• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN 1.A. Q max = [ISSN: ] 17

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN 1.A. Q max = [ISSN: ] 17"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

[ISSN: 1829-6025] 17

INERSIA

EFEKTIFITAS BOEZEM DENGAN PINTU OTOMATIS

DALAM RANGKA MENGURANGI DEBIT BANJIR PADA DAS SEMPAJA KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh : SSN. Banjarsanti

Staf Pengajar Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda Anggota HATHI Cabang Kalimantan Timur

RINGKASAN

Sungai Sempaja yang telah dinormalisasi dalamrangka meningkatkan kapasitas pengaliran Sungainya, saat ini sudah terlampaui oleh debit banjir yang ada, sehingga debit banjir melimpas ke badan jalan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan penanganan banjir, salah satunya adalah dengan pembuatan boezem yang dilengkapi pintu otomatis. Boezem disini berfungsi untuk menampung sementara sisa debit banjir yang masih meluap akibat limpasan curah hujan ketika air sungai pasang dan melepas atau membuang debit ketika air sungai sudah surut. Untuk mengatur pembuangan debit banjir tersebut, pada bagian inlet boezem dilengkapi spillway yang akan berfungsi untuk menampung kapasitas debit banjir maksimum. Untuk mengetahui efektifitas dari boezem dalam menampung sementara debit banjir (sebagai parkir air sementara) maka perlu dianalisis panjang mercu inlet boezem dengan dasar analisis pelimpah samping (side spillway) dengan Metode Bilangan yang dikembangkan oleh De Marchi. Sedangkan dibagian outlet boezem dilengkapi pintu air otomatis dengan memanfaatkan tenaga pasang surut air, yang berfungsi mengatur sistem pembuangan atau pengeluaran debit banjir dari boezem ke sungai. Guna mengetahui efektifitas dari pintu boezem tersebut maka harus dianalisis lebar efektif pintu outletnya, jumlah pintu, lebar 1 unit pintu dan ketinggian bukaan pintu. Dalam analisis efektifitas pintu untuk membuang debit banjir yang ada, diperlukan analisis ketinggian pasang surut air sungai yaitu perbedaan tinggi muka air di hulu dan hilir pintu. Dimana ketinggian ini sebagai penentu sistem gerakan pintu klep otomatis berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada pintu yang menyebabkan pintu membuka dan menutup sesuai fluktuasi air.

Kata kunci : debit banjir rancangan, boezem dan pintu otomatis, efektifitas pintu PENDAHULUAN

Sungai Sempaja yang merupakan drainase utama dalam sistem drainase di daerah Sempaja. Pada umumnya drainase jalan bermuara pada Sungai Sempaja. Dimana kapasitas Sungai Sempaja itu sendiri tidak mampu menahan debit banjir , sehingga debit melimpas ke badan jalan atau daerah di sekitar sungai. Disamping itu muka air di Sungai Sempaja, khususnya di sebelah hilir sangat dipengaruhi oleh pasang surut muka air Sungai Karang Mumus. Sedangkan kapasitas Sungai sempaja sat ini sudah terlampaui oleh debit banjir yang ada, sehingga debit banjir melimpas ke badan jalan.

Salah satu pengendalian banjir yang dilakukan disini berupa pembuatan boezem (retarding basin) yang dilengkapi pintu otomatis. Tujuan dari studi ini adalah untuk mencari solusi atau pengendalian banjir dengan retarding basin (Bozem) dan pintu otomatis.. Adapun manfaat dari studi ini

adalah, diharapkan merupakan bentuk

alternatif dalam pengendalian banjir di Kota Samarinda.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Umum

Tujuan pembuatan boezem (retarding basin) yang dilengkapi pintu otomatis ini adalah untuk parkir air sementara atau tampungan banjir sementara.

2. Perhitungan Hidrograf Debit Banjir Rancangan

Untuk menghitung debit banjir

rancangan dibuat unit Hidrograf satuan terlebih dahulu, baru hidrograf banjir rancangannya dengan cara HSS. Nakayasu. (C.D. Soemarto, 1993 : 141). Adapun formula yang digunakan adalah : Qmax = 6 , 3 1 .A.

0,3T T0,3

R p o Dimana :

(2)

[ISSN: 1829-6025] 18

INERSIA

Vol. V No. 1, Maret 2013

(m³/detik/mm).

A = Luas daerah aliran (km²).

p = Tenggang waktu dan permulaan

hujan sampai puncak banjir (jam)

Ro = Curah hujan satuan (mm).

Tο,з = Waktu yang diperlukan pada penurunan

debit puncak ke debit sebesar 30 % debit puncak (Jam).

3. Analisis Hidraulika Sebagai Batasan Yang Digunakan Dalam Perencanaan Boezem dan Pintu Otomatis

1. Perencanaan panjang mercu inlet boezem

Inlet pada boezem direncanakan

dengan menggunakan mercu atau ambang

pelimpah, dengan menggunakan Metode

Bilangan yang telah dikembangkan oleh De

Marchi sebagai berikut. ( Petunjuk Perencanaan Irigasi – Bagian Penunjang, 1986 : 170):

1. Di dekat ujung bangunan pelimpah,

kedalaman aliran h0 dan debit Q0 sama

dengan kedalaman dan debit potongan

saluran di belakang pelimpah. Dengan H0 =

h0 + v0 2

/2g tinggi energi di ujung pelimpah

dapat dihitung. garis energi H v2/2g Ho h c hx ho h c kemiringan dasar x o B ∆x

Gambar 1. Sketsa definisi untuk saluran dengan pelimpah samping 2. Pada jarak ∆x di ujung hulu dan hilir

bangunan pelimpah tinggi energi juga H0, karena sudah diandaikan bahwa tinggi energi di sepanjang pelimpah adalah konstan.

Hx = hx + vx2/2g = hx + Qx2/2g Ax2

dimana Qx adalah debit Q0 potongan hilir ditambah debit qx, yang mengalir pada potongan pelimpah dengan panjang ∆x. qx = μ∆x 2g 2 ) ( ) (h0chxc 3/2 Andaikan H0 = hx menghasilkan qx = μ∆x 2 / 3 0 ) ( 2g hc dan Qx = Q0 + q

Dengan Qx ini kedalaman hx dapat dihitung dari

hx = Hx – Qx2/2g Ax2

Koefisien debit μ untuk mercu pelimpah harus diambil 5% lebih kecil daripada koefisien serupa untuk mercu yang tegak lurus terhadap aliran.

3. Setelah hx dan Qx ditentukan, kedalaman air h2x dan debit Q2x akan dihitung untuk suatu potongan pada jarak 2∆x di depan ujung pelimpah dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan pada nomor dua (2). Q0 dan h0 harus digantikan dengan Qx dan hx, dalam langkah kedua ini Qx dan hx menjadi Q2x,, q2x dan h2x.

4. Perhitungan-perhitungan ini harus diteruskan sampai Qnx sama dengan debit banjir rencana potongan saluran dibagian

(3)

ISSN: 1829-6025 | 19 hulu bangunan pelimpah samping. Panjang

pelimpah adalah n∆x dan jumlah air lebih yang akan dilimpahkan adalah Qnx – Q0.

2. Perencanaan kapasitas tampungan

Volume kumulatif yang akan ditampung oleh Boezem (volume kumulatif ini merupakan kapasitas tampungan Boezem). V = Q Q t n i i i        

   . 2 1 1 1 Dimana :

V = Volume inflow debit yang masuk ke boezem (m3/dt)

Qi = Jumlah debit inflow pada periode awal (m3/dt)

Q inflow =Qbanjir - Q normalisasi

Qi+t = Jumlah debit inflow pada periode selanjutnya (m3/dt)

∆t = Periode waktu (detik)

3. Hidrolika Pintu Klep Otomatis (Prinsip Kerja Pintu)

Pintu otomatis digunakan untuk mengatur proses pembuangan air pada boezem, yang diletakkan di bagian hilir saluran muara. Pintu klep otomatis direncanakan dapat bekerja dengan memanfaatkan beda tinggi muka air di hilir dan hulu pintu. Sebagai dasar dari perencaan pintu klep otomatis adalah (Nursyirwan, 1990:33) :

sistim gerakan pintu klep otomatis berdasarkan gaya-gaya yang bekerja pada pintu yang menyebabkan pintu membuka dan menutup sesuai fluktuasi,

ini Seperti terlihat pada gambar berikut:

M A T

M A R A C

B M A R T

Pengeluaran Tampungan

Gambar 2. Sistim operasi pintu klep otomatis

Keterangan :

MAT : muka air tertinggi MAR : muka air rata-rata MART : muka air terendah

METODE PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian berada di Kota Samarinda Wilayah Propinsi Kalimantan Timur, tepatnya pada DAS Sempaja yang berada di

Kelurahan Sempaja, Kecamatan Samarinda Ulu.

2. Topografi Daerah Studi

Kondisi topografi di kawasan Sempaja berupa cekungan alam atau lembah dengan perbedaan tinggi antara daerah terendah

(4)

ISSN: 1829-6025 | 20

INERSIA

Vol. V No. 1, Maret 2013

dan te Elevasi terendah terdapat pada daerah sekitar Sungai Karang Mumus yakni + 0,3 m, sementara daerah tertinggi

± 35 m terdapat di dataran tinggi Jl. A.

Wahab Syahrani.

3. Kondisi Hidrologi

Data hidrologi dalam hal ini berupa data curah hujan, dimana dalam studi ini dipakai data curah hujan dari Stasiun

Pencatat Curah Hujan Bandara Temindung. Distribusi hujan harian

maksimum di Stasiun Pencatat Hujan Temindung yang tercatat 20 tahun disajikan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1.Curah Hujan Harian Maksimum (mm) Per Tahun

No Curah hujan harian maksimum (mm)

No Curah hujan harian maksimum (mm) No Curah hujan harian maksimum (mm) 1 115,80 8 105,30 15 85,00 2 105,60 9 94,30 16 117,10 3 85,70 10 90,00 17 83,80 4 80,50 11 141,80 18 101,60 5 108,90 12 82,00 19 66,30 6 97,30 13 79,10 20 39.00 7 89,40 14 94,60

Sumber : Stasiun Pencatat Curah Hujan Temindung

5. Pendekatan Penyelesaian Masalah

Dengan mengetahui kondisi eksisting Sungai Sempaja, sebagai drainase utamanya, dimana sungai ini tidak mampu menampung seluruh debit yang seharusnya ditanggung. Maka dengan tetap mengacu pada sistem yang ada yakni Sungai Sempaja tetap sebagai drainase utama. Setelah itu dianalisis bagaimana kapasitas sungai, apabila kapasitasnya masih tidak mampu menampung debit banjir yang ada maka pengendalian banjir dilakukan dengan pembuatan retarding basin (Boezem) yang dilengkapi dengan pintu otomatis.

6. Tahapan Penelitian

Agar supaya maksud dan tujuan dari studi ini tercapai, diperlukan tahapan studi, seperti yang tertuang Pada Flow Chart. Distribusi probabilitaslain Penangan-an dengPenangan-an alternatiflain

Petatatagunalahan Topografi(rupabumi) DAS Sempaja

DaerahGenangan

Perhitungancurahhujan rencana: MetodeLog Person type III Data curahhujan harian(20 th) Analisiskapasitas: Saluran Sungai Eksisting Memenuhiuji kesesuaian data: Smirnov kolmogorov Kai kuadrat

PerhitunganDebit BanjirRencanaPadaSaluranDan Sungai

PenataanSistemDrainase AnalisisProfilAliranSungaiSempaja Qsungai> Qbanjir KesimpulandanSaran Tidak Ya Ya Mulai Selesai Normali-sasiSungai Bozem Normalisasi Sungaidan Bozem QS>Qb QS>Qb QS>Qb Ya tdk tdk tdk Ya Ya tdk Ya Ya QS>Qb

