• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI 2 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI 2 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SENAM KAKI DIABETES TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA KLIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH

PUSKESMAS KEDUNGWUNI 2 KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012

Khairil Anwar Zaenurokhim Muhammad Andi ABSTRAK

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis yang disebabkan adanya gangguan sekresi maupun resistensi insulin dan biasanya ditandai dengan hiperglikemia. Senam kaki diabetes merupakan latihan yang dilakukan oleh klien DM untuk mencegah terjadinya luka dan memperlancar peredaran darah bagian kaki. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimen dengan metode one group pretest posttest design. Penarikan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 24 responden. Uji statistik yang digunakan yaitu uji Wilcoxon test dengan  5%. Hasil uji statistik menunjukkan nilai ρ value tekanan darah sistole sebelum dan sesudah melakukan senam kaki diabetes (0,000) lebih kecil dari nilai alpha (0,05), ρ value tekanan darah diastole sebelum dan sesudah melakukan senam kaki diabetes (0,000), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukan ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Saran peneliti, senam kaki diabetes dapat dijadikan tindakan keperawatan non farmakologis yang dilakukan perawat untuk untuk menurunkan tekanan darah klien DM secara mandiri.

Kata kunci : Tekanan Darah, Senam Kaki Diabetes, Diabetes Melitus tipe 2 ABSTRACT

Diabetes Mellitus is a metabolism disorder what is genetically and clinically caused either by the existence of secretion disorder or insulin resistance, and it is usually indicated by hyperglycemia. Diabetic feet exercise is a work out conducted by DM clients to prevent an occurrence of wound and to make the blood circulation on feet work properly. This research is aimed at knowing the Influence of Diabetic Feet Exercise Toward The Changes of Blood Pressure on Clients of DM type 2 in the Compound of Puskesmas (Public Health Center) of Kedungwuni 2, Pekalongan Regency. The research uses pre experiment design with the method of one group pretest posttest design. The sample selection uses quota sampling with the sample as many as 24 respondents. The statistic examination uses Wilconxon Test with  5%. The result of statistic examination shows the ρ value of systole blood pressure before and after doing diabetic feet

(2)

exercise is (0.000) lower than the alpha value (0.05), ρ value of diastole blood pressure before and after doing the diabetic feet exercise (0.000), so that Ho is rejected. The corresponding data indicates that there is influence of diabetic feet exercise toward the changes of blood pressure on the clients of DM type 2 in the compound of Puskesmas of Kedungwuni 2 of Pekalongan regency. The suggestion from researcher is that diabetic feet exercise can be applied as non pharmacological nursing action that is carried out by nurses themselves to decrease the blood pressure of DM clients.

Key words : Blood Pressure, Diabetic Feet Exercise, Diabetes Mellitus type 2 PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes Assosiation 2003). Menurut International Diabetes Federation (2009) mengatakan prevalensi diabetes melitus diperkirakan untuk tahun 2010 di seluruh dunia adalah 285 juta orang dengan 6,4% dari populasi dewasa di dunia. Pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes diperkirakan akan meningkat menjadi 438 juta orang. World Health Organization (WHO) mengatakan di Indonesia diperkirakan terdapat kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta penyandang pada tahun 2030 (PERKENI, 2006). Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) tahun 2008 mengatakan Provinsi Jawa Tengah menduduki peringkat ke empat dengan prevalensi jumlah penderita DM sekitar 13 %. Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada tahun 2011, pada bulan Januari sampai bulan April tahun 2011 tercatat jumlah klien dengan diabetes mencapai 1.588 orang.

Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa kejadian penyakit DM belum mengalami penurunan, hal ini disebabkan banyak faktor. Adanya faktor

(3)

predisposisi terjadinya diabetes melitus diantaranya usia, kurang olah raga dan kebiasaan makam banyak kalori, riwayat diabetes dalam keluarga, riwayat diabetes gestasional terdahulu (Nabyl 2009, hh.29-30), selain itu Riyadi (2008, hh.72-73) mengatakan gaya hidup stres, pola makan yang salah, dan adanya infeksi dapat menjadi faktor predisposisi timbulnya DM. Berbagai faktor penyebab tersebut diabetes melitus dapat mengakibatkan berbagai komplikasi. Menurut Misnadiarly (2006, hh.13-14) mengatakan komplikasi menahun yang dapat terjadi pada diabetes melitus adalah terjadinya penurunan kemampuan seksualitas, tejadinya neuropati simtomatik, retino diabetik, katarak, TBC, Hipertensi, gangren diabetik dan batu empedu simtomatik.

