• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu.1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan bahwa sejarah terus di tulis manusia, di semua peradaban dan sepanjang waktu, menjadikan bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena peradaban manusia berbarengan dengan perjalanan manusia2

Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak sebagai penyimpan hasil pemikiran manusia.

. Peradaban tidak akan terbina tanpa tradisi budaya ilmu yang meliputi tradisi kehidupan perpustakaan, tulis menulis dan buku. Perpustakaan sebagai hasil peradaban manusia merupakan salahsatu bukti sejarah.

3

Oleh karena itu perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari sejarah manusia itu sendiri.4 Perpustakaan sebagai rangkaian catatan sejarah masa lalu yang merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi.5

Perpustakaan merupakan suatu badan atau lembaga yang dapat mempersatukan beragam informasi kepada masyarakat, karena tugas utama perpustakaan adalah

Perkembangan perpustakaan diawali dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia. Di dalam perpustakaan terdapat harta yang tersimpan dari masa lampau dalam wujud karya-karya sastra, buah pikiran, filsafat, teknologi peristiwa-peristiwa besar sejarah umat manusia dan ilmu pengetahuan lainya.

1

Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah,Yogyakarta:BENTANG, 2005, hlm. 18-19.

2

Wiji, Suwarno ,Dasar-Dasar Perpustakaan, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007, hlm.5.

3

Ibid. hlm. 12.

4

Ibid. hlm. 19.

5

(2)

menghimpun, mengolah dan kemudian menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Penyebarluasan informasi oleh perpustakaan kepada segenap anggota masyarakat ini sifatnya sosial demokratis artinya penyebarluasan informasi tidak membeda-bedakan status dan kedudukan seseorang.6

Krech, Cruthchfield, dan Ballachey menjelaskan bahwa karena adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seseorang termotivasi untuk mencari pengetahuan, bagaimana caranya agar dapat memecahkan masalah tersebut.

Sifat keterbukaan informasi di perpustakaan inilah yang mempunyai misi sosial. Anggota masyarakat di semua lapisan dan tingkatan mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan perpustakaan.

7

Fungsi perpustakaan umum yang paling menonjol adalah fungsi informatif, pendidikan, rekreasi dan meningkatkan minat baca.

Salah satu cara adalah mencari tambahan pengetahuan melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang sebagian besar tersedia di perpustakaan. Prinsip yang utama adalah bagaimana agar masyarakat pengguna jasa informasi yang kondisinya beragam itu bisa menemukan atau mendapatkan informasi yang dibutuhkannya yaitu informasi yang sesuai dengan minat masing-masing.

8

6

Pawit M. Yusup, Komunikasi dan Kepustakaan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hlm. 336.

7

Sutarno, Op.cit., hlm. 8

8

Pawit M. Yusup, Pedoman Praktis Mencari Informasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995, hlm. 1.

Fungsi pertama informatif adalah segala informasi yang dimilikinya sanggup menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh segenap anggota masyarakat. Sumber informasinya berpotensi memberitahukan atau memberikan informasi kepada segenap anggota masyarakat yang membutuhkannya.

(3)

Fungsi yang kedua adalah pendidikan, artinya segala informasi yang dimilikinya, dimaksudkan untuk mendidik segenap anggota masyarakat. Perpustakaan menyediakan informasi yang terekam dan segala jenisnya yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah, informasi yang ilmiah terdapat pada rekaman atau tulisan ilmiah baik yang tersimpan pada literatur primer maupun pada literatur tersier. Buku, majalah, surat kabar, maupun termasuk media bukan hasil cetakan seperti film, video tape, media audio, dan sebagainya merupakan sumber informasi ilmiah meskipun ada juga sebagian informasinya tergolong bukan ilmiah seperti informasi tentang berita kekeluargaan, kematian, dan iklan komersial.

Semua jenis informasi tersebut baik yang tergolong ilmiah tentu yang sudah disimpan dan direkam sebagian tersimpan di perpustakaan. Karena perpustakaan adalah pengelolaan informasi dalam kegiatan penghimpunan, pengelolaan dan penyebarluasan informasi untuk kepentingan masyarakat banyak. Prinsip yang utama adalah bagaimana agar masyarakat pegguna jasa informasi yang kondisinya beragam bisa menemukan atau mendapatkan informasi yang dibutuhkannya yaitu informasi yang sesuai dengan minat masing-masing.

