• Tidak ada hasil yang ditemukan

Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

(PTT)

Pengelolaan

Tanaman Terpadu

PADI SAWAH

(2)

Pengelolaan Tanaman Terpadu

PADI SAWAH

Penyusun

Samijan

Ekaningtyas Kushartanti

Tri Reni Prastuti

Syamsul Bahri

Penanggung jawab

Dr. Ir. Kasdi Subagyono, MSc

Kepala BPTP Jawa Tengah

(3)

Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan inovasi yang dianjurkan untuk diterapkan oleh petani dalam rangka peningkatan produktivitas, produksi dan pendapatan petani serta sebagai upaya mewujudkan swasembada beras berkelanjutan. Untuk itu, pendekatan PTT perlu disosialisasikan, dipahami dan diterapkan oleh petani.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Tengah sebagai unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pertanian di Jawa Tengah berkewajiban menyebarluaskan pemahaman PTT kepada berbagai pihak terkait terutama penyuluh pertanian dan petani.

Buku PTT Padi Sawah ini dibuat dengan penyajian sederhana, diharapkan dapat sebagai Buku Petunjuk Praktis PTT padi sawah oleh para ketua kelompoktani dan anggotanya. Sebagai referensi buku ini adalah Buku Panduan Umum PTT Padi Sawah Badan Litbang Pertanian.

Saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Tim Penyusun Buku PTT Padi Sawah ini.

(4)

PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah/ Penyusun, Samijan(et al).- Ungaran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, 2009

ii,22 hlm:ilis;14 cm

ISBN:

1. Sumberdaya-IPTEK Inovatif I. Syamsul Bahri Cetakan ke-I, 2009

Daftar Isi

halaman Pengantar...i Daftar Isi...ii Pengertian PTT...1 Komponen Teknologi PTT...2

A. Komponen Teknologi Dasar...4

B. Komponen Teknologi Penunjang...5

A.1.Varietas unggul Baru...6

A.2. Benih Bermutu dan Berlabel...7

A.3. Peningkatan Populasi Tanaman...8

A.4. Pemupukan Berimbang (1)...9

A.4. Pemupukan Berimbang (2)...11

A.5. Pengendalian Hama Penyakit ...12

A.6. Pupuk Organik...14

B. Komponen Teknologi Penunjang B.1. Pengolahan Tanah Tepat...15

B.2. Tanam Bibit Muda (<21 hari)...16

B.3. Tanam 1-3 bibit per lubang...17

B.4. Pengairan Berselang...18

B.5. Penyiangan dengan Landak/Gosrok...19

(5)

Pengertian PTT

Merupakan cara budidaya padi yang baik, untuk memperoleh hasil dan keuntungan yang lebih tinggi, dengan menerapkan beberapa teknologi tepat lokasi, secara TERPADU

Pengertian TERPADU :

Terdapat kesesuaian antara teknologi dengan kondisi lahan yang ada

Terdapat kesesuaian antara teknologi yang diterapkan dengan kemampuan petani

Ada keterkaitan antara satu teknologi dengan teknologi lainnya

(6)

Komponen Teknologi PTT

Komponen yang diterapkan dalam PTT di kelompokkan menjadi 2 bagian :

K

K

omponen

Teknologi Dasar

omponen

Teknologi Penunjang

A

B

Komponen teknologi dasar merupakan komponen

yang memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk diterapkan semua

Komponen teknologi penunjang merupakan

komponen yang memiliki peranan dalam mendukung dan memantapkan penerapan komponen teknologi dasar.

Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan pemilihan komponen dasar serta disesuaikan kemudahan (kesesuaian) dengan kondisi setempat

(7)

Komponen Teknologi PTT

Komponen yang diterapkan dalam PTT di kelompokkan menjadi 2 bagian :

K

K

omponen

Teknologi Dasar

omponen

Teknologi Penunjang

A

B

Komponen teknologi dasar merupakan komponen

yang memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk diterapkan semua

Komponen teknologi penunjang merupakan

komponen yang memiliki peranan dalam mendukung dan memantapkan penerapan komponen teknologi dasar.

Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan pemilihan komponen dasar serta disesuaikan kemudahan (kesesuaian) dengan kondisi setempat

(8)

B. Komponen Teknologi Penunjang

Ada 6 komponen teknologi penunjang yang sebaiknya juga diterapkan semua :

P

T

T

P

P

P

engolahan tanah tepat;

anam bibit muda (< 21 hari);

anam 1-3 bibit per lubang;

engairan berselang;

enyiangan dengan landak / gasrok;

anen tepat waktu.

V

B

P

P

P

P

arietas unggul baru;

enih bermutu dan berlabel;

eningkatan populasi tanaman

dengan sistem tanam jajar legowo;

emupukan berimbang tepat lokasi;

engendalian OPT melalui PHT;

emberian pupuk organik.

A. Komponen Teknologi Dasar

Ada 6 komponen teknologi dasar yang sangat dianjurkan untuk diterapkan :

(9)

B. Komponen Teknologi Penunjang

Ada 6 komponen teknologi penunjang yang sebaiknya juga diterapkan semua :

P

T

T

P

P

P

engolahan tanah tepat;

anam bibit muda (< 21 hari);

anam 1-3 bibit per lubang;

engairan berselang;

enyiangan dengan landak / gasrok;

anen tepat waktu.

V

B

P

P

P

P

arietas unggul baru;

enih bermutu dan berlabel;

eningkatan populasi tanaman

dengan sistem tanam jajar legowo;

emupukan berimbang tepat lokasi;

engendalian OPT melalui PHT;

emberian pupuk organik.

A. Komponen Teknologi Dasar

Ada 6 komponen teknologi dasar yang sangat dianjurkan untuk diterapkan :

(10)

A.2. Benih Bermutu dan Berlabel

Kriteria pemilihan benih bermutu :

a. Benih harus berlabel

b. Memiliki daya tumbuh baik (> 95%)

Disamping bermutu, benih juga perlu :

a. Diseleksi melalui perambangan menggunakan larutan garam atau pupuk ZA 3%

b. Diberi perlindungan pestisida (bahan aktif Fipronil) untuk mengantisipasi hama penggerek batang

Prinsip persemaian untuk menghasilkan bibit yang baik :

a. Gunakan pupuk organik 2 kg/m2 untuk persemaian

b. Buat persemaian berukuran 1/25 dari luas areal tanam dengan penyebaran benih diperjarang

A. KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR

A.1. Varietas Unggul Baru

Dasar pemilihan varietas unggul baru :

a. Memiliki potensi hasil tinggi

b. Memiliki ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu

c. Memiliki ketahanan terhadap cekaman kondisi lingkungan tertentu

d. Memiliki sifat khas tertentu e. Mengikuti permintaan pasar Catatan :

Sebaiknya hindari penggunaan varietas yang sama dalam waktu yang lama

(11)

A.2. Benih Bermutu dan Berlabel

Kriteria pemilihan benih bermutu :

a. Benih harus berlabel

b. Memiliki daya tumbuh baik (> 95%)

Disamping bermutu, benih juga perlu :

a. Diseleksi melalui perambangan menggunakan larutan garam atau pupuk ZA 3%

b. Diberi perlindungan pestisida (bahan aktif Fipronil) untuk mengantisipasi hama penggerek batang

Prinsip persemaian untuk menghasilkan bibit yang baik :

a. Gunakan pupuk organik 2 kg/m2 untuk persemaian

b. Buat persemaian berukuran 1/25 dari luas areal tanam dengan penyebaran benih diperjarang

A. KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR

A.1. Varietas Unggul Baru

Dasar pemilihan varietas unggul baru :

a. Memiliki potensi hasil tinggi

b. Memiliki ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu

c. Memiliki ketahanan terhadap cekaman kondisi lingkungan tertentu

d. Memiliki sifat khas tertentu e. Mengikuti permintaan pasar Catatan :

Sebaiknya hindari penggunaan varietas yang sama dalam waktu yang lama

(12)

A.4. Pemupukan Berimbang

Spesifik & Tepat Lokasi (1)

Acuan penerapan pemupukan dapat menggunakan :

A. Rekomendasi pemupukan berdasarkan Permentan No. 04/OT.140/4/2007 :

(Telah tersedia untuk setiap kecamatan di seluruh Indonesia)

A.3. Peningkatan Populasi

Tanaman

Salah satu cara dalam meningkatkan hasil dapat dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 :

