• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial INSTRUMEN SKALA Variabel: Kepercayaan Diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial INSTRUMEN SKALA Variabel: Kepercayaan Diri"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi-Sosial

INSTRUMEN SKALA

Variabel: Kepercayaan Diri

A. Skala

Saifuddin Azwar (2012: xvii) mengemukakan bahwa, skala merupakan perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut. Jenis skala yang digunakan yaitu skala Likert.

B. Prosedur Penyusunan Skala

1. Mengidentifikasi tujuan ukur

Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri seseorang. 2. Definisi konsep

Menurut Hambly (Ach Syaifullah, 2010: 49) percaya diri merupakan keyakinan yang kuat dalam diri berupa perasaan dan anggapan bahwa dirinya dalam keadaan baik sehingga memungkinkan individu tampil dan berperilaku dengan penuh keyakinan. Sedangkan Lauster (M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita S, 2010: 34) mendefinisikan kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran dan bertanggung jawab.

3. Aspek-aspek kepercayaan diri

Menurut Amitya Kumara (1987: 8) menyatakan ada empat aspek kepercayaan diri, yaitu: a. Kemampuan menghadapi masalah.

Kemampuan diri untuk menilai dirinya sejauh mana bisa menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapinya. Langkah pemecahan masalah tersebut, yaitu: (1) Pemecahan masalah memerlukan kemampuan penalaran, dengan cara mengidentifikasi masalah, melihat hubungan sebab-akibat, berfikir positif, dan memiliki motivasi untuk bertindak; (2) Pemecahan masalah termasuk metode ilmiah, meliputi instingtif, trial and error, insight, bahasa (diskusi), objektif, berfikir ilmiah, dan menggunakan seluruh kemampuan.

b. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya

Memiliki indikator antara lain: (1) Menjalankan keputusan dan tindakan dengan seluruh kemampuan; (2) Mampu menyelesaikan tugas dengan baik; dan (3) Mampu menerima seluruh akibat yang ditimbulkan dari keputusan dan tindakan yang diambil. c. Kemampuan dalam bergaul

(2)

Terdiri dari beberapa indikator, antara lain: bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja, berusaha selalu menjaga kepekaan orang lain, bersikap ingin membantu, memiliki rasa toleransi yang tinggi, menjadi pribadi yang menyenangkan orang lain, dapat menguasai diri serta mampu mengendalikan emosi dalam kondisi apapun, dan menanamkan prinsip pada diri sendiri untuk membina pertemanan dengan siapa saja.

d. Kemampuan menerima kritik

Ada beberapa indikator, antara lain: (1) Bersedia menerima kritik dari orang lain; (2) Bersedia menerima masukan atau saran dari orang lain; dan (3) Mampu membuat kritik dan saran menjadi sesuatu yang membuat diri lebih baik.

4. Definisi oprasional kepercayaan diri

Definisi oprasional variabel penelitian merupakan suatu definisi mengenai variabel penelitian yang dirumuskan berdasarkan karakteristrik-karakteristik variabel-variabel tersebut yang dapat diamati (Saifuddin Azwar, 2012: 74). Tujuan dari definisi oprasional adalah untuk menghindari salah pengertian atau salah persepsi mengenai data yang akan diteliti dalam suatu penelitian serta untuk menghindari kesalahan dalam menentukan alat pengumpul data. Oleh karena itu, definisi yang digunakan dalam skala ini yaitu: Percaya diri adalah suatu gambaran pemikiran dan perasaan seseorang berupa keyakinan, kesanggupan maupun keberanian terhadap kemampuan diri yang dimilikinya.

