• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALUMNI PASANTREN Antara Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modemitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ALUMNI PASANTREN Antara Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modemitas"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ALUMNI PASANTREN

Antara

Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modemitas

Drs. ZULKARNAINI ABDULLAH

Star Pcngnjar padn Fakultas

Syarj'ah lAIN Jamia'nh Ar-Raniry

PlISAT PENELITlAN ILMU

SOSIAL

DAN BUDAYA

UNIVERSITAS SYIAH

KUALA

19961199

7

ALUMNI PASANTREN

Antara

Pengukuhan Nilai-nilai Tradisional dan Tantangan Modemitas

Drs. ZULKARNAINI ABDULLAH

Star Pcngnjar padn Fakultas

Syarj'ah lAIN Jamia'nh Ar-Raniry

PlISAT PENELITlAN ILMU

SOSIAL

DAN BUDAYA

UNIVERSITAS SYIAH

KUALA

(2)

Laporan Penelitian

ALUMN I PESANTREN,

A n t a r a P e n g u k u h a n N i l a i - n i l a i

T r a . . c l i s i o n a l da..n. Tantan.gan. Mod,e r n i t a s (Studi di Y.ecamatan Nisam, Aceh Utara)

Zulkarnain1 Abdullah Staf Pengajar Fakultas Syari'ah

lAIN

Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

PUSAT PENELITIAN ILMU SOSI~L DAN BUDAYA (PPlSB) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

1996/1997 Laporan Penelitian

ALUMN I PESANTREN,

A n t a r a P e n g u k u h a n N i l a i - n i l a i

T r a . . c l i s i o n a l da..n. Tantan.gan. Mod,e r n i t a s (Studi di Y.ecamatan Nisam, Aceh Utara)

Zulkarnain1 Abdullah Staf Pengajar Fakultas Syari'ah

lAIN

Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

PUSAT PENELITIAN ILMU SOSI~L DAN BUDAYA (PPlSB) UNIVERSITAS SYIAH KUALA

(3)

KATA PENGANTAR

Siaps saja yang menbaca laporan penelitian ini akan merasakan spektrum analisisnY8 yang tidak terfokus tajan. Ini memang sangat saya sadari sejak

awal. karena penelitian ini memang berupaya Ilemberikan pendekatan awal terhadap

pandangan dunia pesantren yang, secara kultural, dianggap terlalu sakral untuk dinilsi. Studi yang saya lakukan hanya nenyentuh tataran permukaan dari dunia sakra.l tersebut. Dleh karena itu peneliti-an ini hpeneliti-anya mencoba mengeksplorasi wilyah-wilayah ypeneliti-ang memung-kinkan. secara general. Namun saya tetap berharap bahwa apa yang saya lakukan ini dapat merupakan pembuka

jalan bagi berba-gai penelaahan atau penelitian lebih lanjut yang lebih mendalsm ten tang apa sebenarnya tersi~pan dalam khazanah dunia pesantren tersebut.

Pada dasarnva studi ini ingin mengungkapkan sesuatu tentang pesantren. tapi. seperti pembaca lihat sendiri

, judul dibuat tentang alumni pesantren. 1nl sengaja dilakukan un

tuk Ilenemuks.n bahasa yang agak sedikit "Ilengelak". dan dengan

delli-kian peneliti merasa agak lebih leluasa ber~i~ara. Saya sendiri adalah orang yang pernah dibesarkan oleh pesantren; dan oleh karena itu sudah seharusnya jika says tetap berupaya berbicara sehati-hati mungkin tentangnya.

berusaha bersikap objektif di

Sebagai peneliti .

saya sudah

sini. Demik1an juga, di s1si lain, karena penelitian ini didasarkan stas teori

grounded

research, saya. sebagai seorang partisipan dan juga sebagai

seorang

alumni pesantren, seperti nenemukan

jalan

lempang untuk

dapat mengungkapka~ segala sesuatu sebagaimana yang dirasakan

oleh "orang dalam".

Selanjutnya, saya sangat berterima kasih kepada Teungku -teungku di kecamatan tliS2.IfI. dan sejumlah informan yang tidak

mungkin

disebutkan namanya satu persatu di sini, atas segala bantuan dan informasi yang telatl diberikan. See:ara khusus. saya ingin berterima kasih kep'.da PPISB Unsyiah yang telah Ilemberi-kan pelatihan. fasilitss. dan biaya

untuk kelangsungan peneli-tian ini. Secara pribadi. says merasa sangat berutang budi pad~

i

KATA PENGANTAR

Siaps saja yang menbaca laporan penelitian ini akan merasakan spektrum analisisnY8 yang tidak terfokus tajan. Ini memang sangat saya sadari sejak

awal. karena penelitian ini memang berupaya Ilemberikan pendekatan awal terhadap

pandangan dunia pesantren yang, secara kultural, dianggap terlalu sakral untuk dinilsi. Studi yang saya lakukan hanya nenyentuh tataran permukaan dari dunia sakra.l tersebut. Dleh karena itu peneliti-an ini hpeneliti-anya mencoba mengeksplorasi wilyah-wilayah ypeneliti-ang memung-kinkan. secara general. Namun saya tetap berharap bahwa apa yang saya lakukan ini dapat merupakan pembuka

jalan bagi berba-gai penelaahan atau penelitian lebih lanjut yang lebih mendalsm ten tang apa sebenarnya tersi~pan dalam khazanah dunia pesantren tersebut.

Pada dasarnva studi ini ingin mengungkapkan sesuatu tentang pesantren. tapi. seperti pembaca lihat sendiri

, judul dibuat tentang alumni pesantren. 1nl sengaja dilakukan un

tuk Ilenemuks.n bahasa yang agak sedikit "Ilengelak". dan dengan

delli-kian peneliti merasa agak lebih leluasa ber~i~ara. Saya sendiri adalah orang yang pernah dibesarkan oleh pesantren; dan oleh karena itu sudah seharusnya jika says tetap berupaya berbicara sehati-hati mungkin tentangnya.

berusaha bersikap objektif di

Sebagai peneliti .

saya sudah

sini. Demik1an juga, di s1si lain, karena penelitian ini didasarkan stas teori

grounded

research, saya. sebagai seorang partisipan dan juga sebagai

seorang

alumni pesantren, seperti nenemukan

jalan

lempang untuk

dapat mengungkapka~ segala sesuatu sebagaimana yang dirasakan

oleh "orang dalam".

Selanjutnya, saya sangat berterima kasih kepada Teungku -teungku di kecamatan tliS2.IfI. dan sejumlah informan yang tidak

mungkin

disebutkan namanya satu persatu di sini, atas segala bantuan dan informasi yang telatl diberikan. See:ara khusus. saya ingin berterima kasih kep'.da PPISB Unsyiah yang telah Ilemberi-kan pelatihan. fasilitss. dan biaya

untuk kelangsungan peneli-tian ini. Secara pribadi. says merasa sangat berutang budi pad~

(4)

Sapak Direktur PPISS. Dr. K. Gade Ismail. para pemateri dalam kegitan pelatihan. para star. pustakawan. dan teman-teman se-pelatihan. at as senua kebaikan dan bantuan yang telah diberi-kan.

Dekan

Terina kasih juga tidak bisa Fakultas Syari'ah yang telah untuk mengikutl pelatihan tersebut.

saya lupakan mellberi izin

kepada Bapsk kepada says Rasanya tidak lengkap kalau says tidak mengatakan bahwa saya eukup banyak terbantu oleh semang~t ysng

diberikan oleh isteri says dan si keeil, Sarah. di ru~ah, meskipun ksdang -kadang lebih ban yak mengganggu.

Terakhir, jika tulisan ini dirasakRn ada lIanfaatnY8 . flaka pellbaea pa~tas berterimakasih kepada sellua mereka tersebut di atas, NSllun jika di dalamnY8 terdapat berbagai kekeliruan stau kesalahan> maka hanya saya yang bertanggung jawab.

Darussal~D. 17 Haret 1997 Pene 1 i t i.

Z

u

l

karnaini

A

bdullah

i i

Sapak Direktur PPISS. Dr. K. Gade Ismail. para pemateri dalam kegitan pelatihan. para star. pustakawan. dan teman-teman se-pelatihan. at as senua kebaikan dan bantuan yang telah diberi-kan.

Dekan

Terina kasih juga tidak bisa Fakultas Syari'ah yang telah untuk mengikutl pelatihan tersebut.

saya lupakan mellberi izin

kepada Bapsk kepada says Rasanya tidak lengkap kalau says tidak mengatakan bahwa saya eukup banyak terbantu oleh semang~t ysng

diberikan oleh isteri says dan si keeil, Sarah. di ru~ah, meskipun ksdang -kadang lebih ban yak mengganggu.

Terakhir, jika tulisan ini dirasakRn ada lIanfaatnY8 . flaka pellbaea pa~tas berterimakasih kepada sellua mereka tersebut di atas, NSllun jika di dalamnY8 terdapat berbagai kekeliruan stau kesalahan> maka hanya saya yang bertanggung jawab.

Darussal~D. 17 Haret 1997 Pene 1 i t i.

Z

u

l

karnaini

A

bdullah

(5)

DAFTAR

151

KATA

PEHGANTAR

i

DAFTAR IS!

SAS

SATU

SAS DUA

SAS TIGA

SAB EMPAT

SAS

LIMA

PEHDAHULUAH

A. Latar Belakang Hasalah

B. Rumusan Hasalah . . . .

C. Tujuan dan Hanfaat Penelitian D. Metode Penelitian

DAERAH PEHELITIAN

A. Letak Geografis Rec. Nisam B. Sosio-kultur Hasyarakat . .

C. Keaganaan . . . .

PESANTREN DAH PEHBEHTUKAN PAHDAHGAH DU1HA

i i i 1 1 3 4 6 7 7 7 9 11

A. Sisten KepemilllPinan Pesantren . . . 11

S.

Hubung

an

Guru dan

Murid

. .

.

. . .

12 C. Lingkungan dan Sosio-psiko!ogis . . 15 D. Sistem I1mu dan Pendidikan di Pesantren 17

ALUHNI PESANTREH

(Pe

rgum"lan

Bagi

Legitimasi

Sebuah /tiel 'Cs.nschauung) . . .

A. Siapa Alumni Pesantren? .

B. Petualangan Hencari 11mu C. Pandangan Dun ia . . . . .

1. Ilmu dan Nilai-nilai Tradisional 2. Politik dan Ekonomi . . . . 3. Pembaharuan Keagamaan . . . . .

D. Alullni Pesantren dan Hasyarakat . . E. Tantangan Hodernitas dan Transformasi

Pemikiran . . . .

PENUTUP

(Se

buah

Catata

n

Akhir )

21 21 23 25 25 27 29 33 34 38

DAFTAR KEPUSTAKAAN

iii

DAFTAR

151

KATA

PEHGANTAR

i

DAFTAR IS!

SAS

SATU

SAS DUA

SAS TIGA

SAB EMPAT

SAS

LIMA

PEHDAHULUAH

A. Latar Belakang Hasalah

B. Rumusan Hasalah . . . .

C. Tujuan dan Hanfaat Penelitian D. Metode Penelitian

DAERAH PEHELITIAN

A. Letak Geografis Rec. Nisam B. Sosio-kultur Hasyarakat . .

C. Keaganaan . . . .

PESANTREN DAH PEHBEHTUKAN PAHDAHGAH DU1HA

i i i 1 1 3 4 6 7 7 7 9 11

A. Sisten KepemilllPinan Pesantren . . . 11

S.

Hubung

an

Guru dan

Murid

. .

.

. . .

12 C. Lingkungan dan Sosio-psiko!ogis . . 15 D. Sistem I1mu dan Pendidikan di Pesantren 17

ALUHNI PESANTREH

(Pe

rgum"lan

Bagi

Legitimasi

Sebuah /tiel 'Cs.nschauung) . . .

A. Siapa Alumni Pesantren? .

B. Petualangan Hencari 11mu C. Pandangan Dun ia . . . . .

1. Ilmu dan Nilai-nilai Tradisional 2. Politik dan Ekonomi . . . . 3. Pembaharuan Keagamaan . . . . .

D. Alullni Pesantren dan Hasyarakat . . E. Tantangan Hodernitas dan Transformasi

Pemikiran . . . .

PENUTUP

(Se

buah

Catata

n

Akhir )

21 21 23 25 25 27 29 33 34 38

DAFTAR KEPUSTAKAAN

iii

(6)

SAS

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hasalnh

Pesftntr~n adalah sebuah lembaga pend id ikan I slam t Lad i-siona1 yang nemiliki akar kultur keagamaan cukup kuat. Pesan-tren bahkan telah menjadi sebuah jaringan pendidikan dan dakwah Islam mazhab klasik yatlg berkembang di seluruh nusantara. Se-lanjutnY8, yang menarik adalah bahwa seorang santri, yaitu pelajar pesantren. buksn hanya diberikan illlu. tapi juga diasuh dan dididik dalam sebuah suasana kekeluargaan dengan ikatan-ikatan psikologis yang sangat khas. Sehingga, seorang alumni pesantren biasanya sangat

mans. saja. l1ereka. beras8.1 memba~a missi yang S8mB. salJa.

sulit lOelupaii.an almamaternY8. Dari-da.n keme.na flun I!'!er.eka pentl tetap dan b£;rpegB.ng teguh P8_d6. tr-adisi yang

Pi Aceh, Pesantren jusa disebut dengan dayaJ;. Namun di

sini. says. tetap me-nggunb.kan istila~1 pesltntren kar-er,B. istils.h tersebut sudah lebih banyak digunakan dan telah menjadi nama

yang sangat

populer di selurt.::t1

Indonesia

.

Selanjutnya,

semua

karakteristik pesant~en yang dibicarakan dalam tulisan ini di-rujuk kepada pesantren tradisional yang ada di Aceh.

Pesantren umunnya lahir bersamaan dengan cita-cita ma-syarakat, yaitu untuk memberikan pendidikan agams. Islam kepada anak-anak, generasi ~uda dan bahkan kepada siapa s~ja yang b er-minat. agar mereka selalu dapat berhubungan dengs.n Tuhan ( ber-ibadah) secara benar, berinteraksi dengan sesa~a manusia dan alam semest&. sestH:i.i dengan perintah Tuhan. Manun setelah itu, dalam p~rkembangannya, ketika ia berusaha untuk mandiri,

pesan-tren menjadi asing dari masyarakat dan ~embentuk komunitas ter-sendiri yang eksklusif (bandingkan Clifford Geertz, 1976: bab

14). Pesantren, seperti dika.takan James T. Siegel (1969= 49), kemudian ruenjadi sebuah dunia yang tBralienasi, .. kudus" dan

1

SAS

I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Hasalnh

Pesftntr~n adalah sebuah lembaga pend id ikan I slam t Lad i-siona1 yang nemiliki akar kultur keagamaan cukup kuat. Pesan-tren bahkan telah menjadi sebuah jaringan pendidikan dan dakwah Islam mazhab klasik yatlg berkembang di seluruh nusantara. Se-lanjutnY8, yang menarik adalah bahwa seorang santri, yaitu pelajar pesantren. buksn hanya diberikan illlu. tapi juga diasuh dan dididik dalam sebuah suasana kekeluargaan dengan ikatan-ikatan psikologis yang sangat khas. Sehingga, seorang alumni pesantren biasanya sangat

mans. saja. l1ereka. beras8.1 memba~a missi yang S8mB. salJa.

sulit lOelupaii.an almamaternY8. Dari-da.n keme.na flun I!'!er.eka pentl tetap dan b£;rpegB.ng teguh P8_d6. tr-adisi yang

Pi Aceh, Pesantren jusa disebut dengan dayaJ;. Namun di

sini. says. tetap me-nggunb.kan istila~1 pesltntren kar-er,B. istils.h tersebut sudah lebih banyak digunakan dan telah menjadi nama

yang sangat

populer di selurt.::t1

Indonesia

.

Selanjutnya,

semua

karakteristik pesant~en yang dibicarakan dalam tulisan ini di-rujuk kepada pesantren tradisional yang ada di Aceh.

Pesantren umunnya lahir bersamaan dengan cita-cita ma-syarakat, yaitu untuk memberikan pendidikan agams. Islam kepada anak-anak, generasi ~uda dan bahkan kepada siapa s~ja yang b er-minat. agar mereka selalu dapat berhubungan dengs.n Tuhan ( ber-ibadah) secara benar, berinteraksi dengan sesa~a manusia dan alam semest&. sestH:i.i dengan perintah Tuhan. Manun setelah itu, dalam p~rkembangannya, ketika ia berusaha untuk mandiri,

pesan-tren menjadi asing dari masyarakat dan ~embentuk komunitas ter-sendiri yang eksklusif (bandingkan Clifford Geertz, 1976: bab

14). Pesantren, seperti dika.takan James T. Siegel (1969= 49), kemudian ruenjadi sebuah dunia yang tBralienasi, .. kudus" dan

(7)

2

t idak layak bergabung dengan semua lapisan masYE'.raks t. Bahkan pernah ada di Jawa pesantren yang melarang sa~a sekali

muria-Ifluridnya bergabung dengan masyarakat s€Y-.::.tar (DA.'~Sln RaharjCl. 1990: 241). Ini biasanya terjadi karena pesantrcr iCD'!punyai aturan-aturan main tersendiri yang ke·:.tudian te!'be:1;:uk Llenjadi

sebuah sub-budaya yang unik Jit::skipun 1:1i dib!"_nta: keras aleh

Kuntowijoyo (1991: 251), namun dalan banyak aspek~ ke.rakteris-tik terspbut l1'18.sih berlaku .JntulL pes'intr ~n-pln.'ntl'en tradisi-onal di Aceh (Safir Iskandar Wijaya. 1995" 19).