Tujuan sistem tanam jajar legowo :

a. Merekayasa seolah-olah semua barisan tanaman seperti tanaman pinggir galengan

b. Meningkatkan populasi tanaman s/d 30% c. Memudahkan pemeliharaan tanaman

(pemupukan, penyiangan, pengamatan hama penyakit)

Prinsip sistem tanam jajar legowo :

a. Menghilangkan 1 baris dan disisipkan ke dalam barisan sebelahnya (kanan)

b. Menambahkan tanaman di sela-sela barisan sebelahnya (kiri) 250-350 kg/ha 50-100 kg/ha 50-100 kg/ha Urea Sp36 Kcl Phonska Urea 300-400 kg/ha 150-250 kg/ha ATAU

(13)

A.4. Pemupukan Berimbang

Spesifik & Tepat Lokasi (1)

Acuan penerapan pemupukan dapat menggunakan :

A. Rekomendasi pemupukan berdasarkan Permentan No. 04/OT.140/4/2007 :

(Telah tersedia untuk setiap kecamatan di seluruh Indonesia)

A.3. Peningkatan Populasi

Tanaman

Salah satu cara dalam meningkatkan hasil dapat dilakukan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 :

Tujuan sistem tanam jajar legowo :

a. Merekayasa seolah-olah semua barisan tanaman seperti tanaman pinggir galengan

b. Meningkatkan populasi tanaman s/d 30% c. Memudahkan pemeliharaan tanaman

(pemupukan, penyiangan, pengamatan hama penyakit)

Prinsip sistem tanam jajar legowo :

a. Menghilangkan 1 baris dan disisipkan ke dalam barisan sebelahnya (kanan)

b. Menambahkan tanaman di sela-sela barisan sebelahnya (kiri) 250-350 kg/ha 50-100 kg/ha 50-100 kg/ha Urea Sp36 Kcl Phonska Urea 300-400 kg/ha 150-250 kg/ha ATAU

(14)

A.4. Pemupukan Berimbang

Spesifik & Tepat Lokasi (2)

B. Rekomendasi pemupukan berdasarkan Potensi Hasil setempat :

Pupuk Awal (0-14 hari setelah tanam) :

Potensi Hasil Setempat (ton/ha) Gabah Kering Giling Pupuk

(kg/ha) Kondisi lahan

5 6 7 8 Urea Semua 50 65 75 100 Kebiasaan tinggi 65 75 90 100 SP36 Kebiasaan kurang 85 100 125 135 Jerami tdk kembali 40 50 60 60 KCl Jerami kembali 0 20 30 40 ZA Gejala kekurangan S 75 100 100 125

Pupuk susulan urea ke-2 dan ke-3 mengacu Bagan Warna Daun (BWD) :

Waktu pemupukan :

I : umur 0-14 hari

II : umur 21-28 hari

III : umur 35- primordia

Apabila digunakan pupuk kandang 2 ton/ha :

Urea : bisa dikurangi 25 kg/ha SP36 : bisa dikurangi 50 kg/ha KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha

Apabila digunakan kompos jerami 2 ton/ha :

Urea : bisa dikurangi 8 kg/ha KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha

(15)

A.4. Pemupukan Berimbang

Spesifik & Tepat Lokasi (2)

B. Rekomendasi pemupukan berdasarkan Potensi Hasil setempat :

Pupuk Awal (0-14 hari setelah tanam) :

Potensi Hasil Setempat (ton/ha) Gabah Kering Giling Pupuk

(kg/ha) Kondisi lahan

5 6 7 8 Urea Semua 50 65 75 100 Kebiasaan tinggi 65 75 90 100 SP36 Kebiasaan kurang 85 100 125 135 Jerami tdk kembali 40 50 60 60 KCl Jerami kembali 0 20 30 40 ZA Gejala kekurangan S 75 100 100 125

Pupuk susulan urea ke-2 dan ke-3 mengacu Bagan Warna Daun (BWD) :

Waktu pemupukan :

I : umur 0-14 hari

II : umur 21-28 hari

III : umur 35- primordia

Apabila digunakan pupuk kandang 2 ton/ha :

Urea : bisa dikurangi 25 kg/ha SP36 : bisa dikurangi 50 kg/ha KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha

Apabila digunakan kompos jerami 2 ton/ha :

Urea : bisa dikurangi 8 kg/ha KCl : bisa dikurangi 20 kg/ha

(16)

A.5. Pengendalian Hama Penyakit

Secara Terpadu

Prinsip dasar pengendalian hama penyakit secara terpadu, dengan melaksanakan :

a. Identifikasi secara pasti jenis dan populasi hama penyakit

b. Memperkirakan tingkat kerusakan/ serangannya c. Menguasai teknik-teknik pengendaliannya

Beberapa teknik dan tahapan pengendalian hama penyakit secara terpadu :

a. Kenali varietas yang tahan terhadap hama/ penyakit tertentu

b. Upayakan tanaman sehat sejak dari bibit c. Kendalikan secara bertahap dengan :

£Fisik dan mekanis

£Hayati (parasit & predator) £Semi kimia (feromon) £Pestisida kimiawi

(17)

A.5. Pengendalian Hama Penyakit

Secara Terpadu

Prinsip dasar pengendalian hama penyakit secara terpadu, dengan melaksanakan :

a. Identifikasi secara pasti jenis dan populasi hama penyakit

b. Memperkirakan tingkat kerusakan/ serangannya c. Menguasai teknik-teknik pengendaliannya

Beberapa teknik dan tahapan pengendalian hama penyakit secara terpadu :

a. Kenali varietas yang tahan terhadap hama/ penyakit tertentu

b. Upayakan tanaman sehat sejak dari bibit c. Kendalikan secara bertahap dengan :

£Fisik dan mekanis

£Hayati (parasit & predator) £Semi kimia (feromon) £Pestisida kimiawi

(18)

B. KOMPONEN TEKNOLOGI

PENUNJANG

B.1. Pengolahan Tanah Tepat

Pengolahan tanah tepat :

a. Disesuaikan dengan kondisi tanah dan ketersediaan pengairan

b. Olah tanah sempurna dilakukan dengan 2 kali pembajakan dan 1 kali perataan

c. Olah tanah singkat hanya apabila tenaga dan waktu tidak memungkinkan

Beberapa prinsip dasar pentingnya dilakukan pengolahan tanah sempurna dalam konsep PTT adalah :

a. Bertujuan untuk membenamkan dan melapukkan jerami, gulma dan bahan organik lain

b. Bertujuan untuk meratakan tanah agar bisa selalu tergenang air sehingga dapat mempercepat proses pelapukan

A.6. Pupuk Organik

Manfaat penggunaan pupuk organik :

a. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah b. Menyehatkan tanaman

c. Mengurangi penggunaan pupuk kimia Beberapa sumber pupuk organik :

a. Pupuk kandang (kotoran hewan)

b. Limbah pertanian (misalnya jerami padi, sisa tanaman lainnya)

c. Limbah non pertanian tertentu (sekam padi, serbuk gergaji)

Kandungan hara setiap 1 ton pupuk organik (pupuk kandang) :

£12,5 kg Urea £25,0 kg SP36 £10,0 kg Kcl

(19)

B. KOMPONEN TEKNOLOGI

PENUNJANG

B.1. Pengolahan Tanah Tepat

Pengolahan tanah tepat :

a. Disesuaikan dengan kondisi tanah dan ketersediaan pengairan

b. Olah tanah sempurna dilakukan dengan 2 kali pembajakan dan 1 kali perataan

c. Olah tanah singkat hanya apabila tenaga dan waktu tidak memungkinkan

Beberapa prinsip dasar pentingnya dilakukan pengolahan tanah sempurna dalam konsep PTT adalah :

a. Bertujuan untuk membenamkan dan melapukkan jerami, gulma dan bahan organik lain

b. Bertujuan untuk meratakan tanah agar bisa selalu tergenang air sehingga dapat mempercepat proses pelapukan

A.6. Pupuk Organik

Manfaat penggunaan pupuk organik :

a. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah b. Menyehatkan tanaman

c. Mengurangi penggunaan pupuk kimia Beberapa sumber pupuk organik :

a. Pupuk kandang (kotoran hewan)

b. Limbah pertanian (misalnya jerami padi, sisa tanaman lainnya)

c. Limbah non pertanian tertentu (sekam padi, serbuk gergaji)

