• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permintaan

2.1.1. Teori Permintaan

Permintaan suatu barang di pasar akan terjadi apabila konsumen mempunyai keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli, pada tahap konsumen hanya memiliki keinginan atau kemampuan saja maka permintaan suatu barang belum terjadi, kedua syarat willing dan ability harus ada untuk terjadinya permintaan (Turner, 1971) dalam (Salma, 2004).

Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang. Teori permintaan menerangkan tentang ciri-ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Menurut Sadono Sukirno, (2005) permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu selama periode waktu tertentu.

Para ahli ekonomi lainnya yaitu Lincolin Arsyad (1997:125), mengemukakan bahwa “Dalam ilmu ekonomi istilah permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu dan keadaan tertentu”. Permintaan terdiri dari :

1. Permintaan Langsung, yaitu permintaan akan barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan konsumen secara langsung.

2. Permintaan turunan, yaitu permintaan barang dan jasa yang digunakan sebagai input penting dalam pengolahan dan pendistribusian produk

(2)

lainnya, misalkan permintaan akan pekerjaan, tenaga penjual, dan lain-lain.

Sedangkan dari segi kemampuan dan daya beli maka permintaan dibagi atas (Arsyad, 1997) :

1. Permintaan potensial, yaitu permintaan yang hanya menunjukkan adanya intensitas kebutuhan seseorang akan guna barang tanpa disertai dengan daya beli

2. Permintaan efektif yaitu permintaan selain menunjukkan adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan daya beli.

Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dx = f ( Y, Py, T, u ) ……… (2.1 ) Dimana : Dx = Jumlah barang yang diminta

Y = Pendapatan Konsumen Py = Harga Barang Lain T = Selera

U = Faktor-faktor Lainnya

Persamaan tersebut di atas berarti jumlah barang X yang diminta dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang lain, selera dan faktor-faktor lainnya. Dimana DX adalah jumlah barang X yang diminta konsumen, Y adalah pendapatan konsumen, Py adalah harga barang selain X, T adalah selera konsumen dan U adalah faktor-faktor lainnya. Dalam

(3)

kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri namun juga oleh faktor-faktor lain (Sukirno, 2005).

Dalam analisa ekonomi, permintaan individu maupun pasar terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu teori permintaan, harga merupakan faktor yang terutama dianalisis, analisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini disebut dengan skedul permintaan (Demand Schedule), sedangkan apabiola ditunjukkan dalam bentuk grafik, analisis ini disebut kurva permintaan (Demand Curve). Skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu tabel yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk itu. Sedangkan kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, apabila semua variabel lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (cateris

paribus)

2.1.2. Hukum Permintaan ( The Law of Demand)

Hukum permintaan menjelaskan sifat keterikatan diantara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan semakin rendah harga suatu barang, makin banyak barang yang diminta (Sukirno, 2005). Pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Dari hipotesa di atas dapat disimpulkan, bahwa :

(4)

1. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut.

2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik harganya (Sukirno, 2005).

Kurva permintaan umumnya menurun dari atas ke kanan bawah. Menurut Alma (2000), hal ini disebut dengan The Law of Down Ward Sloping, dimana jika harga suatu barang dinaikkan maka jumlah barang ditawarkan yang diminta akan berkurang, atau bila suatu barang ditawarkan dalam jumlah yang lebih banyak dipasar maka harga tersebut hanya dapat di jual dengan harga yang lebih rendah. Hukum permintaan ini ada kalanya tidak berlaku yaitu kalau harga suatu barang naik justru permintaan terhadap barang tersebut meningkat.

