• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK. pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau sekelompok orang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIK. pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau sekelompok orang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIK 2.1 Karakter Belajar

Secara terminologi (istilah), karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama (Agus 2012:20).

Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Dalam konteks pendidikan, pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi positif dan berakhlak karimah sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKI). Sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Slameto (2010:54) Faktor – faktor yang mempengaruhi siswa dalam berprestasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu : faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa), yakni terdiri dari faktor : a. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

(2)

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat itu mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya. Penting untuk mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

c. Motivasi

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya

penggerak/pendorongnya.

Motivasi dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan, kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

Faktor Ekstern yakni terdiri dari faktor : a. Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya.

(3)

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar. c. Bentuk Kehidupan Masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di lingkungan masyarakat. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti yang dilakukan orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang-orang-orang yang terpelajar yang baik, mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti orang-orang yang ada di lingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak/siswa untuk belajar lebih giat lagi. Perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak/siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Menurut Slameto (2010:72) mengemukakan bahwa ada beberapa kunci sukses dalam meraih prestasi yaitu: ikut aturan umum belajar, hindari kesulitan dalam belajar, memiliki sikap mental cindekia,

(4)

penguasaan materi.

1. Ikut aturan umum belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Banyak orang belajar susah payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa, hanya kegagalan demi kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain kerena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalm belajar, mengabaikan masalah pengaturan waktu dalam belajar, dan istrahat tidak cukup sehingga kurang tidur. Belajar dengan teratur merupakan pedoman mutlak yang tidak bisa diabaikan oleh seseorang yang menuntut ilmu di sekolah atau perguruan tinggi. Betapa tidak, karena banyaknya bahan pelajaran yang harus dikuasai, menuntut pembagian waktu yang sesuai dengan kedalaman dan keluasan bahan

pelajaran. Penguasaan atas semua bahan pelajaran dituntut secara dini, tidak harus menunggunya sampai menjelang ulangan atau ujian. Menunda waktu merupakan sikap yang kurang baik dalam belajar.

Disiplin dan bersemangat Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Disiplin tidak hanya diperlukan dalam lalu lintas. Dalam belajar juga diperlukan disiplin. Disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan, orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya mereka selalu menempatkan displin di atas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah disusun, mereka taati dengan ikhlas. Selain masalah disiplin masalah semangat juga sangat penting dalam belajar. Orang yang tidak bersemangat dalam belajar berarti lesu, kurang bergairah, kurang motivasi. Lesu adalah musuh utama untuk meraih kesuksesan studi. Cara menumbuhkan semangat dalam belajar tidak sukar, asal tahu caranya. Cara yang termudah adalah dengan melihat dan mengamati orang yang mempunyai semangat

(5)

yang kobar dalam segala tindakan dan perbuatan. Orang yang penuh semangat biasanya penuh energi , mukanya cerah, penuh vitalitas dan cekatan, tidak mengenal lelah.

Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu masalah atau objek. Dalam belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat. Dalam belajar orang yang tidak dapat berkonsentrasi pasti tidak akan berhasil menyimpan atau menguasai bahan. Oleh karena itu, siapapun berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan konsentrasinya dalam belajar. Sementara itu Gie, (2005:53) mengemukakan bahwa konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut.

Bagaimana caranya mengatasi gangguan itu agar dapat berkonsentrasi dengan baik? Ahmadi (1991) mengemukakan cara mengatasinya sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkonsentrasi

dengan baik sebagai berikut: (Harus berminat terhadap mata pelajaran. Harus mempunyai ruang khusus untuk belajar. Meja belajar hendaklah bersih dari segala benda yang tidak bersangkut paut dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Hilangkan urusan-urusan kecil yang selalu mengganggu pikiran sehingga pikiran terbebas dari ketegangan-ketegangan kecil yang selalu mengganggu. Alat tulis dan kertas merupakan alat yang sangat berguna untuk membantu menciptakan konsentrasi, sewaktu membaca buku, kutiplah bagian-bagian penting dan tuliskan ditepi buku atau menggaris bawahi kalimat-kalimat yang dipandang penting. Istrahatlah sebentar jika merasa jemu dan letih dalam belajar agar pikiran jernih kembali. Usahakan agar badan selalu sehat. Gangguan kesehatan sekecil apapun harus segera diusahakan.