5. Merumuskan kisi-kisi skala kepercayaan diri dan penentuan indikator

Skala psikologi yang dikembangkan adalah skala percaya diri yang disusun berdasarkan empat aspek kepercayaan diri, yaitu: kemampuan menghadapi atau memecahkan masalah, bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya, kemampuan dalam bergaul, dan kemampuan menerima kritik. Adapun blue print skala kepercayaan diri terdapat pada tabel sebagai berikut:

(3)

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Skala Kepercayaan Diri

Indikator Deskriptor No Item

(+) (-) 1. Kemampuan menghadapi/ memecahkan masalah a. Kemampuan penalaran 1) Mengidentifikasi masalah 1 1

2) Melihat hubungan sebab-akibat 23 1

3) Berpikir positif 13 1

4) Berpikir kreatif 25 1

5) Memotivasi untuk bertindak 2 1

b. Metode ilmiah

1) Instingtif 3 1

2) Trial and error 4 1

3) Insight 20 1

4) Bahasa/diskusi 24 1

5) Obyektif 14 1

6) Berpikir ilmiah 5 1

7) Menggunakan seluruh kemampuan 6 1

2. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya

a. Menjalankan keputusan dan tindakan dengan seluruh kemampuan 7 1

b. Mampu menyelesaikan tugas dengan baik 8 1

c. Mampu menerima seluruh akibat yang ditimbulkan dari keputusan dan tindakan yang diambil

21 1

3. Kemampuan dalam bergaul

a. Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja 15 1

b. Berusaha selalu menjaga kepekaan orang lain 16 1

c. Bersikap ingin membantu 17 1

d. Memiliki rasa toleransi yang tinggi 9 1

e. Menjadi pribadi yang menyenangkan bagi orang lain 10 1

f. Dapat menguasai diri serta mampu mengendalikan emosi dalam kondisi apapun 11 1 g. Menanamkan prinsip pada diri sendiri untuk membina pertemanan dengan siapa

saja

18 1 4. Kemampuan menerima

kritik

a. Bersedia menerima kritik dari orang lain 19 1

b. Bersedia menerima masukan atau saran dari orang lain 12 1

c. Mampu membuat kritik dan saran menjadi sesuatu yang membuat diri lebih baik 22 1

Jumlah Item 13 12 25

6. Penskalaan

Setiap karakteristik akan diturunkan menjadi sejumlah aitem di mana dari setiap aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor kepercayaan diri maka akan diikuti oleh semakin tinggi tingkat kepercayaan diri seseorang. Atau sebaliknya, semakin rendah skor kepercayaan diri maka akan diikuti oleh semakin rendah tingkat kepercayaan dirinya.

Bentuk penskalaan yang digunakan untuk mencari hasil skor adalah berupa skala Likert. Sifat dari skala tersebut adalah favourable, yaitu butir pernyataan yang mendukung objek penelitian dan unfavourable, yaitu butir pernyataan yang tidak mendukung objek penelitian. Skala ini mempunyai empat alternatif jawaban, yaitu: selalu (SL), sering (SR), jarang (J), dan tidak pernah (TP).

Tabel 2. Penskoran Aitem

Alternatif jawaban Jenis aitem

Favourable (+) Unfavourable (-)

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Jarang (J) 2 3

(4)

7. Kriteria kepercayaan diri

Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri dengan menggunakan instrument skala Linkert, maka penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan pada norma atau ketentuan kategori tersebut menurut Saifuddin Azwar (2001: 109) sebagai berikut:

a. (µ+2,0σ) ≤ X = Tinggi b. (µ+1,0σ) ≤ X < (µ+2,0σ) = Sedang c. µ ≤ X < (µ+1,0σ) = Cukup d. (µ-1,0σ) ≤ X < µ = Kurang e. (µ-2,0σ) ≤ X < (µ-1,0σ) = Rendah f. X < (µ-2,0σ) = Sangat Rendah

Kemudian disusun dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan skor tertinggi dan terendah yaitu 100 dan 25

b. Menghitung mean ideal (µ) yaitu ½ (skor tertinggi+skor terendah) = ½ (100+25) = 62,5 c. Menghitung standar deviasi (σ) yaitu 1/6 (skor tertinggi–skor terendah) = 1/(100-25) =