2.1.3. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya terhadap perubahan permintaan suatu komoditas. Secara umum elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi elastisitas permintaan terhadap harga (price

elasticity of demand), elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand), dan elastisitas permintaan silang (cross price elasticity of demand). Elastisitas permintaan terhadap harga, mengukur seberapa besar

(5)

elastisitas permintaan terhadap harga adalah ukuran kepekaan perubahan jumlah komoditas yang diminta terhadap perubahan harga komoditas tersebut dengan asumsi ceteris paribus. Nilai elastisitas permintaan terhadap harga merupakan hasil bagi antara persentase perubahan harga. Nilai yang diperoleh tersebut merupakan suatu besaran yang menggambarkan sampai berapa besarkah perubahan jumlah komoditas yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga (Sugiarto, 2005).

Menurut Sukirno (2003) pengukuran elastisitas permintaan sangat bermanfaat bagi pihak swasta dan pemerintah. Bagi pihak swasta pengukuran elastisitas permintaan dapat digunakan sebagai landasan untuk menyusun kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakannya seperti misalnya kebjakan impor komoditi yang akan mempengaruhi harga yang ditanggung rakyatnya. Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas barang tersebut. Koefisien elastisitas permintaan dapat di rumuskan sebagai berikut (Sukirno, 2003, dalam Rahma, 2010) :

1. Elastis

Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga barang tersebut.

(6)

2. Elastisitas Uniter

Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang diminta.

3. Tidak elastis

Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembelian Air Isi Ulang RO

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan pembelitan air isi ulang jenis RO yaitu sebagai berikut :

1. Kualitas Produk

Kotler (2008) mengatakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Dewasa ini, dikarenakan kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat cenderung meningkat, sebagian masyarakat semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa, produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.

(7)

Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

2. Harga

Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk memenangkan suatu persaingan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu harga harus ditetapkan Menurut Augusty Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan.

Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

(8)

1). Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2). Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. (Tjiptono,2008)

3. Tempat

Keputusan membeli suatu produk dapat juga dipengaruhi oleh kemudahan memperolehnya desain peletakannya ataupun sarana tempat pembeliannya. Pilihan tempat juga merupakan fungsi dari empat variabel, yaitu kriteria evaluasi, karakteristik toko yang dirasakan, proses perbandingan dan toko-toko yang dapat diterima dan tidak dapat diterima (Engel, et al, 1995). Keputusan tentang tempat dimana konsumen akan membeli suatu produk dipengaruhi atribut yang mencolok dari tempat tersebut, seperti harga, iklan dan promosi, personel penjualan, pelayanan yang diberikan, atribut fisik, pelanggan toko, atmosfer toko, dan pelayanan sesudah transaksi.

(9)

4. Promosi

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui hadirnya suatu produk. Promosi juga dapat diartikan sebagai komunikasi, karena melalui komunikasi yang efektif akan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen (Alma, 2006). Di sisi yang lain menurut Tjiptono (2008) promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

2.3. Air minum

2.3.1. Pengertian Air Minum

- Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Dalam peraturan perundang-undangan nomor 16 tahun 2005 tentang pengelolaan air minum, dijelaskan bahwa istilah air bersih tidak digunakan lagi dan digantikan dengan istilah air minum. Beberapa jenis air minum, antara lain (Sulistyawati, 1997) :

(10)

1. Air kemasan

2. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga 3. Air yang didistribusikan melalui tangki air

4. Air yang digunakan untuk bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat, dimana harus memenui syarat kualitas air minum. Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen dan untuk tetap hidup air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Suriawiria, 1996). Menurut Slamet (2004), syarat-syarat air minum adalah tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Selain itu kebutuhan kualitas dan kuantitas air masyarakat harus dipenuhi untuk memenuhi syarat hidup sehat.

2.3.2. Persyaratan Kualitas Air Minum

Pemanfaatan air dalam kehidupan harus memenuhi persyaratan baik kualitas dan kuantitas yang erat hubungannya dengan kesehatan. Air yang memenuhi persyaratan kuantitas apabila air tersebut mencukupi semua kebutuhan keluarga baik sebagai air minum maupun untuk keperluan rumah tangga lainnya.