Pengaturan waktu. Seluruh kehidupan manusia pada hakikatnya bergelut dalam dimensi waktu. Masalah pengaturan waktu inilah yang menjadi persoalan bagi pelajar atau mahasiswa. Banyak pelajar atau mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat membagi waktu dengan tepat dan baik. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Waktu berlalu tanpa makna. Prestasi

(6)

belajar yang diidam-idamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan, hanyalah kekecewaan yang didapatkan. Oleh karena itu, betapa pentingnya bagi pelajar atau mahasiswa membagi waktu belajar dengan cara membuat jadwal pelajaran.

Bagaimana cara membuat jadwal pelajaran yang baik? Cara membuat jadwal pelajaran yang baik adalah sebagai berikut :

Yang pertama memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olahraga dan lain-lain. Kedua menyelidiki dan menentukan waktu yang tersedia setiap hari. Ketiga merencanakan penggunaan belajar dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang seharusnya dipelajari. Keempat menyelidiki waktu-waktu yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik. Sebaiknya, dipelajari mata pelajaran yang dianggap sulit pada malam hari atau pagi hari. Sedangkan yang dianggap mudah, dipelajari pada jam pelajaran yang lain, misalnya sore hari. Dan yang terakhir berhematlah dengan waktu dan jangan ragu-ragu memulai pekerjaan, termasuk belajar.

Istrahat dan tidur. Tidur adalah istirahat yang paling baik. Saat tidur, organ tubuh yang digerakkan oleh pusat kesadaran mulai berkurang. Proses kejiwaan yang biasanya berproses ketika bangun dan belajar tidak menunjukan aktivitasnya. Apapun alasannya, istirahat atau tidur pasti diperlukan oleh setiap pelajar atau mahasiswa yang ingin sukses mencapai cita-cita demi masa depan.

2. Hindari kesulitan belajar

Dalam menghindari kesulitan belajar terbagi atas beberapa bagian yaitu :

Tentukan tujuan belajar. Dalam belajar diperlukan tujuan. Belajar tanpa tujuan berarti tidak ada yang dicari. Sedangkan belajar itu mencari sesuatu dari bahan bacaan yang dibaca. Oleh karena itu,

menetapkan tujuan sebelum belajar adalah penting. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dalam belajar. Tujuan dapat membimbing yang seharusnya dapat dibaca, bahkan dengan mengandalkan tujuan konsentrasi dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lama dalam belajar.

(7)

sangat menentukan berhasil tidaknya seorang pelajar atau mahasiswa dalam belajar. Cukup banyak pelajar atau mahasiswa yang gagal dalam belajar, disebabkan tidak mengenali sistem ingatan dirinya. Daya ingat setiap orang bermacam-macam. Ada seseorang yang mudah menerima pelajaran, tetapi mudah lupa. Ada seseorang yang sukar menerima pelajaran, tetapi mudah pula mengingatnya dan menyimpannya dalam waktu yang cukup lama. Ada yang kedua-duanya, yaitu mudah menerima dan mengingatnya dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, sistem ingatan itu ada yang setia dan ada yang tidak setia. Tetapi, yang perlu dipegang adalah bahwa proses mengingat itu bermula dari menyerap, menyimpan dan akhirnya mengeluarkan kembali. Inilah kaidah yang penting untuk dipegang dalam belajar.

Kenali rentang konsentrasi. Ada beberapa sebab seseorang tidak dapat berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Misalnya, karena kelelahan, suasana sekitar yang ribut , udara terlalu panas atau dingin, atau kesehatan tergangggu oleh suatu penyakit. Rentang konsentrasi yang terjadi pada setiap orang sukar ditentukan dengan pasti. Hanya yang dapat diketahui adalah semakin dewasa seseorang semakin meningkat pula cara berpikir orang tersebut.