Fungsi ketiga, rekreasi artinya, koleksi yang disediakan banyak yang berisi informasi ringan, tidak mendalam seperti pada perpustakaan perguruan tingi dan perpustakaan khusus. Hal ini karena kondisi masyarakat yang dilayaninya sangat beragam, baik pada tingkat pengetahuan, pendidikan sehingga sumber informasi yang disediakannya harus disesuaikan dengan keberagaman kondisi masyarakat. Keberagaman ini mencerminkan tersedianya informasi yang ringan-ringan dan umum-umum secara berimbang. Namun informasi itu harus mengacu pada hal-hal yang bersifat positif, dan mendidik masyarakat.

(4)

Fungsi keempat yang harus dilakukan perpustakaan adalah meningkatkan minat baca masyarakat. Setelah adanya minat baca maka ketertarikan untuk berkunjung ke perpustakaan sudah tentu meningkat. Oleh karena itu perpustakaan terus menggelorakan masyarakat yang gemar membaca. Hal ini akan memotivasi masyarakat untuk memberdayakan perpustakaan demi terciptanya masyarakat yang mengikuti perkembangan zaman yang menguasai informasi dan teknologi.

Secara kelembagaan perpustakaan adalah suatu unit kerja yang di dalamnya terhimpun segala macam informasi untuk diolah kemudian oleh masyarakat. Dalam memberikan informasi kepada masyarakat maka perpustakaan umum merupakan tempat untuk memperoleh informasi yang bersifat umum. Umum berarti merata, baik dalam sebaran dan cakupan bidang ilmunya maupun penggunaannya.9

Perpustakaan yang ada di propinsi Sumatera Utara disebut Perpustakaan umum. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No.4762/S/1956 Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara didirikan pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Propinsi Sumatera Utara yang bertugas melayani keperluan pemerintah maupun masyarakat umum berupa buku, majalah dan sejenisnya.

Perpustakaan umum didirikan dengan tujuan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam bidang informasi secara menyeluruh di suatu daerah tertentu tanpa memisah-misahkan stratifikasi di masyarakat. 10 9 Ibid. hlm. 22. 10

Djadjuliyanto, dkk, Himpunan Lengkap 1951-1990 Peraturan Perundang-Undangan Tentang Perpustakaan dan Pembukuan di Indonesia, Jakarta:BP Muara Agung, 1990, hlm. 35-36.

(5)

Pada tanggal 23 Juni 1978 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0199/1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara.11 Setahun kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Keputusan No.095/0/1979 bahwa Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan kriteria koleksinya lebih dari 20.000 judul buku.12

Dalam perkembangan selanjutnya berdasarkan Keputusan Presiden No.11 Tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989 Perpustakaan Daerah Sumatera Utara merupakan satuan organisasi di lingkungan Perpustakaan Republik Indonesia yang berada di Ibukota Propinsi Sumatera Utara. Kemudian dikeluarkan Keputusan Presiden No.50 Tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tertanggal 29 Desember 1997 Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Propinsi Sumatera Utara. Melalui Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No. 44 Tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tertanggal 23 Juli 1998 ditegaskan bahwa Perpustakaan Nasional Propinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan kriteria koleksinya 20.000 ke atas unit bahan pustaka.13

Setelah menjadi Perangkat Daerah Propinsi Sumatera Utara, berdasarkan Peraturan Daerah No.4 Tahun 2000 berubah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara (BAPERSDA). Adapun tugas yang diemban oleh Perpustakaan Umum Propinsi Sumatera Utara meliputi pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintahan maupun swasta dalam rangka

11

Muhammad, Fitriansyah, Sistem Informasi Sirkulasi Buku Pada Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara, Medan: AMIK TRIGUNA DHARMA, 2008, hlm. 5.

12

Djadjuliyanto, Op. cit. hlm. 167.

13

(6)

pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur Propinsi Sumatera Utara14

Selain karena kearsipan sudah menjadi bagian dari BAPERSDA Propinsi Sumatera Utara, maka tugas tersebut di atas bertambah yaitu melaksanakan pengelolaan dan penataan arsip di lingkungan pemerintahan Propinsi Sumatera Utara dengan melakukan pembinaan pada unit-unit kearsipan yang ada di propinsi. Tugas pokok perpustakaan adalah untuk menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.

.

15

Sedangkan fungsi perpustakaan meliputi pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan pustaka, penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui pembelian, langganan, tukar-menukar, penggandaan, penerbitan dan lain-lain, penyimpanan serta administrasi perpustakaan seperti kepegawaian, ketatausahaan, keuangan dan kerumahtanggaan.16

Keinginan untuk melayani informasi kepada masyarakat umum secara terbuka menjadi latar belakang berdirinya Perpustakaan umum di propinsi sumatera utara. Perpustakaan memiliki visi dan misi dalam melaksanakan tujuannya. Visi dari Perpustakaan antara lain: untuk mewujudkan masyarakat informasi, atau masyarakat yang cerdas.17

14

Badan Perpustakaan dan Arsip Propinsi Sumatera Utara 2010.