12,5

Tabel 3. Perhitungan Kategori Kepercayaan Diri Tingkat kepercayaan diri Rentang skor Tinggi (µ+2,0σ) ≤ X = (62,5+25) ≤ X = 87,5 ≤ X Sedang (µ+1,0σ) ≤ X < (µ+2,0σ) = (62,5+12,5) ≤ X < (62,5+25) = 75 ≤ X < 87,5 Cukup µ ≤ X < (µ+1,0σ) = 62,5 ≤ X < (62,5+12,5) = 62,5 ≤ X< 75 Kurang (µ-1,0σ) ≤ X < µ = (62,5-12,5) ≤ X < 62,5 = 50 ≤ X < 62,5 Rendah (µ-2,0σ) ≤ X < (µ-1,0σ) = (62,5-25) ≤ X < (62,5-12,5) = 37,5 ≤ X < 50 Sangat Rendah X < (µ-2,0σ) = X < (62,5-25) = X < 37,5

Berdasarkan perhitungan kategori kepercayaan diri pada tabel 3 dapat diketahui rentang skor kategori kepercayaan diri pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Kategori Skor Kepercayaan Diri

No. Kategori Kepercayaan diri Rentang Skor

1. Tinggi 88-100 2. Sedang 75-87 3. Cukup 63-74 4. Kurang 50-62 5. Rendah 38-49 6. Sangat rendah 25-37 Keterangan: µ = Mean Ideal σ = Standar Deviasi X = Skor yang Diperoleh

(5)

SKALA KEPERCAYAAN DIRI PENGANTAR

Berikut ini adalah skala kepercayaan diri, skala ini dibuat untuk penelitian dan pengembangan potensi siswa. Karena itu saya meminta bantuan siswa untuk meluangkan waktunya guna mengisi pernyataan-pernyataan di bawah ini. Setiap jawaban itu benar jika mencerminkan diri siswa dan jawaban siswa akan dijamin kerahasiaannya. Atas ketersediaanya dan kerjasama kalian saya ucapkan terima kasih.

Tertanda Khairi Bintani

Nama :

PETUNJUK MENGERJAKAN

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama. Setiap pernyataan dalam skala ini dilengkapi empat pilihan jawaban:

SL : apabila anda selalu melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

SR : apabila anda sering melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

J : apabila anda jarang melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

TP : apabila anda tidak pernah melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda check (√) pada lembar jawaban mengenai pernyataan yang sesuai dengan keadaan diri Anda.

CONTOH:

Pernyataan : Saya berdoa terlebih dahulu apabila mau mengerjakan soal ujian

Jawaban : Bila Anda selalu melakukan hal tersebut, maka berilah tanda check (√) pada SL seperti berikut ini:

SL SR J TP

*SELAMAT MENGERJAKAN*

No Pernyataan SL SR J TP

1. Saya bertanya pada diri sendiri mengenai masalah yang sedang saya hadapi 2. Saya punya dorongan kuat untuk mencapai tujuan

3. Saya berusaha menghindar saat memiliki masalah

4. Ketika satu cara tidak berhasil, maka saya akan menggunakan cara yang lain untuk menyelesaikan masalah 5. Saya mencoba untuk menyelesaikan masalah satu persatu

6. Saya menunda dalam penyelesaian masalah

7. Saya tidak setengah-setengah dalam menjalankan keputusan saya

8. Saya tidak bisa menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah tepat pada waktunya 9. Saya menghormati perbedaan pendapat

10. Saya dikucilkan oleh teman-teman saya

11. Saya bisa mengatur emosi yang sedang saya rasakan 12. Saya tidak bisa menerima kritik dari orang lain

13. Saya yakin bisa menyelesaikan masalah yang sedang saya hadapi

14. Saya langsung mengambil keputusan tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu 15. Saya hanya menyapa orang yang saya kenal

16. Ketika teman melakukan kesalahan saya menegurnya dengan kalimat yang halus 17. Saya tidak mau tahu dengan urusan orang lain

18. Saya berteman dengan anak orang kaya saja 19. Saya senang jika dikritik oleh orang lain

20. Walaupun bertemu dengan masalah yang sama saya bingung bagaimana menyelesaikannya 21. Saat saya mengambil keputusan saya berani menanggung apapun resikonya