Kenali tipe belajar sendiri. Pelajar atau mahasiswa yang sukar belajar biasanya disebabkan tidak mengenali tipe belajar sendiri sehingga belajar semaunya saja. Belajar berjam-jam, tetapi sedikit sekali bahan pelajaran yang dikuasainya. Oleh karena itu, mengenali tipe belajar sendiri adalah hal yang sangat penting dengan harapan dapat membantu penguasaan bahan pelajaran. Tipe belajar itu

bermacam-macam, yaitu belajar sambil berbuat, belajar sambil bersuara, belajar tanpa suara (lewat kata hati), belajar dengan gerakan mata, dan belajar campuran (penggabungan tipe-tipe belajar).

Kenali sifat buku. Buku adalah tempat terhimpunya ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu, maka tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali membacanya. Sebagai bahan bacaan, buku mempunyai sifat mudah, sedang atau sukar untuk dibaca. Sebagai pelajar atau mahasiswa yang gemar membaca buku perlu mengenali sifat sejumlah buku. Karena dengan pengenalan terhadap sifat buku

(8)

yang akan dibaca dapat lebih banyak membantu efektifitas dan efisiensi membaca.

Jauhi sifat malas. Malas adalah satu sifat yang senantiasa menggejala dalam setiap diri manusia. Malas adalah gejala psikologi yang dpat dilihat secara nyata dalam bentuk sikap dan perbuatan. Bila sifat malas ini sudah menjadi bagian dari kehidupan seseorang, maka orang itu merasa barat sekali untuk melakukan suatu pekerjaan. Kegagalan studi pelajar atau mahasiswa salah satu penyebabnya malas belajar. Sejumlah buku malas dibaca, hanya dibiarkan berserakan menghiasi rak buku atau meja belajar pekerjaan rumah (PR) atau pekerjaan lainnya bertumpuk-tumpuk menghiasi buku agenda kegiatan studi, penyelesaiannya ditunda-tunda hingga menjelang hari ujian.

Penuhi kenginan sesaat. Dalam belajar, keinginan tertentu terkadang muncul dalam pemikiran.

Keinginan itu bila tidak di penuhi akan mengganggu konsentrasi belajar. Dipaksakan juga untuk belajar dengan tidak memenuhi keinginan itu, maka orang tidak akan dapat berkonsentrasi dengan baik. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah memenuhi keinginan sesaat agar tidak mengganggu konsentrasi dalam belajar.

Catat kenginan mendatang. Agar kegiatan belajar tetap berjalan dan kenginan mendatang dalam bentuk program kegiatan yang akan dilaksanakan empat, lima, enam jam lagi tidak hilang dari ingatan, maka langkah yang terbaik adalah mencatatnya diatas kertas dan disimpan dengan rapi. Kegiatan belajar sudah selesai, karena suatu yang dicari telah ditemukan. Selanjutnya, kita dapat memenuhi keinginan mendatang yang tertundah dan telah dicatat di kertas tadi tanpa mengganggu program belajar sebelumnya. Dengan begitu terhindarlah seseorang dari kesulitan belajar berupa keinginan-keinginan yang datang silih berganti dalam pikiran.

Catat tugas yang belum selesai. Tugas yang belum selesai dimaksudkan di sini, berbeda dengan keinginan mendatang. Tugas yang belum selesai itu misalnya seperti paper , pekerjaan rumah (PR), menggosok pakaian, belajar kelompok, acara rutin pergi keperpustakaan dan sebagainya. Buatlah agenda kegiatan agar tugas seperti yang disebutkan di atas tidak mengganggu konsentrasi dalam belajar.

(9)

Belum siap jangan belajar. Belajar tidak bisa asal-asalan atau dengan paksaan. Itu namanya belum siap. Orang yang belum siap untuk belajar sama halnya orang yang ingin menuangkan air tetapi tempat penampungannya belum disiapkan sehingga air terbuang dengan sia-sia. Kapan seseorang dikatakan siap belajar? Semuanya terpulang pada diri sendiri, tanyakan dan jawablah sendiri, siap atau tidak . bila siap silahkan belajar, bila belum siap jangan belajar.

Jagalah kondisi tubuh Tubuh pelajar atau mahasiswa boleh lelah, tetapi jangan sampai mengalami sakit kronis. Kelelahan dengan sendirinya akan hilang , asalkan diistirahatkan secukupnya. Kelelahan yang berlebihan hingga mendatangkan penyakit, tidak bisa hilang dengan sendirinya, tetapi harus di obati dengan bantuan sesuatu. Sakit atau lelah, sama-sama memecahkan konsentrasi seseorang dalam belajar. Oleh karena itu, jagalah kondisi tubuh agar selalu siap untuk menerima pelajaran.

