)

Gambar 13. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Skala Besar Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 14. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Multimedia Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 15. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Aplikasi Berbasis Web Berserta Nilai

Bobotnya

Gambar 16. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Produktivitas Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 17. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Keandalan Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 18. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Inventarisasi Koleksi Berserta Nilai

Bobotnya

Gambar 19. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub

kriteria Fleksibilitas Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 20. Sub Kriteria dari kriteria Teknologi sub kriteria Keamanan Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 21. Sub Kriteria dari kriteria Pengguna sub kriteria Kemudahan Penggunaan Berserta Nilai

Bobotnya

Gambar 22. Sub Kriteria dari kriteria Pengguna sub kriteria Laporan dan Statistik Berserta Nilai

Bobotnya

Gambar 23. Sub Kriteria dari kriteria Pengguna sub kriteria Kelengkapan Fungsi Berserta Nilai

Bobotnya

Gambar 24. Sub Kriteria dari kriteria Pengguna sub kriteria Multi Bahasa Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 25. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Dokumentasi

Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 26. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Kemudahan

(8)

Gambar 27. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Dukungan

Komunitas Berserta Nilai Bobotnya

Gambar 28. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan Pihak Pengembang sub kriteria Indepedensi Berserta

Nilai Bobotnya

Gambar 29. Synthesis with Respect

8. KESIMPULAN

AHP adalah metodologi pengambilan keputusan untuk multi-atribut dan masalah multi-alternatif. Oleh karena itu metodologi ini, sesuai untuk proses seleksi perangkat lunak, yang merupakan masalah pengambilan keputusan terstruktur, terutama untuk sistem software yang mempunyai banyak variasi dan versi seperti software aplikasi digital library.

Faktor – faktor yang jadi pertimbangan dalam memilih software open source untuk aplikasi digital libraty ada tiga faktor utama yaitu faktor teknologi, pengguna, dan dukungan pihak pengembang. Faktor teknologi ada 12 sub kriteria,faktor pengguna ada 4 sub kriteria, dan faktor dukungan pihak pengembang ada 4 sub kriteria yaitu, dokumentasi, tanpa pemeliharaan, dukungan komunitas, dan indepedensi. Alternatif software aplikasi digital library yaitu Ganesha Digital Library (GDL), Senayan, dan Greenstone, menghasilkan GDL sebagai software open source untuk aplikasi digital library yang handal.

Hasil pengolahn kuesioner responden ahli juga menunjukkan bahwa faktor teknologi adalah faktor terpenting dalam memilih software open source, disusul faktor dukungan pihak pengembang, dan terakhir faktor pengguna.

PUSTAKA

Alanbay, Oyku, 2005. ERP Selection Using Expert

Choice Software, (Online), (http://www.isahp.org/2005Proceedings/Papers/

AlanbayO_ERPSelection.pdf, diakses 18 Juni 2010)

Duniaperpustakaan, 2009. Senayan Program Open Source Gratis untuk Membangun Perpustakaan Berbasis Web, (Online), (http://duniaperpustakaan.blogdetik.com/2009/12 /16/senayan-program-open-source-gratis-untuk-membangun-perpustakaan-berbasis-web/ diakses 20 April 2010)

Jumadi, 2009. Panduan Operasi Open Source Greenstone Digital Library (GSDL), (Online), (http://adhi_azahra@yahoo.com, diakses 7 April 2010)

Kioumars Paryani, 2007. Product Development Decision Support System Customer-Based, Journal of Industrial and Systems Engineering Vol. 1, No. 1, pp 56-69 Spring 2007, (http://www.jise.info/issues/volume1no1/05.pdf, diakses 25 Juli 2010)

Nižetic I, Fertalj K, Milašinovic B, 2007. An Overview Of Decision Support System Concepts, (Online),

(http://www.foi.hr/cms_home/znan_strucni_rad/ konferencije/iis/2007/papers/t06_01.pdf, diakses 25 Juli 2010 )

Restava, 2009. Apa Itu Free/Open Source

Software?, (Online),

(http://restava.files.wordpress.com/2009/06/apa-itu-open-source1.pdf, diakses 5 April 2010) Rotmianto, 2010. Senayan Open Source Library

Management System, (Online), (http://www.e- ddc.org/2010/04/senayan-open-source-library-management.html, diakses 10 Juli 2010)

Susila, Munadi, 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian, (Online), (http://www.litbang.deptan.go.id/wartaip/pdffile/ 1.wayanerna_ipvol16-2-2007.pdf, diakses 5 April 2010)

Turban, E; Jay E.A, 1998, Decision Support System and Intelligent System, Fifth Edition, Prentice Hall International, Inev. New Jersey

UU No. 43 tahun 2007. Tentang Perpustakaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, (Online), (http://kelembagaanfiles.pnri.go.id/pdf/about_us/ official_archives/public/normal/uu_43_2007 perpustakaan.pdf, diakses 18 Juni 2010)

Wicaksono, Nugraha, Syamsudin, Ridho, Zayd, Purwoko, Wardiyono, 2009. Manual Senayan versi 3 Berdasar Senayan3-stable81, (Online), (http://library.stikom.edu/pm/instalasi_senayan-38.pdf, diakses 5 April 2010)

Witten H.I, Bainbridge D & Boddie J S, 2009. Greenstone: A Comprehensive Open-Source Digital Library Software System, (Online), (http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?d oi=10.1.1.67.1245, diakses 12 April 2010)

Gambar

Gambar 1. Proses Pengambilan Keputusan  [Efrain Turban, 1990]
Gambar 2. Repserentasi abstrak untuk Hirarki  Keputusan
Gambar 3. Gambar Hirarki Pemilihan software  berbasis open source untuk aplikasi digital library
Gambar 27. Sub Kriteria dari kriteria Dukungan  Pihak Pengembang sub kriteria Dukungan

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat peraturan yang mengatur penyelenggaraan angkutan umum tidak dalam trayek yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang

Hasil perhitungan variabel self concept didukung oleh hasil analisis data konsep diri sejalan dengan penelitian dari Hergina, (2012) menunjukkan bahwa ada hubungan

Untuk mengatasi masalah sering terjadinya kebuntuan saringan pasir lambat akibat kekeruhan air baku yang tinggi, dapat ditanggulangi dengan cara modifikasi disain

Dari hasil penelitian ditunjukkan / dibuktikan bahwa beton aspal yang menggunakan pasir pantai (campu ran dengan gradasi menerus ), mempunyai stabilitas diatas nilai minimum adalah

Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa Pedagang Kaki Lima pada dasarnya adalah suatu bentuk kegiatan ekonomi dari sektor informal dan

Pemodelan NTR-KLR dan NTR-RLR dalam penelitian ini menghasilkan nilai sensitivitas yang rendah karena keterbatasan penggunakan kriteria total akurasi, untuk penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) melalui media kartu bergambar dengan metode abjad dalam