22. Kritik membantu saya untuk berubah lebih baik 23. Kegagalan membuat saya malu

24. Saya mendiskusikan permasalahan saya dengan orang terpercaya 25. Saya takut mengubah pola pikir karena takut gagal

(6)

Instrumen Bimbingan dan Konseling Bidang Karir

INSTRUMEN SKALA

Variabel: Sikap Terhadap Orientasi Masa Depan

A. Skala

Saifuddin Azwar (2012: xvii) mengemukakan bahwa, skala merupakan perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut. Jenis skala yang digunakan yaitu skala Likert.

B. Prosedur Penyusunan Skala

1. Mengidentifikasi tujuan ukur

Untuk mengetahui tingkat sikap seseorang terhadap orientasi masa depan seseorang. 2. Definisi konsep

Menurut Thurstone Baron dan Byrne (Bimo Walgito, 2003: 110) sikap, yaitu: “specifically, they define attitudes as relatively lasting cluster of feelings, beliefs, and behavior tendencies directed toward specific persons, ideas, objects, or groups”. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Myers (Bimo Walgito, 2003: 110) bahwa sikap merupakan “a predisposition towards some object; includes one’s beliefs, feelings, and behavior tendencies concerning the object”. Dari kedua pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa sikap mengandung komponen kognitif (beliefs), komponen afektif (feelings), dan komponen konatif (behavior).

Menurut Nurmi (1991: 13), orientasi masa depan dapat didefinisikan sebagai fonomena luas yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir dan bertingkah laku menuju masa depan yang digambarkan dalam proses motivation, planing dan evaluation. Orientasi masa depan menurut G. Trosmmsdorff dan Nurmi (Desmita, 2008: 199) merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan.

3. Aspek-aspek dalam orientasi masa depan

Terdapat tiga ranah orientasi masa depan bagi remaja (Nurmi, 1991: 8), yakni bidang pendidikan, pekerjaan, dan perkawinan. Dalam proses pembentukan orientasi masa depan terdapat tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap motivational, mencakup motif, minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan; (2) Tahap planning, yang terdiri dari tahap penentuan tujuan, penyusunan rencana, dan melaksanakan rencana dan strategi yang telah disusun; (3) Tahap evaluating, merupakan suatu proses dimana seseorang memikirkan kembali kemungkinan

(7)

tercapainya tujuan-tujuan pribadi yang telah dikembangkan, melibatkan pengamatan dan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan serta memberikan penguat bagi diri sendiri.

4. Definisi oprasional

Definisi oprasional variabel penelitian merupakan suatu definisi mengenai variabel penelitian yang dirumuskan berdasarkan karakteristrik-karakteristik variabel-variabel tersebut yang dapat diamati (Saifuddin Azwar, 2012: 74). Tujuan dari definisi oprasional adalah untuk menghindari salah pengertian atau salah persepsi mengenai data yang akan diteliti dalam suatu penelitian serta untuk menghindari kesalahan dalam menentukan alat pengumpul data. Oleh karena itu, definisi yang digunakan dalam skala ini yaitu: Sikap terhadap orientasi masa depan merupakan kecenderungan individu terhadap suatu obyek, yang diekspresikan melalui pengetahuan, keyakinan, perasaan, dan tingkah laku menuju masa depan yang terdiri dari antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan dimana berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan di masa depan yang melalui tahap motivation, planing dan evaluation.