Istirahat jika lelah. Tidak ada seorang pun yang dapat bertahan belajar selama seharian penuh. Jangankan ketika membaca buku, pekerjaan mengetik paper atau skripsi pun tidak akan dapat

dilakukan seharian penuh tanpa istirahat. Oleh karena itu, dalam belajar perlu di selingi istirahat sesaat, jika merasa lelah. Kelelahan akibat belajar jangan dipaksakan , sebab hal itu akan sia-sia.

Kuasai bahasa. Kesulitan yang juga sering dirasakan oleh pelajar atau mahasiswa adalah kurangnya penguasaan bahasa yang terdapat di dalam buku. Hal ini mengakibatkan kesulitan memahami kata-kata atau kalimat. Untuk dapat mengerti isi bacaan sebagai syaratnya adalah harus mengerti kalimat. Agar dapat memahami kalimat , syaratnya adalah menguasai konsep kata-kata yang terangkai menjadi kalimat frase.

3. Memiliki sikap mental cindekia

Dengan hanya menguasai cara belajar yang baik ternyata belum cukup untuk mengantarkan seseorang ke pintu gerbang kesuksesan dalam belajar. Banyak orang yang sudah membaca cara belajar yang baik, tetapi karena tidak didukung oleh pemilikan sikap mental cindekia sehingga menghasilkan hasil belajar yang tidak memuaskan. Sikap cindekia itu diantaranya : (Jujur dalam segala hal, cerdas dalam berpikir dan bertindak, dapat dipercaya dalam menyampaikan sesuatu, percaya pada diri sendiri, optimis dalam

(10)

semua harapan,tidak ragu dalm bertindak, berani menghadapi tantangan, tabah dan tidak berputus asa, merebut setiap kesempatan sedini mungkin, mengerjakan hal yang dapat dikerjakan, Memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik-baiknya, belajar sambil berdoa, tidak cepat merasa puas atas hasil belajar yang dicapai). Pemilikan sikap mental cendikia ini sangat penting bagi siapapun yang ingin sukses belajar kerena sikap ini merupakan penopang utama dalam melahirkan perilaku cendikia.

4. Kuasai cara belajar yang baik

Cara belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari segolongan saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap pelajar dengan jalan latihan (Gie, 2005:51).

Sementara itu menurut Syaiful Sagala, (2006:59) mengemukakan bahwa Cara belajar yang baik, tentu harus mampu mengatasi kesulitan belajar. Untuk membantu kesulitan belajar, dibutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan terencana. Artinya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa

dikerjakan secara bersungguh-sungguh bukan setengah hati. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin (Slameto, 2010:76). Selanjutnya Djamrah, (2008:61) mengemukakan bahwa cara belajar yang baik terbagi atas 3 yaitu :

Ø Kiat belajar sendiri

Mempunyai fasilitas dan perabot belajar. Siapa pun tidak akan menyangkal bahwa belajar memerlukan keterlibatan jiwa dan raga. Siapa pun berpendapat bahwa fasilitas dan perabot belajar ikut menetukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang belajar tanpa di bantu dengan fasilitas tidak jarang mendapatkan hambatan dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Karena fasilitas tidak bisa diabaikan dalam masalah belajar. Fasilitas dan perabot belajar yang dimaksud tentu saja berhubungan dengan masalah keperluan belajar berupa kertas, pensil, buku catatan, meja kursi belajar, mesin

ketik/computer, kertas karbon dan sebagainya.

(11)

menghadapi masalah yang serius. Misalnya, dalam menentukan pelajaran apa yang harus dipelajari hari ini atau besok hari. Mahasiswa akan merasakan waktu yang terlalu sempit untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalah belajar. Dengan demikian pelajar jangan sekali-kali mengabaikan masalah pembagian waktu ini jika ingin menjadi orang yang sukses.

