• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Tarif Pajak Pasal 17 Ayat (1) Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya UU PPh No. 17 Tahun 2000 dan Pengaruhnya Terhadap PPh Pasal 21 (Studi Kasus Pada RSIA " Melinda Hospital" Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Tarif Pajak Pasal 17 Ayat (1) Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya UU PPh No. 17 Tahun 2000 dan Pengaruhnya Terhadap PPh Pasal 21 (Studi Kasus Pada RSIA " Melinda Hospital" Bandung)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK

Di Indonesia, peraturan perpajakan telah mengalami beberapa kali perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi Indonesia saat itu, misalnya pajak penghasilan yang terakhir kali mengalami perubahan dari Undang-Undang No. 10 tahun 1994 menjadi Undang-Undang No. 17 tahun 2000. Terdapat penyempurnaan pasal-pasal dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2000 antara lain perubahan tarif PPh pasal 17 Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu perubahan besarnya range penghasilan kena pajak (PKP).

Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh perubahan tarif PPh pasal 17 terhadap PPh pasal 21 Terutang. Penelitian dilakukan pada RSIA Melinda Hospital , sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa persalinan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif analitis.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti terhadap daftar gaji karyawan RSIA Melinda Hospital , diperoleh hasil bahwa jika penghitungan PPh pasal 21 terutang berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1994 maka PPh pasal 21 Terutang RSIA Melinda Hospital adalah sebesar Rp 33.753.805. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2000, PPh pasal 21 terutang RSIA Melinda Hospital adalah sebesar Rp 21.432.905. Terdapat selisih jumlah sebesar Rp 12.320.900.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dengan adanya perubahan tarif PPh pasal 17 adalah adanya penurunan PPh pasal 21 terutang. Penurunan ini disebabkan oleh perbedaan tarif pajak yang digunakan yaitu menurut

(2)

Universitas Kristen Maranatha

1.1 Latar Belakang Masalah...

1.2 Identifikasi Masalah...

1.3 Manfaat dan Tujuan Masalah...

1.4 Kegunaan Penelitian...

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis...

1.6 Metode Penelitian...

1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian ... 1

2.1.3 Tinjauan Pajak dalam Berbagai Aspek...

2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak dan Teori-Teori yang 10

10

14

(3)

Universitas Kristen Maranatha iii

Mendukung Pemungutan Pajak...

2.1.5 Kedudukan Hukum Pajak...

2.1.6 Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak

Formil...

2.1.7 Pengelompokan Pajak...

2.1.8 Tata Cara Pemungutan Pajak...

2.1.9 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak...

2.1.10 Hambatan Pemungutan Pajak...

2.2 Pemahaman Mengenai PPh...

2.2.1 Pengertian PPh...

2.2.2 Subyek Pajak...

2.2.3 Obyek Pajak...

2.2.4 Biaya-Biaya dalam Penghitungan PPh...

2.2.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)...

2.2.6 Tarif Pajak ...

2.3 Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Pasal 17...

2.3.1 Wajib Pajak Orang Pribadi...

2.3.2 Wajib Pajak Badan...

2.4 Peraturan yang Berkaitan denan PPh Pasal 21...

2.4.1 Keputusan Dirjen No.545/PJ/2000...

2.4.2 KMK No.466/KMK.04/2000...

2.4.3 UU No. 17 tahun 2000...

(4)

Universitas Kristen Maranatha iv

2.4.5 Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2003...

2.4.6 KMK No.486/KMK.03/2003...

2.5 PPh Pasal 21...

2.5.1 Pengertian PPh Pasal 21...

2.5.2 Wajib Pajak PPh Pasal 21...

2.5.3 Obyek Pajak PPh Pasal 21...

2.5.4 Pemotong Pajak PPh Pasal 21...

2.5.5 Penghasilan yang Dikecualikan dari Pengenaan

PPh Pasal 21...

2.5.6 Kelebihan Pemotongan dan Penyetoran PPh

Pasal 21...

2.5.7 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21..

2.5.8 Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak Pajak

3.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan...

3.3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...

3.2 Metode Penelitian...

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data...

3.2.2 Penerapan Variabel Penelitian...

(5)

Universitas Kristen Maranatha

4.3 Pengaruh Perubahan Terhadap PPh Pasal 21 Terutang....

(6)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Menurut Undang-Undang

No. 10 tahun 1994

97

Tabel 4.2 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2000

101

(7)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR LAMPIRAN

(8)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR PUSTAKA

Meliala, Tulis. (2000). Perpajakan dan Akuntansi Pajak, Bandung.

Suandy, Early. (2001). Edisi Pertama. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba

Empat.

Mardiasmo. (1995). Edisi 7. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset.

Waluyo, Wirawan B. Ilyas. (2000). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba

Empat.