Pendidikan pesantren, kecuali yang menyebutkan diriny8. pesantren modern, me~ang be~co;ak tradisional (Halim Tosa,

1990: 29). Sudah lallB., dalal'! hal ini bukan hanya di Aceh. lem-baga ini dikenal paling teguh berpegang pada tradisi mazhab dan

kajian fiqh klasik. Orientasinya lebih tertllju pada ijtihad-Utihad ulams terdahulu". Kalangan lIas7'l.rakat pesantren kurang percaya pacta ulama . modern" stau pendapst-pendapat kontemporer. Kurikulum umumnya tidak pernah dirubah dan bllku-bukll referensi tidak pernah diganti. Kalau ada tlanya ditambah. dan i":upun bukan untuk dijadikan pegangar..

Tujuan pendidikan pesantren. seperti d isebu tkan R. Hllrray Thomas (1988: 899), adalah Ilntuk mellbentuk manusia-manu-sia "shaleh" yang selalu setia pada. dan mer.jalani hidupnya sesuai dengan. dicta. Islam. Tujuan se:'.an5utnY8 adalah untuk memproduksi orang-orang yang be;:opengetah'lsn tinggi khususnY8 mengenai ajaran Islam Gan hukum-hukum Islam 1ang berkaitan de-ngan kehidupan sehari~hari. Seorang grBd~ate (alumni) pesan-tren. begitu meminta izin dari gurunya atau pimpinan pesantren untuk me:ninggalkan "kalt'pus"nya. ia segera menerima pesan-pesan dari sang Teungkll. teru tama berkennan dengan keset iaannya pads. tradisi pesantren. ajaran agama dan kewajiban-kewajibannya dalam masyarakat.

Alumni pesantren yang terjun dan berkiprah di daIam masyarakat dituntut ur.tuk nampu menunjukkan sikap terpuji d~n

memberi bimbingan kepada masyarakat. Para alumni memang tidak membawa pulang sertifikat atau ijazah dari pesantren.. namun

2

t idak layak bergabung dengan semua lapisan masYE'.raks t. Bahkan pernah ada di Jawa pesantren yang melarang sa~a sekali

muria-Ifluridnya bergabung dengan masyarakat s€Y-.::.tar (DA.'~Sln RaharjCl. 1990: 241). Ini biasanya terjadi karena pesantrcr iCD'!punyai aturan-aturan main tersendiri yang ke·:.tudian te!'be:1;:uk Llenjadi

sebuah sub-budaya yang unik Jit::skipun 1:1i dib!"_nta: keras aleh

Kuntowijoyo (1991: 251), namun dalan banyak aspek~ ke.rakteris-tik terspbut l1'18.sih berlaku .JntulL pes'intr ~n-pln.'ntl'en tradisi-onal di Aceh (Safir Iskandar Wijaya. 1995" 19).

Pendidikan pesantren, kecuali yang menyebutkan diriny8. pesantren modern, me~ang be~co;ak tradisional (Halim Tosa,

1990: 29). Sudah lallB., dalal'! hal ini bukan hanya di Aceh. lem-baga ini dikenal paling teguh berpegang pada tradisi mazhab dan

kajian fiqh klasik. Orientasinya lebih tertllju pada ijtihad-Utihad ulams terdahulu". Kalangan lIas7'l.rakat pesantren kurang percaya pacta ulama . modern" stau pendapst-pendapat kontemporer. Kurikulum umumnya tidak pernah dirubah dan bllku-bukll referensi tidak pernah diganti. Kalau ada tlanya ditambah. dan i":upun bukan untuk dijadikan pegangar..

Tujuan pendidikan pesantren. seperti d isebu tkan R. Hllrray Thomas (1988: 899), adalah Ilntuk mellbentuk manusia-manu-sia "shaleh" yang selalu setia pada. dan mer.jalani hidupnya sesuai dengan. dicta. Islam. Tujuan se:'.an5utnY8 adalah untuk memproduksi orang-orang yang be;:opengetah'lsn tinggi khususnY8 mengenai ajaran Islam Gan hukum-hukum Islam 1ang berkaitan de-ngan kehidupan sehari~hari. Seorang grBd~ate (alumni) pesan-tren. begitu meminta izin dari gurunya atau pimpinan pesantren untuk me:ninggalkan "kalt'pus"nya. ia segera menerima pesan-pesan dari sang Teungkll. teru tama berkennan dengan keset iaannya pads. tradisi pesantren. ajaran agama dan kewajiban-kewajibannya dalam masyarakat.

Alumni pesantren yang terjun dan berkiprah di daIam masyarakat dituntut ur.tuk nampu menunjukkan sikap terpuji d~n

memberi bimbingan kepada masyarakat. Para alumni memang tidak membawa pulang sertifikat atau ijazah dari pesantren.. namun

(8)

3

masyarakat punya cara tersendiri dalam memberi pe~il~ian atau pengharga. n kepa ia nereka. A '.ulln i pesantren baru d iaku i sebaga i

seorang YAng ~~rhasil kalau ia sudah mampu, pali~g kurang. memberik~n khuthbah Jum'at, memimpin tahlil~ sha~adiyyah dan

do' a. Pengakuan dan penghor1l8tan YS'1g leeih tinggi juga akan

diperoleh seordnfi si!1mni kalau mereka mSllpu menunjultkan kuali-tas keilllluan I s l u yaTi~ lehih tinggi pula. nisalny8. kemsmpuan l'lelDberikan c3'".':'amah di hadapan 1185SB dan l1enjsqab pertanyaan-pertanyaan pelik 'iang diaiukan m8s1'srakat, atau I:lengajarkan

kitab-kitab "kuntns" dan mendirikan pes3.ntren.

~amtln ke ~ ika para alumn i te lah bE:r in teraksi secara lebih intens dengan rtasYE.rakat, banyal~ hal lain yang lebih menarik. terjac.i . Masalah-masaleh sosial. ~olitik, ekonomi dan konflik di antara kubu-k~bu dalsm masyar~kat ~ang melibatkan alumni pesantren di dalaitnya. adalah perso\llan Yll.ng bukan hanya Clena-rik. tapi penting untuk dipelajari. Alunni pesant~en. karena m.ereka dilahirkan oleh "orang asing", dnlam hal-hal te!:'tentu

ti,dak jararg ia juga menjadi "asing" di tengah-tengah masyara-katnya. Herelta ... elawan keterasingan terse'lut. ~crgumul densan kenyataan -kerya t.lan yang sukar d i terill8 t! p 1 sangat terpaksa, berhadapan dengln pers08.1an-persoalan yan~~ sangat dilematis, bertentangan l1engan tradisi mereka dan sebagt inya. iJpaya menem-patkan diriny~ di tengah-tengah 1'lssyarakat sel""!sre. l~bih real is-tik dan melati8.n keterasingan inilah yanl parib.. gilirennya Inenciptakan wa"na dan corak kehidupan sasial tersendiri -- yang merupakan sis1 paling menarik dari kehidupan para alumni pe-santren untuk jiteliti.

Penelitisn ini dilakukan di kecamatan Nisam~ sebuah ke-canatan yang. dibandingkan dengan banyak kecanatan lain di Aceh Utara, lebih terkesan rural. Oi Kecamatan inl terdapat tiga pesantren besltr dan beberapa pesantren kecil. dan puluh5.n alum-ni yang sudah dapat diandalkan. Pesantren me~ang lebjh dckat dengan dunia yang agak rural. dan kehidupan di kecamstan Nisam nasih sangat akrab dengan kandisi lingkungan pesantren seperti

itu. Inllah stoabnya wilayah penelitian dipilih di kecamatan Nisam.

3

masyarakat punya cara tersendiri dalam memberi pe~il~ian atau pengharga. n kepa ia nereka. A '.ulln i pesantren baru d iaku i sebaga i

seorang YAng ~~rhasil kalau ia sudah mampu, pali~g kurang. memberik~n khuthbah Jum'at, memimpin tahlil~ sha~adiyyah dan

do' a. Pengakuan dan penghor1l8tan YS'1g leeih tinggi juga akan

diperoleh seordnfi si!1mni kalau mereka mSllpu menunjultkan kuali-tas keilllluan I s l u yaTi~ lehih tinggi pula. nisalny8. kemsmpuan l'lelDberikan c3'".':'amah di hadapan 1185SB dan l1enjsqab pertanyaan-pertanyaan pelik 'iang diaiukan m8s1'srakat, atau I:lengajarkan

kitab-kitab "kuntns" dan mendirikan pes3.ntren.

~amtln ke ~ ika para alumn i te lah bE:r in teraksi secara lebih intens dengan rtasYE.rakat, banyal~ hal lain yang lebih menarik. terjac.i . Masalah-masaleh sosial. ~olitik, ekonomi dan konflik di antara kubu-k~bu dalsm masyar~kat ~ang melibatkan alumni pesantren di dalaitnya. adalah perso\llan Yll.ng bukan hanya Clena-rik. tapi penting untuk dipelajari. Alunni pesant~en. karena m.ereka dilahirkan oleh "orang asing", dnlam hal-hal te!:'tentu

ti,dak jararg ia juga menjadi "asing" di tengah-tengah masyara-katnya. Herelta ... elawan keterasingan terse'lut. ~crgumul densan kenyataan -kerya t.lan yang sukar d i terill8 t! p 1 sangat terpaksa, berhadapan dengln pers08.1an-persoalan yan~~ sangat dilematis, bertentangan l1engan tradisi mereka dan sebagt inya. iJpaya menem-patkan diriny~ di tengah-tengah 1'lssyarakat sel""!sre. l~bih real is-tik dan melati8.n keterasingan inilah yanl parib.. gilirennya Inenciptakan wa"na dan corak kehidupan sasial tersendiri -- yang merupakan sis1 paling menarik dari kehidupan para alumni pe-santren untuk jiteliti.

Penelitisn ini dilakukan di kecamatan Nisam~ sebuah ke-canatan yang. dibandingkan dengan banyak kecanatan lain di Aceh Utara, lebih terkesan rural. Oi Kecamatan inl terdapat tiga pesantren besltr dan beberapa pesantren kecil. dan puluh5.n alum-ni yang sudah dapat diandalkan. Pesantren me~ang lebjh dckat dengan dunia yang agak rural. dan kehidupan di kecamstan Nisam nasih sangat akrab dengan kandisi lingkungan pesantren seperti

(9)

4

B. Rumusan Hasalah

Hasalah yang dipilih dalam penelitj.an ini lebih

berori-entasi pada pandangan dunia dan kehidupsn alumni di tengah-te-ngah masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan di atas,

pesan-tren merupakan "induk" yang telah Iilelahirkan p.s.ndangan dunia

tertentu bsgi alumni, maka pengetahuan ten tang kehidupan di pesantren tetap nerupan prelude untuk memahami sikap dan pan-dangan hidup para alumninya. Jadi dB.lam perumusan masalah inl. meskipun alUlflni yang merupakan subjek uta:na. pesantren itu

sen-diri tetap merupakan bagisn yang tidak terpisahkan.

Hasalah pertama. meskipun r)ukan y.s.ng utam&., yang akan dieliti adalah: Bagaimana para aluInui t.ersebut membentuk

pada-ngan dunianya di pesantren sehingga is. mer.jadi sangat khas dan unik.

Sedangkan main problemnYR (pertanyaan inti) adalah: bagaillana pB.ra alUlnni berin teraksi dengan masyarakat.

melllPerta-han~.:.an dan mengkomunikasikan p&ndangan dunianya kepada. mereka. dan bagaimana kemudian menjawab berbagai respon dari masyarakat yang cukup majemuk.

Terakhir adalah bagaimana pergumulan itu terjadi dalam kehidupan para alunni, yaitu ketika mereka dituntut untuk mem-pertahankan tradisi yang mereka pegang, di satu pihak. dan di pihak lain mereka ditantang oleh desakan ke~idupan modern baik dalam bidang ekonomi, sosia1, politik, kebudayaan. pendidikan modern dan lain-lain.

c.

Tujuan dan Hanfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menyingkap berbagai haki-kat di bslik realitaE. kehidupan parn alull'lni pesantren. Ada aspek-aspek kehidupan yang lI1ereks jalani yang merupakan real i-tas yang menarik, dan tanyak fenocena-fenomena sosial yang ber-kelindan sekitar perilaku dan ~erjalanan hidup mereka; dan tentu saja banyak faktor yang merupakan penyebab lahirnya

ge-4

B. Rumusan Hasalah

Hasalah yang dipilih dalam penelitj.an ini lebih

berori-entasi pada pandangan dunia dan kehidupsn alumni di tengah-te-ngah masyarakat. Sebagaimana telah dijelaskan di atas,

pesan-tren merupakan "induk" yang telah Iilelahirkan p.s.ndangan dunia

tertentu bsgi alumni, maka pengetahuan ten tang kehidupan di pesantren tetap nerupan prelude untuk memahami sikap dan pan-dangan hidup para alumninya. Jadi dB.lam perumusan masalah inl. meskipun alUlflni yang merupakan subjek uta:na. pesantren itu

sen-diri tetap merupakan bagisn yang tidak terpisahkan.

Hasalah pertama. meskipun r)ukan y.s.ng utam&., yang akan dieliti adalah: Bagaimana para aluInui t.ersebut membentuk

pada-ngan dunianya di pesantren sehingga is. mer.jadi sangat khas dan unik.

Sedangkan main problemnYR (pertanyaan inti) adalah: bagaillana pB.ra alUlnni berin teraksi dengan masyarakat.

melllPerta-han~.:.an dan mengkomunikasikan p&ndangan dunianya kepada. mereka. dan bagaimana kemudian menjawab berbagai respon dari masyarakat yang cukup majemuk.

Terakhir adalah bagaimana pergumulan itu terjadi dalam kehidupan para alunni, yaitu ketika mereka dituntut untuk mem-pertahankan tradisi yang mereka pegang, di satu pihak. dan di pihak lain mereka ditantang oleh desakan ke~idupan modern baik dalam bidang ekonomi, sosia1, politik, kebudayaan. pendidikan modern dan lain-lain.

c.

Tujuan dan Hanfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menyingkap berbagai haki-kat di bslik realitaE. kehidupan parn alull'lni pesantren. Ada aspek-aspek kehidupan yang lI1ereks jalani yang merupakan real i-tas yang menarik, dan tanyak fenocena-fenomena sosial yang ber-kelindan sekitar perilaku dan ~erjalanan hidup mereka; dan tentu saja banyak faktor yang merupakan penyebab lahirnya

(10)

ge-5 jala-gejala tersebut yang tidak diketahui, dan men&rik serta pariu diteliti.

Pene 1 i t ian in i akan lIendeskri?s:.. ·.~.n a.lumn i pesan tren sehagai sebuah kelompok sosial de:ngan berhagai knrakteristik mereka yang sangat tipikal. dan be~upaY8 meobe~ika~ interpreta-si at as berhagai fakta yang menciriknasknr. :~e:·,idup~n mereka.

Alumni pesantren di Aceh telah berkiprah di tengah-te-ngah Ilasyarakat sej ak zaman pra Ii.eoerdekaan dan telah memainkan peran yang tidak kurang: pent.ingnya bagi I:elangsungan dan

kehar-monis~n kehidupan masyarakat terutama di desa-desa. Namun keti-ka ns1ai-ni1ai tradisional mulai tergeser karena desakan kultur moderen, pemhafigunan ekonQni, industrialisesi, urbanisasi, pem-baharuan pemikiran, dan berbagai alasan perubahan 50sial lain, maka peran para alumni pesantren juga nulai dipertanyakan dan bahkan secara negatif dinilal konservatif serta tak berdaya berhadapan dengan tantangan kehidupsn modern. Gejala perubahan 505ia1 yang berkaitan dengan, dan melibatkan, kehlduP1J.n para alul1ni pesantren 5eperti ini telah melrlba ... a Jalrtl,lak psikologis bagi pribadi dan pandnngan dunia mereka. Inilah yang ingin d-itelaah dalan penelitian ini.

Perlu dijelaskan lagi b&hwa penelitian ini, sebagaimana juga penelitian-peneli~ian sosiologi d~n 8n~hropologi lain ter-utaJlls yang Ilengkaj i kehidupan keagam!311n suatu masysrakat (Geertz, 1971: 2), tidal: r.anya ingin ..'lenggaflbarkan sejulDlah ide, aksi-aksi, institusi yang terlibat

d:

dalBl!lnya, tetapi juga untuk menelDukan bagaimena ide-ide tcrsebut oertahan, dita-ntang, jatuh, bangun dan sebagainya, serta bagaimana ia menem-patkan dirinya dalam sebuah keyakinan. L~bih tegas, penelitian

ini mengacu pada upaya menemukan bagaimana sebuah konsep

trans-tB~proral itu ~elskat pads realitas dan, mungkin, goyah dan bahkan lepas.