Mengulangi bahan pelajaran. Setelah pulang dari sekolah atau kuliah, jangan lupa untuk mengulangi bahan pelajaran di rumah atau di asrama. Penjelasan guru kadang-kadang tidak semuanya terkesan dengan baik, masih ada kesan-kesan tertentu yang masih samar-samar dalam ingatan. Bila tidak segera di ulang, kemungkinan besar akan terlupakan. Oleh karena itu, pengulangan sangat membantu untuk memperjelas semua kesan yang masih samar-samar tadi.

Menghafal bahan pelajaran. Dalam belajar, menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menguasai bahan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak hanya dengan cara

mengambil intisarinya, tetapi ada juga bahan pelajaran yang harus dikuasai dengan cara menghafalnya. Semua rumus, dalil, konsep dan kaidah tertentu tidak bisa di ambil inti sarinya, tetapi harus dikuasai dan dihafal apa adanya (secara harfiah).

Membaca buku. Kegiatan membaca adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan selama menuntut ilmu di sekolah atau di perguruan tinggi. Hampir setiap hari keharusan membaca buku itu dilakukan. Bahkan setiap ada kesempatan sebaiknya digunakan untuk membaca buku.

Membuat ringkasan atau ikhtisar. Kegiatan membuat ringkasan atau ikhtisar ini biasanya seorang lakukan setelah dia selesai membaca buku, suatu bab, atau sub bab tertentu. Kegiatan membuat ringkasan atau ikhtisar tidak lain adalah kegiatan yang berupaya untuk memadatkan isi dengan landasan kerangka dasarnya dan menghilangkan pikiran-pikiran jabaran.

Mengerjakan tugas. Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, baik pelajar atau mahasiswa , tidak akan dapat melepaskan diri dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi. Setiap semester, guru pasti memberikan tugas untuk diselesaikan, baik secara berkelompok ataupun secara individual.

(12)

perpustakaan dituntut untuk mengenalnya dari dekat. Setelah itu memasukinya dan membaca pustakanya. Jangan hanya sebatas mengenal untuk kemudian menjauhinya.

Ø Kiat belajar di sekolah

Masuk kelas tepat waktu. Sebagi pelajar yang terikat oleh suatu peraturan sekolah. Salah satunya adalah setiap pelajar harus datang ke sekolah dan masuk kelas tepat waktu. Ini adalah kewajiban yang mutlak harus ditaati oleh semua pelajar. Masuk kelas tepat waktu adalah suatu sikap mental yang banyak mendatangkan keuntungan.

Memperhatikan penjelasan guru. Ketika sedang menerima penjelasan dari guru tentang materi tertentu dari suatu bidang studi, semua perhatian harus tertuju kepada guru. Pendengaran harus betul-betul dipusatkan pada penjelasan guru. Jangan berbicara, karena apa yang dibicarakan itu akan

membuyarkan konsentrasi pendengaran. Menulis sambil mendengarkan penjelasan guru merupakan cara yang di anjurkan karena catatan itu dapat dipergunakan suatu waktu.

Mencatat hal-hal yang dianggap penting. Ketika guru menjelaskan bahan pelajaran tertentu di kelas, pelajar mencatat hal-hal yang penting diantara yang tidak penting.

Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok. Jika kita dalam satu kelompok, maka yang baik adalah aktif dan kreatif bersama kawan untuk memecahkan masalah dan menjawab setiap item soal yang diberikan guru.

Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas adalah salah satu cara untuk dapat mengerti bahan pelajaran yang belum dimengerti.

Membentuk kelompok belajar. Cara yang baik untuk menunjang keberhasilan studi dalam di sekolah adalah membentuk kelompok belajar.

Memanfaatkan perpustakaan sekolah. Setiap sekolah pasti mempunyai perpustakaan. Entah itu sekolah yang sudah maju ataupun yang belum maju. Hanya yang membedakannya adalah lengkap atau

tidaknya buku-buku yang di dalamnya. Tetapi, bagi pelajar tidak perlu terlalu mempersoalkan masalah kelengkapan buku. Yang terpenting adalah memanfaatkan perpustakaan sekolah untuk keberhasilan

(13)

studi.