(11)

Sedangkan air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 /Menkes/SK/VII/2002, secara garis besar dapat digolongkan dengan empat syarat :

1. Syarat Fisik

Air minum yang dikonsumsi sebaiknya tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna (maksimal 15 TCU), tidak keruh (maksimal 5 NTU), dan suhu udara maksimal ± 30C dari udara sekitar.

2. Syarat Kimia

Air minum yang akan dikonsumsi tidak mengandung zat-zat organic dan anorganik melebihi standar yang ditetapkan, pH pada batas maksimum dan minimum (6,5 – 8,5) dan tidak mengandung zat kimia beracun sehingga menimbulkan gangguan kesehatan.

3. Syarat Bakteriologis

Air minum yang aman harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi

Escherechia coli atau koliform tinja dengan standar 0 dalam 100 ml air

minum. Keberadaan E. coli dalam air minum merupakan indikasi telah terjadinya kontaminasi tinja manusia.

4. Syarat Radioaktif

Air minum yang akan dikonsumsi hendaknya terhindar dari kemungkinan terkontaminasi radiasi radioaktif melebihi batas maksimal yang diperkenankan

2.3.3. Jenis Air Minum

(12)

1. Air Pentagonal/Segi lina (molekul atomnya tak stabil dan tak beraturan) Merupakan air biasa (air minum kemasan bukan RO) dan air ber Oxygen (di pasaran biasa disebut air RO) adalah dua jenis air yang termasuk dalam kelompok AIR PENTAGONAL. Perbedaan yang mencolok terdapat dalam kandungan Oxygen terlarutnya dan kandungan mineral. Karena pada pembuatan air ber oxygen, oxygen di paksa masuk kedalam air dengan tekanan dan suhu tertentu. Pada air biasa dan air yang beroksigen hanya lima molekul H2O yg berkelompok membentuk formasi pentagonal, selanjutnya kelompok-kelompok tersebut membentuk rangkaian berupa air yang kita jumpai sehari-hari

2. Air Hexagonal/Segi enam (molekul atomnya stabil dan beraturan)

Air Hexagonal seperti halnya air biasa, terbentuk atas susunan H2O. yang membedakan air ini dengan air biasa atau air yang ber Oxygen adalah Formasi kelompok molekul H2O nya. Rangkaian tersebut terjadi karena ada sejumlah gaya yang bekerja sehingga memungkinkan molekul H2O membentuk formasi yang khas. Pada air Hexagonal, enam molekul H2O berkelompok membentuk formasi heksagonal (segi enam) fenomena ini terjadi karena air di pengaruhi oleh gelombang magnet dan radiasi elektrik tertentu (gelombang panjang infra merah).

2.4. Reverse Osmosis (RO)

2.4.1. Pengertian Reverse Osmosis (RO)

Reverse osmosis (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat

(13)

memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion.

Reverse osmosis (RO) adalah proses pemurnian air hingga kandungan

TDS < 2 ppm dan dioksigenisasi hingga 80 ppm. Osmosis adalah sebuah fenomena alam yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul "solvent" (biasanya air) akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari "solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.

2.4.2. Cara Kerja Reverse Osmosis

Sebuah membran semi-permeable, seperti halnya membran yang tersusun dari dinding-dinding sel atau seperti susunan sel pada kantung kemih, bersifat selektif terhadap benda-benda yang akan melaluinya. Umumnya membran ini sangat mudah untuk dilalui oleh air karena ukuran molekulnya yang kecil; tapi juga mencegah kontaminan-kontaminan lain yang mencoba melaluinya. Sebagai percobaan, air diisikan di kedua sisi membran, dimana air di salah satu sisinya memiliki perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut, karena air memiliki

(14)

sifat berpindah dari larutan berkonsentrasi rendah menjuju larutan berkonsentrasi lebih tinggi, maka air akan berpindah (berdifusi) melalui membran dari sisi konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi yang lebih tinggi. Sehingga, tekanan osmotik akan melawan proses difusi, dan akan terbentuk kesetimbangan (Pratama, 2012).