1alu ia

ter-Hasil penelitian ini akan memberilHlO kontribusi panting bagi perkemhangan iln~-ilnu sosia1, dan juga akan nerupakan kajian menarik bagi para peminat studi-studi ten tang kehidupan nasyarakat tradisional dan keagamaan.

5 jala-gejala tersebut yang tidak diketahui, dan men&rik serta pariu diteliti.

Pene 1 i t ian in i akan lIendeskri?s:.. ·.~.n a.lumn i pesan tren sehagai sebuah kelompok sosial de:ngan berhagai knrakteristik mereka yang sangat tipikal. dan be~upaY8 meobe~ika~ interpreta-si at as berhagai fakta yang menciriknasknr. :~e:·,idup~n mereka.

Alumni pesantren di Aceh telah berkiprah di tengah-te-ngah Ilasyarakat sej ak zaman pra Ii.eoerdekaan dan telah memainkan peran yang tidak kurang: pent.ingnya bagi I:elangsungan dan

kehar-monis~n kehidupan masyarakat terutama di desa-desa. Namun keti-ka ns1ai-ni1ai tradisional mulai tergeser karena desakan kultur moderen, pemhafigunan ekonQni, industrialisesi, urbanisasi, pem-baharuan pemikiran, dan berbagai alasan perubahan 50sial lain, maka peran para alumni pesantren juga nulai dipertanyakan dan bahkan secara negatif dinilal konservatif serta tak berdaya berhadapan dengan tantangan kehidupsn modern. Gejala perubahan 505ia1 yang berkaitan dengan, dan melibatkan, kehlduP1J.n para alul1ni pesantren 5eperti ini telah melrlba ... a Jalrtl,lak psikologis bagi pribadi dan pandnngan dunia mereka. Inilah yang ingin d-itelaah dalan penelitian ini.

Perlu dijelaskan lagi b&hwa penelitian ini, sebagaimana juga penelitian-peneli~ian sosiologi d~n 8n~hropologi lain ter-utaJlls yang Ilengkaj i kehidupan keagam!311n suatu masysrakat (Geertz, 1971: 2), tidal: r.anya ingin ..'lenggaflbarkan sejulDlah ide, aksi-aksi, institusi yang terlibat

d:

dalBl!lnya, tetapi juga untuk menelDukan bagaimena ide-ide tcrsebut oertahan, dita-ntang, jatuh, bangun dan sebagainya, serta bagaimana ia menem-patkan dirinya dalam sebuah keyakinan. L~bih tegas, penelitian

ini mengacu pada upaya menemukan bagaimana sebuah konsep

trans-tB~proral itu ~elskat pads realitas dan, mungkin, goyah dan bahkan lepas.

1alu ia

ter-Hasil penelitian ini akan memberilHlO kontribusi panting bagi perkemhangan iln~-ilnu sosia1, dan juga akan nerupakan kajian menarik bagi para peminat studi-studi ten tang kehidupan nasyarakat tradisional dan keagamaan.

(11)

6

Karena penelitian ini akan memberikan suatu pemetaan

terhadap bagaimana perkembangan pemikiran keagamaan di kalangan

para a1ullni pesantren. yang merupakan agent ibw agama Is101" di

kalangan masyarakat desa seluruh Aceh. maka ia juga akan sangat bermanfaat begi para pengambil kebijaksanaan dalam pengemhangan sumber daya manusis. Hasil ~enelitian ir.i ekan menjadi

pertim-bangsn penting untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan

tersebut.

D. Ketode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan daIam melaksanakan penelitian

ini adalah pendekatan analisis kUalitatif yang didasarkan atas

teari grounded research. Penel i t i m e lakukan observasi d i 1a-pangan dan berpartisipasi langsung dalam berbagai kegiatan

masyarakat yang Il.enjadi subjek penelitian. Dengan cara seperti

inilah data-data dikumpulkan. di samping akan diadakan juea

waRancarn secara mendalam dengan orang-Qrang tertentu,

khusus-nya para alumni pesantren.

Hetode penelitian ini lebih mengandalkan ketajamsn

pe-ngB.lIlatan dan interpretasi le..ngsilng atas fakta-fakta VB.OS hidup dan tindakan-tin~akan spont.en. ketl!nbang 8.nalisis atas

angka-an~ka secara kUa.ntitatif. Analisa yang diberikan lebih merupa-kan tafsiran atas semuB. realitas dan fakta-fakta }'ang ditemukan

d ilapangan. berllpa kenyataan hidup, pendapat dan penga ls.l1sn pribadi para subjek Y8ng diteliti. Dalam penelitian inL tidak

ada sebuah konsep atall teari yang akan diuji di lapan~~N, l~~­ sep-konsep dan teori yang ada, kalau memang di~erlukan. hanya dijadikan sebagai lancasan stau kerangka untuk nerekonstruksl

teori yang lain

6

Karena penelitian ini akan memberikan suatu pemetaan

terhadap bagaimana perkembangan pemikiran keagamaan di kalangan

para a1ullni pesantren. yang merupakan agent ibw agama Is101" di

kalangan masyarakat desa seluruh Aceh. maka ia juga akan sangat bermanfaat begi para pengambil kebijaksanaan dalam pengemhangan sumber daya manusis. Hasil ~enelitian ir.i ekan menjadi

pertim-bangsn penting untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan

tersebut.

D. Ketode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan daIam melaksanakan penelitian

ini adalah pendekatan analisis kUalitatif yang didasarkan atas

teari grounded research. Penel i t i m e lakukan observasi d i 1a-pangan dan berpartisipasi langsung dalam berbagai kegiatan

masyarakat yang Il.enjadi subjek penelitian. Dengan cara seperti

inilah data-data dikumpulkan. di samping akan diadakan juea

waRancarn secara mendalam dengan orang-Qrang tertentu,

khusus-nya para alumni pesantren.

Hetode penelitian ini lebih mengandalkan ketajamsn

pe-ngB.lIlatan dan interpretasi le..ngsilng atas fakta-fakta VB.OS hidup dan tindakan-tin~akan spont.en. ketl!nbang 8.nalisis atas

angka-an~ka secara kUa.ntitatif. Analisa yang diberikan lebih merupa-kan tafsiran atas semuB. realitas dan fakta-fakta }'ang ditemukan

d ilapangan. berllpa kenyataan hidup, pendapat dan penga ls.l1sn pribadi para subjek Y8ng diteliti. Dalam penelitian inL tidak

ada sebuah konsep atall teari yang akan diuji di lapan~~N, l~~­ sep-konsep dan teori yang ada, kalau memang di~erlukan. hanya dijadikan sebagai lancasan stau kerangka untuk nerekonstruksl

(12)

SAS DUA

DAERAH PENELITIAN

A. Letak Geografis Kecamatan Miasm

Hemanjang dari utara ke selatan, keca~atan Nisam diapit

oleh lima kecamatan lain dalam kabupaten Aceh Utara dan ber-akhir di ujung selatan pada perhate.san kabupate

n Aceh Tangah. Sebelah utara dibatasi ()leh keCBDlstan Dewantara dan Huara

Dua,

sebelah selatan oleh kabupaten Aceh Tengah, sebelah tinur

oleh kecamatan Kuta Hakmur dan Syamtalira Bayu. dan sebelah barat

oleh kecamatan

Sawang.

Nisam memunyai lUBS daerah 4.49% dari lUBS seluruh wila -ysh Aceh Ctara. yaltu 241,47 km2 . Of dalamnYB terdapat 4 kemu-kinsn dan 44 desa. dengan jUfllah penduduk

SelDU8!lya 30.656 .iiwa, berdasarkan catatan pemerintah tahun 19a2.

Ibu kota kecall'lstan tHs8m adalah Keude Amplah. yang jauh-nya 26 kID dari ibu kota kabupaten Aceh UtarB. Lhokseumawe, 8.tau sekitar 10 km dari sinpang ewpat Krueng Geukueh.

B. Sosio-kultuT Hasyarakat

Masyarakat kec811atan Nisam UJlumnya adalah petani yang menggarap sebagian besar lahan pertanian dalam bentuk persa-wahan. Sedangkan sebagian kecilnya adalah pedagang

dan pegawai negeri. Kondisi nasyarakat nasih nenyatu dengan keadaan alannya yang masih "lugu··. hl.jau. subur dan bahksn lI.is.sih banyak hutsn belukar. Sepanjang jalsn, ~ulai dari Krueng Geukueh (kecamatan Dewantara) sanpai ke pedalaman kecamatar: Nisam seseor~ng

dapat menyaksikan areal persawahan yang luas. ladang perkebunan. semak-semak hutan. di sampin~ juga dapat menikmati Jalan ysng

berliku-liku dan bero'J'tit-bukir... Dem.il:il!n pula keadaan

casyara-katnya. n8.sih ruencerI;inkan kehidupan pedesaan dan tradisional.