Ø Kiat persiapan menghadapi ujian

Persiapan menjelang ujian, Dalam menghadapi masa ujian, terutama sebulan terakhir menjelang ujian, anda perlu mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah perbaikan-perbaikan untuk mengingat kembali bahan-bahan yang telah dipelajari dengan melakukan sebagai berikut : (Membaca ulang baik catatan pelajaran maupun rangkuman-rangkuman. Memperbaiki catatan, menyempurnakan, dan memberi garis bawah, atau tanda-tanda lainya. Membuat ikhtisar yang lebih praktis, yang mudah untuk diingat. Organisasilah bahan-bahan pelajaran tersebut, artinya susunlah dalam pikiran catatan yang telah dibaca tersebut).

Sedangkan persiapan seminggu menjelang ujian, yang perlu anda lakukan adalah sebagai berikut : (Mengatur waktu sebaik-baiknya, belajar, istrahat, olah raga ringan, makan dan tidur. Membuat rencana belajar yang tepat , efektif, dan efisien. Tidur yang cukup kerena apabila kurang tidur badan terasa lelah dan otak kurang mampu berpikir).

Persiapan sebelum hari ujian. Ada tiga persiapan yang perlu pelajar lakukan sebelum ujian, yaitu sehari terakhir sebelum ujian, malam terakhir sebelum ujian dan hari terakhir sebelum ujian.

(Sehari terakhir) : Yang perlu pelajar lakukan sehari sebelum ujian adalah : (Jangan bepergian jauh atau darmawisata karena akan melelahkan otot. Jangan belajar keras sehari menjelang ujian. Pada pagi hari belajarlah sedikit saja, jangan menyelesaikan pekerjaan yang memakai otak sepenuhnya. Jangan berbincang-bincang tentang ujian dengan kawan satu tingkat karena akan dapat

menimbulkan hal-hal yang kurang menyenangkan).

(Malam terakhir) : Yang perlu anda lakukan pada malam terakhir menjelang ujian besok pagi adalah sebagai berikut : (Tidur seperti hari-hari biasa “jangan terlambat tidur atau terlalu cepat tidur”. Sebelum pergi tidur malam, sebaiknya mempersiapkan alat-alat yang diperlukan besok, termasuk kendaraan, pakaian dan lain-lain.

(14)

terlalu kenyang karena bisa mengganggu konsentrasi. Periksa kembali alat-alat keperluan ujian yang telah disiapkan di malam hari agar tidak ada yang tertinggal. Usahakan tiba di tempat ujian

seperempat sebelum ujian. Dan Jangan gugup. Yakinkan anda sudah siap menghadapi ujian). Pada waktu ujian. Yang perlu anda lakukan pada waktu ujian adalah sebagai berikut ini : (Yakinlah pada diri sendiri bahwa anda dapat menyelesaikan setiap item soal dengan baik dan benar. Duduklah dengan tenang dan jangan berbicara dengan teman yang kebetulan duduk di samping anda).

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan . ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Dari pengertian karakteristik dan batasan belajar yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud karakteristik belajar disini adalah kebiasaan atau cara belajar siswa yang merupakan bentuk dari perbuatan belajar. Karakteristik adalah mempunyai sifat khas sesuai dengan ciri-ciri

tertentu. Sesuai yang telah diuraikan di atas bahwa agar seorang siswa dapat memperoleh sukses dalam belajar dan memperoleh prestasi yang lebih baik maka dia harus memiliki karakteristik belajar yang baik pula karakteristik yang dimaksud adalah : pertama, siswa harus menaati pedoman umum dalam belajar yang terbagi beberapa bagian diantaranya (belajar dengan teratur, disiplin dan bersemangat, konsentrasi dalam belajar, pengaturan waktu yang baik, istirahat dan tidur yang cukup. Selanjutnya kedua yaitu menghindari kesulitan dalam belajar dimana yaitu (harus menentukan tujuan belajar, kenali sistem ingatan, kenali rentang konsentrasi, kenali tipe belajar sendiri, kenali sifat buku, jauhi sifat malas, penuhi keinginan sesaat, mencatat keinginan mendatang, mencatat tugas yang belum selesai, jika belum siap jangan belajar, jagalah kondisi tubuh, istrahat jika lelah, kuasai bahasa).