Proses Reverse Osmosis menggerakkan air dari konsentrasi kontaminan yang tinggi (sebagai air baku) menuju penampungan air yang memiliki konsentrasi kontaminan sangat rendah. Dengan menggunakan air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga dapat menciptakan proses yang berlawanan (reverse) dari proses alamiah osmosis. Dengan tetap menggunakan membran semi-permeable maka hanya akan mengijinkan molekul air yang melaluinya dan membuang bermacam-macam kontaminan yang terlarut. Proses spesifik yang terjadi dinamakan ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai sebuah pembatas mengijinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas substansi-substansi lain. Sistim kerja reverse osmosis dapat digunakan untuk (Pratama, 2012) :

1. Low Pressure System (biasa digunakan di perumahan). Sistem Reverse Osmosis bertekanan rendah adalah yang bertekanan kurang dari 100 psig. Biasanya digunakan di area perumahan yang menggunakan sistem penampungan. Cara kerja sebagai berikut : Tangki penampungan penempatan di atas (countertop) biasanya tidak bertekanan; namun jenis tangki penampung terbenam (undersink) biasanya bertekanan yang akan bertambah seiring bertambahnya isi tangki. Sistem bertekanan ini mampu menyediakan

(15)

tekanan yang cukup untuk menggerakkan air dari tangki penampungan menuju kran. Tapi sayangnya, hal ini juga akan menciptakan tekanan balik melawan membran, yang dapat menurunkan efisiensi sistem. Beberapa unit mengatasi masalah ini dengan menggunakan tangki tidak bertekanan dengan pompa untuk mendapatkan air yang telah dimurnikan saat dibutuhkan. Unit-unit bertekanan rendah biasanya mampu menghasilkan 2 – 15 galon per hari, dengan efisiensi besar jumlah air limbah (reject water) sebanyak 2 – 4 galon untuk setiap galon air murni yang dihasilkan. Kemurnian air yang dihasilkan mampu mencapai 95%. Sistem jenis ini sangat terjangkau. Unit jenis ini memerlukan pemeliharaan berupa penggantian pre dan post filter (biasanya 1 hingga 4 kali per tahun); dan penggantian membran Reverse Osmosis setiap 2 hingga 3 tahun sekali, tergantung penggunaan.

2. High Pressure System (biasa digunakan untuk komersial dan industri). Sistem tekanan tinggi biasanya beroperasi pada tekanan 100 – 1000 psig, tergantung membran yang digunakan dan air yang akan diolah. Sistem ini biasanya digunakan untuk industri dan komersial dimana dibutuhkan volume yang besar namun tetap pada standar kemurnian yang tinggi.

Kebanyakan sistem komersial dan industri menggunakan banyak membran yang diatur secara pararel untuk menghasilkan jumlah air yang diinginkan. Air yang telah diproses dari stage pertama kemudian dilanjutkan ke modul membran tambahan untuk mendapatkan tingkat pemurnian yang lebih tinggi. Air limbah yang dihasilkan dapat juga diarahkan ke modul membran berikutnya untuk meningkatkan efisiensi sistem (lihat diagram

(16)

dibawah berikut), walau pembersihan (flushing) masih tetap diperlukan saat konsentrasi meningkat mencapai tingkat kegagalan (fouling). Sistem High Pressure untuk industri mampu menghasilkan 10 hingga ribuan galon air perhari dengan efisiensi 1 – 9 galon air limbah. Kemurnian air bisa mencapai 95%. Sistem ini lebih besar dan leih rumit dibandingkan sistem Low Pressure. Reverse Osmosis mampu menghilangkan banyak jenis kontaminan kesehatan dan aestatik. Didesain dengan efektif sehingga mampu menghilangkan rasa, warna dan bau yang tidak sedap, dan rasa asin atau soda yang disebabkan oleh klorida atau sulfat. Reverse Osmosis juga efektif untuk menghilangkan kontaminan kesehatan seperti arsenik, asbestos, atrazine (hebrisida/pestisida), florida, timah, merkuri, nitrat, dan radium. Dengan menggunakan pre-filter karbon yang sesuai (yang biasanya termasuk di banyak sistem reverse osmosis), maka akan mampu menghilangkan kontaminan seperti benzene, trikloretilen, trihalometana, dan radon. Beberapa sistem reverse osmosis juga mampu menghilangkan kontaminan biologi seperti Crystosporidium. Peringatan dari