(5)

ISSN: 1829-6025 | 21

Adapun dimensi dan kapasitas jaringan drainase dan sungai eksisting disajikan pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Perhitungan Kapasitas Saluran Existing

No Saluran Lebar Dasar Lebar Atas Tinggi Saluran

Kemiringan dasar A P R V Kapasitas (b) (T) (h) Saluran (S) Saluran (Q) (m) (m) (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/dt) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Wahab Syahrani Kiri 1,20 1,80 0,60 0,0025 0,90 2,54 0,35 1,19 1,07 Kanan 1,00 1,50 0,60 0,0025 0,75 2,30 0,33 1,14 0,86 2 Wahid Hasyim Kiri 0,80 1,50 0,70 0,0027 0,81 2,36 0,34 1,21 0,97 3 Pertahanan Kiri 0,80 1,50 0,60 0,0039 0,69 2,18 0,32 1,39 0,96 Kanan 0,80 1,50 0,60 0,0039 0,69 2,18 0,32 1,39 0,96 4 S. Sempaja 1 3,00 4,50 1,00 0,0014 3,75 5,50 0,68 1,38 5,18 5 S. Sempaja 2 4,00 6,00 1,30 0,0014 6,50 7,28 0,89 1,65 10,73 6 S. Sempaja 3 5,00 5,50 1,60 0,0014 8,40 8,24 1,01 1,79 15,00

(6)

ISSN: 1829-6025 | 22

INERSIA

Vol. V No. 1, Maret 2013

ANALISA DAN PEMBAHASAN

1. Perhitungan Debit Banjir Rancangan Pada Sungai Sempaja Dengan Metode HSS. Nakayasu

Hidrograf banjir dianalisa dengan

menggunakan Metode Hidrograf Satuan

Sintetik Dr. Nakayasu. Pada studi ini perhitungan debit banjir rancangan dibagi menjadi dua. Perhitungan hidrograf bagian yang pertama dari bagian hulu sampai titik outlet 18, selanjutnya dari titik outlet 18 sampai ke titik outlet 24 perhitungan debit banjir memakai Metode Rasional Modifikasi. Sedangkan untuk pengendalian banjir yang berupa perencanaan boezem, perhitungan debit banjir rancangan dipakai hidrograf di titik outlet 24. Dari hasil analisis didapatkan debit

banjir rancangan sebesar 98 m3/dt.

2. Upaya Penanganan

Daerah sepanjang aliran merupakan

daerah rawan banjir dan semua ruas

mengalami limpasan. Sungai Sempaja yang mendapat pengaruh pasang surut dari Sungai Karang Mumus hingga sepanjang 4,70 km, mempunyai panjang sekitar 10,92 km, dengan lebar dasar sungai 5 m, dan lebar puncak 5,5 m, serta luas daerah aliran

sungainya 17,10 km2. Kedalaman sungainya

1,60 m. Sungai Sempaja juga dimanfaatkan sebagai saluran pembuang untuk daerah

sekitarnya yaitu seluas 6,8741 km2.

Berdasarkan hitungan didapat debit banjir rancangan dengan periode ulang 25 tahun

sebesar 98 m3/dt.

Sebagai upaya untuk menangani masalah banjir tersebut, maka akan diusulkan alternatif penanganan sebagai berikut yaitu retarding basin (boezem) yang dilengkapi pintu

otomatis dan hasil perencanaan tiap segmen pada Sungai Sempaja ini, bisa dilihat pada tabel 3.

3. Perhitungan besarnya air Sungai Sempaja

Kapasitas Sungai Sempaja adalah 28.301

m3/dt. Sehingga masih ada debit banjir yang

melimpas sebesar 70 m3/dt, dari total debit

banjir sebesar 98 m3/dt. Untuk menanggulangi

limpasan banjir sebesar 70 m3/dt yang maka

dibuat tampungan sementara yang desebut retarding basin (boezem) yang dilengkapi dengan pintu otomatis.