Barangkal i h~.mpir se:rtu6. (:lri-clri p~de.sll_lir. ysng disebutkan

7

SAS DUA

DAERAH PENELITIAN

A. Letak Geografis Kecamatan Miasm

Hemanjang dari utara ke selatan, keca~atan Nisam diapit

oleh lima kecamatan lain dalam kabupaten Aceh Utara dan ber-akhir di ujung selatan pada perhate.san kabupate

n Aceh Tangah. Sebelah utara dibatasi ()leh keCBDlstan Dewantara dan Huara

Dua,

sebelah selatan oleh kabupaten Aceh Tengah, sebelah tinur

oleh kecamatan Kuta Hakmur dan Syamtalira Bayu. dan sebelah barat

oleh kecamatan

Sawang.

Nisam memunyai lUBS daerah 4.49% dari lUBS seluruh wila -ysh Aceh Ctara. yaltu 241,47 km2 . Of dalamnYB terdapat 4 kemu-kinsn dan 44 desa. dengan jUfllah penduduk

SelDU8!lya 30.656 .iiwa, berdasarkan catatan pemerintah tahun 19a2.

Ibu kota kecall'lstan tHs8m adalah Keude Amplah. yang jauh-nya 26 kID dari ibu kota kabupaten Aceh UtarB. Lhokseumawe, 8.tau sekitar 10 km dari sinpang ewpat Krueng Geukueh.

B. Sosio-kultuT Hasyarakat

Masyarakat kec811atan Nisam UJlumnya adalah petani yang menggarap sebagian besar lahan pertanian dalam bentuk persa-wahan. Sedangkan sebagian kecilnya adalah pedagang

dan pegawai negeri. Kondisi nasyarakat nasih nenyatu dengan keadaan alannya yang masih "lugu··. hl.jau. subur dan bahksn lI.is.sih banyak hutsn belukar. Sepanjang jalsn, ~ulai dari Krueng Geukueh (kecamatan Dewantara) sanpai ke pedalaman kecamatar: Nisam seseor~ng

dapat menyaksikan areal persawahan yang luas. ladang perkebunan. semak-semak hutan. di sampin~ juga dapat menikmati Jalan ysng

berliku-liku dan bero'J'tit-bukir... Dem.il:il!n pula keadaan

casyara-katnya. n8.sih ruencerI;inkan kehidupan pedesaan dan tradisional.

Barangkal i h~.mpir se:rtu6. (:lri-clri p~de.sll_lir. ysng disebutkan

(13)

8 dalam buku-buki.l siologi (Lihat misalny .. Bahrein

T. Sugihen,

1996: 72-75) masih dapat di temukan dserah ini.

Pendidikan forMal masyarekat da~~t dikatakan

sangat

terbatas. kecuali mulai dari generasi SHA sekarang.

Generasi tua atau lanjut usia sekarang ma~ih acta yang buts huruf. khu-susnya huruf latin. Namun yang buta huruf Arab lebih sedikit~ barangkali karena kesadarar. keaga~aan (Islam) masyarakat sudah tertanam sejak la~a di sini. Hungkin saja ada di antara mereka yang tidak dapat nemesea buku-buku daIam hur~f

latin, tetapi buku-buku (kitab-kitab) "jawoe" (buku-buku

agama yang d1.tulis dengan huruf Arab tapi delall'l bahasa Indonesia) dapat Ilereka baca dengan lancar.

Sebagailllana layaknya kehidupan desB, l.nteraksi sosia1

masyarakat nasih sangat 1ancar. Semangat gotong royong masih sangat tinggi dan sistem kOI'iUnikasi antara seS8ma Ilasyarakat masih berj&1an seperti biasa dalam nasyarakat tradisional. Interaksi biasanya terjadi di mesjid. menasah dan warung-warung

kopi di dess. Setelah se1esai shalat, baik Jum'al atau shalat jamas.h yang lain. orang tidak langsung pulang. kecuali ada

keperluan yang lI.endesak. tetapi Ilereka "ngobrol" dulu beberapa

Ilenit atau bahkan sa.IPai satu jaBI. Di lelflpat-tempat yang ada

warung kopi dekat tumah ibadah, biasanya setelah se1esBi shalat. orang berkUlDPul di "warkop" t ersebut dan berbicara Ilengenai berbagai persoalan kehidupan: bisois, keagslIlaan.

kese -hatan, kenatian, tentang tet8n~ga yang bertengkar. tentang dukun pats_h. dan sebagainya. Setiap individu UIll1Bmya lIengenal orang lain secara detail sQllpai ke]uarganya dan bahkan

sampai

kepada berapa ekor jun1ah lembu atau kall.bing yang

ia pe1ihEl.ra. Ini sangat unikj dan selllla ini dapat terjadi karena interaksi mereke. yang sangat inten~ sekali. Semua orang selalu terlibat dalam berbegai kegiar.an kemasyarakatan. Ketidak terlibatan

ds.lalll berbagai kegiatan tersebut, Ilenurut anggapan

masyarakat. berarti sebuah pelanggaran norma stau adat istiadat.

8 dalam buku-buki.l siologi (Lihat misalny .. Bahrein

T. Sugihen,

1996: 72-75) masih dapat di temukan dserah ini.

Pendidikan forMal masyarekat da~~t dikatakan

sangat

terbatas. kecuali mulai dari generasi SHA sekarang.

Generasi tua atau lanjut usia sekarang ma~ih acta yang buts huruf. khu-susnya huruf latin. Namun yang buta huruf Arab lebih sedikit~ barangkali karena kesadarar. keaga~aan (Islam) masyarakat sudah tertanam sejak la~a di sini. Hungkin saja ada di antara mereka yang tidak dapat nemesea buku-buku daIam hur~f

latin, tetapi buku-buku (kitab-kitab) "jawoe" (buku-buku

agama yang d1.tulis dengan huruf Arab tapi delall'l bahasa Indonesia) dapat Ilereka baca dengan lancar.

Sebagailllana layaknya kehidupan desB, l.nteraksi sosia1

masyarakat nasih sangat 1ancar. Semangat gotong royong masih sangat tinggi dan sistem kOI'iUnikasi antara seS8ma Ilasyarakat masih berj&1an seperti biasa dalam nasyarakat tradisional. Interaksi biasanya terjadi di mesjid. menasah dan warung-warung

kopi di dess. Setelah se1esai shalat, baik Jum'al atau shalat jamas.h yang lain. orang tidak langsung pulang. kecuali ada

keperluan yang lI.endesak. tetapi Ilereka "ngobrol" dulu beberapa

Ilenit atau bahkan sa.IPai satu jaBI. Di lelflpat-tempat yang ada

warung kopi dekat tumah ibadah, biasanya setelah se1esBi shalat. orang berkUlDPul di "warkop" t ersebut dan berbicara Ilengenai berbagai persoalan kehidupan: bisois, keagslIlaan.

kese -hatan, kenatian, tentang tet8n~ga yang bertengkar. tentang dukun pats_h. dan sebagainya. Setiap individu UIll1Bmya lIengenal orang lain secara detail sQllpai ke]uarganya dan bahkan

sampai

kepada berapa ekor jun1ah lembu atau kall.bing yang

ia pe1ihEl.ra. Ini sangat unikj dan selllla ini dapat terjadi karena interaksi mereke. yang sangat inten~ sekali. Semua orang selalu terlibat dalam berbegai kegiar.an kemasyarakatan. Ketidak terlibatan

ds.lalll berbagai kegiatan tersebut, Ilenurut anggapan

masyarakat. berarti sebuah pelanggaran norma stau adat istiadat.

(14)

9 C. Keaguasan

Penduduk keca~atan Nisam senuanya

beragama Islam. Keta-atan beragama mereka juga bida dikatakan masih tinggi. Oi

~es­

jid-Ilesjid dan lJenasah 1I'1B.sih ditellukan orang melaksanakan sha-lat berjamaah. walau pun

rata-rata cuma jamaah Haghrib saja. sedangkan pada waktu lain.

semuanya hampir dapat

dikatakan sepi.

Sejarah masukny8. Islam ke daet'ah inl tidak diketahui dengan j e 1 as: barar.gkal i kp.had i rannya se ir ing dengan datangnyB. penduduk yang iogin menghuni wilayah ini. Nanun b~nyak

infor-masi menyebutkan bahwa Islam yang pertama sekali berkellbang di

daerah "pedalaman" ini

ms.sih bercampur baur dengan berbagai

kepercayaan

pendukunan .

keagallaan

aninislle atau kepercayaan-kepercayaan

mistik dan Baru pada nasa menjelang kemerdekaan, paham-paha~ masyarakat l'Iulai berubah. dengan datangny8. beberapa orang ula~a (Teungku)

dari wilavah barat Aceh Utara yaitu Peu-sangan. Pada waktu itulah

i.JerbBgai kepercayaan

kh'Jrafat.

syirik,

sihir dan bid'ah dimusnahkan. Serbagai

upacara mistik yang biase. dilakukan sebelumnya. seperti

sesajen yang dipp.rsem-bahkan untuk s&tan, kini

telah diberantas, walaupun. menurut keterangan sebagian informan,

sisa-sisanya tetap masih ada sampai sekarang.