Water Quality Association (WQA), bahwa membran reverse osmosis secara

umum mampu menghilangkan semua mikro-organisme dan kontaminan kesehatan, dengan perancangan sistem reverse osmosis yang dapat mencegah kegagalan perlindungan pada sistem air minum (Santoso, 2009).

2.4.3. Manfaat Reverse Osmosis (RO)

Sistim RO memiliki kelebihan dibandingkan dengan sistem pengolahan air minum yang lain, berikut ini beberapa alasan menggunakan reverse osmosis sebagai air minum kesehari-harian yaitu sebagai berikut :

(17)

1. Memiliki standar kualitas air Internasional dengan ukutan filter atau membrane yang sangat halus yaitu 0,0001 mikron yang mampu membuang seluruh bahan pencemar air seperti kimia, biologis, fisik, bakteri, virus hingga logam berat.

2. Dengan mengkonsumsi air minum yang murni dari hasil mesin sistem reverse osmosis atau sistem RO, maka kesehatan dan fungsi ginjal di dalam tubuh dapat tetap terjaga dengan baik.

3. Menjaga kesehatan tubuh kita dari beberapa penyakit yang cukup berbahaya seperti : gula darah (diabetes), darah tinggi (Hipertensi), asam urat, gangguan fungsi ginjal, gagal ginjal maupun batu ginjal (kerusakan ginjal dapat terjadi karena terdapatnya logam-logam berat yang banyak bersifat toksik/racun dan pengendapan pada ginjal), sehingga dapat digunakan sebagi terapi kesehatan terhadap penyakit tertentu.

4. Dilakukan tahapan proses analisa air baku sebelum pemasangan. Filter yang digunakan disesuaikan dengan kondisi atau masalah air sehingga dilakukan proses filterisasi sesuai dengan output yang diinginkan

5 Mampu membuang zat polutan berbahaya higga air menjadi murni 99,9%. Hal ini polutan atau logam berat tidak dapat dihilangkan dengan system pengolahan air minum yang lama misalnya pendidihan, ultraviolet, ozonisasi dan lain-lain.

6. Baik untuk digunakan sebgai “Terapi Air Putih”, karena menggunakan air murni lebih cepat diserap tubuh

(18)

7. Memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan membeli air minum kemasan dan isi ulang. Biaya pertahun untuk produk reverse osmosis rumah tangga yang digunakan hingga 10 orang tidak lebih dari Rp. 350.000.

8. Merupakan teknologi yang telah teruji secara internasional., karena digunakan di berbagai Negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Australia, Jepang dan negara lainnya.

9. Kualitas air langsung dapat diuji dari hari ke hari sehingga air yang diminum terjamin kualitasnya,

10. Menggunakan komponen filter yang telah lolos uji kelayakan dari NSF dan anggota Water Quality.

2.4.4. Perbedaan Sistem Depot Air RO dengan Depot Air Biasa

Pebedaan sistem pemurni atau filterisasi air minum (Depo) RO dengan Depo Air biasa adalah sebagai berikut :

a. Dari segi harga

1. Sistem Konvendonal yaitu depot air minum UV – (dengan teknologi Ultra Violet (UV) dan biasa dijual berkisar Rp. 2.500 – Rp. 4.000/galon)

2. Sistem Reverse Osmosis yaitu depot air minum RO (dengan teknologi RO dan biasa dujual berkisar Rp 4.000 – Rp. 8.000/galon).

b. Dari segi mesin pemurnian

1. Sistem Konvensonal (Depot UV), proses pemurniannya dengan Multimedia Macro Filter. Menggunakan Carbon Aktif, Silica/Sand, Manganaise, Antracid, Zeloid dan lain-lain tergantung kondisi air baku yang akan di olah.