Yang ketiga memiliki sikap mental cindekia (jujur dalam segala hal, cerdas dalm berpikir dan bertindak, dapat dipercaya dalam menyampaikan sesuatu, percaya pada diri sendiri, optimis dalam semua harapan, tidak ragu dalam bertindak, berani dalam menghadapi tantangan, tabah dan tidak

(15)

berputus asa, merebut setiap kesempatan sedini mungkin, mengerjakan hal yang dapat dikerjakan, memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik-baiknya, belajar sambil berdoa, tidak cepat merasa puas atas hasil belajar yang dicapai).

Yang keempat menguasai cara belajar yang baik diantaranya ( mempunyai fasilitas dan perabot belajar, mengatur waktu belajar, mengulangi bahan pelajaran, menghafal bahan pelajaran, membaca buku, membuat ringkasan atau ikhtisar, mengerjakan tugas, memanfaatkan perpustakaan, masuk kelas tepat waktu, memperhatikan penjelasan guru, menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai, mencatat hal-hal yang dianggap penting, aktif dan kreatif dalam kerja kelompok, bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas, pergunakan waktu istrahat sebaik-baiknya, membentuk kelompok belajar, memanfaatkan perpustakaan sekolah, dan yang terakhir yaitu mempersiapkan hal-hal dalam menghadapi ujian dimana hal-hal yang harus dilakukan yaitu (membaca ulang baik catatan pelajaran maupun rangkuman-rangkuman, memperbaiki catatan, membuat ikhtisar yang lebih praktis, yang mudah untuk diingat, organisasilah bahan-bahan pelajaran tersebut, mengatur waktu sebaik-baiknya dalam “belajar, istrahat, olahraga ringan, makan dan tidur”,

Selanjutnya membuat rencana belajar yang tepat, tidur yang cukup, jangan berpergian jauh, jangan belajar keras sehari menjelang ujian, jangan berbincang-bincang tentang ujian dengan kawan satu tingkat, mempersiapkan alat-alat yang diperlukan pada saat menghadapi ujian, jangan terlambat atau terlalu capat tidur, sebelum berangkat isi perut dengan makanan dan minuman secukupnya, periksa kembali alat-alat keperluan ujian agar tidak ada yang tertinggal, usahakan tiba di tempat ujian seperempat sebelum ujian, jangan gugup dan yakinkan anda sudah siap menghadapi ujian, dan yang terakhir yaitu pada waktu ujian yang perlu dilakukan adalah yakinlah pada diri sendiri bahwa anda dapat menyelesaikan setiap item soal dengan baik dan benar).

2.2 Siswa Berprestasi

Siswa Berprestasi adalah impian dari semua siswa sekolah. Menonjol diantara siswa siswa lainya, di kirim ke kompotisi maupun lomba untuk mewakili sekolah, mendapat peringkat, piala, medali, tentu

(16)

akan membuat bangga dan akan terkenang hingga kapanpun. Menurut Slameto siswa dan prestasi adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun, walau potensi ini sudah ada di dalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan terus menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak mendatangkan manfaat apa pun pada orang yang memilikinya.

Secara umum, siswa itu adalah pelajar yang masih bisa dikatakan terkait oleh aturan-aturan yang masih dibatasi kebebasannya dan sekelompok orang yang menuntut ilmu di bangku sekolah. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik secara kelompok atau perorangan. Siswa juga disebut murid atau pelajar. Ketika kita bicara mengenai siswa maka pikiran kita akan tertuju kepada siswa di lingkungan sekolah, baik sekolah dasar maupun menengah (Anonim. 2007. Definisi Siswa). Selanjutnya pengertian Prestasi, untuk memahami pengertian tentang prestasi berikut dikemukakan beberapa pengertian prestasi diantaranya :

Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:20), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Selanjutnya Nasrun Harahap, (1994:21),

berpendapat bahwa prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. . Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut” (Anonim. 2009. Pengertian Prestasi Belajar).