4. Perencanaan retarding basin (boezem). a. Perencanaan kapasitas boezem

Dengan mengetahui besarnya volume kumulatif boezem, maka bisa direncanakan berapa dimensi dari boezem tersebut. Dimensi dari Boezem Sempaja adalah :

Lebar (B) = 500 m Panjang (l) = 1125 m

Kedalaman Boezem (h) = 2,95 m ≈ 3 m

b. Menentukan Panjang Pelimpah Samping Dengan Metode De Marchi.

Contoh perhitungan (lihat gambar 12) di atas :

- Elevasi dasar saluran sebelum boezem =

+ 0,3 m

- Elevasi muka air sungai = + 2,90 m

- Elevasi puncak mercu pelimpah = +

2,30 m

- Lebar saluran sebelum ke boezem = 108

m

- m = 1

(7)
(8)

ISSN: 1829-6025 | 24

INERSIA

Vol. V No. 1, Maret 2013

- Hasil perhitungannya : 1. Q0 = 77 m3 / dt 2. ∆x = 6 m A0 = 128,25 m2 Q0 = A0 . V0 V0 = 0,61 m/dt 3. H0 = 2,95 m

diambil tiap lebar pias = 6 m

andaikan ∆x = 6 m, koefisien debit (μ) untuk pelimpah = 0,73 (untuk pelimpah samping diambil 95%). qx = 4,67 m3/dt Qx = 83,40 m3/dt Ax = 128,25 m2 Vx = 0,66 m/dt hx = 2,95 m

4. Perhitungan dilanjutkan sampai Qnx adalah samadengan atau mendekati debit banjir rencana yang akan masuk ke boezem. Panjang bangunan pelimpah adalah n∆x dan jumlah kelebihan air yang akan dilimpahkan adalah Qnx = Qo . Dengan cara yang sama dapat dilhasilkan seperti yang sudah dijelaskan pada poin 4 (empat). Dari hasil perhitungan didapatkan panjang bangunan pelimpah samping

adalah 108 m, dengan kemampuan melimpahkan debit sebesar 78,29 m3/dt. 5. Penentuan tinggi elevasi puncak

mercu sampai tanggul (H)

Penentuan elevasi puncak mercu adalah sama dengan elevasi muka air normal akibat debit banjir rencana, sehingga selisih tanggul dengan puncak mercu adalah sebesar 1/3h.

Contoh perhitungan lebar mercu : 1. Dicoba L = 108 m. 2. Dengan h = 1,079 m 3. h ijin = 1/3h h ijin = 1/3(3,25) h ijin = 1,08 m 4. Kontrol, h hitung < 1/3h, 1,079 m < 1,08 m --- Memenuhi (ok) + 3,30 g V 2 2 + 2,90 MAS H = 1 m + 2,30 0,60 m h0 = 3m C = 2 m + 0,3

(9)

ISSN: 1829-6025 | 25

6. Perhitungan lebar pintu outlet

Pada bagian outlet direncanakan dengan menggunakan pintu otomatis, dengan waktu pembuangan mengikuti siklus pasang surut yang terjadi. Adapun waktu pembuangan mengikuti siklus pasang surut yang terjadi. Untuk menghitung debit aliran per satuan lebar yang mampu dibuang oleh pintu klep otomatis diperlukan data-data sebagai berikut :

Data pintu :- HWL = +1.9 m (muka air pasang harian tertinggi)

- LWL = +0.3 (muka air surut terendah)

- Volume total yang akan dibuang adalah 1.536.416,640 m3. Hasil perhitungan : - Penentuan periode waktu pembuangan atau drain T1 dan T2 Didapat : q 1. = 46.889,84 ≈ 0,047.106 dan q2 = 63.692,10 ≈ 0,064.106

a. Perhitungan lebar pintu

(q1 + q2) * b = V (4688,84 + 63.692,10) * b = 1.536.416,614 b = 94 , 581 . 110 614 , 416 . 536 . 1 = 14,40 m

Karena lebar satu pintu adalah 2 m, maka untuk mempermudah pembagian jumlah pintu maka dilakukan pembulatan terhadap lebar total pintu yaitu selebar 16 m. maka jumlah pintu yang diperlukan adalah  m m 2 . 16

= 8 buah pintu pembuangan.

b. Perhitungan kebutuhan kapasitas tampungan minimum

Pada periode S1 dan S2 air akan tertampung, karena tidak memungkinkan terjadi pembuangan Karena kebutuhan tampungan pada akhir periode T kecil sekali maka dianggap nol, sehingga dimensi tampungan minimumnya sebesar 1,5 kali dan besarnya tampungan yang diperlukan adalah :

= 1,5 x (0,396 + 0,115 + 0,413 - 0,010) . 106 m3

= 1,5 x (0,914.106) = 1.371.000 m3

Jadi besarnya tampungan yang ada pada retarding basin (boezem) akibat waktu pasang adalah sebesar 1.371.000 m3. Dari hasil perhitungan didapatkan volume eksisting sebesar 1.536.416.640 m3 masih lebih besar dari pada volume minimum tampungan yang diperlukan. Jadi dari sini dapat diketahui dimensi dari Boezem Sempaja adalah : - Panjang (l) = 1125 m - Lebar (B) = 500 m - Kedalaman Boezem (h) = 3 m - Kapasitas tampung (V) =1.536.416,640 m3

Adapun bentuk dan dimensi dari Boezem Sempaja diberikan pada gambar 5 yaitu gambar potongan melintang dan tampak atas Boezem Sempaja.

7. Perhitungan efektifitas pintu

Pada bagian outlet boezem dilengkapi pintu, dengan lebar efektif pintu 16 m. Jumlah pintu sebanyak 8 buah pintu, dimana 1 unit pintu tingginya 3 m, lebarnya 2 m dengan tinggi bukaan pintu 1,35 m dan besarnya debit yang mampu dibuang oleh pintu adalah sebesar 78,29 m3/dt, yang merupakan sisa debit banjir total yang ditampung oleh boezem. Jadi dengan adanya pengendalian banjir berupa normalisasi sungai dapat dikendalikan banjir sebesar 28,30 m3/dt dan boezem mampu mengendalikan banjir sebesar 78,29 m3/dt. Dari kedua metoda pengendalian banjir ini dapat dikendalikan debit banjir sebesar 98 m3/dt yang merupakan debit banjir secara keseluruhan. Adapun hasil perhitungan efektifitas pintu dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

(10)

ISSN: 1829-6025 | 26

INERSIA

Vol. V No. 1, Maret 2013

4. Efektifitas Pintu Outlet Boezem

h Debit (m3/dt) (m) a1 = 0,25 m a2 = 0,50 m a3 = 0,75 m a4 = 1,00 m a5 = 1,25 m a6 = 1,35 m 1 2 3 4 5 6 7 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.25 4.25 8.50 12.76 17.01 21.26 22.96 0.50 6.01 12.03 18.04 24.05 30.07 32.47 0.75 7.37 14.73 22.10 29.46 36.83 39.77 1.00 8.50 17.01 25.51 34.02 42.52 45.92 1.25 9.51 19.02 28.53 38.03 47.54 51.35 1.50 10.42 20.83 31.25 41.66 52.08 56.25 1.75 11.25 22.50 33.75 45.10 56.25 60.75 2.00 12.03 24.05 36.08 48.11 60.14 64.95 2.25 12.76 25.51 38.27 51.03 63.78 68.89 2.50 13.45 26.89 40.34 53.79 67.23 72.61 2.75 14.10 28.21 42.31 56.41 70.52 76.16 3.00 14.73 29.46 44.19 58.92 73.65 78.29

Sumber : Hasil perhitungan

Gambar 4. Tampak Atas Dan Potongan Melintang Boezem Yang Direncanakan

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan B = 1 1 2 5 m B = 1 0 8 m B = 19 .50 m 3 m 3 m + 3 ,3 m + 2 .3 m + 0 ,3 m S u n ga i S e m p a ja B = 5 0 0 m B = 1 1 2 5 m S a l ura n O u t le t S a l ur a n In le t T a m p a k T a m p a k A ta sA t a s d a nd a n P o to n g a nP o to n g a n M e lin ta n gM e lin t a n g B o e z e mB o e z e m

(11)

ISSN: 1829-6025 | 27

INERSIA

Berdasarkan hasil perhitungan Perencanaan Pengendalian Banjir Pada Sungai Sempaja dapat disimpulkan :

1. Dari perhitungan debit Sungai Sempaja kapasitas pengaliran sungainya 28,031 m3/dt, dari total aliran debit banjir rancangan sebesar 98 m3/dt., masih ada debit yang melimpas sebesar 70 m3/dt dan untuk menanggulangi limpasan debit banjir yang ada diitampung sementara pada retarding basin (boezem) yang mampu menampung debit banjir rancangan sebesar 78,29 m3/dt. Jadi dengan pembuatan boezem ini dapat dikendalikan atau dibuang debit banjir total sebesar 98 m3/dt, yang merupakan debit banjir secara keseluruhan.

2. Dimensi boezem adalah sebagai berikut tingginya (H) = 3 m, lebar (B) =

500 m, dan panjang (L) = 1125 m dan volume tampungan boezem (V) = 1.536.416,640 m3 .

3. Outlet boezem dilengkapi pintu, dengan lebar efektif pintu 16 m. Jumlah pintu sebanyak 8 buah pintu, dimana 1 unit pintu tingginya 3 m, lebarnya 2 m dengan tinggi bukaan pintu 1,35 m. a. Saran

Masih banyak alternatif-alternatif lain yang bisa diterapkan sebagai alternative pengendalian banjir pada Das Sempaja seperti, pembuatan long storage atau boezem

yang dikombinasi dengan rumah pompa pada bagian outletnya, bisa juga dengan saluran pengendali banjir (flood way), dan pembuatan sumur resapan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Analisa Regresi dan Korelasi Data Hidrologi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Sumberdaya Air Balai Hidrologi Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

Anonymous, 1986, KP-04. Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan. Badan Penerbit Dinas Pekerjaan Umum. Jakarta.

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Chow Ven Te, Applied Hydrologi. Civil Engineering Series.

Mc Mahon. T, G. Mein Russel. 1978. Reservoir Capacity and Yield. Departement of Civil Engineering Monash University, Clayton. Vic, Australia.

Raju Rangga. 1986. Aliran Melalui Saluran Terbuka. Erlangga. Jakarta. Soemarno, CD. 1986. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional. Surabaya.

Sosrodarsono, Hidrologi Untuk Pengairan. PT. Pradnya Paramitha. Jakarta.

Gambar

Gambar 1.  Sketsa definisi untuk saluran dengan pelimpah samping  2.  Pada  jarak  ∆x  di  ujung  hulu  dan  hilir
Tabel 2.   Hasil Perhitungan Kapasitas Saluran Existing
Gambar  4.  Tampak Atas Dan Potongan Melintang Boezem Yang Direncanakan

Referensi

Dokumen terkait

Kecemasan yang dimiliki guru timbul berasal dari perasaan tidak sadar yang berada didalam kepribadian sendiri, dan tidak berhubungan dengan objek yang nyata atau

Menurutnya, Ramadhan ini ada yang spesial dari DT Peduli karena DT Peduli berusaha mem- berikan kebahagiaan kepada yang membutuhkan, minimal saat idul firti dan memperbanyak

Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu keterampilan berpikir yang tidak sekadar

Dari beberapa definisi tentang basis data yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan kumpulan data yang terhubung secara logis dan

Siswa wajib mengikuti kegiatan Bahasa Arab diluar jam KBM sekolah sesuai dengan jadwal dan tempat yang telah ditentukan dengan tertib dan seksama1. Siswa wajib mengikuti KBM

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Saryanah (2008) melaporkan bahwa campuran ekstrak metanol daun kacang babi dan cabai jawa bersifat sinergistik lemah pada taraf LC50 dan LC95 pada pengamatan 48 dan 72