Kandungan hara setiap 1 ton pupuk organik (pupuk kandang) :

£12,5 kg Urea £25,0 kg SP36 £10,0 kg Kcl

(20)

B.3. Tanam 1-3 Bibit Per Lubang

Manfaat pentingnya tanam 1-3 :

a. Untuk mengurangi persaingan antar bibit dalam 1 rumpun

b. Memaksimalkan pencapaian jumlah anakan c. Memaksimalkan peluang tercapainya potensi

hasil suatu varietas

d. Dapat menghemat penggunaan benih c. Bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma

dan menghindari terganggunya pertumbuhan tanaman padi akibat pengolahan tanah yang kurang sempurna

B.2. Tanam Bibit Muda (< 21 hari)

Manfaat pentingnya tanam bibit muda :

a. Tanaman akan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan ('Nglilir')

b. Perakaran tanaman lebih dalam sehingga tahan terhadap kerebahan

c. Meningkatkan persentase gabah isi

d. Meningkatkan peluang tercapainya potensi hasil dari suatu varietas

(21)

B.3. Tanam 1-3 Bibit Per Lubang

Manfaat pentingnya tanam 1-3 :

a. Untuk mengurangi persaingan antar bibit dalam 1 rumpun

b. Memaksimalkan pencapaian jumlah anakan c. Memaksimalkan peluang tercapainya potensi

hasil suatu varietas

d. Dapat menghemat penggunaan benih c. Bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma

dan menghindari terganggunya pertumbuhan tanaman padi akibat pengolahan tanah yang kurang sempurna

B.2. Tanam Bibit Muda (< 21 hari)

Manfaat pentingnya tanam bibit muda :

a. Tanaman akan lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan ('Nglilir')

b. Perakaran tanaman lebih dalam sehingga tahan terhadap kerebahan

c. Meningkatkan persentase gabah isi

d. Meningkatkan peluang tercapainya potensi hasil dari suatu varietas

(22)

B.5. Penyiangan Dengan Landak/

Gasrok

Manfaat penyiangan menggunakan landak/ gasrok :

a. Mematikan gulma sampai ke perakaran b. Memperbaiki kondisi udara di daerah

perakaran

c. Menghemat tenaga

d. Merangsang pertumbuhan tanaman

B.4. Pengairan Berselang

Manfaat pengairan berselang :

a. Memperbaiki kondisi udara di daerah perakaran

b. Mengeluarkan gas-gas beracun c. Meningkatkan efisiensi pemupukan d. Meningkatkan persentase gabah isi

(23)

B.5. Penyiangan Dengan Landak/

Gasrok

Manfaat penyiangan menggunakan landak/ gasrok :

a. Mematikan gulma sampai ke perakaran b. Memperbaiki kondisi udara di daerah

perakaran

c. Menghemat tenaga

d. Merangsang pertumbuhan tanaman

B.4. Pengairan Berselang

Manfaat pengairan berselang :

a. Memperbaiki kondisi udara di daerah perakaran

b. Mengeluarkan gas-gas beracun c. Meningkatkan efisiensi pemupukan d. Meningkatkan persentase gabah isi

(24)

Deskripsi Beberapa VUB

Varietas Umur

(hari)

Hasil

(t/ha) Sifat penting lainnya

Inbrida

Ciherang 115-125 5,0-8,0 Tahan HDB III, IV Cigeulis 115-125 5,0-8,0 Tahan WCk 2, 3, HDB IV, Cibogo 115-125 7,0-8,1 Tahan WCk 2, agak tahan

WCk 3, HDB IV Pepe 124 7,0-8,1 Tahan WCk 2, HDB III Luk Ulo 112-119 5,0-8,0 Tahan blast, HDB

Mekongga 116-125 6,0-8,4 Agak tahan WCk 2, 3, HDB IV

Inpari 1 108 7,3-10 Tahan WCk1,2, HDB III, IV, VIII

Inpari 2 115 5,8-7,3 Tahan WCk3, agak tahan tungro

Inpari 3 110 6,0-7,5 Tahan WCk1,2 agak tahan HDB III

Inpari 4 115 6,0-8,8 Tahan HDB III, IV agak tahan tungro

Inpari 5

Merawu 115 5,7-7,2

Agak tahan WCk1,3 agak tahan HDB III

Inpari 6 Jete 118 6,8-12 Tahan WCk2, 3, tahan HDB III, IV, VII

Hibrida

Hipa 5 Ceva 114-129 8,0-10,0 Tahan WCk 2, agak tahan HDB IV, VIII, tungro Hipa 6 Jete 101-128 7,4-10,6 Tahan WCk 2, agak tahan