5. Merumuskan kisi-kisi skala sikap terhadap orientasi masa depan dan penentuan indikator Skala psikologi yang dikembangkan adalah skala sikap terhadap orientasi masa depan yang disusun berdasarkan tiga tahap orientasi masa depan, yaitu: motivational, planning, dan evaluating. Adapun blue print skala sikap terhadap orientasi masa depan terdapat pada tabel sebagai berikut:

Indikator Deskriptor No Item

(+) (-)

1. Motivational a. Motif 3 1

b. Minat 9 1

c. Tujuan 4 1

2. Planning a. Penentuan tujuan 8 1

b. Penyusunan rencana 6 1

c. Melaksanakan rencana dan strategi yang telah disusun 2 1 3. Evaluating a. Memikirkan kembali kemungkinan tercapainya tujuan 5 1

b. Melakukan pengamatan dan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan

1 1

c. Memberikan penguat bagi diri sendiri 7 1

Jumlah Item 4 5 9

6. Penskalaan

Setiap karakteristik akan diturunkan menjadi sejumlah aitem di mana dari setiap aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor sikap terhadap orientasi masa

(8)

depan maka akan diikuti oleh semakin tinggi sikap terhadap orientasi masa depan. Atau sebaliknya, semakin rendah skor sikap terhadap orientasi masa depan maka akan diikuti oleh semakin rendah sikap terhadap orientasi masa depan.

Bentuk penskalaan yang digunakan untuk mencari hasil skor adalah berupa skala Likert. Sifat dari skala tersebut adalah favourable, yaitu butir pernyataan yang mendukung objek penelitian dan unfavourable, yaitu butir pernyataan yang tidak mendukung objek penelitian. Skala ini mempunyai empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), dan tidak setuju (TS).

Tabel 2. Penskoran Aitem

Alternatif jawaban Jenis aitem

Favourable (+) Unfavourable (-)

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Ragu-Ragu (R) 2 3

Tidak Setuju (TS) 1 4

7. Kriteria sikap terhadap orientasi masa depan

Untuk mengetahui sikap terhadap orientasi masa depan dengan menggunakan instrument skala Linkert, maka penentuan kategori kecenderungan dari tiap-tiap variabel didasarkan pada norma atau ketentuan kategori tersebut menurut Saifuddin Azwar (2001: 109) sebagai berikut:

g. (µ+2,0σ) ≤ X = Tinggi h. (µ+1,0σ) ≤ X < (µ+2,0σ) = Sedang i. µ ≤ X < (µ+1,0σ) = Cukup j. (µ-1,0σ) ≤ X < µ = Kurang k. (µ-2,0σ) ≤ X < (µ-1,0σ) = Rendah l. X < (µ-2,0σ) = Sangat Rendah

Kemudian disusun dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut: d. Menentukan skor tertinggi dan terendah yaitu 100 dan 25

e. Menghitung mean ideal (µ) yaitu ½ (skor tertinggi+skor terendah) = ½ (21+9) = 15 f. Menghitung standar deviasi (σ) yaitu 1/6 (skor tertinggi–skor terendah) = 1/(21-9) = 2

Tabel 3. Perhitungan Kategori Sikap Terhadap Orientasi Masa Depan

Sikap terhadap orientasi masa depan Rentang skor

Tinggi (µ+2,0σ) ≤ X = (15+4) ≤ X = 19 ≤ X Sedang (µ+1,0σ) ≤ X < (µ+2,0σ) = (15+2) ≤ X < (15+4) = 17 ≤ X < 19 Cukup µ ≤ X < (µ+1,0σ) = 15 ≤ X < (15+2) = 15 ≤ X< 17 Kurang (µ-1,0σ) ≤ X < µ = (15-2) ≤ X < 15 = 13 ≤ X < 15 Rendah (µ-2,0σ) ≤ X < (µ-1,0σ) = (15-4) ≤ X < (15-2) = 11 ≤ X < 13 Sangat Rendah X < (µ-2,0σ) = X < (15-4) = X < 11 Keterangan: µ = Mean Ideal σ = Standar Deviasi X = Skor yang Diperoleh

(9)

Berdasarkan perhitungan kategori kepercayaan diri pada tabel 3 dapat diketahui rentang skor kategori sikap terhadap orientasi masa depan pada tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Kategori Skor Sikap Terhadap Orientasi Masa Depan

No. Kategori Sikap Terhadap Orientasi Masa Depan Rentang Skor

1. Tinggi 19-21 2. Sedang 17-18 3. Cukup 15-16 4. Kurang 13-14 5. Rendah 11-12 6. Sangat rendah 9-10

(10)