(19)

a. Pemurnian dengan Macro Filter yaitu menggunakan media Catrige/Spon sedimen filter untuk menyaring endapat atau polutan air dengan kerapatan 0,1 s/d 0,5 micron.

b. Sinar Ultra Violet (UV) gunanya untuk sterilisasi air dari bakteri (untuk depo air minum isi ulang dianjurkan minimal kapasitas UV : 12 GPM yaitu 12 galon per menit), karena fungsi UV sangat vital maka UV harus sesuai standar dan apabila UV tidak berfungsi jangan menjual air tersebut.

c. Ozone (O3) : fungsinya untuk sterilisasi air dengan media Gas O3 yang dihasilkan dari proses generator Ozone atau injeksi langsung dengan oksigen (O2) tabung yang melalui sistem pembakaran generator mesin Ozone. Adapun air yang menggunakan sistem ozone kualitas air akan lebih enak, fresh dan tahan lama walaupun disimpan dalam jangka panjang tidak berubah atau berlumut.

2. Sistem Reverse Osmosis (Depo RO), proses pemurnian air dengan media membrane sintetis yang sangat halus, kerapatannya mencapai 0,00001 micron, maka dengan filter membrane yang rapat sekali bakteripun tidak bisa tembus ke dalam membrane tersebut dan air baku kandungan polutan (TDS) tinggi akan di bolak balik oleh membrane sehingga proses RO ada air yang terbuang, banyak sedikitnya air yang terbuang tergantung air bakunya dan kualitas mesin RO tersebut.

(20)

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan analisa permintaan air minum isi ulang terhadap minat beli telah banyak dilakukan dengan objek dan pendekatan yang berbeda-beda. Bukti ini adalah bukti penelitian terdahulu sejenis dengan skripsi yang saya teliti :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini dan Muryani (2001) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral di Kota Surabaya”. Hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara bersama-sama faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen, sedangkan yang peling dominan adalah faktor harga

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dheany Arumsari (2012) yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merek Aqua (Studi pada Konsumen Toko Bhakti Mart Bhakti Praja Provinsi Jawa Tengah” dengan hasil harga mempunyai pengaruh yang paling besar dibandingkan variabel bebas lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

5) Bambu sebagai Bahan baku Dissolving Pulp Pengganti Kapas untuk Serat Rayon Sampai dengan triwulan ketiga tahun 2014, realisasi capaian fisik mencapai 80%.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran peran dan kedudukan keluarga adalah media puzzle; (2) Dalam proses pembelajaran guru diharapkan menggunakan

Pemeriksaan dengan keadaan anastesi (Examination under anesthesia / EUA) diperluan pada semua pasien untuk mendapatkan pemeriksaan yang lengkap dan menyeluruh. Lokasi

Jalankan tools iperf di komputer staf fti melaui command prompt dengan perintah “iperf – c 192.168.50.103 –u” delay &lt; = 150 ms, jitter &lt; = 20 ms, packet loss &lt; = 1

UNAIR NEWS – “Saya butuh perjuangan yang benar-benar sangat ekstra untuk menyelesaikan penelitian yang akan saya gunakan untuk tesis ini, karena saat itu saya sedang hamil,”

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kesabaran dengan stres kerja pada karyawan perusahaan garmen, Semakin tinggi kesabaran yang

legends tersebut. Hal inilah yang memicu kelahiran profesi “joki” game online atau esports. Secara ringkas, joki ranked disini bisa diartikan sebagai pemain yang menyewakan

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis diberikan kelancaran dan kemudahan dalam