Zain, Mohammad. (2003). Manajemen Perpajakan. Bandung : Alumni Bandung.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994.

(9)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(16)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini Indonesia merupakan negara yang berpenduduk lebih dari 200 juta

orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat, sehingga pemerintah memerlukan penerimaan-penerimaan dana yang

besar untuk mendanai pembangunan nasional, yang salah satunya berasal dari

pajak. Upaya yang ditempuh untuk penyebarluasan Peraturan

Perundang-undangan Perpajakan seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan

Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak dan

sebagainya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pajak merupakan distribusi dana dari rakyat kepada pemerintah. Dengan

pajak, masyarakat berperan serta dalam pembangunan nasional. Hal ini berarti

bahwa iuran yang dibayar oleh rakyat merupakan ekspresi / perwujudan dari jiwa

kegotongroyongan nasional yang datang dari kesadaran diri sendiri. Karena itu

selayaknyalah setiap warga negara yang ikut berperan serta tersebut dihargai atau

dihormati oleh pemerintah dengan menggunakan dana dari rakyat seefisien dan

seefektif mungkin.

Pembayaran pajak kepada negara yang dilakukan pada sistem perpajakan

yang lama, sebelum tahun 1983, sebagian besar merupakan warisan kolonial. Pada

(17)

Universitas Kristen Maranatha 2

Falsafahnya bahwa rakyat dipungit hanyalah merupakan kewajiban semata-mata

yang harus dilaksanakan secara patuh untuk menghimpun dana bagi pemerintah

penjajah. Pada masa sekarang, falsafah pemungutan pajak adalah berdasarkan

UUD 1945 yaitu berdasarkan Pancasila.

Mulai tahun 1983 pemerintah memberlakukan sistem perpajakan yang

baru. Penggantian / reformasi Undang-Undang Perpajakan tersebut dilakukan

karena sistem perpajakan yang lama dirasakan sudah tidak sesuai dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Pengaruh Perundang-undangan Perpajakan terhadap dunia usaha sangat

berarti sehingga memerlukan perhatian yang cukup serius demi lancarnya

kegiatan dunia usaha. Dengan sistem perpajakan yang baru diharapkan

pelaksanaan administrasi tidak berbelit-belit dan birokratis, karena Wajib Pajak

diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan

melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Sistem self assesment seperti

yang diterapkan pada sistem perpajakan yang beru, memberikan kepercayaann

yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya. Untuk membantu masyarakat golongan kecil dan pengusaha kecil,

pemerintah mengeluarkan kebijakan yang baru di bidang perpajakan terutama

dalam hal tarif pajak penghasilan khususnya atas orang pribadi seperti yang diatur

dalam Undang-Udnang No.17 tahun 2000. Dalam ketentuan baru tersebut terjadi

penurunan tarif pajak yang dikenakan atas lapisan kena pajak tertentu. Dengan

adanya perubahan tarif pajak tersebut maka beban PPh yang harus dibayarkan

(18)

Universitas Kristen Maranatha 3

Pajak dapat memanfaatkan efisiensi pajak tersebut untuk investasi atau

mengembangkan usahanya. Dan penerimaan negara dari sektor pajak menjadi

lebih besar karena adanya perluasan obyek pajak akibat adanya pembaharuan tarif

pajak penghasilan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membandingkan

peraturan perpajakan yang lama (Undang-Undang Nomor 10 tahun 1994) dengan

peraturan perpajakan yang baru (Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000) tentang

Pajak Penghasilan, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari perubahan tarif

pajak tersebut terhadap besarnya PPh Pasal 21, dalam hal ini terhadap penghasilan

karyawan di Melinda Hospital. Adapun judul dari penelitian ini adalah :

ANALISIS PERBANDINGAN TARIF PAJAK PASAL 17 AYAT (1)

SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA UU PPh No. 17 TAHUN

2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PPh PASAL 21.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian yang diberlakukan secara mendalam seperti yang diuraikan

di atas, maka masalah yang akan dibahas oleh peneliti adalah :

1. Bagaimana perbandingan tarif pajak pasal 17 UU PPh No. 10 tahun 1994

dengan UU PPh No. 17 tahun 2000?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada besarnya PPh 21 yang

terutang menurut UU PPh No. 10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun

(19)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui perbandingan tarif pajak pasal 17 UU PPh No. 10 tahun 1994

dengan UU PPh No. 17 tahun 2000.

2. Mengetahui perbedaan besarnya PPh 21 yang terutang menurut UU PPh No.

10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun 2000.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut :

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi bagi RSIA

Melinda Hospital untuk mengetahui berapa besarnya perbedaan PPh pasal

21 terutang sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang

Perpajakan yang baru yaitu Undang-Udnang Nomor 17 tahun 2000 tentang

Pajak Penghasilan.

2. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan / pengetahuan mengenai peraturan perpajakan

serta sebagai salah satu dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan

akuntansi, di Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha.

(20)

Universitas Kristen Maranatha 5

Memberi masukan kepada pihak lain yang memerlukan informasi mengenai

perbedaan besarnya PPh pasal 21 yang terutang dengan menggunakan tarif

PPh lama dan tarif PPh baru.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang sehingga pajak dapat

dipaksakan. Seperti halnya PPh, sebelum Perubahan Ketentuan Peraturan

Perundang-undangan Perpajakan tahun 1983, diatur dalam beberapa ketentuan

perundang-undangan / ordonansi seperti yang dikenal dengan pajak pendapatan

tahun 1994 dan pajak perseroan yang diatur dalam ordonansi pajak perseroan

tahun 1925. Selanjutnya sejak tahun 1983 PPh dipungut berdasarkan UU No. 7

tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Dalam sejarah perkembangannya UU PPh

ini mengalami perubahan yaitu dimulai dengan UU No. 7 tahun 1991, kemudian

UU No. 10 tahun 1994 dan UU PPh No. 17 tahun 2000.

Dalam pemungutan pajak harus diterapkan terlebih dahulu jenis tarif yang

dipergunakan. Untuk tarif pajak pasal 17 menggunakan tarif progresif, yang

mempunnyai ciri adalah persentase pengenaannya semakin meningkat sesuai

dengan peningkatan obyek pajaknya. Akibatnya apabila ada pertambahan obyek

pajak, maka dengan tarif ini pajaknya akan meningkat tidak sepadan. Tarif PPh

pasal 17 dalam peraturan perpajakan adalah sebagai berikut :

1. UU No. 10 tahun 1994

Dalam UU No. 10 tahun 1994, tarif pajak pasal 17 untuk Wajib Pajak Orang

Pribadi dan Badan adalah sama, yaitu :

(21)

Universitas Kristen Maranatha 6

Sampai dengan Rp 25.000.000 10 %

Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 15%

Diatas Rp 50.000.000 30 %

2. UU No. 17 tahun 2000

Dalam UU No. 17 tahun 2000, tarif pajak pasal 17 untuk Wajib Pajak Orang

Pribadi dibedakan dengan Badan, yaitu :

a. Wajib Pajak Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Sampai dengan Rp 25.000.000 5 %

Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 10 %

Diatas Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 15 %

Diatas Rp 100.000.000 Rp 200.000.000 25 %

Diatas Rp 200.000.000 35 %

b. Wajib Pajak Badan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Sampai dengan Rp 25.000.000 10 %

Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 15 %

Diatas Rp 50.000.000 30 %

Perubahan tarif pajak pasal 17 Wajib Pajak Orang Pribadi terletak pada

perubahan lapisan Penghasilan Kena Pajak serta perubahan persentase tarifnya,

(22)

Universitas Kristen Maranatha 7

perubahan lapisan Penghasilan Kena Pajak. Perbedaan tarif pasal 17 sebelum dan

sesudah dikeluarkannya UU No. 17 tahun 2000 dirasakan cukup mempengaruhi

jumlah PPh pasal 21 terutang Wajib Pajak. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi,

dengan tarif pajak pasal 17 yang baru, jumlah PPh pasal 21 terutangnya lebih

kecil. Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, maka peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut : Bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atas

PPh pasal 21 yang terutang menurut UU PPh lama dengan UU PPh baru .

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh metode deskripsi yaitu dengan

melakukan penelitian yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tampak

pada situasi yang sedang diselidiki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

cara :

1. Penelitian lapangan

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada perusahaan, dimana data

tersebut diperoleh dengan cara :

a. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan petugas yang

berwenang dalam masalah ini sehingga dapat diketahui masalah yang

sebenarnya yang sedang dihadapi perusahaan.

b. Observasi terhadap data-data primer yang diperoleh langsung dari

perusahaan.

(23)

Universitas Kristen Maranatha 8

Yaitu membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang terdapat

dalam buku, baik literatur, tulisan maupun catatan kuliah.

3. Analisa statistika

Analisa yang digunakan adalah Paired Sample T Test. Analisa ini

dipergunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua variabel dari sebuah

kelompok tunggal. Pengujian ini akan menghitung perbedaan antara nilai dari

dua variabel untuk setiap kasus dan kemudian menguji perbedaan

rata-ratanya. Rumus :

(24)

Universitas Kristen Maranatha 9

4. Masukkan variabel ke kotak Paired Variables. Kemudian klik Options,

maka akan keluar dialog box seperti dalam One Sample T Test.