SKALA SIKAP TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENGANTAR

Berikut ini adalah skala sikap terhadap orientasi masa depan, skala ini dibuat untuk penelitian dan pengembangan sikap siswa terhadap orientasi masa depan. Karena itu saya meminta bantuan siswa untuk meluangkan waktunya guna mengisi pernyataan-pernyataan di bawah ini. Setiap jawaban itu benar jika mencerminkan diri siswa dan jawaban siswa akan dijamin kerahasiaannya. Atas ketersediaanya dan kerjasama kalian saya ucapkan terima kasih.

Tertanda Khairi Bintani

Nama :

PETUNJUK MENGERJAKAN

Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama. Setiap pernyataan dalam skala ini dilengkapi empat pilihan jawaban:

SS : apabila anda sangat setuju melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

S : apabila anda setuju melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

R : apabila anda ragu-ragu melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

TS : apabila anda tidak setuju melakukan/merasakan pernyataan tersebut.

PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda check (√) pada lembar jawaban mengenai pernyataan yang sesuai dengan keadaan diri Anda.

CONTOH:

Pernyataan : Saya berdoa ketika mengerjakan soal ujian

Jawaban : Bila Anda selalu melakukan hal tersebut, maka berilah tanda check (√) pada SS seperti berikut ini:

SS S R TS

*SELAMAT MENGERJAKAN*

No Pernyataan SS S R TS

1. Cita-cita merupakah hal yang tidak penting bagi saya 2. Kegagalan membayangi pikiran saya

3. Saya memiliki cita-cita yang jelas

4. Saya menaruh perhatian pada perilaku yang berhubungan dengan tujuan saya

5. Saya mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan cita-cita saya 6. Saya tertarik dengan kegiatan yang berhubungan dengan cita-cita

saya

7. Saya tidak membuat rencana untuk masa depan saya 8. Tidak ada yang mendorong saya untuk sukses

9. Tidak mungkin memperoleh keberhasilan dari sesuatu yang telah gagal

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Skala Kepercayaan Diri
Tabel 3. Perhitungan Kategori Kepercayaan Diri   Tingkat  kepercayaan  diri  Rentang skor  Tinggi  (µ+2,0σ) ≤ X = (62,5+25) ≤ X = 87,5 ≤ X  Sedang  (µ+1,0σ) ≤ X &lt; (µ+2,0σ) = (62,5+12,5) ≤ X &lt; (62,5+25) = 75 ≤ X &lt; 87,5  Cukup  µ ≤ X &lt; (µ+1,0σ) =
Tabel 2. Penskoran Aitem
Tabel 4. Kategori Skor Sikap Terhadap Orientasi Masa Depan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja akuntan publik dengan role stress berperan sebagai variabel

Selain itu juvenile- human primary keratinocytes juga memiliki Klf4 dan c-Myc yang lebih tinggi dibanding- kan dengan fibroblas.Klon iPS dari sel keratinosit dewasa

Pisang adalah salah satu jenis buah yang sering dikonsumsi oleh manusia karena buah pisang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh.. Manfaat buah pisang, yakni sebagai sumber

PENGARUH PEMBELAJARAN, HABITUASI, DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PENGEMBANGAN CIVIC DISPOSITION SISWA DI SMA NEGERI SE-KOTA BANDAR LAMPUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

*9384 kejahatan yang dapat di ekstradisikan sepanjang ekstradisi tersebut disetujui sesuai dengan hukum dari suatu Pihak terhadap Pihak mana permohonan dibuat, dan

Sesuai dengan hasil observasi pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Mulnithi Azizstan Pattani Selatan Thailand guru bertanggung jawab

1. Harun Joko Prayitno,M.Hum, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

Operacijama na otvorenom tržištu središnja banka utječe na likvidnost bankovnog sustava i kretanje kamatnih stopa na novčanom tržištu kontrolirajući cijenu i/ili