• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

39

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang kepatuhan wajib pajak (WP) orang pribadi dengan adanya penurunan tarif pajak penghasilan dan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi ini, dilakukan penulis sejak bulan Desember 2011 sampai Pebruari 2012.

Penelitian dilakukan di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dengan target para Wajib Pajak Orang Pribadi.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.

Permasalahan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kausal yaitu merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable).

Dalam penulisan ini, penulis menggunakannya untuk menjelaskan permasalahan yang diteliti mengenai pengaruh terjadinya penurunan tarif tertinggi

(2)

40

pajak penghasilan dan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan sementara yang merupakan dugaan tentang apa saja yang peneliti amati dalam usaha untuk memahami permasalahan.

Dalam penelitian ini, penulis menduga adanya pengaruh antara penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan dan kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi, terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Cempaka Putih untuk memenuhi kewajibannya.

Perumusan hipotesis :

H0 : b = 0 berarti penurunan tarif tertinggi PPh WP OP dan kenaikan

PTKP WP OP tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan WP OP Ha : b > 0 berarti penurunan tarif tertinggi PPh WP OP dan kenaikan

PTKP WP OP berpengaruh terhadap Kepatuhan WP OP

D. Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel penelitian terdiri dari variable bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Variabel bebas (Independent Variable) diartikan sebagai variabel yang menjadi penyebab dan variable terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang menjadi akibat (Sugiyono, 2009).

(3)

41

Berdasarkan landasan teori di atas serta rumusan hipotesis penelitian, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable):

1. Penurunan Tarif Tertinggi Pajak Penghasilan Orang Pribadi

2. Kenaikan Panghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable): Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di wilayah KPP Pratama Cempaka Putih.

Metode skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode skala langsung, yaitu diberikan langsung pada subjek penelitian yang diminta pendapatnya mengenai hal yang diteliti dengan skala ordinal.

Skala yang digunakan adalah skala Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Skala Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi, dan skala Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Cempaka Putih.

1. Skala Penurunan Tarif Tertinggi Pajak Penghasilan Orang Pribadi Penurunan tarif tertinggi pajak penghasilan orang pribadi ini dimaksudkan untuk menarik investasi pada negara berkembang, dan bagi WP berapa besar pajak yang harus dibayar dan juga meringankan karena pajak penghasilan yang disetorkan mengalami penurunan.

(4)

42

Skala Penurunan Tarif Tertinggi WP Orang Pribadi

No Indikator Penilaian

1. Menarik Investor

2. Meringankan Wajib Pajak Orang Pribadi

3. Keadilan

2. Skala Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Menurut Dradjad H. Wibowo, dampak dari kenaikan PTKP adalah :

a. Menolong WP berpenghasilan rendah sehingga keuangan rumah tangganya akan lebih baik

b. Mengurangi beban administrasi dan pengumpulan pajak di Ditjen Pajak c. Menekan resiko pemerasan oleh oknum aparat terhadap WP kecil dan

menengah

d. Mendorong konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat

Selain itu, tentunya kenaikan batasan PTKP sebagai konsekuensi dari kenaikan harga Bahan Bakar Motor, serta dapat menurunkan penerimaan negara dari pajak penghasilan.

(5)

43

Skala Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi

No Indikator Penilaian

1 Memperbesar take homepay WP OP

2 WP berpenghasilan di bawah PTKP

pajaknya nihil

3 Mendorong komsumsi Rumah Tangga

4 Meningkatkan daya beli masyarakat

5 Kompensasi dari kenaikan harga BBM

6 Mengurangi penerimaan negara

3. Skala Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi adalah sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK 03/2000 tanggal 3 Juni 2003 dan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Skala Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi

No Indikator Penilaian

1 Paham terhadap sistem self assesment 2 Pendidikan yang berpengaruh positif 3 Pelayanan informasi pajak

4 Kualitas Pelayanan

(6)

44

Dalam penelitian ini digunakan sistem penilaian dengan bentuk skala Likert, yaitu penilaian yang merujuk pada lima alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Alternatif ini berlaku baik untuk pernyataan-pernyataan Favorable (mendukung) maupun

Unfavorable (tidak mendukung).

Cara pemberian nilai yang digunakan untuk mendukung (favorable) dan tidak mendukung (unfavorable) adalah sebagai berikut:

Alternatif Jawaban Skor Favorable Skor Unfavorable

Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Netral 3 3 Tidak Setuju 2 4 SangatTidak Setuju 1 5

Adapun kriteria yang digunakan dalam validitas ini adalah sebagai berikut: 1).Pernyataan sesuai dengan indikator.

2). Pernyataan tidak menyimpang dari indikator. 3).Pernyataan yang dibuat memiliki daya beda

4).Menggunakan kata-kata dan kalimat sederhana, jelas, dan mudah dimengerti dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

(7)

45

6). Pernyataan tidak memiliki social desirability

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat dipakai untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Bahan dalam penelitian ini penulis peroleh dari tulisan di website Direktorat Jenderal Pajak, buku-buku, peraturan perundang-undangan, hasil penelitian, karya ilmiah, media massa baik yang diperoleh melalui penelusuran internet maupun pencarian di perpustakaan.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian Lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti dengan maksud untuk memperoleh data primer. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada objek penelitian atau koresponden melalui lembar kuesioner di wilayah Jakarta Pusat, di KPP Pratama Cempaka Putih.

(8)

46 F. Jenis Data

Data yang diperoleh penulis adalah data primer yaitu data yang berasal dari sumber pertama, yang penulis ambil melalui wawancara petugas pajak setempat dan penyebaran kuesioner untuk diisi oleh objek penelitian (responden) secara langsung.

G. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah keseluruhan subyek penelitian yang mempunyai kesamaan karakteristik tertentu.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di wilayah KPP Pratama Cempaka Putih.

Sampel penelitian adalah sebagian dari subyek penelitian yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis, sehingga kesimpulan yang diperoleh dari sampel dianggap berlaku juga untuk populasi.

Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang ditemui dan dimintai untuk mengisi kuesioner, di wilayah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik aksidental, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang.

(9)

47 H. Metode Analisis Data

Metode analisis data diarahkan untuk menguji hipotesis yang diajukan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menguji/mengetahui pengaruh perubahan Penurunan Tarif Tertinggi Pajak Penghasilan dan Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Cempaka Putih, penulis menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda, yaitu untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan variabel terikat terjadi yang disebabkan oleh variabel bebas.

1. Pengujian Instrumen

Setelah sumber data sudah ditentukan, maka ditentukan pula instrumen (alat) yang digunakan untuk mengumpulkan data, yang sesuai dengan variabelnya.

Untuk dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu mengukur dan memberikan hasil yang sesuai, tepat dan benar, maka suatu alat ukur atau instrumen harus valid dan reliabel, serta harus normal, tidak adanya masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, maupun autokorelasi. Untuk mengetahuinya maka dilakukan beberapa pengujian.

(10)

48 a. Uji Validitas Item dan Uji Realibitas

Menurut Ghozali (2006:45) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur.

Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2. N adalah jumlah data. Untuk menguji apakah masing-masing indikator pertanyaan valid atau tidak, dapat dilihat dalam tampilan output pada kolom Corrected Item – Total

Correlation. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilainya positif, maka

butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Dan sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau nilainya negatif, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

Menurut Ghozali (2006:41) uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Dengan pengukuran sekali, hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban dengan uji statistik Cronbach’s Alpha (α). Suatu variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

(11)

49 b. Uji Asumsi Klasik

1). Uji Normalitas

Syarat dalam analisis parametrik yaitu distribusi data harus normal. Pengujian ini menggunakan uj Kolmogorov-Smirnov (Anlisis Explore), yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak.

2). Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas.

Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinearitas antara lain yaitu nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t hitung menjadi rendah. Dan pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin

besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah

multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

(12)

50 3). Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi, yaitu jika titi-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

4). Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana teerjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.

Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya. Dan untuk mendeteksinya dengan dilakukan uji Durbin-Watson dengan prosedur sebagai berikut :

(13)

51 a. Menentukan hipotesis

H0 : tidak terjadi autokorelasi

Ha : terjadi autokorelasi

b. Menentukan taraf signifikansi yaitu 0,05. c. Menentukan nilai d (Durbin-Watson) b. Uji Analisa Regresi Linear Berganda

1). Uji F

Uji F adalah uji koefisien regresi secara bersama-sama, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.

Pengambilan keputusan dari uji F yaitu : F hitung ≤ F tabel jadi H0 diterima

F hitung > F tabel jadi H0 ditolak

2). Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial atau masing-masing terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.

Pengambilan keputusan uji t adalah : t hitung ≤ t tabel jadi H0 diterima

(14)

52 3). Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

17 tahun 2000 antara lain perubahan tarif PPh pasal 17 Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu perubahan besarnya range penghasilan kena pajak (PKP).. Skripsi ini meneliti bagaimana

Pada pokok-pokok perubahan Pajak Penghasilan banyak ketentuan yang berpihak pada orang kecil, contoh (1)Tarif PPh Wajib Pajak Orang Pribadi disederhanakan dan tarif tertinggi

PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TAHUN PAJAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi sebelum dan sesudah kenaikan Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada KPP

Wajib pajak dengan penghasilan di atas PTKP (penghasilan tidak kena pajak) akan langsung dipotong pajak oleh pemberi kerja. Sehingga tingkat penghasilan wajib pajak

PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TAHUN PAJAK

Penerimaan Pajak Penghasilan Sebelum Dan Sesudah Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalpinang ”. 1.2

Di dalam ketentuan peraturan pajak penghasilan UMKM ini tidak terdapat adanya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), jadi semua wajib pajak yang mempunyai penghasilan