5. Masukkan nilai yang menunjukkan kelompok pertama ke dalam Group

1 dan nilai yang menunjukkan kelompok kedua ke dalam Group 2.

6. Setelah itu, klik Continue untuk kembali ke dialog box Indipendence

Sample T Test. Klik Options untuk menentukan derajat kepercayaan.

Setelah itu, klik continue selanjutnya klik Ok untuk mendapatkan output

hasil pengujian.

1.7 Lokasi dan Lamanya Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSIA Melinda Hospital yang berada di Jalan

Pajajaran Nomor 44 Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai

(25)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

(26)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada RSIA Melinda

Hospital , sehubungan dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku dalam

menunjang pengefisienan pajak penghasilan pasal 21 terutang, maka peneliti

menarik simpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan telah menggunakan tarif pajak yang berlaku, yang digunakan

untuk meminimalkan jumlah PPh pasal 21 terutang yang harus dibayar.

2. Setelah diterapkannya UU No. 17 tahun 2000, maka terdapat perbedaan yang

signifikan atas jumlah PPh pasal 21 yang harus dibayar oleh perusahaan

sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak pasal 17 ayat (1) Undang-

Undang No. 17 tahun 2000.

Tahun PPh Pasal 21 sebelum diberlakukannya UU

No. 17 tahun 2000

PPh Pasal 21 sesudah diberlakukannya UU No. 17 tahun 2000

Penghematan PPh pasal 21

2005 Rp 33.753.805 Rp 21.432.905 Rp 12.320.900

Dengan menggunakan metode Paired Sample T Test, diperoleh output

berupa nilai t hitung atau t0 kurang dari 1. Untuk taraf signifikansi sebesar 5 %

maka t /2,n-1 dari tabel distribusi t didapat t0,25-1 = 1,000. Ternyata kurang dari 1

(27)

Universitas Kristen Maranatha 2

Dengan demikian, terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan

pada pajak penghasilan pasal 21 yang harus dibayar perusahaan sebelum dan

sesudah diberlakukannya UU PPh No. 17 tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap

Pajak Penghasilan pasal 21.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diambil, maka ada beberapa saran yang

diharapkan akan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk memberlakukan tarif

pajak pasal 17 ayat (1) dengan lebih baik :

1. Pada dasarnya, setiap perusahaan akan berusaha untuk memperkecil PPh

pasal 21 secara maksimal tanpa melanggar peraturan perpajakan yang

berlaku, khususnya surat edaran, keputusan menteri. Untuk mencapai maksud

tersebut, maka manajemen perusahaan dan bagian pajak dituntut untuk

memiliki suatu pengetahuan perpajakan yang memadai dan perusahaan

melalui departemennya yaitu tarif pajak pasal 17 ayat (1) diharapkan

senantiasa memonitor peraturan perpajakan yang berlaku sehingga terhindar

dari salah interprestasi terhadap peraturan tersebut.

2. Di samping membutuhkan pengetahuan perpajakan di dalam melaksanakan

tarif pajak pasal 17 ayat (1) UU PPh No. 17 tahun 2000 juga diperlukan

kondisi-kondisi lainnya, seperti : sistem perusahaan yang baik, struktur

organisasi yang jelas, kerapian pembukuan dan ketepatan waktu dalam

penyajian informasi, dimana hal ini berhubungan dengan kewajiban di bidang

(28)

Universitas Kristen Maranatha 3

karyawan, besarnya penghasilan bruto dan besarnya PPh pasal 21 terutang.

Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian, apakah perusahaan

(29)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya zona yang rusak “ Crushed Zone ” yang dibentuk oleh Gun Perforasi yang mengakibatkan adanya hambatan aliran atau skin, sehingga dapat diketahui

Fungsi sistem informasi akuntansi atas pengendalian internal pendapatan adalah untuk dapat memberikan pedoman kepada manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan

Observasi adalah teknik pengumpulan yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan untuk melihat hubungan proses sosialisasi guru,

Agar pembaharuan pelaporan didalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan lebih baik lagi maka penulis akan megambil judul “ Perancangan Sistem Informasi Akuntasi

Proses aktifasi dengan larutan asam dapat menghilangkan pengotor oksida logam sedangkan aktifasi dengan suhu tinggi (kalsinasi) dapat menghilangkan senyawa organik

Disebutkan bahwa dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya berasal dari sektor pariwisata (Soebagyo,2012

Pelarutan emas dari konsentrat NM dengan temperatur roasting 950 o C pada berbagai variasi konsentrasi kalium tiosianat terhadap waktu. Laju pelarutan meningkat sampai

Peningkatan Kemahiran Menulis Teks Berita Dengan Menggunakan Teknik JIGSAW Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Miftahul’Ulum Tanjungpinang Tahun Pelajaran