HDB IV, VIII, tungro

B.6. Panen Tepat Waktu

Panen padi sebaiknya dilakukan setelah sebagian besar (90-95%) gabah telah bernas dan menguning

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pentingnya panen tepat waktu :

a. Panen yang terlalu awal akan lebih banyak menghasilkan gabah hampa, gabah hijau dan butir kapur

b. Panen yang terlalu lambat akan menimbulkan lebih banyak gabah rontok dan gabah patah waktu digiling

c. Perontokan padi sebaiknya dilakukan maksimal 1-2 hari setelah panen dan haus segera dijemur (dikeringkan)

(25)

Deskripsi Beberapa VUB

Varietas Umur

(hari)

Hasil

(t/ha) Sifat penting lainnya

Inbrida

Ciherang 115-125 5,0-8,0 Tahan HDB III, IV Cigeulis 115-125 5,0-8,0 Tahan WCk 2, 3, HDB IV, Cibogo 115-125 7,0-8,1 Tahan WCk 2, agak tahan

WCk 3, HDB IV Pepe 124 7,0-8,1 Tahan WCk 2, HDB III Luk Ulo 112-119 5,0-8,0 Tahan blast, HDB

Mekongga 116-125 6,0-8,4 Agak tahan WCk 2, 3, HDB IV

Inpari 1 108 7,3-10 Tahan WCk1,2, HDB III, IV, VIII

Inpari 2 115 5,8-7,3 Tahan WCk3, agak tahan tungro

Inpari 3 110 6,0-7,5 Tahan WCk1,2 agak tahan HDB III

Inpari 4 115 6,0-8,8 Tahan HDB III, IV agak tahan tungro

Inpari 5

Merawu 115 5,7-7,2

Agak tahan WCk1,3 agak tahan HDB III

Inpari 6 Jete 118 6,8-12 Tahan WCk2, 3, tahan HDB III, IV, VII

Hibrida

Hipa 5 Ceva 114-129 8,0-10,0 Tahan WCk 2, agak tahan HDB IV, VIII, tungro Hipa 6 Jete 101-128 7,4-10,6 Tahan WCk 2, agak tahan

HDB IV, VIII, tungro

B.6. Panen Tepat Waktu

Panen padi sebaiknya dilakukan setelah sebagian besar (90-95%) gabah telah bernas dan menguning

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pentingnya panen tepat waktu :

a. Panen yang terlalu awal akan lebih banyak menghasilkan gabah hampa, gabah hijau dan butir kapur

b. Panen yang terlalu lambat akan menimbulkan lebih banyak gabah rontok dan gabah patah waktu digiling

c. Perontokan padi sebaiknya dilakukan maksimal 1-2 hari setelah panen dan haus segera dijemur (dikeringkan)

(26)

Referensi

Deptan, 2007. Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Litbang Pertanian.

BPTP Jawa Tengah, 2009. PTT Padi Sawah Inovasi Sahabat Petani dalam rangka Mendukung Jambore SLPTT di Donohudan Boyolali. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

BB Padi, 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Padi

Sukamandi. Badan Litbang Pertanian. Deptan, 2009. Pedoman Umum PTT Padi Sawah.

Badan Litbang Pertanian.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia

Tabel I.4 Data Jumlah Pegawai Bagian Lapangan yang Mengalami Kecelakaan Kerja Tahun 2014–2016 Pada PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bangka

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Sitti Murniati Muhtar, Stategi komunikasi dalam pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) oleh Humas PT semen tonasa terhadapkomunitas lokal di Kabupaten

Data yang dikumpulkan dari data rekam medis adalah identitas pasien, riwayat penyakit, tingkat keparahan penya- kit, data hasil uji sensitivitas kuman terhadap beberapa

Pada buku pedoman ini dijelaskan cara pengutipan berdasarkan format APA (American Psychological Association). Pada format APA, kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa