• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

37

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Ciapus Bromel merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang budidaya dan pemasaran tanaman hias bromelia yang didirikan pada tahun 2006. Pada tahun pendiriannya, perusahaan belum memperoleh hasil karena penjualan tanaman bromelia mulai dilakukan pada Bulan Desember 2007. Tahun 2006 merupakan tahun persiapan dimana perusahaan membangun sarana dan prasarana yang diperlukan bagi kegiatan operasional, seperti pembangunan green house. Namun pada tahun 2003, pemilik mengawali persiapannya dengan melakukan penyeleksian tanaman induk untuk kemudian diperbanyak dan dipasarkan. Perusahaan ini belum berbadan hukum dan merupakan milik perorangan. Pemilik Ciapus Bromel sama dengan salah satu pemilik PT. Godong Ijo Asri, yaitu Chandra Gunawan Hendarto.

Berawal dari usaha tanaman hias yang dilakukan di PT. Godong Ijo Asri, pemilik mampu melihat peluang dari adanya pergeseran dan pergerakan trend tanaman hias di Indonesia. Pergeseran yang terjadi diakibatkan adanya perubahan trend tanaman hias pot bunga ke tanaman hias pot berdaun indah6. Sebagai tanaman hias pot berdaun indah, bromelia memiliki prospek untuk menjadi salah satu tanaman yang trend di Indonesia karena memiliki keunikan tersendiri, seperti warna daun yang beragam, bentuk daun yang kompak, dan jenis tanaman yang bervariasi. Harga bromelia pun relatif stabil dibandingkan dengan tanaman hias pot berdaun indah lainnya, seperti anthurium. Selain itu, bromelia merupakan tanaman multifungsi yang dapat digunakan sebagai tanaman pot indoor, tanaman landscape, tanaman pot outdoor, dan tanaman dekorasi yang dapat bertahan selama beberapa hari tanpa layu.

Pada awal pendirian, perusahaan memiliki 600 tanaman bromelia yang digunakan sebagai indukan. Tanaman indukan tersebut berasal dari Thailand, Philipina, Australia, Belanda, dan beberapa negara di Amerika Latin yang diimpor oleh pemilik. Tahun 2010 ini perusahaan telah memiliki 400 jenis tanaman bromelia. Dari 400 jenis tanaman tersebut baru 243 tanaman yang telah teridentifikasi namanya (Lampiran 2), sedangkan sisanya belum teridentifikasi

6

(2)

38 karena merupakan hasil mutasi gen. Perusahaan tidak memasarkan seluruh jenis bromelia agar tanaman yang dihasilkan perusahaan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya, terutama dalam hal keragaman jenis tanaman bromelia. Pemilik ingin memposisikan Ciapus Bromel sebagai perusahaan yang terspesialisasi (fokus) pada tanaman bromelia dengan jenis yang lebih beragam dibandingkan perusahaan lain dan senantiasa menjaga kualitas tanaman.

Sejak didirikan hingga tahun 2009, pasar Ciapus Bromel terdiri dari pasar organisasional yang merupakan produsen bromelia (pedagang) dan pasar konsumen akhir (konsumen rumah tangga). Namun karena pedagang dapat menimbulkan ancaman, maka target pasar perusahaan adalah konsumen rumah tangga golongan menengah atas. Selain itu, Ciapus Bromel pun mengetahui bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia menganggap tanaman hias sebagai barang mewah, sehingga perusahaan dapat memberikan harga yang cukup tinggi kepada konsumen.

5.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan 5.2.1 Lokasi Ciapus Bromel

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibukota RI dan secara geografis terletak pada posisi 6°19’ - 6°47’ Lintang Selatan dan 106°01’ – 107°103’ Bujur Timur. Luas wilayah berdasarkan data terakhir adalah 2.301,95 Km2. Berikut ini batas-batas wilayah Kabupaten Bogor: Utara : Kota Depok

Barat : Kabupaten Lebak Barat Daya : Kabupaten Tangerang Timur : Kabupaten Purwakarta Timur Laut : Kabupaten Bekasi Selatan : Kabupaten Sukabumi Tenggara : Kabupaten Cianjur

Menurut hasil pendataan sosial ekonomi 2005, Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 427 desa atau kelurahan, 13.541 RT dan 913.206 rumah tangga. Dari 427 desa tersebut, sebanyak 234 desa berada pada ketinggian kurang dari 500

(3)

39 dpl, 144 desa berada diantara 500-700 dpl, dan sisanya sebanyak 49 desa berada pada ketinggian lebih dari 500 dpl7.

Ciapus Bromel terletak di wilayah Ciapus, yaitu di Jalan Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan data dari Kecamatan Tamansari, letak Ciapus Bromel berada pada ketinggian 450 dpl dengan suhu 270C. Kondisi geografis tersebut sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan bromelia agar dapat menghasilkan warna yang lebih nyata. Lokasi perusahaan dapat dikatakan strategis karena dekat dengan input produksi, namun dapat pula dikatakan kurang strategis karena jauh dari pasar. Konsumen cenderung sulit mengakses lokasi perusahaan karena cukup jauh dari Kota Bogor dan konsumen kurang mengetahui wilayah tersebut.

5.2.2 Tata Letak Ciapus Bromel

Perusahaan dengan luas area sekitar satu hektar ini terdiri dari bangunan kantor, green house, dan mushola yang terletak berdekatan antara satu dan yang lainnya sehingga aktivitas perusahaan lebih efisien dan efektif (Lampiran 3). Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai tata letak Ciapus Bromel.

a. Bangunan Kantor

Bangunan kantor terletak sekitar tujuh meter di sebelah kanan gerbang Ciapus Bromel. Bangunan kantor terdiri dari dua buah kamar berukuran 4 x 4 m2 sebagai tempat beristirahat karyawan terutama saat tugas jaga malam, satu buah kamar mandi berukuran 2,5 x 2,5 m2, satu buah dapur berbentuk “L” dengan ukuran sekitar 8 x 3 m2, dan satu buah gudang penyimpanan berukuran 4 x 5 m2 yang digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai input produksi seperti cocopeat, pestisida, pot, dan pupuk. Dari dua buah kamar yang terdapat di bangunan kantor, hanya satu buah kamar yang benar-benar digunakan sebagai tempat istirahat karyawan. Di kamar tersebut, terdapat satu orang karyawan yang tinggal menetap di perusahaan.

Selain itu, pada bangunan ini terdapat dua buah teras, yaitu teras depan dan teras samping. Segala bentuk kegiatan administrasi perusahaan dilakukan di

7 Suryanto Ari. 2006. Gambaran Umum Kabupaten Bogor. http://www.damandiri.or.id/file.pdf.

(4)

40 teras depan kantor. Di teras ini terdapat satu set furniture (tempat duduk) yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat dan satu set tempat melakukan administrasi yang terdiri dari satu buah meja kerja dan dua buah kursi yang saling berhadapan, sedangkan di teras samping terdapat tiga buah rak kayu berukuran 2,5 x 2 m untuk menyimpan anakan tanaman yang sedang diangin-anginkan dan satu buah meja kayu beserta bangku panjang yang biasa digunakan karyawan sebagai tempat untuk makan di saat jam istirahat. b. Green House

Ciapus Bromel memiliki sembilan buah green house yang letaknya menyebar. Empat buah green house teletak di sebelah kiri gerbang masuk, satu buah di samping bangunan kantor, dan empat buah terletak di bagian belakang. Green house yang dimiliki oleh perusahaan ada dua jenis, yaitu green house dengan paranet biasa dan green house dengan paranet dan plastik UV. Sebagian besar green house yang dimiliki merupakan green house dengan paranet biasa dan hanya tiga buah green house dengan paranet dan plastik UV yang terletak di sebelah kiri gerbang masuk dan di samping bangunan kantor. Green house tersebut terbuat dari tiang beton dan besi sebagai penyangga, paranet dan plastik UV sebagai penutup atap dan pengatur intensitas penyinaran matahari, serta asbes dan silikon sebagai tempat menyimpan tanaman. Pemilihan tiang beton dan besi sebagai penyangga dkarenakan bahan tersebut memiliki umur ekonomis yang lama dibandingkan dengan menggunakan kayu atau bambu.

c. Mushola

Bangunan ini didirikan dengan tujuan memberikan kemudahan kepada karyawan maupun pelanggan yang beragama Islam untuk menunaikan ibadah sholat. Mushola tersebut berada di belakang bangunan kantor dan berukuran 3 x 3 m2.

5.3. Manajemen Ciapus Bromel

5.3.1. Perencanaan Perusahaan

Kegiatan perencanaan Ciapus Bromel meliputi perencanaan produksi dan pemasaran. Perencanaan produksi dilakukan setiap satu bulan sekali yang

(5)

41 bertujuan untuk menentukan jumlah tanaman yang harus diproduksi untuk memenuhi stok indukan maupun tanaman siap jual. Sedangkan segala sesuatu yang mendukung kegiatan produksi selalu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, seperti pembelian input dan bromelia varietas baru.

Perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan dapat dikatakan cukup baik. Sebelum menentukan varietas dan jumlah tanaman yang harus diperbanyak, perusahaan terlebih dahulu melakukan out of name atau penghitungan jumlah tanaman yang ada di perusahaan, baik tanaman indukan, anakan, maupun tanaman yang afkir sehingga dapat mencegah terjadinya pemborosan.

Selain perencanaan produksi, perusahaan pun melakukan perencanaan terkait dengan perubahan harga jual tanaman dan penentuan jenis tanaman yang akan dimasukkan ke dalam katalog Godong Ijo yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Perencanaan tersebut dilakukan dengan mengamati situasi persaingan di industri bromelia dan tingkat penjualan dari masing-masing jenis tanaman bromelia pada tahun sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan Ciapus Bromel dapat dikatakan sederhana karena tidak dibuat secara jelas dari setiap kegiatan perusahaan, baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.

5.3.2. Sumberdaya Manusia (SDM) Perusahaan

Sumberdaya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting karena sebagian besar aktivitas perusahaan menggunakan tenaga kerja manusia. Ciapus Bromel memiliki sepuluh sumberdaya manusia, yang terdiri dari satu orang pemilik, satu orang manajer pengelola, satu orang koordinator lapangan, enam orang karyawan tetap, dan satu orang karyawan harian. Latar belakang pendidikan SDM perusahaan sangat beragam dan sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, yaitu 10 persen dengan pendidikan terakhir S1, 20 persen SMA, 30 persen SMP, dan 40 persen SD (Tabel 7).

(6)

42 Tabel 7. Tingkat Pendidikan SDM Ciapus Bromel

Nama Jabatan Tingkat Pendidikan

Chandra Gunawan Pemilik S1

Ulih Manajer Pengelola SMA

Dhendy Koordinator Lapangan SPMA

Imron Karyawan Operasional SMP

Kusdin Karyawan Operasional SD

Saepulah Karyawan Operasional SD

Sudin Karyawan Operasional SD

Ridwan Karyawan Operasional SMP

Endin Karyawan Operasional SMP

Ating Karyawan Harian SD

Sumber: Data Hasil Wawancara Internal Ciapus Bromel (Maret, 2010), diolah

Menurut tabel di atas, SDM dengan latar belakang pendidikan tertinggi dimiliki oleh pemilik perusahaan, yaitu Chandra Gunawan Hendarto. Pemilik merupakan lulusan University of San Fransisco, Amerika Serikat, dengan jurusan Internasional Business Management. Sebelum memulai usaha di bidang tanaman hias, pemilik pernah bekerja di PT Indomarco sebagai manajer pemasaran. Selain mendirikan Ciapus Bromel, Chandra Gunawan Hendarto telah terlebih dahulu mendirikan PT Godong Ijo Asri yang terkenal dengan tanaman adeniumnya, Hara Nursery (tanaman buah), dan Annisa Flora (tanaman aglonema). Adanya latar belakang pendidikan di bidang bisnis dan pengalaman pada usaha sejenis memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Pemilik mampu membaca kondisi persaingan di dalam industri tanaman bromelia sebelum menjalankan usaha tanaman tersebut.

Pemilik perusahaan telah mengenal H. Ulih Sunarsi (manajer pengelola Ciapus Bromel) selama dua belas tahun. Selain sebagai manajer pengelola Ciapus Bromel, H. Ulih Sunarsi pun memiliki usaha tanaman hias dengan nama “Ciapus Nursery” yang telah dijalankan sejak 20 tahun yang lalu. Latar belakang pendidikan yang hanya sampai pada tingkatan SMA bukan menjadi suatu kendala bagi H. Ulih Sunarsi untuk menjalankan usahanya. H. Ulih Sunarsi telah berpengalaman dalam usaha tanaman hias, sehingga kemampuan dalam kegiatan budidaya, penyilangan, dan perawatan tanaman hias tidak perlu diragukan.

(7)

43 Pengalaman yang dimiliki oleh H. Ulih Sunarsi tersebut secara tidak langsung membantu pemilik dalam mengelola Ciapus Bromel.

Koordinator lapangan, yaitu Dhendy memiliki latar belakang pendidikan SPMA yang merupakan pendidikan khusus di bidang pertanian yang setingkat dengan SMA, sehingga mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam kegiatan produksi (budidaya) tanaman bromelia. Diantara seluruh SDM perusahaan, koordinator lapangan merupakan salah satu karyawan yang mampu mengingat dan membedakan dengan baik nama-nama maupun jenis bromelia yang terdapat di Ciapus Bromel. Koordinator lapangan pun mampu mengembangkan kreativitasnya sehingga dapat menciptakan inovasi produk dengan mengkombinasikan beberapa tanaman bromelia.

Seperti yang terlihat pada Tabel 7, sebanyak tujuh orang SDM perusahaan memiliki latar belakang pendidikan di bawah SMA. Walaupun hanya berlatar belakang SD dan SMP, karyawan-karyawan tersebut mampu mengerjakan tanggungjawabnya dengan baik, terutama dalam kegiatan pemeliharaan dan produksi (budidaya) tanaman bromelia. Namun di sisi lain, latar belakang pendidikan yang rendah membuat sekitar 70 persen SDM perusahaan kurang memiliki kemampuan dalam menerapkan teknologi komputer. Dengan demikian, sumberdaya manusia (SDM) Ciapus Bromel cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam kegiatan produksi dibandingkan dengan kegiatan lainnya.

5.3.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam setiap perusahaan atau organisasi dibutuhkan adanya suatu manajemen untuk menunjang aktifitas maupun koordinasi internal. Sama halnya dengan perusahaan lain, Ciapus Bromel pun telah memiliki manajemen yang disesuaikan berdasarkan tanggung jawab masing-masing dan terstruktur seperti Gambar 10. Struktur organisasi Ciapus Bromel masih tergolong sederhana yang terdiri dari pemilik, manajer pengelola, koordinator lapangan, dan karyawan yang bertugas di bagian budidaya (produksi), baik karyawan tetap maupun karyawan harian. Segala bentuk informasi yang terdapat di perusahaan berasal dari pemilik perusahaan dan disampaikan secara langsung kepada karyawan lainnya atau melalui manajer pengelola.

(8)

44 Pemilik perusahaan, yaitu Chandra Gunawan Hendarto, memiliki wewenang dalam mengatur, mengendalikan, mengambil keputusan akhir, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi berbagai hal yang terkait dengan perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada umumnya pemilik melakukan koordinasi secara langsung dengan manajer pengelola terkait dengan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan, seperti produksi dan pemasaran. Selain itu, laporan keuangan dan segala bentuk perekrutan maupun pemberhentian karyawan menjadi tanggung jawab manajer pengelola.

Gambar 10. Struktur Organisasi Ciapus Bromel

Untuk memperlancar pengelolaan Ciapus Bromel, manajer pengelola dibantu oleh seorang koordinator lapangan yang bertugas dalam hal kesekretariatan, administrasi, dan kegiatan operasional perusahaan, seperti kegiatan budidaya (produksi) dan pemasaran. Tugas utama dari koordinator lapangan adalah mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan yang setiap bulan dilaporkan kepada manajer pengelola atau langsung kepada pemilik, sedangkan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, koordinator lapangan bekerjasama dengan karyawan lainnya, terutama dalam proses produksi, pemasaran, dan menjaga keamanan perusahaan.

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh manajer pengelola dengan karyawan lainnya berbeda. Manajer pengelola lebih berperan dalam mencari

Pemilik Manajer Pengelola Karyawan Karyawan Karyawan Koordinator Lapangan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Harian

(9)

45 tempat untuk memasarkan produk, seperti pameran. Sedangkan yang dilakukan oleh karyawan lain lebih ke arah operasional, seperti mendistribusikan produk ke pameran dan menjaga stand pameran. Adanya kerjasama dan koordinasi internal yang baik sangat dibutuhkan demi menjaga kelancaran seluruh aktivitas perusahaan.

Perusahaan perlu membuat divisi atau departemen yang terpisah antara produksi dan pemasaran dengan memanfaatkan karyawan yang ada. Divisi produksi difokuskan pada kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan di dalam perusahaan. Sedangkan divisi pemasaran difokuskan pada kegiatan-kegiatan pemasaran, seperti promosi melalui pameran dan pendistribusian tanaman. Apabila dalam pelaksanaannya tetap mengharuskan adanya rangkap jabatan, maka perusahaan perlu membuat deskripsi pekerjaan dengan jelas dan siapa saja yang akan bertanggung jawab pada pekerjaan tersebut. Selain itu, perusahaan sebaiknya memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dan kompeten dalam bidang pemasaran yang dapat membaca kondisi pasar, sehingga diharapkan mampu membantu pemilik dalam menentukan strategi pemasaran yang dapat dilakukan.

5.3.2.2. Jam Kerja Karyawan

Karyawan Ciapus Bromel bekerja dari hari Senin hingga Minggu dengan jam kerja yang telah ditetapkan, yaitu dimulai dari pukul 07.00-16.00 WIB dengan jam istirahat dari pukul 12.00-13.00. Selain itu, terdapat juga sistem jaga malam yang dilakukan oleh dua orang karyawan tetap dengan cara bergilir dari pukul 18.00-06.00 WIB. Karyawan yang bertugas jaga malam mendapatkan libur di hari berikutnya. Setiap karyawan diberi izin libur sebanyak satu kali dalam seminggu dengan alasan yang jelas, seperti sakit. Untuk karyawan harian, jam kerja dimulai dari pukul 07.00-12.00 WIB dengan hari kerja yang tidak menentu karena disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

5.3.2.3. Tata Tertib Perusahaan

Peraturan atau tata tertib perusahaan bersifat tidak tertulis dan dijelaskan kepada karyawan melalui pendekatan secara personal. Karyawan diharuskan bekerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu dari pukul 07.00-16.00 WIB. Perusahaan menerapkan adanya sistem absensi, dimana karyawan

(10)

46 diberikan izin libur maksimal sebanyak empat kali dalam sebulan dengan alasan yang jelas. Apabila lebih dari empat hari, maka akan ada pemotongan gaji karyawan sebesar Rp 32.000,00 per hari. Sebagai contoh, apabila karyawan “A” tidak masuk sebanyak dua hari (telah melebihi toleransi libur maksimal), maka bersarnya gaji yang akan diterima adalah sebesar Rp 886.000,00 (Rp 950.000,00– Rp 64.000,00). Perusahaan pun sangat menghendaki agar seluruh karyawan dapat disiplin waktu dan menjaga kebersihan lingkungan perusahaan. Budaya organisasi yang diterapkan di dalam perusahaan berlandaskan pada kejujuran dan kepercayaan.

Adanya kepercayaan yang diberikan oleh pemilik membuat karyawan dapat mengembangkan kreativitasnya tanpa tekanan dan senantiasa berusaha untuk menjaga kepercayaan tersebut. Namun setiap dua minggu sekali pemilik perusahaan akan melakukan pengecekan (monitoring) sebagai bentuk pengendalian.untuk mengetahui apa saja yang perlu ditambah atau dikurangi maupun diperbaiki demi kemajuan perusahaan. Adanya kegiatan monitoring tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk meningkatkan produktivitasnya.

Hal-hal yang berkaitan dengan perekrutan, pengawasan, dan pemberhentian karyawan menjadi tanggung jawab manajer pengelola sepenuhnya. Apabila karyawan melakukan kecurangan, maka manajer pengelola akan memberi peringatan terlebih dahulu. Namun jika tetap mengulangi kesalahan tersebut, maka manajer pengelola akan memberikan sanksi yang tegas dengan memberhentikan karyawan secara tidak terhormat.

5.3.2.4. Sistem Gaji dan Upah, serta Pemberian Motivasi

Penentuan tingkat gaji bagi karyawan dilakukan berdasarkan kebijakan manajer pengelola, yaitu H. Ulih Sunarsi, yang dinegosiasikan terlebih dahulu dengan pemilik perusahaan. Selain itu, penentuan gaji di Ciapus Bromel pun melihat sistem penggajian yang berlaku di Godong Ijo. Gaji karyawan tetap Ciapus Bromel berkisar antara Rp 950.000,00-Rp 1.100.000,00 per bulan untuk karyawan bagian budidaya dan Rp 1.300.000,00 untuk koordinator lapangan, sedangkan untuk karyawan harian diberi upah sebesar Rp 15.000,00 per hari.

(11)

47 Pemberian gaji bagi karyawan tetap perusahaan telah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) Kota Bogor yang dapat dilihat pada Tabel 8. Namun seharusnya penetapan gaji karyawan Ciapus Bromel disesuaikan dengan UMR Kabupaten Bogor karena perusahaan berada di wilayah Kabupaten Bogor. Perusahaan perlu meninjau ulang dan memperbaiki penetapan gaji tersebut agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, terutama para karyawan.

Sebagai salah satu bentuk perhatian Ciapus Bromel, perusahaan memberikan tunjangan berupa tunjangan hari raya (THR) dan bantuan biaya pengobatan kepada karyawan yang sakit sebesar 50 persen dari biaya pengobatan tersebut. Perusahaan biasanya menaikkan gaji karyawan sebesar Rp 100.000,00. Hal utama yang diperhatikan perusahaan untuk menaikkan gaji karyawan adalah besarnya keuntungan yang diperoleh sehingga kenaikan tersebut tidak bersifat rutin.

Berbeda dengan karyawan lainnya, besarnya insentif yang diterima oleh manajer pengelola cenderung tidak tetap. Hal ini dikarenakan adanya perjanjian (kesepakatan) antara pemilik dan manajer pengelola terkait dengan kerjasama yang dilakukan yang berdasarkan pada sistem bagi hasil, yaitu 25 persen untuk manajer pengelola dan 75 persen untuk pemilik dari sisa keuntungan perusahaan setelah dikurangi laba ditahan sebesar 50 persen setiap tahunnya. Insentif yang diterima manajer pengelola sesuai dengan perjanjian (kesepakatan) tersebut dan diterima setiap satu tahun sekali.

Pemberian motivasi yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya bertujuan untuk mendorong peningkatan kinerja karyawan. Motivasi tersebut menunjukkan adanya bentuk perhatian yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan. Motivasi yang diberikan Ciapus Bromel antara lain pemberian THR (Tunjangan Hari Raya), promosi jabatan bagi karyawan yang dinilai memiliki kinerja yang baik oleh pemilik dan manajer pengelola, pemberian reward kepada karyawan apabila mampu memenuhi atau melebihi target penjualan bromelia dengan nominal Rp 30.000.000,00 saat pameran tunggal sebesar 20 persen dari total penjualan.

(12)

48 Tabel 8. Upah Minimum Regional (UMR) Jawa Barat Berdasarkan Kota

atau Kabupaten Tahun 2009 dan 2010

Kota atau Kabupaten 2009 (Rp) 2010 (Rp)

Kota Bandung 1044691 1118000 Kota Banjar 633500 689800 Kota Bekasi 1089000 1155000 Kota Bogor 893412 971200 Kota Cimahi 1019000 1107304 Kota Cirebon 765000 840000 Kota Depok 1078000 1157000 Kota Sukabumi 770000 850000 Kota Tasikmalaya 705000 780000 Kabupaten Cirebon 746000 825000 Kabupaten Garut 660000 735000 Kabupaten Indramayu 769500 854145 Kabupaten Karawang 1058181 1111000 Kabupaten Kuningan 634500 700000 Kabupaten Majalengka - 720000 Kabupaten Purwakarta - 890000 Kabupaten Subang 670000 746400 Kabupaten Sukabumi 630000 671500 Kabupaten Sumedang 995000 1058978 Kabupaten Tasikmalaya 700000 775000 Kabupaten Bandung 1000950 1060500

Kabupaten Bandung Barat 1011064 1105225

Kabupaten Bekasi 1084140 1168974

Kabupaten Bogor 991714 1056914

Kabupaten Ciamis 636195 699815

Kabupaten Cianjur 677600 743500

Sumber: http://celotehbayu200687.wordpress.com/2009/08/16/daftar-gaji-pns-2010. [diakses 29 April 2010]

5.4. Sumberdaya Keuangan

Modal yang dimiliki perusahaan berasal dari modal pemilik. Namun apabila perusahaan membutuhkan modal tambahan untuk kegiatan operasional

(13)

49 perusahaan, pemilik memiliki akses untuk memperoleh pinjaman modal dari salah satu bank swasta. Dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan sangat sederhana dan dikerjakan secara manual tanpa bantuan komputerisasi. Laporan keuangan tersebut dibuat per bulan yang terdiri dari laporan pemasukan yang berasal dari penjualan perusahaan dan laporan pengeluaran. Tidak adanya laporan keuangan yang terinci seperti laporan arus kas, laporan laba/rugi, dan laporan ekuitas pemilik membuat perusahaan sulit mengidentifikasi kondisi perusahaan.

Dari hasil pengolahan data keuangan perusahaan periode 2009, diketahui bahwa pendapatan perusahaan sangat berfluktuasi. Bahkan seringkali perusahaan mengalami kerugian akibat pengeluaran yang lebih besar dibandingkan pendapatan (Tabel 9).

Tabel 9. Profit Ciapus Bromel Periode Januari – Desember 2009

Bulan Pendapatan (Rp) Pengeluaran (Rp) Profit (Rp) Januari 1.100.000 21.120.300 (20.020.300) Februari 26.930.000 15.797.000 11.133.000 Maret 47.399.500 26.122.781 21.276.719 April 33.293.550 40.903.154 (7.609.604) Mei 29.390.250 29.950.000 (559.750) Juni 10.350.500 103.308.196 (92.957.696) Juli 10.752.500 17.102.000 (6.349.500) Agustus 96.340.000 14.768.409,00 81.571.591 September 12.476.000 49.924.788,00 (37.448.788) Oktober 2.177.500 14.975.749,00 (12.798.249) November 5.553.000 15.505.400,00 (9.952.400) Desember 21.645.750 20.007.378,00 1.638.372 Total 297.408.550 369.485.155,00 (72.076.605)

Sumber: Data Keuangan Ciapus Bromel Tahun 2009, diolah

Dari tabel di atas diketahui bahwa kondisi keuangan Ciapus Bromel belum stabil dimana selama tahun 2009, perusahaan hanya empat kali memperoleh keuntungan, yaitu pada bulan Februari (Rp 11.133.000,00), Maret (Rp 21.276.719,00), Agustus (Rp 81.571.591,00), dan Desember (Rp 1.638.372,00). Saldo awal perusahaan untuk tahun 2009 mencapai Rp 81.662.960, sedangkan

(14)

50 untuk tahun 2010 turun menjadi Rp 9.586.355,00. Besarnya pengeluaran yang terjadi pada tahun 2009 dikarenakan perusahaan masih melakukan investasi, baik berupa perbaikan fasilitas maupun penambahan tanaman indukan.

Namun kurangnya perencanaan keuangan membuat perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar di tahun 2009. Perencanaan dapat dibuat dengan melihat history atau data keuangan pada bulan atau tahun sebelumnya sebagai salah satu bahan pertimbangan. Namun karena laporan keuangan tersebut dibuat secara manual dan kurang terinci menyebabkan data-data yang dibutuhkan sebagai pertimbangan tidak tersedia.

5.5. Sistem Pengadaan Input

Dalam menjalankan usahanya, Ciapus Bromel memperoleh tanaman indukan dari beberapa negara, sedangkan untuk kegiatan produksi, perusahaan memperoleh bahan baku (input) dari berbagai pemasok yang berasal dari dalam negeri. Untuk pot bromelia, perusahaan membelinya dari toko milik Ibu Ulih. Sedangkan untuk media tanam berupa sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis perusahaan membelinya dari Pak Syuaib yang letaknya tidak jauh dari Ciapus Bromel dan untuk cocopeat, obat-obatan, serta pupuk perusahaan membelinya dari Godong Ijo.

5.5.1. Pengadaan Indukan Bromelia

Sejak awal didirikan, Ciapus Bromel memperoleh indukan bromelia dari Thailand, Philipina, Australia, Belanda, dan beberapa negara di Amerika Latin. Sebagian besar indukan bromelia diperoleh dari Negara Thailand dan Philipina. Pembelian indukan pada negara-negara tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan keragaman tanaman yang dimiliki oleh perusahaan. Namun ada pertimbangan lain yang diperhatikan oleh perusahaan saat membeli tanaman indukan, yaitu kemampuan adaptasi tanaman dengan kondisi lingkungan Indonesia. Tidak semua indukan yang diimpor dapat bertahan di Indonesia, seperti yang berasal dari Hawai maupun Negara Amerika Latin lainnya. Walaupun memiliki tanaman bromelia dengan jenis beragam, bentuk, dan warna yang menarik, bromelia dari negara tersebut tidak dapat dibudidayakan di Indonesia sehingga perusahaan tidak melanjutkan pembelian tanaman indukannya.

(15)

51 Berbeda dengan perusahaan bromelia lainnya yang juga membeli tanaman indukan dari beberapa nursery di Indonesia, Ciapus Bromel hanya membeli indukan dari negara luar. Dalam melakukan pembelian tanaman, pemiliki tidak mempermasalahkan harga dari tanaman tersebut asalkan memiliki keunikan dan kualitas yang baik. Selain itu, perusahaan pun tidak melakukan kerjasama dengan nursery di negara-negara tersebut. Pembelian tanaman cenderung dilakukan saat pemilik melakukan kunjungan ke luar negeri maupun saat diadakan event-event tanaman hias tingkat nasional di negara bersangkutan, seperti di Thailand.

Selanjutnya tanaman indukan yang telah dibeli perusahaan diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Sebagaian besar indukan tersebut diperbanyak secara vegetatif melalui penusukkan titik tumbuh tanaman karena relatif lebih cepat dibandingkan secara generatif melalui biji. Adanya mutasi yang mencapai 15 – 30 persen dari hasil penusukkan titik tumbuh dapat meningkatkan keragaman bromelia. Hasil dari anakan bromelia tersebut dapat dijadikan sebagai indukan maupun sebagai output perusahaan. Perusahaan akan memasarkan varietas tanamannya jika telah memenuhi jumlah minimal stok yang ditetapkan, yaitu 100 tanaman sebagai indukan dan 100 anakan pada pot berukuran 15 dan 20 cm dari masing-masing varietas. Namun untuk bromelia yang kurang laku di pasaran, jumlah indukan yang harus tersedia dapat kurang dari 100 tanaman, sedangkan jumlah anakan pada pot 15 dan 20 cm tetap harus 100 tanaman.

5.5.2. Pengadaan Media Tanam

Media tanam yang digunakan untuk memproduksi bromelia terdiri dari sekam bakar, sekam mentah, dan akar pakis. Perusahaan memperoleh media tanam tersebut dari Pak Syuaib yang letaknya tidak jauh dari lokasi perusahaan. Dalam satu bulan, rata-rata perusahaan membeli 50-100 karung sekam bakar dengan harga Rp 8.000,00 per karung, 50 karung sekam mentah dengan harga Rp 5.000,00 per karung, dan 20 karung akar pakis dengan harga Rp 13.500,00 per karung ukuran 25 kg. Pembayaran media tanam tersebut dilakukan secara tunai. Pak Syuaib telah lama bekerjasama dengan pemilik perusahaan sehingga Ciapus Bromel mendapatkan harga yang lebih murah dari harga eceran, yaitu Rp 500,00-Rp 1.000,00 per karung. Selain itu, karena lokasinya hanya berjarak satu

(16)

52 kilometer dari Ciapus Bromel, maka perusahaan tidak dikenai biaya pengangkutan (ongkos kirim) media tanam.

5.5.3. Pengadaan Cocopeat, Pupuk, dan Obat-Obatan

Selain sekam bakar, sekam mentah, dan akar pakis, Ciapus Bromel pun menggunakan media tanam lain berupa cocopeat yang digunakan sebagai input tanaman bromelia. Perusahaan membeli cocopeat melalui Godong Ijo yang diperoleh dari produsen cocopeat di Tasikmalaya. Karena pembelian minimal cocopeat sebanyak satu truk atau sekitar 400 karung, maka Godong Ijo mengajak Ciapus Bromel untuk membeli melalui Godong Ijo. Pada bulan April 2010 harga cocopeat adalah Rp 11.000,00 per karung. Harga tersebut sama dengan harga yang dibeli Godong Ijo dari Tasikmalaya karena seluruh biaya pengangkutan dari Tasikmalaya ke Sawangan ditanggung oleh Godong Ijo, sedangkan biaya pengangkutan dari Sawangan ke Ciapus Bromel ditanggung oleh perusahaan. Rata-rata perusahaan melakukan pembelian cocopeat sebanyak satu kali dalam setahun.

Input lain yang dibeli di Godong Ijo adalah pupuk NPK dan obat-obatan yang terdiri dari Siputox, Curacron, dan Agristick. Harga obat-obatan yang diterima oleh Ciapus Bromel sama dengan harga eceran Godong Ijo yang dikurangi potongan harga sesuai dengan member khusus pemasok yang berkisar antara 20-25 persen. Jumlah obat-obatan dan pupuk yang dibeli disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

5.5.4. Pengadaan Pot Bromelia

Dalam menjalankan kegiatan produksinya, Ciapus Bromel menggunakan pot beukuran 15 cm, 20 cm, 24 cm, 30 cm, 35 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, dan 70 cm. Pemesanan pot tersebut disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, baik jumlah maupun ukurannya. Namun perusahaan paling banyak membeli pot berukuran 15 cm, 20 cm, 24 cm, 30 cm, dan 35 cm karena paling banyak digunakan oleh perusahaan untuk dipasarkan di pameran, sedangkan ukuran lainnya akan dibeli jika ada pesanan dari konsumen maupun Godong Ijo. Berikut ini adalah daftar harga pot yang biasa dibeli oleh Ciapus Bromel.

(17)

53 b. Harga satu lusin pot ukuran 20 cm adalah Rp 11.000,00

c. Harga satu lusin pot ukuran 24 cm adalah Rp 18.500,00 d. Harga satu lusin pot ukuran 30 cm adalah Rp 33.000,00 e. Harga satu lusin pot ukuran 35 cm adalah Rp 47.500,00

Pembayaran dilakukan secara tunai dan dapat dilakukan pada akhir bulan. Harga tersebut sama dengan harga yang dijual oleh Ibu Ulih kepada konsumen lainnya, serta tidak ada pemberian potongan harga walaupun perusahaan membeli dalam jumlah yang banyak.

5.6. Kegiatan Produksi (Operasi)

Kegiatan produksi perusahaan merupakan kegiatan budidaya yang bertujuan memperbanyak tanaman, baik secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan tanaman lebih sering dilakukan secara vegetatif karena dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan cara generatif. Untuk kegiatan produksi atau budidaya tanaman bromelia, perusahaan memiliki tenaga kerja yang cukup baik meskipun dengan tingkat pendidikan yang rendah.

Selain itu, kegiatan produksi perusahaan lebih sistematis yang dimulai dari penyortiran tanaman yang rusak atau mati, perhitungan jumlah stok tanaman, pengidentifikasian tanaman, serta perbanyakan dan pemeliharaan tanaman hingga siap dijual. Perbanyakan tanaman dilakukan berdasarkan jumlah stok yang tersedia dan permintaan pasar. Perusahaan harus menyediakan 100 tanaman indukan dan 100 tanaman siap jual sebagai stok, sedangkan untuk tanaman yang kurang laku jumlah stok indukannya dapat kurang dari 100 tanaman. Dari 400 jenis tanaman yang dimiliki, baru sekitar 78 jenis yang dipasarkan (Lampiran 4). Selain sebagai salah satu cara mengungguli pesaing perusahaan, hal ini dikarenakan beberapa jenis tanaman sulit untuk diperbanyak, sehingga belum memenuhi stok dan siap untuk dipasarkan. Dengan demikian, proses produksi yang sistematis dan terencana merupakan suatu kekuatan bagi Ciapus Bromel untuk dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas.

(18)

54 5.6.1. Proses Budidaya (Produksi) Tanaman Bromelia

Bromelia merupakan tanaman epifit yang berasal dari Benua Amerika. Kegiatan produksi tanaman ini terkait dengan bagaimana membudidayakan atau memperbanyak tanaman sehingga dapat dijual kepada konsumen. Perbanyakan tanaman dilakukan dengan dua cara, yaitu cara generatif melalui biji bunga dan cara vegetatif melalui penusukkan titik tumbuh tanaman. Berikut ini merupakan proses produksi bromelia secara generatif dan vegetatif.

a. Generatif

Secara generatif, proses perbanyakan tanaman bromelia berawal dari biji bunga. Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun. Bunga tersebut akan tua atau matang setelah 1-3 bulan dari munculnya bunga. Setelah itu bunga yang telah tua diambil dan dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin-anginkan selama 3-6 hari, lalu disemai ke dalam pot yang berisi media cocopeat dan sekam bakar yang telah dicampur, kemudian tutup dengan plastik. Setelah 4-6 bulan, tanaman akan tumbuh setinggi 2 cm dan siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 15 cm. Selanjutnya tanaman hanya disiram hingga 3 bulan, kemudian dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1-2 gram. Tanaman tersebut siap dipindahkan kembali ke pot yang berukuran lebih besar, yaitu pot 20 cm setelah 4-6 bulan dan dipupuk kembali tanaman dengan dosis yang sama setelah 2-3 bulan berada di dalam pot 20 cm. Delapan bulan kemudian, tanaman siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 24 cm. Selama proses pemeliharaan hingga siap dijual, tanaman disiram setiap tiga hari sekali untuk musim hujan dan dua hari sekali untuk musim kemarau. Selain itu, tanaman pun disemprot dengan menggunakan pestisida setiap dua minggu sekali.

b. Vegetatif

Proses perbanyakan tanaman bromelia secara vegetatif dilakukan melalui penusukkan pada titik tumbuh tanaman. Tanaman siap ditusuk setelah berumur sekitar enam bulan atau setelah tanaman berada di pot 20 cm. Tanaman ditusuk dengan menggunakan besi seukuran jari-jari sepeda dari titik tumbuh tanaman hingga akar. Setelah 2-3 bulan penusukkan, akan muncul beberapa anakan dari ketiak bromelia. Pada umumnya, jumlah anakan

(19)

55 yang mampu dihasilkan dengan cara vegetatif ini sebanyak 3-10 buah. Selama menunggu munculnya anakan, tanaman hanya disiram tanpa dipupuk atau disemprot dengan pestisida. Setelah 2-3 bulan, anakan bromelia diangkat dan diangin-anginkan selama 10-15 hari, kemudian ditanam ke dalam pot berukuran 15 cm. Setelah panen anakan pertama, tanaman induk dipupuk dan akan menghasilkan anakan kembali setelah 2-3 bulan. Tanaman induk baru akan mati setelah panen anakan sebanyak 3-4 kali. Proses yang dilakukan selanjutnya sama dengan perlakuan tanaman pada cara generatif, dimana tanaman disiram dan dipupuk saat dipindahkan ke dalam pot yang berukuran lebih besar hingga tanaman siap dijual. Pada umumnya untuk pot berukuran 15 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 3-4 bulan dari anakan. Sedangkan untuk pot berukuran 20 cm dan 24 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 8 bulan dan 1 tahun dari anakan.

Setiap jenis bromelia memiliki respons yang berbeda terhadap penerimaan cahaya matahari. Oleh karena itu, perusahaan mulai memperhatikan karakteristik bromelia yang dilihat dari ciri-ciri daun pada masing-masing jenis tanaman untuk memudahkan pengidentifikasian tanaman berdasarkan kemampuan penerimaan cahaya matahari, sehingga dapat ditempatkan pada lokasi (green house) yang tepat.

5.6.2. Sarana Produksi

Sarana produksi yang digunakan Ciapus Bromel terdiri dari green house, mesin-mesin dan peralatan pertanian, serta input produksi. Ada dua jenis green house yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu green house dengan paranet biasa yang digunakan untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 50 persen-75 persen cahaya matahari dan green house yang menggunakan paranet dan plastik UV untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 45 persen cahaya matahari. Mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan, yaitu dua buah mesin pompa air (jet pump) dengan volume 5000 liter yang dapat digunakan untuk dua jam penyiraman, empat buah handsprayer yang digunakan untuk penyemprotan pestisida, selang untuk penyiraman, tiga buah rak kayu berukuran 2,5 x 2 m2 yang digunakan untuk menyimpan anakan bromelia saat diangin-anginkan, sekop untuk mencampur media, dan tujuh buah tender (bak) yang

(20)

56 berukuran 1 x 0,5 m2 untuk mengangkut sekitar sembilan pot tanaman bromelia berukuran 20 cm.

Sedangkan input produksi yang biasa digunakan oleh Ciapus Bromel saat proses produksi terdiri dari media tanam berupa cocopeat, sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis, pestisida seperti Siputox, Curacron, dan Agristick pupuk NPK, polybag, dan pot dengan berbagai ukuran seperti 15, 20, 24, 30, 35, 40, 50, 60, dan 70 cm.

5.6.3. Fasilitas Pendukung

Dalam menunjang aktivitas operasional dan memberikan kenyamanan kerja bagi para karyawan, perusahaan mendirikan beberapa fasilitas berupa bangunan kantor yang terdiri dari dua buah kamar sebagai tempat beristirahat karyawan, satu buah kamar mandi, dapur, dan gudang penyimpanan input perusahaan. Kantor tersebut dilengkapi dengan fasilitas televisi dan beberapa furniture. Namun untuk saat ini kantor Ciapus Bromel belum dilengkapi dengan telepon dan komputer karena menurut pemilik perusahaan, fasilitas tersebut belum terlalu dibutuhkan. Selain bangunan kantor, perusahaan pun mendirikan mushola dan menyediakan lapangan parkir.

5.7. Pemasaran Ciapus Bromel

5.7.1. Segmenting, Targeting, dan Positioning Perusahaan

Sebelum menentukan segmentasi pasar yang akan dipilih, perusahaan perlu mengidentifikasi dengan jelas pasar yang akan dimasuki atau dilayani. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pasar Ciapus Bromel terdiri dari pasar konsumen akhir dan pasar organisasional. Pasar konsumen perusahaan terdiri dari individu dan rumah tangga yang membeli tanaman bromelia untuk dikonsumsi sendiri yang biasanya dilandasi karena kesukaan atau kecintaan konsumen tersebut pada tanaman hias pot, sedangkan pasar organisasional perusahaan terdiri dari produsen maupun pedagang bromelia lainnya, kontraktor taman, landscaper, serta developer properti residensial dan komersial yang membeli bromelia dengan tujuan memperoleh manfaat tertentu, seperti menghasilkan laba.

Dalam menjalankan usahanya, Ciapus Bromel menerapkan target marketing dimana perusahaan mengidentifikasi dan membagi pasar ke dalam

(21)

57 beberapa segmen yang kemudian dipilih satu atau lebih segmen yang dianggap potensial dan dapat memberikan keutungan untuk dilayani.

a. Segmenting

Penentuan segmentasi pasar konsumen Ciapus Bromel, menggunakan basis yang berdasarkan demografi, yaitu tingkat pendapatan konsumen. Berikut ini adalah persentase penggolongan konsumen rumah tangga Ciapus Bromel berdasarkan tingkat pendapatan per bulan.

Gambar 11. Persentase Penggolongan Konsumen Rumah Tangga Ciapus Bromel

Sumber: Hasil Survey Konsumen Rumah Tangga Ciapus Bromel (Maret 2010), diolah

Dari hasil identifikasi konsumen rumah tangga diketahui bahwa sebanyak 53,33 persen konsumen memiliki penghasilan di atas Rp 5.000.000 per bulan, 20 persen memiliki penghasilan sekitar Rp 2.500.000-Rp 4.999.999 per bulan, 23,33 persen memiliki penghasilan sekitar Rp 1.000.000-Rp 2.499.000 per bulan, dan 3,33 persen memiliki penghasilan sekitar Rp 500.000-Rp 999.000 per bulan. Responden tersebut dipilih secara acak dengan mengikuti sebaran normal, yaitu 30 responden.

Sama halnya dengan konsumen rumah tangga, basis yang digunakan dalam menentukan segmentasi pasar organisasional perusahaan adalah berdasarkan demografi, yaitu jenis industri yang dilayani. Industri tersebut terdiri dari produsen tanaman bromelia (pedagang) dan industri properti residensial dan komersial.

53.33% 20%

23.33% 3.33%

Persentase Penggolongan Konsumen Rumah Tangga Ciapus Bromel Berdasarkan Kategori Pendapatan

Pendapatan > Rp 5.000.000

Pendapatan Rp 2.500.000 – Rp 4.999.999

Pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 2.499.000

(22)

58 b. Targeting

Targeting merupakan tahapan dimana perusahaan memilih segmen pasar yang akan fokus dilayani dengan mengevaluasi beberapa segmen yang ada. Keputusan mengenai target segmen pasar yang ingin dilayani oleh Ciapus Bromel adalah berdasarkan pola spesialisasi selektif dimana perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang dinilai menarik dan sesuai dengan tujuan maupun sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Pemilihan pola spesialisasi selektif ini bertujuan untuk menyebarkan risiko, sehingga apabila terjadi penurunan pada salah satu target pasar Ciapus Bromel maka penjualan tanaman perusahaan tidak terlalu terpengaruh karena tetap memperoleh pendapatan dari target pasar lainnya.

Hingga tahun 2010, target pasar Ciapus Bromel adalah konsumen rumah tangga dengan tingkat pendapatan golongan menengah hingga atas sekali. Menurut data BPS (2008) yang diacu dalam Ridwan (2009)8, penggolongan masyarakat Indonesia berdasarkan rata-rata tingkat pendapatannya per bulan, antara lain masyarakat golongan bawah dengan pendapatan rata-rata kurang dari sama dengan Rp 1.500.000,00 per bulan, golongan menengah dengan pendapatan rata-rata per bulan berkisar antara Rp 1.500.000,00-Rp 2.500.000,00, dan golongan atas dengan pendapatan rata-rata per bulan sekitar Rp 2.500.000,00-Rp 3.500.000,00.

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa sebanyak 96,67 persen konsumen rumah tangga Ciapus Bromel merupakan golongan menengah hingga atas sekali, dimana sebanyak 23,33 persen merupakan golongan menengah dan 73,34 persen golongan atas hingga atas sekali. Pada umumnya, semakin tinggi golongan pendapatan masyarakat, maka semakin kurang peka masyarakat tersebut terhadap harga suatu barang. Oleh karena itu, Ciapus Bromel berupaya untuk fokus melayani konsumen rumah tangga dengan pendapatan golongan menengah hingga atas sekali.

Perusahaan tidak menetapkan produsen tanaman bromelia (pedagang) sebagai targetnya karena secara tidak langsung akan memberikan ancaman bagi perusahaan. Mengingat bahwa penjualan kepada konsumen rumah tangga

8

Ridwan A. 2009. Keterkaitan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Masyarakat. http://ridwan-belitung.blogspot.com/2009/10/keterkaitan-tingkat-pendidikan-dan.html. [24 Februari 2010].

(23)

59 cenderung dipengaruhi oleh trend, maka perusahaan sedang merencanakan untuk membidik target pasar lain yang berasal dari pasar organisasional. Target pasar yang dipilih adalah para landscaper, developer, dan kontraktor taman yang berasal dari industri properti residensial dan komersial. Selain sebagai upaya penyebaran risiko, pemilihan target pasar tersebut dikarenakan secara umum para landscaper, developer, dan kontraktor taman akan membeli tanaman dengan kuantitas yang relatif lebih banyak dibandingkan konsumen rumah tangga maupun pedagang.

Namun untuk melayani target pasar ini, perusahaan perlu menyesuaikan kembali harga jual dari tanaman bromelia karena para landscaper, developer, dan kontraktor taman cenderung menginginkan harga yang kompetitif untuk memperoleh margin dari pembelian tanaman dalam jumlah yang banyak. Jadi, target pasar Ciapus Bromel untuk ke depannya adalah konsumen rumah tangga dengan pendapatan golongan menengah hingga atas sekali dan para landscaper, serta kontraktor taman.

c. Positioning

Penentuan positioning produk perusahaan bertujuan untuk menciptakan image produk yang dihasilkan di benak konsumen. Ciapus Bromel ingin memposisikan tanaman bromelianya sebagai tanaman bromelia yang berkualitas dengan jenis terbanyak dan ter-update di benak konsumen rumah tangga, sedangkan bagi para landscaper, dan kontraktor taman image yang ingin ditanamkan adalah bromelia yang berkualitas dengan harga murah.

5.7.2. Kegiatan Pemasaran yang Telah Dilakukan

Sejak Desember 2007 hingga kini, Ciapus Bromel memasarkan produknya di pasar dalam negeri. Perusahaan melakukan kerjasama dengan PT. Godong Ijo Asri dan Ciapus Nursery dalam memasarkan produknya dengan sistem konsinyasi. Dalam hal ini Ciapus Bromel berperan sebagai supplier (pemasok), sedangkan Godong Ijo dan Ciapus Nursery berperan sebagai distributor perusahaan. Kegiatan promosi dilakukan dengan cara mendaftarkan produk Ciapus Bromel pada katalog Godong Ijo yang berlaku selama satu tahun. Selain itu, perusahaan pun melakukan penjualan langsung (direct selling) melalui berbagai kegiatan pameran di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

(24)

60 Perusahaan pun pernah menjadi narasumber suatu buku tanaman hias yang sedang mengkaji tanaman bromelia.

5.7.3. Produk Perusahaan

Perusahaan mampu menghasilkan produk berupa tanaman hias bromelia dengan berbagai jenis dan ukuran pot. Produk tersebut terdiri dari sekitar 400 jenis bromelia, namun baru sekitar 78 jenis tanaman yang telah dipasarkan. Jenis tanaman yang dijual dikelompokan sesuai dengan varietasnya, seperti neoregelia, guzmania, dan aechmea yang dimasukan ke dalam pot-pot berukuran 15, 20, 24, 30, 35, 40, 50, dan 60 cm. Sebagian besar tanaman dijual dalam ukuran pot 15, 20, 24, serta 30-40 cm. Untuk memudahkan pendataan, perusahaan mengelompokan beberapa pot tanaman ke dalam ukuran S (pot 15 cm), M (pot 20 cm), L (pot 24 cm), dan XL (pot 30-40 cm) yang dinilai paling banyak diminta oleh konsumen. Daftar produk yang dijual oleh Ciapus Bromel dapat dilihat pada Lampiran 2.

Dari kelima varietas tanaman yang dimiliki perusahaan, varietas neoregelia merupakan varietas dengan jenis terbanyak dan warna beragam. Selain dikelompokan berdasarkan varietasnya, tanaman bromelia pun dikelompokan berdasarkan kemampuannya dalam menerima cahaya matahari yang terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:

a. Bromelia dengan kemampuan menerima 100 persen cahaya matahari. b. Bromelia dengan kemampuan menerima 50-75 persen cahaya matahari. c. Bromelia dengan kemampuan menerima 45 persen cahaya matahari.

Pengelompokan tersebut dilakukan karena Ciapus Bromel sangat memperhatikan kualitas tanaman yang dihasilkan. Tidak semua tanaman bromelia dapat bertahan apabila terkena cahaya matahari secara langsung sehingga dapat menyebabkan warna bromelia menjadi lebih pudar. Oleh karena itu, dalam pembudidayaan dan pemeliharaan tanaman perlu pengidentifikasian dengan benar.

5.7.4. Harga Produk

Kisaran harga produk yang dijual oleh Ciapus Bromel adalah Rp 25.000,00–Rp 1.500.000,00. Harga ini tergantung pada ukuran pot dari tanaman

(25)

61 yang dijual. Untuk ukuran pot 15 cm, harga berkisar dari Rp 25.000,00–Rp 75.000,00. Harga tertinggi diberikan pada tanaman bromelia jenis Alcantarea Imperialis dengan ukuran pot 60 cm (Lampiran 5). Penentuan harga tanaman Ciapus Bromel berdasarkan kondisi pasar bromelia (based on market) dimana apabila tanaman dari jenis tertentu sudah banyak di pasaran dan dijual dengan harga yang jauh lebih murah, maka perusahaan secara tidak langsung akan mengikuti kondisi pasar tersebut. Namun untuk tanaman yang kurang laku di pasaran diberi discount sebesar 50 persen. Pemberian discount tersebut tidak akan merugikan Ciapus Bromel karena harga pokok produksi perusahaan masih lebih rendah dibandingkan harga jualnya (Lampiran 3). Penentuan harga produk pun lebih dipengaruhi oleh kecepatan tanaman untuk diperbanyak, keunikan dan kelangkaan tanaman, serta populasi (jumlah) tanaman karena harga tersebut ditentukan berdasarkan nilai dari bromelia yang berarti bahwa perusahaan dapat memberikan harga yang cukup tinggi pada tanaman yang memiliki keunikan di mata konsumen.

5.7.5. Wilayah Pemasaran

Wilayah pemasaran Ciapus Bromel masih bearda dalam lingkup domestik, yaitu Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi, Medan, Surabaya, Riau, dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Pemasaran yang berada di luar Jawa dilakukan kepada para pedagang, sedangkan untuk wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi dilakukan kepada konsumen rumah tangga yang biasanya melalui kegiatan pameran. Walaupun Ciapus Bromel berada di wilayah Kabupaten Bogor, perusahaan ini belum memasarkan produknya secara langsung di wilayah Bogor. Hal tersebut tidak dilakukan karena di Bogor sangat jarang diadakan pameran tanaman hias, sedangkan sebagian besar pemasaran perusahaan dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pameran tanaman hias yang diselenggarakan oleh berbagai pihak. Perusahaan pun pernah melakukan ekspor tanaman bromelia ke Thailand, tetapi hanya sebatas memenuhi permintaan dari kerabat pemilik. Kurangnya keunggulan kompetitif yang dimiliki membuat perusahaan tidak membidik pasar ekspor secara khusus karena akan kalah bersaing dengan negara lain yang sebagian besar telah memiliki skala ekonomi yang besar.

(26)

62 5.7.6. Kegiatan Promosi

Dalam mempromosikan produknya, Ciapus Bromel melakukan kerjasama dengan Godong Ijo yang merupakan distributor perusahaan, sehingga beberapa produknya dapat dimuat di dalam katalog Godong Ijo untuk periode satu tahun. Dalam penyertaan tanaman pada katalog tersebut, seharusnya perusahaan dikenai biaya sekitar Rp 100.000,00 per tanaman. Namun karena adanya kepemilikan yang sama dan ikatan kerjasama, maka perusahaan tidak dikenai biaya. Selain itu, umumnya promosi dilakukan melalui word of mouth dan kegiatan pameran yang dilangsungkan oleh beberapa pihak di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti pameran yang diselenggarakan oleh Trubus dan Pemda DKI Jakarta di Lapangan Banteng. Kegiatan pameran tersebut terbagi menjadi dua, yaitu pameran tunggal dan pameran gabungan yang sebagian besar diselenggarakan di kawasan perbelanjaan (mall).

Pada pameran gabungan perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya penyewaan stand, perusahaan harus membayar 30 persen dari hasil total penjualan selama pameran kepada Godong Ijo dan 20 persen untuk pembayaran mall secara kolektif, sedangkan pada pameran tunggal seluruh biaya saat pameran ditanggung oleh perusahaan. Pada umumnya biaya pameran gabungan lebih kecil dibandingkan dengan pameran tunggal, tetapi jumlah tanaman yang dapat dijual saat pameran gabungan dibatasi oleh kuota yang telah ditetapkan.

5.7.7. Saluran Distribusi

Kegiatan pemasaran suatu perusahaan sangat berkaitan dengan cara menyampaikan (mendistribusikan) produk yang dihasilkan hingga sampai kepada konsumen. Ciapus Bromel memiliki dua buah saluran distribusi yang dapat dilihat pada Gambar 12.

(27)

63 Gambar 12. Saluran Distribusi Ciapus Bromel

Sumber: Hasil Identifikasi Saluran Pemasaran Ciapus Bromel, diolah

Keterangan: Saluran distribusi 0 Saluran distribusi 1 Saluran distribusi 2

a. Saluran Distribusi 0 Tingkat (Ciapus Bromel – Konsumen)

Pada saluran ini perusahaan memasarkan secara langsung tanaman bromelia kepada konsumen dengan berbagai cara tanpa bantuan pihak perantara (distributor). Melalui saluran distribusi nol tingkat, perusahaan dapat memperkenalkan dan menunjukkan keberadaannya kepada konsumen. Hal ini dikarenakan adanya interaksi secara langsung antara perusahaan dengan konsumen tanpa melalui perantara lain (distributor). Pada umumnya biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk melalui saluran distribusi yang pendek lebih besar dibandingkan saluran distribusi yang panjang, terutama bagi perusahaan baru. Saluran distribusi ini terjadi saat pameran tunggal atau pelanggan yang datang langsung untuk membeli tanaman.

b. Saluran Distribusi 1 Tingkat (Ciapus Bromel – Ciapus Nursery dan Godong Ijo – Konsumen)

Saluran distribusi satu tingkat terdiri dari perusahaan, distributor, dan konsumen. Ciapus Bromel memiliki dua buah distributor, yaitu Godong Ijo dan Ciapus Nursery. Godong Ijo merupakan distributor resmi perusahaan, sedangkan Ciapus Nursery lebih bersifat incidental dan tidak terikat secara resmi. Perusahaan memasarkan tanaman bromelia melalui distributor dengan

Godong Ijo Ciapus Nursery

Ciapus Bromel Konsumen

(28)

64 sistem konsinyasi. Dalam hal ini perusahaan berperan sebagai pemasok tanaman bagi Godong Ijo maupun Ciapus Nursery. Apabila tanaman yang berada di distributor mengalami kerusakan dan tidak laku di pasar, maka tanaman tersebut akan di kembalikan kepada perusahaan. Hasil penjualan tanaman akan dipotong sebesar 30 persen sebagai biaya konsinyasi. Pembayaran hasil penjualan dilakukan oleh Godong Ijo setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya. Berbeda dengan Godong Ijo, karena berifat incidental maka pembayaran hasil penjualan melalui Ciapus Nursery tidak dilakukan pada waktu yang sama. Saluran distribusi ini dinilai lebih efisien dalam mendistribusikan produk kepada konsumen. Hal ini dikarenakan kedua perusahaan telah terlebih dahulu diketahui keberadaannya oleh masyarakat. Selain itu, Godong Ijo telah memanfaatkan teknologi internet dalam memasarkan produknya. Dengan demikian, secara tidak langsung dapat memperluas wilayah pemasaran perusahaan. Adanya hubungan kerjasama yang erat dapat menumbuhkan rasa saling membutuhkan dan membesarkan. c. Saluran Distribusi 2 Tingkat (Ciapus Bromel – Godong Ijo – Agen –

Konsumen)

Saluran distribusi dua tingkat ini dilakukan melalui perusahaan Godong Ijo. Ciapus Bromel memasok tanaman bromelia sesuai dengan permintaan dan katalog Godong Ijo yang selanjutnya disalurkan kembali ke beberapa agen milik Godong Ijo yang berada di wilayah Bogor, Jakarta, dan Yogyakarta. Awalnya Godong Ijo memiliki 15 agen yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa, Bali, dan Sulawesi Utara. Namun karena adanya krisis perekonomian menyebabakan 53,33 persen agen perusahaan mengalami gulung tikar, sehingga hanya tersisa tujuh agen yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Yogyakarta. Berikut ini adalah beberapa agen Godong Ijo yang masih dapat bertahan setelah adanya krisis perekonomian.

1. Watu Putih di Yogyakarta

2. Toko Virgo di Rawa Belong, Jakarta 3. Toko Trubus Cimanggis di Depok 4. Toko Trubus Bintaro di Jakarta

5. Sawangan Nursery di Kelapa Gading, Jakarta 6. Sumber Perkakas di Bogor

(29)

65 Godong Ijo melakukan kerjasama dengan keenam agen tersebut dengan sistem kosinyasi. Godong Ijo menanggung seluruh ongkos antar tanaman yang diminta oleh agen yang berada di wilayah Jabodetabek, sedangkan agen yang berada di Yogyakarta harus mengambil dan menanggung sendiri biaya pendistribusian tanaman dari Godong Ijo ke Yogyakarta. Konsinyasi tanaman bromelia dengan Godong Ijo masih sedikit karena belum banyak masyarakat yang mengetahui keindahan tanaman ini. Pada umumnya tanaman hias di Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat luas dari adanya trend yang memunculkan tanaman tersebut. Namun sejak terjadinya krisis ekonomi global, trend tanaman hias sulit diprediksi maupun diciptakan, sehingga berpengaruh pada tanaman yang seharusnya menjadi trend seperti bromelia.

5.8. Hubungan Ciapus Bromel dengan Perhimpunan Florikultura Indonesia (PFI)

PFI atau Perhimpunan Florikultura Indonesia merupakan salah satu bentuk organisasi pecinta tanaman hias yang didirikan oleh Chandra Gunawan Hendarto pada Februari 2000. Pada awalnya anggota organisasi ini hanya terdiri dari 10-12 orang dan terus berkembang hingga kini berjumlah 80 orang. Umumnya informasi mengenai PFI tersebar melalui word of mouth dan tidak ada perekrutan secara khusus untuk bergabung dengan PFI karena organisasi ini bersifat terbuka bagi pecinta tanaman hias. Pendirian PFI bermula dari adanya kesamaan idealisme akan kecintaan terhadap tanaman hias. Tujuan didirikannya PFI adalah sebagai wadah bagi komunitas pecinta tanaman hias untuk saling membantu dan berbagi informasi maupun pengetahuan, terutama dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan tanaman hias.

Ciapus Bromel secara tidak langsung menjadi bagian dari PFI karena pemilik perusahaan merupakan salah satu pendiri PFI. Latar belakang pemilik yang merupakan pendiri PFI diharapkan mampu menjadikan PFI sebagai salah satu sarana bagi perusahaan untuk menunjukkan keberadaanya dalam industri tanaman hias secara umum. Kegiatan rutin yang dilakukan PFI setiap bulan adalah pertemuan seluruh anggota yang biasanya membahas mengenai penyelenggaraan pameran bersama, penciptaan trend tanaman hias, dan penyelenggaraan seminar

(30)

66 sebagai sarana bagi anggota PFI untuk saling berdiskusi dan berbagi informasi maupun pengetahuan.

Sebagai suatu wadah atau organisasi, keberadaan PFI pun dapat dijadikan sebagai penyambung antara pemerintah dengan para pengusaha tanaman hias. Penyampaian informasi dari pemerintah akan lebih mudah dan efisien dilakukan melalui suatu wadah. Selain itu, PFI dapat dijadikan sebagai sarana advokasi terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan para pelaku usaha tanaman hias. Pemerintah akan lebih mendengarkan aspirasi masyarakat dalam suatu wadah daripada secara individual.

5.9. Hubungan antara Ciapus Bromel dengan Godong Ijo

PT Godongijo Asri, atau biasa disebut sebagai Godongijo Nursery adalah perusahan yang bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, baik produksi, distribusi maupun pemasaran. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 oleh Chandra Gunawan Hendarto yang juga merupakan pendiri maupun pemilik Ciapus Bromel. Pemilik mendirikan Godong Ijo sebagai perusahaan tanaman hias yang fokus pada tanaman adenium. Walaupun Godong Ijo dan Ciapus Bromel memiliki kesamaan pemilik, kedua perusahaan tersebut tidak berada dalam satu badan hukum.

Dalam hal ini Ciapus Bromel berperan sebagai pemasok tanaman bromelia bagi Godong Ijo dengan sistem konsinyasi dan bukan merupakan unit bisnis Godong Ijo. PT. Godong Ijo Asri memiliki enam buah agen yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Yogyakarta. Sebelumnya perusahaan ini memiliki enam belas agen yang tersebar di seluruh Indonesia, namun sebanyak sepuluh agen mengalami gulung tikar akibat krisis perekonomian yang terjadi pada tahun 2008. Keberadaan Godong Ijo memberikan keuntungan tersendiri bagi Ciapus Bromel, terutama dalam memasarkan tanaman bromelia kepada konsumen. Bromelia yang dihasilkan oleh Ciapus Bromel pun dipromosikan melalui katalog Godong Ijo tanpa dikenai biaya. Katalog tersebut diterbitkan setiap satu tahun sekali dan hanya dapat mempromosikan sebanyak 52 jenis tanaman bromelia, baik jenis tanaman yang baru diluncurkan maupun jenis lama yang masih diminati oleh konsumen.

(31)

67 Selain kerjasama dalam pemasaran, perusahaan pun melakukan kerjasama terkait dengan pengadaan input produksi yang meliputi obat-obatan, media tanam cocopeat, dan pupuk. Bukan hanya itu, perusahaan pun melakukan kegiatan impor tanaman indukan dengan mengatasnamakan atau melalui Godong Ijo. Apabila impor tanaman tersebut hanya untuk kepentingan Ciapus Bromel, maka seluruh biaya yang menyangkut kegiatan bongkar muat dan pengangkutan tanaman di pelabuhan hingga sampai di Godong Ijo ditanggung oleh Ciapus Bromel. Namun apabila kegiatan impor dilakukan secara bersama-sama dengan Godong Ijo, maka besarnya biaya yang ditanggung oleh Ciapus Bromel ditentukan berdasarkan space yang digunakan untuk tanaman bromelia atau berat tanaman impor dari masing-masing perusahaan. Dengan adanya Godong Ijo memudahkan perusahaan untuk mendatangkan jenis-jenis bromelia yang belum ada di Indonesia, sehingga memberikan keunggulan bagi Ciapus Bromel terkait dengan keragaman tanaman yang dimiliki dibandingkan dengan perusahaan lain.

Gambar

Gambar 10.   Struktur Organisasi Ciapus Bromel
Tabel 9. Profit Ciapus Bromel Periode Januari – Desember 2009
Gambar 11. Persentase Penggolongan Konsumen Rumah Tangga Ciapus Bromel  Sumber:  Hasil  Survey  Konsumen  Rumah  Tangga  Ciapus  Bromel  (Maret  2010),  diolah

Referensi

Dokumen terkait

Investiranje v indeksne vzajemne sklade postaja vse bolj razširjena oblika varčevanja v svetu, indeksni vzajemni skladi so najprimernejša oblika varčevanja pasivnega

Pertama, Dimensi Kognitif, berdasarkan tanggapan mahasiswa baru yang teridentifikasi sebagai subjek penelitian, peneliti menemukan hasil valid terkait Kompetensi

Berdasarkan data tabel 1, maka dapat dilihat hasil instrumen sebelum dan sesudah dilaksanakan konseling individual. Dimana sesudah diberikan konseling individual

Bentuk RIP siswa yang dominan muncul adalah bentuk interogatif yang berfungsi untuk bertanya, dengan penanda kesantunan berupa tuturan yang panjang disertai ungkapan

a) Aktivitas anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah membaik jika dilihat dari hasil observasi terdapat 6 orang anak yang sudah aktif, 4 orang anak yang sudah

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 teks lirik lagu anak-anak berbahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat onomatope dilihat dari jenis,

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Asnaini (2014) yang menyatakan bahawa variabel inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPF

Untuk melihat daftar bibliogra dilakukan dengan klik pada navigasi Bibliography List, demikian pula jika kita ingin melihat daftar item klik pada Item List, melihat Item yang