Menurut seorang psikolog “Elly Risman” prestasi adalah perwujudan dari bakat dan kemampuan. Bakat merupakan kemampuan bawaan yang berupa potensi. Namun, walau potensi ini sudah ada didalam diri, tetap butuh latihan dan pengembangan terus menerus. Jika bakat tidak dilatih dan dikembangkan, maka tidak mendatangkan manfaat apa pun pada orang yang memilikinya. Prestasi

(17)

belajar siswa pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh dua faktor yang saling berkaitan baik berasal dari dalam diri siswa internal maupun dari luar eksternal (Slameto, 2010:54).

Sementara itu menurut Djamrah, (2007:23) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan–kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa siswa berprestasi dalam belajar disekolah sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi yang didapatkan siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam belajar di sekolah didukung oleh faktor intern dan ekstern seperti tersebut diatas.

Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk

dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari didalam aktivitas belajar mengajar. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa Siswa Berprestasi merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Siswa Berprestasi seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi yang di dapatkan siswa.

2.3 Kajian penelitian yang relevan

(18)

dilakukan oleh Muhyono (2001) dalam penelitiannya yang berjudul ” Hubungan Minat dan Cara Belajar Fisika dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas 1 Cawu 2 SMU N 6 Malang Tahun Pelajaran 2000/ 2001” dan Kholifah (2003) dalam penelitiannya yang berjudul ” Pengaruh Cara dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar siswa mata pelajaran Akuntansi di Madrasah Aliyah Al-Azhar Pasuruan ”.

Persamaan tersebut terdapat pada pengkajian topik yang sama tentang cara belajar siswa terhadap prestasi belajar, metode pengumpulan datanya dengan instrument angket dan dokumentasi , jenis penelitian ex post facto, dalam teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif korelasional. Sedangkan perbedaannya terletak pada dua penelitiannya sebelumnya tidak hanya meneliti cara belajar tetapi juga minat dan kebiasaan belajar, selain itu lokasi penelitian, bidang studi, subyek serta hasil penelitian yang disesuaikan dengan judul yang dibahas. Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan dua penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan dua penelitian yang relevan. Persamaan dan

Perbedaan

Mohyono kholifah Penelitian ini

Topik Penelitian Minat dan Cara Belajar terhadap prestasi belajar fisika

Cara dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Akuntansi

Karakter belajar siswa berprestasi

Jenis Penelitian Ex post facto Ex post facto

-Instrumen Penelitian Angket dan tes Angket dan dokumentasi

Observasi, wawancara dan dokumentasi Tekhnik Analisis Data Analisis Regresi Presentase dan regresi

berganda Analisa deskritif kualitatif Lokasi Penelitian SMU N 6 Malang Madrasah Aliyah

Al-Azhar Pasuruan

SMA Tridharma Gorontalo

Bidang Studi Fisika Akuntansi

(19)

Tapel 2000/2001 Aliyah kelas 1, 2, dan 3

1, 2, dan 3 Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan

minat dan cara belajar fisika terhadap

prestasi belajar

Mengetahui pengaruh cara dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar

Untuk mengetahui karakter belajar siswa berprestasi

Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian

Sesuai dengan dengan tujuan penelitian (Sumber: Peneliti, 2012)

(20)

Gambar

Tabel 2. Persamaan dan perbedaan penelitian dengan dua penelitian yang relevan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang pemerintahan desa, dari 1945 sampai 2005 memberikan posisi eksistensi Desa Pakraman, mengalami pasang surut, hal

M enyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ Profil Aktivitas Antioksidan, Kandungan Tokoferol dan Total Fenol pada Proses Pembuatan Acar Lato (Caulerpa

Satu lembar untuk dosen penasehat; No.. Satu lembar untuk

[r]

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Djoko Witojo (2008), dengan judul Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Penurunan Tingkat Perilaku Kekerasan Pada

Namun, ada beberapa penelitian tentang sisi lain dari buah naga yang sudah dipublikasi dalam Journal of Food Chemistry , antara lain penelitian mengenai aspek prebiotik daging

Merupakan suatu kebanggan bagi penulis, karena setelah melalui berbagai tantangan dan ujian serta perjuangan yang besar, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Kedua menteri yang lain setuju, “Benar, Tuanku, apa yang dikatakan oleh Tuan Ajsam dan Tuan Ajdewan.” Mendengar ucapan keempat gurunya, Raja Wadirah setuju.. Selesai pertemuan,