Penatalaksanaan untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut dapat dilakukan terapi diabetes. Penatalaksanaan diabetes Terdiri dari lima komponen yaitu diet, latihan jasmani, pemantauan kadar glukosa, terapi dan pendidikan (Smeltzer, SC & Brenda GB 2001, h.1226). Komponen latihan jasmani atau olah raga sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin (Smeltzer, SC & Brenda GB 2001, h.1226). Didukung oleh Indriyani (2007) mengatakan latihan fisik pada penderita DM memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Latihan juga dapat mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan menurunkan

(4)

kadar kolesterol total serta trigliserida (Smeltzer, SC & Brenda GB 2001, h.1226). Selain itu, melakukan olahraga yang teratur dapat menurunkan tekanan darah dikarenakan latihan fisik yang teratur dapat melebarkan pembuluh darah (Kusmana 2006, hal. 93).

Contoh latihan jasmani atau olahraga yang dianjurkan salah satunya adalah senam kaki diabetes melitus. Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki (Deformitas), dan mengatasi keterbatasan gerak sendi. Senam kaki diabetes melitus dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan menggerakan kaki dan sendi misalnya dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki (Soegondo et al 2007, h.291). Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan dalam 3rd National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki (Andarwanti 2009). Senam kaki diabetes dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif.

METODE

Penelitian ini bersifat pra-eksperimen (pre-eksperiment design) yaitu suatu kegiatan yang dilakukan sebelum adanya percobaan yang berupa perlakuan terhadap suatu variabel dan perlakuan tersebut diharapkan menjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel lain (Notoatmodjo 2005, h.162). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh senam kaki diabetes terhadap

(5)

perubahan tekanan darah pada pasien DM tipe 2 dengan menggunakan metode One-group pra-post test design, yaitu suatu kelompok sebelum dikenai perlakuan tertentu dilakukan pengukuran, kemudian setelah perlakuan dilakukan pengukuran lagi untuk mengetahui akibat dari perlakuan (Nursalam 2008, h.88). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara quota sampling dengan jumlah sampel 24 responden. instrumen penelitian yang digunakan adalah Sphygmomanometer air raksa, stetoskop, lembar observasi, standar operasional prosedur, dan jam tangan. Peneliti memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi, Kemudian peneliti mengadakan pendekatan kepada responden dan menjelaskan tujuan, manfaat dan peran serta mereka selama penelitian. Peneliti menjamin kerahasiaan responden dan berhak menolak menjadi responden. Bila responden menyetujui maka peneliti meminta Responden untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Peneliti menjelaskan tentang prosedur olahraga senam kaki diabetes kepada klien dan keluarga. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah sebelum intervensi (pretest) dengan posisi duduk dan mencatat hasilnya. Setelah diukur tekanan darahnya kemudian melakukan senam kaki diabetes. Peneliti memberikan intervensi sebanyak satu kali yaitu senam kaki diabetes dengan mendemonstrasikannya. Kemudian 10 menit setelah intervensi dilakukan pengukuran tekanan darah sesudah intervensi (posttest). Mencatat hasil pengukuran tekanan darah responden pada lembar observasi. Teknik analisa data

(6)

menggunakan uji statistik Wilcoxon test dengan tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan α 5%.

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tekanan darah sistole setelah melakukan senam kaki diabetes mengalami penurunan 6,66 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole mengalami penurunan 5,41 mmHg. Berdasarkan analisis statistik menggunakan analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon test didapatkan ρ value tekanan darah sistole 0,000 dan ρ value tekanan darah diastole 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ρ value lebih kecil dari nilai alpha (0.05), sehingga Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kabupaten Pekalongan. Hal ini dikarenakan olahraga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah (Indriyani et al 2007) dan meningkatkan pemakaian insulin. Pada saat olahraga resistensi insulin berkurang sebaliknya sensitivitas insulin