Hazhab fiqh yang dianut

masyarakat adalah mazhab Syafi'i. dengan i'tigad

ahlussunnah waljama'ah. Paham-paham

keagamaan masyarakat mencerminkan

pengaruh

pikiran ulamB. pesan-tren (tradisional) sangat

kuat. Shalat tarawih di mana-msna

dilakukan 20 rakaat, ditinggalksn. Khuthab

denikian

juga

qunut shubuh tidak boleh .Jun'at Il.esti disall.paikan

dalal! bahasa Arab, dan kalau

sudah dicanpur dengan bahasa lain, khuthbah harus diulang kembali. Pada tellpat-tenpat

tertentu. shalst dhuhur dilakukan

kembali setelah sahalat Jum'at. mengingat ada

kelJ.ungkinan

terdapat

hl.l-hal

yang Ilengurangi

kese1l'lPul"naan

sha-lat jum·at. sep~rti ju~lah

jama'ah yang barangkali tidak sampai 40 orang di antare. merp.ka

ye-ng bena-r-benl3.r sel'lpurna shalatnys.

9

C. Keaguasan

Penduduk keca~atan Nisam senuanya

beragama Islam. Keta-atan beragama mereka juga bida dikatakan masih tinggi. Oi

~es­

jid-Ilesjid dan lJenasah 1I'1B.sih ditellukan orang melaksanakan sha-lat berjamaah. walau pun

rata-rata cuma jamaah Haghrib saja. sedangkan pada waktu lain.

semuanya hampir dapat

dikatakan sepi.

Sejarah masukny8. Islam ke daet'ah inl tidak diketahui dengan j e 1 as: barar.gkal i kp.had i rannya se ir ing dengan datangnyB. penduduk yang iogin menghuni wilayah ini. Nanun b~nyak

infor-masi menyebutkan bahwa Islam yang pertama sekali berkellbang di

daerah "pedalaman" ini

ms.sih bercampur baur dengan berbagai

kepercayaan

pendukunan .

keagallaan

aninislle atau kepercayaan-kepercayaan

mistik dan Baru pada nasa menjelang kemerdekaan, paham-paha~ masyarakat l'Iulai berubah. dengan datangny8. beberapa orang ula~a (Teungku)

dari wilavah barat Aceh Utara yaitu Peu-sangan. Pada waktu itulah

i.JerbBgai kepercayaan

kh'Jrafat.

syirik,

sihir dan bid'ah dimusnahkan. Serbagai

upacara mistik yang biase. dilakukan sebelumnya. seperti

sesajen yang dipp.rsem-bahkan untuk s&tan, kini

telah diberantas, walaupun. menurut keterangan sebagian informan,

sisa-sisanya tetap masih ada sampai sekarang.

Hazhab fiqh yang dianut

masyarakat adalah mazhab Syafi'i. dengan i'tigad

ahlussunnah waljama'ah. Paham-paham

keagamaan masyarakat mencerminkan

pengaruh

pikiran ulamB. pesan-tren (tradisional) sangat

kuat. Shalat tarawih di mana-msna

dilakukan 20 rakaat, ditinggalksn. Khuthab

denikian

juga

qunut shubuh tidak boleh .Jun'at Il.esti disall.paikan

dalal! bahasa Arab, dan kalau

sudah dicanpur dengan bahasa lain, khuthbah harus diulang kembali. Pada tellpat-tenpat

tertentu. shalst dhuhur dilakukan

kembali setelah sahalat Jum'at. mengingat ada

kelJ.ungkinan

terdapat

hl.l-hal

yang Ilengurangi

kese1l'lPul"naan

sha-lat jum·at. sep~rti ju~lah

jama'ah yang barangkali tidak sampai 40 orang di antare. merp.ka

ye-ng bena-r-benl3.r sel'lpurna shalatnys.

(15)

10

dan sehagainya.

Setrlua itu mencerminkan pemahaman keagalllaan

lI.&.syarakat secara u~um masih sangat harfieh

atau tekstual (baca:

tradi-siona1). Upacara-upacara kea

.gam8an bagi mereka adalah

sillbol-siJlhol yang tidak perlu

dipahami. Agam8., khususnya yang

bersi-fat ritual. didasarkan

atas kepatuhan sellate. Keyakinan

keaga-naan di dasarkan atas taqlid,

yaitu mengikuti sebagaimana

yang

dikatakan oleh pimpinan

agaIl8., ulallla. atall Teungku. Pengajian

dilakukan hanya untuk

mengetahui apa yang harus dilakukan dan

apa yang tidak boleh dilakukan.

berdasarkan pendapat para

ulama. Pare. ulall8. Jlell8.ng

sangat berperan dalal1

Ilasyarakat, sebagail1ana yang akan kits. lihat dalam bab-bab selenjutnya.

10

dan sehagainya.

Setrlua itu mencerminkan pemahaman keagalllaan

lI.&.syarakat secara u~um masih sangat harfieh

atau tekstual (baca:

tradi-siona1). Upacara-upacara kea

.gam8an bagi mereka adalah

sillbol-siJlhol yang tidak perlu

dipahami. Agam8., khususnya yang

bersi-fat ritual. didasarkan

atas kepatuhan sellate. Keyakinan

keaga-naan di dasarkan atas taqlid,

yaitu mengikuti sebagaimana

yang

dikatakan oleh pimpinan

agaIl8., ulallla. atall Teungku. Pengajian

dilakukan hanya untuk

mengetahui apa yang harus dilakukan dan

apa yang tidak boleh dilakukan.

berdasarkan pendapat para

ulama. Pare. ulall8. Jlell8.ng

sangat berperan dalal1

Ilasyarakat, sebagail1ana yang akan kits. lihat dalam bab-bab selenjutnya.

(16)

~";ANTREN OAt! PEHBENTUKAN PANOP,NGAN OUNIA

A. Sistem Kepemimpinan Pesantren

Zamakhsyari Dhofier (1982: 44) menyebutkan oahwa pondok pesentren tidak biss diiepaskan dari peran Kyai (di Aceh

dise-but Teungku) sebag~i pimpinan atau pengasuhnya. Pimpinan, pada

umulmya pesantren tradisional, adalah fi~ur utalll8 yang paling disegani dan dihcrmati.

Dalam Inshafuddin: ?rofil P'3rsa.t!l811 Da}"ah di Aceh (Safir

Iskandar \If i.iaya, 1994/1995: 11) ( isebutkan bah-ws. Teungku Chik

adalah salah satil dari tiga unsur dasar untuk dapat berdirinya

sebuah dayah (pesantren) di s8.ilIping duB. llnS!lr lain: ][lurid

(san-tri) dan mesjid. Teungku :hi~ adalah pimpinan utama pesantren

yang nembawahi Teungku-teungku lain sebagai stafnya, yang dise-but dengan "Teungku Rangkdng". Istilah Taungku Chik sebenarnya

sudah jarang digunakan sekarang; istilah yang lebih populer untuk seorang pimpi:u,IO dayah adaiah "Abu" (dari bahasa Arab: Bapak), seperti Ab~ T8noh Hirah (aIm.). Abu Kuta Krueng. Abu Teupin Raya. dan lain-lsin.

Henempatkan Teunio(ku Chik sebs.gai salah s~ tu unsur dari

sebuah pesantren seben~rnya dapat dikatakan tindakan yang agak

sillplistik. Teungku Chik atau Abu (':'eungku ?:"mpinan)

adalah bangunan dasar dari kp3eluruhar. strt.;kt.ur budaya sebuah

pesan-tren. la bukan hanya s~Kedar bagian yang tak terpis~hkan. tapi sumbar kehidupan dan senangat ciari p'::!santn.n itu senc!iri.

Menurut Weber. ~eperti dikutip Ann ~uth Willner (1968: 2-3), ada tiga tipologi kepemimpinan dilirat dari segi

otoritas

"tau kewenangannya. ya i tu: trad i siona1, 1ega 1

(-rasional ) dan

kharismatik. Kewenangan cedel p~rlama me~perole

h legitimasi

dari tradisi atau warlsan kultur yang sudah ada. Pada model

kedua, kewenar.gan berafal d&li konstitu~i rasional.

didasarkan

atas pertimbangan legaLitas. seperti birokrasi.