15

Sutarno, Manajemen Perpustakaan, Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Sagung Seto, 2006, hlm. 55.

16

Ibid.hlm. 54.

17

Ibid. hlm. 51.

Sedangkan misi dari Perpustakaan antara lain: menciptakan dan memantapkan kebiasaaan membaca sesuai kebutuhan masyarakat, mendukung baik pendidikan

(7)

perorangan secara mandiri maupun pendidikan formal pada semua jenjang, meningkatkan kesadaran terhadap budaya, apresiasi pada kesenian dan hasil-hasil penemuan ilmiah, mengusahakan agar semua anggota masyarakat dapat akses kepada segala macam informasi yang tersedia di perpustakaan, ikut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.18

1. Apa latar belakang sejarah didirikannya Perpustakaan umum di Propinsi Sumatera Utara?

Penelitian ini difokuskan pada pengkajian terhadap Sejarah Berdirinya Perpustakaan Umum di propinsi Sumatera Utara 1956-2000. Adapun periodisasi yang diberikan pada penelitian ini untuk membatasi penulisan agar tidak terlalu luas. Penelitian diawali pada tahun 1956 yang merupakan awal berdirinya perpustakaan umum di Sumatera Utara dan pada tahun 2000 menjadi akhir periode penelitian karena keluarnya Peraturan Daerah No.4 Tahun 2000 tentang pergantian nama Perpustakaan sebagai bentuk dari otonomi daerah menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sumatera Utara (BAPERSDA).

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang di atas maka dibuatlah suatu perumusan mengenai masalah yang hendak diteliti sebagai landasan utama dalam penelitian. Penelitian ini dibuat untuk membahas Sejarah Berdirinya Perpustakaan di propinsi sumatera utara 1956-2000. Untuk mempermudah penulisan dalam upaya menghasilkan penelitian yang objektif, maka pembahasanya dirumuskan terhadap masalah-masalah sebagai berikut:

2. Bagaimana perkembangan Perpustakaan Umum di Propinsi Sumatera Utara tersebut?.

18

(8)

3. Bagaimana peranan Perpustakaan Umum di Propinsi Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Masa lampau manusia memang tidak dapat ditampilkan kembali dan direkontruksi seutuhnya, namun rekonstruksi kehidupan manusia perlu dipelajari sebagai aktivitas kehidupan manusia pada masa lampau yang diharapkan mampu memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia di masa kini dan akan datang karena sejarah memberikan dan menjadi pelajaran bagi manusia untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada masa lampau di masa kini dan akan datang.

Adapun tujuan dari penelitian/penulisan ini adalah:

1. Mengetahui latar belakang sejarah berdirinya Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara

2. Menjelaskan perkembangan Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara 3. Menjelaskan peranan Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara

Di samping tujuan di atas diharapkan akan menghasilkan manfaat sebagai berikut: 1. Menambah wawasan pembaca mengenai sejarah berdirinya Perpustakaan di

Propinsi Sumatera Utara

2. Menambah literatur dalam penulisan sejarah guna membuka ruang penulisan sejarah yang berikutnya

3. Memberikan motivasi bagi pembaca agar menjadikan Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara sebagai tempat mendapatkan informasi pendidikan dan rekreasi. 4.

(9)

1.4 Tinjauan Pustaka

Adapun buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini antara lain: Dalam bukunya Sutarno NS yang berjudul ”Perpustakaan dan Masyarakat” menjelaskan perpustakaan sebagai rangkaian catatan sejarah masa lalu yang merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi. Buku ini membantu penulis menjelaskan manfaat perpustakaan bagi masyarakat.

Dalam buku A.Ridwan Siregar yang berjudul ”Perpustakaan Energi

Pembangunan Bangsa” menjelaskan bahwa perpustakaan umum memberikan peranan

yang unik di dalam masyarakat. Sebagai suatu lembaga netral perpustakaan menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus di suatu tempat dimana warga masyarakat dapat memberi tahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka. Melalui perpustakaan, warga masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan mendapatkan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas masing-masing, yang pada akhirnya bermuara pada tumbuhnya warga masyarakat yang terinformasi dengan baik berkualitas dan demokratis.