(7)

meningkat sehingga pemakaian glukosa meningkat kemudian viskositasnya akan menurun. Latihan juga dapat mengubah kadar lemak darah yaitu meningkatkan kadar HDL-kolesterol dan menurunkan kadar kolesterol total serta trigliserida (Smeltzer, SC & Brenda GB 2001, h.1226). Melakukan olahraga yang teratur dapat menurunkan tekanan darah dikarenakan latihan fisik yang teratur dapat melebarkan pembuluh darah (Kusmana 2006, h.93). Sehingga tekanan darah pada responden penelitian ini mengalami penurunan tekanan darah setelah melakukan senam kaki diabetes. Fungsi dari senam diabetes adalah memperbanyak atau meningkatkan sirkulasi darah terutama di bagian kaki sehinga bermanfaat dalam mengatasi komplikasi seperti pengendapan lemak yang dapat menimbulkan penyempitan pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Dengan senam kaki diabetes dapat menurunkan tekanan darah klien DM khususnya klien DM tipe 2.

SIMPULAN

1. Tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sebelum melakukan senam kaki diabetes menunjukkan rata-rata tekanan darah sistole 135,83 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 92,08 mmHg.

2. Tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sesudah melakukan senam kaki diabetes menunjukkan rata-rata tekanan darah sistole 129,17 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole 86,67 mmHg.

(8)

3. Adanya gambaran pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2. Terjadi penurunan tekanan darah sesudah melakukan senam kaki diabetes. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan hasil berdasarkan uji Wilcoxon test didapatkan nilai ρ value tekanan darah sistole maupun diastole 0,000 kurang dari nilai α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa, ada pengaruh senam kaki diabetes terhadap perubahan tekanan darah pada klien DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas Kedungwuni 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

SARAN

1. Bagi pelayanan kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan oleh pelayanan kesehatan untuk menerapkan terapi alternatif menurunkan tekanan darah dengan senam kaki diabetes.

2. Bagi profesi keperawatan

Untuk perawat agar menerapkan olahraga khusunya senam kaki diabetes sebagai salah satu tindakan untuk menurunkan tekanan darah pada klien DM tipe 2 baik di rumah sakit maupun perawatan rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwanti,L 2009, Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Neuropati Sensorik pada Kaki Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tegalrejo, S.Kep, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Depkes 2008,Laporan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Jawa Tengah 2007,

(9)

Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan 2011, Data Penyakit Tidak Menular Kabupaten Pekalongan Triwulan, Tidak dipublikasikan.

Indriyani dkk, 2007, Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap

Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga, Media Ners, Semarang

Koentjoro 2009, Kenapa Harus Takut Dengan Diabetes?, Wocare Publishing, Bogor

Kusmana, D 2006, Olah Raga untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung Trias Sok dan Senam 10 Menit, FKUI, Jakarta.

Misnadiarly 2006, Diabetes Melitus : Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi, Pustaka Populer Obor, Jakarta

Nabyl, R. 2009, Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes Melitus, Aulia Publishing, Yogyakarta

Notoatmodjo, S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan,

Salemba Medika, Jakarta.

Perkeni 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2006, dilihat pada tanggal 01 Desember 2011,

http://www.kedokteran.info

Puskesmas Kedungwuni 2, 2011, Data Penyakit Diabetes Melitus Rawat Jalan, Tidak dipublikasikan.

Riyadi, S 2008, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada Pankreas, Graha Ilmu, Yogyakarta

Smeltzer, SC & Brenda GB 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sobel & Schneider 2002, Medical Management Of Diabetes And Heart Disease,

University of Vermont, New York.

Soegondo, S, Soewondo, P, Subekti, I 2007, Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Memelihara harta dalam peringkat dharuriyyat, seperti syariat tentang cara pemilikan harta dan larangan mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak sah, apabila

Warga desa Medali identik dengan warga pertanian yang me miliki pendidikan rendah hingga sedang dan juga skill yang rendah, warga desa Medali hanya mela kukan konflik yang

Masnur, 2011) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan

Pada penyusunan RAPBM di MTs. Al-Hikmah, pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Kepala Madrasah. Pembagian kewenangan meru- pakan

Pertama model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Model pembelajaran ini merupakan pembelajaran kooperatif di mana guru harus membentuk peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil.

• Analyst/ Assistant analyst, Assistant officer/ Junior officer Bertugas mengurus administrasi SDM.. • Assistant analyst/

Pulau Bintan juga mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat besar, seperti tambang bauksit, perikanan darat maupun laut, rumput laut, terumbu karang, hutan

Serta yang menjadi pertimbangan utama sampai terakhir oleh konsumen pada saat membeli buah apel impor adalah dimulai dari faktor harga, kedua faktor warna buah,