Sedangka~ pada

11

~";ANTREN OAt! PEHBENTUKAN PANOP,NGAN OUNIA

A. Sistem Kepemimpinan Pesantren

Zamakhsyari Dhofier (1982: 44) menyebutkan oahwa pondok pesentren tidak biss diiepaskan dari peran Kyai (di Aceh

dise-but Teungku) sebag~i pimpinan atau pengasuhnya. Pimpinan, pada

umulmya pesantren tradisional, adalah fi~ur utalll8 yang paling disegani dan dihcrmati.

Dalam Inshafuddin: ?rofil P'3rsa.t!l811 Da}"ah di Aceh (Safir

Iskandar \If i.iaya, 1994/1995: 11) ( isebutkan bah-ws. Teungku Chik

adalah salah satil dari tiga unsur dasar untuk dapat berdirinya

sebuah dayah (pesantren) di s8.ilIping duB. llnS!lr lain: ][lurid

(san-tri) dan mesjid. Teungku :hi~ adalah pimpinan utama pesantren

yang nembawahi Teungku-teungku lain sebagai stafnya, yang dise-but dengan "Teungku Rangkdng". Istilah Taungku Chik sebenarnya

sudah jarang digunakan sekarang; istilah yang lebih populer untuk seorang pimpi:u,IO dayah adaiah "Abu" (dari bahasa Arab: Bapak), seperti Ab~ T8noh Hirah (aIm.). Abu Kuta Krueng. Abu Teupin Raya. dan lain-lsin.

Henempatkan Teunio(ku Chik sebs.gai salah s~ tu unsur dari

sebuah pesantren seben~rnya dapat dikatakan tindakan yang agak

sillplistik. Teungku Chik atau Abu (':'eungku ?:"mpinan)

adalah bangunan dasar dari kp3eluruhar. strt.;kt.ur budaya sebuah

pesan-tren. la bukan hanya s~Kedar bagian yang tak terpis~hkan. tapi sumbar kehidupan dan senangat ciari p'::!santn.n itu senc!iri.

Menurut Weber. ~eperti dikutip Ann ~uth Willner (1968: 2-3), ada tiga tipologi kepemimpinan dilirat dari segi

otoritas

"tau kewenangannya. ya i tu: trad i siona1, 1ega 1

(-rasional ) dan

kharismatik. Kewenangan cedel p~rlama me~perole

h legitimasi

dari tradisi atau warlsan kultur yang sudah ada. Pada model

kedua, kewenar.gan berafal d&li konstitu~i rasional.

didasarkan

atas pertimbangan legaLitas. seperti birokrasi.

Sedangka~ pada

(17)

12 tipe ketiga. kewenangan rlidasar:tan &.tas ~ualit1)s khl1~uS

yang dimiliki seseorang, dan lebih terkesan melt;punyai

kekJatan

lne-naklukkan" yang luar biasa.

Jika tipologi ini dipertilflbangkan. IDska Telmgku

(pim-pinan) pesantren dapat di m6.sukkan dalaru kategore ketiga, yaitu pellinpin kharisl'Iatik. Kelebihan-kelebit,f-n (kh<:>risilI'3)

yang

dini-Iiki seorang Teungku merupd's.n Q8sa:" otoritt.s ds. powernya terhadap para santri dan w8.syarakat. Kharisna inilah yang

nem-berikan implikasi bagi

keseluluhan

bangunan 5t~uktur kepemim-pinan pada sebuah pesantren. dan ini puIs. y~ng memberikan

keab-sahan bagi kepatuhan serta pengabdian para santri yang terjadi secara tanpa tawar menawar.

Guru, dalsm thB.ri9Sh (mer.ode ats.ll jalan nenuju Tuhan; a~alan thB.ri9Sh merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan pesantren). diyakini sebagai mediu[l yang Ilenghubung-kan antara seorang murid dengan Tuhan . Tanpa guru, seorang murid akan tersesat atau disesatkan syaithan. Karena pimpina.n

pesantren dalam sistell tradisional

adalah seorang guru "besar"

yang bertanggung

jawab bukan

h~nya memimvin pesantren,

tetapi

juga bertanggung jawab stas keselu!'l.lhan persoalan pemhangunan,

penselolaan dan pendid ikan pesantrenj naka

pinpinan pesar.tren merupakan titik sentrp~ Y~~a ~aEpir sec~ra absolut memberikan

keseluruhan warn a dan bentuk ~osio-kultur pesentren. Walaupun

sistem kepeminpinan bi~okratik sekprang sudah mulai masuk ke pesantren. namun ia bclum ~ampu menggeser pera~ TeUngKU Oayah (istilsh lain untuk Teua1gku Chik, Abu stau pillpinan pesantren) sebagai figur utalll£.. pembe'!."i pengB.ruh dan decision JDaker pada sebuah pesantreTl. Ja.di !~epemimpinan di pesantren masih terpusat

pada satu orang. sang ;~uru atau Teungku.

Ini akan lebih jelas kits lih9.: pada bS.E"ian (sub bab) selardllt.nY8.

8. Hubungan Guru dan Kurid

Dal'llrl pendir1ikar. pesantrer.. sistell komunikasi yang

digu-nakan adalah eatu bentuk kontak personal yang mempunyai dampak 12 tipe ketiga. kewenangan rlidasar:tan &.tas ~ualit1)s khl1~uS

yang dimiliki seseorang, dan lebih terkesan melt;punyai

kekJatan

lne-naklukkan" yang luar biasa.

Jika tipologi ini dipertilflbangkan. IDska Telmgku

(pim-pinan) pesantren dapat di m6.sukkan dalaru kategore ketiga, yaitu pellinpin kharisl'Iatik. Kelebihan-kelebit,f-n (kh<:>risilI'3)

yang

dini-Iiki seorang Teungku merupd's.n Q8sa:" otoritt.s ds. powernya terhadap para santri dan w8.syarakat. Kharisna inilah yang

nem-berikan implikasi bagi

keseluluhan

bangunan 5t~uktur kepemim-pinan pada sebuah pesantren. dan ini puIs. y~ng memberikan

keab-sahan bagi kepatuhan serta pengabdian para santri yang terjadi secara tanpa tawar menawar.

Guru, dalsm thB.ri9Sh (mer.ode ats.ll jalan nenuju Tuhan; a~alan thB.ri9Sh merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan pesantren). diyakini sebagai mediu[l yang Ilenghubung-kan antara seorang murid dengan Tuhan . Tanpa guru, seorang murid akan tersesat atau disesatkan syaithan. Karena pimpina.n

pesantren dalam sistell tradisional

adalah seorang guru "besar"

yang bertanggung

jawab bukan

h~nya memimvin pesantren,

tetapi

juga bertanggung jawab stas keselu!'l.lhan persoalan pemhangunan,

penselolaan dan pendid ikan pesantrenj naka

pinpinan pesar.tren merupakan titik sentrp~ Y~~a ~aEpir sec~ra absolut memberikan

keseluruhan warn a dan bentuk ~osio-kultur pesentren. Walaupun

sistem kepeminpinan bi~okratik sekprang sudah mulai masuk ke pesantren. namun ia bclum ~ampu menggeser pera~ TeUngKU Oayah (istilsh lain untuk Teua1gku Chik, Abu stau pillpinan pesantren) sebagai figur utalll£.. pembe'!."i pengB.ruh dan decision JDaker pada sebuah pesantreTl. Ja.di !~epemimpinan di pesantren masih terpusat

pada satu orang. sang ;~uru atau Teungku.

Ini akan lebih jelas kits lih9.: pada bS.E"ian (sub bab) selardllt.nY8.

8. Hubungan Guru dan Kurid

Dal'llrl pendir1ikar. pesantrer.. sistell komunikasi yang

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Kadar isoflavon diukur menggunakan metode Graham (1999) yang sebelumnya dilakukan optimasi enzim NADH oksidase diperoleh panjang gelombang optimum pada 327 nm pada suhu

dikarenakan, ada terdapat masalah mengenai standar kerja tinggi di PT.SANS yang belum tercapai dan dilaksanakan oleh karyawan atas tuntutan kerja dengan standar

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada

dari penjabaran Pasal 1337 dan Pasal 1339 KUHPerdata, yang sudah mengatur rambu-rambu utama penerapan isi dalam standar kontrak yaitu: ketentuan mengenai larangan untuk

Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Percobaan ini terdiri dari enam kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak

Melihat nilai kisaran hematokrit yang diperoleh pada anak burung maleo dan dibandingkan dengan nilai lasaran hematokrit berbagai jenis burung di atas dapat dikatakan nilai

• Fungsi yang digunakan untuk mengambil nilai terendah dari suatu range dalam program pengolah angka adalah ……