Peran perpustakaan umum sebagai pendemokrasian penyebaran informasi menunjukkan bahwa abad informasi sekarang telah memperlebar jurang antara orang-orang kaya dengan yang miskin informasi, pada saat informasi menjadi komoditi yang harus dibeli. Apabila ini terjadi maka kehadiran perpustakaan umum dapat diharapkan menawarkan akses gratis atau murah terhadap sumber-sumber informasi lainnya. Selain itu perpustakaan juga berperan dalam memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

Buku ini membantu penulis dalam menjelaskan Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara merupakan media informasi bagi masyarakat di Sumatera Utara. Baik dalam hal

(10)

tujuan atau peranan perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan di Propinsi Sumatera Utara sebagai lembaga perantara dalam proses komunikasi berfungsi untuk menyediakan bahan-bahan bacaan dan menyediakan sarana untuk pengaksesan informasi yang berkaitan dengan bahan-bahan bacaan.

Jonner Hasugian dalam bukunya “Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi” menjelaskan bahwa secara logis terdapat rangkaian di antara tulisan, buku perpustakaan dan ilmu perpustakaan. Sebuah buku merupakan rangkaian tulisan yang berupa pokok pikiran, pengetahuan, gagasan atau imajinasi seseorang. Selanjutnya kumpulan dari sejumlah buku merupakan embrio lahirnya perpustakaan.

Kaitan buku ini dengan penelitian untuk menjelaskan latar belakang berdirinya perpustakaan dengan adanya buku-buku hasil karya manusia sebagai media untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu buku ini juga membantu peneliti untuk melihat sumber informasi yang tersedia di Perpustakaan Propinsi Sumatera Utara tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian sejarah mempunyai metode tersendiri dengan menggunakan pengamatan. Penggunaan metode sejarah harus dengan hati-hati.19

Tahap pertama heuristik (pengumpulan sumber) yang sesuai dan mendukung sumber objek yang diteliti. Dalam hal ini dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan/studi literatur dan penelitian lapangan/studi lapangan. Dalam penelitian Untuk mendapatkan penulisan sejarah yang deskripsi analitis haruslah melalui tahapan demi tahapan. Tahapan-tahapan itu menurut Kuntowijoyo ada empat sebagai berikut:

19

(11)

kepustakaan tersebut dilakukan dengan mengumpulkan beberapa buku, majalah artikel-artikel, skripsi dan karya tulis yang pernah ditulis sebelumnya berkaitan dengan judul yang sedang dikaji. Kemudian penelitian lapangan akan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terhadap informan-informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, baik terhadap informan yang bekerja di Perpustakan umum maupun di luar dari instansi Perpustakaan umum.

Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik. Dalam tahapan ini kritik dilakukan terhadap sumber yang telah terkumpul untuk mencari kesahihan sumber tersebut baik dari segi substansial (isi) yakni dengan cara menganalisis sejumlah sumber tertulis misalnya buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan Perpustakaan Daerah, kritik ini disebut kritik intern. Dan mengkritik dari segi materialnya untuk mengetahui keaslian atau palsukah sumber tersebut agar diperoleh keautentikannya kritik ini disebut kritik ekstern.

Tahapan ketiga adalah interpretasi, dalam tahapan ini data yang diperoleh dianalisa sehingga melahirkan satu analisa yang baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang diteliti. Objek kajian yang cukup jauh ke belakang serta minimya data dan fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif.

Tahap terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya tersebut menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis. Yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta yang ada untuk mendapatkan penulisan sejarah yang kritis dan ilmiah mengenai Perpustakaan umum di Propinsi Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

1 Emosional pegawai pada Sekretariat Daerah kota Banjarbaru di Bagian Umum dan Bagian Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat, adalah signifikan tercermin dalam

Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing manis merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan dari pankreas, yaitu organ tubuh yang biasa

Fasilitas yang terdapat pada unit ini yaitu 5 kamar tidur, ruang bersantai atau lounge, ruang media, ruang makan, dapur, sebuah perpustakaan dan kolam renang

Perlu adanya penelitian lanjutan terhadap penggunaan pupuk Formula Alam Hijau (FAH) dengan waktu perendaman yang berbeda yakni 2 jam, 4 jam dan 6 jam sehingga

adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruan tinggi secara otonom untuk mengendalikan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan tinggi

Perancangan media promosi Semen White Mortar TR30 membutuhkan strategi komunikasi yang tepat seperti materi, cara penyampaian, serta efektifitas kepada khalayak

Sebelum Pemeruman dilakukan dipilih suatu kawasan air yang cukup tenang dan dalam, dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal.. Pemilihan lokasi barchek pada air tenang

Karakteristik utama anak-anak autistik adalah: (1) Tidak dapat membangun hubungan sosial; sulit untuk berteman, kadang berteman dengan cara yang “aneh”; (2)